Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Murni. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
1. Nama : Murni
Nim : 0104182079
Kelas : Manajemen Dakwah SM IV-B
Dosen : H.Muhammad Iqbal Muin, Lc, MA
2. Pengertian tafsir.
Tafsir berasal
dari kata al fusru yang
mempunyai arti al-ibanah
wa al-kasyf (menjelaskan
dan menyingkap sesuatu).
Makna ini sesuai dengan
surat Al Furqan ayat 33,
“wa laa ya’ tuunuka
bimatsalin illa ji’ naaka bil
haqqi wa ahsana tafsiirin.”
Urgensi Tafsir Al Qur’an dalam
Islam
Al-Qur’an diturunkan kepada
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam melalui malaikat Jibril dalam
bahasa Arab dengan segala macam
kekayaan bahasanya. Didalamnya terdapat
penjelasan mengenai dasar-dasar aqidah,
kaidah-kaidah syari’at, asas-asas perilaku,
menuntun manusia ke jalan yang lurus
dalam berpikir dan beramal. Namun, Allah
subhaanahu wa ta’ala tidak memberi
perincian-perincian dalam masalah-masalah
itu sehingga banyak lafal Al-Qur’an yang
membutuhkan tafsir, apalagi sering
menggunakan susunan kalimat yang singkat
namun luas pengertiannya. Dalam lafazh
yang sedikit saja dapat terhimpun sekian
banyak makna. Untuk itulah, diperlukan
penjelasan berupa tafsir Al-Qur’an.
3. Sejarah Tafsir Al-Qur’an
Sejarah ini diawali pada masa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika
masih hidup. Seringkali timbul beberapa
perbedaan pemahaman tentang makna sebuah
ayat. Untuk itu, mereka dapat langsung
menanyakannya pada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam
Tiga sumber utama yang
dirujuk oleh para sahabat dalam
menafsirkan Al-Qur’an yaitu:
Al-Qur’an itu sendiri, terkadang satu masalah yang dijelaskan
secara global disatu tempat, dijelaskan secara lebih terperinci
diayat lain.
Disaat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup,
para sahabat dapat bertanya langsung kepada beliau shallallahu
‘alaihi wasallam tentang makna suatu ayat yang tidak mereka
pahami, atau mereka berselisih paham tentangnya.
Ijtihad dan pemahaman mereka sendiri, karena mereka adalah
orang-orang Arab asli yang sangat memahami makna
perkataan dan mengetahui aspek kebahasaannya.
4. Tafsir bi Al-Ma’tsur, adalah tafsir berdasar pada kutipan-kutipan yang shahih, yaitu
menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an; Al Qur’an dengan sunnah, karena ia
berfungsi sebagai penjelas Kitabullah; dengan perkataan sahabat, karena merekalah
yang dianggap paling mengetahui Kitabullah; dengan perkataan tokoh-tokoh besar
tabi’in, karena mereka pada umumnya menerimanya dari sahabat. Contoh tafsir Al-
Qur’an dengan Al-Qur’an seperti “wa kuluu wasyrobuu hattaa yatabayyana lakumul
khaithul abyadhu minal khathil aswadi minal fajri..” (QS. Al-Baqarah: 187).
Tafsir bi Ar-Ra’yi, metode tafsir yang disebabkan tumbuhnya ilmu pengetahuan pada
masa Daulah Abbasiyah, maka ilmu tafsir membutuhkan peran ijtihad yang lebih besar
dibandingkan dengan tafsir bi Al-Matsur. Dengan bantuan ilmu bahasa Arab, ilmu
qira’ah, ilmu Al-Qur’an, ilmu hadits, ushul fiqh, dan ilmu-ilmu lain, seorang mufassir
akan menggunakan kemampuan ijtihadnya untuk menjelaskan dan mengembangkan
maksud ayat dengan bantuan perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan yang ada. Namun,
tidak semua hasil tafsir yang mereka tulis bisa diterima karena merupakan hasil ijtihad
yang berpeluang untuk benar dan salah.