SlideShare a Scribd company logo
1 of 72
Farmakologi Pada Saluran Kemih
M Fadhol Romdhoni
Laboratorium Farmakologi
FK-UMP
Pokok Bahasan
 Infeksi saluran kemih
 Diuretik
 Obat Pada Gangguan Ginjal
ISK (Infeksi Saluran Kemih)
Infeksi akibat terbentuknya koloni kuman di saluran
kemih  Kuman mencapai saluran kemih melalui cara
hematogen dan ascending
ISK (Infeksi Saluran Kemih)
 kasus >>>
Etiologi :
E.coli  penyebab paling >>> (80%)
ISK  -.Sistitis akut tanpa komplikasi,
-.Pielonefritis
-.Prostatitis
Nonfarmakologik :
 Fungsi ginjal masih baik  Banyak minum.
 Menjaga higiene genitalia eksterna.
Farmakologik :
 Antiseptik saluran kemih  efektif penyembuhan
ISK ringan tanpa komplikasi,
tapi TIDAK untuk ISK dengan gejala sistemik (+)
 Pada tahap akut tanda-tanda infeksi sistemik (+)
 antimikroba sistemik
 Antimikroba untuk infeksi sistemik:
1. Kombinasi Trimetoprim-sulfametoksazol
2. Fluoroquinolon
3. Golongan Betalactam Penisillin dan
sefalosporin
4. Aminoglycosida
ANTIMIKROBA YANG SERING DIGUNAKAN DALAM
ISK
 Antiseptik saluran kemih:
1. Nitrofurantoin
2. Methenamin
3. Fosfomycin
 Jenis antiseptik saluran kemih yang banyak beredar:
1. Pipemidic Acid/ (Asam Pipemidinat),
2. Nalidixic Acid (Asam Nalidiksinat), dan
3. Phenazopyridine HCl
ANTIMIKROBA YANG SERING DIGUNAKAN DALAM
ISK
Antimikroba untuk infeksi sistemik
 Spectrum: Luas, terutama  bakteri Gram (-),
 Bersifat : bakterisid
 Sinergisme antimikroba
 Mekanisme kerja: Blokade pada tahapan yang
berurutan pada jalur reaksi enzimatis sintesa asam
folat.
Trimetoprim-sulfametoksazol
(Co-trimoxazole )
 Mekanisme kerja :
Trimetoprim-sulfametoksazol
(Co-trimoxazole )
pteridin + PABA
Dihydrofolic acid
Tetrahydrofolic acid
Sintesis asam amino, purin dan pirimidin
sulfonamid
trimetoprim
Enzim Dihidropteroat
sintetase
Enzim Dihidrofolat
reduktase
Farmakokinetik :
 Trimetoprim diabsorpsi lebih cepat dibanding
sulfametoksazol.
 Pemberian secara bersamaan akan memperlambat
absorpsi sulfametoksazol
 Konsentrasi puncak trimetoprim 2 jam dan
Sulfametoksazol 4 jam.
 T ½ trimetoprim 11 jam dan sulfametoksazol 10 jam.
Farmakokinetik :
 Trimetoprim cepat terdistribusi dan
terkonsentrasi ke dalam jaringan
 40 % trimetoprim terikat dengan protein
plasma
 65% sulfametoksazol terikat protein plasma
 Ekskresi melalui urin: trimetoprim
60%,sulfonamid 25-50 %.
 Indikasi: -. ISK, demam typoid, Shigellosis,
-. Infeksi saluran pernapasan bawah.
 efek samping: -. Reaksi hipersensitivitas,
-. Stevens-Johnson syndrome,
-. Depresi tulang belakang,
-. Anemia
-. Mual, muntah
Trimetoprim-sulfametoksazol
(Co-trimoxazole )
 Perbandingan dosis Sulfametoxazole :
trimethoprim, 5 : 1 (dalam 2 dosis terbagi)
 Sebagian besar ISK  menunjukkan perbaikan
dengan cotrimoxazole
 Penelitian menunjukkan angka kesembuhan
lebih besar pada pengobatan dengan
cotrimoxazole dibandingkan amoxicillin
Trimetoprim-sulfametoksazol
(Co-trimoxazole)
QUINOLON :
 Mempunyai aktivitas antimikroba yang luas, baik
untuk bakteri gram negatif dan gram positif.
 Efek samping relatif kecil dan resistensi tidak cepat
berkembang.
 Aktivitas BAKTERISID
KLASIFIKASI :
1. Generasi pertama
 Asam nalidiksinat dan Asam pipemidinat
 Hanya digunakan pada ISK tanpa komplikasi
2. Generasi kedua
 Senyawa fluorokuinolon  siprofloksasin,
norfloksasin, pefloksasin, ofloksasin, levofloksasin
3. Long acting
sparfloksasin, trovafloksasin, grevafloksasin
dosis 1x sehari, spektrum yang lebih luas.
Farmakokinetik :
 Absorpsi secara oral baik
 BA >50%
 Distribusi luas di jaringan tubuh
 Kadar puncak dalam serum dicapai dalam
waktu 1-3 jam pada dosis 400mg.
 Adanya makanan tidak mengganggu
absorpsi, namun dapat menunda tercapainya
konsentrasi puncak dalam serum.
Efek samping :
 Mual, muntah, rasa tidak enak pada perut.
 Sekit kepala
 Ruam
 Reaksi fotosensitivitas
Resistensi
 Resistensi terhadap quinolon timbul selama terapi
melalui mutasi pada gen kromosom bakteri yang
mengkodekan DNA Girase atau Topoisomerase IV.
 Atau melalui transport aktif obat tersebut keluar dari
bakteri.
 Mekanisme kerja:
1. Menghambat topoisomerase II (= girase DNA)
 berperan dalam DNA selama transkripsi.
2. Menghambat topoisomerase IV  berperan
selama pemisahan  terbentuk kromosom
setelah replikasi DNA.
FLUOROQUINOLON
 Derivat: Siprofloksasin, Ofloksasin, Levofloxacin,
Norfloksasin, Moksifloksasin.
 Farmakokinetik:
-. Efektif  infeksi sistemik
-. t½ lama (hingga 12 jam)
 Interaksi:
-. Antasida : Penyerapan melalui saluran pencernaan 
-. Fluroquinolon menghambat metabolisme teofilin
FLUOROQUINOLON
 Spektrum:
-. Terutama bakteri Gram (-)
-. P. aeruginosa (hanya ciprofloxacin)
-. Kurang aktif terhadap Gram (+) (kecuali
moksifloksasin)
-. Aktif terhadap anaerob
 Efek samping:
-.gastro-intestinal dan SSP, phototoxicity,
-.perpanjangan interval QT
-.Tendinitis, hepatotoksisitas
 Kontraindikasi: wanita hamil dan anak-anak
FLUOROQUINOLON
 Dosis: Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis.
 Sekitar 50% bakteri penyebab ISK resisten
terhadap amoxicillin.
 obat ini masih dapat diberikan pada ISK dengan
bakteri yang sensitif
 Diindikasikan pada saluran kemih dengan infeksi
sistemik karena kuman betalaktamase, gram (-)
Amoxicilin
 Cephalosporin  cefixime atau cephalexin.
 Cephalexin:
 sama efektif dengan co-trimoxazole
 lebih mahal, spectrum luas
 Dapat mengganggu bakteri normal usus atau
menyebabkan berkembangnya jamur (Candida sp.)
Cephalosporin
Cephalosporin
 Dosis : berat badan > 40 kg = 0,5-1 gram, 2 x sehari.
 ANAK : < 1 thn = 25 mg/kg/hr dalam dosis terbagi.
 ANAK: 1-6 thn = 250 mg, 2 x sehari.
 ANAK : > 6 thn = 500 mg, 2 x sehari.
DIURETIK
 Diuretik menghasilkan peningkatan aliran urin
(diuresis) dengan menghambat reabsorpsi
natrium dan air dari tubulus ginjal.
 Kebanyakan reabsorpsi natrium dan air terjadi di
sepanjang segmen-segmen tubulus ginjal
 Diuretik dapat mempengaruhi satu atau lebih
segmen tubulus ginjal
Pembagian diuretik
1. Benzotiadiazid
2. Diuretik Kuat
3. Diuretik hemat kalium
4. Penghambat karbonik
anhidrase
2. Diuretik osmotik1. Penghambat mekanisme
transport elektrolit di dalam
tubulus ginjal
BENZOTIADIAZID (TIAZID)
 Farmakodinamik  menghambat reabsorpsi
NaCl di tubulus contortus distal dengan
memblok Na+ dan Cl+ transpotter  sehingga
ekskresi Na+ dan Cl+ ↑
 Tiazid dapat mengurangi kecepatan GFR
BENZOTIADIAZID (TIAZID)
 Tiazid dapat meningkatkan kadar asam urat
dengan me↑ reabsorpsi di tubulus proksimal
atau dengan menghambat ekskresi
 Hidroklorotiazid  prototype
Farmakokinetika :
 Diberikan per oral
 Waktu paruh yg berbeda pada masing golongan
 t ½ HCT : 10-12 jam
 ES: ketidakseimbangan elektrolit (hipokalemi,
hipomagnesemia, hiperkalsemia,
hipokloremia, hiperuresemia, hiperglikemia,
kolesterol , lipoprotein , trigliserida 
Farmakokinetika :
 Interaksi Obat:
 Indometasin dan AINS mengurangi efek tiazid
 Probenesid menghambat sekresi tiazid
masuk ke lumen tubulus
 Indikasi: Hipertensi, Gagal jantung, Edema,
Diabetes insipidus
 Kontraindikasi: gagal ginjal
DIURETIK KUAT (LOOP DIURETIC)
 Termasuk dalam kelompok ini:
 Furosemid
 Torsemid
 Asam etakrinat
 Bumetanid
DIURETIK KUAT (LOOP DIURETIC)
Mekanisme kerja :
 Bekerja di ansa henle asenden
 menghambat kotransport Na+ , K+ , Cl- dan menghambat
resorpsi air dan elektrolit
 potensial lumen berkurang  ekskresi Mg, Ca ↑
 Efek yang sangat kuat dibanding dengan diuretik lain
FARMAKOKINETIKA
 Cepat diabsorpsi melalui saluran cerna
 Bioavailabilitas furosemid 65%
 T1/2 pendek : 4-6 jam
FUROSEMID
 Efek Samping: ketidakseimbangan elektrolit,
hipotensi orthostatik
 Interaksi Obat: Probenesid dapat menghambat
sekresi furosemid
 Indikasi: Gagal jantung, edema, asites pada sirosis
hepatis dan gagal ginjal
DIURETIK
HEMAT KALIUM
SPIRINOLAKTON
 Merupakan antagonis aldosteron
 Mekanisme kerja : Memblok reseptor cytoplasmik
aldosteron di dalam colecting tubulus ginjal sehingga
terjadi peningkatan ekskresi garam dan air
Farmakokinetika
 Absorpsi sebagian kira-kira 65%
 Dimetabolisme secara ekstensif
 Mengalami resirkulasi enterohepatik
 Berikatan kuat dengan protein
 T1/2 singkat: 1- 6jam
 Metabolit aktifnya : kanrenon t1/2: 16,5 jam
EFEK SAMPING
 Hiperkalemia
 Induksi asidosis metabolik pada pasien sirosis
 Ginekomastia, Impotensi turunnya libido, Hirsutisme, suara
memberat, ketidakteraturan menstruasi
 Gangguan saluran cerna: diare, gastritis, perdarahan lambung dan
tukak peptik
 Gangguan SSP: rasa ngantuk, lesu, ataksia, kebingungan , sakit
kepala.
TRIAMTEREN DAN AMILORID
 Mekanisme kerja : Mengurangi atau menghambat
pertukaran Na-K pada tubuli distal dengan
mengurangi permeabilitas membran
 Farmakokinetik:
 absorbsi melalui sal cerna baik
 Hanya diberikan per oral
 EFEK SAMPING: hiperkalemia, biasanya digunakan
bersama tiazid untuk mengurangi efek samping
DIURETIK OSMOTIK
Diuretik Osmotik
 Manitol
 Urea
 Gliserin
Diuretik Osmotik
 Mekanisme kerja: meningkatkan
osmolalitas (konsentrasi) plasma dan cairan
dalam tubulus ginjal  Natrium, kalium,
dan air diekskresikan.
Diuretik Osmotik
Indikasi:
 Utk mencegah progresivitas gagal ginjal,
mengurangi tek intrakranial, me  TIO
 Efek samping: ketidakseimbangan cairan &
elektrolit, mual, muntah, takikardia
Farmakokinetik
 Absorpsi peroral jelek
 Tidak dimetabolisme
PENGHAMBAT
KARBONIK ANHIDRASE
Penghambat Karbonik Anhidrase
 Asetazolamid
 Diklorfenamid
 Metazolamid
Penghambat Karbonik Anhidrase
• Enzim karbonik anhidrase  mengkatalisis reaksi
CO2 + H2O  H2CO3
 Terdapat dalam korteks ginjal, pancreas, mukosa
lambung, mata, eritrosit, SSP
Penghambat Karbonik Anhidrase
• MEKANISME KERJA : Menghambat secara
nonkompetitif enzim karbonik anhidrase pada sel
epitel tubulus proksimal  pe konsentrasi ion H+
 peningkatan eksresi dari bikarbonat, natrium,
air dan kalium . Reabsorpsi air akan me 
Volume urin ↑
Penghambat Karbonik Anhidrase
 Dipakai utk me  TIO , Paralisis periodik
 Absorpsi peroral baik
 Efek samping: ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit, asidosis metabolik, mual, muntah,
anoreksia, bingung, hipotensi ortostatik, dan
kristaluria, Anemia hemolitik dan batu ginjal
Katzung Pharmacology, Diuretics agent
Anti Diuretik
1. ADH (ANTI DIURETIK HORMON)
- vasopresin (alamiah)
- desmopresin (sintesis)
* Absorpsi peroral : tidak efektif karena segera
mengalami inaktifasi oleh tripsin sehingga
diberikan IM,IV,SK
Anti Diuretik
Mekanisme kerja pengaturan sekresi ADH diatur
oleh konsep :
1. Osmoreseptor
dehidrasi osmolalitas plasma >>  sekresi
ADH >>
2. Reseptor volume
volume darah yang beredar 
 perangsangan sekresi ADH ↑
Anti Diuretik
Mekanisme kerja pengaturan sekresi ADH diatur
oleh konsep :
3. Stres emosional atau fisik
4. Obat : - nikotin
- klofibrat
- siklofosfamid
- antidepresan trisiklik
- karbamezepin
2. Klorotiazid/tiazid
 untuk yang resisten terhadap ADH atau yang alergi dengan
ADH
 Indikasi: diabetes insipidus nefrogen
 Mekanisme kerja Natriuretik  Na deplesi  reabsorbsi Na
>> di tubulus proksimal.
3. Indometasin ( penghambat sintesa prostaglandin)
 Cara kerja : belum jelas
 Indikasi: diabetes insipidus (nefrogen)
Anti Diuretik
OBAT PADA GANGGUAN GINJAL
 Penggunaan obat pada pasien dengan fungsi ginjal
menurun/gangguan ginjal
 memperburuk kondisi penyakit
Penyebab perburukan kondisi penyakit
pada gangguan fungsi ginjal
 Kegagalan untuk mengekskresikan obat atau
metabolitnya toksisitas.
 Sensitivitas terhadap beberapa obat meningkat,
meskipun eliminasinya tidak terganggu.
 Banyak efek samping yang tidak dapat
ditoleransi oleh pasien gagal ginjal.
 Beberapa obat tidak lagi efektif jika fungsi ginjal
menurun.
Perubahan farmakokinetik pada gangguan
ginjal
PK Parameters Alteration in CKD
Absorption , believed to be reduced
Distribution , reduced plasma protein binding
Metabolism , accumulation of active metabolites
, decrease in nonrenal clearance
Elimination , increased accumulation
, increased toxicity
Obat-obat nefrotoksik
 AINS
 Radiocontrast media
 Kaptropril
 Siklosporin
 Aminoglikosida
 Sisplatin
Obat-obat nefrotoksik
 Analgesik non-narkotika
 asetaminofen, aspirin, ibuprofen
 rifampisin
 litium,
 simetidin.
 a. Tidak menghasilkan metabolit aktif
 b. Disposisi obat tidak dipengaruhi oleh perubahan
keseimbangan cairan
 c. Disposisi obat tidak dipengaruhi oleh perubahan
ikatan protein
Obat yang digunakan untuk mengobati penderita
penyakit ginjal memiliki karakteristik (1)
d. Respon obat tidak dipengaruhi oleh perubahan
kepekaan jaringan
e. Mempunyai rentang terapi yang lebar
f. Tidak bersifat nefrotoksik
Obat yang digunakan untuk mengobati penderita
penyakit ginjal memiliki karakteristik (2)
Penyesuaian dosis
Pertimbangan:
 Eliminasi obat seluruhnya lewat ginjal atau
sebagian dimetabolisme
 Besar toksisitasnya
Penyesuaian dosis
 didasarkan pada tingkat keparahan gangguan
ginjal Laju Filtrasi Glomeruler (LFG).
Perubahan :
 menurunkan dosis atau
 memperpanjang interval pemberian obat
 atau kombinasi keduanya
Creatinin clearence (CrCl)
 Kemampuan ginjal untuk membersihkan suatu zat
dalam waktu 1 menit.
 Dihitung menggunakan rumus berdasarkan umur,
jenis kelamin, TB, BB, banyaknya urin dalam 24 jam
Masalah yang terkait dengan
kerasionalitasan obat (1)
 Ketepatan pengobatan
 Aturan pengobatan perlu dikaji untuk memastikan
kesesuaiannya dengan kondisi yang diobati.
 Pentingnya pengobatan
 Apakah pengobatan benar-benar diperlukan oleh pasien
 Ketepatan dosis
 Menyangkut pedoman dosis (termasuk dosis maksimum
dan minimum)
 variabel pasien yang mempengaruhi dosis (termasuk TB,
BB usia, fungsi ginjal dan hati)
 Efektivitas pengobatan
 penyesuaian dosis atau kajian pilihan obat
Masalah yang terkait dengan
kerasionalitasan obat (2)
 Jangka waktu pengobatan
 Pengobatan seumur hidup/jangka waktu
tertentu.
 Interaksi obat
 interaksi obat-penyakit, obat-obat,obat-diet atau obat-uji
laboratorium.
 Kompatibilitas/ketercampuran obat
 obat yang tidak tercampurkan (OTT) secara
fisika/kimia hilangnya potensi, me↑ toksisitas / efek
samping
Masalah yang terkait dengan
kerasionalitasan obat (3)
 Efek samping
 Efek samping yang dapat dicegah / Efek samping
yang tidak terduga perlu diidentifikasi dan dinilai
 memutuskan apakah pengobatan dilanjutkan,
ATAU harus dihentikan/ pengobatan alternatif
 apakah pengobatan tambahan perlu diresepkan
untuk mengatasi efek samping obat.
Kesimpulan
 Ginjal adalah organ ekskresi utama bagi >> obat dan
metabolitnya
 Sangat penting untuk mempertimbangkan fungsi ginjal
saat memberikan terapi obat
 Memaksimalkan efek terapi dan meminimalkan toksisitas
 Perkiraan nilai CrCl sangat penting untuk penilaian
fungsi ginjal
REFERENSI
 Goodman and Gilman, 2007, Dasar Farmakologi Terapi,
Edisi 10, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
 Katzung, B.G. 2010. Farmakologi dasar dan klinik,
Salemba Medika, Jakarta.
 Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat
Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya,
Edisi Keenam, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
Terima kasih

More Related Content

What's hot

Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Surya Amal
 
Kepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotikKepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotikSyarifah Ulfa
 
Pharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDSPharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDSSurya Amal
 
213941431 mc farland
213941431 mc farland213941431 mc farland
213941431 mc farlandpremaysari
 
Rangkuman Toksikologi dan Antidotum
Rangkuman Toksikologi dan AntidotumRangkuman Toksikologi dan Antidotum
Rangkuman Toksikologi dan AntidotumNesha Mutiara
 
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalPemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalErie Gusnellyanti
 
form pengkajian resep (1).pptx
form pengkajian resep (1).pptxform pengkajian resep (1).pptx
form pengkajian resep (1).pptxnunikdewikumalsari
 
Peran Apoteker AoC Program Kesehatan
Peran Apoteker AoC Program KesehatanPeran Apoteker AoC Program Kesehatan
Peran Apoteker AoC Program KesehatanSugiyantiyanti2
 
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Dina Zainuddin
 
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMPengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMTaofik Rusdiana
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul DeLas Rac
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatDokter Tekno
 

What's hot (20)

Pedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomiPedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomi
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
SWAMEDIKASI
SWAMEDIKASISWAMEDIKASI
SWAMEDIKASI
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker
 
Kepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotikKepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotik
 
Distribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan proteinDistribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan protein
 
Pharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDSPharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDS
 
213941431 mc farland
213941431 mc farland213941431 mc farland
213941431 mc farland
 
Rangkuman Toksikologi dan Antidotum
Rangkuman Toksikologi dan AntidotumRangkuman Toksikologi dan Antidotum
Rangkuman Toksikologi dan Antidotum
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalPemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
form pengkajian resep (1).pptx
form pengkajian resep (1).pptxform pengkajian resep (1).pptx
form pengkajian resep (1).pptx
 
Peran Apoteker AoC Program Kesehatan
Peran Apoteker AoC Program KesehatanPeran Apoteker AoC Program Kesehatan
Peran Apoteker AoC Program Kesehatan
 
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
 
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMPengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
 
Diuretik
DiuretikDiuretik
Diuretik
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
SATUAN DALAM FARMASI
SATUAN DALAM FARMASISATUAN DALAM FARMASI
SATUAN DALAM FARMASI
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 

Similar to Farmakologi Saluran Kemih

Ab tetrasiklin 2, power point presentation
Ab tetrasiklin 2, power point presentationAb tetrasiklin 2, power point presentation
Ab tetrasiklin 2, power point presentationfikri asyura
 
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleatAntibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleatcynthiaanggipradita
 
Endoparasit (vina r. 066112072)
Endoparasit (vina r. 066112072)Endoparasit (vina r. 066112072)
Endoparasit (vina r. 066112072)Vina Ramdhiani
 
Pertemuan III & IV _ Infeksi (1).pptx
Pertemuan III & IV _ Infeksi (1).pptxPertemuan III & IV _ Infeksi (1).pptx
Pertemuan III & IV _ Infeksi (1).pptxAhmadSofyanAtsauri
 
Interaksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdfInteraksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdfTika995824
 
Farmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptx
Farmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptxFarmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptx
Farmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptxilmaawaliah
 
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptx
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptxPRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptx
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptxTobIo10
 
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptxpriyono99
 
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANANKULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANANUDAYANA UNIVERSITY
 
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.pptFitriAyuWahyuni1
 
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.pptFitriAyuWahyuni1
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotikrula25
 

Similar to Farmakologi Saluran Kemih (20)

Ab tetrasiklin 2, power point presentation
Ab tetrasiklin 2, power point presentationAb tetrasiklin 2, power point presentation
Ab tetrasiklin 2, power point presentation
 
AH2-PPI.pptx
AH2-PPI.pptxAH2-PPI.pptx
AH2-PPI.pptx
 
Antiinflamasi
AntiinflamasiAntiinflamasi
Antiinflamasi
 
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleatAntibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
 
Anti Inflamasi
Anti Inflamasi Anti Inflamasi
Anti Inflamasi
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
Endoparasit (vina r. 066112072)
Endoparasit (vina r. 066112072)Endoparasit (vina r. 066112072)
Endoparasit (vina r. 066112072)
 
Pertemuan III & IV _ Infeksi (1).pptx
Pertemuan III & IV _ Infeksi (1).pptxPertemuan III & IV _ Infeksi (1).pptx
Pertemuan III & IV _ Infeksi (1).pptx
 
Interaksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdfInteraksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdf
 
Farmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptx
Farmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptxFarmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptx
Farmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptx
 
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptx
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptxPRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptx
PRESENTASI FARMAKOTERAPI TUKAK Dan GERD.pptx
 
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
 
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANANKULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
 
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
 
1.farmakologi
1.farmakologi1.farmakologi
1.farmakologi
 
Obat sistem saluran pencernaan
Obat sistem saluran pencernaanObat sistem saluran pencernaan
Obat sistem saluran pencernaan
 
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
Dasar Terapi Antidotum.ppt
Dasar Terapi Antidotum.pptDasar Terapi Antidotum.ppt
Dasar Terapi Antidotum.ppt
 
Panso materi
Panso materiPanso materi
Panso materi
 

More from Fadhol Romdhoni

Obat Untuk Penyakit Sistem Pernafasan.pptx
Obat Untuk Penyakit Sistem Pernafasan.pptxObat Untuk Penyakit Sistem Pernafasan.pptx
Obat Untuk Penyakit Sistem Pernafasan.pptxFadhol Romdhoni
 
Farmakologi Insulin dan OAD
Farmakologi Insulin dan OADFarmakologi Insulin dan OAD
Farmakologi Insulin dan OADFadhol Romdhoni
 
OBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.ppt
OBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.pptOBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.ppt
OBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.pptFadhol Romdhoni
 
Short course Metopen- mendeley.pptx
Short course Metopen- mendeley.pptxShort course Metopen- mendeley.pptx
Short course Metopen- mendeley.pptxFadhol Romdhoni
 
Miotikum dan midriatikum
Miotikum dan midriatikumMiotikum dan midriatikum
Miotikum dan midriatikumFadhol Romdhoni
 
Farmakoterapi Antinyeri dan Antipiretik
Farmakoterapi Antinyeri dan AntipiretikFarmakoterapi Antinyeri dan Antipiretik
Farmakoterapi Antinyeri dan AntipiretikFadhol Romdhoni
 
Short course metopen plagiat
Short course metopen  plagiatShort course metopen  plagiat
Short course metopen plagiatFadhol Romdhoni
 
Praktikum Farmakologi Blok Kardio dengan CAL
Praktikum Farmakologi Blok Kardio dengan CALPraktikum Farmakologi Blok Kardio dengan CAL
Praktikum Farmakologi Blok Kardio dengan CALFadhol Romdhoni
 

More from Fadhol Romdhoni (20)

Obat Untuk Penyakit Sistem Pernafasan.pptx
Obat Untuk Penyakit Sistem Pernafasan.pptxObat Untuk Penyakit Sistem Pernafasan.pptx
Obat Untuk Penyakit Sistem Pernafasan.pptx
 
MiniBlok 4.pptx
MiniBlok 4.pptxMiniBlok 4.pptx
MiniBlok 4.pptx
 
Mendeley Praktikum.pptx
Mendeley Praktikum.pptxMendeley Praktikum.pptx
Mendeley Praktikum.pptx
 
Farmakologi Insulin dan OAD
Farmakologi Insulin dan OADFarmakologi Insulin dan OAD
Farmakologi Insulin dan OAD
 
heart WS_fadhol.pptx
heart WS_fadhol.pptxheart WS_fadhol.pptx
heart WS_fadhol.pptx
 
Toksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.pptToksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.ppt
 
OBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.ppt
OBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.pptOBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.ppt
OBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.ppt
 
IMUNOFARMAKOLOGI.ppt
IMUNOFARMAKOLOGI.pptIMUNOFARMAKOLOGI.ppt
IMUNOFARMAKOLOGI.ppt
 
Short course Metopen- mendeley.pptx
Short course Metopen- mendeley.pptxShort course Metopen- mendeley.pptx
Short course Metopen- mendeley.pptx
 
Farmakologi Herbal-2020
Farmakologi Herbal-2020Farmakologi Herbal-2020
Farmakologi Herbal-2020
 
Ocular pharmacology
Ocular pharmacologyOcular pharmacology
Ocular pharmacology
 
Miotikum dan midriatikum
Miotikum dan midriatikumMiotikum dan midriatikum
Miotikum dan midriatikum
 
Obat antidepresan
Obat antidepresanObat antidepresan
Obat antidepresan
 
Obat psikosis
Obat psikosisObat psikosis
Obat psikosis
 
Farmakoterapi Antinyeri dan Antipiretik
Farmakoterapi Antinyeri dan AntipiretikFarmakoterapi Antinyeri dan Antipiretik
Farmakoterapi Antinyeri dan Antipiretik
 
Farmako git
Farmako gitFarmako git
Farmako git
 
Short course metopen plagiat
Short course metopen  plagiatShort course metopen  plagiat
Short course metopen plagiat
 
Praktikum Farmakologi Blok Kardio dengan CAL
Praktikum Farmakologi Blok Kardio dengan CALPraktikum Farmakologi Blok Kardio dengan CAL
Praktikum Farmakologi Blok Kardio dengan CAL
 
Farmakologi Antelmintik
Farmakologi AntelmintikFarmakologi Antelmintik
Farmakologi Antelmintik
 
Farmakologi Antiparasit
Farmakologi AntiparasitFarmakologi Antiparasit
Farmakologi Antiparasit
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 

Recently uploaded (20)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 

Farmakologi Saluran Kemih

  • 1. Farmakologi Pada Saluran Kemih M Fadhol Romdhoni Laboratorium Farmakologi FK-UMP
  • 2. Pokok Bahasan  Infeksi saluran kemih  Diuretik  Obat Pada Gangguan Ginjal
  • 3. ISK (Infeksi Saluran Kemih) Infeksi akibat terbentuknya koloni kuman di saluran kemih  Kuman mencapai saluran kemih melalui cara hematogen dan ascending
  • 4. ISK (Infeksi Saluran Kemih)  kasus >>> Etiologi : E.coli  penyebab paling >>> (80%) ISK  -.Sistitis akut tanpa komplikasi, -.Pielonefritis -.Prostatitis
  • 5. Nonfarmakologik :  Fungsi ginjal masih baik  Banyak minum.  Menjaga higiene genitalia eksterna.
  • 6. Farmakologik :  Antiseptik saluran kemih  efektif penyembuhan ISK ringan tanpa komplikasi, tapi TIDAK untuk ISK dengan gejala sistemik (+)  Pada tahap akut tanda-tanda infeksi sistemik (+)  antimikroba sistemik
  • 7.  Antimikroba untuk infeksi sistemik: 1. Kombinasi Trimetoprim-sulfametoksazol 2. Fluoroquinolon 3. Golongan Betalactam Penisillin dan sefalosporin 4. Aminoglycosida ANTIMIKROBA YANG SERING DIGUNAKAN DALAM ISK
  • 8.  Antiseptik saluran kemih: 1. Nitrofurantoin 2. Methenamin 3. Fosfomycin  Jenis antiseptik saluran kemih yang banyak beredar: 1. Pipemidic Acid/ (Asam Pipemidinat), 2. Nalidixic Acid (Asam Nalidiksinat), dan 3. Phenazopyridine HCl ANTIMIKROBA YANG SERING DIGUNAKAN DALAM ISK
  • 10.  Spectrum: Luas, terutama  bakteri Gram (-),  Bersifat : bakterisid  Sinergisme antimikroba  Mekanisme kerja: Blokade pada tahapan yang berurutan pada jalur reaksi enzimatis sintesa asam folat. Trimetoprim-sulfametoksazol (Co-trimoxazole )
  • 11.  Mekanisme kerja : Trimetoprim-sulfametoksazol (Co-trimoxazole ) pteridin + PABA Dihydrofolic acid Tetrahydrofolic acid Sintesis asam amino, purin dan pirimidin sulfonamid trimetoprim Enzim Dihidropteroat sintetase Enzim Dihidrofolat reduktase
  • 12. Farmakokinetik :  Trimetoprim diabsorpsi lebih cepat dibanding sulfametoksazol.  Pemberian secara bersamaan akan memperlambat absorpsi sulfametoksazol  Konsentrasi puncak trimetoprim 2 jam dan Sulfametoksazol 4 jam.  T ½ trimetoprim 11 jam dan sulfametoksazol 10 jam.
  • 13. Farmakokinetik :  Trimetoprim cepat terdistribusi dan terkonsentrasi ke dalam jaringan  40 % trimetoprim terikat dengan protein plasma  65% sulfametoksazol terikat protein plasma  Ekskresi melalui urin: trimetoprim 60%,sulfonamid 25-50 %.
  • 14.  Indikasi: -. ISK, demam typoid, Shigellosis, -. Infeksi saluran pernapasan bawah.  efek samping: -. Reaksi hipersensitivitas, -. Stevens-Johnson syndrome, -. Depresi tulang belakang, -. Anemia -. Mual, muntah Trimetoprim-sulfametoksazol (Co-trimoxazole )
  • 15.  Perbandingan dosis Sulfametoxazole : trimethoprim, 5 : 1 (dalam 2 dosis terbagi)  Sebagian besar ISK  menunjukkan perbaikan dengan cotrimoxazole  Penelitian menunjukkan angka kesembuhan lebih besar pada pengobatan dengan cotrimoxazole dibandingkan amoxicillin Trimetoprim-sulfametoksazol (Co-trimoxazole)
  • 16. QUINOLON :  Mempunyai aktivitas antimikroba yang luas, baik untuk bakteri gram negatif dan gram positif.  Efek samping relatif kecil dan resistensi tidak cepat berkembang.  Aktivitas BAKTERISID
  • 17. KLASIFIKASI : 1. Generasi pertama  Asam nalidiksinat dan Asam pipemidinat  Hanya digunakan pada ISK tanpa komplikasi 2. Generasi kedua  Senyawa fluorokuinolon  siprofloksasin, norfloksasin, pefloksasin, ofloksasin, levofloksasin 3. Long acting sparfloksasin, trovafloksasin, grevafloksasin dosis 1x sehari, spektrum yang lebih luas.
  • 18. Farmakokinetik :  Absorpsi secara oral baik  BA >50%  Distribusi luas di jaringan tubuh  Kadar puncak dalam serum dicapai dalam waktu 1-3 jam pada dosis 400mg.  Adanya makanan tidak mengganggu absorpsi, namun dapat menunda tercapainya konsentrasi puncak dalam serum.
  • 19. Efek samping :  Mual, muntah, rasa tidak enak pada perut.  Sekit kepala  Ruam  Reaksi fotosensitivitas
  • 20. Resistensi  Resistensi terhadap quinolon timbul selama terapi melalui mutasi pada gen kromosom bakteri yang mengkodekan DNA Girase atau Topoisomerase IV.  Atau melalui transport aktif obat tersebut keluar dari bakteri.
  • 21.  Mekanisme kerja: 1. Menghambat topoisomerase II (= girase DNA)  berperan dalam DNA selama transkripsi. 2. Menghambat topoisomerase IV  berperan selama pemisahan  terbentuk kromosom setelah replikasi DNA. FLUOROQUINOLON
  • 22.  Derivat: Siprofloksasin, Ofloksasin, Levofloxacin, Norfloksasin, Moksifloksasin.  Farmakokinetik: -. Efektif  infeksi sistemik -. t½ lama (hingga 12 jam)  Interaksi: -. Antasida : Penyerapan melalui saluran pencernaan  -. Fluroquinolon menghambat metabolisme teofilin FLUOROQUINOLON
  • 23.  Spektrum: -. Terutama bakteri Gram (-) -. P. aeruginosa (hanya ciprofloxacin) -. Kurang aktif terhadap Gram (+) (kecuali moksifloksasin) -. Aktif terhadap anaerob  Efek samping: -.gastro-intestinal dan SSP, phototoxicity, -.perpanjangan interval QT -.Tendinitis, hepatotoksisitas  Kontraindikasi: wanita hamil dan anak-anak FLUOROQUINOLON
  • 24.  Dosis: Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis.  Sekitar 50% bakteri penyebab ISK resisten terhadap amoxicillin.  obat ini masih dapat diberikan pada ISK dengan bakteri yang sensitif  Diindikasikan pada saluran kemih dengan infeksi sistemik karena kuman betalaktamase, gram (-) Amoxicilin
  • 25.  Cephalosporin  cefixime atau cephalexin.  Cephalexin:  sama efektif dengan co-trimoxazole  lebih mahal, spectrum luas  Dapat mengganggu bakteri normal usus atau menyebabkan berkembangnya jamur (Candida sp.) Cephalosporin
  • 26. Cephalosporin  Dosis : berat badan > 40 kg = 0,5-1 gram, 2 x sehari.  ANAK : < 1 thn = 25 mg/kg/hr dalam dosis terbagi.  ANAK: 1-6 thn = 250 mg, 2 x sehari.  ANAK : > 6 thn = 500 mg, 2 x sehari.
  • 27. DIURETIK  Diuretik menghasilkan peningkatan aliran urin (diuresis) dengan menghambat reabsorpsi natrium dan air dari tubulus ginjal.  Kebanyakan reabsorpsi natrium dan air terjadi di sepanjang segmen-segmen tubulus ginjal  Diuretik dapat mempengaruhi satu atau lebih segmen tubulus ginjal
  • 28. Pembagian diuretik 1. Benzotiadiazid 2. Diuretik Kuat 3. Diuretik hemat kalium 4. Penghambat karbonik anhidrase 2. Diuretik osmotik1. Penghambat mekanisme transport elektrolit di dalam tubulus ginjal
  • 29. BENZOTIADIAZID (TIAZID)  Farmakodinamik  menghambat reabsorpsi NaCl di tubulus contortus distal dengan memblok Na+ dan Cl+ transpotter  sehingga ekskresi Na+ dan Cl+ ↑  Tiazid dapat mengurangi kecepatan GFR
  • 30. BENZOTIADIAZID (TIAZID)  Tiazid dapat meningkatkan kadar asam urat dengan me↑ reabsorpsi di tubulus proksimal atau dengan menghambat ekskresi  Hidroklorotiazid  prototype
  • 31. Farmakokinetika :  Diberikan per oral  Waktu paruh yg berbeda pada masing golongan  t ½ HCT : 10-12 jam  ES: ketidakseimbangan elektrolit (hipokalemi, hipomagnesemia, hiperkalsemia, hipokloremia, hiperuresemia, hiperglikemia, kolesterol , lipoprotein , trigliserida 
  • 32. Farmakokinetika :  Interaksi Obat:  Indometasin dan AINS mengurangi efek tiazid  Probenesid menghambat sekresi tiazid masuk ke lumen tubulus  Indikasi: Hipertensi, Gagal jantung, Edema, Diabetes insipidus  Kontraindikasi: gagal ginjal
  • 33. DIURETIK KUAT (LOOP DIURETIC)  Termasuk dalam kelompok ini:  Furosemid  Torsemid  Asam etakrinat  Bumetanid
  • 34. DIURETIK KUAT (LOOP DIURETIC) Mekanisme kerja :  Bekerja di ansa henle asenden  menghambat kotransport Na+ , K+ , Cl- dan menghambat resorpsi air dan elektrolit  potensial lumen berkurang  ekskresi Mg, Ca ↑  Efek yang sangat kuat dibanding dengan diuretik lain
  • 35. FARMAKOKINETIKA  Cepat diabsorpsi melalui saluran cerna  Bioavailabilitas furosemid 65%  T1/2 pendek : 4-6 jam
  • 36. FUROSEMID  Efek Samping: ketidakseimbangan elektrolit, hipotensi orthostatik  Interaksi Obat: Probenesid dapat menghambat sekresi furosemid  Indikasi: Gagal jantung, edema, asites pada sirosis hepatis dan gagal ginjal
  • 38. SPIRINOLAKTON  Merupakan antagonis aldosteron  Mekanisme kerja : Memblok reseptor cytoplasmik aldosteron di dalam colecting tubulus ginjal sehingga terjadi peningkatan ekskresi garam dan air
  • 39. Farmakokinetika  Absorpsi sebagian kira-kira 65%  Dimetabolisme secara ekstensif  Mengalami resirkulasi enterohepatik  Berikatan kuat dengan protein  T1/2 singkat: 1- 6jam  Metabolit aktifnya : kanrenon t1/2: 16,5 jam
  • 40. EFEK SAMPING  Hiperkalemia  Induksi asidosis metabolik pada pasien sirosis  Ginekomastia, Impotensi turunnya libido, Hirsutisme, suara memberat, ketidakteraturan menstruasi  Gangguan saluran cerna: diare, gastritis, perdarahan lambung dan tukak peptik  Gangguan SSP: rasa ngantuk, lesu, ataksia, kebingungan , sakit kepala.
  • 41. TRIAMTEREN DAN AMILORID  Mekanisme kerja : Mengurangi atau menghambat pertukaran Na-K pada tubuli distal dengan mengurangi permeabilitas membran  Farmakokinetik:  absorbsi melalui sal cerna baik  Hanya diberikan per oral  EFEK SAMPING: hiperkalemia, biasanya digunakan bersama tiazid untuk mengurangi efek samping
  • 43. Diuretik Osmotik  Manitol  Urea  Gliserin
  • 44. Diuretik Osmotik  Mekanisme kerja: meningkatkan osmolalitas (konsentrasi) plasma dan cairan dalam tubulus ginjal  Natrium, kalium, dan air diekskresikan.
  • 45. Diuretik Osmotik Indikasi:  Utk mencegah progresivitas gagal ginjal, mengurangi tek intrakranial, me  TIO  Efek samping: ketidakseimbangan cairan & elektrolit, mual, muntah, takikardia
  • 46. Farmakokinetik  Absorpsi peroral jelek  Tidak dimetabolisme
  • 48. Penghambat Karbonik Anhidrase  Asetazolamid  Diklorfenamid  Metazolamid
  • 49. Penghambat Karbonik Anhidrase • Enzim karbonik anhidrase  mengkatalisis reaksi CO2 + H2O  H2CO3  Terdapat dalam korteks ginjal, pancreas, mukosa lambung, mata, eritrosit, SSP
  • 50. Penghambat Karbonik Anhidrase • MEKANISME KERJA : Menghambat secara nonkompetitif enzim karbonik anhidrase pada sel epitel tubulus proksimal  pe konsentrasi ion H+  peningkatan eksresi dari bikarbonat, natrium, air dan kalium . Reabsorpsi air akan me  Volume urin ↑
  • 51. Penghambat Karbonik Anhidrase  Dipakai utk me  TIO , Paralisis periodik  Absorpsi peroral baik  Efek samping: ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, asidosis metabolik, mual, muntah, anoreksia, bingung, hipotensi ortostatik, dan kristaluria, Anemia hemolitik dan batu ginjal
  • 53. Anti Diuretik 1. ADH (ANTI DIURETIK HORMON) - vasopresin (alamiah) - desmopresin (sintesis) * Absorpsi peroral : tidak efektif karena segera mengalami inaktifasi oleh tripsin sehingga diberikan IM,IV,SK
  • 54. Anti Diuretik Mekanisme kerja pengaturan sekresi ADH diatur oleh konsep : 1. Osmoreseptor dehidrasi osmolalitas plasma >>  sekresi ADH >> 2. Reseptor volume volume darah yang beredar   perangsangan sekresi ADH ↑
  • 55. Anti Diuretik Mekanisme kerja pengaturan sekresi ADH diatur oleh konsep : 3. Stres emosional atau fisik 4. Obat : - nikotin - klofibrat - siklofosfamid - antidepresan trisiklik - karbamezepin
  • 56. 2. Klorotiazid/tiazid  untuk yang resisten terhadap ADH atau yang alergi dengan ADH  Indikasi: diabetes insipidus nefrogen  Mekanisme kerja Natriuretik  Na deplesi  reabsorbsi Na >> di tubulus proksimal. 3. Indometasin ( penghambat sintesa prostaglandin)  Cara kerja : belum jelas  Indikasi: diabetes insipidus (nefrogen) Anti Diuretik
  • 57. OBAT PADA GANGGUAN GINJAL  Penggunaan obat pada pasien dengan fungsi ginjal menurun/gangguan ginjal  memperburuk kondisi penyakit
  • 58. Penyebab perburukan kondisi penyakit pada gangguan fungsi ginjal  Kegagalan untuk mengekskresikan obat atau metabolitnya toksisitas.  Sensitivitas terhadap beberapa obat meningkat, meskipun eliminasinya tidak terganggu.  Banyak efek samping yang tidak dapat ditoleransi oleh pasien gagal ginjal.  Beberapa obat tidak lagi efektif jika fungsi ginjal menurun.
  • 59. Perubahan farmakokinetik pada gangguan ginjal PK Parameters Alteration in CKD Absorption , believed to be reduced Distribution , reduced plasma protein binding Metabolism , accumulation of active metabolites , decrease in nonrenal clearance Elimination , increased accumulation , increased toxicity
  • 60. Obat-obat nefrotoksik  AINS  Radiocontrast media  Kaptropril  Siklosporin  Aminoglikosida  Sisplatin
  • 61. Obat-obat nefrotoksik  Analgesik non-narkotika  asetaminofen, aspirin, ibuprofen  rifampisin  litium,  simetidin.
  • 62.  a. Tidak menghasilkan metabolit aktif  b. Disposisi obat tidak dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan cairan  c. Disposisi obat tidak dipengaruhi oleh perubahan ikatan protein Obat yang digunakan untuk mengobati penderita penyakit ginjal memiliki karakteristik (1)
  • 63. d. Respon obat tidak dipengaruhi oleh perubahan kepekaan jaringan e. Mempunyai rentang terapi yang lebar f. Tidak bersifat nefrotoksik Obat yang digunakan untuk mengobati penderita penyakit ginjal memiliki karakteristik (2)
  • 64. Penyesuaian dosis Pertimbangan:  Eliminasi obat seluruhnya lewat ginjal atau sebagian dimetabolisme  Besar toksisitasnya
  • 65. Penyesuaian dosis  didasarkan pada tingkat keparahan gangguan ginjal Laju Filtrasi Glomeruler (LFG). Perubahan :  menurunkan dosis atau  memperpanjang interval pemberian obat  atau kombinasi keduanya
  • 66. Creatinin clearence (CrCl)  Kemampuan ginjal untuk membersihkan suatu zat dalam waktu 1 menit.  Dihitung menggunakan rumus berdasarkan umur, jenis kelamin, TB, BB, banyaknya urin dalam 24 jam
  • 67. Masalah yang terkait dengan kerasionalitasan obat (1)  Ketepatan pengobatan  Aturan pengobatan perlu dikaji untuk memastikan kesesuaiannya dengan kondisi yang diobati.  Pentingnya pengobatan  Apakah pengobatan benar-benar diperlukan oleh pasien  Ketepatan dosis  Menyangkut pedoman dosis (termasuk dosis maksimum dan minimum)  variabel pasien yang mempengaruhi dosis (termasuk TB, BB usia, fungsi ginjal dan hati)  Efektivitas pengobatan  penyesuaian dosis atau kajian pilihan obat
  • 68. Masalah yang terkait dengan kerasionalitasan obat (2)  Jangka waktu pengobatan  Pengobatan seumur hidup/jangka waktu tertentu.  Interaksi obat  interaksi obat-penyakit, obat-obat,obat-diet atau obat-uji laboratorium.  Kompatibilitas/ketercampuran obat  obat yang tidak tercampurkan (OTT) secara fisika/kimia hilangnya potensi, me↑ toksisitas / efek samping
  • 69. Masalah yang terkait dengan kerasionalitasan obat (3)  Efek samping  Efek samping yang dapat dicegah / Efek samping yang tidak terduga perlu diidentifikasi dan dinilai  memutuskan apakah pengobatan dilanjutkan, ATAU harus dihentikan/ pengobatan alternatif  apakah pengobatan tambahan perlu diresepkan untuk mengatasi efek samping obat.
  • 70. Kesimpulan  Ginjal adalah organ ekskresi utama bagi >> obat dan metabolitnya  Sangat penting untuk mempertimbangkan fungsi ginjal saat memberikan terapi obat  Memaksimalkan efek terapi dan meminimalkan toksisitas  Perkiraan nilai CrCl sangat penting untuk penilaian fungsi ginjal
  • 71. REFERENSI  Goodman and Gilman, 2007, Dasar Farmakologi Terapi, Edisi 10, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.  Katzung, B.G. 2010. Farmakologi dasar dan klinik, Salemba Medika, Jakarta.  Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta