1. KOMPENSASI DAN INSENTIF
MAKALAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia
Oleh:
Saroh Fitriany
Nim : 14101070
Dosen Pengajar: R. Abumanshur M., MPM
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK RAJA HAJI
TANJUNG PINANG
2016
2. 2
KEADILAN DALAM BISNIS
( Studi Kasus Konflik Sosial Pada Kasus Konflik dengan Karyawan )
ABSTRAK
Achmad Romadhoni. Keadilan Dalam Bisnis. Fakultas Manajemen.
Jurusan Ekonomi. Universitas Gunadarma.2013. Penulisan yang berjudul “ Kasus
Konflik dengan Karyawan”membahas tentang Dampak yang ditimbulkan karena
ketidakadilan pada karyawan.Makalah ini dilatarbelakangi oleh Ketika
ketidakadilan masih saja terjadi maka sama saja pimpinan perusahaan
membiarkan lingkungan kerja yang kurang sehat. Akibat berikutnya, motivasi
kerja karyawan semakin menurun dan dapat mengakibatkan kinerja mereka juga
menurun. Tentu saja akan mengganggu aktifitas bisnis dan kinerja perusahaan.
Karena itu maka dibutuhkan reposisi kepemimpinan yang menyeluruh. Posisi
kepemimpinan perlu diperkuat dalam hal pemahaman sistem nilai organisasi
khususnya tentang pentingnya rasa keadilan bagi karyawan.Tujuan penulisan ini
adalah untuk mengetahui dampak apa yang terjadi pada ketidakadilan dalam
Karyawan.Metode Penulisan ini adalah Pada penulisan ini penuli mencari
informasi yang ada dari sumber-sumber di internet sebanyak-banyaknya mengenai
etika bisnis agar rumusan dan tujuan penulisan ini dapat terjawab. Data penulisan
ini mengunakan data sekunder. Posisi kepemimpinan perlu diperkuat dalam hal
pemahaman sistem nilai organisasi khususnya tentang pentingnya rasa keadilan
bagi karyawan. Pimpinan perusahaan harus terdorong untuk semakin memahami
konsep diri dan mengelola dirinya terutama dalam menerapkan prinsip keadilan.
Untuk itu budaya organisasi perlu dibuat dan sebaiknya yang mudah dipahami
dan dikembangkan oleh semua elemen organisasi. Sistem umpan balik dalam
mengendalikan organisasi utamanya yang menyangkut kasus ketidakadilan dinilai
sangat perlu dalam rangka penyehatan internal organisasi.
3. 3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keadilan berasal dari kata adil yang berarti benar dan patut atau tidak berat
sebelah. Keadilan sudah menjadi kebutuhan setiap manusia. Disitu ada tuntutan
hak yang sama untuk diperlakukan adil. Seorang anak ingin diperlakukan sama
dengan saudara-saudara lainnya oleh orang tuanya. Misalnya dalam hal
kesempatan pendidikan, berkomunikasi internal keluarga, kesamaan dalam
memiliki asset dsb. Rakyat menuntut hak atas pelayanan kesehatan, pendidikan,
lapangan kerja, dari pemerintah, dan sebagainya. Masih banyak contoh lainnya
termasuk hak karyawan untuk diperlakukan adil oleh perusahaan.
Tidak jarang karyawan melakukan protes terhadap kebijakan perusahaan.
Salah satu penyebabnya adalah karena karyawan diperlakukan tidak adil oleh
pimpinan perusahaan. Di tingkat puncak, karyawan bisa diperlakukan tidak adil
dalam hal proses rekrutmen dan seleksi, kesempatan belajar, kebijakan
kompensasi, dan peluang karir. Di tingkat unit, ketidakadilan yang terjadi dalam
bentuk perlakuan antarindividu, ketimpangan pengakuan prestasi, diskriminasi
penugasan, perbedaan peluang berpendapat, bias dalam solusi konflik
antarindividu.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah
pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan
terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau
dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang
menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan
bersama.
Mengapa manusia membutuhkan keadilan? Karena manusia atau semua
makhluk hidup di dunia ini pada hakikatnya mempunyai hak untuk hidup,
4. 4
kehidupan dijalani dengan menunaikan kewajiban. Jika hak yang diterima dengan
kewajiban yang ditunaikan sudah seimbang, maka itu sudah dinamakan adil.
Ketika ketidakadilan masih saja terjadi maka sama saja pimpinan
perusahaan membiarkan lingkungan kerja yang kurang sehat. Akibat berikutnya,
motivasi kerja karyawan semakin menurun dan dapat mengakibatkan kinerja
mereka juga menurun. Tentu saja akan mengganggu aktifitas bisnis dan kinerja
perusahaan. Karena itu maka dibutuhkan reposisi kepemimpinan yang
menyeluruh. Posisi kepemimpinan perlu diperkuat dalam hal pemahaman sistem
nilai organisasi khususnya tentang pentingnya rasa keadilan bagi karyawan.
Pimpinan perusahaan harus terdorong untuk semakin memahami konsep
diri dan mengelola dirinya terutama dalam menerapkan prinsip keadilan. Untuk
itu budaya organisasi perlu dibuat dan sebaiknya yang mudah dipahami dan
dikembangkan oleh semua elemen organisasi. Sistem umpan balik dalam
mengendalikan organisasi utamanya yang menyangkut kasus ketidakadilan dinilai
sangat perlu dalam rangka penyehatan internal organisasi.
1.1 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penulisan ini adalah Apakah Dampak yang
ditimbulkan karena ketidakadilan pada karyawan?
1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah penulisan ini adalah hanya membahas keadilan dalam
bisnis dengan salah satu contoh kasus konflik social yang ditimbulkan karena
ketidakadilan pada karyawan?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini untuk mengetahui dampak apa yang terjadi pada
ketidakadilan dalam Karyawan.
5. 5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Etika Bisnis
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara
untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
2.2 Keadilan dalam Bisnis
2.2.1 Paham Tradisional mengenai Keadilan
a. Keadilan Legal
Menyangkut hubungan antara individu atau kelompok masyarakat dengan
negara. Intinya adalah semua orang atau kelompok masyarakat diperlakukan
secara sama oleh negara di hadapan hukum.
b. Keadilan Komutatif
Mengatur hubungan yang adil atau fair antara orang yang satu dengan
yang lain atau warga negara satu dengan warga negara lainnya. Menuntut agar
dalam interaksi sosial antara warga satu dengan yang lainnya tidak boleh ada
pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Jika diterapkan dalam bisnis,
berarti relasi bisnis dagang harus terjalin dlm hubungan yang setara dan seimbang
antara pihak yang satu dengan lainnya.
6. 6
c. Keadilan Distributif
Keadilan distributif (keadilan ekonomi) adalah distribusi ekonomi yang
merata atau yang dianggap merata bagi semua warga negara. Menyangkut
pembagian kekayaan ekonomi atau hasil-hasil pembangunan. Keadilan distributif
juga berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan
ketentuan dalam perusahaan yang juga adil dan baik.
2.2.2 Keadilan Individual dan Struktural
Keadilan dan upaya menegakkan keadilan menyangkut aspek lebih luas
berupa penciptaan sistem yang mendukung terwujudnya keadilan tersebut. Prinsip
keadilan legal berupa perlakuan yang sama terhadap setiap orang bukan lagi soal
orang per orang, melainkan menyangkut sistem dan struktur sosial politik secara
keseluruhan. Untuk bisa menegakkan keadilan legal, dibutuhkan sistem sosial
politik yang memang mewadahi dan memberi tempat bagi tegaknya keadilan legal
tersebut, termasuk dalam bidang bisnis. Dalam bisnis, pimpinan perusahaan
manapun yang melakukan diskriminasi tanpa dasar yang bisa
dipertanggungjawabkan secara legal dan moral harus ditindak demi menegakkan
sebuah sistem organisasi perusahaan yang memang menganggap serius prinsip
perlakuan yang sama, fair atau adil ini.
2.2.3 Teori Keadilan Adam Smith
a. Prinsip No Harm
Yaitu prinsip tidak merugikan orang lain, khususnya tidak merugikan hak
dan kepentingan orang lain. Prinsip ini menuntuk agar dlm interaksi sosial apapun
setiap orang harus menahan dirinya untuk tidak sampai merugikan hak dan
kepentingan orang lain, sebagaimana ia sendiri tidak mau agar hak dan
kepentingannya dirugikan oleh siapapun. Dalam bisnis, tidak boleh ada pihak yg
dirugikan hak dan kepentingannya, entah sbg konsumen, pemasok, penyalur,
karyawan, investor, maupun masyarakat luas.
b. Prinsip Non-Intervention
7. 7
Yaitu prinsip tidak ikut campur tangan. Prinsip ini menuntut agar demi
jaminan dan penghargaan atas hak dan kepentingan setiap orang, tidak seorangpun
diperkenankan untuk ikut campur tangan dlm kehidupan dan kegiatan orang lain
Campur tangan dlm bentuk apapun akan merupakan pelanggaran thd hak orang ttt
yang merupakan suatu harm (kerugian) dan itu berarti telah terjadi ketidakadilan.
Dalam hubungan antara pemerintah dan rakyat, pemerintah tidak diperkenankan
ikut campur tangan dalam kehidupan pribadi setiap warga negara tanpa alasan yg
dpt diterima, dan campur tangan pemerintah akan dianggap sbg pelanggaran
keadilan. Dalam bidang ekonomi, campur tangan pemerintah dlm urusan bisnis
setiap warga negara tanpa alasan yg sah akan dianggap sbg tindakah tidak adil dan
merupakan pelanggran atas hak individu tsb, khususnya hak atas kebebasan.
c. Prinsip Keadilan Tukar
Atau prinsip pertukaran dagang yang fair, terutama terwujud dan
terungkap dlm mekanisme harga pasar. Merupakan penerapan lebih lanjut dari no
harm secara khusus dalam pertukaran dagang antara satu pihak dengan pihal lain
dalam pasar. Adam Smith membedakan antara harga alamiah dan harga pasar atau
harga aktual. Harga alamiah adalah harga yg mencerminkan biaya produksi yg
telah dikeluarkan oleh produsen, yang terdiri dari tiga komponen yaitu biaya
buruh, keuntungan pemilik modal, dan sewa. Harga pasar atau harga aktual adl
harga yg aktual ditawarkan dan dibayar dalam transaksi dagang di dalam pasar.
Kalau suatu barang dijual dan dibeli pada tingkat harga alamiah, itu berarti barang
tersebut dijual dan dibeli pada tingkat harga yang adil. Pada tingkat harga itu baik
produsen maupun konsumen sama-sama untung. Harga alamiah mengungkapkan
kedudukan yang setara dan seimbang antara produsen dan konsumen karena apa
yang dikeluarkan masing-masing dapat kembali (produsen: dalam bentuk harga
yang diterimanya, konsumen: dalam bentuk barang yang diperolehnya), maka
keadilan nilai tukar benar-benar terjadi. Dalam jangka panjang, melalui
mekanisme pasar yang kompetitif, harga pasar akan berfluktuasi sedemikian rupa
di sekitar harga alamiah sehingga akan melahirkan sebuah titik ekuilibrium yang
menggambarkan kesetaraan posisi produsen dan konsumen. Dalam pasar bebas
8. 8
yang kompetitif, semakin langka barang dan jasa yang ditawarkan dan sebaliknya
semakin banyak permintaan, harga akan semakin naik. Pada titik ini produsen
akan lebih diuntungkan sementara konsumen lebih dirugikan. Namun karena
harga naik, semakin banyak produsen yang tertarik untuk masuk ke bidang
industri tersebut, yang menyebabkan penawaran berlimpah dengan akibat harga
menurun. Maka konsumen menjadi diuntungkan sementara produsen dirugikan.
2.3 Konflik dalam Perusahaan
Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara
dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu
dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain
sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial,
konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan
sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan
integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
9. 9
BAB III
METODE PENULISAN
Pada penulisan ini penuli mencari informasi yang ada dari sumber-sumber
di internet sebanyak-banyaknya mengenai etika bisnis agar rumusan dan tujuan
penulisan ini dapat terjawab. Data penulisan ini mengunakan data sekunder.
Dimana pengertian Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data
sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS),
buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
10. 10
BAB IV
PEMBAHASAN
Keadilan didalam perusahaan atau organisasi biasa disebut dengan
keadilan organisasi, keadilan sudah menjadi kebutuhan setiap manusia dan disitu
terdapat tuntutan yang sama untuk diperlakukan adil, termasuk karyawan untuk
diperlakukan adil.aspek-aspek dalam keadilan harus terpenuhi sehingga karyawan
mendapatkan kepuasan kerja dengan terpenuhinya aspek-aspek tersebut.Ketika
ketidakadilan masih saja terjadi maka sama saja pimpinan perusahaan
membiarkan lingkungan kerja yang kurang sehat. Akibat berikutnya, motivasi
kerja karyawan semakin menurun dan dapat mengakibatkan kinerja mereka juga
menurun. Tentu saja akan mengganggu aktifitas bisnis dan kinerja perusahaan.
Karena itu maka dibutuhkan reposisi kepemimpinan yang menyeluruh. Posisi
kepemimpinan perlu diperkuat dalam hal pemahaman sistem nilai organisasi
khususnya tentang pentingnya rasa keadilan bagi karyawan. Pimpinan perusahaan
harus terdorong untuk semakin memahami konsep diri dan mengelola dirinya
terutama dalam menerapkan prinsip keadilan. Untuk itu budaya organisasi perlu
dibuat dan sebaiknya yang mudah dipahami dan dikembangkan oleh semua
elemen organisasi. Sistem umpan balik dalam mengendalikan organisasi
utamanya yang menyangkut kasus ketidakadilan dinilai sangat perlu dalam rangka
penyehatan internal organisasi.
Konflik ini terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication antar
atasan dengan karyawan. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan
mengenai penghitungan gaji atau upah kerja karyawan , namun pihak perusahaan
belum memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan
semena-mena oleh pihak perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan yaitu
dengan mendemo perusahaan, Namun tindakan ini berujung pada PHK besar-
besaran yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan manapun pasti pernah
mengalami konflik internal.Mulai dari tingkat individu, kelompok, sampai unit.
11. 11
Mulai dari derajat dan lingkup konflik yang kecil sampai yang besar. Yang relatif
kecil seperti masalah adu mulut tentang pribadi antarkaryawan, sampai yang
relatif besar seperti beda pandangan tentang strategi bisnis di kalangan
manajemen. Contoh lainnya dari konflik yang relatif besar yakni antara karyawan
dan manajemen.Secara kasat mata kita bisa ikuti berita sehari-hari di berbagai
media. Disitu tampak konflik dalam bentuk demonstrasi dan pemogokan.Apakah
hal itu karena tuntutan besarnya kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi
karir, ataukah karena tuntutan hak asasi manusia karyawan.
Konflik dengan karyawan buruh, dapat dilihat dengan banyaknya kasus
pemogokan kerja atau demo oleh para pekerja yang sering disertai tindakan
kekerasan.hal ini membuktikan adanya ketidakadilan yang dirasakan oleh pekerja
atas kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pimpinan perusahaan.konflik intern
perusahaan yangseringkali muncul terkait dengan masalah penggajian, pesangon,
pemecatan, diskriminasi pekerja perempuan, semakin marak dewasa ini.dan ini
semua adalah dampak akibat ketidak adanya rasa keadilan yang diterima oleh para
karyawan didalam perusahaan tersebut
Konflik itu sendiri merupakan proses yang dimulai bila satu pihak
merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan segera
mempengaruhi secara negatif. Faktor-faktor kondisi konflik (Robbins, Sthepen
,2003, Perilaku Organisasi):
• Harus dirasakan oleh pihak terkait
• Merupakan masalah persepsi
• Ada oposisi atau ketidakcocokan tujuan, perbedaan dalam penafsiran fakta,
ketidaksepakatan pada pengharapan perilaku
• Interaksi negatif-bersilangan
• Ada peringkat konflik dari kekerasan sampai lunak.
12. 12
Didalam hubungan komunikasi di suatu lingkungan kerja atau perusahaan konflik
antar individu akan sering terjadi. Konflik yang sering terjadi biasanya adalah
karena masalah komunikasi yang kurang baik. Sehingga cara mengatasi konflik
dalam perusahaan harus benar-benar dipahami management inti dari perusahaan,
untuk meminimalisir dampak yang timbul. Permasalahan atau konflik yang terjadi
antara karyawan atau karyawan dengan atasan yang terjadi karena masalah
komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan dengan system yang terstruktur.
Karena jika masalah komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi bias-bisa
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya mogok kerja, bahkan demo.
Sehingga untuk mensiasati masalah ini biasa dilakukan dengan berbagai cara:
Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi
kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumungan
atau pengumuman melalui loudspeaker.
Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancer dan
harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi yang
dua arah dan intens akan mengurangi masalah di lapangan.
Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan
akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam
organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi.
Biasanya masalah timbul karena lingkungan yang kurang kondusif di
suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau sirkulasi yang
kurang baik, dan temperature ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk
meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus di
perhatikan.
Konflik dalam perusahaan juga sering terjadi antar karyawan, hal ini
biasanya terjadi karena masalah diluar perusahaan, misalnya tersinggung karena
ejekan, masalah ide yang dicuri, dan senioritas. Perusahaan yang baik harus bisa
13. 13
menghilangkan masalah senioritas dalam perusahaan. Hal ini dapat meminimalisir
masalah yang akan timbul, kerena dengan suasanya yang harmonis dan akrab
maka masalah akan sulit untuk muncul.kita bisa liat ini adalah salah satu contoh
kasus suatu konflik yang terjadi dalam suatu organisasi bisa ditekankan disini
suatu perusahan,dimana seorang pemimpin yang tidak bertanggung jawab dan
tidak adil dalam memimpin suatu perusahan.Mereka senantiasa mempermainkan
rakyat kecil dan bertindak sangat tidak bijaksana sebagai seorang yang memiliki
kekuasaan,mereka dengan mudah dapat mengeluarkan seorang karyawan yang
dianggap terlalu vokal dan mengancam para karyawanya dengan tidak
memberikan THR.Menurut saya ini jelas sangat berpengaruh dalam terjadinya
sebuah konflik ini adalah penyebab utama terjadinya konflik dalam kasus ini
menurut saya bila dalam kasus ini banyak cara untuk menyelesaikanya mungkin
dengan cara mediator atau jika dengan cara mediator tidak berhasil juga perlu
adanya proses hukum karena disini telah melanggar hak seseorang dan telah
melanggar hukum yang berlaku tentang pemberian THR kepada tenaga kerja.
Saya rasa ini adalah solusi yang mungkin bisa menyelesaikan konflik dalam
perusahaan ini,ada baiknya berikanlah apa yang menjadi haknya setelah iya
mengerjakan kewajibanya.
14. 14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan dan tujuan penulisan ini maka dapat disimpulkan
bahwa memang benar perusahaan sekarang ini banyak yang tidak menerapkan
system keadilan kepada karyawan akibatnya banyak karyawan yang merasa
dirugikan baik material maupun moril.sebaiknya perusahaan haruslah menegakan
prinsip keadilan dengan karyawan sehingga dengan begitu karyawan semua
merasa dapat merasakan hal yang sifatnya berupa kesenagan dalam proses
kehidupan sehari-hari.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberi saran kepada seluruh
perusahan yang ada di Indonesia haruslah menegakan sebuah prinsip yang
namanya keadilan karyawan didalam bekerja disuatu perusahaan tersebut, karena
prinsip keadilan ini sangat berguna bagi semua kalangan baik itu kalangan pemilik
perusahaan maupun kesejahteraan para karyawan yang bekerja mencari nafkah di
perusahaan tersebut.