Dokumen tersebut membahas beberapa topik tentang konsep istidraj dan dalil-dalilnya dari Alquran dan hadis, termasuk pengertian, konsep, dan hukuman yang disegerakan sebagai kasih sayang Allah."
1. 1
KUMPULAN ARTIKEL
1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ
2. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG
DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH
TERHADAP HAMBANYA., (DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN,
SERTA CONTOH KASUS).
3. DOSA DAN KRITERIA RIBA BESERTA DALIL-DALILNYA
4. KEUTAMAAN SHODAQOH BERSERTA DALIL-DALILNYA
5. SIFAT TAKDIR KEMATIAN BESERTA DALIL-DALILNYA
6. KEWAJIBAN AMAR MAKRUF – NAHI MUNKAR BESERTA DALIL-
DALILNYA
Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Pendidikan
Agama Islam
Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh:
Nama : Baiq Wanda Tika Muslihah
NIM : L1B021092
Prodi/Kelas : Ilmu Komunikasi / 1 B
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MATARAM
2021
2. 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….…..2
BAB I…………………………………………………………………………….…..3
a. Pengertian Istidraj…………………………………………………………....3
b. Konsep Istidraj……………………………………………………… ……....4
c. Dalil – Dalil Tentang Istidraj………………………………………………...5
BAB II……………………………………………………………………………….9
a. Dalil -Dalil Hadits Qudsi Tentang Hukuman Yang Di Segerakan Sebagai
Bentuk Kasih Sayang Allah Terhadap Hambanya…………………………...9
BAB III……………………………………………………………………………...12
a. Dosa Dan Kriteria Riba……………………………………………………...12
b. Dalil Riba…………………………………………………………………....15
BAB IV…………………………………………………………………………..….17
a. Keutamaan Shodaqoh Beserta Dalilnya……………………………….....….17
BAB V……………………………………………………………………………….21
a. Sifat Takdir Kematian Beserta Dalilnya…………………………………..…21
BAB VI………………………………………………………………………….…..24
a. Kewajiban Amar Makruf – Nahi Munkar Beserta Dalil -Dalilnya…….……24
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………....28
3. 3
BAB 1
ISTIDRAJ
A. PENGERTIAN ISTIDRAJ
Allah memerintahkan setiap Muslim untuk senantiasa taat kepada-Nya.
Bentuk ketaatan ini bisa dibuktikan dengan selalu menjalankan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya. Segala bentuk ketidakpatuhan seorang hamba
kepada Allah SWT disebut sebagai maksiat. Dan segala bentuk kemasiatan akan
mendapatkan hukumannya di sisi Allah. Salah satu hukuman bagi seorang
Muslim yang melakukan maksiat adalah istidraj.
Istidraj adalah berasal dari kata 'daraja' dalam bahasa Arab yang berarti
naik satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun, Istidraj lebih dikenal
sebagai istilah azab yang berupa kenikmatan yang sengaja diberikan pada
seseorang. Jadi, Allah SWT menguji hamba-hambanya yang lalai dalam
beribadah dengan melimpahkan mereka kenikmatan dunia. Padahal, segala hal
yang dinikmati tersebut adalah suatu jebakan.
Berdasarkan sumber lain, dikutip dari jurnal berjudul Istidraj dalam Alquran
Perspektif Imam Al-Qurthubi karya Diana Fitri Febriani, Istidraj adalah nikmat
yang diberikan Allah kepada orang-orang yang membangkang terhadap-Nya. Ini
merupakan hukuman dari Allah agar orang tersebut terus terjerumus dalam
kesesatan. Nikmat yang diberikan bukanlah bentuk kasih sayang Allah,
melainkan murka Allah terhadap mereka. Nikmat tersebut hanyalah alat untuk
menghukum mereka, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
4. 4
Umumnya, Istidraj terjadi pada umat Islam yang lalai dalam beribadah.
Namun, mereka selalu dapat merasakan banyak kenikmatan di dunia. Misalnya,
seorang umat yang tidak pernah menunaikan salat dan mengerjakan amalan lain,
tetapi dilimpahkan rezeki begitu banyak. Padahal, kenikmatan yang membuat
mereka terlena adalah sebuah jebakan atau azab dari Allah SWT.
B. KONSEP ISTIDRAJ
Ada beberapa konsep istidraj yang biasa kita ketahui, konsepnya adalah sebagai berikut:
• Ibadah Kita Semakin Turun, namun kesenangan makin melimpah.
Yang paling sering dijumpai adalah perilaku malas beribadah, namun terasa
begitu nikmat menjalani hidup. Misalnya, seorang muslim jarang atau bahkan
tidak pernah menunaikan salat wajib, namun pekerjaannya berjalan lancar. Dia
juga berkecukupan dari segi materi, serta menjalani hidup yang layak.
Sesungguhnya, kelancaran rezeki yang diterima adalah ujian dari Allah SWT,
apakah dia akan terus terjebak atau mulai berpikir dari mana datangnya semua
nikmat dalam hidup. Ibnu Athaillah berkata : “Hendaklah engkau takut jika
selalu mendapatkan karunia allah, sementara engkau tetap dalam perbuatan
maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata istidraj oleh
Allah.”
• Kita Melakukan Maksiat, Tapi malah makin banyak kesenangan.
Ali Bin Abi Thalib r.a berkata : “Hai anak adam ingat dan waspadalah bila kau
lihat tuhanmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu, sementara
5. 5
engkau terus-menerus mmelakukan maksiat kepada-Nya (Mutiara Nahjul
Balagih Hal 121)
• Semakin Kikir, Namun harta semakin banyak sebagaiman kita ketahui bahwa
sebetulnya sodaqoh dapat membuat harta kita semakin banyak. Ketika kita
dihinggapi sifat kikir, tak pernah zakat, infak, shadaqah ataupun mengulurkan
bantuan kepada orang lain. Namun justru harta semakin melimpah ruah. Itulah
menjadi salah satu ciri pengertian istidraj dalam islam
• Jarang Sakit.
Sakit adalah bentuk rasa sayang Allah SWT kepada hamba-Nya. Orang yang
sakit akan diuji kesabaran dan keimanannya. Kepada siapa mereka akan
meminta kesembuhan, apakah Allah SWT atau sosok lainnya. Imam syafi‟i
pernah mengatakan bahwa setiap orang pasti pernah mengalami sakit suatu
ketika dalalam hidupnya. jika engkau tidak pernah sakit maka tengoklah
kebelakang mungkin ada yang dengan dirimu.
C. DALIL –DALIL ISTIDRAJ
1. Surah Al – Anam ayat 44
Allah SWT berfirman :
ن ْوُسِلْبُّم ْمُه اِذاف ةتْغب ْمُهٰنْذخا ا ْْٓوُت ْوُا ْٓامِب ا ْوُح ِ
رف اِذا ىْٓتح ءْيش ِلُك ابْوبا ْمِهْيلع اْنحتف هِب ا ْوُِركُذ ام ا ْوُسن اَّملف
Artinya : "Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan
kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk
mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan
kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka
terdiam putus asa."
6. 6
2. Surah Ali Imran ayat 178
Allah SWT berfirman :
ْنيِهُّم ابذع ْمُهلو ۚ امْثِا ا ُْْٓوداد ْزِيل ْمُهل ْيِلْمُن امَّنِا ْمِهِسُفْن ِ
ّل ْريخ ْمُهل ْيِلْمُن امَّنا ا ْْٓوُرفك ْنيِذَّلا َّنبحْسي ّلو
Artinya : "Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang
waktu yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya
tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka
semakin bertambah; dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan."
3. Al – Qalam ayat 44
Allah SWT berfirman
ونُملْعي ّل ُْثيح ْنِم مُهُج ِ
ْردْتسنس ۖ ِثِيدحْٱل اذ ٰهِب ُِبذُكي نمو ِىن ْرذف
Artinya : “Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsurangsur (ke
arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.”
4. Al – Mu‟minun ayat 55-56
ْنيِنب َّو الَّم ْنِم هِب ْمُهُّدِمُن امَّنا ن ُْوبْسحيا
ن ْوُرُعْشي َّ
ّل ْلب ِت ٰ
ْريخْال ِىف ْمُهل ُع ِ
ارسُن
Artinya :
“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami
berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan
kebaikankebaikan kepada mereka tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.”
5. Al – A‟raf ayat 95-96
ْٓاََّّرسالو ُءْٓاََّّرضال انءْٓابٰا َّسم ۡدق ا ۡ
وُلاق َّو ا ْوفع ىتح ةنسحۡال ِةئَِّيسال انكم اـنَّۡلدب َّمُث
ن ۡ
وُرُعۡشي ّل ُۡمه َّو ةتۡغب ۡمُهٰنۡذخاف ُء
ن ُْوبِسْكي ا ْوُناك امِب ْمُهٰنْذخاف ا ُْوبَّذك ِْنكٰلو ِ
ض ْر ْ
اّلو ِءۤاَّمسال نِم تٰكرب ْمِهْيلع اْنحتفل ا ْوقَّتاو ا ْوُنمٰا ى ْٰٓ
رُقْال لْها َّنا ْولو
7. 7
Artinya :
“Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga
keturunan dan harta mereka bertambah banyak, dan mereka berkata:
“Sesungguhnya nenek moyang kamipun telah merasai penderitaan dan
kesenangan“, maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan
sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya.” “Dan
sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata
mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai
dengan apa yang telah mereka kerjakan.”
6. Az - Zumar ayat 49
ن ْوُملْعي ّل ْمُهرثْكا َِّنكٰل َّو ةنْتِف ِيه ْلب مِْلع ىٰلع هُتْيِت ْوُا ْٓامَّنِا الق اَّنِم ةمْعِن ُهٰنْل َّوخ اِذا َّمُث ۖاانعد رُض انسْنِ ْ
اّل َّسم اِذاف
Artinya :
“Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian
apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata,
“Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku”.
Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak
mengetahui.”
7. Al – Anfal ayat 48
ىٰلع صكن ِنٰتِئفْال ِتءۤارت اَّملف ْۚمُكَّل ارج ْيِِناو ِ
اسَّنال نِم م ْويْال ُمُكل ِبلاغ ّل القو ْمُهالْمعا ُنْٰطيَّشال ُمُهل َّنيز ْذِاو
ِباِقعْال ُدْيِدش ُّللاو ّللا ُافخا ْْٓيِِنا ن ْورت ّل ام ى ٰ
را ْْٓيِِنا ْمُكْنِم ءْۤ
ي ِ
رب ْيِِنا القو ِهْيِبقع ࣖ
Artinya :
8. 8
“Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan
mereka dan mengatakan: “Tidak ada seorang manusia pun yang dapat
menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah
pelindungmu“. Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling melihat
(berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya berkata: “Sesungguhnya
saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa
yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada
Allah“. Dan Allah sangat keras siksa-Nya.”
8. An Naml ayat 4
ن ْوُهمْعي ْمُهف ْمُهالْمعا ْمُهل اَّنَّيز ِةر ِخٰ ْ
اّلِب ن ْوُنِمُْؤي ّل ْنيِذَّلا َِّنا
Artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat,
Kami jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka,
maka mereka bergelimang (dalam kesesatan).”
9. 9
BAB II
DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG
DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH
TERHADAP HAMBANYA., (DALIL, TERJEMAHAN,
PENJELASAN, SERTA CONTOH KASUS).
Hukuman Yang Disegerakan Oleh Allah Sebagai Bentuk Kasih Sayang Allah
Terhadap Hambanya Sebagai Berikut :
a. Pertama, dosa orang yang berbuat zalim balasannya akan disegerakan. zalim
perbuatan melampaui batas dalam melakukan keburukan. Perbuatan
zalim dapat mengotori hati, seperti sombong, dengki, ghibah, fitnah, dusta, dan
lain sebagainya. Karena itu zalim termasuk dari dosa besar. Manusia yang zalim
akan mendapatkan balasan di dunia dan siksa pedih di akhirat. Sebagaimana
yang dijelaskan dalam Alquran :
ْميِلا ابذع ْمُهل كِٕى
ٰۤولُا ِقحْال ِ
ْريغِب ِ
ض ْر ْ
اّل ِىف ن ْوُغْبيو اسَّنال ن ْوُمِلْظي ْنيِذَّال ىلع ُلْيِبَّسال امَّنِا
“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia
dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang
pedih.” (QS Asy-Syura: 42)
• Contoh kasus : Rani merupakan seorang ketua kelas di dalam kelasnya. Karena
merasa berkuasa dan di kenal oleh banyak orang di sekolahnya, ia melakukan
tindakan yang semena mena kepada teman – temannya. Ia sering memfitnah,
10. 10
dan sering merundung teman – teman sekelasnya yang tidak memiliki kesalahan
apapun. Teman yang dirundung olehnya mengalami traumatis dan kekurangan
percaya diri. Akhirnya salah satu temannya melaporkan kasus tersebut kepada
pihak sekolah, sehingga Rani keluarkan dari sekolah.
Hal tersebut termasuk kedalam perbuatan zalim terhadap sesama manusia.
b. Kedua, orang yang durhaka kepada orang tua. Sikap buruk dan tidak
menghormati serta tidak menyayangi kedua orang tua, adalah sikap yang sangat
tercela, karena merekalah penyebab keberadaan kita di dunia ini. Seperti yang
dijelaskan dalam firman Allah SWT:
فُا ْٓامُهَّل ْلُقت لف امُهِٰلك ْوا ْٓاُمهُدحا رِبكْال كدْنِع َّنغُلْبي اَّمِا انٰسْحِا ِْنيِدلاوْالِبو ُهَّايِا ْٓ َّ
ِّلا ا ُْْٓودُبْعت َّ
ّلا ُّكبر ى ٰضقو
اْمي ِ
رك ّل ْوق امُهَّل ْلُقو اُمه ْرهْنت ّل َّو
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-
baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka, dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia.” (QS Al-Isra: 23).
• Contoh Kasus : Nani bersekolah di SMA Nusa Bangsa yang dimana kebanyakan
dari siswanya hidupnya lebih dari cukup. Namun, Nani hanyalah anak seorang
petani. Nani sangat iri kepada teman temannya yang selalu menggunakan barang
11. 11
mewah. Nani sangat ingin mengganti HP seperti teman temannya yang lain.
Suatu hari Nani meminta dibelikan HP oleh ayahnya, namun karna hidup
mereka sangat sederhana dan masi banyak keperluan yang harus dipenuhi,
ayahnya tidak menuruti permintaan Nani. Nani sangat marah kepada ayahnya. Ia
membentak ayahnya dengan sangat keras lalu menggerutu sembari jalan menuju
kamarnya. Hal tersebut termasuk perbuatan zalim kepada orang tua.
c. Ketiga, dosa orang yang memutuskan silaturahim. Islam tidak menyukai orang-
orang yang memutuskan tali persaudaraan. Islam mengancam dan mengecam
secara tegas orang-orang yang memutuskan tali persaudaraan. Dalam hal ini,
Rasulullah SAW bersabda dari Abu Muhammad Jubiar bin Muth‟im RA :
ِينْعي عِاطق ةَّنجْلا ُلُخْدي ّل: وسلم عليه هللا صلى ِ َّ
ّللا ُلوُسر الق: الق عنه هللا رضي ِمعْطُم ِْنب ِ
ْريبُج ْنعو:
ِهْيلع قفَّتُم. م ِحر عِاطق
Artinya : “Tidak akan masuk surga orang yang memutus (silaturahim)." (HR
Bukhari dan Muslim).
• Contoh kasus : Setiap hari Minggu selalu diadakan musyawarah antar warga di
kantor desa. Saat itu tono diminta untuk mengemukakan pendapatnya mengenai
perbaikan jembatan. Namun ada salah satu dari warga tersebut yang tidak setuju
dengan pendapat tono. Mereka cekcok lumayan lama disana, namun pada
akhirnya kepala desa menyetujui pendapat tono. Salah satu warga disana sangat
geram dan marah, sehingga ia memutuskan silaturahmi dengan Tono. Hal ini
termasuk perbuatan zalim kepada sesama manusia.
12. 12
BAB III
DOSA DAN KRITERIA RIBA PESERTA DALIL – DALILNYA
A. DOSA DAN KRITERIA RIBA
Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Beberapa ahli ulama banyak
berbeda pendapat untuk mengartikan riba. Pengertian riba secara teknis adalah,
pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil. Hukumnya adalah
haram. Jelas, karena ini merugikan orang lain. Islam selalu mengharamkan sesuatu yang
tidak baik atau merugikan. Berikut terdapat beberapa contoh terkait dosa dan bahaya dari
riba sebagai berikut :
1. Mendapatkan dosa besar
Pemakan harta riba akan mendapat dosa yang besar. Dari Abu Hurairah
Radliallahu‘anhu, dari Nabi Shalallahu’alaihi wassalam bersabda; “Satu dirham
uang riba yang dimakan oleh seseorang dalam keadaan mengetahui bahwa itu
adalah uang riba dosanya lebih besar dari pada berzina sebanyak 36 kali.” (HR.
Ahmad dari Abdulloh bin Hanzholah). Betapa besar dosa riba sampai Rasulullah
SAW menyuruh kita untuk menjauhi perkara tersebut. Dan beliau juga
mengatakan bahwa riba termasuk perkara yang akan membinasakan.
2. Dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan gila
Pada hari kiamat nanti seluruh umat manusia dari zaman Nabi Adam sampai akhir
zaman akan dibangkitkan kembali. Tentu saja dengan keadaan yang berbeda-beda
menurut amal ibadah semasa di dunia. Di hari kiamat, pemakan harta riba akan
dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan gila. Allah SWT menghinakannya di
hari pembangkitan dengan keadaan seperti berdirinya orang yang kerasukan dan
dikuasai setan. Na’udzubillahimin dzalik.
3. Disiksa didalam api neraka
Neraka adalah tempat peristirahatan terburuk yang pernah ada. Ia akan disiksa
oleh para Malaikat Allah SWT yang selalu patuh terhadap Perintah-Nya.
13. 13
Terkecuali ketika telah bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT. Dan
sesungguhnya Dia adalah Dzat Yang Maha Pengampun. Allah SWT Berfirman;
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah SWT supaya kamu mendapat
keberuntungan.” (QS. Ali Imran: 130)
4. Doa tidak dikabulkan
Selain adzab di akhirat, Allah SWT juga memberikan adzab di dunia bagi
pemakan harta riba. Salah satunya adalah do’a pelaku riba tidak akan dikabulkan
oleh Allah SWT. Betapa merugi ketika setiap hari sholat menjalankan Perintah-
Nya justru do’a tidak akan diterima dan dikabulkan Allah SWT.
5. Hilangnya keberkahan pada harta
Tidak akan berkah harta yang diperoleh dari jalan riba. Itulah kenapa Rasul
mengingatkan kita untuk mencari rezeki dari cara yang baik. Bayangkan ketika
harta hasil riba dibelikan makanan, pakaian,beli rumah dan keperluan lainnya dan
semua itu tiada keberkahan. Allah SWT Berfirman; “Allah memusnahkan riba
dan menyuburkan sedekah.” (QS. Al Baqarah: 276). Ini jelas larangan Allah SWT
untuk melakukan riba dan harus memperbanyak sedekah.
6. Allah SWT menutup hati pemakan harta riba
Hal ini diterangkan oleh Allah SWT melalui Firman-Nya; “Sekali-kali tidak
(demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati
mereka.” (QS. Al Muthaffifin: 14). Hati akan tertutup sehingga pelaku riba tidak
lagi memikirkan mana yang baik dan mana yang tidak.
7. Sedekah, Infaq, dan Zakat dari harta riba tidak diterima oleh Allah SWT
Tidak akan diterima di Sisi Allah SWT harta yang disedekahkan yang didapatkan
dari hasil riba. Nabi kita Muhammad SAW bersabda; “Wahai manusia,
sesungguhnya Allah itu Maha Baik dan tidak akan menerima sesuatu kecuali yang
baik.” (HR. Muslim II/703 nomor 1015, dari Abu Hurairah Radliallahu’anhu).
Hadist tersebut menjelaskan bahwa kita disuruh untuk bersedekah dengan harta
14. 14
yang kita dapat dari jalan yang baik dan diridhoi Allah SWT. Dan menjauhi cara
yang haram agar sedekah, infaq dan zakat kita diterima. Hal ini akan sangat ironi
lagi ketika kita membangun sesuatu yang bertujuan untuk amal jariah seperti
pondok pesantren, masjid, atau rumah untuk muslim lainnya. Begitu banyaknya
amal yang terbuang sia-sia karena tidak diterima oleh Allah SWT.
8. Riba dapat menyebabkan krisis ekonomi
Juga akan menjadi penyebab krisis ekonomi dikarenakan merugikan pihak-pihak
korban riba. Seperti contoh seorang rentenir yang meminjamkan uang dan
memberikan bunga yang sangat tinggi untuk dikembalikan. Ini akan merugikan
peminjam. Karena ketika uang yang dihasilkan dari jerih payah untuk keperluan
sehari-hari justru harus dibayarkan bunga pinjaman. Karena banyak sekali
rentenir yang meminjamkan uang dengan syarat mengembalikan dengan bunga
tinggi. Apalagi jika melakukan pinjaman untuk beli rumah mewah dan mahal.
Berapa banyak bunga yang akan kita bayar? Alangkah baiknya kita kondisikan
dengan ekonomi yang ada. Seperti halnya beli rumah murah dan properti
sederhana sesuai kebutuhan.
9. Karena riba hubungan persaudaraan menjadi retak
Jika riba marak dilakukan, hubungan persaudaraan antar manusia menjadi retak.
Hubungan menjadi renggang dikarenakan ada pihak yang dirugikan. Bukankah
baiknya jika hubungan persaudaraan dilandasi dengan sifat saling tolong-
menolong? Alangkah mulianya jika sebuah negeri tertentu membudayakan
sesuatu dengan cara syariah. Ini akan menjadi salah satu negeri yang damai dan
tenteram. Dikarenakan hubungan antar manusia yang erat persaudaraannya.
Saling tolong-menolong dan bergotong-royong demi membangun negeri yang
harmonis.
10. Tidak termasuk golongan orang yang beriman
Allah SWT Berfirman didalam kitab suci Al-Qur’an bahwa orang-orang pelaku
riba dianggap orang-oang yang tidak beriman. Dalil tersebut menerangkan
sampai-sampai pelaku riba diperangi oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Tentu saja
15. 15
terkecuali bagi Hamba-Nya yang bertaubat nasuha dan bersungguh-sungguh tidak
akan mengulanginya lagi.
B. DALIL RIBA
1. Al – Baqarah ayat 278 – 279
ْنيِنِمْؤُّم ْمُتْنُك ِْنا ا ْٓوٰب ِ
الر نِم ِيقب ام ا ْوُرذو ّللا واُقَّتا واُنمٰا ْنيِذَّلا اُّهيآْٰي
ن ْوُملْظُت ّلو ن ْوُمِلْظت ّل ْۚمُكِلاوْما ُس ْوُءُر ْمُكلف ْمُتْبُت ِْناو ِۚهل ْوُسرو ِّللا نِم ب ْرحِب ا ْوُنذْأف ا ْوُلعْفت ْمَّل ِْناف
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang benar
benar beriman. Jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu
bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
2. Al – Baqarah ayat 275
ُعْيبْال امَّنِا ا ْْٓوُلاق ْمُهَّناِب ِكلٰذ ِ
سمْال نِم ُنْٰطيَّشال ُهُطَّبختي ْيِذَّلا ُم ْوُقي امك َّ
ِّلا ن ْوُم ْوُقي ّل واٰب ِ
الر ن ْوُلُكْأي ْنيِذَّلا
ِّللا ىِلا ْٓهُرْماو فلس ام هلف ى ٰهتْناف هِبَّر ْنِم ةِظع ْوم هءۤاج ْنمف واٰب ِ
الر م َّرحو ْعيبْال ُّللا َّلحاو واٰب ِ
الر ُلْثِم
ن ُْودِل ٰخ اْهيِف ْمُه ۚ ِ
ارَّنال ُب ٰحْصا كِٕى
ٰۤولُاف ادع ْنمو
Artinya : “ Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu
karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat
peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya
dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa
mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”
3. Dosa riba setara dengan perbuatan dosa seseorang menzinahi ibundanya.
Diriwayatkan dari Baraa' bin 'Azib RA bersabda:
16. 16
هَّمأ ِلجَّالر ِإتيان ُلمث أدناها اباب وسبعون اثنان با ِ
الر
"Dosa riba terdiri dari 72 pintu. Dosa riba yang paling ringan adalah bagaikan
seorang Iaki-Iaki yang menzinai ibu kandungnya." (HR Thabrani).
4. Lebih besar dari zina. Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA bahwa Nabi bersabda
:
أ الربا من الرجل يصيبه الدرهم إن
الرجل يزنيها زنية وثلثين ست من الخطيئة اللهفي عند عظم
Artinya : "Sesungguhnya satu dirham yang didapatkan seorang Iaki-laki dari hasil
riba Iebih besar dosanya di sisi Allah daripada berzina 36 kali." (HR Ibnu Abi
Dunya).
5. Laknat untuk para pelaku riba. Begitu besarnya dosa riba, pantas Rasulullah
melaknat pelakunya sebagaimana diriwayatkan Jabir RA
اءوس ْمُه القو ِهْيِدهاشو ُهِبتاكو ُهِلكوُمو اب ِ
الر ِلكآ وسلم عليه هللا صلى ِ َّ
ّللا ُلوُسر نعل
Artinya : "Rasulullah mengutuk orang yang makan harta riba, yang memberikan
riba, penulis transaksi riba dan kedua saksi transaksi riba. Mereka semuanya sama
(berdosa)." (HR Muslim).
17. 17
BAB IV
KEUTAMAAN SHODAQOH BESERTA DALIL – DALILNYA
Kata sedekah berasal dari bahasa Arab “shadaqoh” yang artinya suatu
pemberian dari seorang muslim ke orang lain secara sukarela tanpa ada batasan
waktu dan jumlah harta yang disedekahkan. Sedekah sangat dianjurkan oleh
Nabi Muhammad karena nilai pahalanya besar. Berikut terdapat beberapa contoh
dari keutamaan shodaqoh sebagai berikut :
1. Sedekah dapat Menghapus Dosa
Keutamaan sedekah yang pertama adalah dapat menghapus dosa. Setiap manusia
pasti tidak bisa lepas dari dosa. Sedekah adalah cara termudah yang Allah
berikan untuk menghapus dosa-dosa kita. Akan tetapi, sedekah yang kita berikan
menurut sebagian ulama hanya dapat menghapus dosa kecil. Sedangkan untuk
menghapus dosa besar harus diikuti dengan taubat. Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wa Sallam bersabda :
ال تطفىء كما الخطيئة تطفىء والصدقة
النار ماء
Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api. (HR.
Tirmidzi)
2. Sedekah Tidak Mengurangi Harta
Berbeda dengan konsep keuangan manusia, di mana semakin banyak uang
keluar semakin berkurang harta kita. Justru dalam konsep islam, barangsiapa
yang sering mengeluarkan uang untuk sedekah maka ia akan semakin kaya.
Allah berjanji akan melipat gandakan harta orang yang gemar bersedekah
dengan niat tulus.
18. 18
تبْنأ َّةبح ِلثمك ِ َّ
ّللا ِليِبس ِيف ْمُهالوْمأ ونُقِفْنُي ِينذَّلا ُلثم
ْنِمل ُِفعاُضي ُ َّ
ّللاو َّةبح ُةائِم ةُلبْنُس ِلُك ِيف لِبانس ْعبس ْت
ِيملع ِعساو ُ َّ
ّللاو ُءاشي
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran)
bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 261) Dalam haditsnya, Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wa Sallam juga bersabda mengenai keutamaan sedekah adalah tidak akan
mengurangi harta, yaitu:
فر َّ
ّلِإ ِ َّ ِ
ّلِل دحأ عاضوت امو اًِّزع َّ
ّلِإ وْفعِب اْدبع ُ َّ
ّللا ادز امو الم ْنِم ةقدص ْتصقن ام
ُ َّ
ّللا ُهع
Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf
kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak
ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan
mengangkat derajatnya. (HR. Muslim)
3. Mendapat Naungan di Hari Akhir
Manfaat besar sedekah selain pahala adalah diberi naungan di hari akhir. Nabi
Muhammad menjelaskan bahwa salah satu golongan yang mendapat naungan di
hari kiamat adalah orang-orang yang gemar bersedekah. Orang yang diberi
naungan adalah orang yang bersedekah dengan tangan kanan, namun tangan
kirinya tidak tahu. Artinya, orang tersebut bersedekah secara diam-diam tanpa
diketahui orang lain (tidak riya).
4. Keutamaan Sedekah untuk Membuat Hati Tenang
Ketika bersedekah, hati akan tenang karena mengetahui hartanya sudah bersih.
Hak-hak orang lain yang ada di dalam harta kita sudah diberikan, oleh karena itu
19. 19
terbebaslah tanggung jawab kita kepada harta di depan Allah kelak. Selain itu,
keutamaan sedekah adalah bisa membuat hati senang karena bisa membantu
orang yang membutuhkan.
5. Sedekah untuk Menyembuhkan Orang Sakit
Sedekah adalah penyembuh untuk orang sakit. Tidak hanya bisa menyembuhkan
penyakit orang lain, namun juga bisa menyembungkan sakit kita. Rasullah
bersabda bahwa barang siapa yang memelihara harta bendanya dengan cara
mengeluarkan zakat, obatilah penyakitmu dengan sedekah. Saat membantu
orang yang sedang sakit dengan cara memberinya uang untuk membeli obat,
juga akan membantu mereka sembuh dan kita terbebas dari penyakit berbahaya.
Rasulullah bersabda:
بالصدقة مرضاكم داووا
Sembuhkanlah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah. (HR.
Al-Dailami)
6. Memadamkan Murka Allah
Nabi Muhammad bersabda bahwa barang siapa yang suka bersedekah, maka
akan memadamkan murka Allah Ta’ala. Selain itu, sedekah juga akan
menghindari seseorang dari kematian yang buruk. Untuk itu, keutamaan dan
manfaat sedekah adalah bisa memadamkan amarah Allah sehingga akan aman di
dunia dan akhirat.
السوء ميتة وتدفع الرب غضب تطفئ الصدقة
Sesungguhnya sedekah itu memadamkan murka Allah dan menolak mati jelek
(su’ul khotimah). (HR. Tirmidzi)
7. Terhindar dari Keburukan
20. 20
Keutamaan sedekah yang besar untuk kehidupan kita adalah bisa melindungi
dari musibah. Sedekah yang diberikan akan melindungi kita dari musibah yang
akan datang kepada kita. Keburukan yang ditimpa bisa berupa penyakit,
kehilangan barang berharga, kesulitan dalam bekerja, dan lainnya. Oleh karena
itu, seringkali sedekah disarankan untuk dilakukan orang yang sedang berikhtiar
atau mengusahakan sesuatu hal dalam hidup.
السوء من بابا سبعين ُّدُست الصدقة
Sedekah menutup 70 pintu keburukan. (HR. Thabrani)
8. Keutamaan Sedekah untuk Memperpanjang Umur
Keutamaan dan manfaat sedekah lainnya adalah dapat mempanjang umur.
Dalam sebuah riwayat Rasulullah bersabda sedekah akan mengilangkan bala’
(musibah) dan menambah umur. Oleh karena itu, buat kamu yang ingin panjang
umur, kuncinya bukan hanya menjaga kesehatan dan pola makan, namun juga
rajin bersedekah.
21. 21
BAB V
SIFAT TAKDIR KEMATIAN BESERTA DALIL – DALILNYA
1. Pasti
Kematian adalah akhir dari kehidupan dunia seorang makhluk hidup. Dan setiap
yang bernyawa maka akan merasakan mati. Hal ini sesuai dengan firman Allah
dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya ayat 35.
ِت ْومْال ُةِقئآذ سْفن ُّلُك
Artinya, “ Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.” (QS. Al-Anbiya: 35)
2. Tiba – tiba
Tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan dan dimana dia akan mati.
Kematian datang secara tiba-tiba dan tidak ada yang dapat menduganya.
Kematian itu pasti tetapi tidak banyak diantara kita yang benar-benar siap dalam
meghadapinya.
3. Memaksa
Kematian itu bersifat memaksa sehingga apabila telah datang kepada seseorang
maka tidak akan ada yang mampu menolaknya. Dalam Al-Qur’an disebutkan
ُ َّ
ّللا ِيلْتبِيلو ْمِهِع ِاجضم ىلِإ ُلْتقْال ُمِهْيلع ِبتُك ِينذَّلا زربل ْمُكِتُويُب ِيف ْمُتْنُك ْول ْلُق
ْمُك ُِوردُص ِيف ام
ُِوردُّصال ِتاذِب ِيملع ُ َّّللاو ْمُكِبوُلُق ِيف ام ص ِحُميِلو
Artinya, “Katakanlah, sekiranya kalian dalam rumah kalian, niscaya orang-
orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat
mereka terbunuh. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada
pada hati kalian dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hati kalian. Allah
Maha Mengetahui isi hati.” (QS. Ali Imran:154)
4. Mengejar
Kematian akan mengejar siapapun meskipun berlindung di balik benteng yang
kokoh atau teknologi kedokteran yang canggih. Allah Ta’ala berfirman,
22. 22
ْمُتنُك امِب مُكُئِبُنيف ِةادهَّشالو ِبْيغْال ِِملاع ىلِإ ُّوندرُت َّمُث ْمُكِيقلُم ُهَّنِإف ُهْنِم ونُِّرفت ِيذَّلا ت ْومْال َّنِإ ْلُق
ونُلمْعت
Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya kematian yang kalian lari daripadanya,
maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kalian, kemudian kalian kan
kembali kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia
beritakan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan.” (QS. Al-Jumu’ah: 8)
5. Ghaib
Kematian adalah kenyataan yang tidak bisa dihindari. Waktu terjadinya adalah
perkara yang ghaib, namun kejadiaannya adalah kenyataan yang bisa dilihat.
Allah ta’ala berfirman,
ي ِْردت امو ادغ ُِبسْكت ااذم سْفن ي ِْردت امو ِامح ْاألر ِيف ام ُملْعيو ْثيغْال ُلُنزيو ِةَّاعسال ُمِْلع ُهدْنِع َّّللا َّنِإ
يرِبخ ِيملع َّّللا َّنِإ ُوتُمت ض ْرأ ِيأِب سْفن
Artinya, “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan
tentang hari kiamat, dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa
yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui secara
pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat
mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34)
6. Tidak dapat ditunda atau dipercepat
Kematian telah ditentukan waktunya. Ia tidak dapat ditunda atau dipercepat.
Allah Ta’ala berfirman
ونُلمْعت امِب يرِبخ ُهللاو اهُلجأ آءج اذِإ اسْفن ُهللا ر ِخُؤي نلو
Artinya, “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian)
seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kalian kerjakan. (QS.Al-Munafiqun:11)
ونُمِدْقْتسي ّلو ةاعس ونُر ِخْأْتسي ّل ْمُهُلجأ اءج اذِإف لجأ ةَّمُأ ِلُكِلو
23. 23
Artinya, “Apabila sampai ajal maut mereka itu, mereka tidak dapat menunda
atau mempercepat(nya) walau sesaat pun.” (QS. Al-A’raf: 34)
24. 24
BAB VI
KEWAJIBAN AMAR MAKRUF – NAHI MUNKAR BESERTA DALIL –
DALILNYA
Pendapat pertama memandang kewajiban tersebut adalah fardhu ‘Ain. Ini merupakan
pendapat sejumlah ulama, diantaranya Ibnu Katsir, Az Zujaaj, Ibnu Hazm .Mereka
berhujjah dengan dalil-dalil syar’i, diantaranya :
1. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
ونُحِلْفُمْال ُمُه ِكئّل ْوُأو ِ
رنكُمْال ِنع ن ْوهْنيو ِوفُرْعمْالِب ونُرُمْأيو ِ
ْريخْال ىلِإ ُونعْدي ُُُةَّمُأ ْمُكنِم نُكتْلو
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar;
mereka adalah orang-orang yang beruntung“. [Ali Imran:104] Mereka mengatakan
bahwa kata ْنِم dalam ayat ْمُكْنِم untuk penjelas dan bukan untuk menunjukkan
sebagian. Sehingga makna ayat, jadilah kalian semua umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.
Demikian juga akhir ayat yaitu: ونُحِلْفُمْال ُمُه ِكئّل ْوُأو Menegaskan bahwa
keberuntungan khusus bagi mereka yang melakukan amalan tersebut. Sedangkan
mencapai keberuntungan tersebut hukumnya fardhu ‘ain. Oleh karena itu memiliki
sifat-sifat tersebut hukumnya wajib ‘ain juga. Karena dalam kaedah disebutkan: ّل ام
ب ِاجو وُهف ِهِب َّّلِإ ُب ِاجوْال ُُُِمتي Satu kewajiban yang tidak sempurna kecuali dengan
sesuatu, maka sesuatu itu hukumnya wajib.
2. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
ِباِتكْال ُلْهأ نامء ْولو ِللاِب ونُنِمْؤُتو ِ
رنكُمْال ِنع ن ْوهْنتو ِوفُرْعمْالِب ونُرُمْأت ِ
اسَّنِلل ْتج ِ
رْخُأ ةَّمُأ ْريخ ْمُتنُك
ونُقِسافْال ُمُهرثْكأو ونُنِمْؤُمْال ُمُهْنِم ْمُهَّل اْريخ انكل
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka
ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik“. [Ali
Imran :110] Dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan syarat
bergabung dengan umat Islam yang terbaik, yaitu dengan amar ma’ruf nahi
25. 25
mungkar dan iman. Padahal bergabung kepada umat ini, hukumnya fardu ‘ain.
Sebagaimana firman-Nya :
ينِِملْسُمْال نِم ِىنَّنِإ القو اِحلاص لِمعو ِهللا ىلِإ آعد نَّمِم ّل ْوق ُنْسحأ ْنمو
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri.” [Fushilat :33]
Mereka berhujjah dengan dalil-dalil berikut ini :
1. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
ونُحِلْفُمْال ُمُه ِكئّل ْوُأو ِ
رنكُمْال ِنع ن ْوهْنيو ِوفُرْعمْالِب ونُرُمْأيو ِ
ْريخْال ىلِإ ُونعْدي ُُُةَّمُأ ْمُكنِم نُكتْلو
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;
mereka adalah orang-orang yang beruntung“. [Ali Imran:104] Mereka
mengatakan bahwa kata ْنِم dalam ayat ْمُكْنِم untuk menunjukkan sebagian.
Sehingga menunjukkan hukumnya fardhu kifayah. Imam Al Jashash
menyatakan,”Ayat ini mengandung dua makna. Pertama, kewajiban amar ma’ruf
nahi mungkar. Kedua, yaitu fardu kifayah. Jika telah dilaksanakan oleh
sebagian, maka yang lain tidak terkena kewajiban”. Ibnu Qudamah
berkata,”Dalam ayat ini terdapat penjelasan hukum amar ma’ruf nahi mungkar
yaitu fardhu kifayah, bukan fardhu ‘ain”.
2. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
اذِإ ْمُهم ْوق واُِرذُنيِلو ِِينالد ِيف واُهَّقفتِيل ةِفئآط ْمُهنِم ةق ِْرف ِلُك نِم رفن ّل ْولف ةآفك واُِرفْنِيل ونُنِمْؤُمْال اناكمو
ونُرذْحي ْمُهَّلعل ْمِهْيلِإ واُعجر
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya“. [At-Taubah : 122] Hukum tafaquh
fiddin (memperdalam ilmu agama) adalah fardhu kifayah. Karena Allah
Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan sekelompok kaum mukminin dan tidak
semuanya untuk menuntut ilmu. Oleh karena itu orang yang belajar dan
26. 26
menuntut ilmu tersebut yang bertanggung jawab memberi peringatan, bukan
seluruh kaum muslimin. Demikian juga jihad, hukumnya fardhu kifayah. Syeikh
Abdurrahman As Sa’diy menyatakan,”Sepatutnya kaum muslimin
mempersiapkan orang yang menegakkan setiap kemaslahatan umum mereka.
Orang yang meluangkan seluruh waktunya dan bersungguh-sungguh serta tidak
bercabang, untuk mewujudkan kemaslahatan dan kemanfatan mereka.
Hendaklah arah dan tujuan mereka semuanya satu, yaitu menegakkan
kemaslahatan agama dan dunianya”
3. Tidak semua orang dapat menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. Karena orang
yang menegakkannya harus memiliki syarat-syarat tertentu. Seperti mengetahui
hukum-hukum syari’at, tingkatan amar makruf nahi mungkar, cara
menegakkannya, kemampuan melaksanakannya. Demikian juga dikhawatirkan
bagi orang yang beramar ma’ruf nahi mungkar bila tanpa ilmu akan berbuat
salah. Mereka memerintahkan kemungkaran dan mencegah kema’rufan atau
berbuat keras pada saat harus lembut dan sebaliknya.
4. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
ِ ِ
ّلِلو ِ
ركْنُمْال ِنع ا ْوهنو ِف ْوُرْعمْالِب ا ْوُرمأو اةكَّالز ا ُواتءو ةلَّصال ا ْوُماقأ ِ
ض ْرألْا ْيِف ْمُهاَّنَّكم ْنِإ ْنيِالذ
ِ
ر ْوُمُألْا ُةِبقاع
“(yaitu)orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi,
niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang
ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allahlah
kembali segala urusan“. [QS. 22:41] Imam Al Qurthubiy berkata,”Tidak semua
orang diteguhkan kedudukannya dimuka bumi, sehingga hal tersebut diwajibkan
secara kifayah kepada mereka yang diberi kemampuan untuknya” Oleh karena
itu Syeikh Islam Ibnu Taimiyah menyatakan,”Demikian kewajiban amar ma’ruf
nahi mungkar. Hal ini tidak diwajibkan kepada setiap orang, akan tetapi
merupakan fardhu kifayah” Akan tetapi hukum ini bukan berarti menunjukkan
bolehnya seseorang untuk tidak berdakwah, atau beramar makruf nahi mungkar.
Karena terlaksananya fardhu kifayah ini dengan terwujudnya pelaksanaan
kewajiban tersebut. Sehingga apabila kewajiban tersebut belum terwujud
27. 27
pelaksanaannya oleh sebagian orang, maka seluruh kaum muslimin terbebani
kewajiban tersebut. Pelaku amar makruf nahi mungkar adalah orang yang
menunaikan dan melaksanakan fardhu kifayah. Mereka memiliki keistimewaan
lebih dari orang yang melaksanakan fardhu ‘ain. Karena pelaku fardhu ‘ain
hanya menghilangkan dosa dari dirinya sendiri, sedangkan pelaku fardhu
kifayah menghilangkan dosa dari dirinya dan kaum muslimin seluruhnya.
Demikian juga fardhu ‘ain jika ditinggalkan, maka hanya dia saja yang berdosa,
sedangkan fardhu kifayah jika ditinggalkan akan berdosa seluruhnya.
Amar makruf nahi mungkar dapat menjadi fardhu ‘ain, menurut kedua pendapat
diatas, apabila :
1. Ditugaskan oleh pemerintah. Al Mawardi menyatakan,”Sesungguhnya
hukum amar makruf nahi mungkar fardhu ‘ain dengan perintah penguasa”.
2. Hanya dia yang mengetahui kema’rufan dan kemungkaran yang terjadi. An
Nawawiy berkata,”Sesungguhnya amar makruf nahi mungkar fardhu
kifayah. Kemudian menjadi fardhu ‘ain, jika dia berada ditempat yang tidak
mengetahuinya kecuali dia”.
3. Kemampuan amar makruf nahi mungkar hanya dimiliki orang tertentu. Jika
kemampuan menegakkan amar makruf nahi mungkar terbatas pada sejumlah
orang tertentu saja, maka amar makruf nahi mungkar menjadi fardhu ‘ain
bagi mereka. An Nawawi berkata,”Terkadang amar makruf nahi mungkar
menjadi fardhu ‘ain, jika berada di tempat yang tidak mungkin
menghilangkannya kecuali dia. Seperti seorang yang melihat istri atau anak
atau budaknya berbuat kemungkaran atau tidak berbuat kema’rufan”.
4. Perubahan keadaan dan kondisi. Syeikh Abdul Aziz bin Baaz memandang
amar makruf nahi mungkar menjadi fardhu ‘ain dengan sebab perubahan
kondisi dan keadaan, ketika beliau berkata, “Ketika sedikitnya para da’i.
Banyaknya kemungkaran dan kebodohan yang merata, seperti keadaan kita
sekarang ini, maka dakwah menjadi fardhu ‘ain atas setiap orang sesuai
dengan kemampuannya”.
28. 28
DAFTAR PUSTAKA
https://www.idntimes.com/life/inspiration/dian-arthasalina/arti-istidraj-
dan-tanda tandanya#:~:text=Pengertian%20istidraj,-
IDN%20Times%2FRizka&text=Namun%20secara%20istilah%2C%20
istidraj%2 0memiliki,tanda%20istidraj%20dari%20Allah%20SWT
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-istidraj-lengkap-
dengan-ciri cirinya-1vBe1EkNH6F
10 Macam Bahaya Dosa Riba Di Dunia Dan Akhirat, Diakses pada 31 Juli 2018
https://shariagreenland.co.id/blog/10-macam-bahaya-dosa-riba/
Keutamaan Sedekah dan Manfaatnya dalam Al Quran & Hadits, diakses pada 2021
https://islamkita.co/keutamaan-sedekah/
Sifat – Sifat Kematian, Diakses pada 22 April 2016 https://muslimah.or.id/8548-sifat-
sifat-kematian.html
Amar Ma’ruf Nahi Mungkar Menurut Hukum Islam, https://almanhaj.or.id/2708-
amar-maruf-nahi-mungkar-menurut-hukum-islam.html