SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Teori Keadilan Adam (Web)
Berry dan Houston (1993) mengatakan bahwa teori keadilan yang dikemukakan oleh J.
Stacy Adam pada tahun 1965 merupakan teori kognitif motivasi kerja. Teori keadilan
menyatakan bahwa manusia mempunyai pikiran, perasaan, dan pandangan yang
mempengaruhi pekerjaan mereka. Teori ini diciptakan secara khusus untuk memprediksi
pengaruh imbalan terhadap perilaku manusia. Adam mengemukakan bahwa individu-
individu kan membuat perbandingan-perbandingan tertentu terhadap suatu pekerjaan.
Perbandingan-perbandingan tersebut sangat mempengaruhi kemantapan pikiran dan perasaan
mereka mengenai imbalan, serta menghasilkan perubahan motivasi dan perilaku.
Teori keadilan mempunyai empat asumsi dasar, yaitu :
i) Individu berusaha untuk menciptakan dan mempertahankan satu kondisi keadilan.
ii) Apabila dirasakan ada kondisi ketidakadilan, kodisi ini menimbulkan ketegangan yang
memotivasi individu untuk menguranginya atau menghilangkannya.
iii) Semakin besar persepsi ketidakadilannya, semakin besar motivasinya untuk bertindak
engurangi kondisi ketegangan itu.
iv) Individu akan mempersepsikan ketidakadilan yang tidak menyenangkan (misalnya,
menerima gaji terlalu sedikit) lebih cepat daripada ketidakadilan yang menyenangkan
(misalnya, mendapatkan gaji terlalu besar).
Sumber :
Teori Keadilan
Hasil akhir dari suatu pekerjaan (seperti upah, prestise dan imbalan tambahan), dan
masukan ke dalam pekerjaan (seperti usaha, tingkat pendidikan dan pengalaman),
membentuk rasio bagi setiap individu sesuai dengan rumusan teori keadilan J. Stacey Adams.
Individu membandingkan rasionya dengan rasio dari sumber referensi, seperti sesame pekerja
di sampingnya untuk dapat menentukan adilnya situasi. Sebagai contoh seorang pekerja
percaya bahwa ia bekerja dua kali lebih keras dari teman kerjanya tetapi ia juga
mempersepsikan bahwa ia mendapat imbalan dua kali banyaknya dari teman kerjanya. Jika
semua hal lain sama maka rasio sudah seimbang dan pekerja tersebut merasa sudah
diperlakukan dengan adil.
Menurut teori keadilan, sebagai hasil memperbandingkan rasio dengan sumber referensi,
individu dapat mempersepsikan dirinya berada dalam salah satu dari tiga kondisi. Ketiga
kondisi ini ialah ketidakadilan karena imbalan lebih, ketidakadilan karena imbalan kurang
dan kondisi yang adil.
Ketidakadilan karena imbalan berlebih terjadi bila seseorang mempersepsikan dirinya
mendapat imbalan lebih untuk pekerjaan dibandingkan dengan masukan daripada orang lain.
Dalam situasi seperti itu timbul rasa bersalah dan individu itu akan mencoba memperbaiki
rasio. Untuk melakukan ini orang itu dapat merasionalisasikan ketidakadilan yang
dipersepsikan (misalnya dengan memilih sumber referensi lain untuk memperbandingkan
dirinya), atau mencari sarana untuk menyesuaikan rasio hasil akhir/masukan. Misalnya
pekerja diupah per unit yang terselesaikan merasa dirinya diupah terlalu besar per unitnya,
maka ia dapat mengurangi kecepatan kerjanya sehingga mengurangi upah yang akan ia
terima. Atau seperti ini, ia dapat meningkatkan mutu kerja untuk dapat membenarkan
tingginya upah.
Ketidakadilan karena imbalan kurang, terjadi bila individu merasa dirinya mendapatkan
hasil akhir kurang disbanding masukan dari pekerjaan, dari sumber referensinya. Dalam
situasi seperti itu individu mencoba menetapkan kembali keadilan dengan menambah atau
mengurangi masukan. Sebagai contoh, di bawah kondisi upah per unit, riset menyarankan
bahwa individu dengan imbalan kurang cenderung menambah jumlah unit pekerjaan tetapi
mengurangi mutunya.
Keadilan ada bila rasio hasil akhir/masukan dari sumber referensi dipersepsikan sama
dengan milik individu. Dalam keadaan seperti itu tidak diharapkan akan ada perubahan
perilaku karena rasio berada dalam keseimbangan.
Manfaat yang dapat diperoleh manajer dari teori keadilan untuk meningkatkan performa
pegawai:
a. Menyarankan bahwa manajer perlu menyediakan hasil akhir yang dipersepsikan oleh
individu sebagai relevan dengan kebutuhannya. Sebagai contoh, sebuah penelitian
pegawai perusahaan pelayanan umum menunjukkan bahwa jaminan pekerjaan merupakan
hasil akhir terpenting bagi pegawai administrasi, sementara pekerja produksi
mementingkan upah di atas semua hasil akhir lainnya. Kesempatan untuk maju
menempati urutan kedua bagi pekerja produksi tetapi relatif tidak begitu penting bagi
pekerja administrasi.
b. Manajer perlu merencanakan sistem kompensasi yang dapat menghindari dampak yang
merusak performa dari ketidakadilan imbalan yang kurang. Peningkatan dalam absensi,
perputaran pegawai dan perilaku yang mengganggu merupakan gejala percobaan untuk
menghilangkan ketidakadilan yang dipersepsikan.
c. Manajer perlu untuk selalu mengingat bahwa imbalan berlebihan tidak selalu berakibat
produksi bertambah atau perbaikan performa. Individu mampu untuk merasionalisasikan
imbalan lebih yang sangat besar. Juga dalam hal manajer mampu menciptakan
ketidakadilan imbalan lebih, pegawai dengan cepat dapat menyesuaikan diri dengan
tingkat imbalan yang tinggi. Hal ini mungkin terjadi terutama dalam situasi dimana
pekerja tidak jelas mengetahui tingkat performa, kualifikasi sebelumnya dan tingkat
kompensasi dari sumber referensi.
Sumber:
Timpe, A. Dale. 1999. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia: Memotivasi Pegawai. PT.
Gramedia Asri Media : Jakarta
TEORI KEADILAN
Teori ini diajukan oleh Adam (1963 dalam Carrel & Dittrich, 1978) yang menjelaskan
bahwa individu membandingkan rasio usaha mereka dan imbalan dengan rasio usaha dan
imbalan pihak lain yang dianggap serupa (similar). Teori motivasi ini didasarkan pada asumsi
bahwa orang-orang dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam
pekerjaannya. Persepsi keadilan tersebut akan menjelaskan berbagai sikap dan perilaku kerja.
Teori ini berbasis pada teori pertukaran sosial (Tyler, 1994). Setiap individu mengharapkan
bahwa mereka akan mendapatkan pertukaran usaha dan imbalan secara adil dari organisasi.
Elemen teori ini bersandar pada tiga asumsi (Carrel & Dittrich, 1978)
1. Teori ini menganggap bahwa orang mengembangkan kepercayaannya tentang apa yang
menyebabkan hasil yang adil dan sebanding atas kontribusi yang diberikan dalam
pekerjaannya.
2. Teori ini beranggapan bahwa orang cenderung membandingkan apa yang dipersepsikan
harus menjadi tukaran mereka dengan organisasi atau majikan dengan apa yang
ditukarkan orang lain dengan organisasi atau majikannya.
3. Teori ini juga beranggapan bahwa ketika orang percaya bahwa hal tersebut tidak
sebanding, maka mereka termotivasi untuk melakukan sesuatu.
Terdapat empat ukuran penting di dalam teori tersebut (Gibson et al., 1985):
1. Orang : individu yang merasakan bahwa dirinya diperlakukan adil atau tidak adil.
2. Perbandingan dengan orang lain : Setiap kelompok atau orang yang serupa dibandingkan
oleh seseorang sebagai pembanding rasio usaha dan imbalan.
3. Masukan (input) : karakteristik individual yang dibawa ke dalam pekerjaan, seperti
keberhasilan usaha dan karakteristik bawaan.
4. Perolehan (outcome) : Apa yang diterima individu dari pekerjaannya (penghargaan, upah
dan tunjangan).
Berdasarkan pada rasio tersebut, ketidakadilan akan muncul ketika individu
mempersepsikan bahwa rasio antara masukan dan perolehan yang diperolehnya lebih besar
atau kurang dibandingkan pihak lain yang dijadikan referensi oleh individu tersebut (Adams,
1963 dalam Gibson et al., 1985).
Figur 1. Rasio Equity
Rasio equity:
Persepsi individu akan outcome Persepsi individu akan outcome
yang seharusnya diperolehnya > yang seharusnya diperoleh orang lain
Persepsi individu tentang input = Persepsi individu tentang input
Yang diberikannya < yang diberikan orang lain
= adil
> merasa bersalah (guilty)
< marah (anger)
Dari sisi siapa yang digunakan untuk memberi penilaian atas keadilan akan menjadi
penting (Pinder, 1984) atau penilaian subyektif keadilan (dalam Faturochman, 2002).
Selanjutnya individu akan memilih siapa yang menjadi referensi pembanding untuk
menetapkan persepsi adil atau tidak (Festinger, 1959 dalam Pinder, 1984). Jika individu
mempersepsikan ketidakadilan maka individu tersebut akan merubah upaya kerja untuk
mencapai keadilan (changing effort to restore equity) atau merubah cara pandang/ kognisi
untuk mencapai keadilan (changing cognitions to restore equity). Beberapa contoh pemulihan
keadilan yang dilakukan individu atau karyawan (Gibson et al., 1985):
1. Perubahan masukan. Karyawan dapat menentukan bahwa ia akan mempergunakan lebih
sedikit waktu atau usaha untuk pekerjaan.
2. Perubahan perolehan. Karyawan dapat menetukan untuk memproduksi unit lebih banyak
karena penerapan sistem upah per potong.
3. Perubahan sikap. Karyawan dapat bersikap kurang bersungguh-sungguh terhadap
pekerjaannya.
4. Mengubah/ mengganti orang yang menjadi pembanding. Perubahan orang yang
digunakan sebagai pembanding dalam upaya memulihkan keadilan.
5. Mengubah masukan atau perolehan orang yang dijadikan pembanding. Upaya ini dapat
pula dilakukan untuk memulihkan keadilan.
6. Mengubah situasi. Keluar dari pekerjaan tersebut adalah upaya untuk mengubah perasaan
tidak adil.
Sumber:
Tjahjono, Heru Kurnianto. Perbandingan Equity Theory, Goal Setting Theory, Dan
Expectancy Theory; Tinjauan Psikologi Kognitif. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan
kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang
diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang
diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
a. Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar
b. Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
Dalam menumbuhkan suatu persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan
empat macam hal sebagai pembanding, hal itu antara lain :
a. Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan
kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya;
b. Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat
pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri;
c. Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama serta
melakukan kegiatan sejenis;
d. Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang
pada nantinya akan menjadi hak dari para pegawai yang bersangkutan.
Sumber:
https://www.academia.edu/5634699/Teori_Keadilan_Adam
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18434/3/Chapter%20II.pdf

More Related Content

What's hot

Metode Pelatihan dan Pengembangan SDM
Metode Pelatihan dan Pengembangan SDMMetode Pelatihan dan Pengembangan SDM
Metode Pelatihan dan Pengembangan SDMAsri Surbakti
 
Metode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimentalMetode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimentalAinur
 
Pengalokasian Memory
Pengalokasian MemoryPengalokasian Memory
Pengalokasian MemoryEko Breq
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasChristiana Tian
 
Contoh program buble sort dalam pascal
Contoh program buble sort dalam pascalContoh program buble sort dalam pascal
Contoh program buble sort dalam pascalSimon Patabang
 
Taraf signifikan
Taraf signifikanTaraf signifikan
Taraf signifikanRapul anwar
 
Kesalahan indonesia
Kesalahan indonesiaKesalahan indonesia
Kesalahan indonesiakelompokmuda
 
ringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitasringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitasGina Safitri
 
Statistik 2 mean,median,modus data kelompok
Statistik 2 mean,median,modus data kelompokStatistik 2 mean,median,modus data kelompok
Statistik 2 mean,median,modus data kelompokUlil Ay
 
NON PROBABILITY SAMPLING
NON PROBABILITY SAMPLINGNON PROBABILITY SAMPLING
NON PROBABILITY SAMPLINGMira Aryuni
 
Bab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitianBab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitianEros Mahesa
 
Contoh soal PG untuk Perilaku Keorganisasian
Contoh soal PG untuk Perilaku Keorganisasian Contoh soal PG untuk Perilaku Keorganisasian
Contoh soal PG untuk Perilaku Keorganisasian Lisca Ardiwinata
 
Bab 1 populasi dan sampel
Bab 1 populasi dan sampelBab 1 populasi dan sampel
Bab 1 populasi dan sampeleky45
 
4. analisis kuantitatif dan kualitatif
4.  analisis kuantitatif dan kualitatif4.  analisis kuantitatif dan kualitatif
4. analisis kuantitatif dan kualitatifFamous3_
 
statistika - populasi dan sampel
statistika - populasi dan sampelstatistika - populasi dan sampel
statistika - populasi dan sampelAprinsya Panjaitan
 
MAKALAH STACK (TUMPUKAN )
MAKALAH STACK (TUMPUKAN )MAKALAH STACK (TUMPUKAN )
MAKALAH STACK (TUMPUKAN )istiqlal
 
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas WidyatamaMakalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas WidyatamaDEDE IRYAWAN
 

What's hot (20)

Metode Pelatihan dan Pengembangan SDM
Metode Pelatihan dan Pengembangan SDMMetode Pelatihan dan Pengembangan SDM
Metode Pelatihan dan Pengembangan SDM
 
Metode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimentalMetode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimental
 
Pengalokasian Memory
Pengalokasian MemoryPengalokasian Memory
Pengalokasian Memory
 
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitas
 
Contoh program buble sort dalam pascal
Contoh program buble sort dalam pascalContoh program buble sort dalam pascal
Contoh program buble sort dalam pascal
 
Taraf signifikan
Taraf signifikanTaraf signifikan
Taraf signifikan
 
Kesalahan indonesia
Kesalahan indonesiaKesalahan indonesia
Kesalahan indonesia
 
ringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitasringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitas
 
Statistik 2 mean,median,modus data kelompok
Statistik 2 mean,median,modus data kelompokStatistik 2 mean,median,modus data kelompok
Statistik 2 mean,median,modus data kelompok
 
NON PROBABILITY SAMPLING
NON PROBABILITY SAMPLINGNON PROBABILITY SAMPLING
NON PROBABILITY SAMPLING
 
Bab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitianBab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitian
 
Contoh soal PG untuk Perilaku Keorganisasian
Contoh soal PG untuk Perilaku Keorganisasian Contoh soal PG untuk Perilaku Keorganisasian
Contoh soal PG untuk Perilaku Keorganisasian
 
Statistika uji parametrik
Statistika uji parametrikStatistika uji parametrik
Statistika uji parametrik
 
Bab 1 populasi dan sampel
Bab 1 populasi dan sampelBab 1 populasi dan sampel
Bab 1 populasi dan sampel
 
Analisis jalur (path analysis)
Analisis jalur (path analysis)Analisis jalur (path analysis)
Analisis jalur (path analysis)
 
4. analisis kuantitatif dan kualitatif
4.  analisis kuantitatif dan kualitatif4.  analisis kuantitatif dan kualitatif
4. analisis kuantitatif dan kualitatif
 
statistika - populasi dan sampel
statistika - populasi dan sampelstatistika - populasi dan sampel
statistika - populasi dan sampel
 
MAKALAH STACK (TUMPUKAN )
MAKALAH STACK (TUMPUKAN )MAKALAH STACK (TUMPUKAN )
MAKALAH STACK (TUMPUKAN )
 
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas WidyatamaMakalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
 

Viewers also liked

Justice theory
Justice theoryJustice theory
Justice theorypadlah1984
 
9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasiTesya Suha Berra
 
Bab A : Pelantikan, kenaikan pangkat dan penamatan perkhidma
Bab A : Pelantikan, kenaikan pangkat dan penamatan perkhidmaBab A : Pelantikan, kenaikan pangkat dan penamatan perkhidma
Bab A : Pelantikan, kenaikan pangkat dan penamatan perkhidmaNorain Binti Jaafar
 
Perintah Am Bab B Elaun Dlm Prkhdmatan
Perintah Am Bab B Elaun Dlm PrkhdmatanPerintah Am Bab B Elaun Dlm Prkhdmatan
Perintah Am Bab B Elaun Dlm Prkhdmatanguestb997e4
 
PERINTAH AM BAB G : Waktu bekerja & lebih masa
PERINTAH AM BAB G : Waktu bekerja & lebih masaPERINTAH AM BAB G : Waktu bekerja & lebih masa
PERINTAH AM BAB G : Waktu bekerja & lebih masaNorain Binti Jaafar
 
PERINTAH AM BAB E : Rumah & bangunan pejabat kerajaan
PERINTAH AM BAB E : Rumah & bangunan pejabat kerajaanPERINTAH AM BAB E : Rumah & bangunan pejabat kerajaan
PERINTAH AM BAB E : Rumah & bangunan pejabat kerajaanNorain Binti Jaafar
 
PERINTAH AM Bab B :Elaun-elaun dalam perkhidmatan
PERINTAH AM Bab B :Elaun-elaun dalam perkhidmatanPERINTAH AM Bab B :Elaun-elaun dalam perkhidmatan
PERINTAH AM Bab B :Elaun-elaun dalam perkhidmatanNorain Binti Jaafar
 
Perintah am bab c (cuti)
Perintah am bab c  (cuti)Perintah am bab c  (cuti)
Perintah am bab c (cuti)mazlanmn
 
PERINTAH AM BAB D : Kelakuan dan Tatatertib
PERINTAH AM BAB D : Kelakuan dan TatatertibPERINTAH AM BAB D : Kelakuan dan Tatatertib
PERINTAH AM BAB D : Kelakuan dan TatatertibNorain Binti Jaafar
 

Viewers also liked (15)

Justice theory
Justice theoryJustice theory
Justice theory
 
9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi
 
Slide show tv normal
Slide show tv normalSlide show tv normal
Slide show tv normal
 
Bab A : Pelantikan, kenaikan pangkat dan penamatan perkhidma
Bab A : Pelantikan, kenaikan pangkat dan penamatan perkhidmaBab A : Pelantikan, kenaikan pangkat dan penamatan perkhidma
Bab A : Pelantikan, kenaikan pangkat dan penamatan perkhidma
 
Perintah Am Bab B Elaun Dlm Prkhdmatan
Perintah Am Bab B Elaun Dlm PrkhdmatanPerintah Am Bab B Elaun Dlm Prkhdmatan
Perintah Am Bab B Elaun Dlm Prkhdmatan
 
Elaun & kemudahan pegawai kerajaan
Elaun & kemudahan pegawai kerajaanElaun & kemudahan pegawai kerajaan
Elaun & kemudahan pegawai kerajaan
 
Bahagian 3
Bahagian 3Bahagian 3
Bahagian 3
 
PERINTAH AM BAB G : Waktu bekerja & lebih masa
PERINTAH AM BAB G : Waktu bekerja & lebih masaPERINTAH AM BAB G : Waktu bekerja & lebih masa
PERINTAH AM BAB G : Waktu bekerja & lebih masa
 
PERINTAH AM BAB F : Perubatan
PERINTAH AM BAB F : PerubatanPERINTAH AM BAB F : Perubatan
PERINTAH AM BAB F : Perubatan
 
PERINTAH AM BAB E : Rumah & bangunan pejabat kerajaan
PERINTAH AM BAB E : Rumah & bangunan pejabat kerajaanPERINTAH AM BAB E : Rumah & bangunan pejabat kerajaan
PERINTAH AM BAB E : Rumah & bangunan pejabat kerajaan
 
Bidang tugas guru
Bidang tugas guruBidang tugas guru
Bidang tugas guru
 
Teori keadilan
Teori keadilanTeori keadilan
Teori keadilan
 
PERINTAH AM Bab B :Elaun-elaun dalam perkhidmatan
PERINTAH AM Bab B :Elaun-elaun dalam perkhidmatanPERINTAH AM Bab B :Elaun-elaun dalam perkhidmatan
PERINTAH AM Bab B :Elaun-elaun dalam perkhidmatan
 
Perintah am bab c (cuti)
Perintah am bab c  (cuti)Perintah am bab c  (cuti)
Perintah am bab c (cuti)
 
PERINTAH AM BAB D : Kelakuan dan Tatatertib
PERINTAH AM BAB D : Kelakuan dan TatatertibPERINTAH AM BAB D : Kelakuan dan Tatatertib
PERINTAH AM BAB D : Kelakuan dan Tatatertib
 

Similar to Manajemen Teori Keadilan Adam.

Motivasi dalam perilaku
Motivasi dalam perilakuMotivasi dalam perilaku
Motivasi dalam perilakuwandy99
 
Rangkuman Perancang Sistem Kerja
Rangkuman Perancang Sistem KerjaRangkuman Perancang Sistem Kerja
Rangkuman Perancang Sistem KerjaSembadra Fitriani
 
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan KerjaRingkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan KerjaIRAWANPERWANDA
 
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya OrganisasiCut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasicutzurnali
 
Tugas 2 makalah kompensasi
Tugas 2 makalah kompensasiTugas 2 makalah kompensasi
Tugas 2 makalah kompensasisiskaulandari1
 
Motivasi Kerja_ kelompok 8.pptx
Motivasi Kerja_ kelompok 8.pptxMotivasi Kerja_ kelompok 8.pptx
Motivasi Kerja_ kelompok 8.pptxirsainnayah2001
 
Konsep konsep dasar motivasi
Konsep konsep dasar motivasiKonsep konsep dasar motivasi
Konsep konsep dasar motivasideni kurniawan
 
Mnagement Chap 15 motivating employees
Mnagement Chap 15 motivating employeesMnagement Chap 15 motivating employees
Mnagement Chap 15 motivating employeesDissa MeLina
 
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapanPerilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapanArif Setiawan
 
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...maureen07
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uas
Evaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uasEvaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uas
Evaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uasBagusichwanto07
 
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10maureen07
 

Similar to Manajemen Teori Keadilan Adam. (20)

Motivasi dalam perilaku
Motivasi dalam perilakuMotivasi dalam perilaku
Motivasi dalam perilaku
 
perubahan 3
perubahan 3perubahan 3
perubahan 3
 
972 939-1-pb
972 939-1-pb972 939-1-pb
972 939-1-pb
 
Dimensi kepuasan kerja
Dimensi kepuasan kerjaDimensi kepuasan kerja
Dimensi kepuasan kerja
 
Kepuasan kerja pegawai
Kepuasan kerja pegawaiKepuasan kerja pegawai
Kepuasan kerja pegawai
 
Rangkuman Perancang Sistem Kerja
Rangkuman Perancang Sistem KerjaRangkuman Perancang Sistem Kerja
Rangkuman Perancang Sistem Kerja
 
MSDM - kompensasi
MSDM - kompensasiMSDM - kompensasi
MSDM - kompensasi
 
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan KerjaRingkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
 
Teori Kepuasan Kerja
Teori Kepuasan KerjaTeori Kepuasan Kerja
Teori Kepuasan Kerja
 
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya OrganisasiCut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
 
Bab 3 mengelola msdm
Bab 3 mengelola msdmBab 3 mengelola msdm
Bab 3 mengelola msdm
 
Tugas 2 makalah kompensasi
Tugas 2 makalah kompensasiTugas 2 makalah kompensasi
Tugas 2 makalah kompensasi
 
Motivasi Kerja_ kelompok 8.pptx
Motivasi Kerja_ kelompok 8.pptxMotivasi Kerja_ kelompok 8.pptx
Motivasi Kerja_ kelompok 8.pptx
 
Konsep konsep dasar motivasi
Konsep konsep dasar motivasiKonsep konsep dasar motivasi
Konsep konsep dasar motivasi
 
Mnagement Chap 15 motivating employees
Mnagement Chap 15 motivating employeesMnagement Chap 15 motivating employees
Mnagement Chap 15 motivating employees
 
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapanPerilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
 
2. LINK MAKALAH UAS
2. LINK MAKALAH UAS 2. LINK MAKALAH UAS
2. LINK MAKALAH UAS
 
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uas
Evaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uasEvaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uas
Evaluasi kinerja dan kompensasi bagian 2 uas
 
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
 

More from Sulistia Rini

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCSulistia Rini
 

More from Sulistia Rini (20)

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusis
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
 

Recently uploaded

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

Manajemen Teori Keadilan Adam.

  • 1. Teori Keadilan Adam (Web) Berry dan Houston (1993) mengatakan bahwa teori keadilan yang dikemukakan oleh J. Stacy Adam pada tahun 1965 merupakan teori kognitif motivasi kerja. Teori keadilan menyatakan bahwa manusia mempunyai pikiran, perasaan, dan pandangan yang mempengaruhi pekerjaan mereka. Teori ini diciptakan secara khusus untuk memprediksi pengaruh imbalan terhadap perilaku manusia. Adam mengemukakan bahwa individu- individu kan membuat perbandingan-perbandingan tertentu terhadap suatu pekerjaan. Perbandingan-perbandingan tersebut sangat mempengaruhi kemantapan pikiran dan perasaan mereka mengenai imbalan, serta menghasilkan perubahan motivasi dan perilaku. Teori keadilan mempunyai empat asumsi dasar, yaitu : i) Individu berusaha untuk menciptakan dan mempertahankan satu kondisi keadilan. ii) Apabila dirasakan ada kondisi ketidakadilan, kodisi ini menimbulkan ketegangan yang memotivasi individu untuk menguranginya atau menghilangkannya. iii) Semakin besar persepsi ketidakadilannya, semakin besar motivasinya untuk bertindak engurangi kondisi ketegangan itu. iv) Individu akan mempersepsikan ketidakadilan yang tidak menyenangkan (misalnya, menerima gaji terlalu sedikit) lebih cepat daripada ketidakadilan yang menyenangkan (misalnya, mendapatkan gaji terlalu besar). Sumber : Teori Keadilan Hasil akhir dari suatu pekerjaan (seperti upah, prestise dan imbalan tambahan), dan masukan ke dalam pekerjaan (seperti usaha, tingkat pendidikan dan pengalaman), membentuk rasio bagi setiap individu sesuai dengan rumusan teori keadilan J. Stacey Adams. Individu membandingkan rasionya dengan rasio dari sumber referensi, seperti sesame pekerja di sampingnya untuk dapat menentukan adilnya situasi. Sebagai contoh seorang pekerja percaya bahwa ia bekerja dua kali lebih keras dari teman kerjanya tetapi ia juga mempersepsikan bahwa ia mendapat imbalan dua kali banyaknya dari teman kerjanya. Jika semua hal lain sama maka rasio sudah seimbang dan pekerja tersebut merasa sudah diperlakukan dengan adil. Menurut teori keadilan, sebagai hasil memperbandingkan rasio dengan sumber referensi, individu dapat mempersepsikan dirinya berada dalam salah satu dari tiga kondisi. Ketiga
  • 2. kondisi ini ialah ketidakadilan karena imbalan lebih, ketidakadilan karena imbalan kurang dan kondisi yang adil. Ketidakadilan karena imbalan berlebih terjadi bila seseorang mempersepsikan dirinya mendapat imbalan lebih untuk pekerjaan dibandingkan dengan masukan daripada orang lain. Dalam situasi seperti itu timbul rasa bersalah dan individu itu akan mencoba memperbaiki rasio. Untuk melakukan ini orang itu dapat merasionalisasikan ketidakadilan yang dipersepsikan (misalnya dengan memilih sumber referensi lain untuk memperbandingkan dirinya), atau mencari sarana untuk menyesuaikan rasio hasil akhir/masukan. Misalnya pekerja diupah per unit yang terselesaikan merasa dirinya diupah terlalu besar per unitnya, maka ia dapat mengurangi kecepatan kerjanya sehingga mengurangi upah yang akan ia terima. Atau seperti ini, ia dapat meningkatkan mutu kerja untuk dapat membenarkan tingginya upah. Ketidakadilan karena imbalan kurang, terjadi bila individu merasa dirinya mendapatkan hasil akhir kurang disbanding masukan dari pekerjaan, dari sumber referensinya. Dalam situasi seperti itu individu mencoba menetapkan kembali keadilan dengan menambah atau mengurangi masukan. Sebagai contoh, di bawah kondisi upah per unit, riset menyarankan bahwa individu dengan imbalan kurang cenderung menambah jumlah unit pekerjaan tetapi mengurangi mutunya. Keadilan ada bila rasio hasil akhir/masukan dari sumber referensi dipersepsikan sama dengan milik individu. Dalam keadaan seperti itu tidak diharapkan akan ada perubahan perilaku karena rasio berada dalam keseimbangan. Manfaat yang dapat diperoleh manajer dari teori keadilan untuk meningkatkan performa pegawai: a. Menyarankan bahwa manajer perlu menyediakan hasil akhir yang dipersepsikan oleh individu sebagai relevan dengan kebutuhannya. Sebagai contoh, sebuah penelitian pegawai perusahaan pelayanan umum menunjukkan bahwa jaminan pekerjaan merupakan hasil akhir terpenting bagi pegawai administrasi, sementara pekerja produksi mementingkan upah di atas semua hasil akhir lainnya. Kesempatan untuk maju menempati urutan kedua bagi pekerja produksi tetapi relatif tidak begitu penting bagi pekerja administrasi. b. Manajer perlu merencanakan sistem kompensasi yang dapat menghindari dampak yang merusak performa dari ketidakadilan imbalan yang kurang. Peningkatan dalam absensi, perputaran pegawai dan perilaku yang mengganggu merupakan gejala percobaan untuk menghilangkan ketidakadilan yang dipersepsikan.
  • 3. c. Manajer perlu untuk selalu mengingat bahwa imbalan berlebihan tidak selalu berakibat produksi bertambah atau perbaikan performa. Individu mampu untuk merasionalisasikan imbalan lebih yang sangat besar. Juga dalam hal manajer mampu menciptakan ketidakadilan imbalan lebih, pegawai dengan cepat dapat menyesuaikan diri dengan tingkat imbalan yang tinggi. Hal ini mungkin terjadi terutama dalam situasi dimana pekerja tidak jelas mengetahui tingkat performa, kualifikasi sebelumnya dan tingkat kompensasi dari sumber referensi. Sumber: Timpe, A. Dale. 1999. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia: Memotivasi Pegawai. PT. Gramedia Asri Media : Jakarta TEORI KEADILAN Teori ini diajukan oleh Adam (1963 dalam Carrel & Dittrich, 1978) yang menjelaskan bahwa individu membandingkan rasio usaha mereka dan imbalan dengan rasio usaha dan imbalan pihak lain yang dianggap serupa (similar). Teori motivasi ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaannya. Persepsi keadilan tersebut akan menjelaskan berbagai sikap dan perilaku kerja. Teori ini berbasis pada teori pertukaran sosial (Tyler, 1994). Setiap individu mengharapkan bahwa mereka akan mendapatkan pertukaran usaha dan imbalan secara adil dari organisasi. Elemen teori ini bersandar pada tiga asumsi (Carrel & Dittrich, 1978) 1. Teori ini menganggap bahwa orang mengembangkan kepercayaannya tentang apa yang menyebabkan hasil yang adil dan sebanding atas kontribusi yang diberikan dalam pekerjaannya. 2. Teori ini beranggapan bahwa orang cenderung membandingkan apa yang dipersepsikan harus menjadi tukaran mereka dengan organisasi atau majikan dengan apa yang ditukarkan orang lain dengan organisasi atau majikannya. 3. Teori ini juga beranggapan bahwa ketika orang percaya bahwa hal tersebut tidak sebanding, maka mereka termotivasi untuk melakukan sesuatu. Terdapat empat ukuran penting di dalam teori tersebut (Gibson et al., 1985): 1. Orang : individu yang merasakan bahwa dirinya diperlakukan adil atau tidak adil. 2. Perbandingan dengan orang lain : Setiap kelompok atau orang yang serupa dibandingkan oleh seseorang sebagai pembanding rasio usaha dan imbalan. 3. Masukan (input) : karakteristik individual yang dibawa ke dalam pekerjaan, seperti keberhasilan usaha dan karakteristik bawaan.
  • 4. 4. Perolehan (outcome) : Apa yang diterima individu dari pekerjaannya (penghargaan, upah dan tunjangan). Berdasarkan pada rasio tersebut, ketidakadilan akan muncul ketika individu mempersepsikan bahwa rasio antara masukan dan perolehan yang diperolehnya lebih besar atau kurang dibandingkan pihak lain yang dijadikan referensi oleh individu tersebut (Adams, 1963 dalam Gibson et al., 1985). Figur 1. Rasio Equity Rasio equity: Persepsi individu akan outcome Persepsi individu akan outcome yang seharusnya diperolehnya > yang seharusnya diperoleh orang lain Persepsi individu tentang input = Persepsi individu tentang input Yang diberikannya < yang diberikan orang lain = adil > merasa bersalah (guilty) < marah (anger) Dari sisi siapa yang digunakan untuk memberi penilaian atas keadilan akan menjadi penting (Pinder, 1984) atau penilaian subyektif keadilan (dalam Faturochman, 2002). Selanjutnya individu akan memilih siapa yang menjadi referensi pembanding untuk menetapkan persepsi adil atau tidak (Festinger, 1959 dalam Pinder, 1984). Jika individu mempersepsikan ketidakadilan maka individu tersebut akan merubah upaya kerja untuk mencapai keadilan (changing effort to restore equity) atau merubah cara pandang/ kognisi untuk mencapai keadilan (changing cognitions to restore equity). Beberapa contoh pemulihan keadilan yang dilakukan individu atau karyawan (Gibson et al., 1985): 1. Perubahan masukan. Karyawan dapat menentukan bahwa ia akan mempergunakan lebih sedikit waktu atau usaha untuk pekerjaan. 2. Perubahan perolehan. Karyawan dapat menetukan untuk memproduksi unit lebih banyak karena penerapan sistem upah per potong. 3. Perubahan sikap. Karyawan dapat bersikap kurang bersungguh-sungguh terhadap pekerjaannya. 4. Mengubah/ mengganti orang yang menjadi pembanding. Perubahan orang yang digunakan sebagai pembanding dalam upaya memulihkan keadilan.
  • 5. 5. Mengubah masukan atau perolehan orang yang dijadikan pembanding. Upaya ini dapat pula dilakukan untuk memulihkan keadilan. 6. Mengubah situasi. Keluar dari pekerjaan tersebut adalah upaya untuk mengubah perasaan tidak adil. Sumber: Tjahjono, Heru Kurnianto. Perbandingan Equity Theory, Goal Setting Theory, Dan Expectancy Theory; Tinjauan Psikologi Kognitif. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Teori Keadilan Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu : a. Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar b. Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam menumbuhkan suatu persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan empat macam hal sebagai pembanding, hal itu antara lain : a. Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya; b. Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri; c. Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis; d. Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang pada nantinya akan menjadi hak dari para pegawai yang bersangkutan. Sumber: https://www.academia.edu/5634699/Teori_Keadilan_Adam http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18434/3/Chapter%20II.pdf