Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan metode tafsir Al-Quran, khususnya tafsir maudhu'i. Tafsir maudhu'i adalah metode menafsirkan Al-Quran dengan mengungkap ayat-ayat yang bertopik sama dan dikaji secara mendalam dalam lingkup tema tertentu. Langkah-langkahnya antara lain menentukan topik, mengumpulkan ayat terkait topik, menganalisis ayat-ayat
1. LOGO
Pengantar Methode
Tafsir : Tafsir Maudhu’i
Oleh: Nur Achmad, MA. (Dosen Kajian Islam STIE Ahmad
Dahlan Jakarta dan Sekr. Majelis Tarjih & Tajdid PWM
DKI Jkt; 081511300313; cakmad74@gmail.com
2. Pengertian Tafsir
Tafsir: asal kata dari fassara yufassiru: al-
Idhah wal bayan: menjelaskan dan
menerangkan. Yang dimaksud di sini
adalah menjelaskan dan menerangkan
ayat-ayat Al-Quran yang masih perlu
penjelasan.
3. I. Manhaj (Pendekatan) Tafsir:
I. Atsary: bi al-Ma’tsur / bi al-Riwayah
II. Ra’yi, : bi al-Ra’yi / bi al-Ijtihad
III. Isyari : bi al-Isyari - takwil
4. II. Thariqah (Metode) Tafsir:
A. Tafsir Tahlili: Menafsirkan al-Quran
dengan memaparkan segala aspeknya
sesuai urutan mushaf usmani. Disebut
juga metode tajzi’I, karena menafsirkan
secara per bagian/parsial.
5. Langkah Tahlili...
1. Menerangkan munasabah antarayat atau
antarsurat.
2. Menjelaskan asbab al-nuzul
3. Menganalisis mufradat/kosa kata
pentingnya.
4. Memaparkan kandungan ayat secara
umum dan maksudnya.
5. Menerangkan unsur-unsur balagahnya
6. Lanjutan...
6. Menjelaskan hukum yang dapat ditarik
dari ayat, jika berkaitan dgn hukum
7. Menerangkan makna/maksud syara’ yang
terkandung dalam ayat.
8. Menjelaskan dengan ayat lain, hadis, qaul
sahabi, dsb untuk menjelaskan suatu ayat.
- Tafsir tahlili biasanya panjang dan luas.
7. B. Tafsir Ijmali:
Menafsirkan dengan mengemukakan makna
secara garis besar/global. Juga tidak
semua ayat ditafsirkan. Tafsir ringkas.
Susunannya mengikuti urutan ayat-ayat Al-
Quran.
Contohnya: Tafsir al-Quran al-Karim, karya
Muhammad Farid Wajdi (Mesir); Tafsir al-
Wasith karya Tim Majma al-Buhus al-
Islamiyyah) Mesir.
8. C. Tafsir Muqaran:
Ialah menafsirkan dengan
membandingkan ayat dengan ayat lainnya
atau antarhasil penafsiran para mufassir,
baik mazhab fikih, kalam, perbedaan
masa (klasik/kontemporer), dan
sebagainya.
Contoh: Tafsir al-Jami’ li Ahkami al-Quran
karya al-Qurthubi yang membandingkan
penafsiran para mufasir, khususnya ttg
hukum.
9. III. Lawn (Corak) Tafsir:
fiqhi, fikih
ilmi, ilmu pengetahuan
falsafi, filsafat
adabi ijtima’I, sastera kemasyarakatan
siyasi, ideologi politik
dsb.
10. D.Tafsir Maudhu’i:
• Maudhu’i: isim maful wadha’a, yadhi’u
wadh’an wadhi’un maudhu’un. Artinya
diletakkan, ditempatkan. Dalam
perkembangan selanjutnya diartikan
topik/tema, tematik.
• Tafsir Maudhu’I menafsirkan AlQuran
dengan mengungkap ayat-ayat yang
bertopik sama dan dikaji secara
mendalam dalam lingkup tema tersebut.
11. Ide awal Tafsir Maudhu’i
Ibrahim bin Umar al-Biqa’I (809-885 H):
semua ayat-surat al-Quran memiliki
keterkaitan/munasabah. Karena itu tidak
dibenarkan menafsirkan satu ayat tanpa
melihat ayat lain yang berkaitan.
Pendapat ini ditegaskan oleh Imam al-
Syathibi (W. 1388 M). Al-Quran itu satu
kesatuan karenanya harus dipahami
secara integral/menyeluruh. Tidak boleh
sepotong-sepotong.
12. Ide selanjutnya
Tahun 1960, Syaikh Mahmud Syaltut
(Rektor Al-Azhar Mesir) menggalakkan
kajian-kajian tematik Al-Quran.
Sehingga muncul; sejumlah karya ttg tafsir
tematik: al-Insan fil Quran dan al-Mar’ah fil
Qur’an karya Abbas Mahmud al-’Aqqad.
Juga muncul karya al-Riba fil Quran karya
Abul A’la al-Maududi.
13. lanjutan
Tahun 1981, Kajur Tafsir hadis Al-Azhar,
Dr. Ahmad sayyid al-Kummy mencetuskan
metode tafsir maudhu’I di Jurusannya.
Dr. al-Husaini Abu Farhah menulis buku
al-Futuhat al-Rabbaniyyah fi al-Tafsir al-
Maudhu’I li al-Ayat al-Qur’aniyyah dengan
memilih banyak topik dalam al-Quran.
Prof. Dr. Abdul Hayyi al-Farmawi, al-
Bidayah fi al-Tafsir al-Maudhu’I yang
mereangkan langkah2 tafsir maudhu’i.
14. III. Cara Kerja Tafsir Maudhu’i:
a. cara kerjanya
b. perbedaannya dengan metode lain
15. Macam tafsir Maudhu’i:
Pertama: mengkaji satu topik dalam satu
surat. Setiap surat punya topik topik
tertentu. Topik itu menjadi pusat perhatain.
Kedua: mengkaji satu topik tertentu dalam
semua surat al-Quran; misalnya: topik
kemiskinan dalam al-quran. Jadi semua
ayat yg bicara soal kemiskinan, kefakiran,
kadaifan, kemustad’afin, dst. Dikaji secara
utuh.
16. Jenis Tafsir Maudhu’i:
Membahas tema-tema dalam satu surat
secara lengkap, misal dalam surat Al-Isra’
terdapat sejumlah tema, kemudian tema
tersebut dikaji.
Membahas satu tema yang dipilih dari Al-
Quran, tanpa terikat oleh suatu surat.
Misalnya, tema kemiskinan dalam
perspektif al-Quran, riba dalam Al-Qur’an,
dsb.
17. Langkah dalam Tafsir
Maudhu’i:
Tentukan topik/tema dlm
Al-Quran
Himpun dan tetapkan ayat ttg topik yg dipilih
Rangkai urutan ayat berdasar masa turun
Analisis (kesamaan, kompromi, banding) ayat.
Susun pembahasan dlm suatu kerangka
18. Tambahan...
Rujuk kitab tafsir tahlili sbg perbandingan,
termasuk melihat asbab nuzul,
munasabah, dsbnya.
Perkaya dengan rujukan hadis, dan buku-
buku terkait topik.
19. Al-Quran Mendasari Banyak
Tema
Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak sekali
topik atau tema.
Setiap topik atau tema dalam kehidupan
ini dapat dicari rujukannya dalam Al-
Qur’an, setidaknya secara garis besar.
Beberapa topik, antara lain: pendidikan,
ekonomi, politik, kemiskinan,harta, ilmu,
yatim, pakaian, pemimpin, dsb.
20. Persiapan yang diperlukan:
Pengetahuan dasar ilmu tata bahasa
Arab, khususnya Nahwu dan Sharaf.
Kamus Arab: Lisanul Arab, Munjid,
Munawwir.
Kitab: Mu’jam Mufradat alfaz al-Quran
karya al-Raghib al-Asfahani; al-Mu’jam al-
Mufahras li Alfaz Al-Quran karya
Muhammad Fu’ad Abdul Baqi. Atau
Fathurrahman li Thalibil Ayat al-Quran.
Atau buku Indeks Al-Quran.
21. Bagaimana Mencari Topik?
Jika topik sudah ditentukan atau dipilih,
maka dicari kata kuncinya, kemudian kata
dasar atau akar katanya.
Misalnya topik: kemiskinan dlm Al-Qur’an
Kata kunci: miskin (
Kata dasar/akar kata: sakana di
kamus/mu’jam
Cari acuan/wazannya: miskin > mif’il
jamaknya masakin > mafa’il
Cari semua kata miskin dan pecahannya
22. Bagaimana mencari topik..
Selain kata miskin, kata apa lagi yang
dekat dgn topik ini.
Misalnya: faqir-fuqara’, da’if-du’afa,
mustadh’afun, a’il, sa’il, yatim-yatama,
dsb.
Kemudian pembahasan diberi kerangka
dan dilengkapi dengan istilah lain yang
sejenis.
23. Contoh lain
Topik: Gunung dalam Al-Quran
Gunung, bahasa Arabnya jabal-jibal, thur.
Cari akar kata: j-b-l dan kata th-w-r,
temukan ayat-ayat yang mengungkap kata
tersebut, kemudian diinventarisir, dan
selanjutnya dibuat outline dan dibahas
secara mendalam.
24. Contoh tambahan:
Topik: Riba dalam Al-Quran
Cari kata r-b-y dan yarbu-riba dalam
mu’jam/indeks Al-Quran, maka ditemukan
sejumlah ayat tentang riba.
Topik: Zalim dalam Al-Quran
Cari akar kata: zalama-yazlimu-zulm maka
ditemukan ayat-ayat ttg zalim.
25. Selamat Mencoba...
Tugas: Setiap kita mencari satu tema
yang paling menarik, dan kemudian dicari
akar katanya, maka akan ditemukan....
Selanjutnya ikuti langkah2 tafsir maudhu’i
26. Metode Kajian Hadis
Kajian eksternal hadis: kritik sanad hadis
Kajian internal hadis: kritik matan hadis:
Jika suatu hadis bertentangan dgn: (1) Al-
Quran; (2) hadis yg lebih kuat/sahih; (3)
akal sehat yg tak terbantahkan; dan (4)
sejarah atau kenyataan yang tak
terbantahkan.
27. Pertanyaan:
1. Mitra Gultom: hadis undzur ma qala?
2. Hadis ttg mashul-khuffain, mengapa yg
diusap bagian atasnya? Hadis ttg amal
anak adam terputus selain 3? Bgm dgn
masalah kontemporer spt ttg zina model
baru?
3. al-maidah: 6: ilal-marafiq? Min-nya di
mana? Bagaimana?
4. Abqariyah: Pengajarnya dari NU?
Dikatakan bhw perempuan haid dilarang