SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
1
Etika Dalam Berdoa
Etika merupakan sikap yang ‘patut’ dimiliki dan diejawantahkan
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi dengan sesama,
kita membutuhkan etika. Saat menghadiri acara-acara resmi ‘pun’ ada
etikanya. Ketika seorang bawahan menghadap atasan, lagi-lagi dituntut
untuk beretika. Dan masih banyak lagi praktik-praktik kehidupan yang etika
berperan di dalamnya.
Jika dalam berinteraksi antarsesama saja kita membutuhkan etika.
Sudah barang tentu saat berinteraksi dengan Tuhan (Allah) pun ada
etikanya. Jika dalam menemui seseorang yang lebih terhormat saja
terkadang kita sibuk untuk memikirkan bagaimana cara beretika yang
sepatutnya. Bagaimana ketika kita ingin menemui (menghadap) Dzat yang
menciptakan orang terhormat tersebut? Pantaskah kita tidak beretika?
Berdoa merupakan salah satu bentuk interaksi manusia dengan
Sang Pencipta. Sebab dalam berdoa ada suatu permohonan yang diajukan
manusia kepada Tuhan-Nya yang sudah pasti akan melihat, mendengar dan
diharapkan (akan) mengabulkan apa yang dimohon oleh hamba-Nya.
Allah SWT telah berfirman:
ۖۖ
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.” (QS al-Baqarah/2:186)
Dalam kaitannya dengan etika dalam berdoa, Imam al-Ghazali
rahimahullâh dalam karya monumentalnya -- Ihyâ ‘Ulûmiddîn ---
memaparkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diejawantahkan
seseorang ketika berdoa, antara lain:
Berdoa Pada Waktu-waktu Mulia
Seseorang yang berdoa hendaklah bisa memilih dan memanfaatkan
waktu-waktu mulia seperti hari ‘Arafah yang mulia, bulan Ramadhan yang
diberkahi serta hari Jumat di tiap minggu. Selain itu ada juga waktu sahur
atau sepertiga malam terakhir yang juga merupakan waktu mulia untuk
berdoa.
2
Rasulullah saw bersabda:
“Setiap sepertiga malam yang terakhir Allah SWT turun ke langit dunia dan
berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Ku-kabulkan. Siapa yang
meminta kepada-Ku maka akan Ku-berikan. Dan siapa yang memohon ampun
kepada-Ku maka akan Ku-ampuni.” (Hadits Riwayat al-Bukhari, Shahîh al-
Bukhâriy, juz II, hal. 66, hadits no. 1145 dan Shahîh Muslim, juz II, hal. 175,
hadits no. 1808; dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu)
Selain waktu-waktu di atas, terdapat juga saat-saat mulia yang baik
digunakan untuk berdoa yaitu saat turunnya hujan, ketika shalat hendak
didirikan, berdoa di antara azan dan iqamah, berdoa selepas shalat dan
berdoa dalam keadaan sujud.
Rasulullah saw bersabda:
“Tidak ditolak doa antara azan dan iqamah” (Hadits Riwayat al-Baihaqi, As-
Sunan al-Kubrâ, juz I, hal. 410, hadits no. 2013; at-Tirmidzi, Sunan at-
Tirmidzi, juz I, hal. 415, hadits no. 212; Abu Dawud, Sunan Abî Dâwud, juz I,
hal. 144, hadits no. 521 dan Abu Ya’la, Musnad Abî Ya’lâ, VII, 172, hadits
no. 4147 dari Anas bin Malik r.a.)
“Kedekatan antara hamba dengan Rabbnya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka
perbanyaklah doa di dalamnya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah r.a., Shahîh
Muslim, juz II, hal. 49, hadits no. 1111)
Tidak Meninggikan Suara
Ketika Rasulullah saw mendengar suatu kaum yang meninggikan
suara saat berdoa, Beliau lalu menegurnya dengan berkata:
3
“Wahai sekalian manusia, rendahkanlah diri kalian karena kalian tidak menyeru
kepada Dzat yang tuli dan juga bukan Dzat yang jauh. Dia selalu bersama kalian
dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat. Maha suci nama-Nya dan Maha
Tinggi kebesaran-Nya.” (HR al-Bukhari, Shahîh al-Bukhâriy, juz IV, hal. 69,
hadits no. 2992 dan Muslim, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 73, hadits no.
7037, dari Abu Musa al-‘Asy’ari)
Pernyataan Rasulullah saw di atas memberikan sinyal bahwa dalam
berdoa hendaklah kita tidak meninggikan suara. Sebab Dzat yang kita
mohon selalu ada di dekat kita, selalu mendengar apa yang kita pinta
meskipun dalam bisikan hati sekalipun.
Dalam al-Qur’an sendiri telah disebutkan akan larangan
meninggikan suara ketika berdoa. Sebagaimana firman Allah SWT:
ۖۚ
“Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah ar-Rahman. Dengan nama yang mana
saja kamu seru, Dia mempunyai al-Asmâul Husna (nama-nama yang terbaik) dan
janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula
merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu." (QS al- Isrâ’/17:
110)
Yang dimaksud kata “shalat” dalam ayat di atas sebagaimana
Imam Muslim meriwayatkan dari ‘Aisyah r.a. ialah: “berdoa.”
Merendahkan Hati, Khusyu’, Penuh Harap dan Rasa Takut
Orang yang berdoa hendaklah menghayati tiap doa-doanya.
Dengan rasa ketundukan dan kerendahan hati serta penuh pengharapan,
pikiran dan hatinya benar-benar hadir saat berdoa.
Allah SWT berfirman:
4
ۚ
ۖ
“Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya
dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah
orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang
baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah
orang-orang yang khusyu' kepada kami.” (QS. Al-Anbiyâ’/21: 90)
Di lain tempat Allah SWT juga berfirman:
ۚ
ۚ
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik.” (QS Al-A’râf/7: 55-56)
Mengawali Doa Dengan Dzikrullâh dan Shalawat
Termasuk etika dalam berdoa ialah tidak langsung memulainya
dengan sebuah permohonan. Akan tetapi terlebih dahulu dibuka dengan
dzikrullah (bisa dengan pujian kepada Allah SWT) dan shalawat atas Nabi
saw. Abu Sulaiman ad-Darani rahimahullâh mengatakan bahwa orang yang
memohon kepada Allah SWT hendaklah memulainya dengan bershalawat
atas Nabi saw. Sebab Allah SWT sangat memuliakan orang yang berdoa
dengan diawali hal tersebut.
Mengenai perintah bershalawat saat akan memanjatkan doa
disebutkan dalam hadits Fadhalah bin ‘Ubaid, ia berkata,
5
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang memanjatkan doa
dalam shalatnya, lalu ia tidak memanjatkan shalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Beliau pun berkata, “Orang ini terlalu tergesa-gesa dalam doanya.”
Kemudian beliau memanggilnya lalu menegurnya atau mengatakan pada lainnya,
“Jika salah seorang di antara kalian berdoa, maka mulailah dengan memuji Allah,
menyanjung-Nya, lalu bershalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu
mintalah doa yang diinginkan.” (HR at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, juz V, hal.
517, hadits no. 3477 dan Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal, juz
VI, hal. 18, hadits no. 23982, dari Fadhalah bin ‘Ubaid. Abu Isa at- Tirmidzi
mengatakan bahwa hadits ini hasan-shahih)
Optimisme Dalam Berdoa
Orang yang berdoa harus selalu yakin bahwa doanya akan
terkabulkan. Dan janganlah berdoa dengan mengatakan: “Ya Allah ampunilah
aku jika Kau menghendaki dan kasihanilah aku jika Kau menghendaki.” Allah
SWT ialah Dzat yang selalu mengabulkan permohonan hambanya,
sebagaimana dinyatakan dalam beberapa ayat al Qur’an (baca: QS al-
Baqarah/2: 186). Akan tetapi apa yang kita mohon tidak selamanya
langsung diberikan Oleh-Nya. Bisa jadi ditahan untuk diberikan diakhirat
kelak atau bisa juga dijawab dengan penghapusan dosa-dosa sesuai dengan
kadar doa kita. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw:
“Tidaklah seorang muslim berdoa kecuali dikabulkannya. Bisa dengan dipercepat
pemberiannya di dunia, bisa dijadikan tabungan baginya di akherat dan bisa juga
dihapuskan dosa-dosanya setara dengan doanya selama ia tidak berdoa sambil
berbuat dosa atau memutuskan silaturahmi atau meminta cepat-cepat dikabulkan.
Beliau bersabda: Jika demikian kita perbanyak doa. Beliau pun bersabda juga:
6
"Allah lebih banyak pemberiannya.” (HR al-Bukhari, Al-Adab al-Mufrad, juz I,
hal. 248, hadits no. 710 dan Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal,
juz III, hal. 18, hadits no. 11149, dari Abu Sa’id al-Khudriy)
Wallâhu A’lamu bish-Shawâb.

More Related Content

What's hot

What's hot (18)

Mengumandangkan azan dan iqamah
Mengumandangkan azan dan iqamahMengumandangkan azan dan iqamah
Mengumandangkan azan dan iqamah
 
Shalatlah Sebagaimana Melihatku Shalat
Shalatlah Sebagaimana Melihatku ShalatShalatlah Sebagaimana Melihatku Shalat
Shalatlah Sebagaimana Melihatku Shalat
 
Adzan dan iqomat
Adzan dan iqomatAdzan dan iqomat
Adzan dan iqomat
 
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustakaSholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
 
Ibadah
IbadahIbadah
Ibadah
 
Doa ketika dirundung duka
Doa ketika dirundung dukaDoa ketika dirundung duka
Doa ketika dirundung duka
 
tata cara shalat tarawih dan witir
tata cara shalat tarawih dan witirtata cara shalat tarawih dan witir
tata cara shalat tarawih dan witir
 
Cr008 tata cara shalat rasul utk lelaki perempuan
Cr008  tata cara shalat rasul utk lelaki perempuanCr008  tata cara shalat rasul utk lelaki perempuan
Cr008 tata cara shalat rasul utk lelaki perempuan
 
Power Point Agama Islam
Power Point Agama IslamPower Point Agama Islam
Power Point Agama Islam
 
Shalat Berjamaah
Shalat BerjamaahShalat Berjamaah
Shalat Berjamaah
 
Slide adzan dan iqamah
Slide adzan dan iqamahSlide adzan dan iqamah
Slide adzan dan iqamah
 
Fiqh azan iqamat
Fiqh azan iqamatFiqh azan iqamat
Fiqh azan iqamat
 
Makalah shalat 2
Makalah shalat 2Makalah shalat 2
Makalah shalat 2
 
Bagaimana seharusnya kita berdoa
Bagaimana seharusnya kita berdoaBagaimana seharusnya kita berdoa
Bagaimana seharusnya kita berdoa
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Makalah tentang solat
Makalah tentang solatMakalah tentang solat
Makalah tentang solat
 
10 pertanyaan yang menyadarkan
10 pertanyaan yang menyadarkan10 pertanyaan yang menyadarkan
10 pertanyaan yang menyadarkan
 
Shalat
ShalatShalat
Shalat
 

Viewers also liked

Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawiRingkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawiMuhsin Hariyanto
 
Thaharah.ppt
Thaharah.pptThaharah.ppt
Thaharah.pptimuska
 
Presentasi Power Point Thaharah
Presentasi Power Point ThaharahPresentasi Power Point Thaharah
Presentasi Power Point Thaharahjannahere
 

Viewers also liked (6)

001 fiqih-thaharah
001 fiqih-thaharah001 fiqih-thaharah
001 fiqih-thaharah
 
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawiRingkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
 
Thaharah.ppt
Thaharah.pptThaharah.ppt
Thaharah.ppt
 
Thaharah, hadas, najis
Thaharah, hadas, najisThaharah, hadas, najis
Thaharah, hadas, najis
 
Presentasi Power Point Thaharah
Presentasi Power Point ThaharahPresentasi Power Point Thaharah
Presentasi Power Point Thaharah
 
Ppt thaharah
Ppt thaharahPpt thaharah
Ppt thaharah
 

Similar to BERDOADENGANETIKA

Kekuatan Doa.pptx
Kekuatan Doa.pptxKekuatan Doa.pptx
Kekuatan Doa.pptxhikarieve
 
Kumpulan risalah doa
Kumpulan risalah doaKumpulan risalah doa
Kumpulan risalah doaAsep Hidayat
 
tata cara shala tarawih dan witir
tata cara shala tarawih dan witirtata cara shala tarawih dan witir
tata cara shala tarawih dan witirTeguh Prasetyo
 
Waktu mustajab berdoa: 10 waktu mustajab untuk berdoa
Waktu mustajab berdoa: 10 waktu mustajab untuk berdoaWaktu mustajab berdoa: 10 waktu mustajab untuk berdoa
Waktu mustajab berdoa: 10 waktu mustajab untuk berdoaHendri Syahrial
 
Sunah keutamaan solawat
Sunah keutamaan solawatSunah keutamaan solawat
Sunah keutamaan solawatZizu Zegaf
 
Penghalang penghalang-do-a
Penghalang penghalang-do-aPenghalang penghalang-do-a
Penghalang penghalang-do-aRa Hardianto
 
Tuntutan shalat hajat
Tuntutan shalat hajatTuntutan shalat hajat
Tuntutan shalat hajatYasir Partomo
 
Salat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih Ibadah
Salat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih IbadahSalat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih Ibadah
Salat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih Ibadahannisa berliana
 
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihadMenggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihadMuhsin Hariyanto
 
KP 6 DZIKIR-DO_A-WIRID.ppt
KP 6 DZIKIR-DO_A-WIRID.pptKP 6 DZIKIR-DO_A-WIRID.ppt
KP 6 DZIKIR-DO_A-WIRID.pptDatriNurmansyah
 
5 amalan ketika mendengar azan
5 amalan ketika mendengar azan5 amalan ketika mendengar azan
5 amalan ketika mendengar azanErman Hidayat
 
Bagaimana seharusnya kita berdoa
Bagaimana seharusnya kita berdoaBagaimana seharusnya kita berdoa
Bagaimana seharusnya kita berdoaMuhsin Hariyanto
 

Similar to BERDOADENGANETIKA (20)

Kekuatan Doa.pptx
Kekuatan Doa.pptxKekuatan Doa.pptx
Kekuatan Doa.pptx
 
Kumpulan risalah doa
Kumpulan risalah doaKumpulan risalah doa
Kumpulan risalah doa
 
tata cara shala tarawih dan witir
tata cara shala tarawih dan witirtata cara shala tarawih dan witir
tata cara shala tarawih dan witir
 
Waktu mustajab berdoa: 10 waktu mustajab untuk berdoa
Waktu mustajab berdoa: 10 waktu mustajab untuk berdoaWaktu mustajab berdoa: 10 waktu mustajab untuk berdoa
Waktu mustajab berdoa: 10 waktu mustajab untuk berdoa
 
ebook rezeki.pdf
ebook rezeki.pdfebook rezeki.pdf
ebook rezeki.pdf
 
Sunah keutamaan solawat
Sunah keutamaan solawatSunah keutamaan solawat
Sunah keutamaan solawat
 
Doa
DoaDoa
Doa
 
Penghalang penghalang-do-a
Penghalang penghalang-do-aPenghalang penghalang-do-a
Penghalang penghalang-do-a
 
Tugas agama
Tugas agamaTugas agama
Tugas agama
 
Tuntutan shalat hajat
Tuntutan shalat hajatTuntutan shalat hajat
Tuntutan shalat hajat
 
Salat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih Ibadah
Salat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih IbadahSalat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih Ibadah
Salat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih Ibadah
 
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihadMenggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
 
KP 6 DZIKIR-DO_A-WIRID.ppt
KP 6 DZIKIR-DO_A-WIRID.pptKP 6 DZIKIR-DO_A-WIRID.ppt
KP 6 DZIKIR-DO_A-WIRID.ppt
 
Shalat hajat
Shalat hajatShalat hajat
Shalat hajat
 
Shalat hajat
Shalat hajatShalat hajat
Shalat hajat
 
Shalat hajat
Shalat hajatShalat hajat
Shalat hajat
 
Shalat hajat
Shalat hajatShalat hajat
Shalat hajat
 
Hadist
HadistHadist
Hadist
 
5 amalan ketika mendengar azan
5 amalan ketika mendengar azan5 amalan ketika mendengar azan
5 amalan ketika mendengar azan
 
Bagaimana seharusnya kita berdoa
Bagaimana seharusnya kita berdoaBagaimana seharusnya kita berdoa
Bagaimana seharusnya kita berdoa
 

More from Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkaca
 

BERDOADENGANETIKA

  • 1. 1 Etika Dalam Berdoa Etika merupakan sikap yang ‘patut’ dimiliki dan diejawantahkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi dengan sesama, kita membutuhkan etika. Saat menghadiri acara-acara resmi ‘pun’ ada etikanya. Ketika seorang bawahan menghadap atasan, lagi-lagi dituntut untuk beretika. Dan masih banyak lagi praktik-praktik kehidupan yang etika berperan di dalamnya. Jika dalam berinteraksi antarsesama saja kita membutuhkan etika. Sudah barang tentu saat berinteraksi dengan Tuhan (Allah) pun ada etikanya. Jika dalam menemui seseorang yang lebih terhormat saja terkadang kita sibuk untuk memikirkan bagaimana cara beretika yang sepatutnya. Bagaimana ketika kita ingin menemui (menghadap) Dzat yang menciptakan orang terhormat tersebut? Pantaskah kita tidak beretika? Berdoa merupakan salah satu bentuk interaksi manusia dengan Sang Pencipta. Sebab dalam berdoa ada suatu permohonan yang diajukan manusia kepada Tuhan-Nya yang sudah pasti akan melihat, mendengar dan diharapkan (akan) mengabulkan apa yang dimohon oleh hamba-Nya. Allah SWT telah berfirman: ۖۖ "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS al-Baqarah/2:186) Dalam kaitannya dengan etika dalam berdoa, Imam al-Ghazali rahimahullâh dalam karya monumentalnya -- Ihyâ ‘Ulûmiddîn --- memaparkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diejawantahkan seseorang ketika berdoa, antara lain: Berdoa Pada Waktu-waktu Mulia Seseorang yang berdoa hendaklah bisa memilih dan memanfaatkan waktu-waktu mulia seperti hari ‘Arafah yang mulia, bulan Ramadhan yang diberkahi serta hari Jumat di tiap minggu. Selain itu ada juga waktu sahur atau sepertiga malam terakhir yang juga merupakan waktu mulia untuk berdoa.
  • 2. 2 Rasulullah saw bersabda: “Setiap sepertiga malam yang terakhir Allah SWT turun ke langit dunia dan berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Ku-kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku maka akan Ku-berikan. Dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Ku-ampuni.” (Hadits Riwayat al-Bukhari, Shahîh al- Bukhâriy, juz II, hal. 66, hadits no. 1145 dan Shahîh Muslim, juz II, hal. 175, hadits no. 1808; dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu) Selain waktu-waktu di atas, terdapat juga saat-saat mulia yang baik digunakan untuk berdoa yaitu saat turunnya hujan, ketika shalat hendak didirikan, berdoa di antara azan dan iqamah, berdoa selepas shalat dan berdoa dalam keadaan sujud. Rasulullah saw bersabda: “Tidak ditolak doa antara azan dan iqamah” (Hadits Riwayat al-Baihaqi, As- Sunan al-Kubrâ, juz I, hal. 410, hadits no. 2013; at-Tirmidzi, Sunan at- Tirmidzi, juz I, hal. 415, hadits no. 212; Abu Dawud, Sunan Abî Dâwud, juz I, hal. 144, hadits no. 521 dan Abu Ya’la, Musnad Abî Ya’lâ, VII, 172, hadits no. 4147 dari Anas bin Malik r.a.) “Kedekatan antara hamba dengan Rabbnya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah doa di dalamnya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah r.a., Shahîh Muslim, juz II, hal. 49, hadits no. 1111) Tidak Meninggikan Suara Ketika Rasulullah saw mendengar suatu kaum yang meninggikan suara saat berdoa, Beliau lalu menegurnya dengan berkata:
  • 3. 3 “Wahai sekalian manusia, rendahkanlah diri kalian karena kalian tidak menyeru kepada Dzat yang tuli dan juga bukan Dzat yang jauh. Dia selalu bersama kalian dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat. Maha suci nama-Nya dan Maha Tinggi kebesaran-Nya.” (HR al-Bukhari, Shahîh al-Bukhâriy, juz IV, hal. 69, hadits no. 2992 dan Muslim, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 73, hadits no. 7037, dari Abu Musa al-‘Asy’ari) Pernyataan Rasulullah saw di atas memberikan sinyal bahwa dalam berdoa hendaklah kita tidak meninggikan suara. Sebab Dzat yang kita mohon selalu ada di dekat kita, selalu mendengar apa yang kita pinta meskipun dalam bisikan hati sekalipun. Dalam al-Qur’an sendiri telah disebutkan akan larangan meninggikan suara ketika berdoa. Sebagaimana firman Allah SWT: ۖۚ “Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al-Asmâul Husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu." (QS al- Isrâ’/17: 110) Yang dimaksud kata “shalat” dalam ayat di atas sebagaimana Imam Muslim meriwayatkan dari ‘Aisyah r.a. ialah: “berdoa.” Merendahkan Hati, Khusyu’, Penuh Harap dan Rasa Takut Orang yang berdoa hendaklah menghayati tiap doa-doanya. Dengan rasa ketundukan dan kerendahan hati serta penuh pengharapan, pikiran dan hatinya benar-benar hadir saat berdoa. Allah SWT berfirman:
  • 4. 4 ۚ ۖ “Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami.” (QS. Al-Anbiyâ’/21: 90) Di lain tempat Allah SWT juga berfirman: ۚ ۚ “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al-A’râf/7: 55-56) Mengawali Doa Dengan Dzikrullâh dan Shalawat Termasuk etika dalam berdoa ialah tidak langsung memulainya dengan sebuah permohonan. Akan tetapi terlebih dahulu dibuka dengan dzikrullah (bisa dengan pujian kepada Allah SWT) dan shalawat atas Nabi saw. Abu Sulaiman ad-Darani rahimahullâh mengatakan bahwa orang yang memohon kepada Allah SWT hendaklah memulainya dengan bershalawat atas Nabi saw. Sebab Allah SWT sangat memuliakan orang yang berdoa dengan diawali hal tersebut. Mengenai perintah bershalawat saat akan memanjatkan doa disebutkan dalam hadits Fadhalah bin ‘Ubaid, ia berkata,
  • 5. 5 “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang memanjatkan doa dalam shalatnya, lalu ia tidak memanjatkan shalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau pun berkata, “Orang ini terlalu tergesa-gesa dalam doanya.” Kemudian beliau memanggilnya lalu menegurnya atau mengatakan pada lainnya, “Jika salah seorang di antara kalian berdoa, maka mulailah dengan memuji Allah, menyanjung-Nya, lalu bershalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mintalah doa yang diinginkan.” (HR at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, juz V, hal. 517, hadits no. 3477 dan Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal, juz VI, hal. 18, hadits no. 23982, dari Fadhalah bin ‘Ubaid. Abu Isa at- Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan-shahih) Optimisme Dalam Berdoa Orang yang berdoa harus selalu yakin bahwa doanya akan terkabulkan. Dan janganlah berdoa dengan mengatakan: “Ya Allah ampunilah aku jika Kau menghendaki dan kasihanilah aku jika Kau menghendaki.” Allah SWT ialah Dzat yang selalu mengabulkan permohonan hambanya, sebagaimana dinyatakan dalam beberapa ayat al Qur’an (baca: QS al- Baqarah/2: 186). Akan tetapi apa yang kita mohon tidak selamanya langsung diberikan Oleh-Nya. Bisa jadi ditahan untuk diberikan diakhirat kelak atau bisa juga dijawab dengan penghapusan dosa-dosa sesuai dengan kadar doa kita. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Tidaklah seorang muslim berdoa kecuali dikabulkannya. Bisa dengan dipercepat pemberiannya di dunia, bisa dijadikan tabungan baginya di akherat dan bisa juga dihapuskan dosa-dosanya setara dengan doanya selama ia tidak berdoa sambil berbuat dosa atau memutuskan silaturahmi atau meminta cepat-cepat dikabulkan. Beliau bersabda: Jika demikian kita perbanyak doa. Beliau pun bersabda juga:
  • 6. 6 "Allah lebih banyak pemberiannya.” (HR al-Bukhari, Al-Adab al-Mufrad, juz I, hal. 248, hadits no. 710 dan Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal, juz III, hal. 18, hadits no. 11149, dari Abu Sa’id al-Khudriy) Wallâhu A’lamu bish-Shawâb.