SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
• AMELIA NOVIANTI 2004026124
• AKBAR RAMADHAN 2004026123
• ANANDA SARAH AULLIA 2004026127
• AMILIA CITRA SARI 2004026125
• DINDA PERMATA SANTI 2004026153
• ELIS KHOERUNNISA M 2004026157
• MEITRIYANA MONITA 2004026188
• MOCHAMAD DICKY YANUAR M R
2004026190
• MUHAMMAD GHIFARI 2004026197
• SINTA NURFADILA 2004026223
Racun adalah zat padat, cair atau gas yang dapat
mengganggu proses kehidupan sel suatu
oragnisme. Zat racun dapat masuk ke dalam tubuh
melalui jalur oral maupun topikal. Racun juga
disebut senyawa yang masuk kedalam tubuh
dengan berbagai cara yang menghambat respon
pada sistem biologi menyebabkan gangguan
kesehatan bahkan kematian.
Keracunan adalah masuknya suatu racun kedalam
tubuh disebabkan oleh menelan, mencium,
menyentuh atau menyuntikkan berbagai macam
obat, bahan kimia, racun atau gas yang
mengganggu fungsi organ dan dapat
menimbulkan kematian.
1. Menurut cara terjadinya keracunan
- Self Poisoning :pasien mengkonsumsi obat dengan dosis berlebihan
tetapi dengan pengetahuan bahwa dosis ini tidak akan membahayakan
- Attempted Suicide : Pasien memang bermaksud bunuh diri, tetapi bisa
berakhir dengan kematian atau dapat sembuh kembali bila ia salah tafsir
tentang dosis yang digunakan.
- Accidental Poisoning : Merupakan kecelakaan , tanpa faktor kesengajaan
- Homicidal Poisoning : Akibat tindakan kriminal yang dilakukan sengaja
dengan tujuan meracuni orang lain
2. Menurut mula waktu terjadinya keracunan
- Keracunan kronis
sulit dikenal karena gejala yang timbul perlahan dan lama setelah terpapar
dan dapat timbul berkali-kali dalam dosis yang relatif kecil
- Keracunan akut
lebih mudah dikenal karena biasanya terjadi mendadak setelah
mengkonsumsi sesuatu. Gejala yang dialami sepeti muntah, diare,
konvulsi, koma, dsb.
3. Menurut alat tubuh yang terkena
- SSP : Pestisida Organofosfat, herbisida, fungisida, rodentisida
- Jantung : Sianida, pestisida fungisida, rodentisida
- Hati : Pestisida (herbisida, fungisida), timbal
- Ginjal : Pestisida (herbisida, rodentisida), timbal
Karbon tetraklorida mempengaruhi ke 4 alat tubuh diatas
4. Menurut jenis bahan kimia
- Alkohol : mempengaruhi sistem pernapasan, denyut
jantung, suhu tubuh dan gangguan saraf
- Fenol : mempengaruhi sistem pernapasan dan rusaknya jaringan
sistem saraf
- logam berat : (Cd, As, Hg, Pb) terganggunya sistem pernapasan,
sistem pencernaan,suhu tubuh, dan gangguan saraf
- Organoklorin: terganggunya sistem pernapasan, sistem
pencernaan, dan gangguan saraf
1. Racun di rumah tangga, seperti: insektisida, racun dalam
makanan kaleng, kosmetika, desinfektan, dan deterjen
2. Racun yang ada dilapangan pertanian/perkebunan, seperti:
pestisida dan herbisida.
3. Racun yang digunakan dalam dunia pengobatan, seperti:
analgetika, obat penenang, antibiotik, antidepresan, dan lain-
lain.
4. Racun yang digunakan dalam bidang industry dan laboratorium,
seperti: asam-basa, dan logam berat
5. Racun yang ada di alam bebas, seperti: opium, ganja, racun
singkong, racun jamur, racun binatang.
1. Kesadaran
Dalam toksikologi derajat kesadaran dibagi menjadi 4 :
• Tingkat I : Pasien mengantuk tetapi mudah
diajak bicara
• Tingkat II : Pasien dalam keadaan sopor, dapat
dibangunkan dengan rangsangan.
• Tingkat III : Pasien dalam keadaan spoor koma, hanya dapat
bereaksi terhadap rangsangan maksimal.
• Tingkat IV : Pasien dalam keadaan koma. Tidak ada reaksi
sedikit pun terhadap rangsangan maksimal.
Farmakologi & Terapi, 2006
2. Respirasi
Jalan nafas juga terhambat oleh sekresi mucus yang dapat
berbahaya bila tidak segera dibersihkan. Hal ini dijumpai pada keracunan
insektisida organofosfat atau karbamat.
3. Tekanan Darah
Syok sering dijumpai pada keracunan. Syok berat biasanya
berkaitan dengan kerusakan pusat vasomotor dan prognosisnya
buruk.
4. Kejang
Kombinasi antara koma dan rangsangan SSP dapat terjadi pada
keracunan beberapa obat. Misalnya : metakualon dapat
menimbulkan koma, hipertensi, reflex meninggi, klonus serta
hiperekstensi reflex plantar.
5. Pupil dan reflex ekstremitas
Pada keracunan atropine dan morfin menyebabkan ukuran
pupil tidak sama dan pupil yang melebar
6. Bising usus
Perubahan bising usus biasanya menyertao perubahan derajat
kesadaran. Sehingga tanda ini dapat dipakai untuk mencocokan
derajat kesaran.
7. Jantung
Beberapa obat menimbulkan kelainan ritme jantung sehingga
dapat terjadi gejala payah jantung atau henti jantung.
8. Lain-lain
Gejala lain gangguan keseimbangan asam basa atau air,
tanda kerusakan hati dan ginjal, kelainan EEG, retensi urine,
muntah, dan diare serta kelainan spesifik misalnya pada X-foto
tulang.
Tanda-tanda Klinis
• 1.KeracunanLogamBerat
(Al,Cd,Pb dll.)
a. Gangguansaluranpernafasanberupa batuk dan
sesak
b. Kerusakanginjal(jikaterpaparjangkaPanjang)
c. Muntah, kramperut, diaredanmual berkepanjangan
d. Sakitkepala, anemia,dannyeri
2.KeracunanAcetaminophen
a. Mual, muntah, anoreksia
b. Kehilangannafsu makan
c. Pembesaranliver, peningkatan
bilirubin dankonsentrasienzim
hepatik,
d. Gejalaawalgagalhati : Jaundice
(kekuninganpadasklera,kulit).
Tes Laboratorium:
a. Peningkatan
aspartate
aminotransferase
(AST), alanine
aminotransferase
(ALT),serumbilirubin,
danINR
b. Peningkatankreatinin
serum dannitrogen
urea darah(BUN)
3. KeracunanCalsiumChannelBlocker(CCB)
a. Toksisitasjantung
(bradikardia,depresi
kontraktilitas,dan
disritmia)
b. Mual danmuntah
c. Pusing, lesu, koma, dan
kejang
d. Hipotensidanbradikardi
e. Tekanandarah
Tes Laboratorium:
a. Hiperglikemiayangsignifikan
(lebih dari250mg / dL[13,9
mmol / L])dapat
mengindikasikantoksisitas
b. Gasdarahyangberubah
(asidosismetabolik),
elektrolit serum, asamlaktat,
BUN, dankreatininserum
4. KeracunanOrganofosfat
(Pestisida)
1. Ansietas,gelisah,pusing,sakitkepala,miosis,
mual, hipersalivasi,muntah
2. Nyeri abdomen,diare,bradikardia,dan
berkeringat,
3. Lemahotot danfasikulasidapattimbul dan
berkembangkeflaccidparalysis(lemas)
termasukotot matadanotot pernapasan.
5.KeracunanOpioid (Narkotik)
1. Depresi pernapasan
2. Pupil matamengecil
3. Mual, muntah, perubahandetakjantung
Opioid biasadigunakansebagaianalgesiksaatpembedahan.
Antidotum yangdigunakan: Naloxon,Methadone,Naltrexon
1. Gagal napas
Gangguan napas dapat berakibat anoksia dan gangguan keseimbangan
asam basa, karena sekresi saliva dan bronkus menyumbat jalan napas.
Dalam hal ini membersihkan mulut dan jalan napas merupakan tindakan
pertama yang harus dilakukan, untuk mengurangi kemungkinan aspirasi,
pasien harus dibaringkan dalam posisi miring ke kanan/kiri
2. Syok
Terjadi karena depresi otot jantung dan berkurang nya curah jantung.
Curah jantung menurun karena alir balik vena tergangggu,
permeabilitas kapiler meninggi dan katup vena diekstremitas tidak
bekerja secara baik.
3. Pencegahan absorpsi obat
a. Bila keracunan melalui kulit : tidak boleh menggunakan zat
pelarut organic, harus menggunakan sabun dan air.
b. Bila keracunan inhalasi : dipindahkan ke ruangan yang segar,
tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik.
c. Bila tertelan : Muntah, membilas asam lambung, memberikan
pencahar.
• KBBI : n obat penawar racun
Antidot / Antidotum merupakan obat yang memiliki kemampuan
untuk menetralisir suatu zat yang kemampuan toksisitasnya telah
aktif.
Antidot
Merupakan suatu cara untuk membatasi intensitas efek toksik zat
kimia atau untuk menyembuhkannya sebagai bentuk pencegahan
timbulnya bahaya selanjutnya.
TerapiAntidot
SasaranTerapiAntidot
• Menghambat absorpsi
• Mempercepat eliminasi
• Meningkatkan nilai ambang KTM
• Terapi spesifik
• Terapi non spesifik
KERACUNAN DAN TERAPINYA
Farmakologi dan terapi edisi 4 halaman 774-778
Terapi non spesifik adalah suatu terapi keracunan yang bemanfaat
hampir pada semua kasus, melalui cara-cara seperti :
• Memberikan zat absorben
• Bilas lambung
• Memacu muntah
• Mempercepat eliminasi dengan pengasaman dan pembasaan urin
• Hemodialisis
Menghambat absorpsi zat racun dapat dilaksanakan dengan
beberapa cara antara lain :
• Membersihkan atau mencuci kulit yang terkontaminasi zat
toksik
• Mengeluarkan racun dalam lambung
• Memuntahkan atau memberi pencahar atau bilas lambung
• Mencuci kulit dilakukan dengan air mengalir dan jika zat
mengenai pakaian, pakaiannya ditanggalkan
• Zat toksik yang sudah masuk ke dalam lambung dapat
dilakukan dengan pemberian norit (arang aktif)
Arang aktif dapat mengabsorbsi zat racun atau toksin dalam dalam
saluran pencernaan. Lebih dini norit diberikan lebih efektif hasilnya. Norit
masih efektif hingga 2 jam dari racun tertelan . Karbon aktif relative aman
dan dosisnya sangat tergantung dari jumlah zat toksik yang tertelan. Dosis
minimumnya adalah 30 gram. Dosis pada dewasa 50 gram dapat diulang
setiap 4-6 jam. Pemberian dosis berulang bermanfaat mempercepat
eliminasi zat toksik yang sudah terabsorbsi.
Karbon aktif dapat menyerap zat-zat seperti :
• Acathaminophen
• Karbamezepin
• Dapson
• Teofillin
• Quinin
• Obat anti depresan
Karbon aktif dapat dikombinasikan dengan bilas lambung, kecuali sirup
ipekak atau susu karna akan mengurangi efektifitasnya
1. Pemberian Arang Aktif
2. Mengeluarkan Racun Dari Lambung
Mengeluarkan racun dari lambung harus mempertimbangkan:
1. Zat yang tertelan
2. Tingkat keracunan
3. Sudah berapa lama zat tertelan.
a. Pengosongan Dengan Bilas Lambung
• Hanya berlaku selama 1-2 jam setelah racun tertelan
• Bahaya dari bilas lambung : teraspirasinya isi lambung
• Karena itu tidak boleh digunakan pada pasien yang mengantuk atau
koma kecuali jika reflek batuk sangat baik atau saluran napas dapat
dilindungi dengan pipa endotrakea.
• Bilas lambung umumnya tidak praktis dan jarang dilakukan kecuali
di rumah sakit
b. Memuntahkan Isi Perut Dengan Pemberian Ipecacuanha
• Baik digunakan pada dewasa dan anak-anak tetapi terbatas
penggunaanya
• Tidak terbukti bahwa ipecacuanha dapat mengurangi penyerapan
secara bermakna ( walaupun digunakan 1-2 jam)
• Efek sampingnya dapat menyulitkan diagnose terutama pada
keracunan zat besi
• Pemberian ipecacuanha hanya boleh diberikan pada pasien yang
sadar sepenuhnya
• Dan pemberian ipecacuanha ini diberikan bila zat racun yang tertelan
tidak korosif, dan tidak diserap dengan arang aktif
3. Pemberian Kataritik/ Pencahar
• Digunakan untuk mempercepat pengeluaran zat racun dari saluran
gastrointestinal (GI) terutama untuk racun yang sudah sampai pada usus
halus
• Pemberian Sorbitol direkomendasikanpada penderita yang tidak ada
gangguan jantung
• Magnesium sulfat diberikan pada penderita yang tidak ada gangguan ginjal
• Pemberian magnesium sulfat seringkali diberikan sesudah pemberian arang
aktif, dosis yang diberikan 5-15 g dengan segelas air.
• Efek akan mulai dirasakan dari 0,5 smpai 2 jam setelah pemberian .
• Jika pemberian obat ini diperpanjang, harus ada pemantauan terjadinya
dehidrasi dan ketidakseimbangan eloktrolit
Magnesium sulfat dikontraindikasikan pada:
1.Pasien obstruksi usus
2.Pasien Mual dan muntah
3.Pasien Gangguan ginjal
Kecepatan eliminasi dapat mempengaruhi jumlah obat yang berada di sel
sasaran dalam melampaui nilai KTM nya. Percepatan eliminasi dapat
dilakukan dengan cara meningkatkan eksresi melalui pengasaman atau
pembasaan urin dan diuresis paksa.
1. Pengasaman Urin ( Menurunkan pH Urin)
Dengan memberikan zat seperti ammonium klorida atau vitamin c akan
mengurangi reabsorbsi zat atau obat yang bersifat basa lemah seperti
Amfetamin
2. Pembasaan Urin
Melalui pemberian natrium bikarbonat akan mengurangi reabsorpsi pada
obat yang bersifat asam lemah seperti aspirin dan fenobarbital.
Pengurangan reabsorpsi tubulus terjadi karena pengasaman atau
pembasaan urin meningkatkan derajat ionisasi di tubulus sehingga akan
mengurangi reabsorbsi.
3. Hemodialisis
Salah satu cara untuk mempercepat eliminasi suatu zat dan mengembalikan
keseimbangan elektrolit. Cara ini efektif apabila zat sudah terabsopsi dan
berada pada cairan sistemik dan tidak mempunyai volume distribusi terlalu
besar . Eliminasi Yang dapat ditingkatkan dengan hemodialisis adalah:
• Salisilat
• Methanol
• Etilen Glikol
• Praquat
• Lithium
Keracunan dan Terapinya

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
Fitoterapi gastrointestinal
Fitoterapi gastrointestinalFitoterapi gastrointestinal
Fitoterapi gastrointestinal
 
PP flavonoid
PP flavonoidPP flavonoid
PP flavonoid
 
Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
Sumber informasi obat
Sumber informasi obatSumber informasi obat
Sumber informasi obat
 
Ekskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjalEkskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjal
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
formulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutanformulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutan
 
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASKURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
 
ppt gel
ppt gelppt gel
ppt gel
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
 
Studi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsStudi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related Problems
 
Dosis efek
Dosis efekDosis efek
Dosis efek
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
Farmakologi
Farmakologi Farmakologi
Farmakologi
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 

Similar to Keracunan dan Terapinya

410525124-ASKEP-GADAR-KERACUNSN-DAN-OVERDOSIS-OBAT-ppt.ppt
410525124-ASKEP-GADAR-KERACUNSN-DAN-OVERDOSIS-OBAT-ppt.ppt410525124-ASKEP-GADAR-KERACUNSN-DAN-OVERDOSIS-OBAT-ppt.ppt
410525124-ASKEP-GADAR-KERACUNSN-DAN-OVERDOSIS-OBAT-ppt.pptDPDPPNIPamekasan
 
Bahan kajian tentang keracunan pada manusia
Bahan kajian tentang keracunan pada manusiaBahan kajian tentang keracunan pada manusia
Bahan kajian tentang keracunan pada manusiaRasyidRamadhan6
 
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .pptFarmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .pptNursela13
 
Obat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lainObat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lainPutri Cavaluna
 
PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN ZAT
PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN ZATPENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN ZAT
PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN ZATNavia Fathona
 
Keracunan pestisida
Keracunan pestisidaKeracunan pestisida
Keracunan pestisidainayah9
 
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptxPertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptxmariakristina9
 
PEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptx
PEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptxPEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptx
PEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptxawaldarmawan3
 
Antimik efek samping_obat
Antimik efek samping_obatAntimik efek samping_obat
Antimik efek samping_obatPoltekes TNI AU
 
Zat Adiktif dan Psikotropika
Zat Adiktif dan PsikotropikaZat Adiktif dan Psikotropika
Zat Adiktif dan PsikotropikaVERGITA HANDOKO
 
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptxppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptxArifinHidayat11
 

Similar to Keracunan dan Terapinya (20)

Toksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.pptToksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.ppt
 
Toksikologi b
Toksikologi bToksikologi b
Toksikologi b
 
Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017
 
KERACUNAN_pptx.pptx
KERACUNAN_pptx.pptxKERACUNAN_pptx.pptx
KERACUNAN_pptx.pptx
 
410525124-ASKEP-GADAR-KERACUNSN-DAN-OVERDOSIS-OBAT-ppt.ppt
410525124-ASKEP-GADAR-KERACUNSN-DAN-OVERDOSIS-OBAT-ppt.ppt410525124-ASKEP-GADAR-KERACUNSN-DAN-OVERDOSIS-OBAT-ppt.ppt
410525124-ASKEP-GADAR-KERACUNSN-DAN-OVERDOSIS-OBAT-ppt.ppt
 
Bahan kajian tentang keracunan pada manusia
Bahan kajian tentang keracunan pada manusiaBahan kajian tentang keracunan pada manusia
Bahan kajian tentang keracunan pada manusia
 
11 Keracuanan & Gigitan Binatang
11 Keracuanan & Gigitan Binatang11 Keracuanan & Gigitan Binatang
11 Keracuanan & Gigitan Binatang
 
Toksikologi er-2010f
Toksikologi er-2010fToksikologi er-2010f
Toksikologi er-2010f
 
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .pptFarmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
 
Obat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lainObat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lain
 
PPT KERACUNAN.ppt
PPT KERACUNAN.pptPPT KERACUNAN.ppt
PPT KERACUNAN.ppt
 
PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN ZAT
PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN ZATPENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN ZAT
PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN ZAT
 
Keracunan pestisida
Keracunan pestisidaKeracunan pestisida
Keracunan pestisida
 
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptxPertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
 
PEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptx
PEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptxPEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptx
PEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptx
 
Antimik efek samping_obat
Antimik efek samping_obatAntimik efek samping_obat
Antimik efek samping_obat
 
Zat Adiktif dan Psikotropika
Zat Adiktif dan PsikotropikaZat Adiktif dan Psikotropika
Zat Adiktif dan Psikotropika
 
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptxppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
 
Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
 
Toxicology
ToxicologyToxicology
Toxicology
 

More from Mau Maulana

MATERI STS AQIDAH KLS 4 Semst II aga islam
MATERI STS AQIDAH KLS 4 Semst II aga islamMATERI STS AQIDAH KLS 4 Semst II aga islam
MATERI STS AQIDAH KLS 4 Semst II aga islamMau Maulana
 
Trauma Score.pptx
Trauma Score.pptxTrauma Score.pptx
Trauma Score.pptxMau Maulana
 
IWGDF PRACTICAL GUIDELINES 2019 + 2023 update.pptx
IWGDF PRACTICAL GUIDELINES 2019 + 2023 update.pptxIWGDF PRACTICAL GUIDELINES 2019 + 2023 update.pptx
IWGDF PRACTICAL GUIDELINES 2019 + 2023 update.pptxMau Maulana
 
PEMERIKSAAN_SAdari tes1pptx.pptx
PEMERIKSAAN_SAdari tes1pptx.pptxPEMERIKSAAN_SAdari tes1pptx.pptx
PEMERIKSAAN_SAdari tes1pptx.pptxMau Maulana
 
GASTER perforasi 1.pptx
GASTER perforasi 1.pptxGASTER perforasi 1.pptx
GASTER perforasi 1.pptxMau Maulana
 
Perforasi Gaster coba1.pptx
Perforasi Gaster coba1.pptxPerforasi Gaster coba1.pptx
Perforasi Gaster coba1.pptxMau Maulana
 
abdominal-trauma.ppt
abdominal-trauma.pptabdominal-trauma.ppt
abdominal-trauma.pptMau Maulana
 
3 Screening and Nutritional Assessment.pptx.pptx
3 Screening and Nutritional Assessment.pptx.pptx3 Screening and Nutritional Assessment.pptx.pptx
3 Screening and Nutritional Assessment.pptx.pptxMau Maulana
 
keseimbangancairanelektrolitaw-140717024451-phpapp01.pdf
keseimbangancairanelektrolitaw-140717024451-phpapp01.pdfkeseimbangancairanelektrolitaw-140717024451-phpapp01.pdf
keseimbangancairanelektrolitaw-140717024451-phpapp01.pdfMau Maulana
 
Lanjutan TPN.pdf
Lanjutan TPN.pdfLanjutan TPN.pdf
Lanjutan TPN.pdfMau Maulana
 

More from Mau Maulana (16)

MATERI STS AQIDAH KLS 4 Semst II aga islam
MATERI STS AQIDAH KLS 4 Semst II aga islamMATERI STS AQIDAH KLS 4 Semst II aga islam
MATERI STS AQIDAH KLS 4 Semst II aga islam
 
pancreatic.pdf
pancreatic.pdfpancreatic.pdf
pancreatic.pdf
 
hcc.pdf
hcc.pdfhcc.pdf
hcc.pdf
 
Trauma Score.pptx
Trauma Score.pptxTrauma Score.pptx
Trauma Score.pptx
 
IWGDF PRACTICAL GUIDELINES 2019 + 2023 update.pptx
IWGDF PRACTICAL GUIDELINES 2019 + 2023 update.pptxIWGDF PRACTICAL GUIDELINES 2019 + 2023 update.pptx
IWGDF PRACTICAL GUIDELINES 2019 + 2023 update.pptx
 
btc.pdf
btc.pdfbtc.pdf
btc.pdf
 
PEMERIKSAAN_SAdari tes1pptx.pptx
PEMERIKSAAN_SAdari tes1pptx.pptxPEMERIKSAAN_SAdari tes1pptx.pptx
PEMERIKSAAN_SAdari tes1pptx.pptx
 
GASTER perforasi 1.pptx
GASTER perforasi 1.pptxGASTER perforasi 1.pptx
GASTER perforasi 1.pptx
 
Perforasi Gaster coba1.pptx
Perforasi Gaster coba1.pptxPerforasi Gaster coba1.pptx
Perforasi Gaster coba1.pptx
 
ppt niu.pptx
ppt niu.pptxppt niu.pptx
ppt niu.pptx
 
knee joint.pptx
knee joint.pptxknee joint.pptx
knee joint.pptx
 
abdominal-trauma.ppt
abdominal-trauma.pptabdominal-trauma.ppt
abdominal-trauma.ppt
 
Snake bite.pptx
Snake bite.pptxSnake bite.pptx
Snake bite.pptx
 
3 Screening and Nutritional Assessment.pptx.pptx
3 Screening and Nutritional Assessment.pptx.pptx3 Screening and Nutritional Assessment.pptx.pptx
3 Screening and Nutritional Assessment.pptx.pptx
 
keseimbangancairanelektrolitaw-140717024451-phpapp01.pdf
keseimbangancairanelektrolitaw-140717024451-phpapp01.pdfkeseimbangancairanelektrolitaw-140717024451-phpapp01.pdf
keseimbangancairanelektrolitaw-140717024451-phpapp01.pdf
 
Lanjutan TPN.pdf
Lanjutan TPN.pdfLanjutan TPN.pdf
Lanjutan TPN.pdf
 

Recently uploaded

VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanBungaCitraNazwaAtin
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1YudiPradipta
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkmsSOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkmsedyardy
 

Recently uploaded (12)

VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkmsSOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
 

Keracunan dan Terapinya

  • 1.
  • 2. • AMELIA NOVIANTI 2004026124 • AKBAR RAMADHAN 2004026123 • ANANDA SARAH AULLIA 2004026127 • AMILIA CITRA SARI 2004026125 • DINDA PERMATA SANTI 2004026153 • ELIS KHOERUNNISA M 2004026157 • MEITRIYANA MONITA 2004026188 • MOCHAMAD DICKY YANUAR M R 2004026190 • MUHAMMAD GHIFARI 2004026197 • SINTA NURFADILA 2004026223
  • 3. Racun adalah zat padat, cair atau gas yang dapat mengganggu proses kehidupan sel suatu oragnisme. Zat racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui jalur oral maupun topikal. Racun juga disebut senyawa yang masuk kedalam tubuh dengan berbagai cara yang menghambat respon pada sistem biologi menyebabkan gangguan kesehatan bahkan kematian. Keracunan adalah masuknya suatu racun kedalam tubuh disebabkan oleh menelan, mencium, menyentuh atau menyuntikkan berbagai macam obat, bahan kimia, racun atau gas yang mengganggu fungsi organ dan dapat menimbulkan kematian.
  • 4. 1. Menurut cara terjadinya keracunan - Self Poisoning :pasien mengkonsumsi obat dengan dosis berlebihan tetapi dengan pengetahuan bahwa dosis ini tidak akan membahayakan - Attempted Suicide : Pasien memang bermaksud bunuh diri, tetapi bisa berakhir dengan kematian atau dapat sembuh kembali bila ia salah tafsir tentang dosis yang digunakan. - Accidental Poisoning : Merupakan kecelakaan , tanpa faktor kesengajaan - Homicidal Poisoning : Akibat tindakan kriminal yang dilakukan sengaja dengan tujuan meracuni orang lain
  • 5. 2. Menurut mula waktu terjadinya keracunan - Keracunan kronis sulit dikenal karena gejala yang timbul perlahan dan lama setelah terpapar dan dapat timbul berkali-kali dalam dosis yang relatif kecil - Keracunan akut lebih mudah dikenal karena biasanya terjadi mendadak setelah mengkonsumsi sesuatu. Gejala yang dialami sepeti muntah, diare, konvulsi, koma, dsb.
  • 6. 3. Menurut alat tubuh yang terkena - SSP : Pestisida Organofosfat, herbisida, fungisida, rodentisida - Jantung : Sianida, pestisida fungisida, rodentisida - Hati : Pestisida (herbisida, fungisida), timbal - Ginjal : Pestisida (herbisida, rodentisida), timbal Karbon tetraklorida mempengaruhi ke 4 alat tubuh diatas 4. Menurut jenis bahan kimia - Alkohol : mempengaruhi sistem pernapasan, denyut jantung, suhu tubuh dan gangguan saraf - Fenol : mempengaruhi sistem pernapasan dan rusaknya jaringan sistem saraf - logam berat : (Cd, As, Hg, Pb) terganggunya sistem pernapasan, sistem pencernaan,suhu tubuh, dan gangguan saraf - Organoklorin: terganggunya sistem pernapasan, sistem pencernaan, dan gangguan saraf
  • 7. 1. Racun di rumah tangga, seperti: insektisida, racun dalam makanan kaleng, kosmetika, desinfektan, dan deterjen 2. Racun yang ada dilapangan pertanian/perkebunan, seperti: pestisida dan herbisida. 3. Racun yang digunakan dalam dunia pengobatan, seperti: analgetika, obat penenang, antibiotik, antidepresan, dan lain- lain. 4. Racun yang digunakan dalam bidang industry dan laboratorium, seperti: asam-basa, dan logam berat 5. Racun yang ada di alam bebas, seperti: opium, ganja, racun singkong, racun jamur, racun binatang.
  • 8. 1. Kesadaran Dalam toksikologi derajat kesadaran dibagi menjadi 4 : • Tingkat I : Pasien mengantuk tetapi mudah diajak bicara • Tingkat II : Pasien dalam keadaan sopor, dapat dibangunkan dengan rangsangan. • Tingkat III : Pasien dalam keadaan spoor koma, hanya dapat bereaksi terhadap rangsangan maksimal. • Tingkat IV : Pasien dalam keadaan koma. Tidak ada reaksi sedikit pun terhadap rangsangan maksimal. Farmakologi & Terapi, 2006
  • 9. 2. Respirasi Jalan nafas juga terhambat oleh sekresi mucus yang dapat berbahaya bila tidak segera dibersihkan. Hal ini dijumpai pada keracunan insektisida organofosfat atau karbamat. 3. Tekanan Darah Syok sering dijumpai pada keracunan. Syok berat biasanya berkaitan dengan kerusakan pusat vasomotor dan prognosisnya buruk.
  • 10. 4. Kejang Kombinasi antara koma dan rangsangan SSP dapat terjadi pada keracunan beberapa obat. Misalnya : metakualon dapat menimbulkan koma, hipertensi, reflex meninggi, klonus serta hiperekstensi reflex plantar. 5. Pupil dan reflex ekstremitas Pada keracunan atropine dan morfin menyebabkan ukuran pupil tidak sama dan pupil yang melebar 6. Bising usus Perubahan bising usus biasanya menyertao perubahan derajat kesadaran. Sehingga tanda ini dapat dipakai untuk mencocokan derajat kesaran.
  • 11. 7. Jantung Beberapa obat menimbulkan kelainan ritme jantung sehingga dapat terjadi gejala payah jantung atau henti jantung. 8. Lain-lain Gejala lain gangguan keseimbangan asam basa atau air, tanda kerusakan hati dan ginjal, kelainan EEG, retensi urine, muntah, dan diare serta kelainan spesifik misalnya pada X-foto tulang.
  • 12. Tanda-tanda Klinis • 1.KeracunanLogamBerat (Al,Cd,Pb dll.) a. Gangguansaluranpernafasanberupa batuk dan sesak b. Kerusakanginjal(jikaterpaparjangkaPanjang) c. Muntah, kramperut, diaredanmual berkepanjangan d. Sakitkepala, anemia,dannyeri 2.KeracunanAcetaminophen a. Mual, muntah, anoreksia b. Kehilangannafsu makan c. Pembesaranliver, peningkatan bilirubin dankonsentrasienzim hepatik, d. Gejalaawalgagalhati : Jaundice (kekuninganpadasklera,kulit). Tes Laboratorium: a. Peningkatan aspartate aminotransferase (AST), alanine aminotransferase (ALT),serumbilirubin, danINR b. Peningkatankreatinin serum dannitrogen urea darah(BUN)
  • 13. 3. KeracunanCalsiumChannelBlocker(CCB) a. Toksisitasjantung (bradikardia,depresi kontraktilitas,dan disritmia) b. Mual danmuntah c. Pusing, lesu, koma, dan kejang d. Hipotensidanbradikardi e. Tekanandarah Tes Laboratorium: a. Hiperglikemiayangsignifikan (lebih dari250mg / dL[13,9 mmol / L])dapat mengindikasikantoksisitas b. Gasdarahyangberubah (asidosismetabolik), elektrolit serum, asamlaktat, BUN, dankreatininserum 4. KeracunanOrganofosfat (Pestisida) 1. Ansietas,gelisah,pusing,sakitkepala,miosis, mual, hipersalivasi,muntah 2. Nyeri abdomen,diare,bradikardia,dan berkeringat, 3. Lemahotot danfasikulasidapattimbul dan berkembangkeflaccidparalysis(lemas) termasukotot matadanotot pernapasan.
  • 14. 5.KeracunanOpioid (Narkotik) 1. Depresi pernapasan 2. Pupil matamengecil 3. Mual, muntah, perubahandetakjantung Opioid biasadigunakansebagaianalgesiksaatpembedahan. Antidotum yangdigunakan: Naloxon,Methadone,Naltrexon
  • 15. 1. Gagal napas Gangguan napas dapat berakibat anoksia dan gangguan keseimbangan asam basa, karena sekresi saliva dan bronkus menyumbat jalan napas. Dalam hal ini membersihkan mulut dan jalan napas merupakan tindakan pertama yang harus dilakukan, untuk mengurangi kemungkinan aspirasi, pasien harus dibaringkan dalam posisi miring ke kanan/kiri 2. Syok Terjadi karena depresi otot jantung dan berkurang nya curah jantung. Curah jantung menurun karena alir balik vena tergangggu, permeabilitas kapiler meninggi dan katup vena diekstremitas tidak bekerja secara baik.
  • 16. 3. Pencegahan absorpsi obat a. Bila keracunan melalui kulit : tidak boleh menggunakan zat pelarut organic, harus menggunakan sabun dan air. b. Bila keracunan inhalasi : dipindahkan ke ruangan yang segar, tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik. c. Bila tertelan : Muntah, membilas asam lambung, memberikan pencahar.
  • 17. • KBBI : n obat penawar racun Antidot / Antidotum merupakan obat yang memiliki kemampuan untuk menetralisir suatu zat yang kemampuan toksisitasnya telah aktif. Antidot Merupakan suatu cara untuk membatasi intensitas efek toksik zat kimia atau untuk menyembuhkannya sebagai bentuk pencegahan timbulnya bahaya selanjutnya. TerapiAntidot SasaranTerapiAntidot • Menghambat absorpsi • Mempercepat eliminasi • Meningkatkan nilai ambang KTM
  • 18.
  • 19. • Terapi spesifik • Terapi non spesifik
  • 20. KERACUNAN DAN TERAPINYA Farmakologi dan terapi edisi 4 halaman 774-778
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27. Terapi non spesifik adalah suatu terapi keracunan yang bemanfaat hampir pada semua kasus, melalui cara-cara seperti : • Memberikan zat absorben • Bilas lambung • Memacu muntah • Mempercepat eliminasi dengan pengasaman dan pembasaan urin • Hemodialisis
  • 28. Menghambat absorpsi zat racun dapat dilaksanakan dengan beberapa cara antara lain : • Membersihkan atau mencuci kulit yang terkontaminasi zat toksik • Mengeluarkan racun dalam lambung • Memuntahkan atau memberi pencahar atau bilas lambung • Mencuci kulit dilakukan dengan air mengalir dan jika zat mengenai pakaian, pakaiannya ditanggalkan • Zat toksik yang sudah masuk ke dalam lambung dapat dilakukan dengan pemberian norit (arang aktif)
  • 29. Arang aktif dapat mengabsorbsi zat racun atau toksin dalam dalam saluran pencernaan. Lebih dini norit diberikan lebih efektif hasilnya. Norit masih efektif hingga 2 jam dari racun tertelan . Karbon aktif relative aman dan dosisnya sangat tergantung dari jumlah zat toksik yang tertelan. Dosis minimumnya adalah 30 gram. Dosis pada dewasa 50 gram dapat diulang setiap 4-6 jam. Pemberian dosis berulang bermanfaat mempercepat eliminasi zat toksik yang sudah terabsorbsi. Karbon aktif dapat menyerap zat-zat seperti : • Acathaminophen • Karbamezepin • Dapson • Teofillin • Quinin • Obat anti depresan Karbon aktif dapat dikombinasikan dengan bilas lambung, kecuali sirup ipekak atau susu karna akan mengurangi efektifitasnya 1. Pemberian Arang Aktif
  • 30. 2. Mengeluarkan Racun Dari Lambung Mengeluarkan racun dari lambung harus mempertimbangkan: 1. Zat yang tertelan 2. Tingkat keracunan 3. Sudah berapa lama zat tertelan. a. Pengosongan Dengan Bilas Lambung • Hanya berlaku selama 1-2 jam setelah racun tertelan • Bahaya dari bilas lambung : teraspirasinya isi lambung • Karena itu tidak boleh digunakan pada pasien yang mengantuk atau koma kecuali jika reflek batuk sangat baik atau saluran napas dapat dilindungi dengan pipa endotrakea. • Bilas lambung umumnya tidak praktis dan jarang dilakukan kecuali di rumah sakit b. Memuntahkan Isi Perut Dengan Pemberian Ipecacuanha • Baik digunakan pada dewasa dan anak-anak tetapi terbatas penggunaanya • Tidak terbukti bahwa ipecacuanha dapat mengurangi penyerapan secara bermakna ( walaupun digunakan 1-2 jam) • Efek sampingnya dapat menyulitkan diagnose terutama pada keracunan zat besi • Pemberian ipecacuanha hanya boleh diberikan pada pasien yang sadar sepenuhnya • Dan pemberian ipecacuanha ini diberikan bila zat racun yang tertelan tidak korosif, dan tidak diserap dengan arang aktif
  • 31. 3. Pemberian Kataritik/ Pencahar • Digunakan untuk mempercepat pengeluaran zat racun dari saluran gastrointestinal (GI) terutama untuk racun yang sudah sampai pada usus halus • Pemberian Sorbitol direkomendasikanpada penderita yang tidak ada gangguan jantung • Magnesium sulfat diberikan pada penderita yang tidak ada gangguan ginjal • Pemberian magnesium sulfat seringkali diberikan sesudah pemberian arang aktif, dosis yang diberikan 5-15 g dengan segelas air. • Efek akan mulai dirasakan dari 0,5 smpai 2 jam setelah pemberian . • Jika pemberian obat ini diperpanjang, harus ada pemantauan terjadinya dehidrasi dan ketidakseimbangan eloktrolit Magnesium sulfat dikontraindikasikan pada: 1.Pasien obstruksi usus 2.Pasien Mual dan muntah 3.Pasien Gangguan ginjal
  • 32. Kecepatan eliminasi dapat mempengaruhi jumlah obat yang berada di sel sasaran dalam melampaui nilai KTM nya. Percepatan eliminasi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan eksresi melalui pengasaman atau pembasaan urin dan diuresis paksa. 1. Pengasaman Urin ( Menurunkan pH Urin) Dengan memberikan zat seperti ammonium klorida atau vitamin c akan mengurangi reabsorbsi zat atau obat yang bersifat basa lemah seperti Amfetamin
  • 33. 2. Pembasaan Urin Melalui pemberian natrium bikarbonat akan mengurangi reabsorpsi pada obat yang bersifat asam lemah seperti aspirin dan fenobarbital. Pengurangan reabsorpsi tubulus terjadi karena pengasaman atau pembasaan urin meningkatkan derajat ionisasi di tubulus sehingga akan mengurangi reabsorbsi. 3. Hemodialisis Salah satu cara untuk mempercepat eliminasi suatu zat dan mengembalikan keseimbangan elektrolit. Cara ini efektif apabila zat sudah terabsopsi dan berada pada cairan sistemik dan tidak mempunyai volume distribusi terlalu besar . Eliminasi Yang dapat ditingkatkan dengan hemodialisis adalah: • Salisilat • Methanol • Etilen Glikol • Praquat • Lithium