Dokumen tersebut memberikan daftar nama mahasiswa dan informasi mengenai keracunan serta tanda-tanda klinis dan penanganannya. Informasi kunci meliputi berbagai jenis racun, gejala keracunan, dan terapi seperti menghambat absorpsi, mengeluarkan racun dari lambung, dan memberikan kataritik.
2. • AMELIA NOVIANTI 2004026124
• AKBAR RAMADHAN 2004026123
• ANANDA SARAH AULLIA 2004026127
• AMILIA CITRA SARI 2004026125
• DINDA PERMATA SANTI 2004026153
• ELIS KHOERUNNISA M 2004026157
• MEITRIYANA MONITA 2004026188
• MOCHAMAD DICKY YANUAR M R
2004026190
• MUHAMMAD GHIFARI 2004026197
• SINTA NURFADILA 2004026223
3. Racun adalah zat padat, cair atau gas yang dapat
mengganggu proses kehidupan sel suatu
oragnisme. Zat racun dapat masuk ke dalam tubuh
melalui jalur oral maupun topikal. Racun juga
disebut senyawa yang masuk kedalam tubuh
dengan berbagai cara yang menghambat respon
pada sistem biologi menyebabkan gangguan
kesehatan bahkan kematian.
Keracunan adalah masuknya suatu racun kedalam
tubuh disebabkan oleh menelan, mencium,
menyentuh atau menyuntikkan berbagai macam
obat, bahan kimia, racun atau gas yang
mengganggu fungsi organ dan dapat
menimbulkan kematian.
4. 1. Menurut cara terjadinya keracunan
- Self Poisoning :pasien mengkonsumsi obat dengan dosis berlebihan
tetapi dengan pengetahuan bahwa dosis ini tidak akan membahayakan
- Attempted Suicide : Pasien memang bermaksud bunuh diri, tetapi bisa
berakhir dengan kematian atau dapat sembuh kembali bila ia salah tafsir
tentang dosis yang digunakan.
- Accidental Poisoning : Merupakan kecelakaan , tanpa faktor kesengajaan
- Homicidal Poisoning : Akibat tindakan kriminal yang dilakukan sengaja
dengan tujuan meracuni orang lain
5. 2. Menurut mula waktu terjadinya keracunan
- Keracunan kronis
sulit dikenal karena gejala yang timbul perlahan dan lama setelah terpapar
dan dapat timbul berkali-kali dalam dosis yang relatif kecil
- Keracunan akut
lebih mudah dikenal karena biasanya terjadi mendadak setelah
mengkonsumsi sesuatu. Gejala yang dialami sepeti muntah, diare,
konvulsi, koma, dsb.
6. 3. Menurut alat tubuh yang terkena
- SSP : Pestisida Organofosfat, herbisida, fungisida, rodentisida
- Jantung : Sianida, pestisida fungisida, rodentisida
- Hati : Pestisida (herbisida, fungisida), timbal
- Ginjal : Pestisida (herbisida, rodentisida), timbal
Karbon tetraklorida mempengaruhi ke 4 alat tubuh diatas
4. Menurut jenis bahan kimia
- Alkohol : mempengaruhi sistem pernapasan, denyut
jantung, suhu tubuh dan gangguan saraf
- Fenol : mempengaruhi sistem pernapasan dan rusaknya jaringan
sistem saraf
- logam berat : (Cd, As, Hg, Pb) terganggunya sistem pernapasan,
sistem pencernaan,suhu tubuh, dan gangguan saraf
- Organoklorin: terganggunya sistem pernapasan, sistem
pencernaan, dan gangguan saraf
7. 1. Racun di rumah tangga, seperti: insektisida, racun dalam
makanan kaleng, kosmetika, desinfektan, dan deterjen
2. Racun yang ada dilapangan pertanian/perkebunan, seperti:
pestisida dan herbisida.
3. Racun yang digunakan dalam dunia pengobatan, seperti:
analgetika, obat penenang, antibiotik, antidepresan, dan lain-
lain.
4. Racun yang digunakan dalam bidang industry dan laboratorium,
seperti: asam-basa, dan logam berat
5. Racun yang ada di alam bebas, seperti: opium, ganja, racun
singkong, racun jamur, racun binatang.
8. 1. Kesadaran
Dalam toksikologi derajat kesadaran dibagi menjadi 4 :
• Tingkat I : Pasien mengantuk tetapi mudah
diajak bicara
• Tingkat II : Pasien dalam keadaan sopor, dapat
dibangunkan dengan rangsangan.
• Tingkat III : Pasien dalam keadaan spoor koma, hanya dapat
bereaksi terhadap rangsangan maksimal.
• Tingkat IV : Pasien dalam keadaan koma. Tidak ada reaksi
sedikit pun terhadap rangsangan maksimal.
Farmakologi & Terapi, 2006
9. 2. Respirasi
Jalan nafas juga terhambat oleh sekresi mucus yang dapat
berbahaya bila tidak segera dibersihkan. Hal ini dijumpai pada keracunan
insektisida organofosfat atau karbamat.
3. Tekanan Darah
Syok sering dijumpai pada keracunan. Syok berat biasanya
berkaitan dengan kerusakan pusat vasomotor dan prognosisnya
buruk.
10. 4. Kejang
Kombinasi antara koma dan rangsangan SSP dapat terjadi pada
keracunan beberapa obat. Misalnya : metakualon dapat
menimbulkan koma, hipertensi, reflex meninggi, klonus serta
hiperekstensi reflex plantar.
5. Pupil dan reflex ekstremitas
Pada keracunan atropine dan morfin menyebabkan ukuran
pupil tidak sama dan pupil yang melebar
6. Bising usus
Perubahan bising usus biasanya menyertao perubahan derajat
kesadaran. Sehingga tanda ini dapat dipakai untuk mencocokan
derajat kesaran.
11. 7. Jantung
Beberapa obat menimbulkan kelainan ritme jantung sehingga
dapat terjadi gejala payah jantung atau henti jantung.
8. Lain-lain
Gejala lain gangguan keseimbangan asam basa atau air,
tanda kerusakan hati dan ginjal, kelainan EEG, retensi urine,
muntah, dan diare serta kelainan spesifik misalnya pada X-foto
tulang.
12. Tanda-tanda Klinis
• 1.KeracunanLogamBerat
(Al,Cd,Pb dll.)
a. Gangguansaluranpernafasanberupa batuk dan
sesak
b. Kerusakanginjal(jikaterpaparjangkaPanjang)
c. Muntah, kramperut, diaredanmual berkepanjangan
d. Sakitkepala, anemia,dannyeri
2.KeracunanAcetaminophen
a. Mual, muntah, anoreksia
b. Kehilangannafsu makan
c. Pembesaranliver, peningkatan
bilirubin dankonsentrasienzim
hepatik,
d. Gejalaawalgagalhati : Jaundice
(kekuninganpadasklera,kulit).
Tes Laboratorium:
a. Peningkatan
aspartate
aminotransferase
(AST), alanine
aminotransferase
(ALT),serumbilirubin,
danINR
b. Peningkatankreatinin
serum dannitrogen
urea darah(BUN)
13. 3. KeracunanCalsiumChannelBlocker(CCB)
a. Toksisitasjantung
(bradikardia,depresi
kontraktilitas,dan
disritmia)
b. Mual danmuntah
c. Pusing, lesu, koma, dan
kejang
d. Hipotensidanbradikardi
e. Tekanandarah
Tes Laboratorium:
a. Hiperglikemiayangsignifikan
(lebih dari250mg / dL[13,9
mmol / L])dapat
mengindikasikantoksisitas
b. Gasdarahyangberubah
(asidosismetabolik),
elektrolit serum, asamlaktat,
BUN, dankreatininserum
4. KeracunanOrganofosfat
(Pestisida)
1. Ansietas,gelisah,pusing,sakitkepala,miosis,
mual, hipersalivasi,muntah
2. Nyeri abdomen,diare,bradikardia,dan
berkeringat,
3. Lemahotot danfasikulasidapattimbul dan
berkembangkeflaccidparalysis(lemas)
termasukotot matadanotot pernapasan.
15. 1. Gagal napas
Gangguan napas dapat berakibat anoksia dan gangguan keseimbangan
asam basa, karena sekresi saliva dan bronkus menyumbat jalan napas.
Dalam hal ini membersihkan mulut dan jalan napas merupakan tindakan
pertama yang harus dilakukan, untuk mengurangi kemungkinan aspirasi,
pasien harus dibaringkan dalam posisi miring ke kanan/kiri
2. Syok
Terjadi karena depresi otot jantung dan berkurang nya curah jantung.
Curah jantung menurun karena alir balik vena tergangggu,
permeabilitas kapiler meninggi dan katup vena diekstremitas tidak
bekerja secara baik.
16. 3. Pencegahan absorpsi obat
a. Bila keracunan melalui kulit : tidak boleh menggunakan zat
pelarut organic, harus menggunakan sabun dan air.
b. Bila keracunan inhalasi : dipindahkan ke ruangan yang segar,
tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik.
c. Bila tertelan : Muntah, membilas asam lambung, memberikan
pencahar.
17. • KBBI : n obat penawar racun
Antidot / Antidotum merupakan obat yang memiliki kemampuan
untuk menetralisir suatu zat yang kemampuan toksisitasnya telah
aktif.
Antidot
Merupakan suatu cara untuk membatasi intensitas efek toksik zat
kimia atau untuk menyembuhkannya sebagai bentuk pencegahan
timbulnya bahaya selanjutnya.
TerapiAntidot
SasaranTerapiAntidot
• Menghambat absorpsi
• Mempercepat eliminasi
• Meningkatkan nilai ambang KTM
27. Terapi non spesifik adalah suatu terapi keracunan yang bemanfaat
hampir pada semua kasus, melalui cara-cara seperti :
• Memberikan zat absorben
• Bilas lambung
• Memacu muntah
• Mempercepat eliminasi dengan pengasaman dan pembasaan urin
• Hemodialisis
28. Menghambat absorpsi zat racun dapat dilaksanakan dengan
beberapa cara antara lain :
• Membersihkan atau mencuci kulit yang terkontaminasi zat
toksik
• Mengeluarkan racun dalam lambung
• Memuntahkan atau memberi pencahar atau bilas lambung
• Mencuci kulit dilakukan dengan air mengalir dan jika zat
mengenai pakaian, pakaiannya ditanggalkan
• Zat toksik yang sudah masuk ke dalam lambung dapat
dilakukan dengan pemberian norit (arang aktif)
29. Arang aktif dapat mengabsorbsi zat racun atau toksin dalam dalam
saluran pencernaan. Lebih dini norit diberikan lebih efektif hasilnya. Norit
masih efektif hingga 2 jam dari racun tertelan . Karbon aktif relative aman
dan dosisnya sangat tergantung dari jumlah zat toksik yang tertelan. Dosis
minimumnya adalah 30 gram. Dosis pada dewasa 50 gram dapat diulang
setiap 4-6 jam. Pemberian dosis berulang bermanfaat mempercepat
eliminasi zat toksik yang sudah terabsorbsi.
Karbon aktif dapat menyerap zat-zat seperti :
• Acathaminophen
• Karbamezepin
• Dapson
• Teofillin
• Quinin
• Obat anti depresan
Karbon aktif dapat dikombinasikan dengan bilas lambung, kecuali sirup
ipekak atau susu karna akan mengurangi efektifitasnya
1. Pemberian Arang Aktif
30. 2. Mengeluarkan Racun Dari Lambung
Mengeluarkan racun dari lambung harus mempertimbangkan:
1. Zat yang tertelan
2. Tingkat keracunan
3. Sudah berapa lama zat tertelan.
a. Pengosongan Dengan Bilas Lambung
• Hanya berlaku selama 1-2 jam setelah racun tertelan
• Bahaya dari bilas lambung : teraspirasinya isi lambung
• Karena itu tidak boleh digunakan pada pasien yang mengantuk atau
koma kecuali jika reflek batuk sangat baik atau saluran napas dapat
dilindungi dengan pipa endotrakea.
• Bilas lambung umumnya tidak praktis dan jarang dilakukan kecuali
di rumah sakit
b. Memuntahkan Isi Perut Dengan Pemberian Ipecacuanha
• Baik digunakan pada dewasa dan anak-anak tetapi terbatas
penggunaanya
• Tidak terbukti bahwa ipecacuanha dapat mengurangi penyerapan
secara bermakna ( walaupun digunakan 1-2 jam)
• Efek sampingnya dapat menyulitkan diagnose terutama pada
keracunan zat besi
• Pemberian ipecacuanha hanya boleh diberikan pada pasien yang
sadar sepenuhnya
• Dan pemberian ipecacuanha ini diberikan bila zat racun yang tertelan
tidak korosif, dan tidak diserap dengan arang aktif
31. 3. Pemberian Kataritik/ Pencahar
• Digunakan untuk mempercepat pengeluaran zat racun dari saluran
gastrointestinal (GI) terutama untuk racun yang sudah sampai pada usus
halus
• Pemberian Sorbitol direkomendasikanpada penderita yang tidak ada
gangguan jantung
• Magnesium sulfat diberikan pada penderita yang tidak ada gangguan ginjal
• Pemberian magnesium sulfat seringkali diberikan sesudah pemberian arang
aktif, dosis yang diberikan 5-15 g dengan segelas air.
• Efek akan mulai dirasakan dari 0,5 smpai 2 jam setelah pemberian .
• Jika pemberian obat ini diperpanjang, harus ada pemantauan terjadinya
dehidrasi dan ketidakseimbangan eloktrolit
Magnesium sulfat dikontraindikasikan pada:
1.Pasien obstruksi usus
2.Pasien Mual dan muntah
3.Pasien Gangguan ginjal
32. Kecepatan eliminasi dapat mempengaruhi jumlah obat yang berada di sel
sasaran dalam melampaui nilai KTM nya. Percepatan eliminasi dapat
dilakukan dengan cara meningkatkan eksresi melalui pengasaman atau
pembasaan urin dan diuresis paksa.
1. Pengasaman Urin ( Menurunkan pH Urin)
Dengan memberikan zat seperti ammonium klorida atau vitamin c akan
mengurangi reabsorbsi zat atau obat yang bersifat basa lemah seperti
Amfetamin
33. 2. Pembasaan Urin
Melalui pemberian natrium bikarbonat akan mengurangi reabsorpsi pada
obat yang bersifat asam lemah seperti aspirin dan fenobarbital.
Pengurangan reabsorpsi tubulus terjadi karena pengasaman atau
pembasaan urin meningkatkan derajat ionisasi di tubulus sehingga akan
mengurangi reabsorbsi.
3. Hemodialisis
Salah satu cara untuk mempercepat eliminasi suatu zat dan mengembalikan
keseimbangan elektrolit. Cara ini efektif apabila zat sudah terabsopsi dan
berada pada cairan sistemik dan tidak mempunyai volume distribusi terlalu
besar . Eliminasi Yang dapat ditingkatkan dengan hemodialisis adalah:
• Salisilat
• Methanol
• Etilen Glikol
• Praquat
• Lithium