2. Gastritis
A. Pengertian
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai
mukosa lambung. Peradangan ini dapat menyebabkan
pembengkakan lambung sampai terlepasnya epitel
mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting
dalam gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel
dapat merangsang timbulnya inflamasi pada lambung
3. B. Etiologi
Etiologi gastritis paling umum yaitu :
1) Infeksi helicobacter pylori dapat menjadi faktor resiko timbulnya
ulkus peptikum beserta komplikasinya dan kanker lambung
karena H. pylori dapat menyebabkan kerusakan progresif pada
mukosa lambung
2) Konsumsi minuman beralkohol
3) Pola diet yang tidak baik
4) Merokok
5) Penggunanaan obat dan substansi yang bersifat korosif
6) Stress
7) Trauma
4. C. Klasifikasi gastritis akut dan gastritis kronis, yaitu :
1. Gastritis akut
Gastritis akut adalah peradangan pada mukosa
lambung yang menyebabkan perdarahan lambung akibat
terpapar pada zat iritan, gastritis akut sering ditemukan
dan biasanya bersifat jinak dan dapat disembuhkan.
2. Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan permukaan
mukosa lambung yang bersifat menahun, yang disebabkan
oleh ulkus atau bakteri helicobacter pylory. Gastritis kronis
cenderung terjadi pada usia muda yang menyebabkan
penipisan dan degenerasi dinding lambung. Gastritis kronis
dikelompokkan lagi menjadi 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B:
5. a) Gastritis tipe A (kronik fundal) sering disebut
gastritis autoimun. Tipe ini sering dihubungkan
dengan penurunan mukosa yang mengakibatkan
penurunan produksi antibodi. Anemia pernisiosa
terjadi pada fundus dari lambung.
b) Gastritis tipe B (antrum) terjadi karena bakteri
helicobacter pylori yang mengakibatkan ulkus pada
lambung.
6. D. Beberapa gejala gastritis di antaranya:
1.Nyeri epigastrium
2.Mual
3.Muntah
4.Perut terasa penuh
5.Muntah darah
6.Bersendawa
7. E. PENGOBATAN FARMAKOLOGI
1. Penurun konsentrasi asam
2. Penghambat sekresi asam
3. Zat protektif
4. Penguat motilitas dan lain lain
5. Terapi untuk indikasi helicobacter
8. 1. PENURUNAN KOSENTRASI ASAM :
A. ANTASIDSA
a) Antasida adalah obat yang menetralkan
asam lambung sehingga berguna untuk
menghilangkan nyeri tukak lambung.
b) Antasida tidak mengurangi volume HCl
yang dikeluarkan lambung, namun
peningkatan pH akan mengurangi
aktivitas pepsin.
c) Penggunaan pada tukak lambung
usus, gastro-oesophageal reflux, dan
9. B. JENIS JENIS ANTASIDA :
a) Alumunium Hidroksida
• Daya menetralkan asam lambungnya lambat, tetapi masa kerja
panjang
• Efek samping: konstipasi (kombinasi dengan Mg(OH)2), mual,
muntah, gangguan absorbsi (fosfat, vitamin, dan tetrasiklin).
• Dosis tunggal 3dd 0.5-1 g
b) Magnesium Hidroksida
• Magnesium hidroksida digunakan sebagai katartika dan antasid.
• Pemberian kronik magnesium hidroksida akan menyebabkan diare
• Dosis 1- 4 dd 500 – 750mg.
c) Magnesium Trisilika
• Onset lama.
• Dosis besar menyebabkan diare.
• Dosis tab 500 mg 1-4 g/hari.
10. C. EFEK SAMPING OBAT ANTASIDA
a) Sindrom susu alkali
b) Batu ginjal, osteomalaise, dan
osteoporosis. c/: Alumunium hidroksida.
c) Neurotoksisitas karena alumunium yang
diabsorbsi otak alzeimer.
d) Cerna: Mg menyebabkan diare,
sedangkan Al menyebabkan obstruksi
usus.
11. 2. PENGHAMBAT SEKRESI ASAM
Terdiri dari H2 blockers dan penghambat pompa proton
A.H2 bloker
Mekanisme kerja: menempati reseptor histamin H2 secara
selektif dipermukaan sel-sel parietal, sehingga sekresi
asam lambung dan pepsin dikurangi.
a) Simetidin
Efek Samping: diare, nyeri otot, pusing, reaksi kulit,
penggunaan jangka waktu lama impotensi dan
ginekomastia (mengikat reseptor androgen).
Dosis : gastritis 1 dd 800 mg; ulkus peptik 2 dd 400
mg dc.
12. b) Ranitidin
Lebih kuat dari simetidin
ES: mirip simetidin, namun tidak menyebabkan
ginekomastia dan impotensi (tidak berefek
antiandrogen).
Dosis : 1 dd 300 mg; mencegah 1dd 150 mg
c) Famotidin
Lebih kuat dari (20 x simetidin, 3 x
ranitidin), tetapi tidak menyebabkan
ginekomastia.
Dosis : esofagitis 2 dd 20-40 mg; tukak lambung
usus 2 dd 40 mg malam hari
13. B. PENGHAMBAT POMPA PROTON
Mekanisme Kerja menghambat enzim H+/K+-ATPase secara
selektif dalam sel parietal sehingga sekresi asam lambung dikurangi.
1. Omeprazol
Penggunaan pada gastritis, tukak lambung usus, sindroma
zollinger ellison, terapi H. Pylori
ES: sakit kepala, otot, sendi, vertigo, gatal- gatal.
2. Esomeprazol 20 mg, lansoprazol 15 mg, pantoprazol 40
mg, rabeprazol 20 mg:
Deskripsi lebih kurang sama dengan omeprazole.
• Omeprazole dapat digunakan dalam dosis 20-40 mg per
hari
• Lansoprazole dapat digunakan dalam dosis 15-30 mg per
hari
• Esomeprazole dapat digunakan dalam dosis 20 mg per hari
14. 3. ZAT PROTEKTIF
1) Misoprostol
Analog prostaglandin menstimulasi mekanisme perlindungan mukosa
lambung dan menghambat sekresi asam lambung.
Penggunaan pengobatan tukak lambung (usila) dan duodenum dan terapi
penyerta obat AINS.
ES: mual, pusing dan sakit kepala, diare.
Perhatian: jangan diberikan pada bumil (perdarahan dan keguguran).
Dosis: 4 dd 200 mg atau 2 dd 400 mg.
2) Sukralfat (aluminium sukrosa sulfat)
Tidak diabsorbsi secara sistemik, membentuk polimer mirip lem dalam
suasana asam dan selektif terikat dengan jaringan nekrotik tukak. Pemberian
antasid untuk nyeri, selang 1 jam setelah sukralfat.
Penggunaan: tukak lambung-usus.
ES: konstipasi.
Dosis: Tukak lambung-usus 4 dd 1 g 1 h ac 4-8 minggu.
15. 4. PENGUAT MOTILITAS DAN LAIN-LAIN
1) Metoklopramida
• Mekanisme kerja ; stimulasi peristaltik , mencegah
pengaliran kembali dari duodenum ke lambung contoh
metoklopramida dan domperidom
• Indikasi: memperkuat motilitas dan pengosongan
lambung dan anti emesis sentral yang kuat.
• ES: sedasi, gelisah, gangguan GIT, dan gangguan
ekstrapiramidal.
• Dosis 3-4 dd 5-10 mg.
16. 2) Dimetikon
» Menurunkan tegangan permukaan sehingga
memicu penguraian gelembung gas sehingga
bisa diabsorbsi saluran cerna.
– Indikasi: flatulensi dan meteorism (sendawa).
– Dosis oral 3-4 dd 40-160 mg.
– ES: Dimethicone jarang mengakibatkan efek
samping jika dikonsumsi sesuai dengan dosis
yang dianjurkan. Salah satu efek samping
dimethicone adalah perubahan tekstur tinja
– Dimetikon + silisiumoksida = simetikon.
17. 3) Asam alginat
–Membentuk lar kental dari Na/Mg alginat
lapisan tebal di permukaan lambung melindungi
mukosa esofagus.
–Indikasi: refluks esofagitis, hemostatik
–Es : Asam alginat jarang menyebabkan efek samping
jika digunakan sesuai dengan aturan pakai yang
tertera di kemasan obat. Namun, asam alginat sering
ditemukan dalam bentuk kombinasi dengan
antasida.Beberapa efek samping yang bisa timbul
akibat penggunaan produk kombinasi ini
adalah mual, sembelit, diare, atau sakit kepala.
–Dosis: 4 dd 0,5-1 g dalam sediaan antasida.
18. 5. TERAPI UNTUK INDIKASI HELICOBACTER
Terapi pilihan pertama adalah terapi eradikasi
Helicobacter terdiri dari 3 atau 4 obat yang
dapat mengeluarkan helicobacter dari lambung
secara definitive, menyembuhkan tukak praktis
seluruhnya dan dalam waktu singkat (1-2 minggu).
Adapun kombinasi obat itu adalah:
a) kombinasi 2 obat (dual therapy), mencapai
hasil yang lebih rendah, misalnya
klaritromisin + lansoprazol selama 14 hari
efektif untuk rata-rata 74%;
19. b) kombinasi 3 obat (tripel therapy), kombinasi 2 antibiotika
dan suatu proton inhibitor selama satu minggu, misalnya
2 kali sehari (2 dd):
• Metronidazole 500 mg + klaritromisin 500 mg + omeprazole 20
mg.
• Amoksisilin 1 g + klaritromisin 500 mg + omeprazole 20 mg.
• Amoksisilin/tetrasiklin + metronidazole + sediaan bismuth
(kombinasi klasik)
c) bila tripel therapy tidak berhasil maka dilakukan quadruple
therapy dan mencakup 4 obat dari kedua kelompok
tersebut, misalnya: omeprazole 2 × 20 mg, bismuth-
subsalisilat (BSS) 4 × 120 mg, metronidazole 3 × 500 mg
selama 1-2 minggu.
20. F. TERAPI NON-FARMAKOLOGI
• Membiasakan makan dengan teratur
• Menghindari makanan yang dapat menyebabkan
sekresi HCL yang berlebihan ( asam , pedas )
• Menghindari minuman yang dapat menyebabkan
sekresi HCLyang berlebihan (kopi, minuman asam dan
bersoda )
• Pendidikan mengenai menghindari alkohol dan kafein
• Teknik relaksasi seperti dengan olahraga agar dapat
menghindari stress
• Hentikan kebiasan merokok dan mengkonsumsi
alkohol
21. KASUS
Ny. M berumur 65 tahun, berjenis kelamin perempuan, dengan Alamat Desa
Boto Kecamatan Randublatung, hanya ibu rumah tangga, pasien mengatakan nyeri
pada ulu hati, lemas dan merasa mual. didapatkan hasil pemeriksaan fisik dengan
hasil Tekanan darah : 130/70 mmHg, Nadi : 100 x/menit, respirasi 22 x/menit, suhu
: 38 oC, SpO2 : 99%, GCS : E4 V5 M6, akral hangat. Ny.M Diagnosa medis saat
masuk Rumah Sakit, yaitu Gastritis. dan mendapatkan terapi Infus Asering 20 tpm,
injeksi Ranitidin 3x50 mg, injeksi Omeprazole 2x40 mg, injeksi Dexketoprofen 3x50
mg, Sukralfat 3x10 cc.
22. TANGGAL SUBJEK OBJEK ASSESSMENT PLAN
Tgl 20
oktober 2016
Pukul 23.15
Ny. M berumur
65 tahun,
berjenis
kelamin
perempuan,
dengan Alamat
Desa Boto
Kecamatan
Randu blatung,
hanya ibu
rumah tangga,
pasien
mengatakan
nyeri pada ulu
hati, lemas dan
merasa mual.
pemeriksaan
Tekanan darah :
130/70 mmHg,
nadi : 100 x/m,
respirasi : 22
x/m
suhu : 38 oC,
SpO2 : 99 %
Ny.M umur 64 th, perempuan
datang ke rumah sakit
mengatakan nyeri pada ulu
hati, lemas dan merasa mual.
Kemudian didapatkan hasil
pemeriksaan fisik dengan
hasil Tekanan darah : 130/70
mmHg,
Nadi : 100 x/menit, respirasi
22 x/menit,
suhu : 38 oC, SpO2 : 99%,
GCS : E4 V5 M6, akral
hangat.
Ny.M Diagnosa medis saat
masuk Rumah Sakit, yaitu
Gastritis.
Kemudian mendapatkan
terapi Infus Asering 20 tpm,
injeksi Ranitidin 3x50 mg,
injeksi Omeprazole 2x40 mg,
injeksi Dexketoprofen 3x50
Terapi Infus
Asering 20 tpm,
injeksi Ranitidin
3x50 mg,
injeksi
Omeprazole
2x40 mg,
injeksi
Dexketoprofen
3x50 mg,
Sukralfat 3x10
cc.
perawatan
yang lebih
lanjut pasien
dianjurkan
untuk opname
(rawat inap) di
ruang Dahlia.