SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
1
Mengenal Shalat Sunnah Isyrâq1
Dalam sebuah diskusi, para ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah
menjelaskan bahwa isyrâq/syurûq, berasal dari kata syarq yang maknanya:
“timur, terbit, atau menerangi”. Sedangkan istilah “shalat Isyrâq” atau shalat
Syurûq sering disebut-sebut oleh para ulama kalangan pengikut asy-
Syafi’iyah (madzhab Syafi’i) sebagaimana tertulis dalam kitab-kitab mereka
terutama dalam kaitan pembahasan shalat Dhuha.2
Syaikh Muhammad Shalih al-Munajid menjelaskan bahwa Shalat
Isyrâq adalah shalat dua rakaat setelah matahari terbit dan meninggi, bagi
yang Shalat Fajar (Shubuh) secara berjamaah di masjid, kemudian duduk di
tempat shalatnya untuk berdzikir kepada Allah hingga shalat dua rakaat.
Menurut Syaikh al-Utsaimin, Shalat Sunnah Isyrâq adalah shalat
sunnah Dhuha, akan tetapi jika ditunaikan segera sejak matahari terbit dan
meninggi seukuran tombak, maka dia disebut Shalat Isyrâq, jika dilakukan
pada akhir waktu atau di pertengahan waktu, maka dia dinamakan Shalat
Dhuha. Akan tetapi secara keseluruhan dia adalah Shalat Dhuha. Karena
para ulama berkata bahwa waktu shalat Dhuha adalah sejak meningginya
matahari seukuran tombak hingga sebelum matahari tergelincir.
Dikisahkan dari Abdullah bin al-Harits bin Naufal, “bahwa pada
suatu saat (‘Abdullah) ibnu ‘Abbas (saudara sepupu Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi
wa Sallam) tidak melaksanakan shalat Dhuha. Dia bercerita, lalu aku membawanya
menemui Ummu Hani’ binti Abi Thalib, dan kukatakan, “Beritahukan kepadanya
apa yang telah engkau beritahukan kepadaku. Lalu Ummu Hani’ berkata,
“Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam pernah masuk ke rumahku untuk
menemuiku pada hari pembebasan kota Mekkah, lalu beliau minta dibawakan air,
lalu beliau menuangkan ke dalam mangkuk besar, lalu minta dibawakan selembar
kain, kemudian beliau memasangnya sebagai tabir antara diriku dan beliau.
Selanjutnya, beliau mandi dan setelah itu beliau menyiramkan ke sudut rumah.
Baru kemudian beliau mengerjakan shalat delapan rakaat, yang saat itu adalah
waktu Dhuha. Berdiri, ruku’, sujud, dan duduknya adalah sama, yang saling
berdekatan sebagian dengan sebagian yang lainnya. Kemudian (‘Abdullah) ibnu
‘Abbas keluar seraya berkata, “Aku pernah membaca di antara dua papan, aku
tidak pernah mengenal shalat Dhuha kecuali sekarang. Dan aku pernah bertanya,
“Mana shalat Isyrâq? Dan setelah itu dia berkata, “Inilah shalat Isyrâq.”
(Diriwayatkan oleh ath-Thabari di dalam Kitab Tafsirnya [Jâmi’ul Bayân, juz
1
Dikutip dan diselaraskan dari beberapa sumber untuk kepentingan
Pengajian Ba’da Subuh, di Masjid Soko Tunggal, Taman, Patehan, Kraton,
Kota Yogyakarta, pada hari Rabu, 29 April 2015.
2
Ditulis berdasarkan bincang-bincang informal dengan para ulama
Majelis Tarjih Muhammadiyah, sewaktu penulis masih bergabung (aktif) di
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Tarjih pada periode
kepemimpinan 5 tahun yang lalu, sebagai anggota.
2
I, hal. 269] dan al- Hakim di dalam Kitab Al-Mustadrak, juz IV, hal. 59,
hadits no. 6873).
Keutamaan Shalat Isyrâq
Keutamaannya telah disebutkan dalam sabda Nabi Shallallâhu
‘Alaihi wa Sallam,
“Siapa pun yang mengerjakan shalat Shubuh secara berjamaah, kemudian dia
duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian dia (melaksanakan)
shalat dua rakaat, maka baginya (berhak untuk mendapatkan) pahala haji dan
umrah, (dalam jumlah yang) sempurna, sempurna, (dan) sempurna.” (Hadits
Riwayat at-Tirmidzi, juz II, hal. 481, hadits no. 586, dari hadits Anas bin
Malik radhiyallâhu ‘anhu)
Hadits ini diperselisihkan keshahihannya, sejumlah ulama
menyatakan dha’if, sementara yang lainnya menyatakan hasan. Termasuk --
yang menyatakan hasan adalah -- Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani
rahimahullâh dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi. Sementara itu, Syaikh Bin Baz
menyatakan hasan li ghairihi.
Syaikh Mukhtar asy-Syinqithi dalam Syarh Zâdul Mustaqni’
memberikan penjelasan hadits ini, bahwa keutamaan ini hanya dapat diraih
jika terpenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
1. Shalat subuh secara berjamaah. Sehingga tidak tercakup di dalamnya
orang yang shalat sendirian. Zhahir kalimat jamaah di hadits ini,
mencakup jamaah di masjid, jamaah di perjalanan, atau di rumah
bagi yang tidak wajib jamaah di masjid karena udzur.
2. Duduk berdzikir. Jika duduk tertidur, atau ngantuk maka tidak
mendapatkan fadhilah ini. Termasuk berdzikir adalah membaca
Alquran, beristighfar, membaca buku-buku agama, memebrikan
nasihat, diskusi masalah agama, atau amar ma’ruf nahi mungkar.
3. Duduk di tempat shalatnya sampai terbit matahari. Tidak boleh
pindah dari tempat shalatnya, jika dia pindah untuk mengambil
mush-haf al-Quran atau untuk kepentingan lainnya maka tidak
mendapatkan keutamaan ini. Karena keutamaan (untuk amalan ini)
sangat besar, pahala haji dan umrah “sempurna, sempurna,
3
sempurna” sedangkan maksud (duduk di tempat shalatnya di sini)
adalah dalam rangka Ar-Ribâth (menjaga ikatan satu amal dengan
amal yang lain), dan dalam riwayat yang lain Nabi shallallâhu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Kemudian duduk di tempat shalatnya.” Kalimat ini
menunjukkan bahwa dia tidak boleh meninggalkan tempat shalatnya.
Dan sekali lagi, untuk mendapatkan fadhilah yang besar ini, orang
harus memberikan banyak perhatian dan usaha yang keras, sehingga
seorang hamba harus memaksakan dirinya untuk sebisa mungkin
menyesuaikan amal ini sebagaimana teks hadits.
4. Shalat dua rakaat. Shalat ini dikenal dengan shalat isyrâq. Shalat ini
dikerjakan setelah terbitnya matahari setinggi tombak. (Syarh Zâdul
Mustaqni’, juz III, hal. 68)
Shalat ini (menurut para ulama) hukumnya sunnah, bukan wajib,
dia termasuk shalat Dhuha, karena waktu shalat Dhuha dimulai sejak
matahari terbit hingga menjelang matahari tergelincir (masuk waktu Zuhur).
Sebagaimana dinyatakan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallâhu
‘Anhu, dia berkata,
“Kekasihku (Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam) mewasiatkan kepadaku tiga
(hal) yang tidak (pernah) saya tinggalkan sampai saya meninggal dunia: puasa tiga
hari pada setiap bulan, shalat Dhuha, tidur (dalam kondisi) telah menunaikan
witir.” (Hadits Riwayat al-Bukhari, Shahîh al-Bukhâriy, juz III, hal. 53, hadits
no. 1178 dan Muslim, Shahîh Muslim, juz II, hal. 158, hadits no. 1705)
Waktu Shalat Isyrâq
Waktu shalat Isyrâq/Syurûq/Thulû’ ialah: pada awal waktu shalat
Dhuha atau Shalat Hari Raya ‘Idul Adh-ha, yaitu setelah matahari terbit dan
menaik setinggi 1 tombak. Atau jika diperkirakan dengan hitungan menit
maka sekitar 10 s/d 20 menit setelah matahari terbit.
Dengan demikian waktu pelaksanaan shalat sunnah
Isyrâq/Syurûq/Thulû’ tidak bertentangan dengan salah satu waktu terlarang
mengerjakan shalat, yaitu ketika “pas/tepat” matahari terbit. Diriwayatkan
dari Zaid bin Arqam,”Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam pernah pergi
ke penduduk Qubba’ pada saat mereka mengerjakan shalat (Dhuha). Lalu
beliau bersabda, “Shalat Awwâbîn adalah apabila anak onta sudah merasa
‘kepanasan’ di waktu Dhuha.”
4
Dalam riwayat Imam Ahmad, dari Zaid bin Arqam, “Bahwasanya
Nabi Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam datang ke masjid Qubba’ atau masuk ke
dalam masjid Qubba’ sesudah matahari terbit yang pada saat itu mereka
sedang mengerjakan shalat. Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya shalat
(nya) awwâbîn (orang yang banyak taubat kepada Allah) mereka laksanakan
apabila anak onta sudah kepanasan.” 15 Dan dari Al-Qasim al-Syaibani,
bahwasanya Zaid bin Arqam melihat suatu kaum yang sedang
melaksanakan shalat di waktu Dhuha, maka ia berkata: “Tidakkah mereka
mengetahui bahwasanya shalat di selain waktu ini lebih utama?
Sesungguhnya Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda:
“Shalat Awwâbîn dilakukan saat anak onta kepanasan.”
Maksud “anak onta sudah kepanasan” adalah matahari sudah
sangat panas sampai memanaskan tanah dan pasir sehingga panasnya itu
dirasakan oleh kaki anak-anak onta. Hal itu tidak terjadi kecuali pada saat
matahari sudah meninggi dan mendekati pertengahan siang. Hal itu terjadi
beberapa menit menjelang tergelincirnya matahari, sekitar seperempat jam
menjelang adzan Zhuhur. Dan pada waktu inilah pelaksanaan shalat Dhuha
yang paling utama.
Imam an-Nawawi berkata, “Dan faidah di dalamnya (hadits
tersebut): utamanya shalat (Dhuha) pada waktu ini. Para shahabat kami
berkata: Ia merupakan waktu shalat dhuha yang paling utama, walaupun
boleh dikerjakan sejak terbitnya matahari hingga waktu zawâl (tergelincirnya
matahari di tengah hari).”
Syaikh Mubarakfuri mengatakan, “Dan hadits tersebut memberi
faidah untuk mengakhirkan shalat Dhuha sampai menjelang pertengahan
siang.”
Pengingkaran Zaid bin Arqam dalam hadits Muslim di atas bukan
merupakan pengingkaran terhadap keberadaan shalat Dhuha di awal siang.
Akan tetapi pengingkaran Zaid bin Arqam ini adalah agar supaya orang-
orang melakukannya ketika matahari telah meninggi sehingga mereka
mendapatkan pahala yang lebih besar, karena waktu pelaksanaan shalat
Dhuha (Shalat Awwâbîn) yang paling utama adalah ketika matahari telah
memanas.
Tatacara Melaksanakan Shalat Isyrâq
Cara melaksanakan Shalat Isyrâq/Syurûq/Thulû’ sama dengan
shalat-shalat sunnah lain yang dikerjakan sebanyak 2 rakaat, dari mulai
takbiratul ihram sampai salam, gerakan dan bacaannya sama. Perbedaannya
hanya pada niat shalat. Yaitu kita menetapkan niat di dalam hati saja (tanpa
diucapkan dengan lisan) bahwa kita akan melaksanakan shalat sunnah Isyrâq
dan mengharapkan pahala dari Allah seperti disebutkan dalam hadits di atas.
5
Setelah shalat Shubuh berjamaah di masjid, tidak pulang ke rumah
atau tidak tidur-tiduran (apalagi sampai mendengkur [‘ngorok’, Jw. ), akan
tetapi dia berdiam di masjid untuk berdzikir kepada Allah dengan dzikir dan
wirid syar’i atau membaca al-Quran, atau mendengarkan taushiyah/kajian
ba’da subuh hingga matahari terbit. Kemudian sekitar 15 atau 20 menit
sesudah matahari terbit, kita berdiri melaksanakan shalat sunnah isyrâq
tersebut.
Yogyakarta, 29 April 2015

More Related Content

What's hot

ISTIQOMAH...SAMPAI AKHIR HAYAT
ISTIQOMAH...SAMPAI AKHIR HAYATISTIQOMAH...SAMPAI AKHIR HAYAT
ISTIQOMAH...SAMPAI AKHIR HAYATandri zulfikar
 
10 cara & 10 kiat optimalisasi ramadhan
10 cara & 10 kiat optimalisasi ramadhan10 cara & 10 kiat optimalisasi ramadhan
10 cara & 10 kiat optimalisasi ramadhanSlight Hope
 
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)Marhamah Saleh
 
Meraih kemuliaan lailatul qadr
Meraih kemuliaan lailatul qadrMeraih kemuliaan lailatul qadr
Meraih kemuliaan lailatul qadrAsep Supriatna
 
Laa ilaaha illallah
Laa ilaaha illallahLaa ilaaha illallah
Laa ilaaha illallahHelmon Chan
 
Riyadhus Shalihin Bab 13 Hadist No 133.pptx
Riyadhus Shalihin Bab 13 Hadist No 133.pptxRiyadhus Shalihin Bab 13 Hadist No 133.pptx
Riyadhus Shalihin Bab 13 Hadist No 133.pptxiwan ridwan
 
Memperingati Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad saw
Memperingati Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad sawMemperingati Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad saw
Memperingati Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad sawMuhammad Jamhuri
 
Sejarah Perkembangan Hadis.pptx
Sejarah Perkembangan Hadis.pptxSejarah Perkembangan Hadis.pptx
Sejarah Perkembangan Hadis.pptxAmanahTahfiz
 
Ppt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujudPpt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujudadifalsafi
 
Presentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnah
Presentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnahPresentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnah
Presentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnahMarhamah Saleh
 
6. membangun akidah kokoh kepribadian ISLAM
6. membangun akidah kokoh kepribadian ISLAM6. membangun akidah kokoh kepribadian ISLAM
6. membangun akidah kokoh kepribadian ISLAMAhmad Harmoko
 
Isra miraj nabi muhammad saw
Isra miraj nabi muhammad sawIsra miraj nabi muhammad saw
Isra miraj nabi muhammad sawlaode_07
 
ppt dan lkpd refisi
ppt dan lkpd refisi ppt dan lkpd refisi
ppt dan lkpd refisi HarYono62
 
Ppt Shalat jamak & qasar
Ppt Shalat jamak &  qasarPpt Shalat jamak &  qasar
Ppt Shalat jamak & qasarmiftaalamin23
 

What's hot (20)

ISTIQOMAH...SAMPAI AKHIR HAYAT
ISTIQOMAH...SAMPAI AKHIR HAYATISTIQOMAH...SAMPAI AKHIR HAYAT
ISTIQOMAH...SAMPAI AKHIR HAYAT
 
Ilmu jarh dan ta'dil
Ilmu jarh dan ta'dilIlmu jarh dan ta'dil
Ilmu jarh dan ta'dil
 
Keutamaan Kota Mekkah
Keutamaan Kota MekkahKeutamaan Kota Mekkah
Keutamaan Kota Mekkah
 
10 cara & 10 kiat optimalisasi ramadhan
10 cara & 10 kiat optimalisasi ramadhan10 cara & 10 kiat optimalisasi ramadhan
10 cara & 10 kiat optimalisasi ramadhan
 
Pengantar studi islam
Pengantar studi islamPengantar studi islam
Pengantar studi islam
 
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
 
Meraih kemuliaan lailatul qadr
Meraih kemuliaan lailatul qadrMeraih kemuliaan lailatul qadr
Meraih kemuliaan lailatul qadr
 
Laa ilaaha illallah
Laa ilaaha illallahLaa ilaaha illallah
Laa ilaaha illallah
 
Riyadhus Shalihin Bab 13 Hadist No 133.pptx
Riyadhus Shalihin Bab 13 Hadist No 133.pptxRiyadhus Shalihin Bab 13 Hadist No 133.pptx
Riyadhus Shalihin Bab 13 Hadist No 133.pptx
 
Memperingati Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad saw
Memperingati Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad sawMemperingati Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad saw
Memperingati Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad saw
 
Sejarah Perkembangan Hadis.pptx
Sejarah Perkembangan Hadis.pptxSejarah Perkembangan Hadis.pptx
Sejarah Perkembangan Hadis.pptx
 
Tasawuf
TasawufTasawuf
Tasawuf
 
Ppt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujudPpt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujud
 
Resep Kebahagiaan Menurut Islam
Resep Kebahagiaan Menurut IslamResep Kebahagiaan Menurut Islam
Resep Kebahagiaan Menurut Islam
 
Presentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnah
Presentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnahPresentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnah
Presentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnah
 
Bab 6 Macam-Macam Sujud
Bab  6 Macam-Macam SujudBab  6 Macam-Macam Sujud
Bab 6 Macam-Macam Sujud
 
6. membangun akidah kokoh kepribadian ISLAM
6. membangun akidah kokoh kepribadian ISLAM6. membangun akidah kokoh kepribadian ISLAM
6. membangun akidah kokoh kepribadian ISLAM
 
Isra miraj nabi muhammad saw
Isra miraj nabi muhammad sawIsra miraj nabi muhammad saw
Isra miraj nabi muhammad saw
 
ppt dan lkpd refisi
ppt dan lkpd refisi ppt dan lkpd refisi
ppt dan lkpd refisi
 
Ppt Shalat jamak & qasar
Ppt Shalat jamak &  qasarPpt Shalat jamak &  qasar
Ppt Shalat jamak & qasar
 

Similar to Mengenal shalat sunnah isyraq

Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMuhsin Hariyanto
 
Masbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannyaMasbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannyaAbyanuddin Salam
 
Fatwa majelis tarjih dan tajdid tentang shalat kusufain
Fatwa majelis tarjih dan tajdid tentang shalat kusufainFatwa majelis tarjih dan tajdid tentang shalat kusufain
Fatwa majelis tarjih dan tajdid tentang shalat kusufainMuhsin Hariyanto
 
Khutbah ttg qurban
Khutbah ttg qurbanKhutbah ttg qurban
Khutbah ttg qurbanalfatfatoha
 
PPT SOLAT SUNNAH
PPT SOLAT SUNNAHPPT SOLAT SUNNAH
PPT SOLAT SUNNAHEvaariva
 
Power point
Power pointPower point
Power pointnajikha
 
Sholat berjamaah
Sholat berjamaahSholat berjamaah
Sholat berjamaahMamaz-AJi
 
PPT BAB I SOLAT SUNNAH
PPT BAB I SOLAT SUNNAHPPT BAB I SOLAT SUNNAH
PPT BAB I SOLAT SUNNAHEvaariva
 
Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3
Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3
Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3ARDIANSLEKY
 
Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...
Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...
Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...Ra Hardianto
 
130714 sholat lail
130714 sholat lail130714 sholat lail
130714 sholat lailandikaasds
 

Similar to Mengenal shalat sunnah isyraq (20)

Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraq
 
belum
belumbelum
belum
 
Masbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannyaMasbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannya
 
Sholat gerhana
Sholat gerhanaSholat gerhana
Sholat gerhana
 
Fatwa majelis tarjih dan tajdid tentang shalat kusufain
Fatwa majelis tarjih dan tajdid tentang shalat kusufainFatwa majelis tarjih dan tajdid tentang shalat kusufain
Fatwa majelis tarjih dan tajdid tentang shalat kusufain
 
Materi pai kelas_7
Materi pai kelas_7Materi pai kelas_7
Materi pai kelas_7
 
Mahfud
MahfudMahfud
Mahfud
 
Khutbah ttg qurban
Khutbah ttg qurbanKhutbah ttg qurban
Khutbah ttg qurban
 
Sholat sunnah
Sholat sunnahSholat sunnah
Sholat sunnah
 
PPT SOLAT SUNNAH
PPT SOLAT SUNNAHPPT SOLAT SUNNAH
PPT SOLAT SUNNAH
 
Ppt shalat idain
Ppt shalat idainPpt shalat idain
Ppt shalat idain
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Sholat berjamaah
Sholat berjamaahSholat berjamaah
Sholat berjamaah
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
PPT BAB I SOLAT SUNNAH
PPT BAB I SOLAT SUNNAHPPT BAB I SOLAT SUNNAH
PPT BAB I SOLAT SUNNAH
 
Ppt Sholat Sunah
Ppt Sholat SunahPpt Sholat Sunah
Ppt Sholat Sunah
 
Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3
Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3
Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3
 
Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...
Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...
Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...
 
130714 sholat lail
130714 sholat lail130714 sholat lail
130714 sholat lail
 
Salat id
Salat idSalat id
Salat id
 

More from Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

Mengenal shalat sunnah isyraq

  • 1. 1 Mengenal Shalat Sunnah Isyrâq1 Dalam sebuah diskusi, para ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah menjelaskan bahwa isyrâq/syurûq, berasal dari kata syarq yang maknanya: “timur, terbit, atau menerangi”. Sedangkan istilah “shalat Isyrâq” atau shalat Syurûq sering disebut-sebut oleh para ulama kalangan pengikut asy- Syafi’iyah (madzhab Syafi’i) sebagaimana tertulis dalam kitab-kitab mereka terutama dalam kaitan pembahasan shalat Dhuha.2 Syaikh Muhammad Shalih al-Munajid menjelaskan bahwa Shalat Isyrâq adalah shalat dua rakaat setelah matahari terbit dan meninggi, bagi yang Shalat Fajar (Shubuh) secara berjamaah di masjid, kemudian duduk di tempat shalatnya untuk berdzikir kepada Allah hingga shalat dua rakaat. Menurut Syaikh al-Utsaimin, Shalat Sunnah Isyrâq adalah shalat sunnah Dhuha, akan tetapi jika ditunaikan segera sejak matahari terbit dan meninggi seukuran tombak, maka dia disebut Shalat Isyrâq, jika dilakukan pada akhir waktu atau di pertengahan waktu, maka dia dinamakan Shalat Dhuha. Akan tetapi secara keseluruhan dia adalah Shalat Dhuha. Karena para ulama berkata bahwa waktu shalat Dhuha adalah sejak meningginya matahari seukuran tombak hingga sebelum matahari tergelincir. Dikisahkan dari Abdullah bin al-Harits bin Naufal, “bahwa pada suatu saat (‘Abdullah) ibnu ‘Abbas (saudara sepupu Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam) tidak melaksanakan shalat Dhuha. Dia bercerita, lalu aku membawanya menemui Ummu Hani’ binti Abi Thalib, dan kukatakan, “Beritahukan kepadanya apa yang telah engkau beritahukan kepadaku. Lalu Ummu Hani’ berkata, “Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam pernah masuk ke rumahku untuk menemuiku pada hari pembebasan kota Mekkah, lalu beliau minta dibawakan air, lalu beliau menuangkan ke dalam mangkuk besar, lalu minta dibawakan selembar kain, kemudian beliau memasangnya sebagai tabir antara diriku dan beliau. Selanjutnya, beliau mandi dan setelah itu beliau menyiramkan ke sudut rumah. Baru kemudian beliau mengerjakan shalat delapan rakaat, yang saat itu adalah waktu Dhuha. Berdiri, ruku’, sujud, dan duduknya adalah sama, yang saling berdekatan sebagian dengan sebagian yang lainnya. Kemudian (‘Abdullah) ibnu ‘Abbas keluar seraya berkata, “Aku pernah membaca di antara dua papan, aku tidak pernah mengenal shalat Dhuha kecuali sekarang. Dan aku pernah bertanya, “Mana shalat Isyrâq? Dan setelah itu dia berkata, “Inilah shalat Isyrâq.” (Diriwayatkan oleh ath-Thabari di dalam Kitab Tafsirnya [Jâmi’ul Bayân, juz 1 Dikutip dan diselaraskan dari beberapa sumber untuk kepentingan Pengajian Ba’da Subuh, di Masjid Soko Tunggal, Taman, Patehan, Kraton, Kota Yogyakarta, pada hari Rabu, 29 April 2015. 2 Ditulis berdasarkan bincang-bincang informal dengan para ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah, sewaktu penulis masih bergabung (aktif) di Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Tarjih pada periode kepemimpinan 5 tahun yang lalu, sebagai anggota.
  • 2. 2 I, hal. 269] dan al- Hakim di dalam Kitab Al-Mustadrak, juz IV, hal. 59, hadits no. 6873). Keutamaan Shalat Isyrâq Keutamaannya telah disebutkan dalam sabda Nabi Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam, “Siapa pun yang mengerjakan shalat Shubuh secara berjamaah, kemudian dia duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian dia (melaksanakan) shalat dua rakaat, maka baginya (berhak untuk mendapatkan) pahala haji dan umrah, (dalam jumlah yang) sempurna, sempurna, (dan) sempurna.” (Hadits Riwayat at-Tirmidzi, juz II, hal. 481, hadits no. 586, dari hadits Anas bin Malik radhiyallâhu ‘anhu) Hadits ini diperselisihkan keshahihannya, sejumlah ulama menyatakan dha’if, sementara yang lainnya menyatakan hasan. Termasuk -- yang menyatakan hasan adalah -- Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullâh dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi. Sementara itu, Syaikh Bin Baz menyatakan hasan li ghairihi. Syaikh Mukhtar asy-Syinqithi dalam Syarh Zâdul Mustaqni’ memberikan penjelasan hadits ini, bahwa keutamaan ini hanya dapat diraih jika terpenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut: 1. Shalat subuh secara berjamaah. Sehingga tidak tercakup di dalamnya orang yang shalat sendirian. Zhahir kalimat jamaah di hadits ini, mencakup jamaah di masjid, jamaah di perjalanan, atau di rumah bagi yang tidak wajib jamaah di masjid karena udzur. 2. Duduk berdzikir. Jika duduk tertidur, atau ngantuk maka tidak mendapatkan fadhilah ini. Termasuk berdzikir adalah membaca Alquran, beristighfar, membaca buku-buku agama, memebrikan nasihat, diskusi masalah agama, atau amar ma’ruf nahi mungkar. 3. Duduk di tempat shalatnya sampai terbit matahari. Tidak boleh pindah dari tempat shalatnya, jika dia pindah untuk mengambil mush-haf al-Quran atau untuk kepentingan lainnya maka tidak mendapatkan keutamaan ini. Karena keutamaan (untuk amalan ini) sangat besar, pahala haji dan umrah “sempurna, sempurna,
  • 3. 3 sempurna” sedangkan maksud (duduk di tempat shalatnya di sini) adalah dalam rangka Ar-Ribâth (menjaga ikatan satu amal dengan amal yang lain), dan dalam riwayat yang lain Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kemudian duduk di tempat shalatnya.” Kalimat ini menunjukkan bahwa dia tidak boleh meninggalkan tempat shalatnya. Dan sekali lagi, untuk mendapatkan fadhilah yang besar ini, orang harus memberikan banyak perhatian dan usaha yang keras, sehingga seorang hamba harus memaksakan dirinya untuk sebisa mungkin menyesuaikan amal ini sebagaimana teks hadits. 4. Shalat dua rakaat. Shalat ini dikenal dengan shalat isyrâq. Shalat ini dikerjakan setelah terbitnya matahari setinggi tombak. (Syarh Zâdul Mustaqni’, juz III, hal. 68) Shalat ini (menurut para ulama) hukumnya sunnah, bukan wajib, dia termasuk shalat Dhuha, karena waktu shalat Dhuha dimulai sejak matahari terbit hingga menjelang matahari tergelincir (masuk waktu Zuhur). Sebagaimana dinyatakan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallâhu ‘Anhu, dia berkata, “Kekasihku (Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam) mewasiatkan kepadaku tiga (hal) yang tidak (pernah) saya tinggalkan sampai saya meninggal dunia: puasa tiga hari pada setiap bulan, shalat Dhuha, tidur (dalam kondisi) telah menunaikan witir.” (Hadits Riwayat al-Bukhari, Shahîh al-Bukhâriy, juz III, hal. 53, hadits no. 1178 dan Muslim, Shahîh Muslim, juz II, hal. 158, hadits no. 1705) Waktu Shalat Isyrâq Waktu shalat Isyrâq/Syurûq/Thulû’ ialah: pada awal waktu shalat Dhuha atau Shalat Hari Raya ‘Idul Adh-ha, yaitu setelah matahari terbit dan menaik setinggi 1 tombak. Atau jika diperkirakan dengan hitungan menit maka sekitar 10 s/d 20 menit setelah matahari terbit. Dengan demikian waktu pelaksanaan shalat sunnah Isyrâq/Syurûq/Thulû’ tidak bertentangan dengan salah satu waktu terlarang mengerjakan shalat, yaitu ketika “pas/tepat” matahari terbit. Diriwayatkan dari Zaid bin Arqam,”Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam pernah pergi ke penduduk Qubba’ pada saat mereka mengerjakan shalat (Dhuha). Lalu beliau bersabda, “Shalat Awwâbîn adalah apabila anak onta sudah merasa ‘kepanasan’ di waktu Dhuha.”
  • 4. 4 Dalam riwayat Imam Ahmad, dari Zaid bin Arqam, “Bahwasanya Nabi Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam datang ke masjid Qubba’ atau masuk ke dalam masjid Qubba’ sesudah matahari terbit yang pada saat itu mereka sedang mengerjakan shalat. Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya shalat (nya) awwâbîn (orang yang banyak taubat kepada Allah) mereka laksanakan apabila anak onta sudah kepanasan.” 15 Dan dari Al-Qasim al-Syaibani, bahwasanya Zaid bin Arqam melihat suatu kaum yang sedang melaksanakan shalat di waktu Dhuha, maka ia berkata: “Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya shalat di selain waktu ini lebih utama? Sesungguhnya Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda: “Shalat Awwâbîn dilakukan saat anak onta kepanasan.” Maksud “anak onta sudah kepanasan” adalah matahari sudah sangat panas sampai memanaskan tanah dan pasir sehingga panasnya itu dirasakan oleh kaki anak-anak onta. Hal itu tidak terjadi kecuali pada saat matahari sudah meninggi dan mendekati pertengahan siang. Hal itu terjadi beberapa menit menjelang tergelincirnya matahari, sekitar seperempat jam menjelang adzan Zhuhur. Dan pada waktu inilah pelaksanaan shalat Dhuha yang paling utama. Imam an-Nawawi berkata, “Dan faidah di dalamnya (hadits tersebut): utamanya shalat (Dhuha) pada waktu ini. Para shahabat kami berkata: Ia merupakan waktu shalat dhuha yang paling utama, walaupun boleh dikerjakan sejak terbitnya matahari hingga waktu zawâl (tergelincirnya matahari di tengah hari).” Syaikh Mubarakfuri mengatakan, “Dan hadits tersebut memberi faidah untuk mengakhirkan shalat Dhuha sampai menjelang pertengahan siang.” Pengingkaran Zaid bin Arqam dalam hadits Muslim di atas bukan merupakan pengingkaran terhadap keberadaan shalat Dhuha di awal siang. Akan tetapi pengingkaran Zaid bin Arqam ini adalah agar supaya orang- orang melakukannya ketika matahari telah meninggi sehingga mereka mendapatkan pahala yang lebih besar, karena waktu pelaksanaan shalat Dhuha (Shalat Awwâbîn) yang paling utama adalah ketika matahari telah memanas. Tatacara Melaksanakan Shalat Isyrâq Cara melaksanakan Shalat Isyrâq/Syurûq/Thulû’ sama dengan shalat-shalat sunnah lain yang dikerjakan sebanyak 2 rakaat, dari mulai takbiratul ihram sampai salam, gerakan dan bacaannya sama. Perbedaannya hanya pada niat shalat. Yaitu kita menetapkan niat di dalam hati saja (tanpa diucapkan dengan lisan) bahwa kita akan melaksanakan shalat sunnah Isyrâq dan mengharapkan pahala dari Allah seperti disebutkan dalam hadits di atas.
  • 5. 5 Setelah shalat Shubuh berjamaah di masjid, tidak pulang ke rumah atau tidak tidur-tiduran (apalagi sampai mendengkur [‘ngorok’, Jw. ), akan tetapi dia berdiam di masjid untuk berdzikir kepada Allah dengan dzikir dan wirid syar’i atau membaca al-Quran, atau mendengarkan taushiyah/kajian ba’da subuh hingga matahari terbit. Kemudian sekitar 15 atau 20 menit sesudah matahari terbit, kita berdiri melaksanakan shalat sunnah isyrâq tersebut. Yogyakarta, 29 April 2015