SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
“AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA
INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA ”
Makalah Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Perkuliahan MSI
Dosen Pengampu :
Dadang Aji Permana M. Hum
Penulis:
Uur Kholifah
Nim : 201199010002
Prodi: SI PAI (Pendidikan Agama Islam)
Fakultas :
Tarbiyah
Sekolah Tinggi Islam Blambangan (STIB)- Banyuwangi Tahun ajaran 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rumusan masalah
Al-Qur’an telah diturunkan kepada nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW
di samping itu, sepertinya Al-Qur’an kurang lengkap bila tidak ada As-Sunnah atau
yang kita kenal dengan Al-Hadist. Jika Al-Qur’an tanpa Al-Hadist bagaikan jiwa
tanpa raga. Yang tidak akan pernah hidup. Oleh sebab itu penulis mendapatkan
tugas makalah yang berjudul “Al-Qur’an Dan As-Sunnah Serta Interprentasi dan
Relevansinya”. Mari kita diskusikan bersama.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kaedah Tafsir dan Interpretasi
Sumber hukum Islam yang selalu dijadikan idiom oleh orang-orang muslim
adalah Al-Qur’an dan As Sunnah. Terlepas dengan persolan tentangnya. para
Ulamapun hampir sepakat dengan pernyataan di atas tersebut. Fahrurahman
misalnya, dia sepakat bahwasanya, sumber hukum Islam itu adalah Quran dan
Sunnah. kemudian tokoh-tokoh Islam kontemporer pun menyepakati bahwasanya
hal tersebut merupakan barometer hukum Islam
Saya teringat aritkel yang dibuat oleh : Dr. Aswadi Syuhadak, M.Ag. Satu di
antara sekian banyak kaedah interpretasi terhadap nash al-Qur’an adalah al-`ibrah
bi umum al-lafdhi la bi khusus al-sabab -memahami nash-nash al-Qur’an dengan
berpegang pada keumuman lafadz bukan kekhususan sebab turunnya ayat. Kaedah
ini identik dengan teknik analisis induktif-deduktif yang selanjutnya dapat dikenal
dengan istilah generalistik maupun nilai rata-rata, mean, median atau modus dalam
dunia statistik. Pengambilan keputusan ini terkadang hanya didasarkan pada
pengambilan sample, contoh kecil dari sebagian sasaran yang menjadi obyek kajian.
Kaedah ini sudah barang tentu selain mengandung banyak keunggulan juga sarat
dengan berbagai kekurangan. Keunggulan kaedah ini memang segera dapat
dipahami secara cepat dari berbagai permasalahan yang sedang berkembang.
Namun tidak jarang teknik analisis demikian juga sering mengabaikan persoalan-
persoalan yang sifatnya sangat spesifik, baik keberadaannya terletak posisi ekstrim
kanan maupun ekstrim kiri. Analisis ini sering mengabaikan kelompok-kelompok
minoritas dari kalangan bawah maupun minoritas dari kalangan atas. Kalangan
minoritas terkadang jarang dan bahkan tidak pernah mendapat perhatian khusus
sesuai dengan kapasitas yang bersangkutan.
Kelemahan dari beberapa penerapan kaedah tersebut, mengundang perhatian
untuk mencermati persoalan-persoalan yang lebih spesifik, dengan memberlakukan
kebalikan dari kaedah di atas melalui ungkapan: al-ibrah bi khusus al-sabab la bi
umum al-lafdzi -memahami ayat-ayat al-Qur’an dengan berpegang pada sebab
turunnya ayat al-Qur’an dan bukan pada keumuman lafadhnya. Pendekatan ini
benar-benar sangat spesifik, karena semua persoalan dihadapkan pada sasaran
utamanya sesuai dengan berbagai persoalan yang sedang berkembang. Pernyataan
ini lebih tepat disebut sebagai keunggulan dalam penggunaan kaedah spesifik,
namun di sisi lain kaedah ini juga sarat dengan kelemahan. Pertama, selain cukup
lama dalam proses pengambilan keputusan dalam persoalan-persoalan yang sudah
meluas, juga harus melibatkan banyak tenaga sesuai dengan permasalahan yang
sedang berkembang. Kedua, penggunaan kaedah spesifik ini sudah barang tentu
membutuhkan seperangkat analogi ataupun qiyas antara kasus lama dengan
berbagai kasus baru yang sedang berkembang. Tanpa adanya keahlian dalam
menemukan sinergi di antara dua kasus, maka sangat sulit berkembang secara cepat
bahkan boleh jadi bisa kandas dan macet. Ketiga, signifikasi kajian al-Qur`an
berdasarkan sebab nuzul hanya berkisar pada 10 hingga 11 %, selebihnya termasuk
kategori ayat-ayat tanpa sebab nuzul.
Terlepas dengan beberapa kekurangan dua kaedah di atas, pada tataran
realitasnya ternyata masih sangat relevan untuk dijadikan pijakan dasar dalam
proses interpretasi atau penafsiran ayat-ayat ‫وو‬‫و‬ ‫ووية‬‫و‬‫ق‬ maupun ayat-ayat ‫وو‬‫و‬ ‫كوووية‬, mulai
dari awal hingga akhir keputusan. Pertama, proses pemahaman dari awal hingga
tahap akhir dapat berpegang pada realitas menuju makna yang tersembunyi, mulai
dari yang umum ke khusus, atau berpegang dari realitas menuju hakekat. Kaedah ini
diungkapakan oleh al-Razi dengan ungkapan: ‫ووو‬‫و‬ ‫ا‬ ‫ة‬ ‫ووو‬ ‫وووفة‬ ‫وووفاألظهةىتهق‬ ‫أنةيتمسووواةظوووفاألظهة‬
‫ة‬
‫وفا‬‫و‬ – an yatamassak bi al-adhar fal adhar mutaraqqiyan ilal akhfa fal akhfa -
hendaknya anda berpegang pada realitas yang satu kepada realitas lainnya menuju
makna tersembunyi yang satu kepada yang tersembunyi lainnya. Kedua, dengan
jalan berargumentasi mulai dari yang paling tinggi, paling agung dan paling mulya
hingga menurun sampai pada tingkatan yang paling bawah maupun yang paling
rendah. Dalam teks aslinya disebutkan: ‫ة‬ ‫ووه‬‫و‬‫فاأل‬ ‫ة‬ ‫ووه‬‫و‬‫ةظفاأل‬ ‫ةعةلىوووف‬ ‫ووت‬‫و‬‫أنةيح‬
‫ا‬ ‫ة‬ ‫وو‬‫و‬ ‫وووفإلة‬
‫ة‬ ‫ووو‬
‫فا‬ – an yahtajjallah ta`ala bil asyraf fal asyraf nazilan ilal adna fal adna.
Interpretasi Nabi SAW. terhadap ayat-ayat Qur’an, baik dalam bentuk perilaku,
penjelasan lisan maupun sikap diam beliau (takrir), dianggap sebagai referensi terpenting
dalam praktik keagamaan, baik pada waktu beliau masih hidup maupun sesudah wafat. Oleh
karena itu meskipun beliau setengah melarang kepada para sahabat untuk menuliskan apa
saja dari beliau selain ayat-ayat Qur’an, sejumlah sahabat tetap melakukannya, untuk
kepentingan mereka sendiri. Meskipun demikian sepeninggal beliau upaya menuliskan
Sunnah beliau dipandang sangat penting, dan oleh karena itu pelacakan terhadap hal ini mulai
dilakukan oleh sejumlah orang, di antaranya dan agaknya yang pertama, oleh Abdullah bin
Abbas dan Abdullah bin Umar. Dari sinilah di kemudian hari upaya yang lebih besar lagi
dilakukan oleh para kolektor dan dibukukan menjadi kitab-kitab Hadits yang cukup banyak
jumlahnya dan kita kenal hingga sekarang1
B. Relevansi Al-Qur’an
Jika dilihat dari aspek teoritis antara Qur’an dan Sunnah, jelas bahwa kedua
hal tersebut adalah sumber hukum Islam. akan tetapi, kedua hal tersebut harus
dipandang lebih mendalam jika dihadapkan dengan realita sosial tentang relevansi
1 Moelyono. Journal/Article/View
keduanya. permasalhan Al-Qur'an misalnya, dengan idiom bahwa Al-Qur’an adalah
kitab yang berlaku setiap waktu dan ruang, masyarakat Islam khusunya para ulama
cenderung memahami bahwa Al-Quran memiliki makna kompleks. dan hal itu
memang tidak bisa terbantahkan. akan tetapi, tokoh Islam menjadi lebih cnederung
memaksakan pemaknaan ayat Al-Quran ketika di sandingkan dengan realita sosial.
sehingga pada akhirnya bermunculan tafsir-tafsir model baru secara esensinya.
maka pertanyaan yang muncul adalah batasan seperti apa yang dapat mengukur
bahwa makna tafsiran tentang suatu ayat itu dapat dikatakan benar?
Al Farmawi merumuskan bahwa, metodologi tafsir itu terbagi empat.
Tahlili, Ijmali ,Muqoron, Maudui. kemudian di spesifikan lagi oleh Ulama
kontemporer bahwasanya tafsir dilihat secara sumber terbagi dua yaitu Ma'tsur dan
Ra'yi. (AL FARMAWI. 2000)
Dua sumber diatas telah muktabar dan di akui oleh para Ulama, akan tetapi
jika diihat dari realita tafsir yang ada, tafsir yang bersumber dari hadits rosul ( bil
ma'tsur) dan yang bersumber dari logika mansuia (bira'yi) hampir tidak bisa di
pisahkan secara utuh (AL FARMAWI. 2000).
Contohnya, Pertama : Tafsir Fidzilalil Quran karangan Ibn Kastir misalnya,
tafsir ini dikatakan sebagai tafsir Bilma'sur, tafsir yang pemaknaan ayatnya
memakai hadits rosul. disadari atau tidak, ternyata di dalamnya masih tereduksi oleh
pemikiran si pengarangnya. hal itu di tunjukan ketika dilihat dari kedalaman
intelektual si penafsir itu sendiri.berarti secara tidak langsung, keterlibatan pola fikir
dan gagasan si penafsir masih di pastikan mempengaruhi hasil tafsirnya. karena,
saat ia menafsirkan ayat dengan hadits, ia pun melakukan pemaknaan ulang
terhadap maksud hadits yang ia tulis (IBN KASTIR. Tafsir Fidzilalil Quran)
. Kedua : Tafsir Alkasyaf karangan Az-Zamakhsyari. Tafsir ini di katakan
sebagai tafsir Bira'yi atau tafsir yang dalam pemaknaan ayatnya menggunakan
logika atau keilmuan yang dimiliki si penafsir. Tetapi lagi-lagi jika dilihat secara
konteks tafsirnya sendiri, Zamakshsyari pun menggunakan hadits sebagai penguat
dari gagasan-gagasan yang ia tuangkan dalam tafsirnya. (Az-Zamakhsyari. Tafsir
Alkasyaf)
Kemudian jika dilihat dari perdebatan antara pembukaan ruang ijtihad.
Sebagian ulama mengatakan ijtihad sudah ditutup dan sebagian mengatakan masih
dibuka dan harus tetap dibuka. maka persoalan tentang batasan kebenaran suatu
makna penafsiran ayat semakin tak bisa di identifikasi. yang pada akhirnya,
munculah perkataan dari tokoh Islam kontemporer bahwa semua orang berhak
menafsirkan ayat Al-Quran dan kebenarannya bersifat relative. Asalkan memiliki
pijakan yang kuat.
Menurut pandangan saya, relevansi Al-Qur'an memang terjaga dan akan
selalu relevan dengan kondisi sosial apapun, meski permasalahan di hari ini
semakin kompleks. akan tetapi yang harus diperhatikan adalah bagaimana bahwa
sinergitas antara teks dan konteks ayat harus menjadi bahan terpenting saat
menuangkan penafsiran suatu ayat. karena yang harus ditarik lebih dahulu untuk
memahami ayat adalah bukan maksud si penafsir dalam menafsirkan ayat, tetapi
adalah maksud Tuhan saat menurunkan ayat tersebut kepada Nabi Muhammad
SAW. maka jika telah tersusun logika seperti itu, akan terlihatlah sebuah batasan
kebenran suatu penafsiran, karena inti dari maksud tuhan telah terakomodir dan tak
terlupakan oleh gagasan-gagasan si penafsir dalam tafsirnya. Dalam artian akan
terlihat mana yang harus di ungkap dan mana yang harus di batasi dalam
menafsirkan ayat. agar tidak terjadi pemerkosaan ayat.
C. Relevansi Sunnah
Permaslah yang paling utama tentang Sunnah adalah dimulai dari perbedaan
pendapat tentang definisi sunnah itu sendiri. sebagian ulama berpendapat bahwa
sunnah adalah hadits, sunnah lebih umum dari hadits kemudian yang terakhir
berpendapat bahwa sunnah lebih kecil ruang lingkupnya dari pada hadits.
singkat saja, jika dilihat secara historis kemunculan Islam, Islam tidak pernah
terbatasi kapan ia muncul. karena secara hakiki, sejak zaman Nabi Adam hingga
Nabi Muhammad, Islam itu sudah ada. kemudian kemunculan nabi-nabi tersebut
pada hakikatnya membawa risalah Islam. lalu pertanyaanya adalah sejak kapan kata
sunnah itu muncul, apakah zaman adam dan perlakukan yang dilakukan nabi
setelahnya tidak bisa dijadikan sebagai sunnah? ataukah hanya sejak zaman Nabi
Muhammad dan hanya perlakuan yang dilakukan Muhammad yang bisa disebut
sunnah?
Secara Epistimologi, diakui atau tidak, Nabi-Nabi/Rosul-Rosul yang
muktabar di sebutkan oleh para ulama –dua puluh lima nabi- adalah pembawa
risalah Islam. maka dari itu, kemunculan sunnah adalah sejak mereka di turunkan
kebumi. dan selanjutnya definisi sunnah pun tidak terbatas hanya zaman
Muhammad saja, akan tetapi seluruh peristiwa, perlakuan, dan apapun itu yang ada
selama zaman nabi dan rosul yang di utus Tuhan sampai sekarang, maka itulah
sunnah. dan dapat dispesifikan bahwa "sunnah itu adalah suatu peristiwa yang
berjalan (Fazrurrahman) -dari awal kemunculan nabi-nabi di muka bumi hinga saat
ini (penulis)i-". tegasnya sunnah itu adalah nilai-nilai yang muncul di muka bumi,
yang bersifat kebaikan, maka itulah sunnah dan sunnah itu tidak bersifat berubah.
meskipun peristiwa-peristiwa yang muncul dari zaman nabi hingga sekarang
berubah, akan tetapi nilai-nilai yang muncul atas peristiwa tersebut tidak akan
berubah kecuali antara baik dan buruk. jelek dan indah. bagus dan tidak bagus, yang
jika penulis simpulkan menjadi tiga kategori yaitu "Etis dan Edukatif" dalam artian
nilai-nilai yang mengandung kemanusiaan. (AL FARMAWI. 2000)
Selesailah permasalah defiisi tentang sunnah bila pola fikir yang di jadikan
nalar awal secara Kaffah di pertimbangkan. permasalah yang kedua adalah apakah
hadits itu bagian dari sunnah atau sebaliknya?
Jika dilihat dari definisi di atas, maka hadits adalah bagian dari sunnah,
perlakuan Muhammad saat mengahadapi persoalan di zamannya adalah sebuah
contoh saja dari pengaplikasian maksud Tuhan untuk manusia demi terwujudnya
Islam. maka yang muncul adalah nilai. pertanyaan yang muncul adalah? apakah
hadits yang di jadikan sumber hukum kedua ataukah sunnah?
Jika dilihat dari sabda Muhammad dalam haji wada’ nya (haji terakhir)
beliau memberikan sabdanya adalah "aku tinggalkan bagi kalian dua hal, dan jika
kalian mengunakannya kalian tidak akan tersesat. kedua hal tersebut adalah Al-
Quran dan Sunnah"
jelaslah bahwa nabi Muhammad tidak mengatakan Al-Quran dan Hadits.
secara tidak langsung, Nabi Muhammad menyadari bahwa perkataan beliau (Hadits-
Hadits) adalah sebagai sebuah contoh saja dari pengaplikasian nilai-nilai keIslaman.
karen mau tidak mau, disadari atau tidak, prodak hukum yang dilontarkan nabi
Muhammad terbatasi oleh konteks permasalahan yang muncul, sehingga perkataan
beliau terbatasi oleh ruang lingkup sosial yang ada pada zamanya.
Maka dari itu, dapat di simpulkan bahwa, penerapan hukum di hari ini tidak
bisa hanya di hukumi oleh Hadits saja, akan tetapi harus di barengi dengan Al-
Quran dan di kembalikan pada nilai-nilai yang ada dalam Sunnah. sehingga pada
akhirnya akan terjadi kesinergisan antara hukum Islam dan realita sosial. dan tidak
akan terjadi pemerkosaan atau penyalahgunaan hukum Islam.

More Related Content

What's hot

Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul haditsMoh Yakub
 
Sejarah turunnya al quran
Sejarah turunnya al quranSejarah turunnya al quran
Sejarah turunnya al quranArifuddin Ali.
 
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran IslamQuran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran IslamMarhamah Saleh
 
Tafsir, ta’wil & tarjamah
Tafsir, ta’wil & tarjamahTafsir, ta’wil & tarjamah
Tafsir, ta’wil & tarjamahEndang Suhendar
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulRisma Amalia
 
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Maghfur Amien
 
Power point makkiyah madaniyah
Power point makkiyah madaniyahPower point makkiyah madaniyah
Power point makkiyah madaniyahrizkyintan
 
PPT Kel 4 Munasabah Al-Qur'an.pptx
PPT Kel 4 Munasabah Al-Qur'an.pptxPPT Kel 4 Munasabah Al-Qur'an.pptx
PPT Kel 4 Munasabah Al-Qur'an.pptxNurLailatusSoimah19
 
Semantik Aspek-Aspek Makna
Semantik Aspek-Aspek Makna Semantik Aspek-Aspek Makna
Semantik Aspek-Aspek Makna Muhammad Idris
 
Kumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim
Kumpulan Hadits Shahih Bukhari MuslimKumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim
Kumpulan Hadits Shahih Bukhari MuslimDarminto WS
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
 

What's hot (20)

Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Tafsir pada masa Tabi'in
Tafsir pada masa Tabi'inTafsir pada masa Tabi'in
Tafsir pada masa Tabi'in
 
Sejarah turunnya al quran
Sejarah turunnya al quranSejarah turunnya al quran
Sejarah turunnya al quran
 
Munasabat al quran
Munasabat al quranMunasabat al quran
Munasabat al quran
 
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran IslamQuran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
Tafsir, ta’wil & tarjamah
Tafsir, ta’wil & tarjamahTafsir, ta’wil & tarjamah
Tafsir, ta’wil & tarjamah
 
Jenis tafsir
Jenis tafsirJenis tafsir
Jenis tafsir
 
Ruang lingkup studi islam
Ruang lingkup studi islamRuang lingkup studi islam
Ruang lingkup studi islam
 
Kemukjizatan al qur'an
Kemukjizatan al qur'anKemukjizatan al qur'an
Kemukjizatan al qur'an
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun Nuzul
 
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
 
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa MansukhUlumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
 
Power point makkiyah madaniyah
Power point makkiyah madaniyahPower point makkiyah madaniyah
Power point makkiyah madaniyah
 
PPT Kel 4 Munasabah Al-Qur'an.pptx
PPT Kel 4 Munasabah Al-Qur'an.pptxPPT Kel 4 Munasabah Al-Qur'an.pptx
PPT Kel 4 Munasabah Al-Qur'an.pptx
 
Semantik Aspek-Aspek Makna
Semantik Aspek-Aspek Makna Semantik Aspek-Aspek Makna
Semantik Aspek-Aspek Makna
 
Hadits Ahad
Hadits AhadHadits Ahad
Hadits Ahad
 
Kumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim
Kumpulan Hadits Shahih Bukhari MuslimKumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim
Kumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAWPeradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW
 

Similar to Al-Qur'an dan As-Sunnah Relevansi Abadi

Similar to Al-Qur'an dan As-Sunnah Relevansi Abadi (20)

Makalah metodologi
Makalah metodologiMakalah metodologi
Makalah metodologi
 
Pengertian ulumul qur
Pengertian ulumul  qurPengertian ulumul  qur
Pengertian ulumul qur
 
Asbabul wurud
Asbabul wurudAsbabul wurud
Asbabul wurud
 
Mencari Model Tafsir Alternatif
Mencari Model Tafsir AlternatifMencari Model Tafsir Alternatif
Mencari Model Tafsir Alternatif
 
Bab dua
Bab duaBab dua
Bab dua
 
Al qur'an di era modern
Al qur'an di era modernAl qur'an di era modern
Al qur'an di era modern
 
Al qur’an dan tafsir
Al qur’an dan tafsirAl qur’an dan tafsir
Al qur’an dan tafsir
 
USHUL FIQH : Kajian fiqh perempuan
USHUL FIQH : Kajian fiqh perempuanUSHUL FIQH : Kajian fiqh perempuan
USHUL FIQH : Kajian fiqh perempuan
 
Hadits musalsal
Hadits musalsalHadits musalsal
Hadits musalsal
 
121472359 madzhab-madzhab-tafsir
121472359 madzhab-madzhab-tafsir121472359 madzhab-madzhab-tafsir
121472359 madzhab-madzhab-tafsir
 
Model penafsiran al qur’an
Model penafsiran al qur’anModel penafsiran al qur’an
Model penafsiran al qur’an
 
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lksContoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
 
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YITAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
TAFSIR BI AL-MA'TSUR DAN TAFSIR BI AL-RA'YI
 
3755759.ppt
3755759.ppt3755759.ppt
3755759.ppt
 
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Anisa Fahira. SM IV MD=B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Anisa Fahira. SM IV MD=B FDK UINSU 2019/2020TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Anisa Fahira. SM IV MD=B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Anisa Fahira. SM IV MD=B FDK UINSU 2019/2020
 
makalah-Ta'wil dan nasakh
makalah-Ta'wil dan nasakhmakalah-Ta'wil dan nasakh
makalah-Ta'wil dan nasakh
 
ulumul qur'an
ulumul qur'anulumul qur'an
ulumul qur'an
 
PP Skripsi Albaqir.pptx
PP Skripsi Albaqir.pptxPP Skripsi Albaqir.pptx
PP Skripsi Albaqir.pptx
 
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Robi Winata. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Robi Winata. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Robi Winata. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Robi Winata. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
 
Copy of bab ii2
Copy of bab ii2Copy of bab ii2
Copy of bab ii2
 

More from HaubibBro

Makalah sejarah menyangkut islam
Makalah sejarah menyangkut islamMakalah sejarah menyangkut islam
Makalah sejarah menyangkut islamHaubibBro
 
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerahMakalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerahHaubibBro
 
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannyaMakalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannyaHaubibBro
 
Makalah karateristik islam
Makalah karateristik islamMakalah karateristik islam
Makalah karateristik islamHaubibBro
 
Makalah sedekah
Makalah  sedekahMakalah  sedekah
Makalah sedekahHaubibBro
 
Makalah filsafat
Makalah  filsafatMakalah  filsafat
Makalah filsafatHaubibBro
 
Kebijakan pendidikan inovasi islam
Kebijakan pendidikan inovasi islamKebijakan pendidikan inovasi islam
Kebijakan pendidikan inovasi islamHaubibBro
 
Kebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesiaKebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesiaHaubibBro
 
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uurStudy kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uurHaubibBro
 
Reverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quranReverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quranHaubibBro
 
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesiaMakalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesiaHaubibBro
 
Makalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaMakalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaHaubibBro
 
Skripsi kompetensi profesional guru
Skripsi kompetensi profesional guruSkripsi kompetensi profesional guru
Skripsi kompetensi profesional guruHaubibBro
 
Skripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guruSkripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guruHaubibBro
 
22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejati22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejatiHaubibBro
 

More from HaubibBro (15)

Makalah sejarah menyangkut islam
Makalah sejarah menyangkut islamMakalah sejarah menyangkut islam
Makalah sejarah menyangkut islam
 
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerahMakalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
 
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannyaMakalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
 
Makalah karateristik islam
Makalah karateristik islamMakalah karateristik islam
Makalah karateristik islam
 
Makalah sedekah
Makalah  sedekahMakalah  sedekah
Makalah sedekah
 
Makalah filsafat
Makalah  filsafatMakalah  filsafat
Makalah filsafat
 
Kebijakan pendidikan inovasi islam
Kebijakan pendidikan inovasi islamKebijakan pendidikan inovasi islam
Kebijakan pendidikan inovasi islam
 
Kebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesiaKebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesia
 
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uurStudy kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
 
Reverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quranReverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quran
 
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesiaMakalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
 
Makalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaMakalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremaja
 
Skripsi kompetensi profesional guru
Skripsi kompetensi profesional guruSkripsi kompetensi profesional guru
Skripsi kompetensi profesional guru
 
Skripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guruSkripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guru
 
22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejati22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejati
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

Al-Qur'an dan As-Sunnah Relevansi Abadi

  • 1. “AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA ” Makalah Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Perkuliahan MSI Dosen Pengampu : Dadang Aji Permana M. Hum Penulis: Uur Kholifah Nim : 201199010002 Prodi: SI PAI (Pendidikan Agama Islam) Fakultas : Tarbiyah Sekolah Tinggi Islam Blambangan (STIB)- Banyuwangi Tahun ajaran 2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Rumusan masalah Al-Qur’an telah diturunkan kepada nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW di samping itu, sepertinya Al-Qur’an kurang lengkap bila tidak ada As-Sunnah atau yang kita kenal dengan Al-Hadist. Jika Al-Qur’an tanpa Al-Hadist bagaikan jiwa tanpa raga. Yang tidak akan pernah hidup. Oleh sebab itu penulis mendapatkan tugas makalah yang berjudul “Al-Qur’an Dan As-Sunnah Serta Interprentasi dan Relevansinya”. Mari kita diskusikan bersama. BAB II PEMBAHASAN A. Kaedah Tafsir dan Interpretasi Sumber hukum Islam yang selalu dijadikan idiom oleh orang-orang muslim adalah Al-Qur’an dan As Sunnah. Terlepas dengan persolan tentangnya. para Ulamapun hampir sepakat dengan pernyataan di atas tersebut. Fahrurahman misalnya, dia sepakat bahwasanya, sumber hukum Islam itu adalah Quran dan Sunnah. kemudian tokoh-tokoh Islam kontemporer pun menyepakati bahwasanya hal tersebut merupakan barometer hukum Islam Saya teringat aritkel yang dibuat oleh : Dr. Aswadi Syuhadak, M.Ag. Satu di antara sekian banyak kaedah interpretasi terhadap nash al-Qur’an adalah al-`ibrah bi umum al-lafdhi la bi khusus al-sabab -memahami nash-nash al-Qur’an dengan berpegang pada keumuman lafadz bukan kekhususan sebab turunnya ayat. Kaedah ini identik dengan teknik analisis induktif-deduktif yang selanjutnya dapat dikenal dengan istilah generalistik maupun nilai rata-rata, mean, median atau modus dalam dunia statistik. Pengambilan keputusan ini terkadang hanya didasarkan pada pengambilan sample, contoh kecil dari sebagian sasaran yang menjadi obyek kajian. Kaedah ini sudah barang tentu selain mengandung banyak keunggulan juga sarat dengan berbagai kekurangan. Keunggulan kaedah ini memang segera dapat dipahami secara cepat dari berbagai permasalahan yang sedang berkembang. Namun tidak jarang teknik analisis demikian juga sering mengabaikan persoalan- persoalan yang sifatnya sangat spesifik, baik keberadaannya terletak posisi ekstrim kanan maupun ekstrim kiri. Analisis ini sering mengabaikan kelompok-kelompok minoritas dari kalangan bawah maupun minoritas dari kalangan atas. Kalangan minoritas terkadang jarang dan bahkan tidak pernah mendapat perhatian khusus sesuai dengan kapasitas yang bersangkutan. Kelemahan dari beberapa penerapan kaedah tersebut, mengundang perhatian untuk mencermati persoalan-persoalan yang lebih spesifik, dengan memberlakukan kebalikan dari kaedah di atas melalui ungkapan: al-ibrah bi khusus al-sabab la bi umum al-lafdzi -memahami ayat-ayat al-Qur’an dengan berpegang pada sebab turunnya ayat al-Qur’an dan bukan pada keumuman lafadhnya. Pendekatan ini
  • 3. benar-benar sangat spesifik, karena semua persoalan dihadapkan pada sasaran utamanya sesuai dengan berbagai persoalan yang sedang berkembang. Pernyataan ini lebih tepat disebut sebagai keunggulan dalam penggunaan kaedah spesifik, namun di sisi lain kaedah ini juga sarat dengan kelemahan. Pertama, selain cukup lama dalam proses pengambilan keputusan dalam persoalan-persoalan yang sudah meluas, juga harus melibatkan banyak tenaga sesuai dengan permasalahan yang sedang berkembang. Kedua, penggunaan kaedah spesifik ini sudah barang tentu membutuhkan seperangkat analogi ataupun qiyas antara kasus lama dengan berbagai kasus baru yang sedang berkembang. Tanpa adanya keahlian dalam menemukan sinergi di antara dua kasus, maka sangat sulit berkembang secara cepat bahkan boleh jadi bisa kandas dan macet. Ketiga, signifikasi kajian al-Qur`an berdasarkan sebab nuzul hanya berkisar pada 10 hingga 11 %, selebihnya termasuk kategori ayat-ayat tanpa sebab nuzul. Terlepas dengan beberapa kekurangan dua kaedah di atas, pada tataran realitasnya ternyata masih sangat relevan untuk dijadikan pijakan dasar dalam proses interpretasi atau penafsiran ayat-ayat ‫وو‬‫و‬ ‫ووية‬‫و‬‫ق‬ maupun ayat-ayat ‫وو‬‫و‬ ‫كوووية‬, mulai dari awal hingga akhir keputusan. Pertama, proses pemahaman dari awal hingga tahap akhir dapat berpegang pada realitas menuju makna yang tersembunyi, mulai dari yang umum ke khusus, atau berpegang dari realitas menuju hakekat. Kaedah ini diungkapakan oleh al-Razi dengan ungkapan: ‫ووو‬‫و‬ ‫ا‬ ‫ة‬ ‫ووو‬ ‫وووفة‬ ‫وووفاألظهةىتهق‬ ‫أنةيتمسووواةظوووفاألظهة‬ ‫ة‬ ‫وفا‬‫و‬ – an yatamassak bi al-adhar fal adhar mutaraqqiyan ilal akhfa fal akhfa - hendaknya anda berpegang pada realitas yang satu kepada realitas lainnya menuju makna tersembunyi yang satu kepada yang tersembunyi lainnya. Kedua, dengan jalan berargumentasi mulai dari yang paling tinggi, paling agung dan paling mulya hingga menurun sampai pada tingkatan yang paling bawah maupun yang paling rendah. Dalam teks aslinya disebutkan: ‫ة‬ ‫ووه‬‫و‬‫فاأل‬ ‫ة‬ ‫ووه‬‫و‬‫ةظفاأل‬ ‫ةعةلىوووف‬ ‫ووت‬‫و‬‫أنةيح‬ ‫ا‬ ‫ة‬ ‫وو‬‫و‬ ‫وووفإلة‬ ‫ة‬ ‫ووو‬ ‫فا‬ – an yahtajjallah ta`ala bil asyraf fal asyraf nazilan ilal adna fal adna. Interpretasi Nabi SAW. terhadap ayat-ayat Qur’an, baik dalam bentuk perilaku, penjelasan lisan maupun sikap diam beliau (takrir), dianggap sebagai referensi terpenting dalam praktik keagamaan, baik pada waktu beliau masih hidup maupun sesudah wafat. Oleh karena itu meskipun beliau setengah melarang kepada para sahabat untuk menuliskan apa saja dari beliau selain ayat-ayat Qur’an, sejumlah sahabat tetap melakukannya, untuk kepentingan mereka sendiri. Meskipun demikian sepeninggal beliau upaya menuliskan Sunnah beliau dipandang sangat penting, dan oleh karena itu pelacakan terhadap hal ini mulai dilakukan oleh sejumlah orang, di antaranya dan agaknya yang pertama, oleh Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin Umar. Dari sinilah di kemudian hari upaya yang lebih besar lagi dilakukan oleh para kolektor dan dibukukan menjadi kitab-kitab Hadits yang cukup banyak jumlahnya dan kita kenal hingga sekarang1 B. Relevansi Al-Qur’an Jika dilihat dari aspek teoritis antara Qur’an dan Sunnah, jelas bahwa kedua hal tersebut adalah sumber hukum Islam. akan tetapi, kedua hal tersebut harus dipandang lebih mendalam jika dihadapkan dengan realita sosial tentang relevansi 1 Moelyono. Journal/Article/View
  • 4. keduanya. permasalhan Al-Qur'an misalnya, dengan idiom bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang berlaku setiap waktu dan ruang, masyarakat Islam khusunya para ulama cenderung memahami bahwa Al-Quran memiliki makna kompleks. dan hal itu memang tidak bisa terbantahkan. akan tetapi, tokoh Islam menjadi lebih cnederung memaksakan pemaknaan ayat Al-Quran ketika di sandingkan dengan realita sosial. sehingga pada akhirnya bermunculan tafsir-tafsir model baru secara esensinya. maka pertanyaan yang muncul adalah batasan seperti apa yang dapat mengukur bahwa makna tafsiran tentang suatu ayat itu dapat dikatakan benar? Al Farmawi merumuskan bahwa, metodologi tafsir itu terbagi empat. Tahlili, Ijmali ,Muqoron, Maudui. kemudian di spesifikan lagi oleh Ulama kontemporer bahwasanya tafsir dilihat secara sumber terbagi dua yaitu Ma'tsur dan Ra'yi. (AL FARMAWI. 2000) Dua sumber diatas telah muktabar dan di akui oleh para Ulama, akan tetapi jika diihat dari realita tafsir yang ada, tafsir yang bersumber dari hadits rosul ( bil ma'tsur) dan yang bersumber dari logika mansuia (bira'yi) hampir tidak bisa di pisahkan secara utuh (AL FARMAWI. 2000). Contohnya, Pertama : Tafsir Fidzilalil Quran karangan Ibn Kastir misalnya, tafsir ini dikatakan sebagai tafsir Bilma'sur, tafsir yang pemaknaan ayatnya memakai hadits rosul. disadari atau tidak, ternyata di dalamnya masih tereduksi oleh pemikiran si pengarangnya. hal itu di tunjukan ketika dilihat dari kedalaman intelektual si penafsir itu sendiri.berarti secara tidak langsung, keterlibatan pola fikir dan gagasan si penafsir masih di pastikan mempengaruhi hasil tafsirnya. karena, saat ia menafsirkan ayat dengan hadits, ia pun melakukan pemaknaan ulang terhadap maksud hadits yang ia tulis (IBN KASTIR. Tafsir Fidzilalil Quran) . Kedua : Tafsir Alkasyaf karangan Az-Zamakhsyari. Tafsir ini di katakan sebagai tafsir Bira'yi atau tafsir yang dalam pemaknaan ayatnya menggunakan logika atau keilmuan yang dimiliki si penafsir. Tetapi lagi-lagi jika dilihat secara konteks tafsirnya sendiri, Zamakshsyari pun menggunakan hadits sebagai penguat dari gagasan-gagasan yang ia tuangkan dalam tafsirnya. (Az-Zamakhsyari. Tafsir Alkasyaf) Kemudian jika dilihat dari perdebatan antara pembukaan ruang ijtihad. Sebagian ulama mengatakan ijtihad sudah ditutup dan sebagian mengatakan masih dibuka dan harus tetap dibuka. maka persoalan tentang batasan kebenaran suatu makna penafsiran ayat semakin tak bisa di identifikasi. yang pada akhirnya, munculah perkataan dari tokoh Islam kontemporer bahwa semua orang berhak menafsirkan ayat Al-Quran dan kebenarannya bersifat relative. Asalkan memiliki pijakan yang kuat. Menurut pandangan saya, relevansi Al-Qur'an memang terjaga dan akan selalu relevan dengan kondisi sosial apapun, meski permasalahan di hari ini semakin kompleks. akan tetapi yang harus diperhatikan adalah bagaimana bahwa
  • 5. sinergitas antara teks dan konteks ayat harus menjadi bahan terpenting saat menuangkan penafsiran suatu ayat. karena yang harus ditarik lebih dahulu untuk memahami ayat adalah bukan maksud si penafsir dalam menafsirkan ayat, tetapi adalah maksud Tuhan saat menurunkan ayat tersebut kepada Nabi Muhammad SAW. maka jika telah tersusun logika seperti itu, akan terlihatlah sebuah batasan kebenran suatu penafsiran, karena inti dari maksud tuhan telah terakomodir dan tak terlupakan oleh gagasan-gagasan si penafsir dalam tafsirnya. Dalam artian akan terlihat mana yang harus di ungkap dan mana yang harus di batasi dalam menafsirkan ayat. agar tidak terjadi pemerkosaan ayat. C. Relevansi Sunnah Permaslah yang paling utama tentang Sunnah adalah dimulai dari perbedaan pendapat tentang definisi sunnah itu sendiri. sebagian ulama berpendapat bahwa sunnah adalah hadits, sunnah lebih umum dari hadits kemudian yang terakhir berpendapat bahwa sunnah lebih kecil ruang lingkupnya dari pada hadits. singkat saja, jika dilihat secara historis kemunculan Islam, Islam tidak pernah terbatasi kapan ia muncul. karena secara hakiki, sejak zaman Nabi Adam hingga Nabi Muhammad, Islam itu sudah ada. kemudian kemunculan nabi-nabi tersebut pada hakikatnya membawa risalah Islam. lalu pertanyaanya adalah sejak kapan kata sunnah itu muncul, apakah zaman adam dan perlakukan yang dilakukan nabi setelahnya tidak bisa dijadikan sebagai sunnah? ataukah hanya sejak zaman Nabi Muhammad dan hanya perlakuan yang dilakukan Muhammad yang bisa disebut sunnah? Secara Epistimologi, diakui atau tidak, Nabi-Nabi/Rosul-Rosul yang muktabar di sebutkan oleh para ulama –dua puluh lima nabi- adalah pembawa risalah Islam. maka dari itu, kemunculan sunnah adalah sejak mereka di turunkan kebumi. dan selanjutnya definisi sunnah pun tidak terbatas hanya zaman Muhammad saja, akan tetapi seluruh peristiwa, perlakuan, dan apapun itu yang ada selama zaman nabi dan rosul yang di utus Tuhan sampai sekarang, maka itulah sunnah. dan dapat dispesifikan bahwa "sunnah itu adalah suatu peristiwa yang berjalan (Fazrurrahman) -dari awal kemunculan nabi-nabi di muka bumi hinga saat ini (penulis)i-". tegasnya sunnah itu adalah nilai-nilai yang muncul di muka bumi, yang bersifat kebaikan, maka itulah sunnah dan sunnah itu tidak bersifat berubah. meskipun peristiwa-peristiwa yang muncul dari zaman nabi hingga sekarang berubah, akan tetapi nilai-nilai yang muncul atas peristiwa tersebut tidak akan berubah kecuali antara baik dan buruk. jelek dan indah. bagus dan tidak bagus, yang jika penulis simpulkan menjadi tiga kategori yaitu "Etis dan Edukatif" dalam artian nilai-nilai yang mengandung kemanusiaan. (AL FARMAWI. 2000)
  • 6. Selesailah permasalah defiisi tentang sunnah bila pola fikir yang di jadikan nalar awal secara Kaffah di pertimbangkan. permasalah yang kedua adalah apakah hadits itu bagian dari sunnah atau sebaliknya? Jika dilihat dari definisi di atas, maka hadits adalah bagian dari sunnah, perlakuan Muhammad saat mengahadapi persoalan di zamannya adalah sebuah contoh saja dari pengaplikasian maksud Tuhan untuk manusia demi terwujudnya Islam. maka yang muncul adalah nilai. pertanyaan yang muncul adalah? apakah hadits yang di jadikan sumber hukum kedua ataukah sunnah? Jika dilihat dari sabda Muhammad dalam haji wada’ nya (haji terakhir) beliau memberikan sabdanya adalah "aku tinggalkan bagi kalian dua hal, dan jika kalian mengunakannya kalian tidak akan tersesat. kedua hal tersebut adalah Al- Quran dan Sunnah" jelaslah bahwa nabi Muhammad tidak mengatakan Al-Quran dan Hadits. secara tidak langsung, Nabi Muhammad menyadari bahwa perkataan beliau (Hadits- Hadits) adalah sebagai sebuah contoh saja dari pengaplikasian nilai-nilai keIslaman. karen mau tidak mau, disadari atau tidak, prodak hukum yang dilontarkan nabi Muhammad terbatasi oleh konteks permasalahan yang muncul, sehingga perkataan beliau terbatasi oleh ruang lingkup sosial yang ada pada zamanya. Maka dari itu, dapat di simpulkan bahwa, penerapan hukum di hari ini tidak bisa hanya di hukumi oleh Hadits saja, akan tetapi harus di barengi dengan Al- Quran dan di kembalikan pada nilai-nilai yang ada dalam Sunnah. sehingga pada akhirnya akan terjadi kesinergisan antara hukum Islam dan realita sosial. dan tidak akan terjadi pemerkosaan atau penyalahgunaan hukum Islam.