SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
PENGANTAR FARMASI
BIOAVAILABILITA
S DAN
BIOEKIVALENSI
Surya Amal, S.Si, M.Kes, Apt
Prepared for Pharmacy Department
University of Darussalam Gontor - Indonesia
RUTE PEMAKAIAN OBAT
INTRAVASKULAR
Obat langsung ke dalam pembuluh
darah (sirkulasi sistemik). Contoh :
Pemberian intravena, intraarterial,
intrathecal, intracardial.
Obat harus melalui fase absorbsi agar
dapat mencapai sirkulasi sistemik.
Contoh : Pemberian peroral, per-rektal,
subkutan, perinhalasi, bukal, sublingual,
intramuskular, intraperitoneal.
EKSTRAVASKULAR
Tablet/
Kapsul
Granul/
Agregat
Partikel
Halus
Obat dlm larutan (invivo/invitro
Obat dlm darah, cairan dan jaringan lain
Kadar obat dlm reseptor
Respon farmakologi
Respon klinik/terapeutik
Absorpsi (in vivo)
Disolusi
Disolusi
(mayor)
Dosolusi
Disintegrasi Disintegrasi
BIOFARMA-
MASETIKA
FARMA-
SETIKA
FARMA-
KOKINETIKA
FARMAKO-
DINAMIKA
Penentuan aktifitas obat mulai dari bentuk sediaan sampai memberi
respon. Contoh untuk pemberian per-oral
Plasma concentration time profile
Cmax
Tmax
AUC
time
concentration
Important Pharmacokinetic Parameters
 AUC : area under the concentration-time curve 
measure of the extent of bioavailability
 Cmax : the observed maximum concentration of drug 
measure of both the rate of absorption and the extent of
bioavailability
 Tmax : the time after administration of drug at which Cmax
is observed  measure of the rate of absorption
BIOAVAILABILITAS
o Jumlah obat yang terabsorpsi dari bentuk sediaan
farmasetiknya disebut sebagai bioavailablitas produk
tersebut.
o Penentuan bioavailabilitas suatu produk sangat penting
untuk mengetahui jumlah serta kecepatan suatu obat
diabsorpsi. Hal ini akan menggambarkan besarnya
availabilitas sistemik dari suatu bentuk sediaan obat.
o Availabilitas sistemik suatu obat dicerminkan oleh
luasnya area di bawah kurva kadar obat (AUC).
Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) ialah
jumlah relatif (persentase) dari obat yang masuk
ke sirkulasi sistemik sesudah pemberian obat
dalam sediaan tertentu, serta kecepatan
peningkatan kadar obat dalam sirkulasi sistemik.
BIOAVAILABILITAS
BIOAVAILABILITAS
 Bila pada absorpsi sempurna (F=1,0),
availabilitas sistemik dari dosis oral ialah 100
%, dimana luas AUC-nya sama dengan luas
AUC pada pemberian IV.
 Dalam hal ini obat secara sempurna, terserap
melalui saluran cerna, dan tidak mengalami
biotransformasi yang berarti pada saat ‘first
pass’ melalui hati.
Which formulation has higher bioavailability ?
Area di bawah kurva konsentrasi obat-waktu
(AUC) berguna sebagai ukuran dari jumlah
total obat yang utuh tidak berubah yang
mencapai sirkulasi sistemik.
F . Do
AUC =
Ke . Vd
F = Fraksi dosis terabsorpsi
BIOAVAILABILITAS
 Setelah pemberian intavena (IV), F = 1 ,
karena seluruh dosis segera terdapat
dalam sirkulasi sistemik. Oleh karena itu
obat dianggap tersedia sempurna
setelah pemberian intravena (IV).
 Setelah pemberian obat secara oral F
dapat berbeda mulai dari F = 0 (obat
tidak terabsorpsi sempurna) sampai F =
1 (obat terabsorpsi sempurna).
BIOAVAILABILITAS
 Kecepatan bioavailabilitas dapat diukur dengan
membandingkan (Tmax dan T lag), sedangkan derajat
bioavailabiitas dapat dibandingkan dengan mengukur
(Cmax dan AUC).
 Nilai Ka tidak pernah digunakan sebagai parameter
kecepatan bioavailabilitas. Sedangkan nilai Kel dan t1/2
harus menunjukkan nilai yang sama pada saat
perbandingan dilakukan.
BIOAVAILABILITAS
Bioavilabilitas Absolut
Bioavailabilitas absolut yaitu suatu angka yang
menunjukkan rasio ketersediaan hayati suatu
obat yang diberikan ekstravaskular terhadap
intravaskular, dapat diukur dengan
membandingkan AUC produk yang
bersangkutan setelah pemberian oral dan
intavena (iv)
Bioavailabilitas Absolut
Dari data plasma ditentukan sebagai berikut :
Dari data urine ditentukan sebagai berikut :
15
IV bolus
0 5 10 15 20 25 30
0
20
40
60
80
100
Time
Concentration
Area under concentration curve
(AUC)
16
0 5 10 15 20 25 30
0
20
40
60
80
100
Time
ConcentrationOral dosage form (product A)
Area under concentration
curve (AUC)
17
Absolute bioavailability
0 5 10 15 20 25 30
0
20
40
60
80
100
Time
Concentration
For the same dose (IV
vs. Oral), the
bioavailability is given by:
IV
oral
AUC
AUC
F 
Relative bioavailability
The relative bioavailability is the
systemic availability of a drug from one
drug product (A) compared to another
drug product (B)
19
0 5 10 15 20 25 30
0
20
40
60
80
100
Time
ConcentrationOral dosage form (product A)
Area under concentration
curve (AUC)
20
0 5 10 15 20 25 30
0
20
40
60
80
100
Time
ConcentrationOral dosage form (product B)
Area under concentration
curve (AUC)
21
0 5 10 15 20 25 30
0
20
40
60
80
100
Time
ConcentrationRelative bioavailability
For the same dose
(IV vs. Oral), the
bioavailability is given
by:
)(
)(
BAUC
AAUC
F
oral
oral

Bioavailabilitas Relatif
Bioavailabilitas relatif adalah suatu ukuran
yang menunjukkan perbandingan kecepatan
dan derajat suatu sediaan obat mencapai
sirkulasi sistemik terhadp sediaan lain yang
digunakan sebagai pembanding.
Bioavailabilitas Relatif
Dari data plasma ditentukan sebagai berikut :
Dari data urine ditentukan sebagai berikut :
Adalah jumlah total obat yang dieksresikan dalam urin
Bioekivalensi
Studi bioekivalensi dilakukan karena
banyak produk obat yang dianggap
ekivalen farmasetik tidak memberi
efek terapetik yang sebanding pada
penderita.
Pharmaceutical Equivalents
Possible Differences
 Drug particle size
 Excipients
 Manufacturing
Equipment or
Process
 Site of manufacture
Test Reference
Could lead to differences in product performance
in vivo
 Possible Bioinequivalence
Bioekivalensi
Dua sediaan dikatakan bioekivalen apabila nilai
parameter-parameter farmakokinetika yang
dibandingkan tidak menunjukkan perbedaan
yang bermakna secara statistik, terutama
Cmax, Tmax dan AUC, ataupun kalau ada
perbedaan tersebut tidak lebih dari 20 %.
Bioekivalensi
Biokivalensi juga mencakup pengertian
kemanfaatan atau efek suatu produk obat.
Namun ketersediaan hayati tidak selalu identik
dengan kemanfaatan hayati obat, oleh karena
pada uji ketersediaan hayati, yang diukur adalah
parameter-parameter jumlah atau kadar obat,
bukan parameter-parameter efek obat.
Contoh Uji Bioekivalensi
OBAT UJI T max (jam) Cmax (µg/ml) AUC
(mg/ml.jam)
Generik 0,8 ± 0,1 2,0 ± 0,1 5,8 ± 0,7
Non
Generik/Pembanding
1,0 ± 0,0 2,4 ± 0,2 6,9 ± 0,8
Tabel : Uji Bioekivalensi dari Furosemid Generik dan Non Generik
Contoh Uji Bioekivalensi
Dari data uji bioekivalensi di atas dapat disimpulkan
sebagai berikut :
 Nilai ketiga parameter ketersediaan hayati
menunjukkan pembanding cenderung mem-
berikan derajat ketersediaan hayati yang sedikit
lebih baik. Ini dapat dilihat dari C max dan AUCo
yang sedikit lebih tinggi. Tetapi nilai ini tidak
mencapai kebermaknaan statistik. (digunakan uji
t-pasangan, p > 0,05).
Dari segi kecepatan (rate), generik
nampaknya sedikit lebih baik, ditunjuk-kan
dengan nilai T max yang lebih singkat.
Tetapi perbedaan inipun juga tidak
bermakna secara statistik.
Kecepatan eliminasi kedua sediaan
didapatkan sama, waktu paro eliminasi
adalah 1,8 ± 0,2 jam dan 1,9 ± 0,3 jam
untuk Generik dan Non Generik.
Lanjutan :
Contoh Uji Bioekivalensi
Contoh Uji Bioekivalensi
Profil kadar Furosemid kedua sediaan menunjukkan kurva yang
identik
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Novi Fachrunnisa
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
GRANULASI BASAH
GRANULASI BASAHGRANULASI BASAH
GRANULASI BASAH
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Farmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik TeofilinFarmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik Teofilin
 
Ekskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjalEkskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjal
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan steril
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasi
 

Viewers also liked

Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
4nakmans4
 
Distribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam TubuhDistribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam Tubuh
Lilik Sholeha
 
Penggolongan obat kolesterol
Penggolongan obat kolesterolPenggolongan obat kolesterol
Penggolongan obat kolesterol
zebua89
 
Makalah psikologi sebagai bagian dari ilmu faal
Makalah psikologi sebagai bagian dari ilmu faalMakalah psikologi sebagai bagian dari ilmu faal
Makalah psikologi sebagai bagian dari ilmu faal
julian ellen
 

Viewers also liked (20)

Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2
 
Distribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan proteinDistribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan protein
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
 
Distribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam TubuhDistribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam Tubuh
 
Farmakokinetik disposisi obat
Farmakokinetik disposisi obatFarmakokinetik disposisi obat
Farmakokinetik disposisi obat
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
 
Peraturan Kepala Badan POM tentang obat wajib uji ekivalen
Peraturan Kepala Badan POM tentang obat wajib uji ekivalenPeraturan Kepala Badan POM tentang obat wajib uji ekivalen
Peraturan Kepala Badan POM tentang obat wajib uji ekivalen
 
Standar Laboratorium Farmasi
Standar Laboratorium FarmasiStandar Laboratorium Farmasi
Standar Laboratorium Farmasi
 
Interaksi obat
Interaksi obatInteraksi obat
Interaksi obat
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
 
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comEkskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
 
Denah2 (1)
Denah2 (1)Denah2 (1)
Denah2 (1)
 
Penggolongan obat kolesterol
Penggolongan obat kolesterolPenggolongan obat kolesterol
Penggolongan obat kolesterol
 
Solution_Kimia Dasar
Solution_Kimia DasarSolution_Kimia Dasar
Solution_Kimia Dasar
 
Fixed drug eruption x hipersensitivitas
Fixed drug eruption x hipersensitivitasFixed drug eruption x hipersensitivitas
Fixed drug eruption x hipersensitivitas
 
Fenomena Distribusi
Fenomena DistribusiFenomena Distribusi
Fenomena Distribusi
 
Pedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomiPedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomi
 
Makalah psikologi sebagai bagian dari ilmu faal
Makalah psikologi sebagai bagian dari ilmu faalMakalah psikologi sebagai bagian dari ilmu faal
Makalah psikologi sebagai bagian dari ilmu faal
 

Similar to Bioavailabilitas dan Bioekivalensi

fdokumen.com_uji-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
fdokumen.com_uji-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptfdokumen.com_uji-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
fdokumen.com_uji-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
EriskaAgustin
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologi
Nursing Crib
 
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxFARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
WahyuRaizHo
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Novi Fachrunnisa
 
Farmakokinetik_and_Farmakodinamik_Terapi.doc
Farmakokinetik_and_Farmakodinamik_Terapi.docFarmakokinetik_and_Farmakodinamik_Terapi.doc
Farmakokinetik_and_Farmakodinamik_Terapi.doc
TaufikNgani2
 

Similar to Bioavailabilitas dan Bioekivalensi (20)

bioavailabilitas.pptx
bioavailabilitas.pptxbioavailabilitas.pptx
bioavailabilitas.pptx
 
Kelompok 2.pdf
Kelompok 2.pdfKelompok 2.pdf
Kelompok 2.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
fdokumen.com_uji-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
fdokumen.com_uji-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptfdokumen.com_uji-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
fdokumen.com_uji-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Materi farmakologi kelas xi bab 1
Materi farmakologi kelas xi  bab 1Materi farmakologi kelas xi  bab 1
Materi farmakologi kelas xi bab 1
 
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologi
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
 
INTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.ppt
INTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.pptINTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.ppt
INTERAKSI_OBAT_BERDASARKAN_FAKTOR_YANG_B.ppt
 
1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf
1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf
1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf
 
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxFARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
 
160648-ID-none interaksi obat dan makanan.docx
160648-ID-none interaksi obat dan makanan.docx160648-ID-none interaksi obat dan makanan.docx
160648-ID-none interaksi obat dan makanan.docx
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
 
Farmakokinetik_and_Farmakodinamik_Terapi.doc
Farmakokinetik_and_Farmakodinamik_Terapi.docFarmakokinetik_and_Farmakodinamik_Terapi.doc
Farmakokinetik_and_Farmakodinamik_Terapi.doc
 
anjuvant.pdf
anjuvant.pdfanjuvant.pdf
anjuvant.pdf
 
fkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdf
fkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdffkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdf
fkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdf
 
Farmakologi i
Farmakologi iFarmakologi i
Farmakologi i
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi DasarFarmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
 
BIOFAR(9) BA-BE id.pdf
BIOFAR(9) BA-BE id.pdfBIOFAR(9) BA-BE id.pdf
BIOFAR(9) BA-BE id.pdf
 

More from Surya Amal

More from Surya Amal (20)

Buku pneumonia covid 19 pdpi 2020
Buku pneumonia covid 19  pdpi 2020Buku pneumonia covid 19  pdpi 2020
Buku pneumonia covid 19 pdpi 2020
 
INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES
INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES  INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES
INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES
 
2015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 2015
2015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 20152015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 2015
2015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 2015
 
Novel Drug Delivery Systems
Novel Drug Delivery SystemsNovel Drug Delivery Systems
Novel Drug Delivery Systems
 
Panduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan DislipidemiaPanduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan Dislipidemia
 
NASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA
NASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIANASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA
NASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA
 
GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN
GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN
GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN
 
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAKPETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
 
Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015
Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015
Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015
 
ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2)
ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2) ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2)
ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2)
 
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)
 
WORLD DRUG REPORT 2015
WORLD DRUG REPORT 2015 WORLD DRUG REPORT 2015
WORLD DRUG REPORT 2015
 
Enteral Feeding Tubes for Drug Administration
Enteral Feeding Tubes for Drug AdministrationEnteral Feeding Tubes for Drug Administration
Enteral Feeding Tubes for Drug Administration
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015
Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015
Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015
 
CHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINES
CHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINESCHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINES
CHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINES
 
A Pocket Guide to Common Arrhythmias
A Pocket Guide to Common ArrhythmiasA Pocket Guide to Common Arrhythmias
A Pocket Guide to Common Arrhythmias
 
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralTatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
 
UU Jaminan Produk Halal 2014
UU Jaminan Produk Halal 2014UU Jaminan Produk Halal 2014
UU Jaminan Produk Halal 2014
 

Recently uploaded

materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
karamitha
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
laila16682
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
magfira271100
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
SyabilAfandi
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
ANTARASATU
 

Recently uploaded (9)

materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 

Bioavailabilitas dan Bioekivalensi

  • 1. PENGANTAR FARMASI BIOAVAILABILITA S DAN BIOEKIVALENSI Surya Amal, S.Si, M.Kes, Apt Prepared for Pharmacy Department University of Darussalam Gontor - Indonesia
  • 2. RUTE PEMAKAIAN OBAT INTRAVASKULAR Obat langsung ke dalam pembuluh darah (sirkulasi sistemik). Contoh : Pemberian intravena, intraarterial, intrathecal, intracardial. Obat harus melalui fase absorbsi agar dapat mencapai sirkulasi sistemik. Contoh : Pemberian peroral, per-rektal, subkutan, perinhalasi, bukal, sublingual, intramuskular, intraperitoneal. EKSTRAVASKULAR
  • 3. Tablet/ Kapsul Granul/ Agregat Partikel Halus Obat dlm larutan (invivo/invitro Obat dlm darah, cairan dan jaringan lain Kadar obat dlm reseptor Respon farmakologi Respon klinik/terapeutik Absorpsi (in vivo) Disolusi Disolusi (mayor) Dosolusi Disintegrasi Disintegrasi BIOFARMA- MASETIKA FARMA- SETIKA FARMA- KOKINETIKA FARMAKO- DINAMIKA Penentuan aktifitas obat mulai dari bentuk sediaan sampai memberi respon. Contoh untuk pemberian per-oral
  • 4. Plasma concentration time profile Cmax Tmax AUC time concentration
  • 5. Important Pharmacokinetic Parameters  AUC : area under the concentration-time curve  measure of the extent of bioavailability  Cmax : the observed maximum concentration of drug  measure of both the rate of absorption and the extent of bioavailability  Tmax : the time after administration of drug at which Cmax is observed  measure of the rate of absorption
  • 6. BIOAVAILABILITAS o Jumlah obat yang terabsorpsi dari bentuk sediaan farmasetiknya disebut sebagai bioavailablitas produk tersebut. o Penentuan bioavailabilitas suatu produk sangat penting untuk mengetahui jumlah serta kecepatan suatu obat diabsorpsi. Hal ini akan menggambarkan besarnya availabilitas sistemik dari suatu bentuk sediaan obat. o Availabilitas sistemik suatu obat dicerminkan oleh luasnya area di bawah kurva kadar obat (AUC).
  • 7. Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) ialah jumlah relatif (persentase) dari obat yang masuk ke sirkulasi sistemik sesudah pemberian obat dalam sediaan tertentu, serta kecepatan peningkatan kadar obat dalam sirkulasi sistemik. BIOAVAILABILITAS
  • 8. BIOAVAILABILITAS  Bila pada absorpsi sempurna (F=1,0), availabilitas sistemik dari dosis oral ialah 100 %, dimana luas AUC-nya sama dengan luas AUC pada pemberian IV.  Dalam hal ini obat secara sempurna, terserap melalui saluran cerna, dan tidak mengalami biotransformasi yang berarti pada saat ‘first pass’ melalui hati.
  • 9. Which formulation has higher bioavailability ?
  • 10. Area di bawah kurva konsentrasi obat-waktu (AUC) berguna sebagai ukuran dari jumlah total obat yang utuh tidak berubah yang mencapai sirkulasi sistemik. F . Do AUC = Ke . Vd F = Fraksi dosis terabsorpsi BIOAVAILABILITAS
  • 11.  Setelah pemberian intavena (IV), F = 1 , karena seluruh dosis segera terdapat dalam sirkulasi sistemik. Oleh karena itu obat dianggap tersedia sempurna setelah pemberian intravena (IV).  Setelah pemberian obat secara oral F dapat berbeda mulai dari F = 0 (obat tidak terabsorpsi sempurna) sampai F = 1 (obat terabsorpsi sempurna). BIOAVAILABILITAS
  • 12.  Kecepatan bioavailabilitas dapat diukur dengan membandingkan (Tmax dan T lag), sedangkan derajat bioavailabiitas dapat dibandingkan dengan mengukur (Cmax dan AUC).  Nilai Ka tidak pernah digunakan sebagai parameter kecepatan bioavailabilitas. Sedangkan nilai Kel dan t1/2 harus menunjukkan nilai yang sama pada saat perbandingan dilakukan. BIOAVAILABILITAS
  • 13. Bioavilabilitas Absolut Bioavailabilitas absolut yaitu suatu angka yang menunjukkan rasio ketersediaan hayati suatu obat yang diberikan ekstravaskular terhadap intravaskular, dapat diukur dengan membandingkan AUC produk yang bersangkutan setelah pemberian oral dan intavena (iv)
  • 14. Bioavailabilitas Absolut Dari data plasma ditentukan sebagai berikut : Dari data urine ditentukan sebagai berikut :
  • 15. 15 IV bolus 0 5 10 15 20 25 30 0 20 40 60 80 100 Time Concentration Area under concentration curve (AUC)
  • 16. 16 0 5 10 15 20 25 30 0 20 40 60 80 100 Time ConcentrationOral dosage form (product A) Area under concentration curve (AUC)
  • 17. 17 Absolute bioavailability 0 5 10 15 20 25 30 0 20 40 60 80 100 Time Concentration For the same dose (IV vs. Oral), the bioavailability is given by: IV oral AUC AUC F 
  • 18. Relative bioavailability The relative bioavailability is the systemic availability of a drug from one drug product (A) compared to another drug product (B)
  • 19. 19 0 5 10 15 20 25 30 0 20 40 60 80 100 Time ConcentrationOral dosage form (product A) Area under concentration curve (AUC)
  • 20. 20 0 5 10 15 20 25 30 0 20 40 60 80 100 Time ConcentrationOral dosage form (product B) Area under concentration curve (AUC)
  • 21. 21 0 5 10 15 20 25 30 0 20 40 60 80 100 Time ConcentrationRelative bioavailability For the same dose (IV vs. Oral), the bioavailability is given by: )( )( BAUC AAUC F oral oral 
  • 22. Bioavailabilitas Relatif Bioavailabilitas relatif adalah suatu ukuran yang menunjukkan perbandingan kecepatan dan derajat suatu sediaan obat mencapai sirkulasi sistemik terhadp sediaan lain yang digunakan sebagai pembanding.
  • 23. Bioavailabilitas Relatif Dari data plasma ditentukan sebagai berikut : Dari data urine ditentukan sebagai berikut : Adalah jumlah total obat yang dieksresikan dalam urin
  • 24. Bioekivalensi Studi bioekivalensi dilakukan karena banyak produk obat yang dianggap ekivalen farmasetik tidak memberi efek terapetik yang sebanding pada penderita.
  • 25. Pharmaceutical Equivalents Possible Differences  Drug particle size  Excipients  Manufacturing Equipment or Process  Site of manufacture Test Reference Could lead to differences in product performance in vivo  Possible Bioinequivalence
  • 26. Bioekivalensi Dua sediaan dikatakan bioekivalen apabila nilai parameter-parameter farmakokinetika yang dibandingkan tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik, terutama Cmax, Tmax dan AUC, ataupun kalau ada perbedaan tersebut tidak lebih dari 20 %.
  • 27. Bioekivalensi Biokivalensi juga mencakup pengertian kemanfaatan atau efek suatu produk obat. Namun ketersediaan hayati tidak selalu identik dengan kemanfaatan hayati obat, oleh karena pada uji ketersediaan hayati, yang diukur adalah parameter-parameter jumlah atau kadar obat, bukan parameter-parameter efek obat.
  • 28. Contoh Uji Bioekivalensi OBAT UJI T max (jam) Cmax (µg/ml) AUC (mg/ml.jam) Generik 0,8 ± 0,1 2,0 ± 0,1 5,8 ± 0,7 Non Generik/Pembanding 1,0 ± 0,0 2,4 ± 0,2 6,9 ± 0,8 Tabel : Uji Bioekivalensi dari Furosemid Generik dan Non Generik
  • 29. Contoh Uji Bioekivalensi Dari data uji bioekivalensi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :  Nilai ketiga parameter ketersediaan hayati menunjukkan pembanding cenderung mem- berikan derajat ketersediaan hayati yang sedikit lebih baik. Ini dapat dilihat dari C max dan AUCo yang sedikit lebih tinggi. Tetapi nilai ini tidak mencapai kebermaknaan statistik. (digunakan uji t-pasangan, p > 0,05).
  • 30. Dari segi kecepatan (rate), generik nampaknya sedikit lebih baik, ditunjuk-kan dengan nilai T max yang lebih singkat. Tetapi perbedaan inipun juga tidak bermakna secara statistik. Kecepatan eliminasi kedua sediaan didapatkan sama, waktu paro eliminasi adalah 1,8 ± 0,2 jam dan 1,9 ± 0,3 jam untuk Generik dan Non Generik. Lanjutan : Contoh Uji Bioekivalensi
  • 31. Contoh Uji Bioekivalensi Profil kadar Furosemid kedua sediaan menunjukkan kurva yang identik