SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
CIRI ORANG YANG BERTAKWA
Assalamu’alaikumwarohmatullahi wa barokatuh….
Salah satu perintah Allah swt. yang banyak disebutkan dalam al-Qur’an dan dicontohkan oleh
Nabi Muhammad saw. adalah agar kita, orang-orang mukmin, berusaha mencapai
tingkat/derajat taqwa.
Taqwa kepada Allah swt. begitu penting, karena dengan taqwa ini, seseorang mempunyai
kedudukan yang tinggi di sisi Allah swt. Taqwa adalah buah dari pohon ibadah. Ia merupakan
tujuan utama dari setiap perintah ibadah kepada Allah swt. Perintah berpuasa misalnya
bertujuan untuk meningkatkan derajat ketakwaan bagi orang-orang beriman. Taqwa yang
sesungguhnya hanya diperoleh dengan cara berupaya secara maksimal melaksanakan perintah-
perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangannya. Ketaatan ini adalah ketaatan yang
tulus, tidak dicampuri oleh riya atau pamrih.
Banyak sekali ayat-ayat Allah maupun hadis Nabi saw. yang menekankan perintah untuk
meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Di antarnya adalah firman Allah swt.
‫ي‬َ‫ا‬‫أ‬ََُّ‫ي‬ََ ‫َََّا‬ِ‫ي‬‫ن‬ َ ََ‫ا‬‫م‬َ‫ن‬ََ‫ا‬ ََ‫ا‬‫ق‬‫ن‬‫و‬َ ‫ا‬َ ‫ن‬‫َه‬ ‫ا‬‫ن‬‫ق‬ََّ ‫ا‬ِ‫ق‬ِ‫و‬‫ي‬َ‫ق‬‫ا‬‫و‬ ‫ا‬َ‫ل‬ ََ ‫ا‬‫ن‬َّ‫ا‬‫و‬َ‫ا‬‫ن‬َ‫و‬ ‫ا‬‫ن‬‫ل‬ِ‫ا‬ ‫ا‬َ‫أ‬‫ا‬‫و‬َ‫م‬َُّ ََ ََّ‫ا‬‫ن‬َُِِ‫ا‬‫ن‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya;
dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. QS. Ali Imran
3:102.
Firman Allah tentang kedudukan orang-orang yang bertaqwa:
‫ا‬‫ن‬َِّ‫ا‬ ‫َََّا‬ِ‫ق‬‫ن‬‫و‬‫ا‬‫ن‬َِِ ََ‫يف‬َ‫ز‬َ‫ن‬
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan”. QS. An-Naba’ 78:
‫ا‬َََّ‫ن‬ ََ ‫ا‬ِ‫ق‬‫ن‬‫و‬ََ ‫ا‬َ ‫ن‬‫َه‬ ‫ا‬َ‫ج‬َ‫ع‬َ‫ل‬ََ ‫ا‬‫ق‬َ ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ر‬َ‫ج‬َ‫ن‬. ‫ا‬‫ق‬ََ‫ا‬‫ف‬َ‫ر‬ََ ََ ‫ا‬ََِّ‫ن‬ ‫ا‬‫ا‬‫َي‬َََّ ‫ا‬َ‫ل‬ ‫ا‬‫ا‬‫ح‬َُِ‫و‬ََََّ
“Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menadakan baginya jalan keluar. Dia
memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya”. QS. Ath-Thalaq 65: 2-3.
Taqwa kepada Allah artinya mempunyai kesadaran akan kehadiran-Nya. Allah selalu dekat dan
menyertai kita, selalu mengawasi setiap perbuatan kita sehingga menimbulkan kesadaran agar
kita senantiasa berhati-hati, jangan sampai menyimpang dari tuntunan, ajaran, dan ketentuan-
ketentuan Allah swt. dalam kehidupan keseharian kita. Hal tersebut akan mendatangkan
ketentraman dan ketenangan hati serta kesejahteraan dan keselamatan baik dalam kehidupan
di dunia yang sebentar ini, maupun dalam kehidupan di akhirat yang langgeng kelak.
Apakah kita sudah berhasil mencapai tingkat taqwa tersebut? Hanya Allah swt. dan kita masing-
masinglah yang mengetahuinya dengan tepat.
Salah satu ayat al-Qur’an yang membicarakan taqwa adalah surah al-A’raf ayat 26 sebagai
berikut:
‫يح‬ َ‫ى‬ ‫م‬ ‫آدأ‬ ‫د‬ َ ‫مي‬ ‫ف‬ ‫ُّم‬ ‫كأ‬ َ ِ ‫ع‬ ‫ُي‬ ‫بي‬ ‫ََرى‬ َ ‫كأ‬ ‫َُاَو‬ ‫شي‬ َ‫َر‬ ‫بيس‬ َ ‫قَى‬ ‫و‬ َ ‫ك‬ ‫ي‬ ‫َر‬ ‫ج‬ ‫ك‬ ‫ي‬ َّ‫ن‬ ‫يت‬ ََ‫ا‬
‫هللا‬ ‫ِاأ‬ ‫ع‬ ََّ‫ر‬ ‫يك‬ َ
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi
‘auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang
demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka
selalu ingat”.
Dalam ayat ini, Allah menyatakan bahwa Ia telah menyediakan dua macam pakaian bagi
manusia:
Pertama, pakaian lahir yang mempunyai 2 (dua) fungsi pokok, yaitu untuk menutupi aurat atau
melindungi fisik orang dari bahaya yang datang dari luar dan (fungsi kedua) sebagai hiasan.
Para ulama menjelaskan bahwa pakaian lahir yang disebut dalam ayat itu, di samping pakaian
yang kita kenakan sehari-hari, berarti pula semua kenikmatan duniawi yang dianugrahkan
Tuhan kepada kita yang memang kita butuhkan dalam hidup ini. Misalnya kesehatan badan,
penguasaan ilmu pengetahuan yang luas dan dalam, perolehan rezeki/harta yang cukup, dan
kekuasaan duniawi. Itu semua adalah perkara lahir yang dibuthkan manusia dalam hidupnya di
dunia ini.
Kedua, pakaian batin, atau dalam ayat di atas disebut “pakaian taqwa”. Pakaian taqwa ini –
menurut ayat di atas- ternyata lebih baik dan lebih pentng ketimbang pakaian lahir. Ini karena
pakaian taqwa akan memperindah ruhani, hati dan jiwa manusia. Pakaian taqwa akan
menentukan apakah pakaian lahir tadi bermanfaat atau tidak. Banyak orang berpakaian lahir,
tapai tidak berpakaian taqwa, maka pakaian lahir tadi tidak memberikan manfaat apa-apa
untuknya di dunia maupun di akhirat.
Al-Hasan al-Bashri, ulama besar yang hidup pada akhir abad VII M, dalam telaahnya tentang
pengertian taqwa yang terkandung dalam surah al-A’raf ayat 26 di atas, mengungkapkan ciri-ciri
orang yag bertaqwa kepada swt., sebagai berikut:
 Teguh dalam keyakinan dan bijaksana dalam pelaksanaannya;
 Tampak wibawanya karena seuma aktivitas hidupnya dilandasi kebenaran dan kejujuran;
 Menonjol rasa puasnya dalam perolehan rezeki sesuai dengan usaha dan kemampuannya;
Senantiasa bersih dan berhias walaupun miskin;
 selalu cermat dalam perencanaan dan bergaya hidup sederhana walaupun kaya;
Murah hati dan murah tangan
 Tidak menghabiskan waktu dalam perbuatan yang tidak bermanfaat;
Tidak berkeliaran dengan membawa fitnah
 Disiplin dalam tugasnya;
 Tinggi dedikasinya;
 Terpelihara identitas muslimnya (setiap perbuatannya berorientasi kepada terciptanya
kemaslahatan/kemanfaatan masyarakat);
 Tidak pernah menuntut yang bukan haknya serta tidak menahan hak orang lain;
Kalau ditegur orang segera intropeksi. Kalau ternyata teguran tersebut benar maka dia
menyesal dan mohon ampun kepada Allah swt. serta minta maaf kepada orang yang
tertimpa oleh kesalahannya itu;
Kalau dimaki orang dia tersenyum simpul sambil mengucapkan: “Kalau makian anda benar saya
bermohon semoga Allah swt. mengampuniku. Kalau teguran anda ternyata salah, saya
bermohon agar Allah mengampunimu.
Kalau kita mempunya ciri-ciri seperti di atas, berarti kita pantas merasa telah mencapai tingkat
ketaqwaan keapda Allah swt. dan tentu harus kita pwlihara serta tingkatkan terus menerus.
Pakaian taqwa dengan ciri-ciri seperti di atas yang telah kita perjuangkan;
Menenunnya/merajutnya dengan susah payah sepanjang hidup kita ini janganlah dirusak lagi.
Semoga Allah swt. menuntun kita masing-masing untuk mencapai tingkat taqwallah seperti di
atas.
CIRI ORANG BERIMAN
CIRI ORANG BERIMAN
Tersebut dalam surat Al-Anfaal ayat 2 – 4, setidaknya ada 5 ciri utama orang beriman itu,
masing adalah :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”. (yaitu) orang-orang yang
mendirikan sholat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa
derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia. (QS. Al-
Anfaal [8] :2-4)
Dari ayat di atas, maka ciri utama orang beriman adalah pertama, bila disebut asma ‘Alloh’,
maka hati mereka tergetar. Maksud orang beriman pada ayat ini adalah orang yang sempurna
imannya. Dan yang dimaksud dengan disebut nama Allah yakni disebut sifat-sifat yang
mengagungkan dan memuliakannya.
Kedua, istiqomah mendirikan sholat. Dalam Al-Qur’an Alloh SWT telah memerintahkan kita
untuk sholat 5 waktu: ”Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam
dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”
(QS. Al-Israa’[17]:78]
Orang beriman adalah paling rajin mendirikan sholat yang lima waktu dan ditambah dengan
sholat sunnah lainya. Ketika bulan Ramadhan, orang beriman akan lebih rajin termasuk ketika
mendirikan sholat Tarawikh. Orang beriman sadar bahwa mendirikan sholat adalah kebutuhan
yang harus ia penuhi agar tidak ada yang hilang dalam hidup ini. Dampak dari amalan sholat
adalah bisa mencegah perbuatan keji dan munkar:
Bila hanya selama Ramadhan kita rajin sholat, dan selepas Ramadhan kembali biasa saja bahkan
meninggalkan sholat tidak merasa berdosa, maka kita sebenarnya belum beriman dengan
sempurna. Dan bila belum sempurna iman kita, maka kita berpuasa hanyalah akan membuat
badan ini lapar dan dahaga saja. Sebab syarat berpuasa belum kita penuhi, yakni beriman.
Orang beriman sadar dengan sepenuh hati bahwa sholat adalah sangat penting, karena dengan
selalu mendirikan sholat berarti ia telah mengokohkan tiang agama. Orang yang dengan sengaja
tidak mendirikan sholat, berarti dia telah meruntuhkan agamanya. “Sholat adalah tiang agama,
barang siapa yang mengerjakannya berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa
meninggalkannya berarti ia meruntuhkan agama” (HR. Baihaqi). Bahkan yang lebih kontras lagi
adalah, sholat juga berfungsi sebagai pembeda antara orang muslim dengan kafir. Barang siapa
tidak sholat berarti dia kafir. “Batas antara seorang muslim dengan kemusyrikan dan kekufuran
adalah meninggalkan sholat.” (HR. Muslim)
Orang beriman juga sangat sadar bahwa kelak amal yang pertama akan dihisab di akhirat adalah
sholat. Orang yang dengan sengaja tidak mendirikan sholat, maka meskipun selama Ramadhan
berpuasa sebulan penuh, orang semacam ini kelak di akhirat akan langsung dimasukkan ke
dalam neraka. ”Amal yang pertama kali akan dihisab untuk seseorang hamba nanti pada hari
kiamat ialah sholat, maka apabila sholatnya baik (lengkap), maka baiklah seluruh amalnya yang
lain, dan jika sholatnya itu rusak (kurang lengkap) maka rusaklah segala amalan yang lain
(Thabrani)
Orang yang beriman sadar bahwa penyebab orang akan disikasa di neraka Saqar adalah karena
selama hidupnya tidak mendirikan sholat kelak akan disiksa di neraka. “Apakah yang
memasukkan kalian ke dalam neraka Saqar?” Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk
orang-orang yang mengerjakan sholat….” (QS. Al-Muddatstsir[74]: 42-43)
Ketiga, apabila dibacakan ayat-ayat Alloh bertambahlah kualitas imannya. Ayat Alloh yang
tertulis barangkali mudah membuat hati sedikit tersentuh dan menjadikan kadar keimanan naik
kualitasnya. Namun, yang jauh lebih banyak dan senantiasa kita lihat dan dengarkan adalah ayat-
ayat-Nya yang justru tidak tertulis di dalam kitab suci Al-Quran, yakni ayat atau tanda-tanda
kebesaran Alloh yang tersebar di seantera jagat ini. Pernahkah kita menyadari, bahwa selama ini
kita belum pernah melihat Matahari? Kita menganggap bahwa setiap pagi hingga sore saat udara
cerah kita bisa melihat sang Surya itu dengan mata kita… Sungguh, kita telah tertipu. Kita
selama ini hanyalah melihat sejarah Matahari, karena Matahari yang sebenarnya adalah Matahari
yang kita saksikan sekitar 8,3 menit silam. Bintang Al-Nilan yang kita saksikan malam-malam
ini, sebenarnya adalah sejarah Al-Nilal yangtelah dipancarkan pada zaman Khalifah Utsman bin
Affan. Dengan melihat kemudian mengkaji dan menghayati ayat-ayat-Nya di semesta ini,
sungguh iman kita bisa bertambah kualitasnya.
Keempat, bertawakkal kepada Alloh, kapan dan dimana pun. Orang beriman tidak akan
berpangku tangan menunggu keajaiban dari langit. Hidupnya selalu dinamis dan proaktif serta
optimis dalam kondisi seperti apapun, karena Alloh SWT adalah Dzat tempat mengembalikan
semua persoalan hidup. Dan ciri utama orang yang pandai bertawakkal adalah selalu bersyukur
atas nikmat yang diberikan oleh Alloh SWT.
Kelima, menafkahkan sebagian harta. Ciri ini melekat dalam diri orang yang beriman dan
membawa kerberkahan bagi ummat di sekelilingnya. Salah satu bukti kalau seseorang beriman,
maka tetangganya akan mendapatkan manfaat dari keberadaannya. Dengan rajin sedekah, berarti
orang beriman telah menjadi salah satu unsur rohmatan lil’alamin sebagaimana fungsi
diturunkannya Rasululloh SAW.
Rasullulloh SAW adalah teladan terbaik bagi kita, beliau adalah orang yang paling dermawan,
dan kedermawanan beliau lebih dahsyat lagi di bulan Ramadhan. Hal ini diceritakan oleh Ibnu
Abbas radhiallahu’anhuma:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih
dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam
untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)
Namun bulan Ramadhan merupakan momen yang spesial sehingga beliau lebih dermawan lagi.
Bahkan dalam hadits, kedermawanan Rasululloh SAW dikatakan melebihi angin yang
berhembus. Diibaratkan demikian karena Rasululloh SAW sangat ringan dan cepat dalam
memberi, tanpa banyak berpikir, sebagaimana angin yang berhembus cepat. Dalam hadits juga
angin diberi sifat ‘mursalah’ (berhembus), mengisyaratkan kedermawanan Rasululloh SAW
memiliki nilai manfaat yang besar, bukan asal memberi, serta terus-menerus sebagaimana angin
yang baik dan bermanfaat adalah angin yang berhembus terus-menerus. Penjelasan ini
disampaikan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari.

More Related Content

What's hot (20)

Makalah maqamat dan ahwal
Makalah maqamat dan ahwalMakalah maqamat dan ahwal
Makalah maqamat dan ahwal
 
Tauhid ppt
Tauhid pptTauhid ppt
Tauhid ppt
 
Peranan aqidah & kesannya
Peranan aqidah & kesannyaPeranan aqidah & kesannya
Peranan aqidah & kesannya
 
Aqidah islamiyyah
Aqidah islamiyyahAqidah islamiyyah
Aqidah islamiyyah
 
Perkara yang Merosakkan Akidah
Perkara yang Merosakkan AkidahPerkara yang Merosakkan Akidah
Perkara yang Merosakkan Akidah
 
Konsep syahadah-dan-tuntutannya
Konsep syahadah-dan-tuntutannyaKonsep syahadah-dan-tuntutannya
Konsep syahadah-dan-tuntutannya
 
Maqamat dan ahwal
Maqamat dan ahwalMaqamat dan ahwal
Maqamat dan ahwal
 
2.2 madlulusy syahadah
2.2 madlulusy syahadah2.2 madlulusy syahadah
2.2 madlulusy syahadah
 
Tauhid bagian 1
Tauhid bagian 1Tauhid bagian 1
Tauhid bagian 1
 
RUKUN IMAN - Ringkas Dan Padat
RUKUN IMAN - Ringkas Dan Padat RUKUN IMAN - Ringkas Dan Padat
RUKUN IMAN - Ringkas Dan Padat
 
Presentasi Aqidah Akhlak
Presentasi Aqidah AkhlakPresentasi Aqidah Akhlak
Presentasi Aqidah Akhlak
 
Tugas tik(makalah)
Tugas tik(makalah)Tugas tik(makalah)
Tugas tik(makalah)
 
Keimanan dan Ketaqwaan
Keimanan dan KetaqwaanKeimanan dan Ketaqwaan
Keimanan dan Ketaqwaan
 
Tugas agama
Tugas agamaTugas agama
Tugas agama
 
173568320 makalah-tauhid
173568320 makalah-tauhid173568320 makalah-tauhid
173568320 makalah-tauhid
 
Iman, islam, ihsan
Iman, islam, ihsanIman, islam, ihsan
Iman, islam, ihsan
 
Iman dan pengaruhnya dalam kehidupan
Iman  dan  pengaruhnya  dalam  kehidupan Iman  dan  pengaruhnya  dalam  kehidupan
Iman dan pengaruhnya dalam kehidupan
 
Makalah akhlak
Makalah akhlakMakalah akhlak
Makalah akhlak
 
Aqidah ppt
Aqidah pptAqidah ppt
Aqidah ppt
 
Fiqih kelas-X smt 1
Fiqih kelas-X smt 1Fiqih kelas-X smt 1
Fiqih kelas-X smt 1
 

Similar to Ciri orang yang bertakwa

PPT Materi 1 kelompok 2
PPT Materi 1 kelompok 2PPT Materi 1 kelompok 2
PPT Materi 1 kelompok 2nisawahyu1
 
Materi keimanan dan ketaqwaan kelompok 2
Materi keimanan dan ketaqwaan kelompok 2Materi keimanan dan ketaqwaan kelompok 2
Materi keimanan dan ketaqwaan kelompok 2fitridheasari
 
Apa erti saya menganut islam - Fathi Yakan
Apa erti saya menganut islam - Fathi YakanApa erti saya menganut islam - Fathi Yakan
Apa erti saya menganut islam - Fathi YakanImran
 
Kiat meningkatkan iman
Kiat meningkatkan imanKiat meningkatkan iman
Kiat meningkatkan imanHelmon Chan
 
Implementasi Akhlak dalam Kehidupan
Implementasi Akhlak dalam KehidupanImplementasi Akhlak dalam Kehidupan
Implementasi Akhlak dalam KehidupanRia Widia
 
Pemikiran taqiyuddin an nabhaniy terhadap akidah dan akhlak
Pemikiran taqiyuddin an nabhaniy terhadap akidah dan akhlakPemikiran taqiyuddin an nabhaniy terhadap akidah dan akhlak
Pemikiran taqiyuddin an nabhaniy terhadap akidah dan akhlakynabiel
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
Bagaimana kita-menyeru-kepada-islam-fathi-yakan
Bagaimana kita-menyeru-kepada-islam-fathi-yakanBagaimana kita-menyeru-kepada-islam-fathi-yakan
Bagaimana kita-menyeru-kepada-islam-fathi-yakaniqadin172
 
Makalah konsep iman takdir dan hari kiamat
Makalah konsep iman takdir dan hari kiamatMakalah konsep iman takdir dan hari kiamat
Makalah konsep iman takdir dan hari kiamatWarnet Raha
 
Tugas Agama putri barokah.docx
Tugas Agama putri barokah.docxTugas Agama putri barokah.docx
Tugas Agama putri barokah.docxPutriRiskiya
 
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'anMakalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'anRessy Octaviani
 
materi fiqih kelas X semester ganjil
materi fiqih kelas X semester ganjilmateri fiqih kelas X semester ganjil
materi fiqih kelas X semester ganjilFatin Furoida
 
Materi pai kelas vii smp
Materi pai kelas vii smpMateri pai kelas vii smp
Materi pai kelas vii smpzahmier
 
15 petunjuk menguatkan iman
15 petunjuk menguatkan iman15 petunjuk menguatkan iman
15 petunjuk menguatkan imannyongkoh
 
Apa ertinya saya menganut islam dfy
Apa ertinya saya menganut islam   dfyApa ertinya saya menganut islam   dfy
Apa ertinya saya menganut islam dfyummuhani85
 

Similar to Ciri orang yang bertakwa (20)

PPT Materi 1 kelompok 2
PPT Materi 1 kelompok 2PPT Materi 1 kelompok 2
PPT Materi 1 kelompok 2
 
Makalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah AkhlakMakalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah Akhlak
 
Materi keimanan dan ketaqwaan kelompok 2
Materi keimanan dan ketaqwaan kelompok 2Materi keimanan dan ketaqwaan kelompok 2
Materi keimanan dan ketaqwaan kelompok 2
 
Apa erti saya menganut islam - Fathi Yakan
Apa erti saya menganut islam - Fathi YakanApa erti saya menganut islam - Fathi Yakan
Apa erti saya menganut islam - Fathi Yakan
 
Kiat meningkatkan iman
Kiat meningkatkan imanKiat meningkatkan iman
Kiat meningkatkan iman
 
Bab ii 2
Bab ii 2Bab ii 2
Bab ii 2
 
Implementasi Akhlak dalam Kehidupan
Implementasi Akhlak dalam KehidupanImplementasi Akhlak dalam Kehidupan
Implementasi Akhlak dalam Kehidupan
 
Pemikiran taqiyuddin an nabhaniy terhadap akidah dan akhlak
Pemikiran taqiyuddin an nabhaniy terhadap akidah dan akhlakPemikiran taqiyuddin an nabhaniy terhadap akidah dan akhlak
Pemikiran taqiyuddin an nabhaniy terhadap akidah dan akhlak
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
Bagaimana kita-menyeru-kepada-islam-fathi-yakan
Bagaimana kita-menyeru-kepada-islam-fathi-yakanBagaimana kita-menyeru-kepada-islam-fathi-yakan
Bagaimana kita-menyeru-kepada-islam-fathi-yakan
 
Makalah konsep iman takdir dan hari kiamat
Makalah konsep iman takdir dan hari kiamatMakalah konsep iman takdir dan hari kiamat
Makalah konsep iman takdir dan hari kiamat
 
pendidikan islam
pendidikan islampendidikan islam
pendidikan islam
 
Tugas Agama putri barokah.docx
Tugas Agama putri barokah.docxTugas Agama putri barokah.docx
Tugas Agama putri barokah.docx
 
ASAS AKIDAH
ASAS AKIDAHASAS AKIDAH
ASAS AKIDAH
 
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'anMakalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
 
Iman kepada kitab
Iman kepada kitabIman kepada kitab
Iman kepada kitab
 
materi fiqih kelas X semester ganjil
materi fiqih kelas X semester ganjilmateri fiqih kelas X semester ganjil
materi fiqih kelas X semester ganjil
 
Materi pai kelas vii smp
Materi pai kelas vii smpMateri pai kelas vii smp
Materi pai kelas vii smp
 
15 petunjuk menguatkan iman
15 petunjuk menguatkan iman15 petunjuk menguatkan iman
15 petunjuk menguatkan iman
 
Apa ertinya saya menganut islam dfy
Apa ertinya saya menganut islam   dfyApa ertinya saya menganut islam   dfy
Apa ertinya saya menganut islam dfy
 

Ciri orang yang bertakwa

  • 1. CIRI ORANG YANG BERTAKWA Assalamu’alaikumwarohmatullahi wa barokatuh…. Salah satu perintah Allah swt. yang banyak disebutkan dalam al-Qur’an dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. adalah agar kita, orang-orang mukmin, berusaha mencapai tingkat/derajat taqwa. Taqwa kepada Allah swt. begitu penting, karena dengan taqwa ini, seseorang mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Allah swt. Taqwa adalah buah dari pohon ibadah. Ia merupakan tujuan utama dari setiap perintah ibadah kepada Allah swt. Perintah berpuasa misalnya bertujuan untuk meningkatkan derajat ketakwaan bagi orang-orang beriman. Taqwa yang sesungguhnya hanya diperoleh dengan cara berupaya secara maksimal melaksanakan perintah- perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangannya. Ketaatan ini adalah ketaatan yang tulus, tidak dicampuri oleh riya atau pamrih. Banyak sekali ayat-ayat Allah maupun hadis Nabi saw. yang menekankan perintah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Di antarnya adalah firman Allah swt. ‫ي‬َ‫ا‬‫أ‬ََُّ‫ي‬ََ ‫َََّا‬ِ‫ي‬‫ن‬ َ ََ‫ا‬‫م‬َ‫ن‬ََ‫ا‬ ََ‫ا‬‫ق‬‫ن‬‫و‬َ ‫ا‬َ ‫ن‬‫َه‬ ‫ا‬‫ن‬‫ق‬ََّ ‫ا‬ِ‫ق‬ِ‫و‬‫ي‬َ‫ق‬‫ا‬‫و‬ ‫ا‬َ‫ل‬ ََ ‫ا‬‫ن‬َّ‫ا‬‫و‬َ‫ا‬‫ن‬َ‫و‬ ‫ا‬‫ن‬‫ل‬ِ‫ا‬ ‫ا‬َ‫أ‬‫ا‬‫و‬َ‫م‬َُّ ََ ََّ‫ا‬‫ن‬َُِِ‫ا‬‫ن‬ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. QS. Ali Imran 3:102. Firman Allah tentang kedudukan orang-orang yang bertaqwa: ‫ا‬‫ن‬َِّ‫ا‬ ‫َََّا‬ِ‫ق‬‫ن‬‫و‬‫ا‬‫ن‬َِِ ََ‫يف‬َ‫ز‬َ‫ن‬ “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan”. QS. An-Naba’ 78: ‫ا‬َََّ‫ن‬ ََ ‫ا‬ِ‫ق‬‫ن‬‫و‬ََ ‫ا‬َ ‫ن‬‫َه‬ ‫ا‬َ‫ج‬َ‫ع‬َ‫ل‬ََ ‫ا‬‫ق‬َ ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ر‬َ‫ج‬َ‫ن‬. ‫ا‬‫ق‬ََ‫ا‬‫ف‬َ‫ر‬ََ ََ ‫ا‬ََِّ‫ن‬ ‫ا‬‫ا‬‫َي‬َََّ ‫ا‬َ‫ل‬ ‫ا‬‫ا‬‫ح‬َُِ‫و‬ََََّ “Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menadakan baginya jalan keluar. Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya”. QS. Ath-Thalaq 65: 2-3. Taqwa kepada Allah artinya mempunyai kesadaran akan kehadiran-Nya. Allah selalu dekat dan menyertai kita, selalu mengawasi setiap perbuatan kita sehingga menimbulkan kesadaran agar kita senantiasa berhati-hati, jangan sampai menyimpang dari tuntunan, ajaran, dan ketentuan- ketentuan Allah swt. dalam kehidupan keseharian kita. Hal tersebut akan mendatangkan ketentraman dan ketenangan hati serta kesejahteraan dan keselamatan baik dalam kehidupan di dunia yang sebentar ini, maupun dalam kehidupan di akhirat yang langgeng kelak. Apakah kita sudah berhasil mencapai tingkat taqwa tersebut? Hanya Allah swt. dan kita masing- masinglah yang mengetahuinya dengan tepat. Salah satu ayat al-Qur’an yang membicarakan taqwa adalah surah al-A’raf ayat 26 sebagai berikut: ‫يح‬ َ‫ى‬ ‫م‬ ‫آدأ‬ ‫د‬ َ ‫مي‬ ‫ف‬ ‫ُّم‬ ‫كأ‬ َ ِ ‫ع‬ ‫ُي‬ ‫بي‬ ‫ََرى‬ َ ‫كأ‬ ‫َُاَو‬ ‫شي‬ َ‫َر‬ ‫بيس‬ َ ‫قَى‬ ‫و‬ َ ‫ك‬ ‫ي‬ ‫َر‬ ‫ج‬ ‫ك‬ ‫ي‬ َّ‫ن‬ ‫يت‬ ََ‫ا‬ ‫هللا‬ ‫ِاأ‬ ‫ع‬ ََّ‫ر‬ ‫يك‬ َ “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi ‘auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat”. Dalam ayat ini, Allah menyatakan bahwa Ia telah menyediakan dua macam pakaian bagi manusia:
  • 2. Pertama, pakaian lahir yang mempunyai 2 (dua) fungsi pokok, yaitu untuk menutupi aurat atau melindungi fisik orang dari bahaya yang datang dari luar dan (fungsi kedua) sebagai hiasan. Para ulama menjelaskan bahwa pakaian lahir yang disebut dalam ayat itu, di samping pakaian yang kita kenakan sehari-hari, berarti pula semua kenikmatan duniawi yang dianugrahkan Tuhan kepada kita yang memang kita butuhkan dalam hidup ini. Misalnya kesehatan badan, penguasaan ilmu pengetahuan yang luas dan dalam, perolehan rezeki/harta yang cukup, dan kekuasaan duniawi. Itu semua adalah perkara lahir yang dibuthkan manusia dalam hidupnya di dunia ini. Kedua, pakaian batin, atau dalam ayat di atas disebut “pakaian taqwa”. Pakaian taqwa ini – menurut ayat di atas- ternyata lebih baik dan lebih pentng ketimbang pakaian lahir. Ini karena pakaian taqwa akan memperindah ruhani, hati dan jiwa manusia. Pakaian taqwa akan menentukan apakah pakaian lahir tadi bermanfaat atau tidak. Banyak orang berpakaian lahir, tapai tidak berpakaian taqwa, maka pakaian lahir tadi tidak memberikan manfaat apa-apa untuknya di dunia maupun di akhirat. Al-Hasan al-Bashri, ulama besar yang hidup pada akhir abad VII M, dalam telaahnya tentang pengertian taqwa yang terkandung dalam surah al-A’raf ayat 26 di atas, mengungkapkan ciri-ciri orang yag bertaqwa kepada swt., sebagai berikut:  Teguh dalam keyakinan dan bijaksana dalam pelaksanaannya;  Tampak wibawanya karena seuma aktivitas hidupnya dilandasi kebenaran dan kejujuran;  Menonjol rasa puasnya dalam perolehan rezeki sesuai dengan usaha dan kemampuannya; Senantiasa bersih dan berhias walaupun miskin;  selalu cermat dalam perencanaan dan bergaya hidup sederhana walaupun kaya; Murah hati dan murah tangan  Tidak menghabiskan waktu dalam perbuatan yang tidak bermanfaat; Tidak berkeliaran dengan membawa fitnah  Disiplin dalam tugasnya;  Tinggi dedikasinya;  Terpelihara identitas muslimnya (setiap perbuatannya berorientasi kepada terciptanya kemaslahatan/kemanfaatan masyarakat);  Tidak pernah menuntut yang bukan haknya serta tidak menahan hak orang lain; Kalau ditegur orang segera intropeksi. Kalau ternyata teguran tersebut benar maka dia menyesal dan mohon ampun kepada Allah swt. serta minta maaf kepada orang yang tertimpa oleh kesalahannya itu; Kalau dimaki orang dia tersenyum simpul sambil mengucapkan: “Kalau makian anda benar saya bermohon semoga Allah swt. mengampuniku. Kalau teguran anda ternyata salah, saya bermohon agar Allah mengampunimu. Kalau kita mempunya ciri-ciri seperti di atas, berarti kita pantas merasa telah mencapai tingkat ketaqwaan keapda Allah swt. dan tentu harus kita pwlihara serta tingkatkan terus menerus. Pakaian taqwa dengan ciri-ciri seperti di atas yang telah kita perjuangkan; Menenunnya/merajutnya dengan susah payah sepanjang hidup kita ini janganlah dirusak lagi. Semoga Allah swt. menuntun kita masing-masing untuk mencapai tingkat taqwallah seperti di atas.
  • 3. CIRI ORANG BERIMAN CIRI ORANG BERIMAN Tersebut dalam surat Al-Anfaal ayat 2 – 4, setidaknya ada 5 ciri utama orang beriman itu, masing adalah : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”. (yaitu) orang-orang yang mendirikan sholat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia. (QS. Al- Anfaal [8] :2-4) Dari ayat di atas, maka ciri utama orang beriman adalah pertama, bila disebut asma ‘Alloh’, maka hati mereka tergetar. Maksud orang beriman pada ayat ini adalah orang yang sempurna imannya. Dan yang dimaksud dengan disebut nama Allah yakni disebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakannya. Kedua, istiqomah mendirikan sholat. Dalam Al-Qur’an Alloh SWT telah memerintahkan kita untuk sholat 5 waktu: ”Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Israa’[17]:78] Orang beriman adalah paling rajin mendirikan sholat yang lima waktu dan ditambah dengan sholat sunnah lainya. Ketika bulan Ramadhan, orang beriman akan lebih rajin termasuk ketika mendirikan sholat Tarawikh. Orang beriman sadar bahwa mendirikan sholat adalah kebutuhan yang harus ia penuhi agar tidak ada yang hilang dalam hidup ini. Dampak dari amalan sholat adalah bisa mencegah perbuatan keji dan munkar: Bila hanya selama Ramadhan kita rajin sholat, dan selepas Ramadhan kembali biasa saja bahkan meninggalkan sholat tidak merasa berdosa, maka kita sebenarnya belum beriman dengan sempurna. Dan bila belum sempurna iman kita, maka kita berpuasa hanyalah akan membuat badan ini lapar dan dahaga saja. Sebab syarat berpuasa belum kita penuhi, yakni beriman. Orang beriman sadar dengan sepenuh hati bahwa sholat adalah sangat penting, karena dengan selalu mendirikan sholat berarti ia telah mengokohkan tiang agama. Orang yang dengan sengaja tidak mendirikan sholat, berarti dia telah meruntuhkan agamanya. “Sholat adalah tiang agama, barang siapa yang mengerjakannya berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti ia meruntuhkan agama” (HR. Baihaqi). Bahkan yang lebih kontras lagi adalah, sholat juga berfungsi sebagai pembeda antara orang muslim dengan kafir. Barang siapa tidak sholat berarti dia kafir. “Batas antara seorang muslim dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan sholat.” (HR. Muslim) Orang beriman juga sangat sadar bahwa kelak amal yang pertama akan dihisab di akhirat adalah sholat. Orang yang dengan sengaja tidak mendirikan sholat, maka meskipun selama Ramadhan berpuasa sebulan penuh, orang semacam ini kelak di akhirat akan langsung dimasukkan ke dalam neraka. ”Amal yang pertama kali akan dihisab untuk seseorang hamba nanti pada hari kiamat ialah sholat, maka apabila sholatnya baik (lengkap), maka baiklah seluruh amalnya yang lain, dan jika sholatnya itu rusak (kurang lengkap) maka rusaklah segala amalan yang lain (Thabrani) Orang yang beriman sadar bahwa penyebab orang akan disikasa di neraka Saqar adalah karena selama hidupnya tidak mendirikan sholat kelak akan disiksa di neraka. “Apakah yang
  • 4. memasukkan kalian ke dalam neraka Saqar?” Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan sholat….” (QS. Al-Muddatstsir[74]: 42-43) Ketiga, apabila dibacakan ayat-ayat Alloh bertambahlah kualitas imannya. Ayat Alloh yang tertulis barangkali mudah membuat hati sedikit tersentuh dan menjadikan kadar keimanan naik kualitasnya. Namun, yang jauh lebih banyak dan senantiasa kita lihat dan dengarkan adalah ayat- ayat-Nya yang justru tidak tertulis di dalam kitab suci Al-Quran, yakni ayat atau tanda-tanda kebesaran Alloh yang tersebar di seantera jagat ini. Pernahkah kita menyadari, bahwa selama ini kita belum pernah melihat Matahari? Kita menganggap bahwa setiap pagi hingga sore saat udara cerah kita bisa melihat sang Surya itu dengan mata kita… Sungguh, kita telah tertipu. Kita selama ini hanyalah melihat sejarah Matahari, karena Matahari yang sebenarnya adalah Matahari yang kita saksikan sekitar 8,3 menit silam. Bintang Al-Nilan yang kita saksikan malam-malam ini, sebenarnya adalah sejarah Al-Nilal yangtelah dipancarkan pada zaman Khalifah Utsman bin Affan. Dengan melihat kemudian mengkaji dan menghayati ayat-ayat-Nya di semesta ini, sungguh iman kita bisa bertambah kualitasnya. Keempat, bertawakkal kepada Alloh, kapan dan dimana pun. Orang beriman tidak akan berpangku tangan menunggu keajaiban dari langit. Hidupnya selalu dinamis dan proaktif serta optimis dalam kondisi seperti apapun, karena Alloh SWT adalah Dzat tempat mengembalikan semua persoalan hidup. Dan ciri utama orang yang pandai bertawakkal adalah selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Alloh SWT. Kelima, menafkahkan sebagian harta. Ciri ini melekat dalam diri orang yang beriman dan membawa kerberkahan bagi ummat di sekelilingnya. Salah satu bukti kalau seseorang beriman, maka tetangganya akan mendapatkan manfaat dari keberadaannya. Dengan rajin sedekah, berarti orang beriman telah menjadi salah satu unsur rohmatan lil’alamin sebagaimana fungsi diturunkannya Rasululloh SAW. Rasullulloh SAW adalah teladan terbaik bagi kita, beliau adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanan beliau lebih dahsyat lagi di bulan Ramadhan. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6) Namun bulan Ramadhan merupakan momen yang spesial sehingga beliau lebih dermawan lagi. Bahkan dalam hadits, kedermawanan Rasululloh SAW dikatakan melebihi angin yang berhembus. Diibaratkan demikian karena Rasululloh SAW sangat ringan dan cepat dalam memberi, tanpa banyak berpikir, sebagaimana angin yang berhembus cepat. Dalam hadits juga angin diberi sifat ‘mursalah’ (berhembus), mengisyaratkan kedermawanan Rasululloh SAW memiliki nilai manfaat yang besar, bukan asal memberi, serta terus-menerus sebagaimana angin yang baik dan bermanfaat adalah angin yang berhembus terus-menerus. Penjelasan ini disampaikan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari.