SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
Page 1 of 6
Berkaca Pada Kisah “Gatotkaca Winisuda”
SUATU saat, dalam suasana malam yang diliputi mendung,
Prabu Duryudana bersama gurunya Begawan Durna dan senopatinya –
Sengkuni -- tengah menerima tamu Patih Brajadenta dari Ksatrian
Glagahtinunu.
Kedatangan Brajadenta adalah untuk meminta nasihat kepada
Raja Astina, tentang bagaimana dia seharusnya bersikap, karena
sebentar lagi Gatotkaca, putra Bima dan Arimbi, akan segera
dinobatkan menjadi Raja Pringgondani. Sebenarnya dia tidak perlu
begitu, karena dulu ketika kakaknya Prabu Arimba (Penguasa
Pringgondani sebelumnya), dikalahkan oleh Bima, kemudian Bima
menikahi Arimbi yang merupakan kakaknya juga, Brajadenta beserta
adik-adiknya (Brajamusti, Brajalamatan, Brajawikalpa dan
Kalabendana), telah (pernah) bersumpah untuk menyerahkan
Kerajaan Pringgondani kepada kakak perempuannya itu, dengan
sebuah ucapan: ”Mongso borongo, aku tak manut sopo sing dadi
panguasa Pringgondani mengkone.”
Begawan Durna dan Sengkuni kemudian menghasut hati dan
pikiran Brajadenta, bahwa dialah sebenarnya yang berhak memegang
tampuk kerajaan Pringgondani, bukannya Gatotkaca yang hanya anak
dari kakak perempuannya, Arimbi. Begawan Durna menceritakan
bagaimana perang dengan ayah pandawa (Prabu Pandu),
menewaskan Prabu Tremboko, ayah dari Brajadenta. Kemudian
ditambah cerita patih Sengkuni tentang Werkudoro yang membunuh
kakak mereka tertua Prabu Arimba, dan memanas-manasi bahwa
Arimbi malah membelot -- menikah -- dengan Werkudoro. Karena
dipanas-panasi (diprovokasi) Brajadenta tambah marah dan
bersumpah ‘akan’ merebut tahta Pringgondani.
Niat Brajadenta untuk merebut tahta Pringgondani ditentang
adik-adiknya, terutama Brajamusti dan Kala Bendana. Karena mereka
telah terikat oleh sumpah, maka mereka harus ‘netepi kautamaning
ksatriya’. Mereka berdua berkata: “Kakang Brajadenta, rupaku wis buto
elek, di sio-sio lan dielek elek manungso, nanging aku emoh nek
kelakuan lan solah tingkahku yo elek, kakang. Aku netepi kautamaning
ksatriya, kakang. Aku emoh melu tumindakmu.
Iyo kakang, aku wis suwe awor kowe, weruh kelakuanmu lan
tumindakmu kang netepi kautamaning ksatria, lan ngerti sopo sakjatine
kowe kakang, la kok awor karo Durna lan Sengkuni sedino wae kowe iso
malih arep tumindak netepi angkara murko, kakang. Kata adiknya kala
Bendana. Brajadenta marah, ditundung pergi lah kedua adiknya dari
Page 2 of 6
hadapannya, bahkan dia berkata “Yo wis, nek ngono sesuk menowo ono
perang gedhe antarane aku lawan kowe, ojo wigih-wigih karo aku, ojo
mbok anggep aku kakangmu, ning anggepen aku mungsuhmu, dadi
parang muko”
Dan akhirnya Brajadenta pun mulai memberontak bersama
pasukannya. Dia mulai menuju Pringgondani, ingin merebut tahta
kerajaan, dibantu pasukan dari Astina.
Di kerajaan Pringgondani sedang terjadi Pisowanan Agung,
dipimpin Kresna, Raja Dwarawati, dihadiri para pendawa dan raja raja
sekutunya. Hari itu adalah hari pengukuhan Gatotkaca sebagai raja
Pringgondani, yang kemudian mendapat gelar “Prabu Anom
Gatotkaca”. Sebelum pengukuhan Kresna sudah bertanya, apakah
segala sesuatunya sudah sesuai dengan yang diharapkan, dan tidak
terjadi silang sengketa atas tahta ini, sekarang dan nanti di kemudian
hari? Bagaimana dengan paman paman Gatotkaca nantinya, apa
mereka rela? Kemudian dijawab Arimbi, semua sudah setuju!
Setelah pengukuhan, datanglah Brajamusti dan Kala Bendana
dengan tergopoh gopoh. “Ketiwasan kakang mBok Arimbi, kakang
Brajadento ngamuk punggung arep ngrebut tahta pringgondani, wis
tekan alun-aluning Pringgondani. Dengan pelan Kresna berkata
“Nuwun sewu para sesepuh, sumawana adhi-adhi kula Pandhawa, mugi
sampun ngantos sami tumut-tumut sabiyantu prakawis ingkang gawat
kaliwat punika. Awit sadaya ingkang badhe kedadosan mangke naming
prakawisipun kulawarga Pringgandani. Kula lan panjenengan sami
punika tamu”. Mendengar perkataan Kresna, Arimbi ‘duka yayah
sinipi’ (marah) dan segera keluar paseban menuju alun-alun untuk
menghadang langkah Brajadenta
Setelah bertemu Brajadenta dengan marah Arimbi berkata: “E
… e …, teka becik banget tumindakmu kowe Brajadenta, olehmu
ngatonake regeding bebuden lah watakmu. Kowe gelem nyengkuyung
purunanmu Gathutkaca apa ora? Yen ora klakon dakjuwing-juwing
kuwandamu dina iki!”
Aku njaluk meneh tahta Pringgondani. Ora perduli karo sumpah.
Yen kakang mbok ngalangi anteping karepku, aku ora wedi lan ora
bakal ‘gela’ dadi sebab tewas lan matining kakang mbok. Hayoh kene!
Kata Brajadenta.
Dan perang hebat pun terjadi antara keduanya. Para prajurit
bubar melihat kedua trah Pringgondani bertarung.
Page 3 of 6
Kresna pun bertanya kepada Bima:
“Werkudara, sapa sing padha tukaran kae Werkudara?” “Arimbi
karo Brajadenta,” Jawab Bima.
“Ngreti nek bojone gelut karo adhine mbok dipisah! Mengko
yen Arimbi mati piye?”
“Mati ya dipendhem!” Wis mongso bodhoa, wong iki perkarane
wong Pringgondani, ora arep melu-melu, aku arep turu!
“Wee, lha dalah, yen Arimbi mati bojone isih loro. Saiki
Gathutkaca, ngger ibumu dipilara pamanmu, lha kok kowe meneng
wae?”
“Kanjeng Rama kemawon mboten wantun ngaten kok, Wa
Prabu!”
“Hla, piye, sing direwaringi nganti kaya ngene iku kowe jare.
Lanangmu endi Gathutkaca?”
Mendengar keluhan Kresna, Gatotkaca pun dengan terpaksa
menghadang langkah pamannya Brajadenta, sebelum terlaksana
langkah Gatotkaca dihadang oleh Brajamusti.
“Ngger anakmas, kowe ra bakalan menang lawan kakang
Brajadenta, isomu menang kudu ngorbanake salah sawijining pilar
kerajaan lan mung aku sing weruh pengapesane kakang Brajadenta,
mugo soko iku aku bakal manjining ono epek epek mu kang tengen.
Namung kowe ojo kaget lamun sakmengko ono kedadeyan kang
nganeh-nganehi.” Mendengar itu Gatotkaca pun mengiyakan karena ia
menduga yang dimaksud pilar kerajaan adalah benar benar pilar
bangunan ‘Kraton’.
Akhirnya berperanglah Gatotkaca dan Brajadenta, pamannya
sendiri.
Perkelahian berlangsung seru dan hebat.
Suatu ketika Brajadenta ‘leno’ (lengah), dan terkenalah
pukulan tepat di kepalanya oleh tangan kanan Gatotkaca yang telah
disusupi ‘sukma’ Brajamusti.
Bersamaan itu Brajadenta tewas. Kemudian secara tiba-tiba
sukma di tangan kanan Gatotkaca keluar dan mengerang kesakitan.
Page 4 of 6
Tanpa diduga tanpa dinyana, Brajadenta dan Brajamusti kedua
pamannya meninggal bersamaan, mati sampyuh!
Gatotkaca menangisi mayat kedua pamanya.
Lama kelamaan jasad kedua pamannya itu mengecil, lalu
masuk ke dalam tangan kanan dan kiri Gatotkaca, menjadi sebuah
‘entitas’ keilmuan. Dan keilmuan itu dikenal dengan keilmuan
Brajadenta dan Brajamusti.
Pelan-pelan terdengar suara sukma sang paman, Brajadenta.
“Ngger anakmas, mangertio sakjatine aku ora benci lan sengit marang
sliramu, aku nguji kaprawiranmu lan kasektenmu kang bakal mimpin
Pringgondani sakmengkone, lan iki sakjatine wis dadi pepesthen uripku
lan adhi Brajamusti. Aku lan adihi bakal nglindungi awakmu sakwayah
wayah mbok butuhke aku ono ning kiwo lan tengen tanganmu dadi Ajian
Brajadenta lan Ajian Brajamusti.
Sementara itu sisa pasukan pemberontak yang didukung
Astina dapat dipukul mundur. Dan Brajalama akhirnya diangkat
menjadi patih baru bergelar Patih Prabakiswa.
Intisari Pelajaran:
 Sopo salah, seleh. Pandito Durno menghasut orang menuju
jalan kejahatan, dan kejahatan tidak akan menang melawan
kebaikan dan kebenaran, kapan pun dan di mana pun.
 Teguh janji apa pun yang terjadi. Brajamusti dan Kala Bendana
menepati sumpahnya mengabdi kepada Gatotkaca selaku raja
Pringgondani, meski harus berhadapan dengan kakaknya
sendiri.
 Menjadi pimpinan harus berani, melindungi rakyat, mengambil
resiko dan mempertanggung jawabkannya. Gatotkaca berani
melawan pamannya sendiri, karena dia raja yang harus
mengayomi rakyatnya dari tindak angkara murka, meski harus
membunuh pamannya sendiri
Tancep Kayon
Bagi penggemar ‘pertunjukan wayang kulit’, pasti mengenal
istilah Tancep Kayon. Arti sebenarnya adalah: “menancapkan kayon”,
yaitu wayang yang merupakan simbol gunungan. Makna simbolisnya
adalah perpindahan adegan, misalnya, dari kisah para ksatria
Pandawa menjadi kisah para Kurawa. Namun tancep kayon juga bisa
Page 5 of 6
bermakna ‘pertunjukan selesai’. Penonton ‘harus’ pulang dengan
kesan masing-masing.
Karena wayang adalah gambaran "bhuwana alit" atau dunia
yang kecil, dalam "bhuwana agung" atau kisah keseharian umat
manusia, begitu banyak ada kisah yang silih berganti. Namun, intinya
(substansinya) ‘tetap’, yaitu perang antara kebenaran dan
ketidakbenaran. Lakon Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) versus
Polisi Republik Indonesia (Polri) – misalnya -- hanyalah sebuah contoh.
Tokohnya banyak, yang mendompleng ‘ingin’ menjadi tokoh juga
banyak. Di satu sisi ada AS, BW, APD dan Z dan di sisi lain ada BG dan
kawan-kawannya. Di seberangnya ada Presiden, Ketua Partai, Para
Menteri dan sejumlah Pemangku Kepentingan. Lalu di antara dua sisi
itu ada ‘Tim Independen dan Para Pengacara’ dan masih banyak
‘pendekar’ lainnya, baik yang terang-terangan memihak salah satu
maupun (secara) sembunyi-sembunyi.
Tiba-tiba tancep kayon, setidaknya diniatkan begitu. Lalu siapa
yang benar dan salah? Tak ada yang benar-benar “jelas”, karena yang
terpenting adalah: “Kecanggihan Sang Dhalang”.
Tradisi pergelaran memang demikian. Penonton dibiarkan
"pulang" dengan pikiran mengambang, tergantung bagaimana dia
melihat pertunjukan itu. AS, BW, APP dan Z boleh saja ‘merasa galau’
karena perkara mereka sudah pasti akan berlanjut ke pengadilan. BG
juga bisa saja ‘merasa menang’, karena berhasil bermain cantik (atau
pun mungkin juga tidak secantik yang diharapkan). Polisi juga bisa
saja merasa menang karena berhasil mendapatkan berkas (bukti-
bukti) lengkap. Bahwa prosesnya di pengadilan nanti seperti apa,
semua tentu bisa berkata dengan catra masing-masing, dan bahkan
ada yang dengan sombongnya berkata: "Bukti sebenarnya sudah
cukup dan lengkap, tetapi ada arahan agar kami tak meneruskan ke
pengadilan. Ini bukan salah kami."
Jadi kasus KPK versus Polisi ini seperti pagelaran wayang
kulit, yang bisa berakhir di awang-awang. Penonton yang kritis --
karena itu jarang ada orang kritis nonton wayang kulit -- yang ingin
ada kemenangan dan kekalahan mutlak akan kecewa berat. Kayon
sudah ditancapkan.
Tetapi pertunjukan dengan kisah yang lain pasti akan
menyusul karena begitulah dunia wayang. Sebentar lagi akan muncul
lakon, dan masih banyak lagi. Ini jadi pertunjukan menarik karena
pasti penuh dengan dinamika. Kata sederhananya: “serang-
menyerang”. Tak mustahil, dengan alasan demi ketertiban
Page 6 of 6
masyarakat, kasusnya akan ditutup dengan gaya pergelaran wayang
kulit, tancep kayon.
Orang yang tak suka wayang kulit sulit sekali menerima
kenyataan kenapa tontonan itu harus dipelototi semalam suntuk,
begitu lamban. Persis dengan lakon di dunia nyata, penyelesaiannya
amat lamban. Kita kehilangan banyak waktu.
Nah, ke mana kita harus berguru tentang “masalah ketegasan,
kecepatan, dan kepastian?” Kita masih punya banyak ‘panggung
teater, tidak ‘Cuma’ gaya pagelaran wayang kulit. Termasuk di dalam
kisah-kisah sarat hikmah dalam kitab suci al-Quran, yang bisa kita
ambil sebagai ‘ibrah yang luar biasa.
(Dikutip dan diselaraskan dari berbagai sumber di situs internet)

More Related Content

What's hot

Baratayuda Perang menuai karma : Buku-2
Baratayuda  Perang menuai karma : Buku-2Baratayuda  Perang menuai karma : Buku-2
Baratayuda Perang menuai karma : Buku-2Pranowo Budi Sulistyo
 
Aksi NYata Literasi.pdf
Aksi NYata Literasi.pdfAksi NYata Literasi.pdf
Aksi NYata Literasi.pdfEndangKurnita
 
Modul bilangan berpangkat
Modul  bilangan berpangkatModul  bilangan berpangkat
Modul bilangan berpangkatAbdul Karim
 
Saluran terbuka-dan-sifat-sifatnya
Saluran terbuka-dan-sifat-sifatnyaSaluran terbuka-dan-sifat-sifatnya
Saluran terbuka-dan-sifat-sifatnyaSiti Tamara
 
Rencana Hasil Kerja P3K.pptx
Rencana Hasil Kerja P3K.pptxRencana Hasil Kerja P3K.pptx
Rencana Hasil Kerja P3K.pptxOpsEspero1
 
Perencanaan Basis Data.pptx
Perencanaan Basis Data.pptxPerencanaan Basis Data.pptx
Perencanaan Basis Data.pptxLinaHartati
 
Bangun Ruang Sisi Datar
Bangun Ruang Sisi DatarBangun Ruang Sisi Datar
Bangun Ruang Sisi Datarpipinmath
 
No - Fines Concrete
No - Fines ConcreteNo - Fines Concrete
No - Fines ConcreteWSKT
 
Materi ppt bangun ruang gabungan
Materi ppt bangun ruang gabunganMateri ppt bangun ruang gabungan
Materi ppt bangun ruang gabunganwantiwindari
 
Latihan soal relasi dan fungsi
Latihan soal relasi dan fungsiLatihan soal relasi dan fungsi
Latihan soal relasi dan fungsiTris Yubrom
 
Struktur kurikulum sma
Struktur kurikulum smaStruktur kurikulum sma
Struktur kurikulum smaWayan Sumertha
 
Jenis - Jenis Matriks dan Matriks Transpose
Jenis - Jenis Matriks dan Matriks TransposeJenis - Jenis Matriks dan Matriks Transpose
Jenis - Jenis Matriks dan Matriks Transposekrisna dharmawan
 
ARIANI, S.PD_AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pdf
ARIANI, S.PD_AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pdfARIANI, S.PD_AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pdf
ARIANI, S.PD_AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pdfArianiAriani6
 
Vektor Matematika Peminatan
Vektor Matematika PeminatanVektor Matematika Peminatan
Vektor Matematika PeminatanMaisyah Wanda
 

What's hot (20)

Baratayuda Perang menuai karma : Buku-2
Baratayuda  Perang menuai karma : Buku-2Baratayuda  Perang menuai karma : Buku-2
Baratayuda Perang menuai karma : Buku-2
 
Aksi NYata Literasi.pdf
Aksi NYata Literasi.pdfAksi NYata Literasi.pdf
Aksi NYata Literasi.pdf
 
Modul bilangan berpangkat
Modul  bilangan berpangkatModul  bilangan berpangkat
Modul bilangan berpangkat
 
Saluran terbuka-dan-sifat-sifatnya
Saluran terbuka-dan-sifat-sifatnyaSaluran terbuka-dan-sifat-sifatnya
Saluran terbuka-dan-sifat-sifatnya
 
Rencana Hasil Kerja P3K.pptx
Rencana Hasil Kerja P3K.pptxRencana Hasil Kerja P3K.pptx
Rencana Hasil Kerja P3K.pptx
 
Perencanaan Basis Data.pptx
Perencanaan Basis Data.pptxPerencanaan Basis Data.pptx
Perencanaan Basis Data.pptx
 
8. rpp mat p xi kd 3.2
8. rpp mat p xi kd 3.28. rpp mat p xi kd 3.2
8. rpp mat p xi kd 3.2
 
Bangun Ruang Sisi Datar
Bangun Ruang Sisi DatarBangun Ruang Sisi Datar
Bangun Ruang Sisi Datar
 
No - Fines Concrete
No - Fines ConcreteNo - Fines Concrete
No - Fines Concrete
 
Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan Literasi SekolahGerakan Literasi Sekolah
Gerakan Literasi Sekolah
 
lkpd fluida statis.docx
lkpd fluida statis.docxlkpd fluida statis.docx
lkpd fluida statis.docx
 
Materi ppt bangun ruang gabungan
Materi ppt bangun ruang gabunganMateri ppt bangun ruang gabungan
Materi ppt bangun ruang gabungan
 
Latihan soal relasi dan fungsi
Latihan soal relasi dan fungsiLatihan soal relasi dan fungsi
Latihan soal relasi dan fungsi
 
Struktur kurikulum sma
Struktur kurikulum smaStruktur kurikulum sma
Struktur kurikulum sma
 
Jenis - Jenis Matriks dan Matriks Transpose
Jenis - Jenis Matriks dan Matriks TransposeJenis - Jenis Matriks dan Matriks Transpose
Jenis - Jenis Matriks dan Matriks Transpose
 
Presentation prisma & limas
Presentation prisma & limasPresentation prisma & limas
Presentation prisma & limas
 
ARIANI, S.PD_AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pdf
ARIANI, S.PD_AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pdfARIANI, S.PD_AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pdf
ARIANI, S.PD_AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pdf
 
Kepemimpinan osis
Kepemimpinan osisKepemimpinan osis
Kepemimpinan osis
 
Ppt kerucut
Ppt kerucutPpt kerucut
Ppt kerucut
 
Vektor Matematika Peminatan
Vektor Matematika PeminatanVektor Matematika Peminatan
Vektor Matematika Peminatan
 

Viewers also liked

Penjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 hPenjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 hMuhsin Hariyanto
 
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqApakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqMuhsin Hariyanto
 
Belajar sabar dari nabi ayyub a
Belajar sabar dari nabi ayyub aBelajar sabar dari nabi ayyub a
Belajar sabar dari nabi ayyub aMuhsin Hariyanto
 
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01Muhsin Hariyanto
 
Klasifikasi orang islam 01
Klasifikasi orang islam 01Klasifikasi orang islam 01
Klasifikasi orang islam 01Muhsin Hariyanto
 
Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banMuhsin Hariyanto
 
Menebas atau ditebas pedang waktu
Menebas atau ditebas pedang waktuMenebas atau ditebas pedang waktu
Menebas atau ditebas pedang waktuMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
Shalat tarawih (bagian 1 3)
Shalat tarawih (bagian 1 3)Shalat tarawih (bagian 1 3)
Shalat tarawih (bagian 1 3)Muhsin Hariyanto
 
Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...
Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...
Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...adreani
 
5- Le curriculum
5- Le curriculum5- Le curriculum
5- Le curriculumteedmedia
 

Viewers also liked (20)

Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Penjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 hPenjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 h
 
Khutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisaKhutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisa
 
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqApakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
 
Lâ tahzan
Lâ tahzanLâ tahzan
Lâ tahzan
 
Belajar sabar dari nabi ayyub a
Belajar sabar dari nabi ayyub aBelajar sabar dari nabi ayyub a
Belajar sabar dari nabi ayyub a
 
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
 
Klasifikasi orang islam 01
Klasifikasi orang islam 01Klasifikasi orang islam 01
Klasifikasi orang islam 01
 
Qadha shalat
Qadha shalatQadha shalat
Qadha shalat
 
7 (tujuh) puasa sunnah
7 (tujuh) puasa sunnah7 (tujuh) puasa sunnah
7 (tujuh) puasa sunnah
 
Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'ban
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Menebas atau ditebas pedang waktu
Menebas atau ditebas pedang waktuMenebas atau ditebas pedang waktu
Menebas atau ditebas pedang waktu
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
Shalat tarawih (bagian 1 3)
Shalat tarawih (bagian 1 3)Shalat tarawih (bagian 1 3)
Shalat tarawih (bagian 1 3)
 
Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Khutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisaKhutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisa
 
Khutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisaKhutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisa
 
Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...
Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...
Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...
 
5- Le curriculum
5- Le curriculum5- Le curriculum
5- Le curriculum
 

More from Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaMuhsin Hariyanto
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMuhsin Hariyanto
 
Penjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 hPenjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 hMuhsin Hariyanto
 
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhanTiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhanMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkaca
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkah
 
Penjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 hPenjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 h
 
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhanTiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
 
Meraih maghfirah
Meraih maghfirahMeraih maghfirah
Meraih maghfirah
 

Gatotkaca winisuda

  • 1. Page 1 of 6 Berkaca Pada Kisah “Gatotkaca Winisuda” SUATU saat, dalam suasana malam yang diliputi mendung, Prabu Duryudana bersama gurunya Begawan Durna dan senopatinya – Sengkuni -- tengah menerima tamu Patih Brajadenta dari Ksatrian Glagahtinunu. Kedatangan Brajadenta adalah untuk meminta nasihat kepada Raja Astina, tentang bagaimana dia seharusnya bersikap, karena sebentar lagi Gatotkaca, putra Bima dan Arimbi, akan segera dinobatkan menjadi Raja Pringgondani. Sebenarnya dia tidak perlu begitu, karena dulu ketika kakaknya Prabu Arimba (Penguasa Pringgondani sebelumnya), dikalahkan oleh Bima, kemudian Bima menikahi Arimbi yang merupakan kakaknya juga, Brajadenta beserta adik-adiknya (Brajamusti, Brajalamatan, Brajawikalpa dan Kalabendana), telah (pernah) bersumpah untuk menyerahkan Kerajaan Pringgondani kepada kakak perempuannya itu, dengan sebuah ucapan: ”Mongso borongo, aku tak manut sopo sing dadi panguasa Pringgondani mengkone.” Begawan Durna dan Sengkuni kemudian menghasut hati dan pikiran Brajadenta, bahwa dialah sebenarnya yang berhak memegang tampuk kerajaan Pringgondani, bukannya Gatotkaca yang hanya anak dari kakak perempuannya, Arimbi. Begawan Durna menceritakan bagaimana perang dengan ayah pandawa (Prabu Pandu), menewaskan Prabu Tremboko, ayah dari Brajadenta. Kemudian ditambah cerita patih Sengkuni tentang Werkudoro yang membunuh kakak mereka tertua Prabu Arimba, dan memanas-manasi bahwa Arimbi malah membelot -- menikah -- dengan Werkudoro. Karena dipanas-panasi (diprovokasi) Brajadenta tambah marah dan bersumpah ‘akan’ merebut tahta Pringgondani. Niat Brajadenta untuk merebut tahta Pringgondani ditentang adik-adiknya, terutama Brajamusti dan Kala Bendana. Karena mereka telah terikat oleh sumpah, maka mereka harus ‘netepi kautamaning ksatriya’. Mereka berdua berkata: “Kakang Brajadenta, rupaku wis buto elek, di sio-sio lan dielek elek manungso, nanging aku emoh nek kelakuan lan solah tingkahku yo elek, kakang. Aku netepi kautamaning ksatriya, kakang. Aku emoh melu tumindakmu. Iyo kakang, aku wis suwe awor kowe, weruh kelakuanmu lan tumindakmu kang netepi kautamaning ksatria, lan ngerti sopo sakjatine kowe kakang, la kok awor karo Durna lan Sengkuni sedino wae kowe iso malih arep tumindak netepi angkara murko, kakang. Kata adiknya kala Bendana. Brajadenta marah, ditundung pergi lah kedua adiknya dari
  • 2. Page 2 of 6 hadapannya, bahkan dia berkata “Yo wis, nek ngono sesuk menowo ono perang gedhe antarane aku lawan kowe, ojo wigih-wigih karo aku, ojo mbok anggep aku kakangmu, ning anggepen aku mungsuhmu, dadi parang muko” Dan akhirnya Brajadenta pun mulai memberontak bersama pasukannya. Dia mulai menuju Pringgondani, ingin merebut tahta kerajaan, dibantu pasukan dari Astina. Di kerajaan Pringgondani sedang terjadi Pisowanan Agung, dipimpin Kresna, Raja Dwarawati, dihadiri para pendawa dan raja raja sekutunya. Hari itu adalah hari pengukuhan Gatotkaca sebagai raja Pringgondani, yang kemudian mendapat gelar “Prabu Anom Gatotkaca”. Sebelum pengukuhan Kresna sudah bertanya, apakah segala sesuatunya sudah sesuai dengan yang diharapkan, dan tidak terjadi silang sengketa atas tahta ini, sekarang dan nanti di kemudian hari? Bagaimana dengan paman paman Gatotkaca nantinya, apa mereka rela? Kemudian dijawab Arimbi, semua sudah setuju! Setelah pengukuhan, datanglah Brajamusti dan Kala Bendana dengan tergopoh gopoh. “Ketiwasan kakang mBok Arimbi, kakang Brajadento ngamuk punggung arep ngrebut tahta pringgondani, wis tekan alun-aluning Pringgondani. Dengan pelan Kresna berkata “Nuwun sewu para sesepuh, sumawana adhi-adhi kula Pandhawa, mugi sampun ngantos sami tumut-tumut sabiyantu prakawis ingkang gawat kaliwat punika. Awit sadaya ingkang badhe kedadosan mangke naming prakawisipun kulawarga Pringgandani. Kula lan panjenengan sami punika tamu”. Mendengar perkataan Kresna, Arimbi ‘duka yayah sinipi’ (marah) dan segera keluar paseban menuju alun-alun untuk menghadang langkah Brajadenta Setelah bertemu Brajadenta dengan marah Arimbi berkata: “E … e …, teka becik banget tumindakmu kowe Brajadenta, olehmu ngatonake regeding bebuden lah watakmu. Kowe gelem nyengkuyung purunanmu Gathutkaca apa ora? Yen ora klakon dakjuwing-juwing kuwandamu dina iki!” Aku njaluk meneh tahta Pringgondani. Ora perduli karo sumpah. Yen kakang mbok ngalangi anteping karepku, aku ora wedi lan ora bakal ‘gela’ dadi sebab tewas lan matining kakang mbok. Hayoh kene! Kata Brajadenta. Dan perang hebat pun terjadi antara keduanya. Para prajurit bubar melihat kedua trah Pringgondani bertarung.
  • 3. Page 3 of 6 Kresna pun bertanya kepada Bima: “Werkudara, sapa sing padha tukaran kae Werkudara?” “Arimbi karo Brajadenta,” Jawab Bima. “Ngreti nek bojone gelut karo adhine mbok dipisah! Mengko yen Arimbi mati piye?” “Mati ya dipendhem!” Wis mongso bodhoa, wong iki perkarane wong Pringgondani, ora arep melu-melu, aku arep turu! “Wee, lha dalah, yen Arimbi mati bojone isih loro. Saiki Gathutkaca, ngger ibumu dipilara pamanmu, lha kok kowe meneng wae?” “Kanjeng Rama kemawon mboten wantun ngaten kok, Wa Prabu!” “Hla, piye, sing direwaringi nganti kaya ngene iku kowe jare. Lanangmu endi Gathutkaca?” Mendengar keluhan Kresna, Gatotkaca pun dengan terpaksa menghadang langkah pamannya Brajadenta, sebelum terlaksana langkah Gatotkaca dihadang oleh Brajamusti. “Ngger anakmas, kowe ra bakalan menang lawan kakang Brajadenta, isomu menang kudu ngorbanake salah sawijining pilar kerajaan lan mung aku sing weruh pengapesane kakang Brajadenta, mugo soko iku aku bakal manjining ono epek epek mu kang tengen. Namung kowe ojo kaget lamun sakmengko ono kedadeyan kang nganeh-nganehi.” Mendengar itu Gatotkaca pun mengiyakan karena ia menduga yang dimaksud pilar kerajaan adalah benar benar pilar bangunan ‘Kraton’. Akhirnya berperanglah Gatotkaca dan Brajadenta, pamannya sendiri. Perkelahian berlangsung seru dan hebat. Suatu ketika Brajadenta ‘leno’ (lengah), dan terkenalah pukulan tepat di kepalanya oleh tangan kanan Gatotkaca yang telah disusupi ‘sukma’ Brajamusti. Bersamaan itu Brajadenta tewas. Kemudian secara tiba-tiba sukma di tangan kanan Gatotkaca keluar dan mengerang kesakitan.
  • 4. Page 4 of 6 Tanpa diduga tanpa dinyana, Brajadenta dan Brajamusti kedua pamannya meninggal bersamaan, mati sampyuh! Gatotkaca menangisi mayat kedua pamanya. Lama kelamaan jasad kedua pamannya itu mengecil, lalu masuk ke dalam tangan kanan dan kiri Gatotkaca, menjadi sebuah ‘entitas’ keilmuan. Dan keilmuan itu dikenal dengan keilmuan Brajadenta dan Brajamusti. Pelan-pelan terdengar suara sukma sang paman, Brajadenta. “Ngger anakmas, mangertio sakjatine aku ora benci lan sengit marang sliramu, aku nguji kaprawiranmu lan kasektenmu kang bakal mimpin Pringgondani sakmengkone, lan iki sakjatine wis dadi pepesthen uripku lan adhi Brajamusti. Aku lan adihi bakal nglindungi awakmu sakwayah wayah mbok butuhke aku ono ning kiwo lan tengen tanganmu dadi Ajian Brajadenta lan Ajian Brajamusti. Sementara itu sisa pasukan pemberontak yang didukung Astina dapat dipukul mundur. Dan Brajalama akhirnya diangkat menjadi patih baru bergelar Patih Prabakiswa. Intisari Pelajaran:  Sopo salah, seleh. Pandito Durno menghasut orang menuju jalan kejahatan, dan kejahatan tidak akan menang melawan kebaikan dan kebenaran, kapan pun dan di mana pun.  Teguh janji apa pun yang terjadi. Brajamusti dan Kala Bendana menepati sumpahnya mengabdi kepada Gatotkaca selaku raja Pringgondani, meski harus berhadapan dengan kakaknya sendiri.  Menjadi pimpinan harus berani, melindungi rakyat, mengambil resiko dan mempertanggung jawabkannya. Gatotkaca berani melawan pamannya sendiri, karena dia raja yang harus mengayomi rakyatnya dari tindak angkara murka, meski harus membunuh pamannya sendiri Tancep Kayon Bagi penggemar ‘pertunjukan wayang kulit’, pasti mengenal istilah Tancep Kayon. Arti sebenarnya adalah: “menancapkan kayon”, yaitu wayang yang merupakan simbol gunungan. Makna simbolisnya adalah perpindahan adegan, misalnya, dari kisah para ksatria Pandawa menjadi kisah para Kurawa. Namun tancep kayon juga bisa
  • 5. Page 5 of 6 bermakna ‘pertunjukan selesai’. Penonton ‘harus’ pulang dengan kesan masing-masing. Karena wayang adalah gambaran "bhuwana alit" atau dunia yang kecil, dalam "bhuwana agung" atau kisah keseharian umat manusia, begitu banyak ada kisah yang silih berganti. Namun, intinya (substansinya) ‘tetap’, yaitu perang antara kebenaran dan ketidakbenaran. Lakon Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) versus Polisi Republik Indonesia (Polri) – misalnya -- hanyalah sebuah contoh. Tokohnya banyak, yang mendompleng ‘ingin’ menjadi tokoh juga banyak. Di satu sisi ada AS, BW, APD dan Z dan di sisi lain ada BG dan kawan-kawannya. Di seberangnya ada Presiden, Ketua Partai, Para Menteri dan sejumlah Pemangku Kepentingan. Lalu di antara dua sisi itu ada ‘Tim Independen dan Para Pengacara’ dan masih banyak ‘pendekar’ lainnya, baik yang terang-terangan memihak salah satu maupun (secara) sembunyi-sembunyi. Tiba-tiba tancep kayon, setidaknya diniatkan begitu. Lalu siapa yang benar dan salah? Tak ada yang benar-benar “jelas”, karena yang terpenting adalah: “Kecanggihan Sang Dhalang”. Tradisi pergelaran memang demikian. Penonton dibiarkan "pulang" dengan pikiran mengambang, tergantung bagaimana dia melihat pertunjukan itu. AS, BW, APP dan Z boleh saja ‘merasa galau’ karena perkara mereka sudah pasti akan berlanjut ke pengadilan. BG juga bisa saja ‘merasa menang’, karena berhasil bermain cantik (atau pun mungkin juga tidak secantik yang diharapkan). Polisi juga bisa saja merasa menang karena berhasil mendapatkan berkas (bukti- bukti) lengkap. Bahwa prosesnya di pengadilan nanti seperti apa, semua tentu bisa berkata dengan catra masing-masing, dan bahkan ada yang dengan sombongnya berkata: "Bukti sebenarnya sudah cukup dan lengkap, tetapi ada arahan agar kami tak meneruskan ke pengadilan. Ini bukan salah kami." Jadi kasus KPK versus Polisi ini seperti pagelaran wayang kulit, yang bisa berakhir di awang-awang. Penonton yang kritis -- karena itu jarang ada orang kritis nonton wayang kulit -- yang ingin ada kemenangan dan kekalahan mutlak akan kecewa berat. Kayon sudah ditancapkan. Tetapi pertunjukan dengan kisah yang lain pasti akan menyusul karena begitulah dunia wayang. Sebentar lagi akan muncul lakon, dan masih banyak lagi. Ini jadi pertunjukan menarik karena pasti penuh dengan dinamika. Kata sederhananya: “serang- menyerang”. Tak mustahil, dengan alasan demi ketertiban
  • 6. Page 6 of 6 masyarakat, kasusnya akan ditutup dengan gaya pergelaran wayang kulit, tancep kayon. Orang yang tak suka wayang kulit sulit sekali menerima kenyataan kenapa tontonan itu harus dipelototi semalam suntuk, begitu lamban. Persis dengan lakon di dunia nyata, penyelesaiannya amat lamban. Kita kehilangan banyak waktu. Nah, ke mana kita harus berguru tentang “masalah ketegasan, kecepatan, dan kepastian?” Kita masih punya banyak ‘panggung teater, tidak ‘Cuma’ gaya pagelaran wayang kulit. Termasuk di dalam kisah-kisah sarat hikmah dalam kitab suci al-Quran, yang bisa kita ambil sebagai ‘ibrah yang luar biasa. (Dikutip dan diselaraskan dari berbagai sumber di situs internet)