3. PRINSIP UMUM
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan oleh
perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki
standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika
moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33)
mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut :
4. 1. PRINSIP OTONOMI
Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya
baik untuk dilakukan. Atau mengandung arti bahwa perusahaan secara bebas
memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya
dengan visi dan misi yang dimilikinya.
Contoh prinsip otonomi dalam etika binis : perusahaan tidak tergantung
pada pihak lain untuk mengambil keputusan tetapi perusahaan memiliki kekuasaan
tertentu sesuai dengan misi dan visi yang diambilnya dan tidak bertentangan
dengan pihak lain.
5. 2. PRINSIP KEJUJURAN
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung
keberhasilan perusahaan. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan
secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak
didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan
kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga
yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
Contoh prinsip kejujuran dalam etika binis : prinsip yang paling hakiki dalam
aplikasi bisnis berdasarkan kejujuran ini terutama dalam pemakai kejujuran terhadap diri
sendiri. Namun jika prinsip kejujuran terhadap diri sendiri ini mampu dijalankan oleh
setiap manajer atau pengelola perusahaan maka pasti akan terjamin pengelolaan bisnis
yang dijalankan dengan prinsip kejujuran terhadap semua pihak terkait.
6. 3. PRINSIP TIDAK BERNIAT JAHAT
Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip
kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu sendiri.
Contoh prinsip tidak berniat jahat dalam etika binis : jika seseorang di
dalam perusahaan sudah menerapkan prinsip kejujuran dalam dirinya sendiri, maka
orang tersebut dalam mengendalikan niat-niat buruk yang justru akan membuat
citra perusahaan memburuk.
7. 4. PRINSIP KEADILAN
Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem
bisnis. Prinsip keadilan yang dipergunakan untuk mengukur bisnis menggunakan etika
bisnis adalah keadilan bagi semua pihak yang terkait memberikan kontribusi langsung
atau tidak langsung terhadap keberhasilan bisnis. Para pihak ini terklasifikasi ke dalam
stakeholder.
Contoh prinsip keadilan dalam etika binis : upah yang adil kepada karyawan
sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain,menuntut
agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai
kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung-jawabkan.
8. 5. PRINSIP HORMAT PADA DIRI SENDIRI
Prinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis merupakan prinsip tindakan
yang dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Dalam aktivitas bisnis
tertentu ke masyarakat merupakan cermin diri bisnis yang bersangkutan. Namun jika
bisnis memberikan kontribusi yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu masyarakat
memberikan respon sama. Sebaliknya jika bisnis memberikan image yang tidak
menyenangkan maka masyarakat tentu tidak menyenangi terhadap bisnis yang
bersangkutan.
Contoh prinsip hormat pada diri sendiri dalam etika binis : jika para
manajemennya berorientasikan pada pemberi kepuasan kepada karyawan yang
berprestasi karena sepadan dengan prestasinya maka dapat dipastikan karyawan akan
semakin loyal terhadap perusahaan.
9. ETOS BISNIS
Etos bisnis adalah suatu kebiasaan atau budaya moral yang menyangkut
kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu perusahaan dari generasi ke generasi
lainnya. Intinya adalah pembudayaan atau pembiasaan penghayatan terhadap nilai-
nilai, norma atau prinsip moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari
suatu perusahaan yang sekaligus juga membedakannya dari perusahaan lainnya.
Dalam membangun sebuah perusahaan (organisasi) pertama-tama kita
harus membangun apa yang dikenal sebagai budaya perusahaan (corporate
culture) atau etos bisnis. Wujudnya bisa dalam bentuk pengutamaan mutu,
pelayanan, disiplin, kejujuran, tanggung jawab, perlakuan tanpa diskriminasi dan
seterusnya.
10. Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan
dan kegiatan individu. Menurut A. Tabrani Rusyan, fungsi etos kerja adalah :
a. Pendorang timbulnya perbuatan.
b. Penggairah dalam aktivitas.
c. Penggerak, seperti mesin bagi mobil besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat lambatnya suatu perbuatan.
11. RELATIFITAS MORAL DAN BISNIS
Dalam kaitan dengan bisnis internasional,
perusahaan multinasional harus beroperasi dengan dan
berdasarkan nilai moral dan budaya yang berlaku di negara
tempat perusahaan itu beroperasi. Inti pandangan ini adalah
bahwa tidak ada norma atau prinsip moral yang berlaku
universal. Maka pokok yang harus di pegang adalah bahwa
prinsip dan norma yang dianut negara tuan rumah itulah yang
dipatuhi dan dijadikan pegangan. Namun, yang menjadi
persoalan adalah anggapan bahwa tidak ada nilai dan norma
moral yang bersifat universal yang berlaku di semua negara
dan masyarakat; bahwa nilai dan norma yang berlaku di satu
negara berbeda dari yang berlaku di negara lain. Oleh karena
kitu, menurut pandangan ini norma dan nilai moral bersifat
relatif. Ini tidak benar karena bagaimanapun mencuri,
merampas, tidak jujur pada orang lain dimanapun juga akan di
kecam dan dianggap sebagai tidak etis.
Yang menjadi persoalan adalah bahwa pandangan ini tidak
membedakan antara moralitas dan hukum. Keduanya memang ada kaitan
satu sama lain, namun berbeda hakikatnya. Hukum adalah hal positif bagi
norma moral sesuai dengan harapan dan cita–cita serta tradisi budaya
suatu masyarakat atau negara. Jadi, bisa saja hukum disatu negara
berbeda dari hukum dinegara lain sesuai dengan apa yang dianggap
paling penting bagi kehidupan suatu negara dan sesuai dengan
pertimbangan negara tersebut. Tapi, ini lalu tidak berarti bahwa norma
dan nilai moral antara negara yang satu dan negara yang lain tidak sama.
Bahwa prinsip tidak boleh merugikan pihak lain dalam berbisnis
merupakan prinsip universal yang dianut dimana saja, tidak bisa di bantah.
Bahwa di pihak lain di Amerika ada undang-undang anti-monopoli
(karena monopoli merugikan banyak pihak) sementara di Indonesia tidak
ada undang-undang anti-monopoli (bahkan terjadi monopoli ilegal) tidak
berarti prinsip tidak merugikan orang lain tidak bersifat
universal. Persoalannya adalah bahwa perkembangan situasi dan
kemauan politik pemerintah berbeda sehingga ada situasi hukum yang
berbeda.
12. CONTOH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP ETIKA
BISNIS (LUAR NEGERI) : ENRON
Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth
(penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Bisnis inti Enron bergerak
dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan
sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Kasus Enron mulai
terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002
berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan
menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari
Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh
dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan
energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $
31.2 milyar.
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard atau
menentang prinsip-prinsip etika bisnis diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan
mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Enron
dan KAP Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) sudah melanggar
kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan
untuk dilanggar yaitu telah bekerja sama dalam memanipulasi laporan keuangan
sehingga merugikan berbagai pihak baik pihak eksternal seperti para pemegang saham
dan pihak internal yang berasal dari dalam perusahaan Enron.
13. CONTOH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP ETIKA
BISNIS (DALAM NEGERI) : PT POS INDONESIA
Salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja suatu
perusahaan atau organisasi adalah dengan cara menerapkan Good
Corporate Governance (GCG). Penerapan Good Corporate
Governance (GCG) dalam perusahaan PT POS INDONESIA merupakan
pedoman bagi Komisaris dan Direksi dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dengan dilandasi moral yang tinggi, kepatuhan
kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran
akan adanya tanggung jawab sosial perseroan terhadap pihak yang
berkepentingan (stakeholders) secara konsisten.
Salah satu maksud dan tujuan penerapan GCG di dalam
perusahaan PT POS INDONESIA adalah memaksimalkan nilai
Perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan,
akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar
Perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional
maupun internasional.