2. Pengegrtian tafsir
Pengertian tafsir ialah berarti menjelaskan االيضاح), ) menerangkan التبيين), )
menampakan ()االظهار menyibak الكشف) ) dan merinci التفصيل.) ) Tafsir berasal
dari isim masdar dari wajan تفعيل.) ) Kata tafsir diambil dari bahasa arab
yaitu ر ّفس تفسيرا ر ّيفس yang artinya menjelaskan. Pengertian inilah yang
dimaksud di dalam lisan al arab dengan المغطلى كشف membuka sesuatu yang
tertutup ). Di dalam kamus bahasa indonesia kata “ tafsir” diartikan dengan
keterangan atau penjelasan tentang ayat-ayat Al-Qur’an.
4. Tafsir
Nabi sawbenar-benar berfungsi sebagai seorang penyuluh yang mampu menunjukkan jalan lurus,
sekaligus menjelaskan pengertian-pengertian agama yang sulit dicerna oleh para sahabat.Nabi sawjuga
sebagai penafsir al-Qur’an dengan sunnah-sunnahnya baik qauli maupun fi’li. Hal initelah dijelaskan
Allah swt dalam al-Qur’an:
م ِس اا َ إ َلزن ا ِ يَل ْ ِهم ْ و َ عَل َ ل ا ه ُ م ْ ي َ ت َ ف َ اكر ُ َنو و َ نْنزلَأَ ِ َيِ ل ِ لن
يَل ال َك ْ ِ كرْذ َ ل ِ ت ُ ب.
Dan kami turunkan kepadamu al-Qur’an,agar kamu menerangkan
kepada umat manusiaapa yang telah diturunkankepada mereka dan
supaya mereka memikirkan.
5. Muhammad bin Lutfi al-Sabbagh mengatakan,materi tafsir pada periode sahabat ini
didasarkan pada hal-halberikut:
Penafsiranal-Qur’an
denganal-Qur’an.
Penafsiranal-Qur’an
berdasarkanapayang
telahdihafalkansahabat
daripenafsiranNabi
saw.
Penafsiran al-Qur’anyang
didasarkan pada istinbat
sahabat terhadap ayat-ayatal-
Qur’an dengan berpegang
teguh kepada kekuatan
pemahaman dan keluasan
pengetahuan mereka,
khususnya yangberkaitan
dengan bahasa serta adat dan
kebiasaan yangberlaku di
jazirahArab.
Penafsiran yangdidasarkan
padacerita-ceritayang
dituturkanolehAhl al-
Kitabyangtelahmasuk
Islam,khususnyayang
berkaitandengan kisah-
kisah umatterdahulu.
6. Penafsiran Nabi saw, sahabat, dan tabi’in tersebut dinamai dengan tafsir bi al-ma’thur.
Tafsir ini pada awal perkembangannya ditransformasikan secara lisan sampai pada masa
lahirnya kodifikasi hadis, tepatnya pada akhir periode Dinasti Bani Umayyah dan di awal
periode Dinasti Abbasiyah. Pada masa ini, walaupun telah tercatat sejumlah ulama,
seperti Yazid bin Harun dan Shu’bah bin Hajjaj, yang selalu berkeliling di berbagai kota
untuk mengumpulkan hadis dan sekaligus juga menghimpun riwayat-riwayat tafsir yang
disandarkan kepada Nabi saw, sahabat, dan tabi’in, akan tetapi tafsir belum merupakan
suatu ilmu yang berdiri sendiri, ia hanya tertulis dalam salah satu bab dari beberapa
bab yang termuat dalam kitab-kitab hadis.
7. CORAK PENAFSIRAN
Tafsir bi al-ma‟tsur adalah tafsir
yang terbatas pada riwayat
Rasulullah Saw.
Tafsir bi al-Ra’yi
tafsir bi al ra‟yi, yaitu penafsiran al-
Qur‟an dengan ijtihad, terutama
setelah seorang mufassir betul-
betul mengetahui perihal Bahasa
Arab, asbab al nuzul, nasikh-
mansukh dan beberapa hal yang
diperlukan oleh lazimnya seorang
penafsir.
Tafsir Shufi
Penafsiran yang dilakukan para sufi yang pada
umumnya dikuasai oleh ungkapan mistik.
Tafsir bi al-Ma’tsur
8. Ilmu tafsir merupakan bagian dari ilmu syari’at yang paling mulia dan paling tinggi
kedudukannya, karena pembahasannya berkaitan dengan Kalamullah yang merupakan
sumber segala hikmah, serta petunjuk dan pembeda dari yang haq dan bathil. Ilmu tafsir
telah dikenal sejak zaman Rasulullah dan berkembang hingga di zaman modern
sekarang ini. Kebutuhan akan tafsir semakin mendesak lantaran untuk kesempurnaan
beragama dapat diraih apabila sesuai dengan syari’at, sedangkan kesesuaian dengan
syari’at bannyak bergantung pada pengetahuan terhadap Al-Qur’an, kitabullah.
kesimpulan