Dokumen tersebut membahas tentang teknologi farmasi untuk berbagai jenis sediaan obat, meliputi sediaan padat, semi padat, cair, dan steril. Termasuk didalamnya adalah metode pembuatan tablet, granulasi basah, dan uji mutunya; pembuatan krim, gel, dan suspensi serta uji karakteristiknya; serta sterilisasi berbagai jenis sediaan farmasi untuk menjamin kemurnian dan stabilitasnya.
3. 1. Suatu industri farmasi akan mengembangkan sediaan tablet asetosal 800 mg. Berdasarkan data preformulasi asetosal
merupakan kristal berwarna putih, kompresibilitas baik, dan terurai dalam air. Metode apakah yang cocok untuk sediaan
tersebut?
a. Wet granulation
b. Dry granulation
c. Direct compaction
d. Fast melt granulation
e. Film coated
4. 2. Seorang apoteker akan melakukan pembuatan vitamin C dengan karakteristik bahan kristal dan memiliki index
kompresibilitas <10 (kategori baik). Jika dibuat tablet, metode apa yang cocok?
a. Granulasi basah
b. Granulasi kering
c. Semi granulasi
d. Kombinasi
e. Cetak langsung
3. Sebuah perusahaan memproduksi obat tradisional dari ekstrak umbi bawang putih. Dan menurut COA ekstrak bawang
putih memiliki sifat fisika kimia dengan kompresibilitas buruk, mudah terhidrolisis dan tidak tahan terhadap pemanasan.
Maka menggunakan metode apa?
a. Kempa langsung
b. Granulasi basah
c. Granulasi dasar
d. Granulasi kering
e. Slugging
5.
6.
7.
8. 4. Suatu pabrik akan mengembangkan obat asetosal menjadi bentuk sediaan tablet. Asetosal bersifat asam dan memiliki
PKA 3,5 dan dapat mengiritasi lambung. Bentuk sediaan tablet apakah yang cocok untuk asetosal tersebut?
a. Tablet biasa
b. Tablet salut enterik
c. Tablet kunyah
d. Tablet salut film
e. Tablet salut gula
5. Industri farmasi akan membuat tablet ibuprofen secara kempa langsung, ibuprofen memiliki sifat Alir yang buruk. Zat apa
yang harus ditambahkan pada formula tersebut?
a. Antiadheren
b. Lubrikan
c. Glidan
d. Disintegran
e. Diluen
9. 6. Dilakukan pengujian terhadap obat ranitidin, setelah dilakukan evaluasi diperoleh hasil tingkat kerapuhan tinggi. Apakah
zat yang perlu ditambahkan untuk mengatasi masalah tersebut?
a. Penghancur
b. Pengikat
c. Pelincir
d. Pelicin
e. Pengisi
7. Suatu industri farmasi membuat tablet dekstrometorfan HBr. Selama proses produksi tablet tersebut tablet mengalami
laminating. Apakah solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut?
a. Meningkatkan pengisi
b. Meningkatkan lubrikan
c. Menurunkan desintegran
d. Menurunkan pengikat
e. Meningkatkan pengikat
10.
11.
12.
13.
14. 8. Pada pembuatan tablet glibenklamid dengan teknik granulasi basah, seorang apoteker melakukan pengujian kerapatan
mampat dan kerapatan curah granul dengan cara menimbang sebanyak 100 g granul dan dimasukan kedalam gelas ukur
250 ml dan diperoleh volume granul 40 ml, kemudian gelas ukur diketuk hingga volume granul tidak berubah lagi dan
diperoleh volume akhir 35 ml. Berapakah kerapatan curah granul tersebut?
a. 2.50%
b. 2.86%
c. 0.40%
d. 0.35%
e. 1.33%
15. 9. Suatu industri farmasi akan memproduksi sediaan oral didanosin enteric coated, serbuk dievaluasi untuk mengetahui
indeks kompresibilitas. Serbuk ditimbang sebanyak 50 gram volume serbuk sebelum diketuk 80 ml dab setelah diketuk 500
kali volumenya 75 ml. Berapakah nilai tapped density tersebut?
a. 0,625 g/ml
b. 0,667 g/ml
c. 0,1 g/ml
d. 1,6 g/ml
e. 1,5 g/ml
16. 10. Sebuah industri farmasi akan membuat tablet ibuprofen dengan metode granulasi basah. Granul yang diperoleh
sebanyak 18 kg (kadar air 1%) dan akan dicetak menjadi tablet dengan bobot 450 mg. Berapa jumlah tablet ibuprofen yang
dihasilkan?
a. 17.400 tablet
b. 40.700 tablet
c. 28.500 tablet
d. 41.800 tablet
e. 39.600 tablet
17. 11. Industri farmasi ingin membuat tablet PCT 500 mg, bahan lain yang digunakan untuk membuat tablet adalah Na CMC,
laktosa, Mg Stearat dan talkum. Na CMC berguna sebagai?
a. Pengisi
b. Pelincir
c. Pengikat
d. Penghancur
e. Pelicin
12. Seorang apoteker akan membuat tablet famotidin fast dissolving. Eksipien yang digunakan diantaranya mg stearat, Na-
croscarmellosa, avicel ph 102, PVP K30, manitol. Bahan baku yang berfungsi sebagai disintegran pada formula fast
dissolving tablet yaitu?
a. Mg-stearat
b. PVP K30
c. Na-crosscarmellosa
d. Manitol
e. Avicel ph 102
18. 13. Seorang apoteker dibagian QC akan melakukan evaluasi keseragaman sediaan dari tablet dengan bobot 650 mg yang
mengandung zat aktif asetosal 500 mg. Jenis evaluasi apa yang perlu dilakukan untuk mengetahui pemenuhan persyaratan uji
tersebut?
a. Uji keragaman bobot
b. Uji keseragaman bobot
c. Uji kekerasan tablet
d. Uji keseragaman kandungan
e. Uji waktu hancur
19. 14. Suatu industri farmasi ingin melakukan IPC pada sediaan tablet ranitidin 150 mg dalam kemasan strip dengan cara
memasukkan kedalam bejana yang tertutup kaca dengan vakum dan berisi larutan metilen blue. Metode apa yang
dimaksud?
a. Uji kerapuhan tablet
b. Uji keragaman bobot
c. Uji keseragaman bobot
d. Uji kebocoran kemasan primer
e. Uji kebocoran kemasan sekunder
15. Bagian QC melakukan uji disolusi terhadap tablet asetosal. Pada kompendia tertera bahwa selama 15 menit asetosal terlarut
adalah 75%. Setelah dilakukan pengujian didapat %Q adalah 88%. 85%, 91%, 88,52% 82% dan 87%. Apa kesimpulan dari uji
tersebut?
a. Lulus uji >75%
b. Lulus uji > 75% + 5%
c. Tidak lulus uji dan dilakukan reformulasi
d. Tidak lulus uji dan ditambah 6 tablet
e. Tidak lulus uji dan ditambah 12 tablet
20. 16. Bagian produksi industri farmasi memproduksi sediaan tablet antasida menggunakan metode granulasi basah, bahan
tambahan yang digunakan amilum jagung, sodium starch glycolat, PVP, zat warna hijau, mg stearat dan talkum. Apakah bahan
yang ditambahkan pada tahap akhir sebelum pencetakan?
a. Amilum jagung
b. Sodium starch glycolat
c. PVP
d. Mg stearat
e. Zat warna hijau
17. Bagian RnD melakukan pengembangan tablet alprazolam 1 mg. Eksipien yang digunakan adalah mikokristalin selulosa, mg
stearat, talkum dan sodium starch glikolat. Setelah dilakukan pengujian mutu, didapatkan nilai friabilitas 1,5%. Bahan apa yang
memperngaruhinya?
a. Alprazolam
b. Mikokristalin selulosa
c. Mg stearat
d. Talkum
e. Sodium starch glikolat
21. 18. Sebuah industri akan memproduksi sediaan tablet asam asetil salisilat. Metode yang digunakan dengan polimer
sambung-silang kitosan-glutaraldehid dengan tujuan agar menjadi tablet sustained release. Untuk menguji keberhasilan
tersebut maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi apa yg tepat?
a. Disolusi
b. Keseragaman bobot
c. Waktu hancur
d. Kekerasan
e. Kerapuhan
26. 19. Suatu industri farmasi ingin membuat sediaan krim, tahap pertama memanaskan 1 asam stearat, setil alkohol, parafin
liquidum, propil paraben dan sorbitan monooleat 80, dan campuran 2 gliserin, polysorbat 80, metil paraben dan air. Fungsi
dari polysorbat pada sediaan tersebut adalah?
a. Sebagai kosolvensi
b. Sebagai humektan
c. Menurunkan tegangan permukaan
d. Meningkatkan kekentalan
e. Sebagai pengawet
20. Sebagai apoteker sedang menyusun formula gel ketoprofen, sediaan gel yang baik dapat melepaskan zat aktifnya dari
sediaan. Pengujian invitro apakah yang harus dilakukan untuk mengetahui jumlah zat aktif yang terlepas dari sediaan dan
dapat berpenetrasi melalui membran uji pada waktu tertentu?
a. Carbopol
b. Natrium benzoat
c. Trietanolamin (TEA)
d. Air suling
e. Propilenglikol
27. 21. Industri farmasi akan membuat sediaaan gel natrium diklofenat dengan formula yang mengandung carbomer, TEA,
propilenglikol, menthol, gliserin, methyl paraben. Apakah fungsi dari gliserin dalam formula tersebut?
a. Surfaktan
b. Humektan
c. Suspending agent
d. Emulgator
e. Pengawet
22. Seorang apoteker melakukan formulasi sediaan suspensi amoksisilin. Eksipien yang digunakan diantaranya HPMC,
sukrosa, tween 80, methyl paraben dan dapar. Kemudian bahan tersebut direkonstitusi dan hasilnya sediaan terlalu kental.
Bahan apakah yang harus diturunkan konsentrasinya?
a. HPMC
b. Sukrosa
c. Tween 80
d. Methyl paraben
e. Dapar
28. 23. Sebuah industri farmasi akan membuat sediaan gel piroksikam 0,5%. Untuk menjaga stabilitas sediaan agar tidak
kehilangan air maka sediaan perlu ditambahkan zat tambahan sebagai humektan. Mana zat dibawah ini yang berfungsi
sebagai humektan?
a. air
b. Glukosa
c. Tween
d. Propilenglikol
e. Span
29.
30.
31.
32. 24. Suatu sediaan farmasi mengandung suspensi thiamphenicol. Uji dilakukan terhadap sediaan tersebut dengan pemberian
tekanan sehingga menyebabkan sejumlah volume cairan bergerak. Aliran apakah ini?
a. Plastis
b. Pseudoplastis
c. Tiksotropik
d. Dilatan
e. Reopeksi
33. 25. bagian RnD industri farmasi melakukan pengembangan sediaan suspensi antasida. Hasi
evaluasi sifat alir dihubungkan pada gambar antara laju geser dengan gaya geser pada kurva
berikut :
apakah sifar alir sediaan tersebut?
a. newtonian
b. plastis
c. tiksotropik
d. pseudoplastis
e. dilatan
34. 26. seorang apoteker melakukan pembuatan suspensi ibuprofen dan dilakukan uji stabilitas suspensi tersebut. pada saat uji
stabilitas suspensi tersebut mengalami caking. Apa yang perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya caking?
a. Ukuran partikel suspensi dikecilkan
b. Dibuat dengan sistem flokulasi
c. Viskositas pembawa dinaikkan
d. Suspending agent dinaikkan
e. Dibuat dengan sistem deflokulasi
27. Industri farmasi akan melakukan pengembangan gel natrium diklofenat dengan bahan etilselulosa, polietilenglikol,
polisorbat 80, methyl paraben dan purified water. Hasil uji fisik daya sebar gel tersebut 7 cm. Bahan apa yang
mempengaruhi hasil tersebut?
a. Etil selulosa
b. Polietilen glikol
c. Polisorbat 80
d. Methyl paraben
e. Purified water
35. 28. Industri farmasi membuat sediaan gel ketoprofen 2,5%. Bahan yang termasuk gelling agent adalah?
a. Polietilen propil
b. Metil selulosa
c. Natrium bikarbonat
d. Carbomer
e. TEA
39. 29. Suatu industri farmasi membuat infus dekstrosa 5%. Untuk menjamin stabilitas infus, ditambahkan natrium metabisulfit
untuk mencegah perubahan warna dari infus. Apa fungsi natrium metabisulfit?
a. Antioksidan
b. Pendapar
c. Surfaktan
d. Pengawet
e. Pengatur tonisitas
30. Sebuah industri farmasi membuat sediaan injeksi thiamin HCL. Salah satu metode untuk menentukan bahwa sediaan bebas
dari senyawa toksin yang dihasilkan oleh bakteri gram negatif. Metode apakah yang tepat berdasarkan FI V?
a. Inokulasi
b. LAL
c. Rabbit test
d. Meningkatkan volatilitas
e. destilasi
40. 31. Seorang apoteker akan membuat injeksi metronidazole 100 ml yang merupakan antibiotik yang tidak tahan pemanasan.
Sterilisasi apa yang bisa dilakukan untuk pembuatan injeksi tersebut?
a. Filtrasi
b. Autoklaf
c. Oven
d. Uap air mengalir
e. Flambir
32. Industri farmasi membuat insulin 100 U, untuk penangan produk maka dilakukan sterilisasi. Sterilisasi apakah yang tepat
untuk produk tersebut?
a. Autoklaf 100°C selama 20 menit
b. Oven 170°C
c. Filtrasi membran 0,45 mikron
d. Autoklaf 121°C selama 20 menit
e. Filtrasi membran 0,2 mikron
41. 33. Suatu industri farmasi memproduksi pencuci mata yang terdiri dari natrium edetat, NaCl, asam borat, benzalkonium
klorida. Manakah yang berfungsi sebagai pencegah kontaminasi pada pemakaian berulang?
a. Natrium edetat
b. NaCl
c. Asam benzoat
d. Benzalkonium klorida
e. Air
34. Industri farmasi melakukan produksi sediaan steril infus ringer. Dalam pembuatannya ditambahkan zat pengabsorben. Hal
ini dimaksudkan untuk mendapatkan sediaan yang :
a. Isotonis
b. Hipertonis
c. Isohidris
d. Hipotonis
e. Bebas pirogen