SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
1
Meraih Maghfirah Allah, Bagaimana Caranya?
Tidak sedikit manusia yang tidak sadar bahwa dirinya telah banyak
melakukan kesalahan dan dosa, sehingga di dalam dirinya banyak sekali
kotoran jiwa yang melekat dan mengotori hatinya. Mereka merasa nyaman,
karena ketidaksadaran mereka terhadap dosa yang telah mengotori jiwanya.
Padahal, sadar atau tidak, setiap manusia pasti memiliki motivator
pribadi ( ‫البواعث‬‫الشخصية‬ ) yang berjumlah tiga macam, yang selalu berkompetisi
dalam dirinya, yang disebut dengan istilah nafsun ammârah, nafsun
lawwâmah, dan nafsun muthmainnah.
Pertama, Nafsun Ammârah adalah dorongan untuk melakukan
pelanggaran dan kemaksiatan. Manusia paling saleh pun memiliki dorongan
ini, karenanya sudah dipastikan tidak ada manusia yang steril dari dosa.
Kedua, Nafsun Lawwâmah adalah nafs yang suka mengoreksi ketika
kita melakukan dosa atau kemaksiatan. Kalau kita berkhianat atau
berbohong, misalnya: “siapakah yang pertama kali mengingatkan bahwa
perbuatan tersebut salah? Tentunya diri kita sendiri.” Inilah yang disebut
dengan nafsun lawwâmah.
Ketiga, Nafsun Muthmainnah adalah dorongan untuk berbuat
kebaikan. Jiwa akan merasa tenteram kalau melaksanakan aturan-aturan
Allah SWT dan berbuat berbagai kebajikan. Manusia yang paling bejat
sekalipun memiliki nafsun muthmainnah. Karenanya, sebejat-bejatnya
manusia pasti pernah berbuat kebaikan. Hakikatnya, manusia itu hanîf
(cenderung pada kebaikan), karena itu manusia akan merasa tenang,
tenteram, dan bangga kalau sudah berbuat kebaikan. Sebaliknya, ia merasa
gelisah dan menyesal bila melakukan pelanggaran dan dosa.
Ketiga macam nafsu ini selalu berkompetisi. Apabila nafsun
muthmainnah1
memenangkan persaingan, akan lahir perbuatan baik dan
1
An-Nafs (Jiwa) adalah potensi yang terdapat dalam diri setiap manusia.
Semua orang akan mengalami perkembangan jiwanya, selaras dengan berjalannya
waktu. Setiap orang yang senantiasa berkesediaan untuk bertaqarrub (mendekatkan
diri) kepada Allah, dirinya akan merasakan ketenangan dan ketenteraman dalam
jiwanya, tenang dan tenteram baik ketika ditimpa musibah maupun mendapatkan
nikmat. Jika ia mendapatkan musibah, ia ridha terhadap taqdir Allah dan jika
kehilangan sesuatu, ia tidak berputus asa. Bahkan jika ia mendapatkan nikmat, tidak
lupa diri, Ia senantiasa berada dalam sikap sabar dan syukur. Inilah yang oleh Allah
disebut sebagai an-Nafs al-Muthmainnah, jiwa yang tenang dan tenteram dalam
keimanan, dan tak pernah tergoyahkan oleh keragu-raguan (syubhat). Jiwa yang
senantiasa memiliki kerinduan untuk bertemu dengan Allah, Tuhan yang selalu ada
di dalam hatinya.
2
mulia. Namun, kalau nafsun ammârah yang memenangkannya, akan lahir
perbuatan nista dan maksiat. Puasa Ramadhan melatih jiwa agar bisa
mengendalikan nafsun ammârah, bahkan bisa menundukkannya, sehingga
yang dominan dalam diri kita adalah nafsun muthmainnah.
Kalau kita klasifikasi, paling tidak ada lima tipe orang yang
terjerumus dalam “dosa”.
Pertama, orang yang suka meremehkan dosa, sebagaimana
disabdakan Rasulullah SAW,
"Janganlah kalian meremehkan dosa-dosa kecil karena hal itu dapat terkumpul pada
diri seseorang hingga membinasakannya." Dan sesungguhnya Rasulullah shallallâhu
'alaihi wasallam memberi perumpamaan hal itu seperti suatu kaum yang singgah di
padang pasir yang luas, lalu para pekerja kaum datang, seorang laki-laki pergi dan
kembali membawa kayu dan orang lainnya kembali pula membawa kayu hingga
mereka dapat mengumpulkan setumpuk kayu, lalu mereka menyalakan api dan
dapat mematangkan semua yang mereka lemparkan ke dalamnya.'' (HR Ahmad
bin Hanbal dari Abdullah bin Mas’ud, Musnad Ahmad ibn Hanbal, juz I, hal.
402, hadits no. 3818 dan HR ath-Thabrani dari Abdullah bin Mas’ud, Al-
Mu’jam al-Kabîr, juz IX, hal. 62, hadits no. 10349)
Kedua, orang yang suka menunda taubat. Artinya taubat hanya
sebatas rencana dan cita-cita, tetapi tidak direalisasikan, sebagaimana firman
Allah,
ۚ
3
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum
datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-
ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat,
yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah
datang waktu kematiannya. dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.”
(QS al-Munâfiqûn/63: 10-11).
Ketiga, orang yang mau bertaubat kalau ditimpa kesusahan atau
musibah. Orang seperti ini baru merasa butuh terhadap maghfirah (ampunan)
Allah kalau dia sudah terpuruk, sebagaimana firman Allah,
“Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan
menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa.”
(QS Fushshilat/41: 51).
Keempat, orang yang berputus asa dari ampunan Allah, sehingga
merasa sudah “terlanjur ('kepalang’) berdosa'', sebagaimana firman Allah,
ۚ
ۚ
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa2
semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (QS az-Zumar/39: 53).
Kelima, orang yang sadar akan dosanya dan yakin akan ampunan
atau maghfirah Allah SWT sehingga bersungguh-sungguh dalam bertaubat.
Inilah tipe yang paling ideal dan inilah ciri orang takwa, sebagaimana firman
Allah,
2
Dalam konteks ini, simaklah kembali firman Allah dalam QS an-Nisâ/4:
48,
َ
ّ
‫ن‬ِ‫إ‬ََ‫ه‬ ّ
‫اّلل‬ََ
‫ه‬
‫ل‬ََ‫ر‬ِ‫ف‬
ْ
‫غ‬
‫ه‬
‫ي‬َ‫ن‬
‫ه‬
‫أ‬ََ‫ه‬‫ك‬‫ه‬ ْ
‫ْش‬‫ي‬ََِ‫ه‬ِ‫ب‬ََ‫ر‬ِ‫ف‬
ْ
‫غ‬‫ه‬‫ي‬‫ه‬‫و‬َ‫ا‬‫ه‬‫م‬ََ
‫ه‬
‫ون‬‫د‬ََ
‫ه‬
‫ذ‬َٰ
‫ه‬
‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ن‬‫ه‬‫م‬ِ‫ل‬ََ‫اء‬
‫ه‬
‫ش‬‫ه‬‫ي‬ۚ‫ن‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫و‬ََ
ْ
‫ك‬ِ
ْ
‫ْش‬‫ي‬ََِ
ّ
‫اّلل‬ِ‫ب‬ََِ‫د‬
‫ه‬
‫ق‬
‫ه‬
‫ف‬ََ‫ى‬‫ه‬ ‫ه‬
‫َت‬
ْ
‫اف‬َ‫ا‬ً‫م‬
ْ
‫ث‬ِ‫إ‬َ‫ا‬ً‫يم‬ِ‫ظ‬‫ه‬‫ع‬َ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
4
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya
diri sendiri3
, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan
mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS
Āli ‘Imrân/3: 135).
Karena tidak ada manusia yang steril dari dosa, maka Allah
membuka pintu maghfirah atau ampunannya setiap saat. Dan Allah pasti
memberikan maghfirah pada hamba-hamba-Nya yang mohon ampun atau
bertaubat dengan sungguh-sungguh, sebagaimana firman Allah,
ۖ
ۖ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasûhâ
(taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan
orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di
hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami,
3
Yang dimaksud “perbuatan keji (fâhisyah)” ialah” “dosa besar yang
dampak negatifnya tidak hanya menimpa diri sendiri, tetapi juga orang lain, seperti
zina, riba. Sedang yang dimaksud dengan “menganiaya diri sendiri” ialah:
“melakukan dosa yang dampak negatifnya hanya menimpa diri sendiri, baik yang
(berskala) besar atau pun kecil.
5
sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; sesungguhnya
Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS at-Tahrîm/66: 8).
Pertanyaan selanjutnya adalah: “Apa doa yang seharusnya kita
ucapkan, ketika kita berkeinginan untuk memohon ampunan dari Allah?”
Jawabnya ‘sederhana’. “Berdoalah seperti ketika Rasulullah saw berdoa”.
Karena beliaulah yang paling tepat untuk kita jadikan sebagai uswah hasanah
(suri tauladan) kita dalam segala hal. Termasuk di dalamnya, ketika kita
berkehendak untuk meminta ampunan dari Allah SWT atas segala
kesalahan dan dosa kita.
Dalam kitab Shahîh al-Bukhâriy dan Shahîh Muslim, kita bisa
menemukan sebuah hadits yang menjelaskan apa yang seharusnya kita
ucapkan ketika kita memohon ampunan kepada Allah atau istighfâr yang
sudah mencakup segala hal. Atau dengan kata lain: “sudah mencakup semua
permohonan ampunan dari segala macam kesalahan dan dosa yang pernah
kita perbuat.
Dari hasil penelusuran penulis, penulis temukan salah satu doa
yang diajarkan oleh Nabi kita (Nabi Muhammad) shallallâhu ‘alaihi wa
sallam, yang senantiasa beliau ucapkan dalam rangka untuk memohon
ampuan dari Allah SWT. Dan sudah seharusnya bisa kita amalkan dalam
doa-doa kita sehari-hari. Karena kita tahu bersama bahwa kita adalah
manusia yang tidak luput dari kesalahan, baik tatkala bercanda atau bersikap
serius. Dan semoga dengan doa ini, Allah akan berkenan untuk
mengampuni dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa kita yang
pernah kita lakukan.
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam biasa membaca doa permohonan
ampunan kepada Allah sebagai berikut:
(Allahummagh-firlî khathî-atî, wa jahlî, wa isrâfî fî amrî, wa mâ anta a’lamu bihî
minnî. Allahummagh-firlî jiddî wa hazlî, wa khatha-î wa ‘amdî, wa kulla dzâlika
‘indî)
“Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kejahilan (kedunguan)-ku, sikapku yang
melampaui batas dalam urusanku dan segala hal yang Engkau lebih mengetahui hal
itu daripada diriku. Ya Allah, ampunilah aku, kesalahan yang pernah kuperbuat
tatkala serius maupun saat bercanda dan ampunilah pula kesalahanku saat aku
tidak sengaja maupun sengaja, ampunilah segala kesalahan yang pernah kulakukan”
(Hadits Riwayat al-Bukhari, Shahîh al-Bukhâriy, juz VII, hal. 105, hadits no.
6
6399 dan Muslim, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 80, hadits no. 7076, dari Abu
Musa al-‘Asy’ari)
Doa ini adalah doa yang mencakup segala macam (bentuk) istighfâr
(permohonan ampunan kepada Allah). Karena doa ini sifatnya umum,
mencakup semuanya dan disertai perincian dengan lafazh yang tegas.
Para ulama memahami makna bahwa doa ini adalah: Manusia
sadara bahwa dirinya pernah melakukan kesalahan dan dosa dalam beragam
bentuknya, yang oleh karenanya ia memohon ampunan dari Allah dengan
ungkapan doanya: ‘Ya Allah, ampunilah dosaku seluruhnya (baik dosa kecil
maupun dosa besar). Ampunilah dosa yang muncul karena kejahilan
(kedunguan) diriku, karena sikap melampaui batas dalam segala hal. Ya Allah,
ampunilah dosaku, semuanya yang kuketahui maupun tidak kuketahui, yang
kuperbuat dalam keadaan serius atau bercanda, dan yang kuperbuat di kala
keliru (tidak sengaja) dan di kala sengaja. Aku mengakui semua dosa-dosa ini,
Ya Allah’.
Sedangkan kalimat doa yang terakhir “wa kulla dzâlika ‘indî”,
maksudnya adalah: “pengakuan kepada Allah bahwa kita adalah hamba
yang penuh dosa. Kita mengakui semua dosa itu sehingga timbullah rasa
‘hina’ (rendah diri) di hadapan Allah, maka kita pun memohon ampunan
dari setiap kesalahan dan dosa kita kepada-Nya.” Hal ini menunjukkan pada
diri kita, bahwa pengakuan seorang hamba terhadap dirinya bahwa ia penuh
dengan kekurangan – menurut penjelasan para ulama -- adalah salah satu
sebab diterimanya taubat dan diampuninya dosa setiap orang.
Oleh karenanya, saatnya kini “kita ucapkan dan renungkan doa ini”.
Bahkan, menurut penjelasan para ulama, ada satu pelajaran dari
doa ini yang perlu diperhatikan. Doa ini menunjukkan bahwa sudah
seharusnya seseorang ketika berdoa merenungkan maksud doa yang ia
panjatkan, karena hal ini akan memberikan pengaruh yang amat besar pada
jiwanya. Hal ini akan menimbulkan kekhusyu’an, rasa tunduk dan ‘hina’
(rendah diri) di hadapan Allah. Dan inilah yang menunjukkan
kesempurnaan ibadah seseorang dalam beribadah kepada Allah.
Demikian penjelasan ringkas mengenai Upaya Untuk Meraih
Maghfirah Allah. Semoga kita menjadi orang-orang yang selalu bersedia
untuk memohon maghfirah-Nya, dan (semoga) Allah senantiasa berkenan
untuk mengabulkan doa-doa kita.
Āmîn Yâ Mujîbas Sâilîn.
7

More Related Content

What's hot

Taubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
Taubat, Mata kuliah Akhlak TasawufTaubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
Taubat, Mata kuliah Akhlak Tasawufannisa berliana
 
Raja dan-taubat-group-3-class-xia-3
Raja dan-taubat-group-3-class-xia-3Raja dan-taubat-group-3-class-xia-3
Raja dan-taubat-group-3-class-xia-3awalsepta84
 
Ppt taubat dan raja
Ppt taubat dan rajaPpt taubat dan raja
Ppt taubat dan rajahufronafid07
 
Sholat ramadhan tq
Sholat ramadhan tqSholat ramadhan tq
Sholat ramadhan tqteguh.qi
 
Keutamaan Puasa dan Ramadhan
Keutamaan Puasa dan RamadhanKeutamaan Puasa dan Ramadhan
Keutamaan Puasa dan RamadhanErwin Wahyu
 
Ppt kitab
Ppt kitabPpt kitab
Ppt kitabeza1993
 
Ppt kitab
Ppt kitabPpt kitab
Ppt kitabeza1993
 
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)amienm92
 
Makalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 aMakalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 aMOH. SHOFI'I
 
Makalah taubat dan raja
Makalah taubat dan rajaMakalah taubat dan raja
Makalah taubat dan rajaAhmad Setiawan
 
Taubat_PAI 2010
Taubat_PAI 2010Taubat_PAI 2010
Taubat_PAI 2010apandin
 
Makalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 aMakalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 arizal92
 

What's hot (20)

Taubat
TaubatTaubat
Taubat
 
Kebersihan hati
Kebersihan hatiKebersihan hati
Kebersihan hati
 
Doa penyejuk ji wa
Doa penyejuk ji waDoa penyejuk ji wa
Doa penyejuk ji wa
 
Khutbah jumat
Khutbah jumatKhutbah jumat
Khutbah jumat
 
Tuntutan taubat
Tuntutan taubatTuntutan taubat
Tuntutan taubat
 
Taubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
Taubat, Mata kuliah Akhlak TasawufTaubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
Taubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
 
Raja dan-taubat-group-3-class-xia-3
Raja dan-taubat-group-3-class-xia-3Raja dan-taubat-group-3-class-xia-3
Raja dan-taubat-group-3-class-xia-3
 
Ppt taubat dan raja
Ppt taubat dan rajaPpt taubat dan raja
Ppt taubat dan raja
 
Sholat ramadhan tq
Sholat ramadhan tqSholat ramadhan tq
Sholat ramadhan tq
 
Keutamaan Puasa dan Ramadhan
Keutamaan Puasa dan RamadhanKeutamaan Puasa dan Ramadhan
Keutamaan Puasa dan Ramadhan
 
Ppt kitab
Ppt kitabPpt kitab
Ppt kitab
 
Ppt kitab
Ppt kitabPpt kitab
Ppt kitab
 
KITAB TAUBAT
KITAB TAUBATKITAB TAUBAT
KITAB TAUBAT
 
Taubat
TaubatTaubat
Taubat
 
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
 
Makalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 aMakalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 a
 
Shalat taubat
Shalat taubatShalat taubat
Shalat taubat
 
Makalah taubat dan raja
Makalah taubat dan rajaMakalah taubat dan raja
Makalah taubat dan raja
 
Taubat_PAI 2010
Taubat_PAI 2010Taubat_PAI 2010
Taubat_PAI 2010
 
Makalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 aMakalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 a
 

Viewers also liked

Konsep teks khutbah idul adha 1435 h.
Konsep teks khutbah idul adha 1435 h.Konsep teks khutbah idul adha 1435 h.
Konsep teks khutbah idul adha 1435 h.Muhsin Hariyanto
 
Ciencias sociales 5°
Ciencias sociales 5°Ciencias sociales 5°
Ciencias sociales 5°JJMRUB
 
Makna lailatul qadar dan nuzulul quran bagi orang yang beriman
Makna lailatul qadar dan nuzulul quran bagi orang yang berimanMakna lailatul qadar dan nuzulul quran bagi orang yang beriman
Makna lailatul qadar dan nuzulul quran bagi orang yang berimanMuhsin Hariyanto
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled PresentationMarta Fry
 
Aprender a aprender... anatomía de mi ple
Aprender a aprender... anatomía de mi pleAprender a aprender... anatomía de mi ple
Aprender a aprender... anatomía de mi pleHCecy Va R
 
Getting Started with Splunk Breakout Session
Getting Started with Splunk Breakout SessionGetting Started with Splunk Breakout Session
Getting Started with Splunk Breakout SessionSplunk
 
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan PankreasMateri Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan PankreasDwi Handayani
 
Swiftアプリにプッシュ通知を組み込もう!【事前準備編】
Swiftアプリにプッシュ通知を組み込もう!【事前準備編】Swiftアプリにプッシュ通知を組み込もう!【事前準備編】
Swiftアプリにプッシュ通知を組み込もう!【事前準備編】natsumo
 
SK Telecom - Smart Class Story (English Ver.)
SK Telecom - Smart Class Story (English Ver.)SK Telecom - Smart Class Story (English Ver.)
SK Telecom - Smart Class Story (English Ver.)sksmartclass
 
Examen muestra
Examen muestraExamen muestra
Examen muestramarthamh
 
Extending Open Cast Mine to Underground Mine Planning
Extending Open Cast Mine to Underground Mine PlanningExtending Open Cast Mine to Underground Mine Planning
Extending Open Cast Mine to Underground Mine PlanningJasmeet Singh Saluja
 

Viewers also liked (17)

Konsep teks khutbah idul adha 1435 h.
Konsep teks khutbah idul adha 1435 h.Konsep teks khutbah idul adha 1435 h.
Konsep teks khutbah idul adha 1435 h.
 
Ciencias sociales 5°
Ciencias sociales 5°Ciencias sociales 5°
Ciencias sociales 5°
 
RSE_EPM
RSE_EPMRSE_EPM
RSE_EPM
 
Makna lailatul qadar dan nuzulul quran bagi orang yang beriman
Makna lailatul qadar dan nuzulul quran bagi orang yang berimanMakna lailatul qadar dan nuzulul quran bagi orang yang beriman
Makna lailatul qadar dan nuzulul quran bagi orang yang beriman
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Interactive upload
Interactive uploadInteractive upload
Interactive upload
 
tutorial de slideshare
tutorial de slidesharetutorial de slideshare
tutorial de slideshare
 
Aprender a aprender... anatomía de mi ple
Aprender a aprender... anatomía de mi pleAprender a aprender... anatomía de mi ple
Aprender a aprender... anatomía de mi ple
 
Getting Started with Splunk Breakout Session
Getting Started with Splunk Breakout SessionGetting Started with Splunk Breakout Session
Getting Started with Splunk Breakout Session
 
SMART_Newsletter_Vol6_Iss1
SMART_Newsletter_Vol6_Iss1SMART_Newsletter_Vol6_Iss1
SMART_Newsletter_Vol6_Iss1
 
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan PankreasMateri Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
 
Swiftアプリにプッシュ通知を組み込もう!【事前準備編】
Swiftアプリにプッシュ通知を組み込もう!【事前準備編】Swiftアプリにプッシュ通知を組み込もう!【事前準備編】
Swiftアプリにプッシュ通知を組み込もう!【事前準備編】
 
SK Telecom - Smart Class Story (English Ver.)
SK Telecom - Smart Class Story (English Ver.)SK Telecom - Smart Class Story (English Ver.)
SK Telecom - Smart Class Story (English Ver.)
 
Easy Mobile
Easy MobileEasy Mobile
Easy Mobile
 
Examen muestra
Examen muestraExamen muestra
Examen muestra
 
Infarto miocardio
Infarto miocardioInfarto miocardio
Infarto miocardio
 
Extending Open Cast Mine to Underground Mine Planning
Extending Open Cast Mine to Underground Mine PlanningExtending Open Cast Mine to Underground Mine Planning
Extending Open Cast Mine to Underground Mine Planning
 

Similar to Meraih maghfirah

Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?
Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?
Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?HildaMahfud
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala TundungMemolo1
 
10 dosa besar dan cara bertaubat
10 dosa besar dan cara bertaubat10 dosa besar dan cara bertaubat
10 dosa besar dan cara bertaubatHIMAKA
 
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi BerpahalaMeski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahalatundungmemolo
 
Kiat kiat bersabar
Kiat kiat bersabarKiat kiat bersabar
Kiat kiat bersabarHelmon Chan
 
Tujuh kalimah dimuliakan allah swt dan malaikat
Tujuh kalimah dimuliakan allah swt dan malaikatTujuh kalimah dimuliakan allah swt dan malaikat
Tujuh kalimah dimuliakan allah swt dan malaikatHelmon Chan
 
Id agar doa di ijabah
Id agar doa di ijabahId agar doa di ijabah
Id agar doa di ijabahLoveofpeople
 
Bagaimana saya bertaubat
Bagaimana saya bertaubatBagaimana saya bertaubat
Bagaimana saya bertaubatNurulaini Rahim
 
Empat tanda keimanan
Empat tanda keimananEmpat tanda keimanan
Empat tanda keimananHelmon Chan
 
Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)
Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)
Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)amri30
 

Similar to Meraih maghfirah (20)

Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?
Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?
Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
 
Khutbah
KhutbahKhutbah
Khutbah
 
10 dosa besar dan cara bertaubat
10 dosa besar dan cara bertaubat10 dosa besar dan cara bertaubat
10 dosa besar dan cara bertaubat
 
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi BerpahalaMeski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
 
Kiat kiat bersabar
Kiat kiat bersabarKiat kiat bersabar
Kiat kiat bersabar
 
Tujuh kalimah dimuliakan allah swt dan malaikat
Tujuh kalimah dimuliakan allah swt dan malaikatTujuh kalimah dimuliakan allah swt dan malaikat
Tujuh kalimah dimuliakan allah swt dan malaikat
 
Id agar doa di ijabah
Id agar doa di ijabahId agar doa di ijabah
Id agar doa di ijabah
 
Bagaimana saya bertaubat
Bagaimana saya bertaubatBagaimana saya bertaubat
Bagaimana saya bertaubat
 
Shalat taubat
Shalat  taubatShalat  taubat
Shalat taubat
 
Pilar pilar muhasabah
Pilar pilar muhasabahPilar pilar muhasabah
Pilar pilar muhasabah
 
Pilar pilar muhasabah
Pilar pilar muhasabahPilar pilar muhasabah
Pilar pilar muhasabah
 
Pilar pilar muhasabah
Pilar pilar muhasabahPilar pilar muhasabah
Pilar pilar muhasabah
 
Empat tanda keimanan
Empat tanda keimananEmpat tanda keimanan
Empat tanda keimanan
 
Ikhlas
IkhlasIkhlas
Ikhlas
 
Ikhlas
IkhlasIkhlas
Ikhlas
 
Ikhlas
IkhlasIkhlas
Ikhlas
 
Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)
Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)
Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)
 

More from Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaMuhsin Hariyanto
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkaca
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkah
 

Meraih maghfirah

  • 1. 1 Meraih Maghfirah Allah, Bagaimana Caranya? Tidak sedikit manusia yang tidak sadar bahwa dirinya telah banyak melakukan kesalahan dan dosa, sehingga di dalam dirinya banyak sekali kotoran jiwa yang melekat dan mengotori hatinya. Mereka merasa nyaman, karena ketidaksadaran mereka terhadap dosa yang telah mengotori jiwanya. Padahal, sadar atau tidak, setiap manusia pasti memiliki motivator pribadi ( ‫البواعث‬‫الشخصية‬ ) yang berjumlah tiga macam, yang selalu berkompetisi dalam dirinya, yang disebut dengan istilah nafsun ammârah, nafsun lawwâmah, dan nafsun muthmainnah. Pertama, Nafsun Ammârah adalah dorongan untuk melakukan pelanggaran dan kemaksiatan. Manusia paling saleh pun memiliki dorongan ini, karenanya sudah dipastikan tidak ada manusia yang steril dari dosa. Kedua, Nafsun Lawwâmah adalah nafs yang suka mengoreksi ketika kita melakukan dosa atau kemaksiatan. Kalau kita berkhianat atau berbohong, misalnya: “siapakah yang pertama kali mengingatkan bahwa perbuatan tersebut salah? Tentunya diri kita sendiri.” Inilah yang disebut dengan nafsun lawwâmah. Ketiga, Nafsun Muthmainnah adalah dorongan untuk berbuat kebaikan. Jiwa akan merasa tenteram kalau melaksanakan aturan-aturan Allah SWT dan berbuat berbagai kebajikan. Manusia yang paling bejat sekalipun memiliki nafsun muthmainnah. Karenanya, sebejat-bejatnya manusia pasti pernah berbuat kebaikan. Hakikatnya, manusia itu hanîf (cenderung pada kebaikan), karena itu manusia akan merasa tenang, tenteram, dan bangga kalau sudah berbuat kebaikan. Sebaliknya, ia merasa gelisah dan menyesal bila melakukan pelanggaran dan dosa. Ketiga macam nafsu ini selalu berkompetisi. Apabila nafsun muthmainnah1 memenangkan persaingan, akan lahir perbuatan baik dan 1 An-Nafs (Jiwa) adalah potensi yang terdapat dalam diri setiap manusia. Semua orang akan mengalami perkembangan jiwanya, selaras dengan berjalannya waktu. Setiap orang yang senantiasa berkesediaan untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dirinya akan merasakan ketenangan dan ketenteraman dalam jiwanya, tenang dan tenteram baik ketika ditimpa musibah maupun mendapatkan nikmat. Jika ia mendapatkan musibah, ia ridha terhadap taqdir Allah dan jika kehilangan sesuatu, ia tidak berputus asa. Bahkan jika ia mendapatkan nikmat, tidak lupa diri, Ia senantiasa berada dalam sikap sabar dan syukur. Inilah yang oleh Allah disebut sebagai an-Nafs al-Muthmainnah, jiwa yang tenang dan tenteram dalam keimanan, dan tak pernah tergoyahkan oleh keragu-raguan (syubhat). Jiwa yang senantiasa memiliki kerinduan untuk bertemu dengan Allah, Tuhan yang selalu ada di dalam hatinya.
  • 2. 2 mulia. Namun, kalau nafsun ammârah yang memenangkannya, akan lahir perbuatan nista dan maksiat. Puasa Ramadhan melatih jiwa agar bisa mengendalikan nafsun ammârah, bahkan bisa menundukkannya, sehingga yang dominan dalam diri kita adalah nafsun muthmainnah. Kalau kita klasifikasi, paling tidak ada lima tipe orang yang terjerumus dalam “dosa”. Pertama, orang yang suka meremehkan dosa, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW, "Janganlah kalian meremehkan dosa-dosa kecil karena hal itu dapat terkumpul pada diri seseorang hingga membinasakannya." Dan sesungguhnya Rasulullah shallallâhu 'alaihi wasallam memberi perumpamaan hal itu seperti suatu kaum yang singgah di padang pasir yang luas, lalu para pekerja kaum datang, seorang laki-laki pergi dan kembali membawa kayu dan orang lainnya kembali pula membawa kayu hingga mereka dapat mengumpulkan setumpuk kayu, lalu mereka menyalakan api dan dapat mematangkan semua yang mereka lemparkan ke dalamnya.'' (HR Ahmad bin Hanbal dari Abdullah bin Mas’ud, Musnad Ahmad ibn Hanbal, juz I, hal. 402, hadits no. 3818 dan HR ath-Thabrani dari Abdullah bin Mas’ud, Al- Mu’jam al-Kabîr, juz IX, hal. 62, hadits no. 10349) Kedua, orang yang suka menunda taubat. Artinya taubat hanya sebatas rencana dan cita-cita, tetapi tidak direalisasikan, sebagaimana firman Allah, ۚ
  • 3. 3 “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb- ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh? Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Munâfiqûn/63: 10-11). Ketiga, orang yang mau bertaubat kalau ditimpa kesusahan atau musibah. Orang seperti ini baru merasa butuh terhadap maghfirah (ampunan) Allah kalau dia sudah terpuruk, sebagaimana firman Allah, “Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa.” (QS Fushshilat/41: 51). Keempat, orang yang berputus asa dari ampunan Allah, sehingga merasa sudah “terlanjur ('kepalang’) berdosa'', sebagaimana firman Allah, ۚ ۚ “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa2 semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS az-Zumar/39: 53). Kelima, orang yang sadar akan dosanya dan yakin akan ampunan atau maghfirah Allah SWT sehingga bersungguh-sungguh dalam bertaubat. Inilah tipe yang paling ideal dan inilah ciri orang takwa, sebagaimana firman Allah, 2 Dalam konteks ini, simaklah kembali firman Allah dalam QS an-Nisâ/4: 48, َ ّ ‫ن‬ِ‫إ‬ََ‫ه‬ ّ ‫اّلل‬ََ ‫ه‬ ‫ل‬ََ‫ر‬ِ‫ف‬ ْ ‫غ‬ ‫ه‬ ‫ي‬َ‫ن‬ ‫ه‬ ‫أ‬ََ‫ه‬‫ك‬‫ه‬ ْ ‫ْش‬‫ي‬ََِ‫ه‬ِ‫ب‬ََ‫ر‬ِ‫ف‬ ْ ‫غ‬‫ه‬‫ي‬‫ه‬‫و‬َ‫ا‬‫ه‬‫م‬ََ ‫ه‬ ‫ون‬‫د‬ََ ‫ه‬ ‫ذ‬َٰ ‫ه‬ ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ن‬‫ه‬‫م‬ِ‫ل‬ََ‫اء‬ ‫ه‬ ‫ش‬‫ه‬‫ي‬ۚ‫ن‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫و‬ََ ْ ‫ك‬ِ ْ ‫ْش‬‫ي‬ََِ ّ ‫اّلل‬ِ‫ب‬ََِ‫د‬ ‫ه‬ ‫ق‬ ‫ه‬ ‫ف‬ََ‫ى‬‫ه‬ ‫ه‬ ‫َت‬ ْ ‫اف‬َ‫ا‬ً‫م‬ ْ ‫ث‬ِ‫إ‬َ‫ا‬ً‫يم‬ِ‫ظ‬‫ه‬‫ع‬َ “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
  • 4. 4 “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri3 , mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS Āli ‘Imrân/3: 135). Karena tidak ada manusia yang steril dari dosa, maka Allah membuka pintu maghfirah atau ampunannya setiap saat. Dan Allah pasti memberikan maghfirah pada hamba-hamba-Nya yang mohon ampun atau bertaubat dengan sungguh-sungguh, sebagaimana firman Allah, ۖ ۖ “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasûhâ (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, 3 Yang dimaksud “perbuatan keji (fâhisyah)” ialah” “dosa besar yang dampak negatifnya tidak hanya menimpa diri sendiri, tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. Sedang yang dimaksud dengan “menganiaya diri sendiri” ialah: “melakukan dosa yang dampak negatifnya hanya menimpa diri sendiri, baik yang (berskala) besar atau pun kecil.
  • 5. 5 sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS at-Tahrîm/66: 8). Pertanyaan selanjutnya adalah: “Apa doa yang seharusnya kita ucapkan, ketika kita berkeinginan untuk memohon ampunan dari Allah?” Jawabnya ‘sederhana’. “Berdoalah seperti ketika Rasulullah saw berdoa”. Karena beliaulah yang paling tepat untuk kita jadikan sebagai uswah hasanah (suri tauladan) kita dalam segala hal. Termasuk di dalamnya, ketika kita berkehendak untuk meminta ampunan dari Allah SWT atas segala kesalahan dan dosa kita. Dalam kitab Shahîh al-Bukhâriy dan Shahîh Muslim, kita bisa menemukan sebuah hadits yang menjelaskan apa yang seharusnya kita ucapkan ketika kita memohon ampunan kepada Allah atau istighfâr yang sudah mencakup segala hal. Atau dengan kata lain: “sudah mencakup semua permohonan ampunan dari segala macam kesalahan dan dosa yang pernah kita perbuat. Dari hasil penelusuran penulis, penulis temukan salah satu doa yang diajarkan oleh Nabi kita (Nabi Muhammad) shallallâhu ‘alaihi wa sallam, yang senantiasa beliau ucapkan dalam rangka untuk memohon ampuan dari Allah SWT. Dan sudah seharusnya bisa kita amalkan dalam doa-doa kita sehari-hari. Karena kita tahu bersama bahwa kita adalah manusia yang tidak luput dari kesalahan, baik tatkala bercanda atau bersikap serius. Dan semoga dengan doa ini, Allah akan berkenan untuk mengampuni dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa kita yang pernah kita lakukan. Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam biasa membaca doa permohonan ampunan kepada Allah sebagai berikut: (Allahummagh-firlî khathî-atî, wa jahlî, wa isrâfî fî amrî, wa mâ anta a’lamu bihî minnî. Allahummagh-firlî jiddî wa hazlî, wa khatha-î wa ‘amdî, wa kulla dzâlika ‘indî) “Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kejahilan (kedunguan)-ku, sikapku yang melampaui batas dalam urusanku dan segala hal yang Engkau lebih mengetahui hal itu daripada diriku. Ya Allah, ampunilah aku, kesalahan yang pernah kuperbuat tatkala serius maupun saat bercanda dan ampunilah pula kesalahanku saat aku tidak sengaja maupun sengaja, ampunilah segala kesalahan yang pernah kulakukan” (Hadits Riwayat al-Bukhari, Shahîh al-Bukhâriy, juz VII, hal. 105, hadits no.
  • 6. 6 6399 dan Muslim, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 80, hadits no. 7076, dari Abu Musa al-‘Asy’ari) Doa ini adalah doa yang mencakup segala macam (bentuk) istighfâr (permohonan ampunan kepada Allah). Karena doa ini sifatnya umum, mencakup semuanya dan disertai perincian dengan lafazh yang tegas. Para ulama memahami makna bahwa doa ini adalah: Manusia sadara bahwa dirinya pernah melakukan kesalahan dan dosa dalam beragam bentuknya, yang oleh karenanya ia memohon ampunan dari Allah dengan ungkapan doanya: ‘Ya Allah, ampunilah dosaku seluruhnya (baik dosa kecil maupun dosa besar). Ampunilah dosa yang muncul karena kejahilan (kedunguan) diriku, karena sikap melampaui batas dalam segala hal. Ya Allah, ampunilah dosaku, semuanya yang kuketahui maupun tidak kuketahui, yang kuperbuat dalam keadaan serius atau bercanda, dan yang kuperbuat di kala keliru (tidak sengaja) dan di kala sengaja. Aku mengakui semua dosa-dosa ini, Ya Allah’. Sedangkan kalimat doa yang terakhir “wa kulla dzâlika ‘indî”, maksudnya adalah: “pengakuan kepada Allah bahwa kita adalah hamba yang penuh dosa. Kita mengakui semua dosa itu sehingga timbullah rasa ‘hina’ (rendah diri) di hadapan Allah, maka kita pun memohon ampunan dari setiap kesalahan dan dosa kita kepada-Nya.” Hal ini menunjukkan pada diri kita, bahwa pengakuan seorang hamba terhadap dirinya bahwa ia penuh dengan kekurangan – menurut penjelasan para ulama -- adalah salah satu sebab diterimanya taubat dan diampuninya dosa setiap orang. Oleh karenanya, saatnya kini “kita ucapkan dan renungkan doa ini”. Bahkan, menurut penjelasan para ulama, ada satu pelajaran dari doa ini yang perlu diperhatikan. Doa ini menunjukkan bahwa sudah seharusnya seseorang ketika berdoa merenungkan maksud doa yang ia panjatkan, karena hal ini akan memberikan pengaruh yang amat besar pada jiwanya. Hal ini akan menimbulkan kekhusyu’an, rasa tunduk dan ‘hina’ (rendah diri) di hadapan Allah. Dan inilah yang menunjukkan kesempurnaan ibadah seseorang dalam beribadah kepada Allah. Demikian penjelasan ringkas mengenai Upaya Untuk Meraih Maghfirah Allah. Semoga kita menjadi orang-orang yang selalu bersedia untuk memohon maghfirah-Nya, dan (semoga) Allah senantiasa berkenan untuk mengabulkan doa-doa kita. Āmîn Yâ Mujîbas Sâilîn.
  • 7. 7