Metode maudhu'iy adalah pendekatan sistematis dalam memahami hadis-hadis berdasarkan satu tema tertentu. Metode ini melibatkan menentukan topik, mengumpulkan hadis terkait, dan menganalisisnya secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Metode ini memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai makna hadis-hadis tersebut.
3. Metode maudhu’iy berasal dari dua kosa kata yaitu metode dan
maudhu’iy. Metode berasal dari bahasa Yunani “methodos” yang berarti
“cara atau jalan”. Sedangkan al-maudhû`iy ()الموضوعى berasal dari bahasa
Arab, yaitu ism maf`ûl (kata kerja) وضع yang berarti masalah atau pokok
perkataan.
4. Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode maudhu’ iy berarti suatu pemahaman
terhadap hadis-hadis yang memiliki satu tema pembahasan dengan cara kerja
yang tersistem dengan baik dan teratur dalam rangka memudahkan untuk
mencapai pemahaman yang benar tentang apa yang dimaksudkan oleh hadis
Rasûlullaâh shallallâhu `alaihi wasallam.
5. Metode maudhu’iyharus memenuhi beberapa unsur yaitu:
- Menentukan topik atau judul yang akan dikaji
- Mengumpulkan hadis-hadis yang terkait dengan topik yang telah
ditentukan
- Melakukan pensyarahan atau pengkajian sesuai dengan tema
- Memilih salah satu atau seluruh aspek ontologis, epistemologis dan
aksiologis yang terkait dengan tema.
6. Menentukan tema atau masalah yang akan dibahas.
Menghimpun atau mengumpulkan data hadis-hadis yang
terkait dalam satu tema, baik secara lafaz maupun secara
makna melalui kegiatan takhrij al-hadis
Melakukan kategorisasi berdasarkan kandungan hadis dengan
memperhatikan kemungkinan perbedaan peristiwa wurudnya
hadis (tanawwu’) dan perbedaan periwayatan hadis.
7. Melakukan kegiatan I’tibar dengan melengkapi seluruh
sanad
Melakukan penelitian sanad yang meliputi penelitian
kualitas pribadi perawi, kapasitas intelektualnya dan
metode periwayatan yang digunakan.
Melakukan penelitian matan yan meliputi kemungkinan
adanya illat (cacat) dan syaz (kejanggalan).
8. Mempelajari term-term yang mengandung arti serupa
Membandingkan berbagai syarah hadis
Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis atau
ayat-ayat pendukung
Menyusun hasil penelitian menurut kerangka besar
konsep
9. Madzhab Maliki Basmalah bukan
merupakan satu ayat dari surat
al-Fatihah bahkan bukan
merupakan satu ayat dari Al-
Qur’an.
Mazhab Hanafiah berpendapat
bahwa disunatkan membaca
basmalah secara sir bagi orang
yang shalat berjamaah atau
sendiri.
10. Mazhab Syafi’iyah berpendapat
hukum membaca Basmalah
dalam al-Fatihah ketika shalat
adalah wajib, karena bacaan
Basmalah itu salah satu ayat
dari al-Fatihah yang menjadi
rukun shalat itu sendiri.
Menurut Mazhab Hanbali,
basmalah termasuk salah
satu ayat dari ayat al-Fatihah
maka wajib membacanya
didalam shalat. Akan tetapi
membacanya secara sir tidak
jahr.
11. Dapat memberikan pemahaman yang lebih lengkap dan komprehensif
terkait dengan persoalan dengan tema tertentu.
Mampu untuk memenuhi tuntutan dan keperluan untuk mencari
penyelesaian dan pandangan Islam dalam semua lapangan keilmuan dan
kehidupan.
membatasi pembahasan hadis, dengan adanya penetapan judul di
dalam pemahaman hadis, maka dengan sendirinya berarti membuat
suatu permasalahan menjadi terbatas (sesuai dengan topiknya).