SlideShare a Scribd company logo
1 of 70
INFEKSI
Mentor : apt.
Novalina, S.Farm
TIM RESEPTOR OBAT
PENETRASI ANTIBIOTIK
Daerah Antibiotik Kategori
CNS Chloramphenicol, Metronidazole, Rifampicin, Cotrimoxazole
Penicillin dan turunannya, Golongan Carbapenem, Cefepime, Cefotaxime,
Ceftazidim, Ceftizoxim, Ceftriaxone, Cefuroxime, Ciprofloxacin, Ofloxacin
Sangat Baik
Baik
Tulang Cefazolin Sangat Baik
Prostat Cotrimoxazole, Fluoroquinolon Baik
Jaringan
Lunak
Linkosamid, Tetrasiklin, Cotrimoxazole, Fluoroquinolon Baik
Ocular Aminoglikosida, Fluoroquinolon Sangat Baik
Selular Makrolida, Tetrasiklin, Kloramfenikol, Rifampisin, Cotrimoxazole,
Fluoroquinolon
Baik
Extraselular Betalaktam, Vankomisin, Aminoglikosida Baik
MEKANISME KERJA ANTIBIOTIK
1. Menghambat sintesa atau merusak dinding sel
Contoh : beta-lactam (penisilin, sefalosporin, monobaktam,
karbapenem, inhibitor beta-laktamase), basitrasin, dan
vankomisin
2. Memodifikasi atau Menghambat sintesa protein sel
Contoh : Aminoglikosid, kloramfenikol, tetrasiklin,
makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin),
klindamisin, mupirosin, dan spektinomisin
3. Menghambat enzim esensial dalam metabolism folat
Contoh : Trimetoprim dan Sulfonamid
4. Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA),
akibatnya sel tidak dapat berkembang atau menghambat
asam nukleat
Contoh : Quinolon,nitrofurantoin
MEKANISME KERJA
ANTIBIOTIK
MEKANISME KERJA
ANTIBIOTIK
Bakteriostatika
menghambat
pertumbuhan mikroba
klindamisin, makrolida,
sulfonamida,
trimetoprim,
tetrasiklin,
kloramfenikol
Bakterisid
membunuh mikroba
beta laktam,
glikopeptida,
aminoglikosida,
kuinolon, metronidazol
KHM (Kadar Hambat
Minimal)
kadar minimal yang
diperlukan untuk
menghambat
pertumbuhan mikroba
KBM (Kadar Bunuh
Minimal)
Kadar minimal untuk
membunuh mikroba
Aktivitas antimikroba
dapat meningkat dari
bakteriostatik menjadi
bakterisid bila konsentrasi
ditingkatkan melebihi
KHM
AKTIVITAS & SPEKTRUM ANTIBIOTIK
KLASIFIKASI BERDASARKAN LUAS
AKTIVITAS
(Aktivitas Sempit)
Aktif terhadap beberapa jenis
bakteri saja, Misal :
 Penisilin G dan Penisilin V,
Eritromisin, Klindamisin,
Kanamisin hanya bekerja
terhadap kuman Gram Positif
 Streptomisin, gentamisin,
polimiksin-B, asam nalidiksat
(Aktivitas Luas)
Bekerja terhadap lebih banyak
kuman baik jenis bakteri Gram-
Positif maupun jenis kuman gram
negative. Antara lain :
sulfonamide, ampisilin,
sefalosporin, kloramfenikol,
tetrasiklin dan rifampisin.
SENSITIVITAS ANTIBIOTIK
Macam-macam Antibiotik
Antibiotik Mekanisme Kerja Efek Samping Catatan
Penisiline
- Penisiline G
- Amoxiciline
- Ampisilin
- Benzatil
Penisilin
Menghambat biosintesis
mucopeptide yang dibutuhkan
untuk sintesis dinding sel
mikroba
Anafilaksis, urtikaria,
candidiasis mukosa diare,
sakit kepala, Anemia
hemolitik
Hipotrombinemia lebih
sering terkait dengan
sefalosporin, dapat
dicegah dan bersifat
reversibel dengan
pemberian vit K
Sefalosporin
- Cefadroxil
- Cefuroxime
- Ceftriaxone
- Cefixime
- Cefepime
Anafilaksis, urtikaria,
anemia, candidiasis mukosa
diare, sakit kepala,
dyspepsia, mual, muntah
Carbapenem
- Meropenen
m
- Imipenem
- Doripenem
mual, muntah, kejang dan
infusiensi ginjal
Antibiotik Mekanisme Kerja Efek Samping Catatan
Monobaktame
- Aztreonam
Menghambat biosintesis
mucopeptide yang dibutuhkan
untuk sintesis dinding sel
mikroba
Anafilaksis, urtikaria,
anemia, candidiasis mukosa
diare, sakit kepala,
dyspepsia, mual,
muntah.(Kurang
menimbulkan
hipersensitifitas)
Glikopeptide
- Vankomisin
- Bacitrasin
hipersensitivitas, demam,
flushing, hipotensi,
gangguan pendengaran dan
nefrotoksisitas, sindrom red
sindrom, Flebitis,
Bacitracin : jarang
menyebabkan reaksi
Inhibitor beta
lactam
- - Asam
Klavulanat
- Sulbaktam
- Tazobaktam
Melindungi AB betalaktam
dengan cara menginaktivasi
betalaktamase
Sama dengan beta lactam
lainnya
Kotrimoxazole Menghambat enzim anemia megaloblastik, KI : : Ibu Hamil dan
Antibiotik Mekanisme Kerja Efek Samping Catatan
Aminoglikosid
a
- Gentamisin
- Kanamisin
- Neomisin
- Streptomisi
n
Menghambat sintesis protein di
subunit 30
toksisitas ginjal,
ototoksisitas, blockade
neuromuscular, alergi (ruam,
demam, angoede,a,
dermatitis), hipotensi, mual
Aminoglikosida tidak
diserap melalui saluran
cerna sehingga harus
diberikan secara
parenteral
Tetrasiklin
- Tektasiklin
- Doksisiklin
- Minosiklin
- Oxytetrasil
klin
Menghambat sintesis protein
yang berikatan secara reversible
dengan ribosom 30s dan
mencegah ikatan tRNA-aminoasil
pada kompleks mRNA ribosom
Penghambatan pertumbuhan
tulang, perubahan warna
gigi permanen, gangguan GI,
depresi sumsum tulang,
fotosensitivitas
KI : anak <8 Tahun, ibu
hamil dan menyusui
IO : sangat mudah
terbentuk kompleks
dengan logam
Kloramfenikol
- Kloramfeni
kol
- Tiamfenikol
Menghambat sintesis protein
yang terikat pada ribosom 50s
dan menghambat enzim peptidil
transferase sehingga ikatan
peptide tidak terbentuk
grey baby sindrom, anemia
aplastic, neuritis periper,
gangguan GI, pertumbuhan
candida di saluran cerna,
ruam
KI : neonates, gangguan
hati, wanita hamil dan
menyusui
Sebaiknya hanya
digunakan untuk infeksi
tifoid dan meningitis
Antibiotik Mekanisme Kerja Efek Samping Catatan
Makrolida
- Eritromisin
- Azitromisin
- Spiramisin
- Klaritomisin
Menghambat sintesis protein
yang berikatan secara reversible
dengan ribosom subunit 50s
diare, mual, nyeri abdomen
dan muntah, sakit kepala,
peningkatan SGPT, SGOT,
dan gangguan indra
penciuman dan pengecap,
rasa terbakar diperut
KI : Gangguan Hati
Quinolon
- Asam
pipemidat
- Asam
nalidiksat
menghambat kerja enzim DNA
gyrase sehingga menghambat
replikasi dan transkripsi DNA,
perbaikan DNA, rekombinasi dan
transposisi sel bakteri
Tendonitis/rupture tendon,
gangguan GI,
fotosensitivitas, ganggan
fungsi ginjal, gangguan
tidur, depresi, gelisah,
halusinasi, gangguan
penglihatan, pengecap dan
pendengaran
KI : anak usia dibawah 18
tahun, gangguan fungsi
ginjal
IO : absorbsi berkurang
bila diberikan bersama
antasida/zat besi
Flouroquinolo
n
- Ciprofloksa
sin
- Ofloksasin
- Levofloksas
in
- Moxyfloksas
Tipe Antibiotik berdasarkan Aktivitas
Pola Aktivitas Antibiotik Strategi Terapi
Tipe I
Tergantung kadar dan
efek persisten yang
lama
Aminoglikosida,
Flouroquinolon,
Metronidazole
Memaksimalkan kadar
obat
Tipe II
Tergantung waktu dan
efek persisten minimal
Karbapenem,
sefalosporin,
eritromisin, linezolid,
penisilin
Memaksimalkan lama
paparan
Tipe III
Tergantung waktu dan
efek persisten sedang
sampai lama
Azitromisin,
klindamisin, tetrasiklin,
vankomisin
Memaksimalkan kadar
Informasi harus diketahui
tentang Antibiotik
No Antibiotik Informasi
1 Gentamisin Gentamisin memiliki indeks terapi yang sempit, karena itu sangat diperlukan
dosis individual
2 Klindamisin Untuk menghindari iritasi esophagus sebaiknya diminum bersama segelas air
3 Rifampisin Tidak diminum bersama makanan karena akan mengurangi absrobsi
rifampisin
4 Tetrasiklin Hindari digunakan pada anak dibawah 12 tahun dan pada wanita hamil, hati-
hati digunakan pada lansia jika diduga terjadi gangguan ginjal
5 Coamoksiklav Coamoksiklav cenderung menyebabkan diare akibat antibiotik dibandingkan
amoksisilin dan infeksi C. difficile. Hindari digunakan pada pasien beresiko
terinfeksi C. difficile, misalnya pasien berusia > 65 tahun, pasien yang
menggunakan proton pump inhibitor (PPI) atau pasien yang baru saja dirawat
di RS.
6 Sefalosporin,
klindamisin,
derifat penisilin
dan kuinolon
Dapat menyebabkan infeksi C.difficile karena mengganggu flora usus normal
7 Siprofloksasin • Bila diberikan bersama dengan antasida, diberi jarak waktu selama 2 jam.
Informasi harus diketahui
tentang Antibiotik
No Antibiotik Informasi
8 Eritromisin Terjadi peningkatan kejadian kardiotoksis yaitu: perpanjangan interval QT
dan ventrikular taki disritmia. Jika terjadi hal tersebut, hentikan
penggunaan eritromisin
9 Kloramfenikol Efek yang tidak diinginkan :
• Anemia; aplastik anemia yang bersifat idiosinkratik (jarang). Anemia terkait
dosis yang bersifat reversible
• Toksisitas pada sum-sum tulang belakang yang terkait dosis
• Menurunkan absorbsi intestinal vit B12
Memerlukan tambahan konsumsi makanan yang mengandung riboflavin,
piridoksin dan vit B12.
• Penggunaan pada bayi tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan
penekanan sumsum tulang belakang dan menimbulkan baby grey syndrome
(akibat ketidakmampuan bayi mengkonjugasi kloramfenikol)
Daftar Antibiotik Yang Tidak
Boleh Diberikan Untuk Anak
Obat Usia Alasan
Siprofloksasin < 12 Tahun Merusak tulang rawan
(cartilage disgenesis)
Tetrasiklin ,<4 tahun
atau dosis
tinggi
Diskolorisasi gigi,
gangguan pertumbuhan
tulang
Kloramafenik
ol
Neonatus Menyebabkan sindrom
baby grey
Linkomisin
HCl
Neonatus Fatal toxic syndrome
Daftar Antibiotik menurut
kategori keamanan untuk ibu
hamil
INFEKSI
PERNAFASAN
TIM RESEPTOR OBAT
Jenis
ISPA
Terapi Jika alergi tipe 1 Jika alergi non tipe 1
AOM 1st : Amoksisilin
2nd : Amoksisilin-
klavulanat
• Makrolida
• Klindamisin
Sefalosporin (cefdinir, cefixim,
cefpodoxime, cephalexin,
ceftriaxone)
Klindamisin
Sinusitis 1st : Amoksisilin
2nd : Amoksisilin-
klavulanat
• Doksisiklin/ kuinolon (dewasa)
• Makrolida (anak)
Faringitis 1st : Amoksisilin
2nd : Makrolida
Levofloksasin
Makrolida
Terapi untuk Pasien Baru
Terapi Penunjang
Gejala Terapi Gejala Terapi
Analgesik Parasetamol, Nsaid Mukolitik Guaifenesin
Alergi Antihistamin : CTM Efusi Kortikosteroid
Dekongesta
n
Fenilefrin, oxymetazoline Profilaksis Amoksisilin 1 x 1 selama 2-6 bulan
BRONKITIS AKUT
Terapi utama bronchitis akut adalah terapi
simptomatik untuk meredakan gejala:
Antitusif:
 Dekstro (untuk batuk ringan)
 Codein (untuk batuk berat yg mengganggu)
Antipiretik:
 Parasetamol (diutamakan untuk anak),
 Aspirin (jangan digunakan pada anak karena
menyebabkan reye syndrome),
 Ibuprofen (gunakan dengan perhatian pd
anak kurang dari 3 bulan, lansia dan pasien
gangguan ginjal)
 Mengi: beta 2 agonis inhalasi
(salbutamol)
Antibiotik baru boleh dilakukan jika uji
kultur positif: azitromisin atau kuinolon
BRONKITIS KRONIS
• Faktor risiko: lansia, COPD, pasien
serangan jantung, pasien dengan
serangan mendadak > 4x setahun (sesak
nafas)
• Ciri utama bronkitis kronis: batuk
produktif hingga 3 bulan
• Aturan penggunaan antibiotik:
• Untuk gejala ringan tanpa faktor risiko →
terapi observasi/ simptomatik
• Untuk gejala sedang tanpa faktor risiko atau
gejala sedang dengan faktor resiko dan FEV
< 50% → makrolida (klaritromisin,
azitromisin, eritromisin) sefaleksin,
amoksisilin, doksisiklin, trimetoprim-
sulfametoksazol
• Untuk gejala berat dan FEV <35% →
kuinolon (ciprofloksasin/ levofloksasin),
amoksisilin-klavulanat (kombinasi
betalaktam + anti betalaktamase)
ISPB
Secara umum :
1ST : Amoxicilin / Ampisilin
2nd : Makrolida (Eritromisin)
PNEUMO
NIA
CAP
Terjadi pada pasien yg tidak
kontak dengan fasilitas
medis
HCAP
Terjadi pada pasien yang
beresiko terpapar bakteri
MDR (pasien hemodialisis,
pasien yg sbelumya
menjalani kemoterapi,
memakai infus, atau
menggunakan antibiotik,
pasien yg memiliki anggota
keluarga yg terinfeksi
bakteri MDR)
HAP
Terjadi pada pasien setelah
keluar dari rawat inap
VAP
Terjadi pada pasien yg
menggunakan ventilator
atau intubasi
CAP
Sebelumnya sehat : 1st :
Makrolida
2nd :
Tetrasiklin
+ Komplikasi / Rawat inap :
1st :kuinolon
2nd : betalaktam + makrolida
Lansia: 1st : piperacilin-
tazobactam
2nd : sefalosporin,
karbapenem
MRSA : 1st: vankomisin
2nd : linezolid
HCAP, HAP, VAP
Tidak beresiko terinfeksi
MDR: ceftriakson, kuinolon,
ampisilin-sulbactam,
ertapenem/doripene
Beresiko terinfeksi MDR:
antipseudomonal
sefalosporin,
antipseudomonal
karbapenem, ampisilin-
sulbactam + antipseudomonal
fluorokuinolon atau
aminoglikosida
TBC
Tahapan Pengobatan TB :
Tahap Awal : dimaksudkan untuk
secara efektif menurunkan jumlah
kuman yang ada dalam tubuh pasien.
Tahap lanjutan : bertujuan
membunuh sisa sisa kuman yang
masih ada dalam tubuh, khususnya
kuman persister sehingga pasien
dapat sembuh dan mencegah
terjadinya kekambuhan
Pemeriksaan Laboratorium :
 Pemeriksaan Dahak :
S (sewaktu) : Dahak yg ditampung
di Fasyaskes
P (Pagi) : Dahak yg ditampung pagi
segera saat bangun tidur
 Pemeriksaan Biakan
 Pemeriksaan Penunjang :
Foto Toraks
Profilaksis TB pada Populasi
Rentang:
Vaksinasi BCG untuk bayi baru
lahir
Pemberian INH pada anak usia
dibawah 5 Tahun min 6 bulan
Pemberian INH pada ODHA min 6
bulan dan diulang tiap 3 tahun
KATEGORI RESISTENSI OBAT :
• Mono Resisten (TB MR) : resistan terhadap salah satu jenis OAT lini pertama saja.
• Poli resistan (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini pertama selain Isoniazid (H)
dan Rifampisin (R) secara bersamaan
• Multi drug resistan (TB MDR): resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara
bersamaan, dengan atau tanpa diikuti resitan OAT lini pertama lainnya
• Extensive drug resistan (TB XDR): adalah TB MDR yang sekaligus juga resistan terhadap salah satu
OAT golongan fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan
(Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin).
TBC
Nama Obat Sifat Catatan
Isoniazid (H) Bakterisidal Neuropati perifer (Gangguan saraf tepi), psikosis
toksik, gangguan fungsi hati, kejang.
Rifampisin (R) Bakterisidal Flu syndrome (gejala influenza berat), gangguan
gastrointestinal, urine berwarna merah, gangguan
fungsi hati, trombositopeni, demam, skin rash, sesak
nafas, anemia hemolitik.
Pirazinamid (Z) Bakterisidal Gangguan gastrointestinal, gangguan fungsi hati, gout
arthritis.
Etambutol (E) Bakreriostat
ik
Nyeri ditempat suntikan, gangguan keseimbangan dan
pendengaran, renjatan anafilaktik, anemia,
agranulositosis, trombositopeni.
Streptomisin (S) Bakterisidal Gangguan penglihatan, buta warna, neuritis perifer
(Gangguan saraf tepi).
OAT Lini
Pertama
TBC
OAT Lini Kedua
Gru
p
Golongan Jenis Catatan
A Florokuinolon Levofloksasin (Lfx), Moksifloksasin
(Mfx), Gatifloksasin (Gfx)
Tendonitis, rupture tendon, insomnia,
sakit kepala, mual, neuropetik perifer,
depresi,
B OAT suntik lini
kedua
Kanamisin (Km) , Amikasin (Am),
Kapreomisin (Cm), Streptomisin (S)
Agranulositosis, anoreksia, diare,
neurotoksik, kelainan fungsi ginjal,
gangguan elektrolit, gangguan
pendengaran
C OAT oral lini
Kedua
Etionamid (Eto)/Protionamid (Pto),
Sikloserin (Cs) /Terizidon (Trd),
Clofazimin (Cfz), Linezolid (Lzd)
Rasa metal, depresi, perubahan
perilaku, nyeri kepala, hipotiroid
D D1 OAT lini
pertama
Pirazinamid (Z), Etambutol
(E), Isoniazid (H) dosis
tinggi
-
D2 OAT baru Bedaquiline (Bdq),
Delamanid (Dlm),
TERAPI TBC
Paduan OAT yang digunakan di Indonesia
1 Kategori 1  Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis.
 Pasien TB paru terdiagnosis klinis.
 Pasien TB ekstra paru
2(HRZE)/4(HR)3
atau
2(HRZE)/4(HR)
2 Kategori 2  Pasien kambuh.
 Pasien gagal pada pengobatan dengan paduan
OAT kategori 1 sebelumnya.
 Pasien yang diobati kembali setelah putus
berobat (lost to follow-up).
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E
3 atau
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)E.
3 Kategori Anak 2(HRZ)/4(HR) atau 2HRZE(S) / 4-10HR
4 TB MDR Km – Eto – Lfx – Cs – Z-(E) – (H) / Eto – Lfx – Cs – Z - (E) - (H)
5 XDR Eto – Cs – PAS – Z – (E) –Bdq – Lnz– Cfz/Eto – Cs – PAS – Z – (E) – Lnz– Cfz
Note :
Etambutol tidak diberikan jika terbukti sudah resistan
Piridoxin (vit. B6) ditambahkan pada pasien yang mendapat sikloserin, dengan dosis 50 mg untuk setiap 250
mg sikloserin
TERAPI TBC
Kondisi Khusus
Kondisi Catatan Keterangan
Hamil KI : Streptomisin Menyebabkan ototoksik
permanen
Penggunaan
KB
Gunakan KB mekanik (kondom) atau
estrogen dosis tinggi
Rifampisin menyebabkan
kegagalan obat TB
HIV Terapi TB selama 2-8 minggu, baru di
ikuti terapi HIV bersamaan
Berikan profilaksis INH
seumur hidup
Hepatitis KI : Pirazinamid
Terapi hepatitis terlebih dahulu
hingga ada perbaikan hepar
Gunakan regimen tanpa
Pirazinamid
Ginjal KI : Streptomisin & Etambutol
DM Hindari Etambutol
TBC
Jika pasien putus obat…………
Berhenti minum obat
selama < 2 minggu
Lanjut pengobatan sesuai jadwal
Berhenti minum obat
selama > 2 minggu:
≥ 4 bulan (BTA -) Stop pengobatan
≥ 4 bulan (BTA +) Gunakan rejimen kambuhan
< 4 bulan (BTA +) Ulang pengobatan dari awal dengan
rejimen yang sama
< 4 bulan (BTA -) Lanjut pengobatan sesuai jadwal
INFEKSI
SALURAN
KEMIH
TIM RESEPTOR OBAT
ISK
Jenis ISK Gejala Terapi
Pielonefritis akut • ISK sudah menginfeksi ginjal
• Gejala demam tinggi sampai dan
nyeri panggul
1st line : Cipro (7 hari)/ levo (5
hari)
2nd line : trimethoprim
sulfametoksazol (14 hari)
Sistitis akut tanpa
komplikasi
• Demam, susah BAK, nyeri di ahir
BAK, nokturia, nyeri suprapubik
1st line : trimethoprim
sulfametoksazol (3 hari)
2nd line : nitrofurantoin (5 hari)
atau fosfomisin (1 hari),
amoksisilin klavulanat (3 hari)
Sistitis akut dengan
komplikasi
Obatnya sama dengan sistitis akut tanpa komplikasi, namun durasinya
lebih lama (7-10 hari)
Reccurent Terjadi 2-3 kali dalam setahun
1st : Kotrimoksazole / Nitrofuratoin (6 bulan)
ISK pada ibu hamil • Pilihannya amoksisilin, amoksisilin-klavulanat, sefaleksin
• Nitrofurantoin diberikan dengan peringatan (tidak boleh diberikan
INFEKSI
SALURAN
CERNA
TIM RESEPTOR OBAT
Penyakit Terapi
Vibrio cholera Anak: eritromisin, azitromisin
Dewasa: 1st line:doksisiklin, 2nd line: tetrasiklin, eritromisin,
azitromisin
Disentri Histolitica : 1st : Metronidazole
Enterohemoragic e coli
( diare bedarah)
Terapi dengan cairan elektrolit, antibiotic dikontraindikasikan karena
meningkatkan pelepasan toksin bakteri
• Enterotoxogenic e
coli (diare berair)
• Shigella
• Salmonella non tifoid
• Infeksi yesinia sp
Anak: azitromisin, seftriakson
Dewasa: siprofloksasin , levofloksasin
alternatifnya azitromisin
Tifus/ salmonella
typhosa/ demam tifoid
• Utamanya di indo menggunakan kloramfenikol karena murah dan
efektif. jangan diberikan bila kadar leukosit <2000/ mm3
• Opsi terapi lainnya adalah seftriakson atau sefiksim (efektif untuk
anak)
• Untuk ibu hamil: ampisilin atau amoksisilin, (hindari
kloramfenikol, tetrasiklin, kuinolon)
Campylobacter Dewasa dan anak : azitrimisin, eritromisin
Clostridium deficile • Anak dan dewasa: metronidazol (10-14 hr) , vankomisin (untuk yg
INFEKSI
MENULAR
SEKSUAL
TIM RESEPTOR OBAT
Penyakit Menular Seksual
Infeksi Terapi
Gonore (Neiserria
gonnorea)
• 1st : Seftriakson/ sefiksim ditambah azitromisin/ doksisiklin
• Alternatif: cefpodoxime/ cefuroksim asetil/ azitromisin
• Kehamilan: sefalosporin atau azitromisin
• Infeksi gonore bersamaan dengan klamidia  Azitromisin/ doksisiklin
Klamidia (C. trachomatis) • 1st : Azitromisin atau doksisiklin
• Alternatif: eritromisin/levofloksasin/ofloksasin
• Bayi: eritromisin atau etilsuksinat, bayi dengan konjungtivitis klamidia:
eritromisin base oral
• Ibu Hamil: azitromisin/ amoksisilin/ eritromisin
Sifilis (T. pallidum) • Sifilis awal, sifilis laten: benzatin penisilin (first line)
• Alternatif: doksisiklin/ tetrasiklin
• Neurosifilis: prokain penisilin + probenesid (untuk meningkatkan kadar
penisilin)
Trikomoniasis • 1st : Metronidazol/ tinidazol
• Ibu Hamil: metronidazol 2 g single dose
• Efek samping: disulfiram like effect (mual, muntah, pusing)
Herpes simplex (virus HSV
2)
• 1st : Asiklovir/ famsiklovir/ valasiklovir
• Infeksi berat dengan komplikasi: asiklovir IV
Siklus Hidup
Virus HIV
Mekanismer
kerja
Antiretrovir
us
Fusion
Inhibitor
Reverse
Transcriptase
Inhibitor
Integrase
Inhibitor
Protease
Inhibitor
HIV AIDS
Protease
inhibitor
NRTI NNRTI Fusio
inhibitor
INSTI
1. Atazanavir
(ATV)
2. Darunavir
(DRV)
3. Fosamprenavi
r (FPV)
4. Indinavir (IDV)
5. Lopinavir
(LPV)
6. Nelvinavire
(NFV)
1. Abacavir
(ABC)
2. Didanosin
(ddI)
3. Emtricitabin
e (FTC)
4. Lamivudin
(3TC)
5. Stavudin
(d4T)
6. Tenovofir
1. Delavirdin
e (DLV)
2. Efavirenz
(EFV)
3. Etravirine
(ETR)
4. Nevirapin
e (NVP)
5. Rilpivirine
(RPV)
1. Enfufirtid
e (T-20)
2. Maraviroc
(MVC)
1. Dolutegravi
r (DTG)
2. Elvitegravir
(EVG)
3. Raltegravir
(RGV)
Golongan Obat Antiretroviral
HIV AIDS
Terapi Lini Pertama ARV pada Pasien > 5 tahun, dewasa, ibu
hamil dan menyusui, ODHA ko-infeksi hepatitis B, ODHA dg
TB
Note :
a Jangan memulai TDF jika creatine clearance test (CCT) hitung < 50 ml/menit, atau pada
kasus diabetes lama, HT tak terkontrol dan gagal ginjal
b Jangan memulai dg AZT jika Hb < 10 g/dL sebelum terapi
c Kombinasi 3 dosis tetap (KDT) yang tersedia: TDF + 3TC + EFV
Obat ARV : 2 NRTI + 1 NNRTI
1st Tenofovir + Lamivudin / Emtricitabine + Evafirenz dalam
bentuk KDTc
Alternatif Zidovudine + Lamivudine + Evafirenz/nevirapine
Tenofovir + Lamivudine / Emtricitabine + Neviravine
HIV AIDS
Lini pertama untuk anak usia < 5 thn
Note :
a Zidovudin merupakan pilihan utama namun jika Hb anak < 7,5 g/dl pertimbangkan
Stavudin (d4T)
b Dengan adanya risiko efek samping pd penggunaan d4T jangka panjang, pertimbangkan
mengubah d4T ke AZT (bila Hb anak ≥ 10 g/dL) setelah pemakaian 6-12 bulan. Bila
terdapat efek anemia berulang maka dapat kembali ke d4T
c Tenofovir saat ini dapat digunakan pada anak usia > 2 tahun. Selain itu perlu
dipertimbangkan ES osteoporosis pada tulang anak yg sedang bertumbuh krn
penggunaan ARV diharapkan tidak mengganggu pertumbuhan tinggi badan.
d EFV dapat digunakan pd anak ≥ 3 thn atau BB ≥ 10 kg, jangan diberikan pd anak dg
Pilihan NRTI ke-1 Pilihan NRTI ke-2 Pilihan NNRTI
Zidovudin (AZT)a
Lamivudin (3TC)
Nevirapin (NVP)
Stavudin (d4T)b Efavirenz (EFV)d
Tenofovir (TDF)c
HIV AIDS
Terapi Lini kedua
Populasi Target Paduan ARV yang
digunakan
pada lini pertama
Paduan lini kedua pilihan
Dewasa dan
remaja ( 10
tahun)
Berbasis zidovudine /
stavudine
Tenofovir +
lamivudine/emtricitabine +
lopinavir
Berbasis tenofovir Zidovudine + lamivudine + lopinavir
HIV dan Ko infeksi
TB
Berbasis zidovudine /
stavudine
Tenofovir +
lamivudine/emtricitabine +
lopinavir dosis ganda
Berbasis tenofovir Zidovudine + lamivudine + lopinavir
dosis ganda
HIV AIDS
Toksisistas dan Substitusi ARV
ARV Efek Samping / Toksisitas Subtitusi
TDF Disfungsi tubulus ginjal, Sindrom Fanconi,
Osteoporosis, Asidosis Laktat
Dewasa : AZT
Anak : ABC
AZT Anemia, miopati, lipoatrofi atau lipodistrofi,
intoleransi sal.cerna berat, asidosis laktat,
hepatomegali
Dewasa : TDF
Anak : d4t / ABC
d4T Neuropati periper, lipoatropi atau lipodistrofi,
asidosis laktat, hepatomegaly, pankreatitis
akut
Dewasa : AZT/TDF
Anak : AZT/ABC
3TC Sakit Kepala, Pankreatitis
EFV Toksisitas susunan saraf pusat persisten
(mimpi buruk, depresi, kebingungan,
halusinasi, psikosis), hepatotoksik, kejang,
ginekomastia, dislipidemia
NVP
NVP Hepatotoksik, hipersensitivitas obat, sindrom EFV
HIV AIDS
PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK
Pemberian ARV bagi ODHA
Hamil
Profilaksis ARV bagi Bayi
Profilaksis Opportunistik
• Ibu Hamil dengan Infeksi HIV harus
diberi ARV, tanpa melihat jumlah
CD4+
• Semua jenis ARV aman untuk ibu
hamil kecuali efavirenz pada
trimester pertama
Mulai diberikan pada usia
6-12 jam setelah lahir atau
setidaknya < 72 jam
Tidak Asi : Zidovudine
6 minggu
Asi : Zidovudine +
Nevirafine 6 minggu
Diberikan sejak usia 6
minggu sampai terbukti
tidak terinfeksi
HIV AIDS
PENCEGAHAN PASCA PAJANAN (PPP)
Orang yang
Terpajan
Panduan ARV
Remaja dan Dewasa Pilihan TDF + 3TC + LPV/r
Alternatif TDF + 3TC + EFV
AZT + 3TC + LPV/r
Anak <10 Tahun Pilihan AZT + 3TC + LPV/r
Alternatif TDF + 3TC + LPV/r
Dapat menggunakan
EFV/NVR untuk NNRTI
INFEKSI
PARASIT
TIM RESEPTOR OBAT
Cacing Gelang
(Ascariasis
lumbricoides)
Cacing Cambuk
(Tri huris
trichiura)
Cacing Tambang
(Ancylostoma
duodenale/Necato
r americanus)
Cacing Kremi
(Enterebius
fermikularis)
Cacing Pita
(Taenia)
Filariasis
(Wuchereria
bancrofti, Brugia
malayi, Brugia
timori).
1. aMebendazol
2. bAlbendazole
3. cPirantel
pamoat
4. Piperazine
5. dLevamisole
1. Mebendazole
2. Albendazole
3. Pirantel
pamoat
1. Mebendazole
2. Albendazole
3. Pirantel
pamoat
1. Pirantel pamoat
2. Mebendazole
3. Piperazine
1. Praziquantel
2. Niclosamid
3. Albendazol
(kista hydatid)
1. eDietilkarbama
zin
2. Dietilkarbamaz
in+
albendazole
Note :
1. a Untuk usia >2tahun 3x100 mg selama 3 hari.
2. bUsia 1-2 tahun 200 mg dan usia >2 tahun 400 mg dosis tunggal.
3. cUsia 6 bulan-2 tahun 125 mg, >2-6 tahun 250 mg, >6-12 tahun 500 mg, >12 tahun 750 mg dan dewasa 1000 mg.
4. dDewasa
5. eterapi pengobatan 3x100 mg selama 12 hari berturut-turut
Infeksi Parasit
OBAT CACING
Obat Mekanisme Kerja Efek Samping Catatan
Mebendazole Menghambat uptake glukosa
sehingga cacing tidak bisa
menghasilkan energy
mual, muntah, diare dan nyeri
perut yang bersifat ringan. Pada
dosis tinggi sehingga ada efek
sistemik dapat terjadi
agranulositosis, alopesia,
peningkatan enzim hati dan
hipersensitivitas
Sebelum ditelan sebaiknya
tablet dikunyah lebih dulu
Ibu Hamil dihindari
(teratogenik)
Tidak digunakan untuk
anak <2 tahun
Albendazole Menghambat uptake glukosa
sehingga cacing tidak bisa
menghasilkan energy
rasa tidak nyaman di lambung,
mual, muntah, diare, nyeri
kepala, pusing, sulit tidur dan
lesu, alopepsia, gangguan darah
KI : sirosis Hati
Absorbsi meningkat bila
diberikan dengan makanan
berlemak
Pirantel Pamoat Menghambat kolinesterase
sehingga mengakibatkan
kelumpuhan pada cacing
mual, muntah, diare, kram
perut, pusing, mengantuk, nyeri
kepala, susah tidur, demam,
lelah, peningkatan enzim hati
Alternatif untuk pediatric
Peringatan : Penyakit hati
Diberikan bersama asam
folat
Ivermectin Menghambat glutamatergik
sehingga terjadi kelumpuhan
pada cacing
Sindrom mata merah, mual,
muntah, diare, ruam dan nyeri
otot, hipotensi, takikardia,
edema periper
Infeksi Malaria
Malaria disebabkan oleh parasit plasmodium yang ditularkan melalui nyamuk anopheles betina
Malaria Falsiparum.
• Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Gejala demam timbul intermiten dan dapat kontinyu. Jenis
malaria ini paling sering menjadi malaria berat yang menyebabkan kematian.
Malaria Vivaks.
• Disebabkan oleh Plasmodium vivax. Gejala demam berulang dengan interval bebas demam 2 hari.
Malaria Ovale.
• Disebabkan oleh Plasmodium ovale. Manifestasi klinis biasanya bersifat ringan. Pola demam seperti pada
malaria vivaks.
Malaria Malariae.
• Disebabkan oleh Plasmodium malariae. Gejala demam berulang dengan interval bebas demam 3 hari.
Malaria Knowlesi.
• Disebabkan oleh Plasmodium knowlesi. Gejala demam menyerupai malaria falsiparum.
Infeksi Malaria
Note: Primakuin tidak boleh diberikan pada bayi usia < 6 bulan dan ibu hamil
Anak dan Ibu hamil Doksisiklin digantikan dengan Klindamisin
Jenis malaria Lini pertama Lini kedua
Falciparum DHP (14 hr) + primakuin 0,25 mg/kg 1 hari Kina +
Doksisiklin/Tetrasiklin +
Primakuin
Knowlesi DHP(14 hr) + primakuin 0,25 mg/kg 1 hari
Vivax DHP + primakuin 0,25 mg/kg (14 hr),
Jika kambuh tingkatkan dosis primakuin mjd 0,5 mg/kg
(pantau enzim G6PD)
Kina + Primakuin
Ovale DHP + primakuin 0,25 mg/kg (14 hr)
malariae DHP 1 kali perhari selama 3 hari
Malaria pada ibu
hamil
DHP 1 kali perhari selama 3 hari
Terapi malaria non komplikasi
Terapi malaria berat
Puskesmas Artesunat intramuscular
RS Artesunat intravena merupakan pilihan utama. Jika tidak
tersedia dapat diberikan kina drip
Profilaksis Malaria
Untuk prophylaksis gunakan
Doxycyclin 1 kapsul/hari,
diminum 2 hari sebelum sampai
dengan 4 minggu setelah keluar
Pengobatan Malaria Pada Ibu Hamil
• Pengobatan Malaria Falsiparum pada ibu Hamil
• Pengobatan Malaria Vivaks pada Ibu Hamil
Obat Malaria
Antimalaria Mekanisme Kerja Efek Samping Catatan
Antifolat
- Pirimetamine
- Proguanil
- Sulfonamide
Menghambat enzyme
dihidrofolat
reductase
Anemia megaloblastik Kategori : C
4-Aminoquinoline
- Amodiaquine
- Chloroquine
- Hidroxychloroq
uin
Menghambat
perubahan heme
menajdi hemozoine,
heme bersifat toksik
bagi plasmodium
Retinopaty permanen, defisiensi G6PD,
anemia hemolitik, mual, muntah, sakit perut,
diare dan gatal-gatal.
Kategori : C
KI : Defisiensi G6PD, ggn hati
8-Aminoquinoline
- Primaquine
Menganggu
mitokondria
plasmodium dan
meningkatkan
oksigen radikal
Anemia hemolitik, blackwater fever,
Anoreksia, mual, muntah, sakit perut, dan
kram, Sakit pada lambung/perut dapat
dihindari jika minum obat bersama makanan.
Kejang-kejang/gangguan kesadaran. defisiensi
G6PD
Kategori ; D
KI : Defisiensi G6PD,
kehamilan, anak <1 tahun,
aktif RA dan penyakit lupus
Kina
- Quinine
- Quinidine
Menghambat
perubahan heme
menjadi hemozoin
biokristalisasi di
jalur detoksifikasi
Defisiensi G6PD, trombositopenia, blackwater
fever, myasthenia gravis, perpanjangan QT,
kardiotoksik, hipoglikemia, Sindrom
Cinchonism: tinitus/telinga berdenging,
gangguan
pendengaran, vertigo/dizzines/sempoyongan
Kategori : C
KI: Defisiensi G6PD
Meningitis
Profilaksis
pada
Meningitis
 Rifampisin : dewasa 600mg/12jam selama 2 hari; anak 1-6 tahun : 10mg/kgBB/12jam selama 2 hari;a nak
3-11 bulan 5mg/kgBB/12jam selama 2 hari.
 Siprofloksasin : dewasa 500 mg dosis tunggal.
 Seftriakson : dewasa 250mg intramuskuler dosis tunggal; anak <15tahun 125mg intramuskuler dosist
unggal
Meningitis
Kriptokokus
Minggu 1-2 (induksi):
• Ampoterisin B 0,7-1 mg/KgBB/hari dalam infus Dekstrose 5% dan diberikan 4-6 jam + Flukonazole
800mg/hari (PO) Atau
• Fluconazole 800-1200mg/hari (PO) selama 2 minggu
Minggu 3-10 (Konsolidasi): Flukonazole 800mg/hari(PO)
Meningitis
Bakterial
Anak dan Dewasa : Ampisilin + Kloramfenikol
Neonatus : Ceftriaxone
Abses Otak Penisilin G + Kloramfenikol/Metronidazole + Ceftriaxone
Sepsis
Neonatus < 48 Jam Benzil pensilin + Gentamisin atau
Amoksisilin / ampisilin + sefotaksim
Neonatus >48 jam Flukosasilin + gentamisin atau
Amoksisilin / ampisilin + sefotaksim
Anak 1 bulan - 18
tahun
Aminoglikosida + amoksisilin / ampisilin atau
Sefotaksim / seftriakson tunggal
Anak 1 bulan - 18
tahun
Seftrazidim, tikarsilin, piperasilin, imipenem atau meropenem
INFEKSI
JAMUR
TIM RESEPTOR OBAT
MEKANISME KERJA ANTI FUNGI
Secara Mekanisme
Kerja dibagi
menjadi 5 :
• Azole
• Polyene
• Flucitosine
• Allylamine
• Echinocandins
Golongan Nama Obat Mekanisme Kerja Efek Samping
Azole
Imidazole Clotrimazole,
Ketokonazole,
Miconazole Memblokir enzim P450 jamur dan
mengganggu sintesis ergosterol
Toksisitas rendah.
Azole merupakan
inhibitor CYP3A4
sehingga cenderung
meningkatkan obat
lain.
Triazole Itrakonazole,
Flukonazole,
Vorikonazole,
Isavukonazole,
Posakonazole
Polien Amfoterisin B,
Nystatin
Mengikat ergosterol dan mengubah
permeabilitas sel dengan membentuk
pori-pori terkait amfoterisin B dalam
membrane sel
Demam, mengigil,
kejang otot, muntah,
sakit kepala, hipotensi,
toksisitas ginjal.
Flucitosin 5 Flourocitosine Mengganggu sintesis DNA dan RNA
secara selektif dalam jamur
Anemia, leukopenia,
dan trombositopenia
Echinocandins Caspofungin,
Micafungin,
Anidulafungin
Bekerja pada tingkat dinding sel jamur
dengan menghambat sintesis β (1-3) –
glucan yang mengakibatkan
terganggunya dinding sel jamur dan
Efek gastrointestinal
minor, kemerahan
INFEKSI JAMUR
Jenis Tinea Lokasi Penataksanaan
Tinea Kapitis Kulit dan rambut kepala • Untuk lesi terbatas, diberikan pengobatan topical, yaitu
Krim :
Klotrimazole
Mikonazole
Terbinafin
Diberikan hingga lesi hilang dan dilanjutkan 1-2 minggu
untuk mencegah rekurensi
• Untuk yang tersebar luas atau resistensi terhadap terapi
topical, dilakukan pengobatan sistemik, yaitu :
 Griseofulvin 0,5-1 gr/hari (dewasa) atau 0,25-
0,5g/hari (anak) terbagi dalam 2 dosis
 Gol Azole, seperti : ketokonazol 200mg/hari;
itrakonazole 100mg/hari atau
 Terbinafin 250mg/hari.
Pengobatan diberikan selama 10-14 hari pada pagi hari
setelah makan
Tinea barbae Dagu dan jenggot
Tinea kruris Daerah genitokrural,
sekitar anus, bokong, dan
perut bagian bawah
Tinea pedis Kaki dan tangan
Tinea
unguium
Kuku jari tangan dan kaki
Tinea
Korporis
Bagian lain yang tidak
termasuk bentuk 5 tinea
diatas. Bila terjadi di
seluruh tubuh disebut
dengan tinea imbrikata
Tinea Tampak bercak putih • Topical : Suspense selenium sulfide 1,8% dalam bentuk
INFEKSI JAMUR
Jenis Tatalaksana
Candidiasis Orofaring 1st : Klotrimazole Troches atau Nistatin tetes 2nd : Flukonazole
Candidiasis Vaginitis 1st : Nistatin Ovula atau Klotrimazole Ovula
Histoplamosis
Pumonary
1st : Itrakonazole 2nd : Flukonazole
Blastomikosis Ringan : Itrakonazole
Berat : Amfoterisin B dilanjutkan Itrakonazole
Infeksi CNS : Amfoterisin B dilanjutkan Flukonazole / Itrakonazole
C,Albicans, C.
Tropicalis
Flukonazole + Echinocandine
C. Krusei Amfoterisin
Toksoplamosis Umum
1st : Sulfasalazine + Pirimetamin
2nd : Pirimetamine + Klindamisin atau Kotrimoksazole
Ibu Hamil
1st : Spiramisin
Meningocryptococus 1st : Amfoterisin B + Flucitosine
dilanjutkan fluconazole
nd
INFEKSI GIGI DAN MULUT
• Kandidiasis Mulut
Penatalaksanaan : Gentian Violet 1% atau Nistatin 100.000-
200.000 IU/mL yang dioleskan 2-3 kali sehari selama 3 hari
•Ginggivitis dan Abses gigi
Penisilin G prokain / Penisilin V
VAKSINASI
TIM RESEPTOR OBAT
JADWAL DAN JENIS VAKSIN
Imunisasi Dasar
Umur Jenis Interval Minimal untuk
jenis Imunisasi yang sama
0-24 Jam Hepatitis B
1 Bulan BCG, Polio 1
2 Bulan DPT-HB-HiB 1, Polio 2
1 Bulan
3 Bulan DPT-HB-HiB 2, Polio 3
4 Bulan DPT-HB-HiB 3, Polio 4, IPV
9 Bulan Campak
Tabel 1. Jadwal Pemberian Imunisasi
JADWAL DAN JENIS VAKSIN
Imunisasi Lanjutan
Umur Jenis Interval Minimal setelah Imunisasi Dasar
18 Bulan
DPT-HB-HiB 12 Bulan dari DPT-HB-HiB 3
Campak 6 Bulan dari Campak dosis pertama
Tabel 2. Jadwal ImunisasiLanjutan pada Anak Bawah Dua Tahun
MACAM-MACAM VAKSIN WAJIB
Polio
Polio adalah penyakit
lumpuh layu yang
disebabkan oleh virus
Polio liar yang dapat
menimbulkan kecacatan
atau kematian
Ada 2 Tipe vaksin Polio,
yaitu, Vaksin hidup oral
dan vaksin yang
diinaktivasi
Hepatitis
B
Bertujuan untuk
memberikan
perlindungan dan
mengurangi insiden
timbulnya penyakit hati
kronik dan karsinoma
hati
Setelah dilarutkan vaksin
harus segera disuntikkan
ke pasien (tidak boleh
lebih dari 30 menit
setelah vaksin dilarutkan)
Vaksin Hepatitis B
mengandung HbsAg
yang telah dimurnikan
Bacillus
Calmette-
Guerin
(BCG)
Merupakan strain hidup
Mycobacterium bovis
yang dilemahkan untuk
menimbulkan kepekaan
terhadap M.
tuberculosis.
Diberikan secara
intradermal dan akan
meninggalkan jaringan
parut (scar) yang kecil
dan rata
Campak
Mengandung virus
campak hidup yang
dilemahkan
Pemberian vaksin
campak pada anak
dapat menimbulkan
sindrom yang
menyerupai campak
dan demam
DTP
Imunisasi primer terhadap Difteri, Tetanus
dan Pertusis (batuk rejan)
- Difteri dapat menyebabkan pembengkakan
jalan nafas serta mengeluarkan racun yang
dapat melumpuhkan otot jantung.
- Tetanus mengeluarkan racun yang
menyerang syaraf otot tubuh, sehingga
otot menjadi kaku, sulit bergerak dan
bernafas
- Pertusis berat dapat menyebabkan infeksi
saluran nafas berat (pneumonia)
HiB
Vaksin Hemopgilus Influenzae tipe b
diberikan dalam seri 3 dosis interval 1
bulan
Diberikan bersamaan dengan imunisasi
primer anak terhadap difteri, tetanus,
pertussis dan vaksin polio yang di
inaktivasi.
MACAM-MACAM VAKSIN PILIHAN
Measles,
Mumps,
Rubela (MMR)
Vaksin MMR bertujuan
untuk mencegah Measles
(campak), Mumps
(gondongan) dan Rubela
merupakan vaksin kering
yang mengandung virus
hidup, harus disimpan
pada suhu 2–80C atau
lebih dingin dan
terlindung dari cahaya
Vaksin harus
digunakan dalam
waktu 1 (satu) jam
setelah dicampur
dengan pelarutnya
Tifoid
Penyimpanan pada
suhu 2 – 8C, jangan
dibekukan
Kadaluwarsa dalam
3 tahun
Varisela
Penyimpanan pada
suhu 2–8C
Vaksin virus hidup
varisela-zoster yang
dilemahkan
terdapat dalam
bentuk bubuk
kering
Hepatitis A
Vaksin dibuat dari
virus yang
dimatikan
(inactivated
vaccine)
Vaksin diberikan 2
kali, suntikan kedua
atau booster
bervariasi antara 6
sampai 18 bulan
setelah dosis
pertama,
tergantung produk
Influenza
Vaksin influenza
mengandung virus yang
tidak aktif (inactivated
influenza virus). Vaksin
influenza mengandung
antigen dari dua sub
tipe virus, influenza A
dan satu sub tipe virus
influenza B
hipersensitif
anafilaksis
terhadap protein
telur jangan diberi
vaksinasi influenza
Pneumokokus
Terdapat dua macam vaksin
pneumokokus yaitu vaksin
pneumokokus polisakarida
(Pneumococcal
Polysacharide Vaccine/PPV)
dan vaksin pneumokokus
konyugasi (Pneumococcal
Conjugate Vaccine/PCV)
Kadaluwarsa dalam
3 tahun
Rotavirus
Terdapat dua jenis
Vaksin Rotavirus
(RV) yang telah ada
di pasaran yaitu
vaksin monovalent
dan pentavalent
Vaksin monovalent
oral berasal dari
human RV vaccine
RIX 4414,
sedangkan Vaksin
pentavalent oral
merupakan
kombinasi dari
strain yang
diisolasi dari
human dan bovine
Human
Papillomavirus
(HPV)
Vaksin HPV
berpotensi untuk
mengurangi angka
morbiditas dan
mortalitas yang
berhubungan
dengan infeksi HPV.
Terdapat dua jenis
vaksin HPV yaitu
Vaksin bivalen dan
Vaksin quadrivalen
Herpes Zoster
Bertujuan untuk
mencegah penyakit
Herpes zoster dan nyeri
pasca herpes (NPH).
Herpes zoster adalah
penyakit infeksi akibat
reaktivasi dari virus cacar
air (Virus Varicella Zoster)
yang menyerang saraf dan
biasanya ditandai dengan
ruam kulit.
Setelah dilarutkan
vaksin harus segera
disuntikkan ke pasien
(tidak boleh lebih
dari 30 menit setelah
vaksin dilarutkan)
Dengue
Vaksin Dengue adalah
jenis virus dari group
Flavivirus yang
mempunya 4 sero
tipr, Dengue1,
Dengue2, Dengue3
dan Dengue4
Kontra Indikasi :
Riwayat alergi
terhadap ragi
PENYIMPANAN VAKSIN
Vaksin
Provinsi Kab/Kota PKM/Pustu Bides/UPK
Masa Simpan Vaksin
2 Bln + 1 Blm 1 Bln + 1 Bln 1 Bln + 1 Mg 1 Bln + 1 Mg
Polio -15C s.d -25C
DPT-HB-Hib
2C s.d 8C
DT
BCG
Campak
Td
IPV
Hepatitis B Suhu Ruang
Catatan :
Penyimpanan pelarut vaksin
pada suhu 2°C s.d. 8°C atau
pada suhu ruang terhindar
dari sinar matahari langsung.
Sehari sebelum digunakan,
Vaccine Vial Monitor (VVM)
 A ke kondisi B harus
digunakan terlebih dahulu
meskipun masa
kadaluwarsanya masih lebih
panjang.
 Vaksin dengan kondisi VVM
C dan D tidak boleh
digunakan
Pemakaian Vaksin Sisa
Jenis Vaksin Masa Pemakaian Keterangan
Polio 2 Minggu Cantumkan tanggal
pertama kali vaksin
digunakan
IPV 4 Minggu
DT 4 Minggu
Td 4 Minggu
DPT-HB-HiB 4 Minggu
BCG 3 Jam Cantumkan waktu
vaksin dilarutkan
Campak 6 Jam
Masa Pemakaian Vaksin Sisa
Beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi adalah:
a. Disimpan pada suhu 2°C s.d. 8°C
b. VVM dalam kondisi A atau B
c. Belum kadaluwarsa
d.Tidak terendam air selama
penyimpanan
e.Belum melampaui masa pemakaian
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes, 2011, Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotik, Jakarta :
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Permenkes RI, No, 2406/Menkes/Per/XII/2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan
Antibiotik.
Permenkes RI No, 5 Tahun 2013 Tentang Pedoman Tatalaksana Malaria.
Kemenkes RI, 2016, Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual. Jakarta :
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Permenkes RI No. 13 Tahun 2013 Tentang Pedoman Manajemen Terpadu Pengendalian
Tuberkulosis Resistensi Obat.
Permenkes RI No. 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis
Permenkes RI No. HK. 01. 07/Menkes/90/2019 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tataksana HIV.
IDI, 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer,
Permenkes RI. No. 53 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Hepatitis Virus.
Permenkes RI No. 15 tahun 2017 Tentang Penanggulangan Cacing.
Perdossi, 2017, Pedoman Praktis Klinis Neurologi.

More Related Content

Similar to INFEKSI PARU-PARU

kuliah 4_ antibakteri dan anti TB.pptx
kuliah 4_ antibakteri dan anti TB.pptxkuliah 4_ antibakteri dan anti TB.pptx
kuliah 4_ antibakteri dan anti TB.pptxmarlinarays2
 
Infeksi Leprosy definisi , patogenesis, pengobatan
Infeksi Leprosy definisi , patogenesis, pengobatanInfeksi Leprosy definisi , patogenesis, pengobatan
Infeksi Leprosy definisi , patogenesis, pengobatanHendrikkho4
 
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleatAntibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleatcynthiaanggipradita
 
Farmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptx
Farmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptxFarmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptx
Farmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptxilmaawaliah
 
7 ANTIBIOTIKA.ppt
7 ANTIBIOTIKA.ppt7 ANTIBIOTIKA.ppt
7 ANTIBIOTIKA.pptLiaNingrum7
 
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdfAskep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdfnoragracesara
 
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxHarryJulians
 
Obat obat yang digunakan pada kemoterapi tuberkulosis
Obat obat yang digunakan pada kemoterapi tuberkulosisObat obat yang digunakan pada kemoterapi tuberkulosis
Obat obat yang digunakan pada kemoterapi tuberkulosisfikri asyura
 
Obat dlm kehamilan (revised)
Obat dlm kehamilan (revised)Obat dlm kehamilan (revised)
Obat dlm kehamilan (revised)Bidan Kita
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologiSofie Via
 

Similar to INFEKSI PARU-PARU (20)

kuliah 4_ antibakteri dan anti TB.pptx
kuliah 4_ antibakteri dan anti TB.pptxkuliah 4_ antibakteri dan anti TB.pptx
kuliah 4_ antibakteri dan anti TB.pptx
 
Infeksi Leprosy definisi , patogenesis, pengobatan
Infeksi Leprosy definisi , patogenesis, pengobatanInfeksi Leprosy definisi , patogenesis, pengobatan
Infeksi Leprosy definisi , patogenesis, pengobatan
 
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleatAntibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
 
ANTIBIOTIKA.ppt
ANTIBIOTIKA.pptANTIBIOTIKA.ppt
ANTIBIOTIKA.ppt
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
Antiinflamasi
AntiinflamasiAntiinflamasi
Antiinflamasi
 
Anti Inflamasi
Anti Inflamasi Anti Inflamasi
Anti Inflamasi
 
antibiotika
antibiotikaantibiotika
antibiotika
 
Tugas so
Tugas soTugas so
Tugas so
 
Farmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptx
Farmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptxFarmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptx
Farmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptx
 
Obat makrolides
Obat makrolidesObat makrolides
Obat makrolides
 
7 ANTIBIOTIKA.ppt
7 ANTIBIOTIKA.ppt7 ANTIBIOTIKA.ppt
7 ANTIBIOTIKA.ppt
 
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdfAskep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
 
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
 
Obat obat yang digunakan pada kemoterapi tuberkulosis
Obat obat yang digunakan pada kemoterapi tuberkulosisObat obat yang digunakan pada kemoterapi tuberkulosis
Obat obat yang digunakan pada kemoterapi tuberkulosis
 
anemia.pptx
anemia.pptxanemia.pptx
anemia.pptx
 
Obat dlm kehamilan (revised)
Obat dlm kehamilan (revised)Obat dlm kehamilan (revised)
Obat dlm kehamilan (revised)
 
Antibiotika
AntibiotikaAntibiotika
Antibiotika
 
Antibiotik done
Antibiotik doneAntibiotik done
Antibiotik done
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologi
 

More from AhmadSofyanAtsauri

P14 (Renal dan sal. kemih, onkologi, materi tambahan)pptx.pptx
P14 (Renal dan sal. kemih, onkologi, materi tambahan)pptx.pptxP14 (Renal dan sal. kemih, onkologi, materi tambahan)pptx.pptx
P14 (Renal dan sal. kemih, onkologi, materi tambahan)pptx.pptxAhmadSofyanAtsauri
 
Pertemuan I _ Sistem Kardiovaskular.pptx
Pertemuan I _ Sistem Kardiovaskular.pptxPertemuan I _ Sistem Kardiovaskular.pptx
Pertemuan I _ Sistem Kardiovaskular.pptxAhmadSofyanAtsauri
 
P11 (Tulang dan sendi, Sal. cerna, Pernafasan).pptx
P11 (Tulang dan sendi, Sal. cerna, Pernafasan).pptxP11 (Tulang dan sendi, Sal. cerna, Pernafasan).pptx
P11 (Tulang dan sendi, Sal. cerna, Pernafasan).pptxAhmadSofyanAtsauri
 
P4 (Biofarmasi, Kimia Farmasi, Kimia Bahan Alam).pptx
P4 (Biofarmasi, Kimia Farmasi, Kimia Bahan Alam).pptxP4 (Biofarmasi, Kimia Farmasi, Kimia Bahan Alam).pptx
P4 (Biofarmasi, Kimia Farmasi, Kimia Bahan Alam).pptxAhmadSofyanAtsauri
 
P2(Perhitungan 2) Farmakokinetika.pptx
P2(Perhitungan 2) Farmakokinetika.pptxP2(Perhitungan 2) Farmakokinetika.pptx
P2(Perhitungan 2) Farmakokinetika.pptxAhmadSofyanAtsauri
 
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptxP1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptxAhmadSofyanAtsauri
 
MATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptx
MATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptxMATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptx
MATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptxAhmadSofyanAtsauri
 
Online Class - Skizofrenia (Done) (1).pptx
Online Class - Skizofrenia (Done) (1).pptxOnline Class - Skizofrenia (Done) (1).pptx
Online Class - Skizofrenia (Done) (1).pptxAhmadSofyanAtsauri
 
Online Class - Parkinson (Done).pptx
Online Class - Parkinson (Done).pptxOnline Class - Parkinson (Done).pptx
Online Class - Parkinson (Done).pptxAhmadSofyanAtsauri
 
Online Class - Batuk & Rhinitis (Done).pptx
Online Class - Batuk & Rhinitis (Done).pptxOnline Class - Batuk & Rhinitis (Done).pptx
Online Class - Batuk & Rhinitis (Done).pptxAhmadSofyanAtsauri
 
Latihan Soal Farmasetika dan Bahan Alam.pptx
Latihan Soal Farmasetika dan Bahan Alam.pptxLatihan Soal Farmasetika dan Bahan Alam.pptx
Latihan Soal Farmasetika dan Bahan Alam.pptxAhmadSofyanAtsauri
 
Online Class - Gastritis & Ulcer (Done).pptx
Online Class - Gastritis & Ulcer (Done).pptxOnline Class - Gastritis & Ulcer (Done).pptx
Online Class - Gastritis & Ulcer (Done).pptxAhmadSofyanAtsauri
 
Online Class - Osteoporosis (Done).pptx
Online Class - Osteoporosis (Done).pptxOnline Class - Osteoporosis (Done).pptx
Online Class - Osteoporosis (Done).pptxAhmadSofyanAtsauri
 

More from AhmadSofyanAtsauri (20)

P14 (Renal dan sal. kemih, onkologi, materi tambahan)pptx.pptx
P14 (Renal dan sal. kemih, onkologi, materi tambahan)pptx.pptxP14 (Renal dan sal. kemih, onkologi, materi tambahan)pptx.pptx
P14 (Renal dan sal. kemih, onkologi, materi tambahan)pptx.pptx
 
Pertemuan I _ Sistem Kardiovaskular.pptx
Pertemuan I _ Sistem Kardiovaskular.pptxPertemuan I _ Sistem Kardiovaskular.pptx
Pertemuan I _ Sistem Kardiovaskular.pptx
 
P11 (Tulang dan sendi, Sal. cerna, Pernafasan).pptx
P11 (Tulang dan sendi, Sal. cerna, Pernafasan).pptxP11 (Tulang dan sendi, Sal. cerna, Pernafasan).pptx
P11 (Tulang dan sendi, Sal. cerna, Pernafasan).pptx
 
P5(Teknologi Farmasi).pptx
P5(Teknologi Farmasi).pptxP5(Teknologi Farmasi).pptx
P5(Teknologi Farmasi).pptx
 
P4 (Biofarmasi, Kimia Farmasi, Kimia Bahan Alam).pptx
P4 (Biofarmasi, Kimia Farmasi, Kimia Bahan Alam).pptxP4 (Biofarmasi, Kimia Farmasi, Kimia Bahan Alam).pptx
P4 (Biofarmasi, Kimia Farmasi, Kimia Bahan Alam).pptx
 
P3(Perhitungan 3) HLB.pptx
P3(Perhitungan 3) HLB.pptxP3(Perhitungan 3) HLB.pptx
P3(Perhitungan 3) HLB.pptx
 
P2(Perhitungan 2) Farmakokinetika.pptx
P2(Perhitungan 2) Farmakokinetika.pptxP2(Perhitungan 2) Farmakokinetika.pptx
P2(Perhitungan 2) Farmakokinetika.pptx
 
P1(Perhitungan 1).pptx
P1(Perhitungan 1).pptxP1(Perhitungan 1).pptx
P1(Perhitungan 1).pptx
 
P3(Perhitungan 3).pptx
P3(Perhitungan 3).pptxP3(Perhitungan 3).pptx
P3(Perhitungan 3).pptx
 
P2(Perhitungan 2).pptx
P2(Perhitungan 2).pptxP2(Perhitungan 2).pptx
P2(Perhitungan 2).pptx
 
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptxP1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
 
P1.pptx
P1.pptxP1.pptx
P1.pptx
 
MATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptx
MATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptxMATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptx
MATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptx
 
Online Class - Skizofrenia (Done) (1).pptx
Online Class - Skizofrenia (Done) (1).pptxOnline Class - Skizofrenia (Done) (1).pptx
Online Class - Skizofrenia (Done) (1).pptx
 
Online Class - Parkinson (Done).pptx
Online Class - Parkinson (Done).pptxOnline Class - Parkinson (Done).pptx
Online Class - Parkinson (Done).pptx
 
Online Class - Batuk & Rhinitis (Done).pptx
Online Class - Batuk & Rhinitis (Done).pptxOnline Class - Batuk & Rhinitis (Done).pptx
Online Class - Batuk & Rhinitis (Done).pptx
 
Latihan Soal Farmasetika dan Bahan Alam.pptx
Latihan Soal Farmasetika dan Bahan Alam.pptxLatihan Soal Farmasetika dan Bahan Alam.pptx
Latihan Soal Farmasetika dan Bahan Alam.pptx
 
KINETIKA fifa.ppt
KINETIKA fifa.pptKINETIKA fifa.ppt
KINETIKA fifa.ppt
 
Online Class - Gastritis & Ulcer (Done).pptx
Online Class - Gastritis & Ulcer (Done).pptxOnline Class - Gastritis & Ulcer (Done).pptx
Online Class - Gastritis & Ulcer (Done).pptx
 
Online Class - Osteoporosis (Done).pptx
Online Class - Osteoporosis (Done).pptxOnline Class - Osteoporosis (Done).pptx
Online Class - Osteoporosis (Done).pptx
 

Recently uploaded

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

INFEKSI PARU-PARU

  • 1. INFEKSI Mentor : apt. Novalina, S.Farm TIM RESEPTOR OBAT
  • 2. PENETRASI ANTIBIOTIK Daerah Antibiotik Kategori CNS Chloramphenicol, Metronidazole, Rifampicin, Cotrimoxazole Penicillin dan turunannya, Golongan Carbapenem, Cefepime, Cefotaxime, Ceftazidim, Ceftizoxim, Ceftriaxone, Cefuroxime, Ciprofloxacin, Ofloxacin Sangat Baik Baik Tulang Cefazolin Sangat Baik Prostat Cotrimoxazole, Fluoroquinolon Baik Jaringan Lunak Linkosamid, Tetrasiklin, Cotrimoxazole, Fluoroquinolon Baik Ocular Aminoglikosida, Fluoroquinolon Sangat Baik Selular Makrolida, Tetrasiklin, Kloramfenikol, Rifampisin, Cotrimoxazole, Fluoroquinolon Baik Extraselular Betalaktam, Vankomisin, Aminoglikosida Baik
  • 3. MEKANISME KERJA ANTIBIOTIK 1. Menghambat sintesa atau merusak dinding sel Contoh : beta-lactam (penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, inhibitor beta-laktamase), basitrasin, dan vankomisin 2. Memodifikasi atau Menghambat sintesa protein sel Contoh : Aminoglikosid, kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin), klindamisin, mupirosin, dan spektinomisin 3. Menghambat enzim esensial dalam metabolism folat Contoh : Trimetoprim dan Sulfonamid 4. Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA), akibatnya sel tidak dapat berkembang atau menghambat asam nukleat Contoh : Quinolon,nitrofurantoin
  • 6. Bakteriostatika menghambat pertumbuhan mikroba klindamisin, makrolida, sulfonamida, trimetoprim, tetrasiklin, kloramfenikol Bakterisid membunuh mikroba beta laktam, glikopeptida, aminoglikosida, kuinolon, metronidazol KHM (Kadar Hambat Minimal) kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba KBM (Kadar Bunuh Minimal) Kadar minimal untuk membunuh mikroba Aktivitas antimikroba dapat meningkat dari bakteriostatik menjadi bakterisid bila konsentrasi ditingkatkan melebihi KHM AKTIVITAS & SPEKTRUM ANTIBIOTIK
  • 7. KLASIFIKASI BERDASARKAN LUAS AKTIVITAS (Aktivitas Sempit) Aktif terhadap beberapa jenis bakteri saja, Misal :  Penisilin G dan Penisilin V, Eritromisin, Klindamisin, Kanamisin hanya bekerja terhadap kuman Gram Positif  Streptomisin, gentamisin, polimiksin-B, asam nalidiksat (Aktivitas Luas) Bekerja terhadap lebih banyak kuman baik jenis bakteri Gram- Positif maupun jenis kuman gram negative. Antara lain : sulfonamide, ampisilin, sefalosporin, kloramfenikol, tetrasiklin dan rifampisin.
  • 9. Macam-macam Antibiotik Antibiotik Mekanisme Kerja Efek Samping Catatan Penisiline - Penisiline G - Amoxiciline - Ampisilin - Benzatil Penisilin Menghambat biosintesis mucopeptide yang dibutuhkan untuk sintesis dinding sel mikroba Anafilaksis, urtikaria, candidiasis mukosa diare, sakit kepala, Anemia hemolitik Hipotrombinemia lebih sering terkait dengan sefalosporin, dapat dicegah dan bersifat reversibel dengan pemberian vit K Sefalosporin - Cefadroxil - Cefuroxime - Ceftriaxone - Cefixime - Cefepime Anafilaksis, urtikaria, anemia, candidiasis mukosa diare, sakit kepala, dyspepsia, mual, muntah Carbapenem - Meropenen m - Imipenem - Doripenem mual, muntah, kejang dan infusiensi ginjal
  • 10. Antibiotik Mekanisme Kerja Efek Samping Catatan Monobaktame - Aztreonam Menghambat biosintesis mucopeptide yang dibutuhkan untuk sintesis dinding sel mikroba Anafilaksis, urtikaria, anemia, candidiasis mukosa diare, sakit kepala, dyspepsia, mual, muntah.(Kurang menimbulkan hipersensitifitas) Glikopeptide - Vankomisin - Bacitrasin hipersensitivitas, demam, flushing, hipotensi, gangguan pendengaran dan nefrotoksisitas, sindrom red sindrom, Flebitis, Bacitracin : jarang menyebabkan reaksi Inhibitor beta lactam - - Asam Klavulanat - Sulbaktam - Tazobaktam Melindungi AB betalaktam dengan cara menginaktivasi betalaktamase Sama dengan beta lactam lainnya Kotrimoxazole Menghambat enzim anemia megaloblastik, KI : : Ibu Hamil dan
  • 11. Antibiotik Mekanisme Kerja Efek Samping Catatan Aminoglikosid a - Gentamisin - Kanamisin - Neomisin - Streptomisi n Menghambat sintesis protein di subunit 30 toksisitas ginjal, ototoksisitas, blockade neuromuscular, alergi (ruam, demam, angoede,a, dermatitis), hipotensi, mual Aminoglikosida tidak diserap melalui saluran cerna sehingga harus diberikan secara parenteral Tetrasiklin - Tektasiklin - Doksisiklin - Minosiklin - Oxytetrasil klin Menghambat sintesis protein yang berikatan secara reversible dengan ribosom 30s dan mencegah ikatan tRNA-aminoasil pada kompleks mRNA ribosom Penghambatan pertumbuhan tulang, perubahan warna gigi permanen, gangguan GI, depresi sumsum tulang, fotosensitivitas KI : anak <8 Tahun, ibu hamil dan menyusui IO : sangat mudah terbentuk kompleks dengan logam Kloramfenikol - Kloramfeni kol - Tiamfenikol Menghambat sintesis protein yang terikat pada ribosom 50s dan menghambat enzim peptidil transferase sehingga ikatan peptide tidak terbentuk grey baby sindrom, anemia aplastic, neuritis periper, gangguan GI, pertumbuhan candida di saluran cerna, ruam KI : neonates, gangguan hati, wanita hamil dan menyusui Sebaiknya hanya digunakan untuk infeksi tifoid dan meningitis
  • 12. Antibiotik Mekanisme Kerja Efek Samping Catatan Makrolida - Eritromisin - Azitromisin - Spiramisin - Klaritomisin Menghambat sintesis protein yang berikatan secara reversible dengan ribosom subunit 50s diare, mual, nyeri abdomen dan muntah, sakit kepala, peningkatan SGPT, SGOT, dan gangguan indra penciuman dan pengecap, rasa terbakar diperut KI : Gangguan Hati Quinolon - Asam pipemidat - Asam nalidiksat menghambat kerja enzim DNA gyrase sehingga menghambat replikasi dan transkripsi DNA, perbaikan DNA, rekombinasi dan transposisi sel bakteri Tendonitis/rupture tendon, gangguan GI, fotosensitivitas, ganggan fungsi ginjal, gangguan tidur, depresi, gelisah, halusinasi, gangguan penglihatan, pengecap dan pendengaran KI : anak usia dibawah 18 tahun, gangguan fungsi ginjal IO : absorbsi berkurang bila diberikan bersama antasida/zat besi Flouroquinolo n - Ciprofloksa sin - Ofloksasin - Levofloksas in - Moxyfloksas
  • 13. Tipe Antibiotik berdasarkan Aktivitas Pola Aktivitas Antibiotik Strategi Terapi Tipe I Tergantung kadar dan efek persisten yang lama Aminoglikosida, Flouroquinolon, Metronidazole Memaksimalkan kadar obat Tipe II Tergantung waktu dan efek persisten minimal Karbapenem, sefalosporin, eritromisin, linezolid, penisilin Memaksimalkan lama paparan Tipe III Tergantung waktu dan efek persisten sedang sampai lama Azitromisin, klindamisin, tetrasiklin, vankomisin Memaksimalkan kadar
  • 14. Informasi harus diketahui tentang Antibiotik No Antibiotik Informasi 1 Gentamisin Gentamisin memiliki indeks terapi yang sempit, karena itu sangat diperlukan dosis individual 2 Klindamisin Untuk menghindari iritasi esophagus sebaiknya diminum bersama segelas air 3 Rifampisin Tidak diminum bersama makanan karena akan mengurangi absrobsi rifampisin 4 Tetrasiklin Hindari digunakan pada anak dibawah 12 tahun dan pada wanita hamil, hati- hati digunakan pada lansia jika diduga terjadi gangguan ginjal 5 Coamoksiklav Coamoksiklav cenderung menyebabkan diare akibat antibiotik dibandingkan amoksisilin dan infeksi C. difficile. Hindari digunakan pada pasien beresiko terinfeksi C. difficile, misalnya pasien berusia > 65 tahun, pasien yang menggunakan proton pump inhibitor (PPI) atau pasien yang baru saja dirawat di RS. 6 Sefalosporin, klindamisin, derifat penisilin dan kuinolon Dapat menyebabkan infeksi C.difficile karena mengganggu flora usus normal 7 Siprofloksasin • Bila diberikan bersama dengan antasida, diberi jarak waktu selama 2 jam.
  • 15. Informasi harus diketahui tentang Antibiotik No Antibiotik Informasi 8 Eritromisin Terjadi peningkatan kejadian kardiotoksis yaitu: perpanjangan interval QT dan ventrikular taki disritmia. Jika terjadi hal tersebut, hentikan penggunaan eritromisin 9 Kloramfenikol Efek yang tidak diinginkan : • Anemia; aplastik anemia yang bersifat idiosinkratik (jarang). Anemia terkait dosis yang bersifat reversible • Toksisitas pada sum-sum tulang belakang yang terkait dosis • Menurunkan absorbsi intestinal vit B12 Memerlukan tambahan konsumsi makanan yang mengandung riboflavin, piridoksin dan vit B12. • Penggunaan pada bayi tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan penekanan sumsum tulang belakang dan menimbulkan baby grey syndrome (akibat ketidakmampuan bayi mengkonjugasi kloramfenikol)
  • 16. Daftar Antibiotik Yang Tidak Boleh Diberikan Untuk Anak Obat Usia Alasan Siprofloksasin < 12 Tahun Merusak tulang rawan (cartilage disgenesis) Tetrasiklin ,<4 tahun atau dosis tinggi Diskolorisasi gigi, gangguan pertumbuhan tulang Kloramafenik ol Neonatus Menyebabkan sindrom baby grey Linkomisin HCl Neonatus Fatal toxic syndrome Daftar Antibiotik menurut kategori keamanan untuk ibu hamil
  • 18. Jenis ISPA Terapi Jika alergi tipe 1 Jika alergi non tipe 1 AOM 1st : Amoksisilin 2nd : Amoksisilin- klavulanat • Makrolida • Klindamisin Sefalosporin (cefdinir, cefixim, cefpodoxime, cephalexin, ceftriaxone) Klindamisin Sinusitis 1st : Amoksisilin 2nd : Amoksisilin- klavulanat • Doksisiklin/ kuinolon (dewasa) • Makrolida (anak) Faringitis 1st : Amoksisilin 2nd : Makrolida Levofloksasin Makrolida Terapi untuk Pasien Baru Terapi Penunjang Gejala Terapi Gejala Terapi Analgesik Parasetamol, Nsaid Mukolitik Guaifenesin Alergi Antihistamin : CTM Efusi Kortikosteroid Dekongesta n Fenilefrin, oxymetazoline Profilaksis Amoksisilin 1 x 1 selama 2-6 bulan
  • 19. BRONKITIS AKUT Terapi utama bronchitis akut adalah terapi simptomatik untuk meredakan gejala: Antitusif:  Dekstro (untuk batuk ringan)  Codein (untuk batuk berat yg mengganggu) Antipiretik:  Parasetamol (diutamakan untuk anak),  Aspirin (jangan digunakan pada anak karena menyebabkan reye syndrome),  Ibuprofen (gunakan dengan perhatian pd anak kurang dari 3 bulan, lansia dan pasien gangguan ginjal)  Mengi: beta 2 agonis inhalasi (salbutamol) Antibiotik baru boleh dilakukan jika uji kultur positif: azitromisin atau kuinolon BRONKITIS KRONIS • Faktor risiko: lansia, COPD, pasien serangan jantung, pasien dengan serangan mendadak > 4x setahun (sesak nafas) • Ciri utama bronkitis kronis: batuk produktif hingga 3 bulan • Aturan penggunaan antibiotik: • Untuk gejala ringan tanpa faktor risiko → terapi observasi/ simptomatik • Untuk gejala sedang tanpa faktor risiko atau gejala sedang dengan faktor resiko dan FEV < 50% → makrolida (klaritromisin, azitromisin, eritromisin) sefaleksin, amoksisilin, doksisiklin, trimetoprim- sulfametoksazol • Untuk gejala berat dan FEV <35% → kuinolon (ciprofloksasin/ levofloksasin), amoksisilin-klavulanat (kombinasi betalaktam + anti betalaktamase) ISPB Secara umum : 1ST : Amoxicilin / Ampisilin 2nd : Makrolida (Eritromisin)
  • 20. PNEUMO NIA CAP Terjadi pada pasien yg tidak kontak dengan fasilitas medis HCAP Terjadi pada pasien yang beresiko terpapar bakteri MDR (pasien hemodialisis, pasien yg sbelumya menjalani kemoterapi, memakai infus, atau menggunakan antibiotik, pasien yg memiliki anggota keluarga yg terinfeksi bakteri MDR) HAP Terjadi pada pasien setelah keluar dari rawat inap VAP Terjadi pada pasien yg menggunakan ventilator atau intubasi
  • 21. CAP Sebelumnya sehat : 1st : Makrolida 2nd : Tetrasiklin + Komplikasi / Rawat inap : 1st :kuinolon 2nd : betalaktam + makrolida Lansia: 1st : piperacilin- tazobactam 2nd : sefalosporin, karbapenem MRSA : 1st: vankomisin 2nd : linezolid HCAP, HAP, VAP Tidak beresiko terinfeksi MDR: ceftriakson, kuinolon, ampisilin-sulbactam, ertapenem/doripene Beresiko terinfeksi MDR: antipseudomonal sefalosporin, antipseudomonal karbapenem, ampisilin- sulbactam + antipseudomonal fluorokuinolon atau aminoglikosida
  • 22. TBC Tahapan Pengobatan TB : Tahap Awal : dimaksudkan untuk secara efektif menurunkan jumlah kuman yang ada dalam tubuh pasien. Tahap lanjutan : bertujuan membunuh sisa sisa kuman yang masih ada dalam tubuh, khususnya kuman persister sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah terjadinya kekambuhan Pemeriksaan Laboratorium :  Pemeriksaan Dahak : S (sewaktu) : Dahak yg ditampung di Fasyaskes P (Pagi) : Dahak yg ditampung pagi segera saat bangun tidur  Pemeriksaan Biakan  Pemeriksaan Penunjang : Foto Toraks Profilaksis TB pada Populasi Rentang: Vaksinasi BCG untuk bayi baru lahir Pemberian INH pada anak usia dibawah 5 Tahun min 6 bulan Pemberian INH pada ODHA min 6 bulan dan diulang tiap 3 tahun KATEGORI RESISTENSI OBAT : • Mono Resisten (TB MR) : resistan terhadap salah satu jenis OAT lini pertama saja. • Poli resistan (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan • Multi drug resistan (TB MDR): resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan, dengan atau tanpa diikuti resitan OAT lini pertama lainnya • Extensive drug resistan (TB XDR): adalah TB MDR yang sekaligus juga resistan terhadap salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan (Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin).
  • 23. TBC Nama Obat Sifat Catatan Isoniazid (H) Bakterisidal Neuropati perifer (Gangguan saraf tepi), psikosis toksik, gangguan fungsi hati, kejang. Rifampisin (R) Bakterisidal Flu syndrome (gejala influenza berat), gangguan gastrointestinal, urine berwarna merah, gangguan fungsi hati, trombositopeni, demam, skin rash, sesak nafas, anemia hemolitik. Pirazinamid (Z) Bakterisidal Gangguan gastrointestinal, gangguan fungsi hati, gout arthritis. Etambutol (E) Bakreriostat ik Nyeri ditempat suntikan, gangguan keseimbangan dan pendengaran, renjatan anafilaktik, anemia, agranulositosis, trombositopeni. Streptomisin (S) Bakterisidal Gangguan penglihatan, buta warna, neuritis perifer (Gangguan saraf tepi). OAT Lini Pertama
  • 24. TBC OAT Lini Kedua Gru p Golongan Jenis Catatan A Florokuinolon Levofloksasin (Lfx), Moksifloksasin (Mfx), Gatifloksasin (Gfx) Tendonitis, rupture tendon, insomnia, sakit kepala, mual, neuropetik perifer, depresi, B OAT suntik lini kedua Kanamisin (Km) , Amikasin (Am), Kapreomisin (Cm), Streptomisin (S) Agranulositosis, anoreksia, diare, neurotoksik, kelainan fungsi ginjal, gangguan elektrolit, gangguan pendengaran C OAT oral lini Kedua Etionamid (Eto)/Protionamid (Pto), Sikloserin (Cs) /Terizidon (Trd), Clofazimin (Cfz), Linezolid (Lzd) Rasa metal, depresi, perubahan perilaku, nyeri kepala, hipotiroid D D1 OAT lini pertama Pirazinamid (Z), Etambutol (E), Isoniazid (H) dosis tinggi - D2 OAT baru Bedaquiline (Bdq), Delamanid (Dlm),
  • 25. TERAPI TBC Paduan OAT yang digunakan di Indonesia 1 Kategori 1  Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis.  Pasien TB paru terdiagnosis klinis.  Pasien TB ekstra paru 2(HRZE)/4(HR)3 atau 2(HRZE)/4(HR) 2 Kategori 2  Pasien kambuh.  Pasien gagal pada pengobatan dengan paduan OAT kategori 1 sebelumnya.  Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up). 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E 3 atau 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)E. 3 Kategori Anak 2(HRZ)/4(HR) atau 2HRZE(S) / 4-10HR 4 TB MDR Km – Eto – Lfx – Cs – Z-(E) – (H) / Eto – Lfx – Cs – Z - (E) - (H) 5 XDR Eto – Cs – PAS – Z – (E) –Bdq – Lnz– Cfz/Eto – Cs – PAS – Z – (E) – Lnz– Cfz Note : Etambutol tidak diberikan jika terbukti sudah resistan Piridoxin (vit. B6) ditambahkan pada pasien yang mendapat sikloserin, dengan dosis 50 mg untuk setiap 250 mg sikloserin
  • 26. TERAPI TBC Kondisi Khusus Kondisi Catatan Keterangan Hamil KI : Streptomisin Menyebabkan ototoksik permanen Penggunaan KB Gunakan KB mekanik (kondom) atau estrogen dosis tinggi Rifampisin menyebabkan kegagalan obat TB HIV Terapi TB selama 2-8 minggu, baru di ikuti terapi HIV bersamaan Berikan profilaksis INH seumur hidup Hepatitis KI : Pirazinamid Terapi hepatitis terlebih dahulu hingga ada perbaikan hepar Gunakan regimen tanpa Pirazinamid Ginjal KI : Streptomisin & Etambutol DM Hindari Etambutol
  • 27. TBC Jika pasien putus obat………… Berhenti minum obat selama < 2 minggu Lanjut pengobatan sesuai jadwal Berhenti minum obat selama > 2 minggu: ≥ 4 bulan (BTA -) Stop pengobatan ≥ 4 bulan (BTA +) Gunakan rejimen kambuhan < 4 bulan (BTA +) Ulang pengobatan dari awal dengan rejimen yang sama < 4 bulan (BTA -) Lanjut pengobatan sesuai jadwal
  • 29. ISK Jenis ISK Gejala Terapi Pielonefritis akut • ISK sudah menginfeksi ginjal • Gejala demam tinggi sampai dan nyeri panggul 1st line : Cipro (7 hari)/ levo (5 hari) 2nd line : trimethoprim sulfametoksazol (14 hari) Sistitis akut tanpa komplikasi • Demam, susah BAK, nyeri di ahir BAK, nokturia, nyeri suprapubik 1st line : trimethoprim sulfametoksazol (3 hari) 2nd line : nitrofurantoin (5 hari) atau fosfomisin (1 hari), amoksisilin klavulanat (3 hari) Sistitis akut dengan komplikasi Obatnya sama dengan sistitis akut tanpa komplikasi, namun durasinya lebih lama (7-10 hari) Reccurent Terjadi 2-3 kali dalam setahun 1st : Kotrimoksazole / Nitrofuratoin (6 bulan) ISK pada ibu hamil • Pilihannya amoksisilin, amoksisilin-klavulanat, sefaleksin • Nitrofurantoin diberikan dengan peringatan (tidak boleh diberikan
  • 31. Penyakit Terapi Vibrio cholera Anak: eritromisin, azitromisin Dewasa: 1st line:doksisiklin, 2nd line: tetrasiklin, eritromisin, azitromisin Disentri Histolitica : 1st : Metronidazole Enterohemoragic e coli ( diare bedarah) Terapi dengan cairan elektrolit, antibiotic dikontraindikasikan karena meningkatkan pelepasan toksin bakteri • Enterotoxogenic e coli (diare berair) • Shigella • Salmonella non tifoid • Infeksi yesinia sp Anak: azitromisin, seftriakson Dewasa: siprofloksasin , levofloksasin alternatifnya azitromisin Tifus/ salmonella typhosa/ demam tifoid • Utamanya di indo menggunakan kloramfenikol karena murah dan efektif. jangan diberikan bila kadar leukosit <2000/ mm3 • Opsi terapi lainnya adalah seftriakson atau sefiksim (efektif untuk anak) • Untuk ibu hamil: ampisilin atau amoksisilin, (hindari kloramfenikol, tetrasiklin, kuinolon) Campylobacter Dewasa dan anak : azitrimisin, eritromisin Clostridium deficile • Anak dan dewasa: metronidazol (10-14 hr) , vankomisin (untuk yg
  • 33. Penyakit Menular Seksual Infeksi Terapi Gonore (Neiserria gonnorea) • 1st : Seftriakson/ sefiksim ditambah azitromisin/ doksisiklin • Alternatif: cefpodoxime/ cefuroksim asetil/ azitromisin • Kehamilan: sefalosporin atau azitromisin • Infeksi gonore bersamaan dengan klamidia  Azitromisin/ doksisiklin Klamidia (C. trachomatis) • 1st : Azitromisin atau doksisiklin • Alternatif: eritromisin/levofloksasin/ofloksasin • Bayi: eritromisin atau etilsuksinat, bayi dengan konjungtivitis klamidia: eritromisin base oral • Ibu Hamil: azitromisin/ amoksisilin/ eritromisin Sifilis (T. pallidum) • Sifilis awal, sifilis laten: benzatin penisilin (first line) • Alternatif: doksisiklin/ tetrasiklin • Neurosifilis: prokain penisilin + probenesid (untuk meningkatkan kadar penisilin) Trikomoniasis • 1st : Metronidazol/ tinidazol • Ibu Hamil: metronidazol 2 g single dose • Efek samping: disulfiram like effect (mual, muntah, pusing) Herpes simplex (virus HSV 2) • 1st : Asiklovir/ famsiklovir/ valasiklovir • Infeksi berat dengan komplikasi: asiklovir IV
  • 36. HIV AIDS Protease inhibitor NRTI NNRTI Fusio inhibitor INSTI 1. Atazanavir (ATV) 2. Darunavir (DRV) 3. Fosamprenavi r (FPV) 4. Indinavir (IDV) 5. Lopinavir (LPV) 6. Nelvinavire (NFV) 1. Abacavir (ABC) 2. Didanosin (ddI) 3. Emtricitabin e (FTC) 4. Lamivudin (3TC) 5. Stavudin (d4T) 6. Tenovofir 1. Delavirdin e (DLV) 2. Efavirenz (EFV) 3. Etravirine (ETR) 4. Nevirapin e (NVP) 5. Rilpivirine (RPV) 1. Enfufirtid e (T-20) 2. Maraviroc (MVC) 1. Dolutegravi r (DTG) 2. Elvitegravir (EVG) 3. Raltegravir (RGV) Golongan Obat Antiretroviral
  • 37. HIV AIDS Terapi Lini Pertama ARV pada Pasien > 5 tahun, dewasa, ibu hamil dan menyusui, ODHA ko-infeksi hepatitis B, ODHA dg TB Note : a Jangan memulai TDF jika creatine clearance test (CCT) hitung < 50 ml/menit, atau pada kasus diabetes lama, HT tak terkontrol dan gagal ginjal b Jangan memulai dg AZT jika Hb < 10 g/dL sebelum terapi c Kombinasi 3 dosis tetap (KDT) yang tersedia: TDF + 3TC + EFV Obat ARV : 2 NRTI + 1 NNRTI 1st Tenofovir + Lamivudin / Emtricitabine + Evafirenz dalam bentuk KDTc Alternatif Zidovudine + Lamivudine + Evafirenz/nevirapine Tenofovir + Lamivudine / Emtricitabine + Neviravine
  • 38. HIV AIDS Lini pertama untuk anak usia < 5 thn Note : a Zidovudin merupakan pilihan utama namun jika Hb anak < 7,5 g/dl pertimbangkan Stavudin (d4T) b Dengan adanya risiko efek samping pd penggunaan d4T jangka panjang, pertimbangkan mengubah d4T ke AZT (bila Hb anak ≥ 10 g/dL) setelah pemakaian 6-12 bulan. Bila terdapat efek anemia berulang maka dapat kembali ke d4T c Tenofovir saat ini dapat digunakan pada anak usia > 2 tahun. Selain itu perlu dipertimbangkan ES osteoporosis pada tulang anak yg sedang bertumbuh krn penggunaan ARV diharapkan tidak mengganggu pertumbuhan tinggi badan. d EFV dapat digunakan pd anak ≥ 3 thn atau BB ≥ 10 kg, jangan diberikan pd anak dg Pilihan NRTI ke-1 Pilihan NRTI ke-2 Pilihan NNRTI Zidovudin (AZT)a Lamivudin (3TC) Nevirapin (NVP) Stavudin (d4T)b Efavirenz (EFV)d Tenofovir (TDF)c
  • 39. HIV AIDS Terapi Lini kedua Populasi Target Paduan ARV yang digunakan pada lini pertama Paduan lini kedua pilihan Dewasa dan remaja ( 10 tahun) Berbasis zidovudine / stavudine Tenofovir + lamivudine/emtricitabine + lopinavir Berbasis tenofovir Zidovudine + lamivudine + lopinavir HIV dan Ko infeksi TB Berbasis zidovudine / stavudine Tenofovir + lamivudine/emtricitabine + lopinavir dosis ganda Berbasis tenofovir Zidovudine + lamivudine + lopinavir dosis ganda
  • 40. HIV AIDS Toksisistas dan Substitusi ARV ARV Efek Samping / Toksisitas Subtitusi TDF Disfungsi tubulus ginjal, Sindrom Fanconi, Osteoporosis, Asidosis Laktat Dewasa : AZT Anak : ABC AZT Anemia, miopati, lipoatrofi atau lipodistrofi, intoleransi sal.cerna berat, asidosis laktat, hepatomegali Dewasa : TDF Anak : d4t / ABC d4T Neuropati periper, lipoatropi atau lipodistrofi, asidosis laktat, hepatomegaly, pankreatitis akut Dewasa : AZT/TDF Anak : AZT/ABC 3TC Sakit Kepala, Pankreatitis EFV Toksisitas susunan saraf pusat persisten (mimpi buruk, depresi, kebingungan, halusinasi, psikosis), hepatotoksik, kejang, ginekomastia, dislipidemia NVP NVP Hepatotoksik, hipersensitivitas obat, sindrom EFV
  • 41. HIV AIDS PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK Pemberian ARV bagi ODHA Hamil Profilaksis ARV bagi Bayi Profilaksis Opportunistik • Ibu Hamil dengan Infeksi HIV harus diberi ARV, tanpa melihat jumlah CD4+ • Semua jenis ARV aman untuk ibu hamil kecuali efavirenz pada trimester pertama Mulai diberikan pada usia 6-12 jam setelah lahir atau setidaknya < 72 jam Tidak Asi : Zidovudine 6 minggu Asi : Zidovudine + Nevirafine 6 minggu Diberikan sejak usia 6 minggu sampai terbukti tidak terinfeksi
  • 42. HIV AIDS PENCEGAHAN PASCA PAJANAN (PPP) Orang yang Terpajan Panduan ARV Remaja dan Dewasa Pilihan TDF + 3TC + LPV/r Alternatif TDF + 3TC + EFV AZT + 3TC + LPV/r Anak <10 Tahun Pilihan AZT + 3TC + LPV/r Alternatif TDF + 3TC + LPV/r Dapat menggunakan EFV/NVR untuk NNRTI
  • 44. Cacing Gelang (Ascariasis lumbricoides) Cacing Cambuk (Tri huris trichiura) Cacing Tambang (Ancylostoma duodenale/Necato r americanus) Cacing Kremi (Enterebius fermikularis) Cacing Pita (Taenia) Filariasis (Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori). 1. aMebendazol 2. bAlbendazole 3. cPirantel pamoat 4. Piperazine 5. dLevamisole 1. Mebendazole 2. Albendazole 3. Pirantel pamoat 1. Mebendazole 2. Albendazole 3. Pirantel pamoat 1. Pirantel pamoat 2. Mebendazole 3. Piperazine 1. Praziquantel 2. Niclosamid 3. Albendazol (kista hydatid) 1. eDietilkarbama zin 2. Dietilkarbamaz in+ albendazole Note : 1. a Untuk usia >2tahun 3x100 mg selama 3 hari. 2. bUsia 1-2 tahun 200 mg dan usia >2 tahun 400 mg dosis tunggal. 3. cUsia 6 bulan-2 tahun 125 mg, >2-6 tahun 250 mg, >6-12 tahun 500 mg, >12 tahun 750 mg dan dewasa 1000 mg. 4. dDewasa 5. eterapi pengobatan 3x100 mg selama 12 hari berturut-turut Infeksi Parasit
  • 45. OBAT CACING Obat Mekanisme Kerja Efek Samping Catatan Mebendazole Menghambat uptake glukosa sehingga cacing tidak bisa menghasilkan energy mual, muntah, diare dan nyeri perut yang bersifat ringan. Pada dosis tinggi sehingga ada efek sistemik dapat terjadi agranulositosis, alopesia, peningkatan enzim hati dan hipersensitivitas Sebelum ditelan sebaiknya tablet dikunyah lebih dulu Ibu Hamil dihindari (teratogenik) Tidak digunakan untuk anak <2 tahun Albendazole Menghambat uptake glukosa sehingga cacing tidak bisa menghasilkan energy rasa tidak nyaman di lambung, mual, muntah, diare, nyeri kepala, pusing, sulit tidur dan lesu, alopepsia, gangguan darah KI : sirosis Hati Absorbsi meningkat bila diberikan dengan makanan berlemak Pirantel Pamoat Menghambat kolinesterase sehingga mengakibatkan kelumpuhan pada cacing mual, muntah, diare, kram perut, pusing, mengantuk, nyeri kepala, susah tidur, demam, lelah, peningkatan enzim hati Alternatif untuk pediatric Peringatan : Penyakit hati Diberikan bersama asam folat Ivermectin Menghambat glutamatergik sehingga terjadi kelumpuhan pada cacing Sindrom mata merah, mual, muntah, diare, ruam dan nyeri otot, hipotensi, takikardia, edema periper
  • 46. Infeksi Malaria Malaria disebabkan oleh parasit plasmodium yang ditularkan melalui nyamuk anopheles betina Malaria Falsiparum. • Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Gejala demam timbul intermiten dan dapat kontinyu. Jenis malaria ini paling sering menjadi malaria berat yang menyebabkan kematian. Malaria Vivaks. • Disebabkan oleh Plasmodium vivax. Gejala demam berulang dengan interval bebas demam 2 hari. Malaria Ovale. • Disebabkan oleh Plasmodium ovale. Manifestasi klinis biasanya bersifat ringan. Pola demam seperti pada malaria vivaks. Malaria Malariae. • Disebabkan oleh Plasmodium malariae. Gejala demam berulang dengan interval bebas demam 3 hari. Malaria Knowlesi. • Disebabkan oleh Plasmodium knowlesi. Gejala demam menyerupai malaria falsiparum.
  • 47. Infeksi Malaria Note: Primakuin tidak boleh diberikan pada bayi usia < 6 bulan dan ibu hamil Anak dan Ibu hamil Doksisiklin digantikan dengan Klindamisin Jenis malaria Lini pertama Lini kedua Falciparum DHP (14 hr) + primakuin 0,25 mg/kg 1 hari Kina + Doksisiklin/Tetrasiklin + Primakuin Knowlesi DHP(14 hr) + primakuin 0,25 mg/kg 1 hari Vivax DHP + primakuin 0,25 mg/kg (14 hr), Jika kambuh tingkatkan dosis primakuin mjd 0,5 mg/kg (pantau enzim G6PD) Kina + Primakuin Ovale DHP + primakuin 0,25 mg/kg (14 hr) malariae DHP 1 kali perhari selama 3 hari Malaria pada ibu hamil DHP 1 kali perhari selama 3 hari Terapi malaria non komplikasi Terapi malaria berat Puskesmas Artesunat intramuscular RS Artesunat intravena merupakan pilihan utama. Jika tidak tersedia dapat diberikan kina drip
  • 48. Profilaksis Malaria Untuk prophylaksis gunakan Doxycyclin 1 kapsul/hari, diminum 2 hari sebelum sampai dengan 4 minggu setelah keluar
  • 49. Pengobatan Malaria Pada Ibu Hamil • Pengobatan Malaria Falsiparum pada ibu Hamil • Pengobatan Malaria Vivaks pada Ibu Hamil
  • 50. Obat Malaria Antimalaria Mekanisme Kerja Efek Samping Catatan Antifolat - Pirimetamine - Proguanil - Sulfonamide Menghambat enzyme dihidrofolat reductase Anemia megaloblastik Kategori : C 4-Aminoquinoline - Amodiaquine - Chloroquine - Hidroxychloroq uin Menghambat perubahan heme menajdi hemozoine, heme bersifat toksik bagi plasmodium Retinopaty permanen, defisiensi G6PD, anemia hemolitik, mual, muntah, sakit perut, diare dan gatal-gatal. Kategori : C KI : Defisiensi G6PD, ggn hati 8-Aminoquinoline - Primaquine Menganggu mitokondria plasmodium dan meningkatkan oksigen radikal Anemia hemolitik, blackwater fever, Anoreksia, mual, muntah, sakit perut, dan kram, Sakit pada lambung/perut dapat dihindari jika minum obat bersama makanan. Kejang-kejang/gangguan kesadaran. defisiensi G6PD Kategori ; D KI : Defisiensi G6PD, kehamilan, anak <1 tahun, aktif RA dan penyakit lupus Kina - Quinine - Quinidine Menghambat perubahan heme menjadi hemozoin biokristalisasi di jalur detoksifikasi Defisiensi G6PD, trombositopenia, blackwater fever, myasthenia gravis, perpanjangan QT, kardiotoksik, hipoglikemia, Sindrom Cinchonism: tinitus/telinga berdenging, gangguan pendengaran, vertigo/dizzines/sempoyongan Kategori : C KI: Defisiensi G6PD
  • 51. Meningitis Profilaksis pada Meningitis  Rifampisin : dewasa 600mg/12jam selama 2 hari; anak 1-6 tahun : 10mg/kgBB/12jam selama 2 hari;a nak 3-11 bulan 5mg/kgBB/12jam selama 2 hari.  Siprofloksasin : dewasa 500 mg dosis tunggal.  Seftriakson : dewasa 250mg intramuskuler dosis tunggal; anak <15tahun 125mg intramuskuler dosist unggal Meningitis Kriptokokus Minggu 1-2 (induksi): • Ampoterisin B 0,7-1 mg/KgBB/hari dalam infus Dekstrose 5% dan diberikan 4-6 jam + Flukonazole 800mg/hari (PO) Atau • Fluconazole 800-1200mg/hari (PO) selama 2 minggu Minggu 3-10 (Konsolidasi): Flukonazole 800mg/hari(PO) Meningitis Bakterial Anak dan Dewasa : Ampisilin + Kloramfenikol Neonatus : Ceftriaxone Abses Otak Penisilin G + Kloramfenikol/Metronidazole + Ceftriaxone Sepsis Neonatus < 48 Jam Benzil pensilin + Gentamisin atau Amoksisilin / ampisilin + sefotaksim Neonatus >48 jam Flukosasilin + gentamisin atau Amoksisilin / ampisilin + sefotaksim Anak 1 bulan - 18 tahun Aminoglikosida + amoksisilin / ampisilin atau Sefotaksim / seftriakson tunggal Anak 1 bulan - 18 tahun Seftrazidim, tikarsilin, piperasilin, imipenem atau meropenem
  • 53. MEKANISME KERJA ANTI FUNGI Secara Mekanisme Kerja dibagi menjadi 5 : • Azole • Polyene • Flucitosine • Allylamine • Echinocandins
  • 54. Golongan Nama Obat Mekanisme Kerja Efek Samping Azole Imidazole Clotrimazole, Ketokonazole, Miconazole Memblokir enzim P450 jamur dan mengganggu sintesis ergosterol Toksisitas rendah. Azole merupakan inhibitor CYP3A4 sehingga cenderung meningkatkan obat lain. Triazole Itrakonazole, Flukonazole, Vorikonazole, Isavukonazole, Posakonazole Polien Amfoterisin B, Nystatin Mengikat ergosterol dan mengubah permeabilitas sel dengan membentuk pori-pori terkait amfoterisin B dalam membrane sel Demam, mengigil, kejang otot, muntah, sakit kepala, hipotensi, toksisitas ginjal. Flucitosin 5 Flourocitosine Mengganggu sintesis DNA dan RNA secara selektif dalam jamur Anemia, leukopenia, dan trombositopenia Echinocandins Caspofungin, Micafungin, Anidulafungin Bekerja pada tingkat dinding sel jamur dengan menghambat sintesis β (1-3) – glucan yang mengakibatkan terganggunya dinding sel jamur dan Efek gastrointestinal minor, kemerahan
  • 55. INFEKSI JAMUR Jenis Tinea Lokasi Penataksanaan Tinea Kapitis Kulit dan rambut kepala • Untuk lesi terbatas, diberikan pengobatan topical, yaitu Krim : Klotrimazole Mikonazole Terbinafin Diberikan hingga lesi hilang dan dilanjutkan 1-2 minggu untuk mencegah rekurensi • Untuk yang tersebar luas atau resistensi terhadap terapi topical, dilakukan pengobatan sistemik, yaitu :  Griseofulvin 0,5-1 gr/hari (dewasa) atau 0,25- 0,5g/hari (anak) terbagi dalam 2 dosis  Gol Azole, seperti : ketokonazol 200mg/hari; itrakonazole 100mg/hari atau  Terbinafin 250mg/hari. Pengobatan diberikan selama 10-14 hari pada pagi hari setelah makan Tinea barbae Dagu dan jenggot Tinea kruris Daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan perut bagian bawah Tinea pedis Kaki dan tangan Tinea unguium Kuku jari tangan dan kaki Tinea Korporis Bagian lain yang tidak termasuk bentuk 5 tinea diatas. Bila terjadi di seluruh tubuh disebut dengan tinea imbrikata Tinea Tampak bercak putih • Topical : Suspense selenium sulfide 1,8% dalam bentuk
  • 56. INFEKSI JAMUR Jenis Tatalaksana Candidiasis Orofaring 1st : Klotrimazole Troches atau Nistatin tetes 2nd : Flukonazole Candidiasis Vaginitis 1st : Nistatin Ovula atau Klotrimazole Ovula Histoplamosis Pumonary 1st : Itrakonazole 2nd : Flukonazole Blastomikosis Ringan : Itrakonazole Berat : Amfoterisin B dilanjutkan Itrakonazole Infeksi CNS : Amfoterisin B dilanjutkan Flukonazole / Itrakonazole C,Albicans, C. Tropicalis Flukonazole + Echinocandine C. Krusei Amfoterisin Toksoplamosis Umum 1st : Sulfasalazine + Pirimetamin 2nd : Pirimetamine + Klindamisin atau Kotrimoksazole Ibu Hamil 1st : Spiramisin Meningocryptococus 1st : Amfoterisin B + Flucitosine dilanjutkan fluconazole nd
  • 57. INFEKSI GIGI DAN MULUT • Kandidiasis Mulut Penatalaksanaan : Gentian Violet 1% atau Nistatin 100.000- 200.000 IU/mL yang dioleskan 2-3 kali sehari selama 3 hari •Ginggivitis dan Abses gigi Penisilin G prokain / Penisilin V
  • 59.
  • 60. JADWAL DAN JENIS VAKSIN Imunisasi Dasar Umur Jenis Interval Minimal untuk jenis Imunisasi yang sama 0-24 Jam Hepatitis B 1 Bulan BCG, Polio 1 2 Bulan DPT-HB-HiB 1, Polio 2 1 Bulan 3 Bulan DPT-HB-HiB 2, Polio 3 4 Bulan DPT-HB-HiB 3, Polio 4, IPV 9 Bulan Campak Tabel 1. Jadwal Pemberian Imunisasi
  • 61. JADWAL DAN JENIS VAKSIN Imunisasi Lanjutan Umur Jenis Interval Minimal setelah Imunisasi Dasar 18 Bulan DPT-HB-HiB 12 Bulan dari DPT-HB-HiB 3 Campak 6 Bulan dari Campak dosis pertama Tabel 2. Jadwal ImunisasiLanjutan pada Anak Bawah Dua Tahun
  • 62. MACAM-MACAM VAKSIN WAJIB Polio Polio adalah penyakit lumpuh layu yang disebabkan oleh virus Polio liar yang dapat menimbulkan kecacatan atau kematian Ada 2 Tipe vaksin Polio, yaitu, Vaksin hidup oral dan vaksin yang diinaktivasi Hepatitis B Bertujuan untuk memberikan perlindungan dan mengurangi insiden timbulnya penyakit hati kronik dan karsinoma hati Setelah dilarutkan vaksin harus segera disuntikkan ke pasien (tidak boleh lebih dari 30 menit setelah vaksin dilarutkan) Vaksin Hepatitis B mengandung HbsAg yang telah dimurnikan Bacillus Calmette- Guerin (BCG) Merupakan strain hidup Mycobacterium bovis yang dilemahkan untuk menimbulkan kepekaan terhadap M. tuberculosis. Diberikan secara intradermal dan akan meninggalkan jaringan parut (scar) yang kecil dan rata Campak Mengandung virus campak hidup yang dilemahkan Pemberian vaksin campak pada anak dapat menimbulkan sindrom yang menyerupai campak dan demam
  • 63. DTP Imunisasi primer terhadap Difteri, Tetanus dan Pertusis (batuk rejan) - Difteri dapat menyebabkan pembengkakan jalan nafas serta mengeluarkan racun yang dapat melumpuhkan otot jantung. - Tetanus mengeluarkan racun yang menyerang syaraf otot tubuh, sehingga otot menjadi kaku, sulit bergerak dan bernafas - Pertusis berat dapat menyebabkan infeksi saluran nafas berat (pneumonia) HiB Vaksin Hemopgilus Influenzae tipe b diberikan dalam seri 3 dosis interval 1 bulan Diberikan bersamaan dengan imunisasi primer anak terhadap difteri, tetanus, pertussis dan vaksin polio yang di inaktivasi.
  • 64. MACAM-MACAM VAKSIN PILIHAN Measles, Mumps, Rubela (MMR) Vaksin MMR bertujuan untuk mencegah Measles (campak), Mumps (gondongan) dan Rubela merupakan vaksin kering yang mengandung virus hidup, harus disimpan pada suhu 2–80C atau lebih dingin dan terlindung dari cahaya Vaksin harus digunakan dalam waktu 1 (satu) jam setelah dicampur dengan pelarutnya Tifoid Penyimpanan pada suhu 2 – 8C, jangan dibekukan Kadaluwarsa dalam 3 tahun Varisela Penyimpanan pada suhu 2–8C Vaksin virus hidup varisela-zoster yang dilemahkan terdapat dalam bentuk bubuk kering Hepatitis A Vaksin dibuat dari virus yang dimatikan (inactivated vaccine) Vaksin diberikan 2 kali, suntikan kedua atau booster bervariasi antara 6 sampai 18 bulan setelah dosis pertama, tergantung produk
  • 65. Influenza Vaksin influenza mengandung virus yang tidak aktif (inactivated influenza virus). Vaksin influenza mengandung antigen dari dua sub tipe virus, influenza A dan satu sub tipe virus influenza B hipersensitif anafilaksis terhadap protein telur jangan diberi vaksinasi influenza Pneumokokus Terdapat dua macam vaksin pneumokokus yaitu vaksin pneumokokus polisakarida (Pneumococcal Polysacharide Vaccine/PPV) dan vaksin pneumokokus konyugasi (Pneumococcal Conjugate Vaccine/PCV) Kadaluwarsa dalam 3 tahun Rotavirus Terdapat dua jenis Vaksin Rotavirus (RV) yang telah ada di pasaran yaitu vaksin monovalent dan pentavalent Vaksin monovalent oral berasal dari human RV vaccine RIX 4414, sedangkan Vaksin pentavalent oral merupakan kombinasi dari strain yang diisolasi dari human dan bovine Human Papillomavirus (HPV) Vaksin HPV berpotensi untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan infeksi HPV. Terdapat dua jenis vaksin HPV yaitu Vaksin bivalen dan Vaksin quadrivalen
  • 66. Herpes Zoster Bertujuan untuk mencegah penyakit Herpes zoster dan nyeri pasca herpes (NPH). Herpes zoster adalah penyakit infeksi akibat reaktivasi dari virus cacar air (Virus Varicella Zoster) yang menyerang saraf dan biasanya ditandai dengan ruam kulit. Setelah dilarutkan vaksin harus segera disuntikkan ke pasien (tidak boleh lebih dari 30 menit setelah vaksin dilarutkan) Dengue Vaksin Dengue adalah jenis virus dari group Flavivirus yang mempunya 4 sero tipr, Dengue1, Dengue2, Dengue3 dan Dengue4 Kontra Indikasi : Riwayat alergi terhadap ragi
  • 67. PENYIMPANAN VAKSIN Vaksin Provinsi Kab/Kota PKM/Pustu Bides/UPK Masa Simpan Vaksin 2 Bln + 1 Blm 1 Bln + 1 Bln 1 Bln + 1 Mg 1 Bln + 1 Mg Polio -15C s.d -25C DPT-HB-Hib 2C s.d 8C DT BCG Campak Td IPV Hepatitis B Suhu Ruang Catatan : Penyimpanan pelarut vaksin pada suhu 2°C s.d. 8°C atau pada suhu ruang terhindar dari sinar matahari langsung. Sehari sebelum digunakan,
  • 68. Vaccine Vial Monitor (VVM)  A ke kondisi B harus digunakan terlebih dahulu meskipun masa kadaluwarsanya masih lebih panjang.  Vaksin dengan kondisi VVM C dan D tidak boleh digunakan
  • 69. Pemakaian Vaksin Sisa Jenis Vaksin Masa Pemakaian Keterangan Polio 2 Minggu Cantumkan tanggal pertama kali vaksin digunakan IPV 4 Minggu DT 4 Minggu Td 4 Minggu DPT-HB-HiB 4 Minggu BCG 3 Jam Cantumkan waktu vaksin dilarutkan Campak 6 Jam Masa Pemakaian Vaksin Sisa Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi adalah: a. Disimpan pada suhu 2°C s.d. 8°C b. VVM dalam kondisi A atau B c. Belum kadaluwarsa d.Tidak terendam air selama penyimpanan e.Belum melampaui masa pemakaian
  • 70. DAFTAR PUSTAKA Kemenkes, 2011, Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotik, Jakarta : Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Permenkes RI, No, 2406/Menkes/Per/XII/2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Permenkes RI No, 5 Tahun 2013 Tentang Pedoman Tatalaksana Malaria. Kemenkes RI, 2016, Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual. Jakarta : Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Permenkes RI No. 13 Tahun 2013 Tentang Pedoman Manajemen Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resistensi Obat. Permenkes RI No. 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis Permenkes RI No. HK. 01. 07/Menkes/90/2019 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tataksana HIV. IDI, 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, Permenkes RI. No. 53 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Hepatitis Virus. Permenkes RI No. 15 tahun 2017 Tentang Penanggulangan Cacing. Perdossi, 2017, Pedoman Praktis Klinis Neurologi.