TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Hilwa Tusifa. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
1. Resume Tafsir Tematik
Manajemen Dakwah
Khilwa Tusifa Ariadi / 0104182064 / MD-B / Sem IV
Dosen Pengampu : H. Iqbal Abdul Muin LC,MA
2. Sejarah Perkembangan Tafsir Tematik
Bila ditelusuri perkembangan tafsir al-Qur’an sejak awal pertumbuhannya di masa
hidup Rosulullah SAW. Sebenarnya dapat dikatakan bahwa tafsir tematik sudah
terwujud, walau hanya sederhana. Upaya mempertemukan beberapa ayat yang semakna
atau yang berkaitan dengan masalah tertentu sudah ada dengan munculnya penafsiran
ayat al- Qur’an dengan ayat al-Qur’an yang lain.Hal ini dapat dimaklumi, sebab al-
Qur’an dalam kapasitasnya sebagai pedoman hidup bagi manusia dan memberi
petunjuk tentang ajarannya diturunkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang
membutuhkan, sehingga kadang-kadang diturunkan ayat yang mujmal, mutlaq, dan
umum, tetapi kadang-kadang diturunkan ayat yang terinci, tertentu, dan khusus.
3. Bentuk Metode Tafsir
Tematik atau Tafsir Maudhu’i
Sebagai contoh dari bentuk pertama
metode Tafsir tematik atau Tafsir Maudhu`iini
misalnya seorang mufassir mengkaji atau
menafsirkan surat Yasin.berdasarkan kajiannya ia
menyimpulkan bahwa surat Yasin tersebut dapat
dibagi dalam tiga bagian yang saling berkaitan,
bersambung dan mengarah kepada satu masalah.
Katakanlah dari awal surat sampai pada ayat
yang ke-32 mengarah kepada penjelasan tentang
kerasulan Muhammad SAW. Bagian keduanya
dari ayat 33 sampai ayat ke 44 menetengahkan
tentang dalil-dalil pembuktian atas wujudnya
Allah SWT dan keluasan akan ilmuNya.
Sedangkan bagian ketiganya dari ayat 45 sampai
akhir menjelaskan keadaan dan berbagai macam
kejadian pada masa terjadinya hari kiamat.
Pertama dengan cara mengambil satu surat
dari Alquran, kemudian surat tersebut dikaji
secara eseluruhannya dari awal surat hingga
akhir surat, lalu dijelaskan ujuan umum dan
khusus, selanjutnya dicari hubungan antara
masalah-masalah (tema) yang dikemukakan
ayat-ayat tersebut merupakan satu kesatuan
yang utuh dan sempurna dengan sasaran
yang satu pula.
4. Langkah-Langkah Yang Ditempuh
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh bagi seorang mufassir
dalam menggunakan metode tafsir maudhui, yaitu :
Tentukan terlebih dahulu masalah/topic (tema) yang akan dikaji,
untuk menetapkan masalah ini dianjurkan melihat
“Kitab TafsirAlquran Al-Karim karya sekelompok orientalis yang
diterjemahkan oleh Muhammad Fuad Al-Baqi.
Inventarisir (himpun) ayat-ayat yang
berkenaan dengan tema/topic yang
telah ditentukan, (selain dibantu kitab
diatas, dapat pula di baca Al-Mu’jam
Al-Mufahras Li Al-Fa§il
Quran “karangan M. Fuad Al-Baqi”.
Rangkai urutan ayat sesuai dengan
masa turunnya baik Makiyah
maupun Madaniyahnya, hal ini dapat
juga dilihat pada “al-Itqon” karya Al-
Suyu¯I dan “Al-Burh±n” karya Al-
Zarkasyi.
5. Sambungan
• Pahami korelasinya (mun±sabahnya) ayat-ayat dalam masing-masing
suratnya.
• Susun bahasan didalam kerangka yang tepat, sistematis, sempurna dan utuh
• Lengkapi bahasan dengan Hadis. Sehingga uraiannya menjadi jelas dan semakin sempurna.
• Pelajari ayat-ayat tersebut secara sistematis dan menyeluruh dengan cara menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian yang
serupa, menyesuaikan antara pengertian yang umum dan yang khusus, antara Mu¯allaq dan Muqayyad, atau ayat-ayat yang
kelihatannya kontradiksi, sehingga semua bertemu dalam satu muara sehingga tidak ada pemaksaan dalam penafsiran.
6. “
”
Keistimewaan dan Keterbatasan Tafsir Tematik atau
Tafsir Maudhu`i
-Keistimewaan-
• Metode ini akan jauh dari kesalahan-kesalahan karena ia menghimpun berbagai ayat yang berkaitan dengan
satu topic bahasan sehingga ayat yang satu menafsirkan ayat yang lain.
• -Keterbatasan- > Masih memerlukan keterlibatan Tafsir-Tafsir klasik sekalipunn Tafsirtematik ini disebut juga Tafsir mutakhir modern), karena tidak ada
metode Tafsir yang mandiri.
Daftar Pustaka : Al-Aridh,Ali Hasan. Sejarah metodologi Tafsir. Jakarta, PT. Raja Grapindo Persada, 1994,