Similar to 10,sm,lusianasari,prof.dr. ir. hapzi ali.mm. cma, etika bisnis, tanggung jawab perusahaan & manejemen resiko, universitas mercu buana ,2018
BE & GG; Sukrasno, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis Pada PT Frisian Flag Ind...SukrasnoSukrasno
Similar to 10,sm,lusianasari,prof.dr. ir. hapzi ali.mm. cma, etika bisnis, tanggung jawab perusahaan & manejemen resiko, universitas mercu buana ,2018 (19)
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
10,sm,lusianasari,prof.dr. ir. hapzi ali.mm. cma, etika bisnis, tanggung jawab perusahaan & manejemen resiko, universitas mercu buana ,2018
1. Strategic Manajement Page 1
STRATEGIC MANAGEMENT
Etika Bisnis, Tanggung Jawab Perusahaan & Manejemen
Resiko
Lusiana Sari
55117120148
Mahasiswa Magister Management
Universitas Mercu Buana
Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Dosen Magister Manajement
Universitas Mercu Buana
2018
2. Strategic Manajement Page 2
Etika Bisnis
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yg berarti : kebiasaan atau adat, akhlak,watak,
perasaan, sikap, cara berpikir. Etika merupakan cabang ilmu filsafat, mempelajari perilaku moral
dan immoral, membuat pertimbangan matang yang patut dilakukan oleh seseorang kepada orang
lain atau kelompok tertentu. Etika dikategorikan sebagai filsafat moral atau etika normatif.
Dua tujuan etika antara lain menilai perilaku manusiawi berstandar moral, dan memberikan
ketepatan nasehat tentang bagaimana bertindak bermoral pada situasi tertentu.
Unsur Unsur Etika
Unsur-unsur pokok dalam Etika meliputi:
a. Kebebasan
Merupakan unsur penting dalam norma moral. Kebebasan memberikan pilihan bagi manusia
untuk bersikap dan berperilaku. Hal ini sangat esensial mengingat norma moral itu adalah yang
otonom. Jadi selalu ada pilihan(alternative) bagi manusia untuk bersikap dan berperilaku
berdasarkan nilai-nilai yang diyakininya. Adapun kebebasan manusia itu dibagi menjadi dua
golongan besar, yaitu:
Kebebasan sosiala dalah kebebasan yang diterima dari orang lain (sesama manusia), yang berarti
bersifat heteronom.
Kebebasan eksistensial adalah kemampuan manusia untuk menentukan sikap dan perilaku
dirinya sendiri yang berarti bersifat otonom.
b. Tanggung Jawab
3. Strategic Manajement Page 3
Tanggung jawab dapat diartikan sebagai kesediaan dasariah untuk melaksanakan apa yang
menjadi kewajibannya. Kewajiban merupakan beban yang harus dilaksanakan.Setiap bentuk
tanggng jawab senantiasa menuntut pertanggung jawaban apabila perbuatan itu sudah selesai
dilakukan.Pertanggung jawaban ini adalah suatu tindakan member penjelasan yang dapat
dibenarkan baik secara moral maupun secara hukum.Hal inilah yang disebut dengan
akuntabilitas. Pengertian beban disini tentu dalam arti luas, tidak selalu berkonotasi tidak
menyenangkan.Melainkan Pertimbangan moral, baru akan mempunyai arti apabila manusia
tersebut mampu dan mau bertanggung jawab atas pilihan yang dibuatnya. Pertimbangan-
pertimbangan moral hanya mungkin ditujukan bagi orang yang dapat dan mau bertanggung
jawab.
c. Hati Nurani
Suara hati sering kali disebut dengan hati nurani. Kata synteresis lebih tepat diartikan sebagai
hati nurani, yaitu pengetahuan intuitif tentang prinsip-prinsip moral.
Menurut Aquinas, hati nurani berasal langsung dari Tuhan dan oleh karena itu tidak mungkin
keliru. Apabila manusia menghadapi situasi konkret yang mengharuskannya memilih sikap-sikap
moral tertentu, maka yang hadir pada saat itua dalah suara hati.Suara hati memang suara
kejujuran, tetapi tidak identik dengan hakikat kebenaran itu sendiri. Artinya suara hari mungkin
saja bias salah, tetapi kesalahan suara hati itu karena ketidaktahuan sipemilik suara hati itu,
bukan karena ia sengaja berbuat salah.
Franz Magnis Suseni menyebutkan tiga lembaga normative yang mengajukan norma-norma
(dalam arti yang lebih abstrak berupa nilai-nilai) mereka kepada kita.Pertama, adalah masyarakat,
termasuk pemerintah, guru, orang tua, teman sebaya,dan pemuka agama. Lembaga normative
tersebut baik secara implicit maupun eksplisit,akan menyatakan apa yang baik dan tidak baik
menurut mereka.Kedua, adalah ideology termasuk agama di dalamnya. Kode etik profesi juga
ada dalam kategori lembaga normative kedua ini.Ketiga, adalah superego pribadi. Seperti
perasaan malu pada diri seseorang apabila yang bersangkutan melakukan suatu perilaku tidak
terpuji.
4. Strategic Manajement Page 4
Prinsip Etika dalam Berbisnis
Secara umum, prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis tidak akan pernah lepas dari kehidupan
keseharian kita. Namun prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya adalah
implementasi dari prinsip etika pada umumnya.
1. Prinsip Otonomi
Orang bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia
bisnis. la akan sadar dengan tidak begitu saja mengikuti saja norma dan nilai moral yang ada,
namun juga melakukan sesuatu karena tahu dan sadar bahwa hal itu baik, karena semuanya
sudah dipikirkan dan dipertimbangkan secara masak-masak. Dalam kaitan ini salah satu
contohnya perusahaan memiliki kewajiban terhadap para pelanggan, diantaranya adalah:
(1) Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik dan sesuai dengan tuntutan
mereka;
(2) Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua transaksi, termasuk pelayanan
yang tinggi dan memperbaiki ketidakpuasan mereka;
(3) Membuat setiap usaha menjamin mengenai kesehatan dan keselamatan pelanggan,
demikian juga kualitas Iingkungan mereka, akan dijaga kelangsungannyadan ditingkatkan
terhadap produk dan jasa perusahaan;
(4) Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam menawarkan, memasarkan
dan mengiklankan produk.
Untuk bertindak otonom, diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan dan bertindak
berdasarkan keputusan yang menurutnya terbaik. karena kebebasan adalah unsur hakiki dari
prinsip otonomi ini. Dalam etika, kebebasan adalah prasyarat utama untuk bertindak secara etis,
walaupun kebebasan belum menjamin bahwa seseorang bertindak secara otonom dan etis. Unsur
lainnya dari prinsip otonomi adalah tanggungjawab, karena selain sadar akan kewajibannya dan
bebas dalam mengambil keputusan dan tindakan berdasarkan apa yang dianggap baik, otonom
juga harus bisa mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya (di sinilah dimung-kinkan
5. Strategic Manajement Page 5
adanya pertimbangan moral). Kesediaan bertanggungjawab merupakan ciri khas dari makhluk
bermoral, dan tanggungjawab disini adalah tanggung jawab pada diri kita sendiri dan juga
tentunya pada stakeholder
2. Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena kejujuran merupakan modal
utama untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik berupa kepercayaan komersial,
material, maupun moril. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Terdapat tiga
lingkup kegiatan bisnis yang berkaitan dengan kejujuran:
1. Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Pelaku
bisnis disini secara a priori saling percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak
jujur melaksanakan janjinya. Karena jika salah satu pihak melanggar, maka tidak mungkin
lagi pihak yang dicuranginya mau bekerjasama lagi, dan pihak pengusaha lainnya akan
tahu dan tentunya malas berbisnis dengan pihak yang bertindak curang tersebut.
2. Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga yang
baik. Kepercayaan konsumen adalah prinsip pokok dalam berbisnis. Karena jika ada
konsumen yang merasa tertipu, tentunya hal tersebut akan rnenyebar yang menyebabkan
konsumen tersebut beralih ke produk lain.
3. Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan yaitu antara
pemberi kerja dan pekerja, dan berkait dengan kepercayaan. Perusahaan akan hancur
jika kejujuran karyawan ataupun atasannya tidak terjaga.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil
dan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Keadilan berarti tidak ada
pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Salah satu teori mengenai keadilan yang
dikemukakan oleh Aristoteles adalah:
6. Strategic Manajement Page 6
1. Keadilan legal. Ini menyangkut hubungan antara individu atau kelompok masyarakat
dengan negara. Semua pihak dijamin untuk mendapat perlakuan yangsama sesuai dengan
hukum yang berlaku. Secara khusus dalam bidang bisnis, keadilan legal menuntut agar
Negara bersikap netral dalam memperlakukan semua pelaku ekonomi, negara menjamin
kegiatan bisnis yang sehat dan baik dengan mengeluarkan aturan dan hukum bisnis yang
berlaku secara sama bagi semua pelaku bisnis.
2. Keadilan komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan yang adil antara orang yang
satu dan yang lain. Keadilan ini menyangkut hubungan vertikal antara negara dan warga
negara, dan hubungan horizontal antar warga negara. Dalam bisnis keadilan ini berlaku
sebagai kejadian tukar, yaitu menyangkut pertukaran yang fair antara pihak-pihak yang
terlibat.
3. Keadilan distributif. Atau disebut juga keadilan ekonomi, yaitu distribusi ekonomi
yang merata atau dianggap adil bagi semua warga negara. Dalam dunia bisnis keadilan ini
berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan ketentuan dalam
perusahaan yang juga adil dan baik.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling mengun-tungkan satu sama lain.
Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis haruslah bisa melahirkan suatu win-
win situation.
5. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menyarankan dalam berbisnis selayaknya dijalankan dengan tetap menjaga nama
baiknya dan nama baik perusahaan.
Dari kelima prinsip yang tentulah dipaparkan di atas, menurut Adam Smith, prinsip keadilanlah
yang merupakan prinsip yang paling penting dalam berbisnis. Prinsip ini menjadi dasardan jiwa
dari semua aturan bisnis, walaupun prinsip lainnya juga tidak akan terabaikan. Karena menurut
Adam Smith, dalam prinsip keadilan khususnya keadilan komutatif berupa no harm, bahwa
sampai tingkat tertentu, prinsip ini telah mengandung semua prinsip etika bisnis lainnya. Karena
7. Strategic Manajement Page 7
orang yang jujur tidak akan merugikan orang lain, orang yang mau saling menguntungkan
dengan pibak Iain, dan bertanggungjawab untuk tidak merugikan orang lain tanpa alasan yang
diterima dan masuk akal.
Contoh kasus etika bisnis:
1. Sebuah perusahaan pengembang di Lampung membuat kesepakatan dengan sebuah
perusahaan perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah pabrik. Sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakati pihak pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada pihak
perusahaan kontraktor tersebut. Dalam pelaksanaannya, perusahaan kontraktor menyesuaikan
spesifikasi bangunan pabrik yang telah dijanjikan. Sehingga bangunan pabrik tersebut tahan lama
dan tidak mengalami kerusakan. Dalam kasus ini pihak perusahaan kontraktor telah mematuhi
prinsip kejujuran karena telah memenuhi spesifikasi bangunan yang telah mereka
musyawarahkan bersama pihak pengembang.
2. Sebuah Yayasan Maju Selalu menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA. Pada tahun
ajaran baru sekolah mengenakan biaya sebesar Rp.500.000,- kepada setiap siswa baru. Pungutan
sekolah ini diinformasikan kepada mereka saat akan mendaftar,sehingga setelah diterima,mereka
harus membayarnya. Kemudian pihak sekolah memberikan informasi ini kepada wali murid
bahwa pungutan tersebut digunakan untuk biaya pembuatan seragam sekolah yang akan dipakai
oleh semua murid pada setiap hari rabu-kamis. Dalam kasus ini Yayasan dan sekolah dapat
dikategorikan mengikuti transparasi.
3. Pada tahun 1990 an, kasus yang masih mudah diingat yaitu Enron. Bahwa Enron adalah
perusahaan yang sangat bagus dan pada saat itu perusahaan dapat menikmati booming industri
energi dan saat itulah Enron sukses memasok enegrgi ke pangsa pasar yang bergitu besar dan
memiliki jaringan yang luar biasa luas. Enron bahkan berhasil menyinergikan jalur transmisi
energinya untuk jalur teknologi informasi. Dan data yang ada dari siklus bisnisnya, Enron
memiliki profitabilitas yang cukup menggiurkan. Seiring dengan booming indutri energi,
akhirnya memosisikan dirinya sebagai energy merchants dan bahkan Enron disebut
sebagai ”spark spead” Cerita pada awalnya adalah anggota pasar yang baik, mengikuti peraturan
yang ada dipasar dengan sebagaimana mestinya. Pada akhirnya Enron meninggalkan prestasi dan
8. Strategic Manajement Page 8
reputasinya baik tersebut, karena melakukan penipuan dan penyesatan.. Sebagai perusahaan
Amerika terbesar ke delapan, Enron kemudian kolaps pada tahun 2001.
Manajemen resiko
Menurut Djojosoedarso, manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam
penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga dan
masyarakat.
Tujuan Manajemen Risiko
Secara umum ada enam tujuan manajemen resiko dalam perusahaan atau badan usaha,
diantaranya adalah:
1. Melindungi Perusahaan
Memberikan perlindungan terhadap perusahaan dari tingkat risiko signifikan yang bisa
menghambat proses pencapaian tujuan perusahaan.
2. Membantu Pembuatan Kerangka Kerja
Membantu dalam proses pembuatan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas ririko
yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi di dalam sebuah perusahaan.
3. Mendorong Manajemen Agar Proaktif
Mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam mengurangi potensi risiko, dan
menjadikan manajemen risiko sebagai sumber keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan.
4. Sebagai Peringatan untuk Berhati-Hati
Mendorong semua individu dalam perusahaan agar bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko
perusahaan demi tercapainya tujuan yang diinginkan bersama.
5. Meningkatkan Kinerja Perusahaan
9. Strategic Manajement Page 9
Membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan informasi tingkat risiko yang
disebutkan dalam peta risiko/ risk map. Hal ini juga berguna dalam pengembangan strategi dan
perbaikan proses risk management secara berkesinambungan.
6. Sosialisasi Manajemen Risiko
Membangun kemampuan individu maupun manajemen untuk mensosialisasikan pemahaman
tentang risiko dan pentingnya risk management.
Jenis-Jenis Manajemen Risiko
Seiring dengan perkembangannya, manajemen risiko terbagi dalam beberapa hal; Resiko
Operasional, Resiko Hazard, Resiko Finansial, Resiko Strategik.
1. Manajemen Risiko Operasional
Manajemen ini berkaitan dengan resiko yang timbul akibat gagal fungsi proses internal, misalnya
karena human error, kegagagalan sistem, faktor luar seperti bencana dsb. Dalam menejemen
resiko operasional, ada empat faktor penyebab resiko antara lain manusia, proses, sistem dan
kejadian eksternal.
Dengan memahami manajemen risiko ini, perusahaan bisa mengambil langkah preventif atau
bahkan sanksi supaya kapasitas produksi dan layanan terjaga semisal ada hal yang tidak
diinginkan terjadi.
2. Manajemen Hazard
Manajemen hazard berkaitan dengan kondisi potensial yang mengakibatkan kebangkrutan dan
kerusakan. Ketika kita membahas hazard, tentu kita juga membahas peril. Resiko perilaku yaitu
peristiwa yang bisa menimbulkan kerugian bisnis. Dalam hal ini ada tiga macam hazard yang
harus diketahui, antara lain legal hazard, physical hazard dan moral hazard.
10. Strategic Manajement Page 10
Contoh hazard legal misalnya pelanggaran atau pengabaian peraturan bisnis yang bisa
menyebabkan kebangkrutan, seperti pelanggaran SOP atau peraturan perusahaan yang akhirnya
berakibat fatal. Sementara physical hazard bisa berupa mesin yang sudah tua dan menimbulkan
resiko kerugian saat produksi.
Seperti kecelakaan pegawai karena mesin dan sebagainya. Untuk moral hazard contohnya yaitu
sikap seorang karyawan dilingkungan kerja yang menimbulkan kerugian. Misalnya karyawan
tidak jujur dan sering korupsi uang. Atau karyawan yang tidak melayani konsumen dengan baik
sehingga berakibat buruk pada perusahaan.
3. Manajemen Resiko Finansial
Manajemen resiko finansial yaitu upaya pengawasan resiko dan perlindungan hak milik,
keuntungan, harta dan aset sebuah badan usaha. Pada prakteknya, proses pengelolaan resiko ini
meliputi identifikasi, evaluasi dan melakukan pengendalian resiko bila ditemukan hal yang
mengancam keberlangsungan organisasi.
Manajemen ini sangat penting karena ini merupakan salah satu sumber daya perusahaan. Karena
itu seorang akuntan harus benar-benar mempertimbangkan berbagai resiko lainnya yang
berhubungan dengan keuangan, seperti:
Resiko likuiditas
Diskpntinuitas pasar
Resiko kredit
Resiko regulasi
Resiko pajak
resiko akuntansi
Menejemen ini juga tidak lepas dari perubahan kurs mata uang yang erat kaitannya dengan
perubahan inflasi, neraca perdagangan, kapasitas utang, suku bunga dsb.
11. Strategic Manajement Page 11
3. Manajemen Resiko Strategis
Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Resiko yang biasanya muncul adalah
kondisi tak terduga yang mengurangi kemampuan pelaku bisnis untuk menjalankan strategi yang
direncanakan. Dalam hal ini beberapa faktor seperti resiko operasi, resiko asset impairment,
resiko kompetitif atau bahkan resiko frenchise (bila ada).
Seperti yang tertulis dalam pengertian enterprise risk management di atas, untuk mengetahui
resiko yang kemungkinan besar terjadi dan merugikan perusahaan adalah dengan menuliskan
item penting, Anda bisa membuat beberapa daftar berikut ini:
Daftar resiko
Penilaian resiko tersebut sesuai dengan kecenderungannya dan juga dampaknya
Penilaian pada kondisi saat ini yang sedang terjadi
Rencana tindakan bila resiko terburuk benar-benar muncul
Komponen Manajemen Risiko
Ada beberapa komponen dan proses dalam manajemen risiko. Menurut COSO (Committee of
Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) komponen tersebut adalah:
1. Lingkungan Internal (Internal Environment)
Komponen ini adalah sikap manajemen di semua level terhadap operasi secara umum dan
konsep kontrol secara khusus. Hal ini mencakup: etika, kompetensi, serta integritas dan
kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi.
2. Penentuan Sasaran (Objective Setting)
Perusahaan menetapkan tujuan operasional sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan mengelola
segala risiko. Sasaran ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu
Strategic objective; fokus pada upaya realisasi visi dan misi (baca: pengertian visi dan misi)
12. Strategic Manajement Page 12
Activity objective: fokus pada kegiatan operasional, reportasi, dan kompliansi
3. Identifikasi Peristiwa (Event Identification)
Manajemen melakukan identifikasi terhadap berbagai kejadian potensial yang berpengaruh pada
strategi dan pencapaian tujuan perusahaan. Berbagai kejadian tak pasti tersebut bisa memberikan
dampak positif, namu bisa juga memberikan risiko.
4. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Risk assessment memungkinkan sebuah organisasi untuk menilai sebuah kejadian atau keadaan
dan kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen perlu melakukan analisis (baca:
pengertian analisis) dampak yang mungkin terjadi akibat risiko tersebut dengan dua perspektif,
yaitu:
Likelihood (kecenderungan/ peluang)
Impact/ consequnce (besaran dari realisasi risiko)
5. Tanggapan Risiko (Risk Response)
Manajemen melakukan penilaian terhadap risiko, lalu menentukan sikap atau respon terhadap
risiko tersebut. Respon dari manajemen ini tergantung apa risiko yang dihadapi
Respon atau tanggapan tersebut bisa dalam bentuk:
Menghindari risiko (avoidance)
Mengurangi risiko (reduction)
Memindahkan risiko (sharing)
Menerima risiko (acceptance)
6. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Proses ini merupakan penyusunan prosedur atau kebijakan yang membantu memastikan bahwa
respon terhadap risiko yang dipilih memadai dan terlaksana dengan baik. Aktivitas ini meliputi:
13. Strategic Manajement Page 13
Pembuatan kebijakan dan prosedur
Delegasi wewenang
Pengamanan kekayaan perusahaan
Pemisahan fungsi
Supervisi
7. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Aktivitas ini fokus pada identifikasi informasi dan menyampaikannya kepada pihak terkait
melalui media komunikasi yang sesuai. Dengan begitu, setiap orang yang mendapatkan
informasi tersebut dapat melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik.
Beberapa faktor penting dalam penyampaian informasi tersebut diantaranya:
Kualitas informasi
Arah komunikasi
Alat komunikasi
8. Pemantauan (Monitoring)
Monitoring adalah komponen terakhir dalam manajemen risiko. Proses pemantauan dilakukan
secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen lainnya berfungsi sebagaimana
mestinya. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses monitoring adalah pelaporan yang
tidak lengkap atau berlebihan.
Tanggung Jawab Perusahaan (Corporate Social Responsibility)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu
konsep bahwa organisasi atau perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab
14. Strategic Manajement Page 14
terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang
mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat
dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam
melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan
dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, tetapi juga harus
menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka
pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat
dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan
cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap
seluruh pemangku kepentingannya . Ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan
dalam masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian
terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan,perlakuan tidak
layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidaknyamanan ataupun
bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar.
Istilah CSR yang mulai dikenal sejak tahun 1970-an, saat ini menjadi salah satu bentuk inovasi
bagi hubungan perusahaan dengan masyarakat dan konsumen. CSR kini banyak diterapkan baik
oleh perusahaan multi-nasional maupun perusahaan nasional atau lokal. CSR adalah tentang nilai
dan standar yang berkaitan dengan beroperasinya sebuah perusahaan dalam suatu masyarakat.
CSR diartikan sebagai komitmen usaha untuk beroperasi secara legal dan etis yang
berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, komunitas lokal
dan masyarakat luas dalam kerangka mmewujudkan pembangunan berkelanjutan. CSR berakar
dari etika dan prinsip-prinsip yang berlaku di Perusahaan dan dimasyarakat. Etika yang dianut
merupakan bagian dari budaya (corporate culture); dan etika yang dianut masyarakat merupakan
bagian dari budaya masyarakata. Prisnsip-prinsip atau azas yang berlaku di masyarakat juga
termasuk berbagai peraturan dan regulasi pemerintah sebagai bagian dari sistem ketatanegaraan.
Menurut Jones (2001) seseorang atau lembaga dapat dinilai membuat keputusan atau bertindak
etis bila:
15. Strategic Manajement Page 15
· Keputusan atau tindakan dilakukan berdasarkan nilai atau standar yang diterima dan berlaku
pada lingkungan organisasi yang bersangkutan.
· Bersedia mengkomunikasikan keputusan tersebut kepada seluruh pihak yang terkait.
· Yakin orang lain akan setuju dengan keputusan tersebut atau keputusan tersebut mungkin
diterima dengan alasan etis.
Suatu perusahaan seharusnya tidak hanya mengeruk keuntungan sebanyak mungkin, tetapi juga
mempunyai etika dalam bertindak menggunakan sumberdaya manusia dan lingkungan guna turut
mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Macam-Macam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Menurut zimmerer ada beberapa pertanggungjwaban perusahaan, yaitu:
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan.
Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus memperhatikan, melestarikan, dan
menjaga lingkungan, misalnya tidak membuang limbah yang mencemari lingkungan.
2. Tanggung jawab terhadap karyawan
Menurut zimmerer Tanggung jawab terhadap karyawan dapat dilakukan dengan cara:
· Menghormati dan mendengarkan pendapat karyawan
· Meminta Masukan kepada karyawan
· Memberi kepercayaan kepada karyawan
· Memberi imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan biak
· Selalu menekankan kepercayaan kepada karyawan
· Tanggung jawab terhadap pelanggan.
16. Strategic Manajement Page 16
Tanggung jawab terhadap pelanggan ada dua kategori:
· Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas
· Memberikan harga barang dan jasa yang adil dan wajar
3. Tanggung Jawab terhadap investor
Tanggung Jawab terhadap investor adalah menyediakan pengembalian investasi yang menarik,
seperti memaksimumkan laba
4. Tanggung jawab terhadap Masyarakat
Perusahaan harus ber Tanggung jawab terhadap Masyarakat sekitarnya, misalnya menyediakan
pekerjaan dan menciptakan kesehatan serta kontribusi terhadap mayararakat sekitarnya
Implementasi Manajemen resiko dan Corporate Social Responsibility
Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan bagian integral dari strategi Perseroan dan pencapaian tujuan jangka
panjang Perseroan. Keberhasilan Perseroan sebagai sebuah organisasi tergantung pada kemampuan
Perseroan untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang-peluang yang dihasilkan oleh bisnis
Perseroan.
Direksi bertanggungjawab untuk mengidentifikasi dan menilai risiko yang dihadapi Perseroan dan
memastikan bahwa risiko-risiko tersebut dikelola secara efektif. Dalam menjalankan fungsi ini, Direksi
dibantu oleh Tim Manajemen Risiko Korporasi, yang mengatur desain dan implementasi sistem
manajemen risiko Perseroan, termasuk matriks risiko, dan menjamin bahwa hal tersebut akan terus
diperbarui secara teratur dan sejalan dengan kondisi ekonomi dan pertumbuhan bisnis yang sedang
berlangsung. Tim ini terdiri dari Kepala Audit Internal dan Financial Controller yang diketuai oleh
Direktur Keuangan.
Perseroan percaya bahwa Perseroan telah mengidentifikasi dan menilai risiko-risiko yang relevan
dengan bisnis Perseroan secara berkala. Berikut ini penjelasan atas beberapa risiko yang penting dan
relevan berikut mitigasi risiko terkait:
1. Pasokan Bahan Baku
Kekurangan pasokan bahan baku yang disebabkan oleh keterlambatan pasokan maupun tidak
mencukupinya persediaan bahan baku sesuai dengan kebutuhan Perseroan dapat mempengaruhi
17. Strategic Manajement Page 17
kegiatan produksi Perseroan. Upaya yang dilakukan melalui manajemen persediaan yang baik, dimana
Perseroan memiliki persediaan bahan baku rata-rata diatas 3 bulan.
2. Nilai tukar valuta asing.
Pergerakan nilai tukar mata uang asing dapat berdampak negatif bagi Perseroan mengingat sebagian
besar bahan baku produk Perseroan diimpor dan sebagian besar produk jadi Perseroan diekspor. Upaya
yang dilakukan melalui transaksi kontrak valuta berjangka (forward) terhadap sebagian valuta asing
dalam bentuk piutang usaha yang dimiliki oleh Perseroan untuk memenuhi kebutuhan operasional
Perseroan.
3. Hubungan antara Perseroan dengan Distributor dan Pelanggan.
Perseroan memiliki distributor atau pelanggan baik, di dalam maupun di luar negeri. Putusnya hubungan
Perseroan dengan distributor atau pelanggan tersebut dapat mempengaruhi pemasaran produk dan
pendapatan Perseroan. Besarnya tingkat ketergantungan ini dapat diperkecil dengan adanya perjanjian
kerjasama penjualan jangka waktu panjang dan hubungan jangka panjang yang baik terhadap distributor
dan pelanggan.
4. Persaingan usaha
Perseroan beroperasi di industri komponen otomotif yang semakin kompetitif serta dengan hadirnya
banyak pesaing baru yang memperebutkan pasar yang terbatas. Oleh sebab itu Perseroan harus
menjaga kualitas produk sesuai dengan standar international dan melakukan penetrasi pasar yang lebih
intensif. Produk Perseroan selama ini mampu bersaing dengan produk-produk sejenis di pasar
internasional, oleh karena itu hal ini membuat Perseroan siap menghadapi pengaruh yang timbul
dengan adanya Free Trade Area.
5. Perubahan Peraturan Pemerintah
Perubahan peraturan/kebijakan pemerintah dapat berdampak langsung bagi usaha Perseroan seperti
peraturan pemerintah dalam hal impor bahan baku dan insentif bea masuk impor bahan baku yang
didapat dari Kementerian Perdagangan. Perseroan melakukan pendekatan kepada pemerintah melalui
Asosiasi dan mempersiapkan diri untuk dapat sewaktu-waktu menyesuaikan rencana dan strategi dalam
menghadapi perubahan peraturan-peraturan kebijakan pemerintah.
Perseroan patuh terhadap hukum dan peraturan lokal, regional, dan global yang berlaku di berbagai
bidang seperti keamanan produk, klaim produk, merek dagang, hak cipta, paten, persaingan, kesehatan
dan keselamatan kerja, lingkungan, tata kelola perusahaan, keterbukaan informasi, ketenagakerjaan,
serta pajak.
6. Masalah pencemaran lingkungan
18. Strategic Manajement Page 18
Perseroan telah melaksanakan segala ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah untuk memperkecil
pengaruh dampak lingkungan, yaitu dengan cara mengelola limbah produksi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan mengikuti semua ketentuan mengenai lingkungan sesuai dengan peraturan
pemerintah.
Implementasi CSR pada PT. Selamat Sempurna TBK
Pelaksanaan corporate social responsibility pada PT. Selamat Sempurna TBK
Pendidikan Kesehatan Sosial Keagamaan Lingkungan
Bantuan berupa
perbaikan lapangan
olahraga di SD
Yayasan Imannuel
Pemberian Sponsor
untuk turnamen Tenis
Bougenville Open IV
2017
Donasi beruoa kacamata
dan kebutuhan pokok
kepada panti
asuhanVicentius Putri
Bantuan hewan kurban
pada perayaan Idul
Adha
Pelepasan penyu di pulau
Sangiang sebangan 200
ekor
Bantuan beruoa
perbaikan sarana
pendidikan di desa
Simpak Bogor
Program donor darah
rutin, deselenggarakan
bersama Palang Merah
Indonesia
Donasi bahan kebutuhan
pokok di Shiva Mandir Pluit,
Jakarta
Sumbangan berupa
hewan kurban kambing
ke sekolah Mutiara Hati
Sisoalisasi mengenai
metode pelestarian
lingkungan, gaya hitup
ramah lingkungan dan tata
cara daur ulang sampah
bekerjasama dengan
relawan dari Yayasan Tzu
Chi
bantuan berupa
perbaikan tempat
belajar dan donasi
kebutuhan belajar
kepada komunitas
Jendela Jakarta
Pemeriksaaan
kesehatan gratis bagi
lebih dari 600
penduduk di desa
Simpak, Bogor
Pemasangan air bersih
dengan membangun sumur
bor di desa Simpak, Bogor
yang merupakan salah satu
kebutuhan utama
penduduk di daerah
tersebut
Pengobatna gratis bagi
lebih dari 560 warga
sekitar sekolah Candra
Naya yang berlokasi di
Jembatan besi bekerja
sama dengan Yayasan
Tzu Chi
Donasi bahan kebutuhan
pokok dan kebutuhan anak-
anak di desa Simpka, Bogor
donasi alat bantu Therapy
anak berkebutuhan khusus
kepada Yayasan Rumah
Autis Karawang
Donasi bahan kebutuhan
pokok kepada Panti Asuhan
Balita Tunas Bangsa