SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Saluran pencernaan
OBAT YANG BEKERJA PADA
       SALURAN PENCERNAAN
   I. OBAT YANG BEKERJA PADA MULUT, OESOPHAGUS DAN
                              PHARING
1.Stimulasi appetite : meningkatkan nafsu makan
Contoh : - Vit B komplek
          - anabolik steroid
          - kortiko steroid
          - nux vomica
          - gentian
          - diazepam

2.Anoreksigenik

Contoh : - amfetamin
         - dietil propion      penghambat nafsu makan dengan bekerja
         - Fenmetrazin          mengganggu metabolisme lemak dan KH
3.Sialagago/ stimulasi saliva
•    Bekerja dengan jalan meningkatkan volume dan
     keenceran saliva, umumnya berasal dari tanaman,
     menstimulasi rasa dan menyebabkan fase cephalic
     digesti.
 Contoh : - nux vomica
           - gentian
           - cinchona : meningkatkan volume dan
                            keenceran saliva
           - guassia      : digunakan untuk
                            pengobatan hipoptialismus
4.Anti sialagago
•    Obat ini biasanya untuk menurunkan kelebihan saliva
     yang diakibatkan oleh anestesi inhalasi
    contoh: atropin
               glikopirolat
5.Antiseptik Buccopharingeal
Contoh :- Sodium perborat      biasanya berbentuk cair
                               berfungsi
        - fenol                sebagai pencuci mulut,
                               mengontrol
        - hexitidin             pertumbuhan bakteri untuk
        - dibromo dropamid     pengobatan ginggivitis dan
                                stomatitis
II. OBAT YANG BEKERJA PADA LAMBUNG
 A. STOMATIKA
    Meningkatkan aktivitas (motilitas) dan sekresi lambung

  Contoh :- agen muskarinik           pada reseptor kolinergik lambung
          -Antagonis dopamin (metochlopramide HCl), juga berfungsi
            sebagai antiemetika lokal dan pusat.

          - garam alkali (karbonat dan bikarbonat)        sekresi dan vasodilatasi
          - histamin (pentagastrin)      sekresi
  B. ANTISTOMATIKA
    Menurunkan aktivitas dan sekresi lambung
          Contoh : - anti muskarinik/parasimpatolitik (atropin)
                   - senyawa adrenergik
                   - spasmodik gastrium (morfin, codein)
                    - antagonis reseptor H2 (cimetidine, ranitidine)
                             menurunkan sekresi
C. PELAPIS MUKOSA LAMBUNG

1. Demulsansia : senyawa dengan masa molekul besar dan larut air.

           Contoh : - gliserol, gliserin
                    - gum (acacia, tragacanth)
                    - protein hewani
                    - minyak tumbuhan
                    - selulosa
  mekanisme kerja : melapisi dan mencegah iritasi pada membrana
  mukosa sal. pencernaan bagian atas, melapisi dan melindungi sel di
  bawahnya dari iritan.
2. Adsorbensia
           Contoh : - Kaolin (alumunium silikat)
                    - Bentonit
                    - norit (activated carcoal)
                    - pektin ( senyawa karbohidrat)
   bekerja dengan jalan melapisi mukosa dan mengabsorbsi toxin
   bakteri dan bahan kimia lain untuk dikeluarkan dari sal. G.I. Untuk
   terapi diare, ulserasi kolitis dan keracunan.
3. Adstringensia
      Contoh : acidum tanicum/ asam tanat
                Mineral ( garam bismuth, alumunium)
     Melapisi dengan jalan mempresipitasikan protein dan menciutkan
     selaput/ kelenjar lendir mukosa. Untuk terapi diare dan luka bakar (luar)
Adstringensia: presipitasi pada permukaan usus           lapisan pelindung

                                                      Menurunkan peristaltik


                                                  Menunda transmisi isi usus
D. KARMINATIVA

Obat yang dapat meningkatkan pengeluaran gas dari lambung
( via eruktasi ). Umumnya berupa minyak volatil yang mudah
diekskresikan lewat paru-paru, ginjal, dan kulit.
Contoh :
- terpentin        - ginger
- pipermin         - camphor
- serbuk anisi     - menthol
mekanisme kerja : pada iritasi mukosa GI, merelaksasikan
spingter kardia sehingga gas keluar.
Aplikasi pada timpani dan bloat ( hwn besar ) dan kolik.
• Contoh karminativa di pasaran:

Anti bloat : dimetikon

Bloat remedy : dimetikon dan suspensi silika

Neometeoryl : trigliserida polioksietilen

Therabloat : poloxalene
Tympasol : formaldehid dan as. kresol sulfonat
            Dimetil polioksan
Monensin
E. Antasida
• Yaitu obat yang menetralisir dan mengikat asam lambung
   yang berlebihan.
Berdasarkan sifat farmakologi dibagi atas :
a. antasida sistemik
   Antasida yang diabsorbsi dari saluran pencernaan
   sehingga mengganggu keseimbangan asam basa cairan
   tubuh dan mengakibatkan metabolik alkalosis. Contoh:
   NaHCO3. Kerjanya cepat meningkatkan pH lambung dan
   menghasilkan banyak gas CO2. Penggunaan yang
   berulang dapat mengakibatkan metabolik alkalosis
   sistemik, urin alkalin dan gangguan ginjal.


NaHCO3 + HCl                    NaCl + H2O + CO2
b. Antasida non sistemik
Kerjanya lokal , tidak dapat diabsorbsi dan tidak menyebabkan
 metabolik alkalosis.
Contoh :
1.kalsium karbonat.
Antasida yang kuat dan murah.Proses penetralan asam
 kalsium karbonat diubah menjadi kalsium klorida.
CaCO2 + HCl                      CaCl2 + H2O + CO2
Efek samping : hiperkalsemia

2.Alumunium hidroksida
         Al(OH)3 + 3 HCl             Al Cl3 + 3 H2O
 Daya menetralkan as lambung lambat , efek kerja lama
 Bereaksi dengan fosfat            Al fosfat sukar diabsorbsi
 Ion Al bereaksi dengan protein             adstringensia
Al juga berefek sebagai demulsansia dan adsorbensia
 Efek samping : osteomalasia
                 Gangguan abs. vitamin + tetrasiklin
3. Magnesium Hidroksida
Mg (OH)2 + HCl                    Mg Cl2 + H2O

Kelarutannya lama sehingga lama menetralisir as.
    lambung Mg(OH)2 menyebabkan pelunakan
    tinja/efek katartika     karena Mg tidak
    terabsorbsi dan menahan air. Dikombinasi
    dengan alumunium hidroksida.
Penggunaan Antasida
Pd. Hewan lambung tunggal              ulserasi
    peptikum
Pd. Ruminansia                         acidosis
EMETIKA
Vomiting/emesis : kejadian refleks yang mengakibatkan
pergerakan lambung, diawali rasa mual(nausea), diikuti
kontraksi pilorus, diikuti dgn pembukaan spingter kardia
dan pengeluaran isi lambung.
Emesis tidak biasa terjadi pada kuda, ruminansia dan
tikus. Bila sampai tjd muntah maka indikasi suatu
penyakit serius.
Emesis biasa pada anjing dan kucing (carnivora) karena
pertumbuhan dan perkembangan pusat muntah di otak
sangat baik.
Sumber emesis
Pusat

 1. stimulasi pusat muntah oleh thalamus, korteks,
    hipothalamus oleh sensasi sakit dan takut
 2. aktivitas yang tinggi pada sistem retikuler
 3. obat dan toksin
 4. kenaikan tekanan intra kranial
 5. tumor pada pusat muntah
 6. epilepsi
 7. hiperkalsemia
Perifer
11.   Makanan dan benda asing
12.   Adanya iritasi dan infeksi lokal
emetika: obat yang menyebabkan muntah
• emetika sentral
• emetika lokal/ emetika iritan

emetika sentral : menstimulasi pusat muntah
contoh :
 1. apomorfin hidroklorid
-alkaloid derivat morfin
-agonis dopamin (pd. pusat muntah dan CRTZ)
-muntah terjadi setelah 2,3 menit pemberian
-untuk terapi keracunan
-dapat menyebabkan depresi
2. xylazin
- efektif pada hewan kecil (anjing dan kucing,
  dosis1-3 mg/kg bb)
- memiliki efek sedasi
3. prostaglandin
4. glikosida jantung
emetika lokal : menginduksi muntah dengan
     mengiritasi epitel mukosa esofagus, faring
                    dan lambung

•   natrium klorida
•   natrium karbonat
•   Cu SO4
•   kalium tartat
•   ipecacuanha (emetin, chepalin)
antiemetika : obat yang menekan pusat muntah
 antiemetika sentral
 2. metochlopramid HCl
 - baik pada anjing dan kucing (oral/parenteral)
 - menyebabkan pengosongan lambung
 - tidak memiliki efek sedatif.
 - untuk terapi muntah akibat blood-borne mediators
 - dosis tinggi metochlopramid+dexamethazone utk
   mengatasi muntah akibat kemoterapi kanker (mns)
 2. Gol fenotiazine (promethazine, promazine, acepromazine)
 - efek sedatif, blokade muntah via CRTZ
- efektif untuk muntah krn motion sickness
- baik untuk transportasi (anj dan kcng)
3. Gol. Butyrophenon (haloperidol, droperidol)
 - sbg transquilizer, efek antiemetika kuat,
 - aksi antidopaminergik
4. Difenhidramin (antihistamin)
5. hyoscine (antikolinergik)
6. Antagonis serotonin.
- hambat aksi serotonin di CRTZ
- cyproheptadine, juga memiliki aktivitas
  antikolinergik dan antihistaminergik
- ondansetron, antiemetik yang sangat poten,
  untuk emesis krn kemoterapi (pengobatan
  kanker)
Antiemetika perifer
1. Protektan
    Kaolin, pectin, garam bismuth,demulsen dan
    antasida memiliki efek protektif thd mukosa
    lambung
2. Antikolinergik
    menghambat reseptor muskarinik dan
    transmisi kolinergik perifer. Termasuk obat ini
    adalah glikopirolat, metscopolamine,
    propantheline dan isopropamid.
AN TI D IARE
• Diare : kenaikan motilitas usus dan sekresi
  cairan/elektrolit, menyebabkan frekwensi
  defekasi meningkat. Secara fisiologis diare
  merupakan proses pengeluaran cairan dan zat-
  zat yang tidak berguna.

• Motilitas/gerakan usus merupakan proses yang
  kompleks dan interaksi antara faktor hormonal,
  faktor miogenik dan neurogenik.

• Etiologi diare :
  - toksin bakteri ( E. Coli, Staphylococcus, sp.)
  - virus
  - cacing
  - bahan kimia/racun
  - alergi, dll
Motilitas dapat meningkat karena pengaruh
 kenaikan cairan dalam lumen dan sekresi
 elektrolit.

Secara patofisiologi diare terjadi karena :
-hipersekresi
-malabsorbsi
Klasifikasi diare
Diare sekretori
Disebabkan oleh toksin E.Coli (enterotoxin).
Heat stable toxin (ST) menyerang hewan
  muda.
Heat labile toxin (LT) mirip dgn cholera toxin
Salmonelosis (S. typhymurium).
Lesi mukosa disertai inflamasi yang berat.

Sekresi juga dapat dipicu oleh hormon secretin,
 glukagon dan PGE1 serta VIP(vasoactive
 internal peptide), menyebabkan feses lebih
 encer
Diare malabsorbsi
Terjadi kerusakan mukosa usus akibat
 infeksi virus (rotavirus, coronavirus &
 cryptosporidia). Terjadi pengurangan
 area absorbsi dan jumlah enzim digesti.
Pengobatan diare
Terapi cairan/fluid therapy
Penggantian cairan lewat oral merupakan cara paling efektif.
  Cairan mengandung glukosa dan asam amino paling baik
  krn absorbsi bersifat aktif. Co-transport as. amino dan
  glukosa dengan sodium tidak dipengaruhi oleh E.Coli atau
  toksin cholera.
                  oral rehydration

                                   increased absorption

                                  secretion continues initially


               diarrhoea reduced
               dehydration corrected
hilangnya elektrolit dapat diganti dengan cairan
mengandung ion K, HCO3 dan Na


Terapi antikolinergik
-Agen parasimpatolitik atau antimuskarinik
 mengurangi aktivitas sekresi antispasmodik/
 spasmolitik).
- atropin, hyoscine
Terapi Antimikrobia

Pemilihan antimikrobia berdasarkan:
4. Spektrum aktivitas
5. Sifat absorbsinya
   Absorbsi buruk lebih disukai, mis : gol.
   Aminoglikosida (neomisin, streptomisin,dsb).
   Jika ada ggg sistemik maka menggunakan obat
   yg terdistribusi pada lumen dan sirkulasi
   (oxytetrasiklin, amoxycillin dan sulfonamid-
   trimethoprim)
Terapi adsorbensia
 Kaolin (alumunium silikat),
  menyingkirkan toksin.
 Garam bismuth (karbonat, salisilat )
 Attapulgite, absorbsi enterotoksin
 Pektin, arang aktif.
Terapi derivat morfin
Opium dan alkaloid memiliki aktv. konstipasi, baik untuk
diare nonspesifik.
4. Menurunkan motilitas dan gerakan isi lumen.
5. Menghambat sekresi, shg scr tdk langsung menstimuli
     absorbsi.
Tinctura morfin (komb. Kaolin, kons. morfin <5%)
Codein fosfat (15-30 mg/bid)
Diphenoxylate ( komb dgn atropin)
Loperamide. Durasi lama, aktivitas antisekretori.

Terapi lain :
Chlorpromazin: efek sedatif + hambat calmodulin
Clonidin (alfa 2 adrenergik agonist) antagonis sekresi toksin
    cholera
Aspirin : hambat sekresi enterotoksin
Obat – obat yang bekerja pada usus
• Laksativa dan Katartika
   obat yang menyebabkan peningkatan aktivitas usus shg
  menyebabkan kenaikan frekwensi defekasi,peningkatan
  volume dan konsistensi feses.
  laksativa : feses lembek, berbentuk
  katartika : feses cair
  laxativa hanya menyebabkan peningkatan cairan shg
  feses menjadi lebih lembek, tidak memiliki efek katarsis.
  katartika menyebabkan peningkatan peristaltik karena
  reflek myenteric pada otot polos visceral,stimulasi
  reseptor kolinergik dan sistem sy. parasimpatik.
Emollient laxative/lubricant laxative
Tidak diabsorbsi, tidak berubah bentuk
 - minyak mineral(liquid paraffin)
 - surfactan anionik (dioctyl sodiumsulfosuccinata, dioctyl
   calcium sulfosuccinate)


Simple bulk laxative
 menyebabkan peningkatan volume, distensi dan kontraksi
 - metil selulosa
 - sodium karboksimetilselulosa
 - psyllium seed, wheat bran dan prune (jenis buah)
Katartika osmotik (saline purgativa)

- Umumnya berbntk. garam yang tidak / sedikit diabsorbsi
- Menyebabkan peningkatan tekanan osmotik lumen, dan
  menarik air sehingga melunakkan feses.
- Contoh : ● garam Mg sulfat(larutan 6%), Mg hidroksida,
              Mg sitrat, Mg oksida, Sodium fosfat, sod. Sulfat,
               sod. Klorida.
             ● manitol, sorbitol (gula alkohol)
Mg sulfat : purgative/katartika : 0,24-0,48kg (sapi)
                                  60-120g (domba)
            laksativa : 30-60g (kuda)
                       : 60-120g ( sapi)
Katartika iritan
- menyebabkan stimulasi pada mukosa gastrointestinal,
   menginisiasi refleks myienteric lokal dan peristaltik.
- Aktivasi sekretori menyebabkan akumulasi air di dalam
   lumen
- Iritasi dapat menyebabkan kolik dan superpurgativa
Contoh : castor oil, vegetable oil
   hidrolisis oleh lipase pankreas dalam usus halus
   menghasilkan garam-garam Na dan K membebaskan
   asam-asam lemak (spt sabun iritan)
Enema
Sejumlah cairan atau supositoria yang dimasukkan rektum
  untuk merangsang defekasi. Merupakan cara yang
  mudah dan efektif untuk mengatasi konstipasi.
Contoh : sabun anionik ringan, larutan NaCl isotonis /
  hipertonis, sorbitol, gliserol, mineral oil, olive oil dan
  surfaktan. Pemberian biasa dengan air hangat.

Menimbulkan efek distensi dan sedikit iritasi menyebabkan
  stimulasi cairan ke dalam kolon dan rektum. Cairan akan
  melunakkan feses dan membantu mengeluaran feses.

More Related Content

What's hot

tuberkulosis dan penggolongan obatnya
tuberkulosis dan penggolongan obatnyatuberkulosis dan penggolongan obatnya
tuberkulosis dan penggolongan obatnyaFitry Fitros
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
 
Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Dedi Kun
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalTrie Marcory
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan SuspensiAkfar ikifa
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basahKezia Hani Novita
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungZidny Ilmayaqin
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2marwahhh
 
Kelompok salep
Kelompok salepKelompok salep
Kelompok salepwidyafr
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi1234ulha
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKSapan Nada
 
pre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tabpre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tabMaranata Gultom
 
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK irmalawai
 
Identifikasi obat
Identifikasi obatIdentifikasi obat
Identifikasi obatWidodo Caco
 

What's hot (20)

tuberkulosis dan penggolongan obatnya
tuberkulosis dan penggolongan obatnyatuberkulosis dan penggolongan obatnya
tuberkulosis dan penggolongan obatnya
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
 
Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan Rektal
 
Konversi dosis
Konversi dosisKonversi dosis
Konversi dosis
 
Io 1
Io   1Io   1
Io 1
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Pembentukan emulsi & suspensi
Pembentukan emulsi & suspensiPembentukan emulsi & suspensi
Pembentukan emulsi & suspensi
 
Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan Suspensi
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
 
Kelompok salep
Kelompok salepKelompok salep
Kelompok salep
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAK
 
pre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tabpre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tab
 
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
 
Identifikasi obat
Identifikasi obatIdentifikasi obat
Identifikasi obat
 

Similar to UNTUK SALURAN PENCERNAAN

Farmakoterapi Saluran Pencernaan : antasid
Farmakoterapi Saluran Pencernaan : antasidFarmakoterapi Saluran Pencernaan : antasid
Farmakoterapi Saluran Pencernaan : antasidSugeng Ners
 
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptxGastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptxnadyahermawan
 
Obat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lainObat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lainPutri Cavaluna
 
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxPresentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxElisWijayani
 
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxPresentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxElisWijayani
 
Fitoterapi gastrointestinal
Fitoterapi gastrointestinalFitoterapi gastrointestinal
Fitoterapi gastrointestinalraniayasmin
 
Farmakologi_GastroIntestinal.pptx
Farmakologi_GastroIntestinal.pptxFarmakologi_GastroIntestinal.pptx
Farmakologi_GastroIntestinal.pptxFitriAyuWahyuni1
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 
Anatomi Fisiologi Saluran Cerna
Anatomi Fisiologi Saluran CernaAnatomi Fisiologi Saluran Cerna
Anatomi Fisiologi Saluran CernaFithri Kurniati
 
Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Dedi Kun
 

Similar to UNTUK SALURAN PENCERNAAN (20)

Obat sistem saluran pencernaan
Obat sistem saluran pencernaanObat sistem saluran pencernaan
Obat sistem saluran pencernaan
 
Farmakoterapi Saluran Pencernaan : antasid
Farmakoterapi Saluran Pencernaan : antasidFarmakoterapi Saluran Pencernaan : antasid
Farmakoterapi Saluran Pencernaan : antasid
 
Farmako git
Farmako gitFarmako git
Farmako git
 
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptxGastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
 
Obat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lainObat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lain
 
AH2-PPI.pptx
AH2-PPI.pptxAH2-PPI.pptx
AH2-PPI.pptx
 
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxPresentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
 
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxPresentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
 
Fitoterapi gastrointestinal
Fitoterapi gastrointestinalFitoterapi gastrointestinal
Fitoterapi gastrointestinal
 
Toksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.pptToksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.ppt
 
Obat sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Obat sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNAObat sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Obat sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
 
1. pencernaan 2
1. pencernaan 21. pencernaan 2
1. pencernaan 2
 
Farmakologi_GastroIntestinal.pptx
Farmakologi_GastroIntestinal.pptxFarmakologi_GastroIntestinal.pptx
Farmakologi_GastroIntestinal.pptx
 
Obat antidiare
Obat antidiareObat antidiare
Obat antidiare
 
Obat antidiare
Obat antidiareObat antidiare
Obat antidiare
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Anatomi Fisiologi Saluran Cerna
Anatomi Fisiologi Saluran CernaAnatomi Fisiologi Saluran Cerna
Anatomi Fisiologi Saluran Cerna
 
Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan
 
Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017
 

Recently uploaded

Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 

Recently uploaded (18)

Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 

UNTUK SALURAN PENCERNAAN

  • 2. OBAT YANG BEKERJA PADA SALURAN PENCERNAAN I. OBAT YANG BEKERJA PADA MULUT, OESOPHAGUS DAN PHARING 1.Stimulasi appetite : meningkatkan nafsu makan Contoh : - Vit B komplek - anabolik steroid - kortiko steroid - nux vomica - gentian - diazepam 2.Anoreksigenik Contoh : - amfetamin - dietil propion penghambat nafsu makan dengan bekerja - Fenmetrazin mengganggu metabolisme lemak dan KH
  • 3. 3.Sialagago/ stimulasi saliva • Bekerja dengan jalan meningkatkan volume dan keenceran saliva, umumnya berasal dari tanaman, menstimulasi rasa dan menyebabkan fase cephalic digesti. Contoh : - nux vomica - gentian - cinchona : meningkatkan volume dan keenceran saliva - guassia : digunakan untuk pengobatan hipoptialismus 4.Anti sialagago • Obat ini biasanya untuk menurunkan kelebihan saliva yang diakibatkan oleh anestesi inhalasi contoh: atropin glikopirolat
  • 4. 5.Antiseptik Buccopharingeal Contoh :- Sodium perborat biasanya berbentuk cair berfungsi - fenol sebagai pencuci mulut, mengontrol - hexitidin pertumbuhan bakteri untuk - dibromo dropamid pengobatan ginggivitis dan stomatitis
  • 5. II. OBAT YANG BEKERJA PADA LAMBUNG A. STOMATIKA Meningkatkan aktivitas (motilitas) dan sekresi lambung Contoh :- agen muskarinik pada reseptor kolinergik lambung -Antagonis dopamin (metochlopramide HCl), juga berfungsi sebagai antiemetika lokal dan pusat. - garam alkali (karbonat dan bikarbonat) sekresi dan vasodilatasi - histamin (pentagastrin) sekresi B. ANTISTOMATIKA Menurunkan aktivitas dan sekresi lambung Contoh : - anti muskarinik/parasimpatolitik (atropin) - senyawa adrenergik - spasmodik gastrium (morfin, codein) - antagonis reseptor H2 (cimetidine, ranitidine) menurunkan sekresi
  • 6. C. PELAPIS MUKOSA LAMBUNG 1. Demulsansia : senyawa dengan masa molekul besar dan larut air. Contoh : - gliserol, gliserin - gum (acacia, tragacanth) - protein hewani - minyak tumbuhan - selulosa mekanisme kerja : melapisi dan mencegah iritasi pada membrana mukosa sal. pencernaan bagian atas, melapisi dan melindungi sel di bawahnya dari iritan. 2. Adsorbensia Contoh : - Kaolin (alumunium silikat) - Bentonit - norit (activated carcoal) - pektin ( senyawa karbohidrat) bekerja dengan jalan melapisi mukosa dan mengabsorbsi toxin bakteri dan bahan kimia lain untuk dikeluarkan dari sal. G.I. Untuk terapi diare, ulserasi kolitis dan keracunan.
  • 7. 3. Adstringensia Contoh : acidum tanicum/ asam tanat Mineral ( garam bismuth, alumunium) Melapisi dengan jalan mempresipitasikan protein dan menciutkan selaput/ kelenjar lendir mukosa. Untuk terapi diare dan luka bakar (luar) Adstringensia: presipitasi pada permukaan usus lapisan pelindung Menurunkan peristaltik Menunda transmisi isi usus
  • 8. D. KARMINATIVA Obat yang dapat meningkatkan pengeluaran gas dari lambung ( via eruktasi ). Umumnya berupa minyak volatil yang mudah diekskresikan lewat paru-paru, ginjal, dan kulit. Contoh : - terpentin - ginger - pipermin - camphor - serbuk anisi - menthol mekanisme kerja : pada iritasi mukosa GI, merelaksasikan spingter kardia sehingga gas keluar. Aplikasi pada timpani dan bloat ( hwn besar ) dan kolik.
  • 9. • Contoh karminativa di pasaran: Anti bloat : dimetikon Bloat remedy : dimetikon dan suspensi silika Neometeoryl : trigliserida polioksietilen Therabloat : poloxalene Tympasol : formaldehid dan as. kresol sulfonat Dimetil polioksan Monensin
  • 10. E. Antasida • Yaitu obat yang menetralisir dan mengikat asam lambung yang berlebihan. Berdasarkan sifat farmakologi dibagi atas : a. antasida sistemik Antasida yang diabsorbsi dari saluran pencernaan sehingga mengganggu keseimbangan asam basa cairan tubuh dan mengakibatkan metabolik alkalosis. Contoh: NaHCO3. Kerjanya cepat meningkatkan pH lambung dan menghasilkan banyak gas CO2. Penggunaan yang berulang dapat mengakibatkan metabolik alkalosis sistemik, urin alkalin dan gangguan ginjal. NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2
  • 11. b. Antasida non sistemik Kerjanya lokal , tidak dapat diabsorbsi dan tidak menyebabkan metabolik alkalosis. Contoh : 1.kalsium karbonat. Antasida yang kuat dan murah.Proses penetralan asam kalsium karbonat diubah menjadi kalsium klorida. CaCO2 + HCl CaCl2 + H2O + CO2 Efek samping : hiperkalsemia 2.Alumunium hidroksida Al(OH)3 + 3 HCl Al Cl3 + 3 H2O Daya menetralkan as lambung lambat , efek kerja lama Bereaksi dengan fosfat Al fosfat sukar diabsorbsi Ion Al bereaksi dengan protein adstringensia Al juga berefek sebagai demulsansia dan adsorbensia Efek samping : osteomalasia Gangguan abs. vitamin + tetrasiklin
  • 12. 3. Magnesium Hidroksida Mg (OH)2 + HCl Mg Cl2 + H2O Kelarutannya lama sehingga lama menetralisir as. lambung Mg(OH)2 menyebabkan pelunakan tinja/efek katartika karena Mg tidak terabsorbsi dan menahan air. Dikombinasi dengan alumunium hidroksida. Penggunaan Antasida Pd. Hewan lambung tunggal ulserasi peptikum Pd. Ruminansia acidosis
  • 13. EMETIKA Vomiting/emesis : kejadian refleks yang mengakibatkan pergerakan lambung, diawali rasa mual(nausea), diikuti kontraksi pilorus, diikuti dgn pembukaan spingter kardia dan pengeluaran isi lambung. Emesis tidak biasa terjadi pada kuda, ruminansia dan tikus. Bila sampai tjd muntah maka indikasi suatu penyakit serius. Emesis biasa pada anjing dan kucing (carnivora) karena pertumbuhan dan perkembangan pusat muntah di otak sangat baik.
  • 14. Sumber emesis Pusat 1. stimulasi pusat muntah oleh thalamus, korteks, hipothalamus oleh sensasi sakit dan takut 2. aktivitas yang tinggi pada sistem retikuler 3. obat dan toksin 4. kenaikan tekanan intra kranial 5. tumor pada pusat muntah 6. epilepsi 7. hiperkalsemia Perifer 11. Makanan dan benda asing 12. Adanya iritasi dan infeksi lokal
  • 15. emetika: obat yang menyebabkan muntah • emetika sentral • emetika lokal/ emetika iritan emetika sentral : menstimulasi pusat muntah contoh : 1. apomorfin hidroklorid -alkaloid derivat morfin -agonis dopamin (pd. pusat muntah dan CRTZ) -muntah terjadi setelah 2,3 menit pemberian -untuk terapi keracunan -dapat menyebabkan depresi
  • 16. 2. xylazin - efektif pada hewan kecil (anjing dan kucing, dosis1-3 mg/kg bb) - memiliki efek sedasi 3. prostaglandin 4. glikosida jantung
  • 17. emetika lokal : menginduksi muntah dengan mengiritasi epitel mukosa esofagus, faring dan lambung • natrium klorida • natrium karbonat • Cu SO4 • kalium tartat • ipecacuanha (emetin, chepalin)
  • 18. antiemetika : obat yang menekan pusat muntah antiemetika sentral 2. metochlopramid HCl - baik pada anjing dan kucing (oral/parenteral) - menyebabkan pengosongan lambung - tidak memiliki efek sedatif. - untuk terapi muntah akibat blood-borne mediators - dosis tinggi metochlopramid+dexamethazone utk mengatasi muntah akibat kemoterapi kanker (mns) 2. Gol fenotiazine (promethazine, promazine, acepromazine) - efek sedatif, blokade muntah via CRTZ
  • 19. - efektif untuk muntah krn motion sickness - baik untuk transportasi (anj dan kcng) 3. Gol. Butyrophenon (haloperidol, droperidol) - sbg transquilizer, efek antiemetika kuat, - aksi antidopaminergik 4. Difenhidramin (antihistamin) 5. hyoscine (antikolinergik)
  • 20. 6. Antagonis serotonin. - hambat aksi serotonin di CRTZ - cyproheptadine, juga memiliki aktivitas antikolinergik dan antihistaminergik - ondansetron, antiemetik yang sangat poten, untuk emesis krn kemoterapi (pengobatan kanker)
  • 21. Antiemetika perifer 1. Protektan Kaolin, pectin, garam bismuth,demulsen dan antasida memiliki efek protektif thd mukosa lambung 2. Antikolinergik menghambat reseptor muskarinik dan transmisi kolinergik perifer. Termasuk obat ini adalah glikopirolat, metscopolamine, propantheline dan isopropamid.
  • 22. AN TI D IARE
  • 23. • Diare : kenaikan motilitas usus dan sekresi cairan/elektrolit, menyebabkan frekwensi defekasi meningkat. Secara fisiologis diare merupakan proses pengeluaran cairan dan zat- zat yang tidak berguna. • Motilitas/gerakan usus merupakan proses yang kompleks dan interaksi antara faktor hormonal, faktor miogenik dan neurogenik. • Etiologi diare : - toksin bakteri ( E. Coli, Staphylococcus, sp.) - virus - cacing - bahan kimia/racun - alergi, dll
  • 24. Motilitas dapat meningkat karena pengaruh kenaikan cairan dalam lumen dan sekresi elektrolit. Secara patofisiologi diare terjadi karena : -hipersekresi -malabsorbsi
  • 25. Klasifikasi diare Diare sekretori Disebabkan oleh toksin E.Coli (enterotoxin). Heat stable toxin (ST) menyerang hewan muda. Heat labile toxin (LT) mirip dgn cholera toxin
  • 26. Salmonelosis (S. typhymurium). Lesi mukosa disertai inflamasi yang berat. Sekresi juga dapat dipicu oleh hormon secretin, glukagon dan PGE1 serta VIP(vasoactive internal peptide), menyebabkan feses lebih encer
  • 27. Diare malabsorbsi Terjadi kerusakan mukosa usus akibat infeksi virus (rotavirus, coronavirus & cryptosporidia). Terjadi pengurangan area absorbsi dan jumlah enzim digesti.
  • 28. Pengobatan diare Terapi cairan/fluid therapy Penggantian cairan lewat oral merupakan cara paling efektif. Cairan mengandung glukosa dan asam amino paling baik krn absorbsi bersifat aktif. Co-transport as. amino dan glukosa dengan sodium tidak dipengaruhi oleh E.Coli atau toksin cholera. oral rehydration increased absorption secretion continues initially diarrhoea reduced dehydration corrected
  • 29. hilangnya elektrolit dapat diganti dengan cairan mengandung ion K, HCO3 dan Na Terapi antikolinergik -Agen parasimpatolitik atau antimuskarinik mengurangi aktivitas sekresi antispasmodik/ spasmolitik). - atropin, hyoscine
  • 30. Terapi Antimikrobia Pemilihan antimikrobia berdasarkan: 4. Spektrum aktivitas 5. Sifat absorbsinya Absorbsi buruk lebih disukai, mis : gol. Aminoglikosida (neomisin, streptomisin,dsb). Jika ada ggg sistemik maka menggunakan obat yg terdistribusi pada lumen dan sirkulasi (oxytetrasiklin, amoxycillin dan sulfonamid- trimethoprim)
  • 31. Terapi adsorbensia  Kaolin (alumunium silikat), menyingkirkan toksin.  Garam bismuth (karbonat, salisilat )  Attapulgite, absorbsi enterotoksin  Pektin, arang aktif.
  • 32. Terapi derivat morfin Opium dan alkaloid memiliki aktv. konstipasi, baik untuk diare nonspesifik. 4. Menurunkan motilitas dan gerakan isi lumen. 5. Menghambat sekresi, shg scr tdk langsung menstimuli absorbsi. Tinctura morfin (komb. Kaolin, kons. morfin <5%) Codein fosfat (15-30 mg/bid) Diphenoxylate ( komb dgn atropin) Loperamide. Durasi lama, aktivitas antisekretori. Terapi lain : Chlorpromazin: efek sedatif + hambat calmodulin Clonidin (alfa 2 adrenergik agonist) antagonis sekresi toksin cholera Aspirin : hambat sekresi enterotoksin
  • 33. Obat – obat yang bekerja pada usus • Laksativa dan Katartika obat yang menyebabkan peningkatan aktivitas usus shg menyebabkan kenaikan frekwensi defekasi,peningkatan volume dan konsistensi feses. laksativa : feses lembek, berbentuk katartika : feses cair laxativa hanya menyebabkan peningkatan cairan shg feses menjadi lebih lembek, tidak memiliki efek katarsis. katartika menyebabkan peningkatan peristaltik karena reflek myenteric pada otot polos visceral,stimulasi reseptor kolinergik dan sistem sy. parasimpatik.
  • 34. Emollient laxative/lubricant laxative Tidak diabsorbsi, tidak berubah bentuk - minyak mineral(liquid paraffin) - surfactan anionik (dioctyl sodiumsulfosuccinata, dioctyl calcium sulfosuccinate) Simple bulk laxative menyebabkan peningkatan volume, distensi dan kontraksi - metil selulosa - sodium karboksimetilselulosa - psyllium seed, wheat bran dan prune (jenis buah)
  • 35. Katartika osmotik (saline purgativa) - Umumnya berbntk. garam yang tidak / sedikit diabsorbsi - Menyebabkan peningkatan tekanan osmotik lumen, dan menarik air sehingga melunakkan feses. - Contoh : ● garam Mg sulfat(larutan 6%), Mg hidroksida, Mg sitrat, Mg oksida, Sodium fosfat, sod. Sulfat, sod. Klorida. ● manitol, sorbitol (gula alkohol) Mg sulfat : purgative/katartika : 0,24-0,48kg (sapi) 60-120g (domba) laksativa : 30-60g (kuda) : 60-120g ( sapi)
  • 36. Katartika iritan - menyebabkan stimulasi pada mukosa gastrointestinal, menginisiasi refleks myienteric lokal dan peristaltik. - Aktivasi sekretori menyebabkan akumulasi air di dalam lumen - Iritasi dapat menyebabkan kolik dan superpurgativa Contoh : castor oil, vegetable oil hidrolisis oleh lipase pankreas dalam usus halus menghasilkan garam-garam Na dan K membebaskan asam-asam lemak (spt sabun iritan)
  • 37. Enema Sejumlah cairan atau supositoria yang dimasukkan rektum untuk merangsang defekasi. Merupakan cara yang mudah dan efektif untuk mengatasi konstipasi. Contoh : sabun anionik ringan, larutan NaCl isotonis / hipertonis, sorbitol, gliserol, mineral oil, olive oil dan surfaktan. Pemberian biasa dengan air hangat. Menimbulkan efek distensi dan sedikit iritasi menyebabkan stimulasi cairan ke dalam kolon dan rektum. Cairan akan melunakkan feses dan membantu mengeluaran feses.