1. 1
Kutipan Ulang:
“Doa Agar Cepat Hamil”
Beberapa waktu yang lalu, saya kutip sebuah artikel
tentang “Doa Agar Cepat Hamil”. Dan ternyata, banyak di antara
jamaah pengajian saya yang memohon kepada diri saya untuk
mengunggah kembali.
Atas permintaan tersebut, kini artikel tersebut saya
unggah kembali dengan sedikit koreksi.
Para sahabatku, khususnya yang beragama Islam, berikut
ini ada beberapa doa yang danjurkan jika Anda sampai saat ini
belum diberi ‘momongan’ dan ingin segera menimang anak.
Kita ketahui bersama, doa merupakan puncak permintaan
kita kepada Tuhan kita, Allah SWT. Tanpa doa, maka setiap
usaha agar cepat ‘mengandung’ –- misalnya -- akan sia-sia, dan
tentu tanpa usaha, doa pun juga akan sia-sia.
Pahamilah pengertian ‘dikabulkan’ dalam kaitannya
dengan doa-doa kita.
Kita – sebagai muslim – harus yakin dengan 'haqqul yaqîn'
(seyakin yakinnya) bahwa setiap doa kita pasti akan 'dikabulkan',
begitulah seharusnya keyakinan setiap muslim dalam seluruh
pengharapannya kepada Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang.
Ketika Allah berfirman:
2. 2
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran”. (QS al-Baqarah, 2: 186). Kita pun seharusnya semakin
'yakin' , Allah berjanji – tanpa pilih kasih - akan mengabulkan
siapa pun yang berdoa kepada-Nya.
“Sesungguhnya Allah tidak mungkin menyalahi janji-Nya” (QS Âli
‘Imrân, 3: 9).
Namun, kata dikabulkan harus dipahami dengan benar,
agar terhindar dari hal-hal yang justeru akan merugikan diri kita
sendiri.
Dalam bahasa Arab – seperti apa yang pernah saya pelajari
selama saya masih 'terpenjara' di ruang Madrasah Mu'allimin
Muhammadiyah Yogyakarta – dikenalkan oleh para ustadz saya
tentang haqîqah al-ma’na (hakikat makna sesuatu ungkapan kata):
Pertama, al-Haqîqah al-Lughawiyyah, yaitu arti kata menurut siapa
yang membuatnya (makna tekstual); Kedua, al-Haqîqah al-
'Urfiyyah, yaitu arti kata yang berubah dari asalnya karena faktor
kebiasaan atau budaya; dan ketiga, al-Haqîqah asy-Syar'iyyah,
yaitu arti kata yang berubah dari asalnya karena faktor syara'
(keagamaan). Sedangkan yang dikehendaki dari kata al-istijâbah
3. 3
atau al-ijâbah (mengabulkan) dalam firman Allah di atas bukanlah
arti al-haqîqah al-lughawiyyah, yaitu memenuhi apa yang
diinginkannya (qadhâ hajâtahu) dengan seketika, namun dalam
arti al-haqîqah asy-syar'iyyah. Terkait (bahwa) arti yang
dikehendaki dari kata al-istijâbah atau al-ijâbah (mengabulkan)
adalah arti al-haqîqah asy-syar'iyah, sebagaimana penjelasan
Rasulullah s.a.w.:
"Tidaklah seorang muslim yang berdoa dengan doa yang tidak untuk
keburukan dan tidak untuk memutus tali kekeluargaan, kecuali Allah
akan memberinya tiga kemungkinan; doanya akan segera dibalas, akan
ditunda sampai di akhirat, atau ia akan dijauhkan dari keburukan yang
semisal, " para sahabat bertanya, "Jika demikian kita minta yang lebih
banyak, " beliau bersabda: "Allah memiliki yang lebih banyak." (HR
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal, III/18, hadis no.
11111)
Jadi, “siapa pun di antara orang Islam yang berdoa
kepada Allah dengan doa yang tak bertujuan untuk berbuat dosa,
memutuskan silaturrahim, pasti akan dijawab oleh Allah dengan
salah satu dari tiga opsi: (1) diberinya segera 'instan' apa yang
dimohonkan kepadaNya; (2) ditangguhkannya untuk diberikan
di waktu yang ’tertunda’, bahkan bisa ’baru terjadi’ di akhirat
kelak; atau (3) diselamatkannya dari keburukan yang sepadan,
4. 1
digantikan oleh Allah dengan pilihan yang lain yang lebih tepat
menurut pertimbangan Allah sendiri .”
Dengan memahami arti dikabulkan yang demikian ini,
seseorang akan terhindar dari rasa kecewa, serta sikap putus asa
yang membuatnya berdosa, bahkan terhindar dari sikap sû'u
zhan dalam bentuk 'menyalahkan' Allah, bahkan dengan lantang
berani berkata dalam hati: “Allah sudah tak peduli lagi dengan
doa kita. Bahkan kita 'seharusnya' akan senantiasa berdoa, sebab
doa bukan sekadar ibadah, tetapi inti dari ibadah, dengan satu
keyakinan penuh bahwa doa kita pasti akan dikabulkan.
Berdoa, memang selalu tertulis pada salah satu point artikel
yang membahas mengenai ‘cara cepat hamil’, namun kebanyakan
artikel itu tidak menyertakan doa-doanya secara detail. Nah
berikut ini ada beberapa doa-doa menurut pemahaman saya
tentang Islam, agar disegerakan mendapatkan keturunan.
Simaklah selengkapnya:
Doa Pertama:
(Rabbi lâ tadzarnî fardan wa anta khairul wâritsîn)
“Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri
dan Engkaulah Pewaris Yang Paling Baik” (QS al-Anbiya’/21: 89).
Doa Kedua:
(Allâhumma aktsir mâ lahû wa waladahû wa bâriklahû fîhi fîmâ
a’thaitahu)
5. 5
“Ya Allah, Perbanyakkanlah hartanya dan perbanyakkanlah anak-
anaknya serta berkahilah apa yang telah Engkau berikan kepadanya.”
(HR al-Bukhari dari Anas bin Malik, Shahîh al-Bukhâriy, juz VIII,
hal. 91, hadits no. 6334; juz VIII, hal. 93, hadits no. 6344; juz VIII,
hal. 100, hadits no. 6378 dan juz VIII, hal. 101, hadits no. 6382)
(Allâhumma aktsir mâ lahû wa waladahû wa bâriklahû fîhi)
“Ya Allah! Perbanyakkanlah hartanya dan perbanyakkanlah anak-
anaknya serta berikanlah keberkatan kepadanya” (HR Muslim dari
Anas bin Malik, Shahîh Muslim, juz II, hal. 127, hadits no. 1533
dan juz VII. Hal. 159, hadits no. 6530).
Maka jika doa itu dibaca untuk diri sendiri atau suami
isteri, kalimatnya menjadi:
(Allâhumma aktsir mâ lî (lanâ) wa waladî (nâ) wa baariklî (lanâ) fî mâ
a’thaitanî (nâ)
“Ya Allah! Perbanyakkanlah hartaku (kami) dan perbanyakkanlah anak-
anakku (kami) serta berkahilah apa yang telah Engkau berikan kepadaku
(kami)”
(Allâhumma aktsir mâ lî (lanâ) wa waladî (nâ) wa baariklî (lanâ) fîhi)
6. 6
“Ya Allah! perbanyakkanlah hartaku (kami) dan perbanyakkanlah anak-
anakku (kami) serta berikanlah keberkatan kepadaku (kami) di
dalamnya”.
Adab Agar Dimudahkan untuk Memeroleh Keturunan:
Kesulitan memeroleh anak bisa disebabkan oleh tiga
faktor: medis, psikis, dan ruhani.
1. Faktor Medis / Mandul
Jika faktornya karena medis (mandul), maka satu-satunya jalan
adalah mohon keajaiban Allah.
2. Faktor Psikis
Jika faktornya adalah psikis (kejiwaan dan – utamanya --
stress), maka baik suami maupun isteri harus menyediakan
waktu santai selama beberapa lama sehingga daya kerja hormon
normal kembali. Faktor ini biasanya dialami oleh para pekerja
keras atau orang yang punya masalah berat dan selalu tegang,
sehingga sulit untuk relaks walaupun sesaat. Ketegangan amat
berpengaruh terhadap daya kerja homon untuk bisa membuahi
atau menjadi buah.
3. Faktor Ruhani
Jika faktornya adalah ruhani (banyak melakukan
perbuatan maksiat dan menyeleweng), maka jalan terbaik adalah
dengan bertobat secara taubatan nasûhâ kepada Allah.
Kemaksiatan pasti akan berpengaruh terhadap ketenteraman
hati. Padahal, ketenteraman hati sangat diperlukan dalam
berhubungan suami-isteri.
7. 7
Demikianlah artikel mengenai doa mustajabah, agar cepat
hamil. Semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang
bermanfaat bagi anda yang membutuhkan informasi ini.
Ingat firman Allah:
“… apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya.” (QS Âli ‘Imrân/3: 159)
Selamat berdoa, semoga Allah selalu bersama kita, dan
mendengarkan apa pun yang kita mohonkan kepada-Nya!
(Dikutip dan diselaraskan untuk keperluan pengajian ibu-ibu
dari http://www.programhamil.info/2012/12/doa-agar-cepat-
hamil.html)