Assalamualaikum, Pada kali ini saya akan menshare materi mengenai mata pelajaran yang diperlajari dibidang kesehatan TLM salah satunya ialah Kimia Klinik II. Materi berupa Enzim pada organ Hati. Dijelaskan tidak hanya mengenai macam-macam enzim pada organ hati tapi juga bagian dan letak dari organ tersebut.
Jikalau informasi ini penting, boleh dilike, comment dan share ke teman teman lainnya. Terima kasih...
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
ENZIM HATI
1. ENZIM PADA ORGAN HATI
Disusun oleh
Dimar Ifan Haryono Aji
P27903117012
2. HATI
Hati merupakan organ yang sangat penting dalam
pengaturan homeostasis tubuh meliputi metabolisme,
biotransformasi, sintesis, penyimpanan, dan imunologi.
4. FUNGSI ENZIM
Mempercepat suatu reaksi kimia.
Mengatur sejumlah reaksi yang
berbeda-beda dalam waktu yang
sama
5. Sifat-sifat enzim
◦ Biokatalisator
Enzim mempercepat laju reaksi, tetapi tidak ikut bereaksi
◦ Termolabil
Enzim mudah rusak bila dipanaskan sampai dengan suhu
tertentu
◦ Merupakan senyawa protein
◦ Bekerja secara spesifik
6. Enzim pada Organ Hati
1. AST (SGOT)
• Enzim AST/SGOT merupakan enzim yang
dijumpai dalam otot jantung dan hati,
sementara dalam konsentrasi sedang
dijumpai pada otot rangka, ginjal dan
pankreas
• Porsi terbesar ditemukan pada sel hati
• Di dalam hati terdapat dalam mitokondria
(40%) dan dalam sitoplasma (60%)
7. 2. ALT (SGPT)
Enzim ALT/SGPT terdapat pada
sel hati, jantung, otot dan ginjal.
Porsi terbesar ditemukan pada
sel hati yang terletak di
sitoplasma sel hati.
Enzim yang spesifik untuk
mendeteksi kelainan pada hati
8. 3. GGT
Enzim GGT terdapat di sel hati,
ginjal, dan pankreas.
Pada sel hati GGT terdapat di
retikulum endoplasmik
sedangkan di empedu terdapat di
sel epitel.
Peningkatan aktivitas GGT dapat
dijumpai pada ikterus obstruktif,
kolangitis, dan kolestasis.
9. 4. Fosfatase alkali (ALP)
ALP merupakan enzim yang diproduksi
terutama oleh epitel hati dan osteoblast
(sel-sel pembentuk yulang baru).
ALP terdapat di dalam sel tepatnya di
dinding sel dan mikrosom
ALP disekresi melalui saluran empedu.
Isoenzim ALP digunakan untuk
membedakan penyakit hati dan tulang;
ALP1 menandakan penyakit hati
ALP2 menandakan penyakit tulang.
10. 5. LDH (Laktat Dehidrogenase)
Enzim intraseluler yang terdapat pada ahmpir semua sel yang bermetabolisme
dengan konsentrasi tertinggi dijumpai di jantung, otot rangka, hati, ginjal, otak dan
sel darah merah.
LDH-1
Jantung RBC Otak
LDH-2 LDH-3
LDH-4 LDH-5
Paru-Paru otak limpa
Hati Otot IleumHati Ginjal Pankreas Plasenta
Jantung RBC Otak
11. Enzim CHE
Cholinesterase adalah suatu bentuk enzim dari katalis
biologik di dalam jaringan tubuh yang berperan untuk
menjaga agar otot-otot, kelenjar-kelenjar dan saraf bekerja
secara terorganisir dan harmonis.
Cholinesterase disintesis dalam hati (liver) terdapat dalam
sinaps, dan dalam plasma darah merah yang berfungsi
menghentikan impuls saraf dengan cara memecah
neurohormon acetylcholinesterase pada sinaps menjadi
acetil dan choline
12. Penurunan kadar : Penyakit hepatoselular, Intoksikasi organofosfat
Peningkatan kadar : Diabetes melitus, hipertiroidi
13. Pada pemeriksaan enzim menggunakan
metode kinetik. Kinetik merupakan
pengukuran fotometris dari perubahan
absorban persatuan waktu yang dihitung
kecepatan, tergantung suhu pengukuran,
jumlah substrat, aktifitas enzim, pH larutan,
waktu dan zat inhibitor.
15. Pemeriksaan serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) /
Aminotransferase Asparat (AST)
PRA ANALITIK
Persiapan pasien
• Cek kelengkapan identitas pasien
• Catat obat-obatan yang dikonsumsi pasien
• Pasien tidak ada persiapan khusus
• Menghindari latihan fisik yang berat sebelum dilakukan
pengambilan darah
16. Persiapan sampel
• Sampel serum (tabung bertutup merah atau
tabung bertutup kuning). Sebaiknya
secepat mungkin dipisahkan (<2 jam)
• Plasma heparin (tabung bertutup hijau)
• Hindari hemolisis
• Jika sampel ikterik atau lipemik lakukan
pengenceran dan hasil yang didapat dikali
faktor pengenceran
Stabilitas spesimen
24 jam pada suhu 25°C (suhu
ruang)
Beberapa hari pada suhu 2-8°C
(kulkas bagian bawah)
2-3 bulan pada suhu -20°C
(freezer tidak boleh diencerkan)
17. PRA ANALITIK
Persiapan alat dan bahan
Alat :
• Tabung reaksi
• Rak tabung
• Spektrofotometer
• Centrifuge
• Mikropipet
• Tips biru dan kuning
Bahan :
• Serum/plasma heparin
• Reagen SGOT
• Aquadest
18. ANALITIK
Tujuan :
• Untuk mendeteksi peningkatan Ast serum, enzim yang ditemukan,
terutama dalam otot jantung dan hati, yang meningkat selama MI
akut dan kerusakan hati.
• Untuk membandingkan temuan AST dengan kadar CK dan LDH
dalam mendiagnosis MI akut.
Metode : kinetik IFCC
19. Prinsip :
Banyaknya NADH yang teroksidasi, berbanding langsung dengan
aktivitas AST dan diukur secara fotometrik dengan panjang
gelombang 340 nm.
20. ANALITIK
Sampel 100πL
Reagen 1000πL
Homogenkan, inkubasi selama 1 menit baca pada
menit ke 1, 2 dan 3
Baca pada panjang gelombang 340 nm
Perhitungan
Aktivitas GPT (IU/L) = (∆A/menit) x 1746
21. PASCA ANALITIK
Suhu Laki-laki Perempuan
30°C ≤ 25 IU/L ≤ 21 IU/L
37°C ≤ 35 IU/L ≤ 29 IU/L
1. NILAI RUJUKAN
2. PELAPORAN HASIL
22. Manifestasi klinis
• Penurunan kadar : kehamilan, ketoasidosis diabetik.
• Pengaruh obat : salisilat.
• Peningkatan kadar : MI akut, hepatitis, nekrosis hati,
penyakit dan traumamuskuloskeletal, pankreatitis akut,
kanker hati, angina pektoris yang serius, olahraga berat,
injeksi IM.
23. Pemeriksaan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) /
Aminotransferase Alanin (ALT)
PRA ANALITIK
Persiapan pasien
• Cek kelengkapan identitas pasien
• Catat obat-obatan yang dikonsumsi pasien
• Pasien tidak ada persiapan khusus
• Menghindari latihan fisik yang berat sebelum dilakukan
pengambilan darah
24. Persiapan sampel
• Sampel serum (tabung bertutup merah atau
tabung bertutup kuning). Sebaiknya
secepat mungkin dipisahkan (<2 jam)
• Plasma heparin (tabung bertutup hijau)
• Hindari hemolisis
• Jika sampel ikterik atau lipemik lakukan
pengenceran dan hasil yang didapat dikali
faktor pengenceran
Stabilitas spesimen
24 jam pada suhu 25°C (suhu
ruang)
Beberapa hari pada suhu 2-8°C
(kulkas bagian bawah)
2-3 bulan pada suhu -20°C
(freezer tidak boleh diencerkan)
25. PRA ANALITIK
Persiapan alat dan bahan
Alat :
• Tabung reaksi
• Rak tabung
• Spektrofotometer
• Centrifuge
• Mikropipet
• Tips biru dan kuning
Bahan :
• Serum/plasma heparin
• Reagen SGPT
• Aquadest
26. ANALITIK
Tujuan : Untuk mendeteksi penyakit hati.
Metode : kinetik IFCC
Prinsip :
Banyaknya NADH yang teroksidasi hasil penurunan serapan ( absobance )
berbanding langsung dengan aktivitas ALT dan diukur secara fotometrik dengan
panjang gelombang 340 nm.
27. ANALITIK
Sampel 100πL
Reagen 1000πL
Homogenkan, inkubasi selama 1 menit baca pada
menit ke 1, 2 dan 3
Baca pada panjang gelombang 340 nm
Perhitungan
Aktivitas GPT (IU/L) = (∆A/menit) x 1746
28. PASCA ANALITIK
Suhu Laki-laki Perempuan
30°C ≤ 30 IU/L ≤ 25 IU/L
37°C ≤ 45 IU/L ≤ 35 IU/L
1. NILAI RUJUKAN
2. PELAPORAN HASIL
30. Pemeriksaan Gamma-Glutamil Transferase (GGT)
serum
PRA ANALITIK
Persiapan pasien
• Cek kelengkapan identitas pasien
• Catat obat-obatan yang dikonsumsi pasien
• Pasien tidak ada persiapan khusus
• Menghindari latihan fisik yang berat sebelum dilakukan
pengambilan darah
31. Persiapan sampel
• Sampel serum (tabung bertutup merah atau
tabung bertutup kuning). Sebaiknya
secepat mungkin dipisahkan (<2 jam)
• Plasma heparin (tabung bertutup hijau)
• Hindari hemolisis
• Jika sampel ikterik atau lipemik lakukan
pengenceran dan hasil yang didapat dikali
faktor pengenceran
Stabilitas spesimen
24 jam pada suhu 25°C (suhu
ruang)
Beberapa hari pada suhu 2-8°C
(kulkas bagian bawah)
2-3 bulan pada suhu -20°C
(freezer tidak boleh diencerkan)
32. PRA ANALITIK
Persiapan alat dan bahan
Alat :
• Tabung reaksi
• Rak tabung
• Spektrofotometer
• Centrifuge
• Mikropipet
• Tips biru dan kuning
Bahan :
• Serum/Plasma heparin
• Reagen GGT
• Aquadest
33. ANALITIK
Tujuan :
• Untuk memantau kadar enzim GGT selama terjadi
gangguan hati dan selama pengobatan yang diberikan.
• Untuk membandingkan kadar enzim ini dengan kadar
enzim hati yang lain guna mengidentifikasi disfungsi hati.
Metode : Kinetik (Gamma Glutamil p-Nitroanilida/GPNA)
34. Prinsip :
Aktifitas GGT yang ditentukan dengan mengukur Absorban
peningkatan p-nitroanilida pada panjang gelombang 405 nm, pada
Fotometer.
L-Gamma Glutamil p- nitroanilida + glisilglisin + GGT
L- Gamma Glutamil glisilglisin + p- nitoanilida
35. ANALITIK
Sampel 50µL
Reagen 1000 µL
Homogenkan, inkubasi selama 30 detik.
Baca pada menit ke 1, 2 dan 3
Baca pada panjang gelombang 405 nm
Perhitungan :
ɣ-GT (IU/L) = (∆ Abs. Test / menit) x 2121
38. Pemeriksaan Fosfatase Alkali (Alkaline Phosphatase, ALP)
Dengan Isoenzim (serum)
PRA ANALITIK
Persiapan pasien
• Cek kelengkapan identitas pasien
• Catat obat-obatan yang dikonsumsi pasien
• Pasien tidak ada persiapan khusus
• Menghindari latihan fisik yang berat sebelum dilakukan
pengambilan darah
39. Persiapan sampel
• Sampel serum (tabung bertutup merah atau
tabung bertutup kuning). Sebaiknya
secepat mungkin dipisahkan (<2 jam)
• Plasma heparin (tabung bertutup hijau)
• Hindari hemolisis
• Jika sampel ikterik atau lipemik lakukan
pengenceran dan hasil yang didapat dikali
faktor pengenceran
Stabilitas spesimen
24 jam pada suhu 25°C (suhu
ruang)
Beberapa hari pada suhu 2-8°C
(kulkas bagian bawah)
2-3 bulan pada suhu -20°C
(freezer tidak boleh diencerkan)
40. PRA ANALITIK
Persiapan alat dan bahan
Alat :
• Tabung reaksi
• Rak tabung
• Spektrofotometer
• Centrifuge
• Mikropipet
• Tips biru dan kuning
Bahan :
• Serum/Plasma heparin
• Reagen Kerja
• Aquadest
41. ANALITIK
Tujuan : Untuk menemukan apakah terjadi gangguan
hati atau tulang.
Metode : kinetik (Dietanolamin/DEA)
42. Prinsip :
Diukur secara fotometri pada panjang gelombang 405 nm
yang sebanding dengan aktivitas alkali phosphatase dalam
sampel
ALP
p-nitrophenyl phosphate + AMP AMP + PO4 + p-
nitrophenol
43. ANALITIK
Sampel 10µL
Reagen 1000µL
Homogenkan, inkubasi selama 1 menit baca
pada menit ke 1, 2 dan 3
Baca pada panjang gelombang 405 nm
Perhitungan : Aktivitas ALP (IU/L) = (∆A/menit) x 5450
44. PASCA ANALITIK
Suhu Dewasa IU/L Anak-anak
IU/L
30°C 73-207 183-573
37°C 98-279 245-768
1. INTERPRETASI HASIL
2. PELAPORAN HASIL
45. Manifestasi Klinis
• Penurunan kadar : hipotiroidisme, malnutrisi, sariawan/skorbut
• Pengaruh obat : fluorida, oksalat, propranolol (inderal).
• Peningkatan kadar : penyakit obstruksi empedu (ikterik), kanker hati, sirosis sel
hati, hepatitis, hiperparatiroidisme, leukimia, kanker tulang (payudara dan
prostat),
• Pengaruh obat : albumin IV, antigeotik (aritromisin, linkomisin, oksasilin,
penisilin), kolkisin, metildopa (aldomet), alopurinol, fenotiazin, indometasin
(indocin), prokainamid, kontrasepsi oral (beberapa), tolbutamid, isoniazid (INH),
asam paraaminosalisilat (PAS).
46. Pemeriksaan LDH (Laktat Dehidrogenase)
PRA ANALITIK
Persiapan pasien
• Cek kelengkapan identitas pasien
• Catat obat-obatan yang dikonsumsi pasien
• Pasien tidak ada persiapan khusus
• Menghindari latihan fisik yang berat sebelum dilakukan
pengambilan darah
47. Persiapan sampel
• Sampel serum (tabung bertutup merah atau
tabung bertutup kuning). Sebaiknya
secepat mungkin dipisahkan (<2 jam)
• Plasma heparin (tabung bertutup hijau)
• Hindari hemolisis
• Jika sampel ikterik atau lipemik lakukan
pengenceran dan hasil yang didapat dikali
faktor pengenceran
Stabilitas spesimen
24 jam pada suhu 25°C (suhu
ruang)
Beberapa hari pada suhu 2-8°C
(kulkas bagian bawah)
2-3 bulan pada suhu -20°C
(freezer tidak boleh diencerkan)
48. PRA ANALITIK
Persiapan alat dan bahan
Alat :
• Tabung reaksi
• Rak tabung
• Spektrofotometer
• Centrifuge
• Mikropipet
• Tips biru dan kuning
Bahan :
• Serum/Plasma heparin
• Reagen Kerja
• Aquadest
49. ANALITIK
Tujuan : Untuk diagnosis penyakit hati dan jantung
Metode : Fotometric UV
Prinsip : Dalam suasana netral LDH akan mengkatalis
piruvat menjadi laktat dan NAD +. Aktivitas katalik LDH
ditentukan dengan mengukur penurunan absorban diukur
NADH pada panjang gelombang 340 nm.
50. ANALITIK
Suhu 30°C 37°C
Sampel 20µL 10µL
Reagen 1000µL 1000µL
Homogenkan, inkubasi selama 1 menit. Baca
pada menit 1,2 dan 3
Baca pada panjang gelombang 340nm
Perhitungan : Aktivitas LDH (IU/L) = (∆A/menit) x 16030
52. Manifestasi Klinis
• Peningkatan kadar : MCI akut, CVA, kanker (paru-paru,
tulang, usus, hati, payudara, serviks, testis, ginjal, lambung,
melanoma kulit), leukemia akut, infark pulmonar akut,
mononukleosis infeksius, anemia (pernisiosa, defisiensi
asam folat, sel sabit, hemolitik didapat), hepatitis akut,
syok, penyakit otot rangka, pingsan karena panas.
• Pengaruh obat : narkoti (kodein, morfin, meperidin
[Demerol]).
53. Pemeriksaan CHE (Cholinesterase)
PRA ANALITIK
Persiapan pasien
• Cek kelengkapan identitas pasien
• Catat obat-obatan yang dikonsumsi pasien
• Pasien tidak ada persiapan khusus
• Menghindari latihan fisik yang berat sebelum dilakukan
pengambilan darah
54. Persiapan sampel
• Sampel serum (tabung bertutup merah atau
tabung bertutup kuning). Sebaiknya
secepat mungkin dipisahkan (<2 jam)
• Plasma heparin (tabung bertutup hijau)
• Hindari hemolisis
• Jika sampel ikterik atau lipemik lakukan
pengenceran dan hasil yang didapat dikali
faktor pengenceran
Stabilitas spesimen
24 jam pada suhu 25°C (suhu
ruang)
Beberapa hari pada suhu 2-8°C
(kulkas bagian bawah)
2-3 bulan pada suhu -20°C
(freezer tidak boleh diencerkan)
55. PRA ANALITIK
Persiapan alat dan bahan
Alat :
• Tabung reaksi
• Rak tabung
• Spektrofotometer
• Centrifuge
• Mikropipet
• Tips biru dan kuning
Bahan :
• Serum/Plasma heparin
• Reagen Kerja
• Aquadest
56. ANALITIK
Tujuan : Mengetahui aktivitas enzim Cholinesterase dalam
serum
Metode : kinetik-DGKC
Prinsip :
cholinesterase
Butyrylthiocholine + H2O ------------------> Thiocholine + butyrate
2 thiocholine + 2[Fe (CN)6] 3- + H2O Choline + 2 [ Fe (CN)6]4- +
H2O
57. ANALITIK
Sampel Reagen
10 µL 1000µL
Homogenkan, inkubasi selama 1 menit. Baca
pada menit 1,2 dan 3
Baca pada panjang gelombang 340nm
Perhitungan : Aktivitas CHE (IU/L) = (∆A/menit) x faktor