Terapi antidot bertujuan untuk membatasi efek toksik zat kimia atau menyembuhkannya. Terapi dapat berupa nonspesifik seperti menghambat absorpsi atau mempercepat eliminasi, atau spesifik seperti membentuk kelat, bekerja pada reseptor, atau menetralisir enzim. Pelaksanaannya bergantung pada jenis zat beracun dan sasaran terapinya.
2. DEFINISI
Terapi antidot (loomis) tata cara yang
secara khas ditujukan untuk membatasi
intensitas efek toksik zat kimia atau
untuk menyembuhkannya shg
bermanfaat dlm mencegah timbulnya
bahaya selanjutnya.
3. SASARAN TERAPI
Zat Beracun ( IV / E V)
Absorpsi
Sirkulasi Sistemik
Disposisi
Distribusi
Eliminasi
Sel sasaran
( > KTM )
EFEK TOKSIK
Metabolisme Ekskresi
Metabolit
Toksik Tak Toksik
Penentu ketoksikan ??
Sasaran terapi antidot ??
4. STRATEGI TERAPI ANTIDOT
Keberadaan ZB di sel sasaran > KTM
Bergantung ?
Efektivitas
Absorpsi
Distribusi
eliminasi
Strategi terapi ?
Bagaimana caranya ?
7. Pencegahan absorbsi racun
1. Keracunan melalui kulit :
lakukan pencucian dengan sabun dan
air (jangan gunakan pelarut organik)
2. Keracunan melalui inhalasi :
segera pindahkan pasien ke tempat
yang segar dan udaranya bersih
9. TERAPI SPESIFIK
Adalah terapi antidot yang hanya efektif
untuk zat-zat tertentu
Dikelompokan menjadi 3 :
Antidotum yang bekerja secara kimiawi
Antidotum yang bekerja secara farmakologi
Antidotum yang bekerja secara fungsional
10. Antidotum yang bekerja secara
kimiawi
Zat-zat pembentuk kelat
dimercarpol,
Bergunan untuk keracunan arsen, merkuri dan
timbal
Efek samping takikardi, hipertensi, mual dan
iritasi
lambung
dimercaptosuccinic acid (DMSA) dan
dimercaptopropane sulphonic acid (DMPS).
11. EDTA (etilendiamin tetraasetat)
Efektif untuk logam-logam transisi
injeksi IM atau IV dalam bentuk garamnya, Na
atau Ca
diekskresi melalui filtrasi glomelurus
digunakan terutama pada keracunan Pb (lead),
dan,
Pada dosis tinggi bersifat neprotoksik terutama
pada tubulus renal
12. Penisilamin (Cuprin)
Senyawa mirip dengan pinisilamin
Sangat baik diabsorpsi pada saluran
pencernaan
Toksik pada sumsum tulang belakang dan ginjal
(jarang) adalah efek yang paling merugikan.
Digunakan untuk keracunan Cu, Hg dan sbg
tambahan pd terapi keracunan Pb dan arsen
13. Deferoksamin
Membentuk kelat dg Fe.
Diberikan mell. Infus atau IM
Dimetabolissme dan diekskresi mell. Ginjal
urin berwarna merah
Menyebabkan neurotoksik/ pd ginjal (jarang)
14. Trientin ( cuprid )
Membentuk kelat dg Cu+
terapi terbatas untuk penyakit Wilson`s pada
individu yang tidak dapat mentolerir penisilamin.
15. Antidotum yang bekerja secara
kimiawi
Fab fragment suatu antibodi
monoklonal dapat mengikat digoksin dan
mempercepat ekskresinya melalui filtrasi
glomelurus.
Dikobaltedetat dan hidrokobalamin
untuk keracunan sianida
Detoksifikasi enzimatik
Etanol keracunan metanol/etilen glikol
Atropin keracunan pestisida organofosfat
16. Antidotum yang bekerja secara
farmakologi
Yaitu suatu antidotum yang bekerja mirip
dengan zat toksik, bekerja pada reseptor
yang sama atau berbeda.
Nalokson hidroklorida keracunan opium
Flumazamil keracunan benzodiazepin
Oksigen keracunan CO
17. Antidotum yang bekerja secara
fungsional
Antidotum antagonis fungsional dapat
juga digolongkan sebagai antidotum non
spesifik karena berguna sebagai terapi
simtomatik dan mengantagonis
beberapa jenis zat toksik Sebagai contoh
penggunaan diazepam untuk
menghambat konvulsi (kejang) dan
fasciculasi yang disebabkan zat seperti
organofosfat, karbamat dan stimulan.