SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti dan sejarah singkat logika
Logika adalah bahasa latin yang berasal dari kata ‘logos’ yang berarti perkataan atau
sabda. Istilah lain yang digunakan sebagai gantinya adalah mantiq, kata arab yang diambil dari
kata kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap. Dalam bahasa sehari- hari sering mendegar
kata logis dan tidak logis. Yang dimaksud logis adalah masuk akal , dan tidak logis adalah
sebaliknya. dalam buku Logic and Language of Education, mantiq disebut sebagai
“penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode-metode berpikir benar”. Sedangkan dalam kamus
Munjid disebut sebagai “hukum yang memelihara hati nurani dari kesalahan dalam berpikir”.
Prof. Thalib Thahir A. Mu’in membatasi dengan “ilmu untuk menggerakkan pikiran kepada
jalan yang lurus dalam memperoleh suatu kebenaran”. Sedangkan Irving M.Copi menyatakan,
“Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum
yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran
yang salah”.
Kata logika rupa-rupanya dipergunakan pertama kali oleh Zeno dari Citium. Kaum Sofis,
Socrates dan plato harus dicatat sebagai perintis lahirnya logika. Logika lahir sebagai ilmu atas
jasa Aristoteles ,Theoprostus dan kaum Stoa. Aristoteles meninggalkan enam buah buku yang
oleh murid-muridnya diberi nama Organon. Buku tersebut diantaranya adalah :
1. Categoriae menguraikan pengertian-pengertian
2. De interpretatione tentang keputusan-keputusan
3. Analytica Posteriora tentang pembuktian
4. Analytica Priora tentang Silogisme
5. Topica tentang argumentasi dan metode berdebat
6. De sohisticis elenchis tentang kesesatan dan kekeliruan berpikir
Theoprostus mengembangkan logika Aristoteles ini, sedangkan kaum Stoa mengajukan
bentuk-bentuk berfikir yang sistematis. Buku-buku inilah yang menjadi dasar logika
tradisional. Pada masa penerjemahan ilmu-ilmu Yunani kedalam dunia Arab yang dimulai pada
abad II Hijriah logika merupakan bagian yang amat menarik minat kaum muslimin. Selanjutnya
logika dipelajari secara meriah dalam kalangan luas, menimbulkan berbagai pendapat dalam
hubungannya dalam masalah agama. Ibnu Sholeh dan Imam Nawawi menghukumi haram
mempelajari mantiq sampai mendalam. Al-Ghozali menganjurkan dan menganggap baik,
sedangkan menurut jumhur ulama membolehkan bagi orang-orang yang cukup akalnya dan
kokoh imannya. Filusuf Al-Kindi, mempelajari dan menyilidiki logika Yunani secara khusus
dan studi ini dilakukan lebih mendalam oleh Al-Farabi. Ia mengadakan penyelidikan mendalam
atas lafal dan menguji kaidah-kaidah mantiq dalam proposisi-proposisi kehidupan sehari-hari
untuk membuktikan benar salahnya, merupakan suatu tindakan yang belum pernah dilakukan
sebelumnya.
Selanjutnya logika mengalami masa dekadensinya yang panjang. Logika menjadi sangat
dangkal dan sederhana sekali. Masa itu dipergunakan buku-buku logika seperti Isagoge, dari
Porphirius, Fons Scientie dari John Damascenus, buku-buku komentar logika dari Bothius,
buku sistematisasi logika dari Thomas Aquinas, kesemuanya mengembangkan logika
Aristoteles.
Pada abad XIII sampai dengan abad XV tampillah Petros Hispanus, Roger Bacon,
Raindus Lullus dan Wilhelm Ocham mengetengahkan logika yang berbeda sekali dengan
metode Aristoteles yang kemudian kita kenal dengan logika modern. Raidus Lullus
mengemukakan metode baru logika yang disebut Ars Magna, semacam Aljabar pengertian
dengan maksud membuktikan kebenaran-kebenaran tertinggi. Penemuan-penemuan baru pada
abad XVII dan XVIII ketika Prancis Bacon mengembangkan metode induktif, ia menyusun
buku Novum Organum Scientiarum. W. Leibnitz menyusun logika Aljabar untuk membikin
sederhana pekerjaan akal serta memberi kepastian. Emanuel Kant menemukan logika
transidental (logika yang menyelidiki bentuk-bentuk pemikiran yang mengatasi batas
pengalaman). Pada abad XIX logika dipandang sebagai sekedar peristiwa psikologis dan
metodis seperti yang diajarkan oleh W. Wund, J. Dewey dan M. Baldiwin. Nama-nama seperti
George Boole, Bertrand Rusel dan G. frege harus dicatat sebagai tokoh yang banyak berjasa
dalam kehidupan logika modern.
Jonh stuact miil (1806-1873) dengan karyanya system of logic berharap dan
berkeyakinan bahwa jasa metodehnya bagi logika induktif sama besarnya dengan aris toteles
bagi logika deduktif. Rumusan metode induktif J.S. Mill dimaksudkan untuk menemukan
hubungan kausal antara fenomena (gejala). Mill merumuskan sebab (kausal) suatu kejadian
sebagai seluruh jumlah kondisi positif dan negative Yang di perlukan. Metodenya adalah:
1. Method of agreement: metode mencocokkan
Sebab di simpulkan dari adanya kecocokan sumber kejadian. Misalnya semua anak yang
sakit perut membeli es sirup yang di jual di depan sekolah, maka es sirup itu yang menjadi sebab
sakit perut mereka.
2. Method of difference: metode membedakan
Sebab di simpulkan dari adanya kelainan dalam peristiwa yang terjadi. Misalnya: seorang
A yang sakit perut mengatakan telah makan sop buntut, nasi, rendang, dan buah dari kaleng.
Sedangkan B yang tidak sakit perut mengatakan telah makan sop buntut, nasi, dan rendang.
Maka di simpulkan bahwa buah dari kaleng yang menyebabkan sakit perut[16] .
3. Joint Method Of Agreement And Difference: Mitode ini mencocokkan dan membedakan.
Metode ini gabungan dari metode satu dan dua.
4. Method Of Concomitant Variations: Metode Perubahan Selang Saling Yang Seiring.
Metode ini merupakan pembaruan dari ketiga metode diawal dan dalam penggunaannya
luas. Apabila ketiga metode diatas bersifat kualitatif, sedangkan metode perubahan selang seling
yang seiring dapat disebut sebagai metode kuantitatif pertama dari penyimpulan induktif.
5. Method Of residues: Metode Menyisakan
Metode ini dibcarakan / dapat dikatakan deduktif karena bertumpu kuat pada hukum-
hukum kausal yang sudah terbukti sebelumnya. Namun demikian kendati terdapat premis-premis
yang berupa hukum-hukum kausal. Kesimpulannya metode ini sifatnya probable dan tidak dapat
di deduksikan secara sah dari premis-premisnya[17].
Hendry Newman juga memberikan jasa pada pemikiran tentang logika dalam karyanya
Essay In Aid Of Grammar Of Assent (1870) dalam bukunya tersebut terdapat tiga macam bentuk
pemikiran:
1. Formal Inference (bentuk pemikiran ini kesimpulan diambil dari premis-premis yang
dirumuskan dengan tajam menurut peraturan logika).
2. Informal Inrference (bentuk pemikiran ini merupakan sarana untuk mengetahui benda-
benda individual konkret ).
3. Natural Inference (bentuk ini adalah bentuk pemikiran kita sehari-hari).
B. Prinsip-Prinsip Dasar Logika
Setiap ilmu pengetahuan didasarkan atas asas-asas atau prinsip-prinsip dasar tertentu,
asas atau prinsip dasar dalam ilmu adalah pernyataan-pernyataan atau kebenaran-kebenaran yang
sangat mendasar yang menjadi landasan bagi berbagai (teori atau hukum) yang akan
dikembangkan didalam ilmu yang bersangkutan. Karena sifatnya sebagai dasar seperti itu, maka
prinsip dasar harus merupakan suatu kebenaran yang sudah jelas dengan sendirinya dan tidak
perlu di buktikan kebenarannya[23].
Prinsip dasar dalam logika adalah semua kebenaran yang dianggap benar dalam
logika. Semua pikiran harus didasarkan atas kebenaran itu agar penalaran kita valid. Mehra dan
Burhan menyebutkan bahwa prinsip-prinsip atau hukum-hukum dalam logika dikemukakan oleh
para pakar pikir dengan istilah yang berbeda. Uberweg menyebutnya “Axioms of Inference”
sedangkan Mill menamainya “Universal Postulates of All Reasionings”[24].
Menurut Aristoteles, prinsip dasar dalam logika itu ada tiga jumlahnya, yaitu: (1) prinsip
identitas (law of identity); (2) prinsip kontradiksis (law of contradiction); dan (3) prinsip tiada
jalan tengah (law of ecluded middle). Tokoh filosofis modern Leibnitz menambahkan satu
hukum lagi yaitu (4) prinsip alasan yang mencukupi (law of suffient reason)[25]. Agar lebih
jelas, berikut ini paparannya secara singkat satu demi satu.
1. Prinsip Identitas (The principle of identity)
Aksioma pertama tersebut bunyi hukumnya adalah “suatu itu adalah suatu itu” atau
”sesuatu itu adalah dirinya sendiri” atau “A=A”. “A” adalah merupakan variabel yang dapat diisi
oleh sembarang konstanta. Turunan atau konstantadari variable “A” misalnya dapat berbunyi
“Aku” maka akan berlaku: “Aku” adalah “Aku” atau “Aku” adalah Diriku sendiri”[26].
Dari prinsip diatas dapat diambil contoh seperti Allah SWT sebagai tuhan sangat berbeda
dengan tuhan-tuhan lain selain dirinya. Jadi dari contoh ini kita dapat simpulkan bahwa bahwa
Allah sebagai tuhan ummat islam tidak sama dengan tuhan orang Hindu, Buda, Kristen dan lain-
lain.
2. Prinsip Nonkontradiksi (The Principle Of Noncontradiction)
Prinsip nonkontradiksi dapat dirumuskan sebagai berikut: ”Tiap-tiap hal itu tidak dapat
positif dan negatif dalam waktu yang bersamaan” atau lebih tegas lagi: ”Pengakuan dan
pengingkaran suatu pernyataan tidak mungkin keduanya benar”. Ambillah contoh sederhana ,
tidak mungkin “Ahmad adalah mahasiswa” dan “Ahmad adalah bukan mahasiswa” benar pada
saat yang sama[27]. Kita contohkan lagi tidak mungkin orang yang mencuri dikatakan lagi
beriman kepada Allah SWT.
Jelas pula, bahwa prinsip nonkontradiksi merupakan lanjutan logis dari prinsip identitas
yang sudah diuraikan. Karena tiap hal itu sama dengan dirinya sendiri, maka pernyataan
kontradiktif tidak diizinkan karena justru mengaburkan identitas hal tertentu. Karena itu prinsip
yang kedua ini disebut prinsip nonkontradiksi.
Prinsip nonkontradiksi juga langsung, analitis, dan jelas dengan sendirinya sifatnya. Kita
tidak membutuhkan trem pembanding (terminus medius, term penengah) untuk membuktikannya
cukup hanya mengerti akan arti ada dan tiada, ada yang sebenarnya dan kemudian
membandingkannya. Asal seorang masih seorang manusia yang waras tentu (mau tidak mau)
akan melihat kebenaran mutlaknya[28]
3. Prinsip Tiada Jalan Tengah (The Principle Of Excluded Middle)
Prinsip ini berbunyi, “Sesuatu haruslah negatif atau positif”. Rumusnya A mestilah B
atau bukan B. Pada dasarnya, dari hukum ini dapat ditarik suatu makna bahwa suatu (benda)
tidak mungkin memiliki dua sifat yang berlawanan. Sesuatu (benda) hanya memiliki sifat salah
satu di antaranya. Jevons mengatakan bahwa dalam hukum ini tidak mungkin ada alternatif yang
ketiga atau jalan tengah. Jawabannya haruslah “ya” atau “tidak”[29].
4. Prinsip Alasan Yang Mencukupi (The Principle Of suffient Reason)
Prinsip keempat ini dapat dianggap sebagai penegasan dan pelengkap tehadap prinsip
pertama, menurut prinsip identitas setiap sesuatu itu identik dengan dirinya sendiri, nah dalam
realitas kita kadang melihat proses perubahan , contoh daun asalnya hijau berubah kuning
kemudian menjadi coklat, nah bagaimana penjelasan perubah tersebut ? maka prinsip alasan
yang mencukupi menyatakan bahwa jika sesuatu berubah maka harus ada alasan yang
mencukupi yang dapat menerangkan perubahan tersebut. Misalnya , sebuah benda jatuh kebumi
karena ditarik oleh gaya tarik bumi dan benda lain kebetulan tidak ada benda yang
menahannya[30]
C. Arti Ilmu dan Pikiran dalam logika
Dalam bahasa Indonesia ilmu seimbang artinya dengan Science dan dibedakan
pemakaiannya secara jelas dengan kata “pengetahuan”. Dengan kata lain ilmu dan pengetahuan
mempunyai pengertian yang berbeda secara mendasar. Pengetahuan adalah hasil dari aktifitas
mengetahui yakni tersingkapnya suatu kenyataan kedalam jiwa hingga tidak ada keraguan
terhadapnya. harus berhati-hati dalam menggunakan kata pengetahuan dan ilmu dari apa yang
kita tangkap dalam jiwa. Pengetahuan sudah puas dengan menangkap tanpa ragu kenyataan
sesuatu, sedangkan ilmu menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekedar apa yang dituntut oleh
pengetahuan.
Dalam pengetahuan modern dikenal pembagian ilmu atas kelompok ilmu A Pasteriori,
dasn kelompokilmu a Priori. Ilmu A Pasteriori adalah ilmu pengetahuan yang kita peroleh dari
pengalaman indrawi seperti ilmu kimia, alam, hayat, kesehatan dan semua ilmu yang bersumber
pada pengalaman. Sedang ilmu a Priori adalah ilmu-ilmu yang tidak kita peroleh dari
pengalaman dan percobaan, tetapi bersumber pada akal itu sendiri. Kebenaran ilmu ini tidak
dapat ditemukan dan dikembalika kepada data empiris sebagai mana ilmu-ilmu A Pasteriori,
melainkan kepada akal.semua ilmu yang tidak bergantung kepada pengalaman dan ekjusperimen
termasuk dalam kelompok ini termasuk juga logika.
Psikologi mempelajari pikiran dan kerjanya tanpa menyinggung sama sekali urusan benar
salah. Sebaliknya urusan benar dan salah menjadi masalah pokokdalam logika. Logika tidak
mempelajari cara berfikir dari semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam bentuk yang paling
sehar dan praktis. Banyak jalan pemikiran dipengaruhi oleh keyakinan, pola berfikir kelompok,
kecenderungan pribadi, pergaulan dan sugesti. Ada juga pemikiran pemikiran yang diungkapkan
dengan argument yang secara selintas kelihatan benar untuk memutarbalikkan kenyataan dengan
tujuan memperoleh keuntungan pribadi maupun golongan. Logika menyelidiki, menjaring dan
menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan mendapatkan kebenaran,
terlepas dari segala kepentingan dan keinginan perorangan. Ia merumuskan serta menerapkan
hokum-hukum dan patokan-patokan yang harus ditaati agar manusia dapat berfikir benar, efisien
dan teratur. Dengan demikian ada dua obyek penyelidikan logika, pertama, pemikiran sebagai
obyek material dan kedua, patokan-patokan atau hukum-hukum berfikir benar dengan sebagai
obyek formalnya.
D.Asas-asas pemikiran
Dalam aktivitas berpikir tidak boleh melalaikan patokan pokok yang oleh logika disebut
asas berpikir. Asas pemikiran adalah pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan di
mengerti. Kapasitas asas ini bagi kelurusan berpikir adalah mutlak, dan salah benarnya suatu
kebenaran suatu pemikiran tergantung terlaksana tidaknya asa-asas. Ia adalah dasar daripada
pengetahuan dan ilmu.Asas pemikiran ini dapat dibedakan menjadi:
1. Asas identitas
Ia adalah dasar dari semua pemikiran dan bahkan asas pemikiran yang lain. Kita tidak
mungkin dapat berpikir tanpa asas. Prinsip ini mengatakan bahwa sesuatu itu adalah dia sendiri
bukan lainnya. Jika kita mengetahui bahwa sesuatu itu Z maka ia adalah Z dan bukan A atau B.
bila kita beri rumusan akan berbunyi: “Bila proposisi itu benar maka akan membuat benarlah ia”.
2. Asas kontradiksi
Prinsip ini mengatakan bahwa pengingkaran sesuatu tidak mungkin sama dengan
pengakuannya,. Jika ia mengakui bahwa sesuatu itu bukan A maka tidak mungkin pada saat itu
ia adalah A, sebab realitas ini hanya satu sebagaimana disebut oleh asas identitas.
3. Asas penolakan kemungkinan ketiga
Asas ini mengatakan bahwa antara dua pengakuan dan pengingkaran kebenarannya
terletak pada salah satunya. Pengakuan dan pengingkaran merupakan pertentangan mutlak,
karena itu disamping tidak mungkin benar keduanya juga tidak mungkin salah keduanya. Jika
dirumuskan akan berbunyi ”Suatu proposi selalu dalam keadaan benar atau salah”.
E. Cara mendapatkan kebenaran dan pembagian logika
Ada dua cara berpikir yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan pengetahuan baru
yang benar, yaitu melalui metode induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir untuk
menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Penalaran
ini dimulai dari kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan terbatas diakhiri dengan
pertanyaan yang bersifat umum.
Contohnya: “Besi dipanaskan memuai”.
“Seng dipanaskan memuai”.
Cara penalaran ini mempunyai dua keuntungan. Pertama, kita dapat berpikir secara
ekonomis. Untuk mendapatkan pengetahuan bahwa: semua logam memuai bila dipanaskan, kita
tidak usah membuat penyelidikan terhadap setiap logam, tetapi cukup sebagian daripadanya.
Kedua, pernyataan yang dihasilkan melalui cara berpikir induksi tadi memungkinkan proses
penalaran selanjutnya, baik secara induktif maupun secara deduktif. Sedangkan deduksi adalah
kegiatan berpikir merupakan kebalikan dari penalaran induksi. Deduksi adalah cara berpikir dari
pernyataan yang bersifat umum, menuju kesimpulan yang bersifat khusus. Dengan penalaran
deduktif kita mendapat pengetahuan yang terpercaya. Jadi antara penalaran induksi dan deduksi
mempunyai hubungan sangat erat.
Logika dapat disistematiskan menjadi beberapa golongan. Dilihat dari segi kualitasnya,
Mantiq/Logika dapat dibedakan menjadi Logika Naturalis yaitu kecakapan berlogika
berdasarkan kemampuan akal bawaan manusia. Akal manusia yang normal dapat bekerja secara
spontan sesuai hukum-hukum logika dasar. Bagaimanapun rendahnya inteligensi seorang ia
dapat membedakan bahwa sesuatu itu adalah berbeda dengan sesuatu yang lain, dan bahwa dua
kenyataan yang bertentangan tidaklah sama. Kemampuan berlogika naturalis pada tiap-tiap
orang berbeda-beda tergantung tingkatan pengetahuannya.
Untuk mengatasi yang tidak dapat ditanggulangi oleh Mantiq al-Fitri, manusia menyusun
hukum-hukum patokan-patokan, rumus-rumus berpikir lurus. Logika ini disebut Logika
Artifisialis atau Logika Ilmiah (Mantiq As-Suri) yang bertugas membantu mantiq al-Fitri. Mantiq
ini memperhalus, mempertajam serta menunjukkan jalan pemikiran agar akal dapat bekerja lebih
teliti, efisien, mudah dan aman. Dilihat dari metodenya dapat dibedakan atas Logika Tradisonal
(Mantiq al-Qadim) dan Logika Modern (Mantiq al-Hadis).
Logika tradisional adalah Logika Aristoteles, dan Logika daripada Logikus yang lebih
kemudian, tetapi masih mengikuti sistem Logika Aristoteles. Para logikus setelah Aristoteles
tidak membuat perbahan atau mencipta sistem baru dalam Logika kecuali hanya membuat
komentar yang menjadikan Logika Aristoteles lebih elegant dengan sekedar mengadakan
perbaikan-perbaikan dan membuang hal-hal yang tidak penting dari Logika Aristoteles. Logika
modern tumbuh dan dimulai pada abad XIII.
F. Manfaat Logika
Keseluruhan informasi keilmuan merupakan suatu sistem yang bersifat logis, karena itu
science tidak mungkin melepaskan kepentingannya terhadap Logika. Logika membantu
manusia berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari
kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas
prinsip ini. Logika menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi
dan keyakinan seseorang, karena itu ia mendidik manusia bersikap obyektif tegas dan berani,
suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan tempat.
Secara singkat manfaat logika dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Logika dapat digunakan untuk menjelaskan atau menyatakan prinsip-prinsip abstrak yang
dapat dipakai dalam berbagai ilmu pengetahuan.
2. Logika dizaman sekarang dapat digunakan sebagai alat untuk membedakan hal yang benar
dari yang palsu.
3. Logika dapat meningkatkan intelektual cara berpikir kita dalam menanggapi suatu
permasalahan.
4. Logika membuat kita terlepas dari hal-hal yang dapat membuat kita keliru entah itu emosi
atau prasangka.
5. Logika juga dapat membantu kita untuk berpikir lurus tentang suatu hal atau biasa disebut
dengan kritis.

More Related Content

What's hot

Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaPengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaSiti Hardiyanti
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Alfis Khisoli
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaBuyung Iskandar
 
Kb3 dasar logika
Kb3 dasar logikaKb3 dasar logika
Kb3 dasar logikaPet-pet
 
Pengantar Filsafat Ilmu
Pengantar Filsafat IlmuPengantar Filsafat Ilmu
Pengantar Filsafat Ilmugueste97040
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Mentari Nita
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanOperator Warnet Vast Raha
 
Konsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisiKonsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisiSwig WuNafik
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Syifa Nadia
 
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)AldiwaPandu
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Ria Widia
 
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuKegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuAdy Setiawan
 
sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesiasejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesiaElvarinna Permata
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHSoga Biliyan Jaya
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamRohman Efendi
 

What's hot (20)

Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaPengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
 
Sumber Pengetahuan
Sumber PengetahuanSumber Pengetahuan
Sumber Pengetahuan
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agama
 
Kb3 dasar logika
Kb3 dasar logikaKb3 dasar logika
Kb3 dasar logika
 
Pengantar Filsafat Ilmu
Pengantar Filsafat IlmuPengantar Filsafat Ilmu
Pengantar Filsafat Ilmu
 
Hak milik
Hak milikHak milik
Hak milik
 
Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
 
Konsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisiKonsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisi
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
 
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
 
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuKegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
 
sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesiasejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
 
Studi Hukum Islam
Studi Hukum IslamStudi Hukum Islam
Studi Hukum Islam
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
 

Viewers also liked

Tugas Logika
Tugas LogikaTugas Logika
Tugas LogikaJ_rRy
 
9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasiTesya Suha Berra
 
powerpoint logika matematika
powerpoint logika matematikapowerpoint logika matematika
powerpoint logika matematikaSuryo Wedo Susilo
 
Tugas Logika
Tugas LogikaTugas Logika
Tugas Logikaandrewaja
 

Viewers also liked (6)

Tugas Logika
Tugas LogikaTugas Logika
Tugas Logika
 
Ruang lingkup agama
Ruang lingkup agamaRuang lingkup agama
Ruang lingkup agama
 
9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi
 
powerpoint logika matematika
powerpoint logika matematikapowerpoint logika matematika
powerpoint logika matematika
 
Makalah logika
Makalah logika Makalah logika
Makalah logika
 
Tugas Logika
Tugas LogikaTugas Logika
Tugas Logika
 

Similar to Logika Dasar

Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKAPengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKARezhaMiftahulHuda
 
Ppt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianisme
Ppt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianismePpt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianisme
Ppt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianismerizky188
 
Aliran pendidikan
Aliran pendidikan Aliran pendidikan
Aliran pendidikan Ega Novisa
 
Sikap ahlu sunnah terhadap logika aristoteles
Sikap ahlu sunnah terhadap logika aristotelesSikap ahlu sunnah terhadap logika aristoteles
Sikap ahlu sunnah terhadap logika aristotelesIdrus Abidin
 
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihFilsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihWiwin Prehati
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahIska Nangin
 
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruHakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruAli Murfi
 
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayantiRangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayantiNabilahMaharani1
 
Dasar dasar ilmu
Dasar dasar ilmuDasar dasar ilmu
Dasar dasar ilmuFery Zahuri
 
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Ninik Charmila
 
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaranLogika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaranastrianto
 
Filsafat Peripatetik Islam.docx
Filsafat Peripatetik Islam.docxFilsafat Peripatetik Islam.docx
Filsafat Peripatetik Islam.docxZukét Printing
 
Filsafat Peripatetik Islam.pdf
Filsafat Peripatetik Islam.pdfFilsafat Peripatetik Islam.pdf
Filsafat Peripatetik Islam.pdfZukét Printing
 

Similar to Logika Dasar (20)

Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKAPengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
 
Ppt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianisme
Ppt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianismePpt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianisme
Ppt filsafat holisme,konfirmasi,falsifikasianisme
 
Aliran pendidikan
Aliran pendidikan Aliran pendidikan
Aliran pendidikan
 
Sikap ahlu sunnah terhadap logika aristoteles
Sikap ahlu sunnah terhadap logika aristotelesSikap ahlu sunnah terhadap logika aristoteles
Sikap ahlu sunnah terhadap logika aristoteles
 
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihFilsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruHakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
 
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayantiRangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
 
Dasar dasar ilmu
Dasar dasar ilmuDasar dasar ilmu
Dasar dasar ilmu
 
2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan
 
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
 
Makalah logika (1)
Makalah logika (1)Makalah logika (1)
Makalah logika (1)
 
Makalah logika (1)
Makalah logika (1)Makalah logika (1)
Makalah logika (1)
 
Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
 
Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
 
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaranLogika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
 
Tugas 1 paper aliran empirisme
Tugas 1  paper aliran empirismeTugas 1  paper aliran empirisme
Tugas 1 paper aliran empirisme
 
Filsafat Peripatetik Islam.docx
Filsafat Peripatetik Islam.docxFilsafat Peripatetik Islam.docx
Filsafat Peripatetik Islam.docx
 
Filsafat Peripatetik Islam.pdf
Filsafat Peripatetik Islam.pdfFilsafat Peripatetik Islam.pdf
Filsafat Peripatetik Islam.pdf
 

Recently uploaded

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

Logika Dasar

  • 1. BAB II PEMBAHASAN A. Arti dan sejarah singkat logika Logika adalah bahasa latin yang berasal dari kata ‘logos’ yang berarti perkataan atau sabda. Istilah lain yang digunakan sebagai gantinya adalah mantiq, kata arab yang diambil dari kata kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap. Dalam bahasa sehari- hari sering mendegar kata logis dan tidak logis. Yang dimaksud logis adalah masuk akal , dan tidak logis adalah sebaliknya. dalam buku Logic and Language of Education, mantiq disebut sebagai “penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode-metode berpikir benar”. Sedangkan dalam kamus Munjid disebut sebagai “hukum yang memelihara hati nurani dari kesalahan dalam berpikir”. Prof. Thalib Thahir A. Mu’in membatasi dengan “ilmu untuk menggerakkan pikiran kepada jalan yang lurus dalam memperoleh suatu kebenaran”. Sedangkan Irving M.Copi menyatakan, “Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah”. Kata logika rupa-rupanya dipergunakan pertama kali oleh Zeno dari Citium. Kaum Sofis, Socrates dan plato harus dicatat sebagai perintis lahirnya logika. Logika lahir sebagai ilmu atas jasa Aristoteles ,Theoprostus dan kaum Stoa. Aristoteles meninggalkan enam buah buku yang oleh murid-muridnya diberi nama Organon. Buku tersebut diantaranya adalah : 1. Categoriae menguraikan pengertian-pengertian 2. De interpretatione tentang keputusan-keputusan 3. Analytica Posteriora tentang pembuktian 4. Analytica Priora tentang Silogisme 5. Topica tentang argumentasi dan metode berdebat 6. De sohisticis elenchis tentang kesesatan dan kekeliruan berpikir Theoprostus mengembangkan logika Aristoteles ini, sedangkan kaum Stoa mengajukan bentuk-bentuk berfikir yang sistematis. Buku-buku inilah yang menjadi dasar logika tradisional. Pada masa penerjemahan ilmu-ilmu Yunani kedalam dunia Arab yang dimulai pada abad II Hijriah logika merupakan bagian yang amat menarik minat kaum muslimin. Selanjutnya
  • 2. logika dipelajari secara meriah dalam kalangan luas, menimbulkan berbagai pendapat dalam hubungannya dalam masalah agama. Ibnu Sholeh dan Imam Nawawi menghukumi haram mempelajari mantiq sampai mendalam. Al-Ghozali menganjurkan dan menganggap baik, sedangkan menurut jumhur ulama membolehkan bagi orang-orang yang cukup akalnya dan kokoh imannya. Filusuf Al-Kindi, mempelajari dan menyilidiki logika Yunani secara khusus dan studi ini dilakukan lebih mendalam oleh Al-Farabi. Ia mengadakan penyelidikan mendalam atas lafal dan menguji kaidah-kaidah mantiq dalam proposisi-proposisi kehidupan sehari-hari untuk membuktikan benar salahnya, merupakan suatu tindakan yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Selanjutnya logika mengalami masa dekadensinya yang panjang. Logika menjadi sangat dangkal dan sederhana sekali. Masa itu dipergunakan buku-buku logika seperti Isagoge, dari Porphirius, Fons Scientie dari John Damascenus, buku-buku komentar logika dari Bothius, buku sistematisasi logika dari Thomas Aquinas, kesemuanya mengembangkan logika Aristoteles. Pada abad XIII sampai dengan abad XV tampillah Petros Hispanus, Roger Bacon, Raindus Lullus dan Wilhelm Ocham mengetengahkan logika yang berbeda sekali dengan metode Aristoteles yang kemudian kita kenal dengan logika modern. Raidus Lullus mengemukakan metode baru logika yang disebut Ars Magna, semacam Aljabar pengertian dengan maksud membuktikan kebenaran-kebenaran tertinggi. Penemuan-penemuan baru pada abad XVII dan XVIII ketika Prancis Bacon mengembangkan metode induktif, ia menyusun buku Novum Organum Scientiarum. W. Leibnitz menyusun logika Aljabar untuk membikin sederhana pekerjaan akal serta memberi kepastian. Emanuel Kant menemukan logika transidental (logika yang menyelidiki bentuk-bentuk pemikiran yang mengatasi batas pengalaman). Pada abad XIX logika dipandang sebagai sekedar peristiwa psikologis dan metodis seperti yang diajarkan oleh W. Wund, J. Dewey dan M. Baldiwin. Nama-nama seperti George Boole, Bertrand Rusel dan G. frege harus dicatat sebagai tokoh yang banyak berjasa dalam kehidupan logika modern. Jonh stuact miil (1806-1873) dengan karyanya system of logic berharap dan berkeyakinan bahwa jasa metodehnya bagi logika induktif sama besarnya dengan aris toteles bagi logika deduktif. Rumusan metode induktif J.S. Mill dimaksudkan untuk menemukan
  • 3. hubungan kausal antara fenomena (gejala). Mill merumuskan sebab (kausal) suatu kejadian sebagai seluruh jumlah kondisi positif dan negative Yang di perlukan. Metodenya adalah: 1. Method of agreement: metode mencocokkan Sebab di simpulkan dari adanya kecocokan sumber kejadian. Misalnya semua anak yang sakit perut membeli es sirup yang di jual di depan sekolah, maka es sirup itu yang menjadi sebab sakit perut mereka. 2. Method of difference: metode membedakan Sebab di simpulkan dari adanya kelainan dalam peristiwa yang terjadi. Misalnya: seorang A yang sakit perut mengatakan telah makan sop buntut, nasi, rendang, dan buah dari kaleng. Sedangkan B yang tidak sakit perut mengatakan telah makan sop buntut, nasi, dan rendang. Maka di simpulkan bahwa buah dari kaleng yang menyebabkan sakit perut[16] . 3. Joint Method Of Agreement And Difference: Mitode ini mencocokkan dan membedakan. Metode ini gabungan dari metode satu dan dua. 4. Method Of Concomitant Variations: Metode Perubahan Selang Saling Yang Seiring. Metode ini merupakan pembaruan dari ketiga metode diawal dan dalam penggunaannya luas. Apabila ketiga metode diatas bersifat kualitatif, sedangkan metode perubahan selang seling yang seiring dapat disebut sebagai metode kuantitatif pertama dari penyimpulan induktif. 5. Method Of residues: Metode Menyisakan Metode ini dibcarakan / dapat dikatakan deduktif karena bertumpu kuat pada hukum- hukum kausal yang sudah terbukti sebelumnya. Namun demikian kendati terdapat premis-premis yang berupa hukum-hukum kausal. Kesimpulannya metode ini sifatnya probable dan tidak dapat di deduksikan secara sah dari premis-premisnya[17]. Hendry Newman juga memberikan jasa pada pemikiran tentang logika dalam karyanya Essay In Aid Of Grammar Of Assent (1870) dalam bukunya tersebut terdapat tiga macam bentuk pemikiran:
  • 4. 1. Formal Inference (bentuk pemikiran ini kesimpulan diambil dari premis-premis yang dirumuskan dengan tajam menurut peraturan logika). 2. Informal Inrference (bentuk pemikiran ini merupakan sarana untuk mengetahui benda- benda individual konkret ). 3. Natural Inference (bentuk ini adalah bentuk pemikiran kita sehari-hari). B. Prinsip-Prinsip Dasar Logika Setiap ilmu pengetahuan didasarkan atas asas-asas atau prinsip-prinsip dasar tertentu, asas atau prinsip dasar dalam ilmu adalah pernyataan-pernyataan atau kebenaran-kebenaran yang sangat mendasar yang menjadi landasan bagi berbagai (teori atau hukum) yang akan dikembangkan didalam ilmu yang bersangkutan. Karena sifatnya sebagai dasar seperti itu, maka prinsip dasar harus merupakan suatu kebenaran yang sudah jelas dengan sendirinya dan tidak perlu di buktikan kebenarannya[23]. Prinsip dasar dalam logika adalah semua kebenaran yang dianggap benar dalam logika. Semua pikiran harus didasarkan atas kebenaran itu agar penalaran kita valid. Mehra dan Burhan menyebutkan bahwa prinsip-prinsip atau hukum-hukum dalam logika dikemukakan oleh para pakar pikir dengan istilah yang berbeda. Uberweg menyebutnya “Axioms of Inference” sedangkan Mill menamainya “Universal Postulates of All Reasionings”[24]. Menurut Aristoteles, prinsip dasar dalam logika itu ada tiga jumlahnya, yaitu: (1) prinsip identitas (law of identity); (2) prinsip kontradiksis (law of contradiction); dan (3) prinsip tiada jalan tengah (law of ecluded middle). Tokoh filosofis modern Leibnitz menambahkan satu hukum lagi yaitu (4) prinsip alasan yang mencukupi (law of suffient reason)[25]. Agar lebih jelas, berikut ini paparannya secara singkat satu demi satu. 1. Prinsip Identitas (The principle of identity) Aksioma pertama tersebut bunyi hukumnya adalah “suatu itu adalah suatu itu” atau ”sesuatu itu adalah dirinya sendiri” atau “A=A”. “A” adalah merupakan variabel yang dapat diisi oleh sembarang konstanta. Turunan atau konstantadari variable “A” misalnya dapat berbunyi “Aku” maka akan berlaku: “Aku” adalah “Aku” atau “Aku” adalah Diriku sendiri”[26].
  • 5. Dari prinsip diatas dapat diambil contoh seperti Allah SWT sebagai tuhan sangat berbeda dengan tuhan-tuhan lain selain dirinya. Jadi dari contoh ini kita dapat simpulkan bahwa bahwa Allah sebagai tuhan ummat islam tidak sama dengan tuhan orang Hindu, Buda, Kristen dan lain- lain. 2. Prinsip Nonkontradiksi (The Principle Of Noncontradiction) Prinsip nonkontradiksi dapat dirumuskan sebagai berikut: ”Tiap-tiap hal itu tidak dapat positif dan negatif dalam waktu yang bersamaan” atau lebih tegas lagi: ”Pengakuan dan pengingkaran suatu pernyataan tidak mungkin keduanya benar”. Ambillah contoh sederhana , tidak mungkin “Ahmad adalah mahasiswa” dan “Ahmad adalah bukan mahasiswa” benar pada saat yang sama[27]. Kita contohkan lagi tidak mungkin orang yang mencuri dikatakan lagi beriman kepada Allah SWT. Jelas pula, bahwa prinsip nonkontradiksi merupakan lanjutan logis dari prinsip identitas yang sudah diuraikan. Karena tiap hal itu sama dengan dirinya sendiri, maka pernyataan kontradiktif tidak diizinkan karena justru mengaburkan identitas hal tertentu. Karena itu prinsip yang kedua ini disebut prinsip nonkontradiksi. Prinsip nonkontradiksi juga langsung, analitis, dan jelas dengan sendirinya sifatnya. Kita tidak membutuhkan trem pembanding (terminus medius, term penengah) untuk membuktikannya cukup hanya mengerti akan arti ada dan tiada, ada yang sebenarnya dan kemudian membandingkannya. Asal seorang masih seorang manusia yang waras tentu (mau tidak mau) akan melihat kebenaran mutlaknya[28] 3. Prinsip Tiada Jalan Tengah (The Principle Of Excluded Middle) Prinsip ini berbunyi, “Sesuatu haruslah negatif atau positif”. Rumusnya A mestilah B atau bukan B. Pada dasarnya, dari hukum ini dapat ditarik suatu makna bahwa suatu (benda) tidak mungkin memiliki dua sifat yang berlawanan. Sesuatu (benda) hanya memiliki sifat salah satu di antaranya. Jevons mengatakan bahwa dalam hukum ini tidak mungkin ada alternatif yang ketiga atau jalan tengah. Jawabannya haruslah “ya” atau “tidak”[29]. 4. Prinsip Alasan Yang Mencukupi (The Principle Of suffient Reason)
  • 6. Prinsip keempat ini dapat dianggap sebagai penegasan dan pelengkap tehadap prinsip pertama, menurut prinsip identitas setiap sesuatu itu identik dengan dirinya sendiri, nah dalam realitas kita kadang melihat proses perubahan , contoh daun asalnya hijau berubah kuning kemudian menjadi coklat, nah bagaimana penjelasan perubah tersebut ? maka prinsip alasan yang mencukupi menyatakan bahwa jika sesuatu berubah maka harus ada alasan yang mencukupi yang dapat menerangkan perubahan tersebut. Misalnya , sebuah benda jatuh kebumi karena ditarik oleh gaya tarik bumi dan benda lain kebetulan tidak ada benda yang menahannya[30] C. Arti Ilmu dan Pikiran dalam logika Dalam bahasa Indonesia ilmu seimbang artinya dengan Science dan dibedakan pemakaiannya secara jelas dengan kata “pengetahuan”. Dengan kata lain ilmu dan pengetahuan mempunyai pengertian yang berbeda secara mendasar. Pengetahuan adalah hasil dari aktifitas mengetahui yakni tersingkapnya suatu kenyataan kedalam jiwa hingga tidak ada keraguan terhadapnya. harus berhati-hati dalam menggunakan kata pengetahuan dan ilmu dari apa yang kita tangkap dalam jiwa. Pengetahuan sudah puas dengan menangkap tanpa ragu kenyataan sesuatu, sedangkan ilmu menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekedar apa yang dituntut oleh pengetahuan. Dalam pengetahuan modern dikenal pembagian ilmu atas kelompok ilmu A Pasteriori, dasn kelompokilmu a Priori. Ilmu A Pasteriori adalah ilmu pengetahuan yang kita peroleh dari pengalaman indrawi seperti ilmu kimia, alam, hayat, kesehatan dan semua ilmu yang bersumber pada pengalaman. Sedang ilmu a Priori adalah ilmu-ilmu yang tidak kita peroleh dari pengalaman dan percobaan, tetapi bersumber pada akal itu sendiri. Kebenaran ilmu ini tidak dapat ditemukan dan dikembalika kepada data empiris sebagai mana ilmu-ilmu A Pasteriori, melainkan kepada akal.semua ilmu yang tidak bergantung kepada pengalaman dan ekjusperimen termasuk dalam kelompok ini termasuk juga logika. Psikologi mempelajari pikiran dan kerjanya tanpa menyinggung sama sekali urusan benar salah. Sebaliknya urusan benar dan salah menjadi masalah pokokdalam logika. Logika tidak mempelajari cara berfikir dari semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam bentuk yang paling sehar dan praktis. Banyak jalan pemikiran dipengaruhi oleh keyakinan, pola berfikir kelompok, kecenderungan pribadi, pergaulan dan sugesti. Ada juga pemikiran pemikiran yang diungkapkan dengan argument yang secara selintas kelihatan benar untuk memutarbalikkan kenyataan dengan
  • 7. tujuan memperoleh keuntungan pribadi maupun golongan. Logika menyelidiki, menjaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala kepentingan dan keinginan perorangan. Ia merumuskan serta menerapkan hokum-hukum dan patokan-patokan yang harus ditaati agar manusia dapat berfikir benar, efisien dan teratur. Dengan demikian ada dua obyek penyelidikan logika, pertama, pemikiran sebagai obyek material dan kedua, patokan-patokan atau hukum-hukum berfikir benar dengan sebagai obyek formalnya. D.Asas-asas pemikiran Dalam aktivitas berpikir tidak boleh melalaikan patokan pokok yang oleh logika disebut asas berpikir. Asas pemikiran adalah pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan di mengerti. Kapasitas asas ini bagi kelurusan berpikir adalah mutlak, dan salah benarnya suatu kebenaran suatu pemikiran tergantung terlaksana tidaknya asa-asas. Ia adalah dasar daripada pengetahuan dan ilmu.Asas pemikiran ini dapat dibedakan menjadi: 1. Asas identitas Ia adalah dasar dari semua pemikiran dan bahkan asas pemikiran yang lain. Kita tidak mungkin dapat berpikir tanpa asas. Prinsip ini mengatakan bahwa sesuatu itu adalah dia sendiri bukan lainnya. Jika kita mengetahui bahwa sesuatu itu Z maka ia adalah Z dan bukan A atau B. bila kita beri rumusan akan berbunyi: “Bila proposisi itu benar maka akan membuat benarlah ia”. 2. Asas kontradiksi Prinsip ini mengatakan bahwa pengingkaran sesuatu tidak mungkin sama dengan pengakuannya,. Jika ia mengakui bahwa sesuatu itu bukan A maka tidak mungkin pada saat itu ia adalah A, sebab realitas ini hanya satu sebagaimana disebut oleh asas identitas. 3. Asas penolakan kemungkinan ketiga Asas ini mengatakan bahwa antara dua pengakuan dan pengingkaran kebenarannya terletak pada salah satunya. Pengakuan dan pengingkaran merupakan pertentangan mutlak, karena itu disamping tidak mungkin benar keduanya juga tidak mungkin salah keduanya. Jika dirumuskan akan berbunyi ”Suatu proposi selalu dalam keadaan benar atau salah”. E. Cara mendapatkan kebenaran dan pembagian logika
  • 8. Ada dua cara berpikir yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan pengetahuan baru yang benar, yaitu melalui metode induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Penalaran ini dimulai dari kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan terbatas diakhiri dengan pertanyaan yang bersifat umum. Contohnya: “Besi dipanaskan memuai”. “Seng dipanaskan memuai”. Cara penalaran ini mempunyai dua keuntungan. Pertama, kita dapat berpikir secara ekonomis. Untuk mendapatkan pengetahuan bahwa: semua logam memuai bila dipanaskan, kita tidak usah membuat penyelidikan terhadap setiap logam, tetapi cukup sebagian daripadanya. Kedua, pernyataan yang dihasilkan melalui cara berpikir induksi tadi memungkinkan proses penalaran selanjutnya, baik secara induktif maupun secara deduktif. Sedangkan deduksi adalah kegiatan berpikir merupakan kebalikan dari penalaran induksi. Deduksi adalah cara berpikir dari pernyataan yang bersifat umum, menuju kesimpulan yang bersifat khusus. Dengan penalaran deduktif kita mendapat pengetahuan yang terpercaya. Jadi antara penalaran induksi dan deduksi mempunyai hubungan sangat erat. Logika dapat disistematiskan menjadi beberapa golongan. Dilihat dari segi kualitasnya, Mantiq/Logika dapat dibedakan menjadi Logika Naturalis yaitu kecakapan berlogika berdasarkan kemampuan akal bawaan manusia. Akal manusia yang normal dapat bekerja secara spontan sesuai hukum-hukum logika dasar. Bagaimanapun rendahnya inteligensi seorang ia dapat membedakan bahwa sesuatu itu adalah berbeda dengan sesuatu yang lain, dan bahwa dua kenyataan yang bertentangan tidaklah sama. Kemampuan berlogika naturalis pada tiap-tiap orang berbeda-beda tergantung tingkatan pengetahuannya. Untuk mengatasi yang tidak dapat ditanggulangi oleh Mantiq al-Fitri, manusia menyusun hukum-hukum patokan-patokan, rumus-rumus berpikir lurus. Logika ini disebut Logika Artifisialis atau Logika Ilmiah (Mantiq As-Suri) yang bertugas membantu mantiq al-Fitri. Mantiq ini memperhalus, mempertajam serta menunjukkan jalan pemikiran agar akal dapat bekerja lebih teliti, efisien, mudah dan aman. Dilihat dari metodenya dapat dibedakan atas Logika Tradisonal (Mantiq al-Qadim) dan Logika Modern (Mantiq al-Hadis). Logika tradisional adalah Logika Aristoteles, dan Logika daripada Logikus yang lebih kemudian, tetapi masih mengikuti sistem Logika Aristoteles. Para logikus setelah Aristoteles
  • 9. tidak membuat perbahan atau mencipta sistem baru dalam Logika kecuali hanya membuat komentar yang menjadikan Logika Aristoteles lebih elegant dengan sekedar mengadakan perbaikan-perbaikan dan membuang hal-hal yang tidak penting dari Logika Aristoteles. Logika modern tumbuh dan dimulai pada abad XIII. F. Manfaat Logika Keseluruhan informasi keilmuan merupakan suatu sistem yang bersifat logis, karena itu science tidak mungkin melepaskan kepentingannya terhadap Logika. Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip ini. Logika menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang, karena itu ia mendidik manusia bersikap obyektif tegas dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan tempat. Secara singkat manfaat logika dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Logika dapat digunakan untuk menjelaskan atau menyatakan prinsip-prinsip abstrak yang dapat dipakai dalam berbagai ilmu pengetahuan. 2. Logika dizaman sekarang dapat digunakan sebagai alat untuk membedakan hal yang benar dari yang palsu. 3. Logika dapat meningkatkan intelektual cara berpikir kita dalam menanggapi suatu permasalahan. 4. Logika membuat kita terlepas dari hal-hal yang dapat membuat kita keliru entah itu emosi atau prasangka. 5. Logika juga dapat membantu kita untuk berpikir lurus tentang suatu hal atau biasa disebut dengan kritis.