Dokumen tersebut berisi informasi pribadi seseorang beserta ringkasan singkat tentang metodologi penafsiran Al Quran. Beberapa metodologi yang disebutkan antara lain tafsir bil ma'tsur, tafsir bir ro'yi, tafsir isyari, serta penjelasan singkat mengenai tafsir pada masa Rasulullah SAW, sahabat, tabi'in, tadwin, dan modern.
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
TAFSIR AL QUR'AN
1. Nama : Shella Anjeli Astari
NIM : 0104183188
Jurusan : Manajemen Dakwah
Fakultas : Dakwah dan Komunikasi
Kelas/Semester : MD-E/IV
Alamat Rumah : Langkat
Alamat Kosan : Jl. Tuasan No. 124
No. Hp/WA : 081396933432
Email : shellaanjeliastari1999@gmail.com
Motto : “Latarkabunna Thabaqan ‘an Thabaq”
2. Dosen Pengampu: H. Muhammad Iqbal A. Muin,
Lc., MA
Mata Kuliah: Tafsir Tematik Manajemen Dakwah
القرآن تفسري مناهج
METODOLOGI PENAFSIRAN
AL QUR’AN
ِحَّالر ِنَمْحَّالر ِهللا ِــــــــــــــــــمْسِبِْمْي
3. P E N G E R T I A N T A F S I R ?
SECARA BAHASA
SECARA ISTILAH
4. SECARA ISTILAH
(Zarkasy :Al-Itqon):
Ilmu untuk memahami Kitabullah
yang diturunkan pada Nabi
Muhammad SAW, dan penjelasan
makna-maknanya, serta
mengeluarkan hukum-hukum dan
hikmah-hikmah yang terkandung
didalamnya.
SECARA BAHASA
al-Ibanah, al-Kasyf,
idzhar al-makna al-
ma’quul
5. Tafsir pada Masa Rasulullah SAW dan Sahabat
Sesungguhnya, penafsiran Al-qur’an sudah berlangsung sejak zaman Nabi Muhammad SAW
(571-632H), dan masih tetap berlangsung hingga sekarang, bahkan pada masa yang akan
mendatang. Penafsiran Al-qur’an sungguh telah menghabiskan waktu yang sangat panjang dan
melahirkan sejarah tersendiri bagi pertumbuhan dan perkembangan ilmu Al-qur’an, khususnya
tafsir Al-qur’an.
SEJARAH SINGKAT ILMU TAFSIR
Banyak sahabat yang dibekali Rasulullah SAW dengan ilmu Al-Qur’an, dan ada pula yang akrab bergaul
dengan Rasulullah SAW, sehingga banyak diantara mereka menjadi mufassir di kalangan sahabat.
Tafsir pada Masa Tabi’in
Periode tabi’in yang belajar langsung dari sahabat. Para tabi’in selalu mengikuti jejak gurunya
yang masyhur dalam penafsiran al-Qur’an, terutama mengenai ayat-ayat yang musykil
pengertiannya bagi orang-orang awam.
6. Tafsir pada Masa Tadwiin
Masa tadwin ini dimulai dari awal zaman Abbasiah. Para ulama saat itu mengumpulkan hadis-
hadis yang mereka peroleh dari para sahabat dan tabi’in. Mereka menyusun tafsir dengan
menyebutkan sepotong ayat, kemudian menyebutkan riwayat dari para sahabat dan tabi’in.
Namun demikian, ayat-ayat al-Qur’an yang ditafsiri ini masih belum tersusun sesuai dengan
susunan mushaf.
Tafsir pada Masa Modern
Tafsir abad modern selalu terdorong untuk menyesuaikan al Qur’an dengan kondisi para mufassirnya.
Pengaruh ilmu pengetahuan barangkali merupakan faktor utama dalam melahirkan dan memicu para
penafsir memberikan respon. Mereka pada umumnya yakin bahwa umat Islam belum memahami
hakikat pesan al Qur’an secara utuh, karena itu mereka belum bisa menangkap spirit rasional Al
Qur’an. Kaum modernis mempunyai pandangan misalnya, menafsirkan al Qur’an sesuai dengan
penalaran rasional, dengan konsep penafsiran al Qur’an dengan al Qur’an, atau kembali kepada al
Qur’an. Mereka juga menentang legenda, fantasi, magic, tahayul dengan cara mengembangkan
penafsiran simbolis. Kaum modernis juga memahami dan menafsirkan Al Qur’an sesuai dengan
pemikirannya. Mereka menyakini bahwa penafsiran al Qur’an tidak hanya hak para ulama terdahulu,
melainkan terbuka bagi setiap muslim.
7. Penafsiran Al-Quran dengan Al-Quran
Penafsiran Al-Qur’an dengan Al-Qur’an adalah bentuk tafsir tertinggi. Tidak diragukan lagi
untuk diterimanya alasannya karena, Allah SWT adalah sumber berita yang paling benar yang
tak mungkin tercampur perkara batil dari-Nya dan juga karena himmah Rasul adalah Al-Qur’an.
TAFSIR MASA RASUL & SAHABAT
Penafsiran Al-Quran dengan Sunnah
الرسول قال:معه مثله و الكتاب أوتيت وإني أال
Rasulullah SAW bersabda: “Ketahuilah sesungguhnya aku telah diberi (oleh Allah) al kitab (al Qur’an)
dan semisalnya (as Sunnah) bersamanya.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan at Thabrani dari Al Miqdam bin
Ma’dikarib).
Penafsiran dengan Pemahaman dan Ijtihad Sahabat
Secara garis besar, di masa sahabat penafsiran Al-Qur’an berpegang pada tiga hal yaitu: Al-
Qur’an, Hadist, dan Ijtihad.
8. TAFSIR MASA TABIIN
Madrasah Ibnu Abbas di Mekkah (Saiid bin
Jubair, Mujahid, Ikrimah)
Madrasah Ubai bin Ka’b di Madinah (Zaid bin
Aslam, Abu Aliyah)
Madrasah Ibnu Mas’ud ( Pioner Madrasah
Ahlu Ar-Ro’yi): Amir as-syabi, Hasan Bashori.
9. TAFSIR MASA
TADWIN
Tumbuh seiring dengan
berkembanganya masa pembukuan
hadits, dan belum dalam bentuk tafsir
secara tersendiri.
Mulai ada pembukuan Tafsir secara
tersendiri per ayat. : Ibnu Jarir At-
Tobari(310 H)
10. TAFSIR MASA
TADWIN
Setelah penulisan berkembang luas,
mulai muncul banyak ikhtilaf dan
penyimpangan
Munculnya penulisan Tafsir
Maudhu’I : Ibnul Qayyim – Aqsam Al-
Quran, Al-Jassos – Ayatul Ahkam
11. TAFSIR
MASA
MODERN
01
02
03
Diantara tokohnya : Muhammad
Abduh, Rasyid Ridha, Musthofa
Maraghi, Sayyid Quthub
Berkembang pula bentuk Tafsir
Maudhu’i (Tematik) dalam jumlah
yang sangat luas
Berkembang penafsiran untuk
menjawab tantangan zaman (Tafsir
Realitas Sosial dan Budaya) tanpa
meninggalkan Tafsir bil Ma’tsur
12. Metodologi Tafsir yang
Menyimpang
Tafsir Isyari
Tafsir Bir Ro’yi
Tafsir Bil Ma’tsur
RAGAM METODOLOGI
TAFSIR
13. Yaitu penafsiran yang bersandarkan pada riwayat shohih sesuai urutan : Tafsir Al-
Quran dengan Al-Quran, Tafsir Al-Quran dengan Sunnah, Tafsir Al-Quran dengan
Perkataan Sahabat, dan Tabiin.
TAFSIR TAFSIR BIL MA’TSUR
Hukum Tafsir bil Ma’tsur : Wajib mengikutinya karena itu adalah cara yang paling BENAR
dan SELAMAT
Contoh Kitab : Tafsir Ibnu Abbas, Tafsir At-Thobari, Tafsir Ibnu Katsier
14. TAFSIR BIR RO’YI
Penafsiran dengan Menggunakan LOGIKA dan
pemahaman MUFASSIR secara tersendiri
Pada Awalnya banyak digunakan untuk membela
MADZHAB dan Kepentingan tertentu
Hukumnya: Jika benar-benar tanpa landasan dalil
maka HARAM, dalilnya:
علم به لك ليس ما تقف وال(اإلسراء36)
الرسول قال:النار من مقعده فاليتبوأ برأيه القرآن في قال من
Contoh Kitab : Mafatihul Ghoib ar-Rozi , Al-
Kassyah li Zamahsyari
15. TAFSIR ISYARI
Yaitu Penafsiran tidak berlandaskan zhahir lafadz tapi
dengan mencari isyarat tersembunyi.
Dalil : Kisah Umar dan Ibnu Abbas
Hukumnya : Boleh dengan syarat :
1. Tidak bertentangan dengan makna ayat
2. Makna harus benar
3. Bisa dirasakan hubungannya dengan lafadz
4. Talazum (sesuai) dengan makna ayat
16. Ghoro’ib At-Tafsiir
Gharib al qur’an bukanlah
ayat yang biasa digunakan
dalam al qur’an, bukan
lafadznya
melainkan makna yang
terkandung dalam
sebuah ayat tersebut.
Tafsir LIBERALI ( Heurmenetika)
Salah satu cara orang liberal
merusak Islam dari dalam adalah
menafsirkan Al-Quran dengan
“metode Hermeneutika”
(agar terkesan ilmiah).
Tafsir SYI’I
Tafsir Syi’i adalah tafsir
yang menekankan pada
aspek batin Al-Qur’an,
dari kalangan Syi’ah
lebih menekankan
penafsirannya pada aspek
batin Al-Qur’an.
Tafsir SHUFI
Tafsir SHUFI adalah
“menafsirkan Al-Qur’an
tidak dengan makna zahir,
melainkan dengan makna
batin, karena ada isyarat
yang tersembunyi yang
terlihat oleh para sufi.
METODOLOGI
TAFSIR