Dokumen tersebut membahas metodologi tafsir Al-Quran. Terdapat beberapa metode tafsir yang dijelaskan seperti metode ijmali, tahlili, muqaran, dan maudhu'i beserta keunggulan dan kelemahannya. Dokumen ini juga menyebutkan beberapa kitab tafsir yang menggunakan metode-metode tersebut.
2. Definisi
Etimologi: Berasal dari bahasa Yunani "Methodos",
yang artinya cara atau jalan.
Terminologi:
-Metode Tafsir adalah cara yang digunakan untuk
menafsirkan Al-Quran.
-Metodologi Tafsir adalah ilmu tentang cara tersebut
(pembahasan ilmiah tentang metode-metode
penafsiran Al-Quran)
3. B
Perkembangan Metode Tafsir
Secara historis, metode Ijmali merupakan metode yang
paling pertama hadir dalam sejarah perkembangan
metodologi tafsir. Kemudian metode tafsir tahlîlî yang
dikenal semenjak Tafsir Al- Farra’ (w. 206 H/821M), atau
Ibn Majah (w. 237 H/ 851 M) atau paling lambat al-Thabari
(w. 310 H/ 922 M). Setelahnya adalah metode tafsir
Muqaran dan Maudhu’i. Menurut Prof.Quraish Shihab yang
paling populer saat ini adalah Metode Tahlili dan Maudhu’i.
A
5. 1. Tafsir Ijmali
Ijmali : Ringkasan, ikhtisar, Global
Tafsir yang menjelaskan ayat-ayat Al-Quran secara
ringkas dengan bahasa mudah dipahami.
Cocok untuk pemula dan yang memiliki sedikit waktu
Cara yang sistematis dalam menjelaskan makna-
makna Al-Quran dari segi hukum dan hikmahnya yang
mencakup kseluruhan ayat, namun dengan
pembahsan yang bersifat umum dan ringkas,
sehingga mudah dipahami oleh semua orang dari
berbagai tingkat intelektualitas.
6. Keunggulan & Kelemahan
Keunggulan:
Praktis dan mudah dipahami
Terbebas dari penafsiran
Israiliyat
Akrab dengan bahasa Al-Quran
Kelemahan:
Petunjuk Al-Quran menjadi
parsial
Penjelasan menjadi dangkal,
karena tidak ada ruang analisis
yang cukup
Kitab-kitab Tafsir :
Muhammad Abd al-Mun’im : al-
Tafsir al-Farid li al-Quran al-Majid
Muhammad Nawawi al-Bantani:
Tafsir al-Munir li Mu’alim al-Tanzil
Muhammad Mahmud Hijazi :
Tafsir al-Wadih
Jalaludin al-Suyuti & Jalaludin
Al-Mahalliy : Tafsir al-Quran al-
Karim
7. 2. Tafsir Tahlili
Menjelaskan kandungan ayat-
ayat al-Quran dari berbagai
seginya dengan memperhatikan
runtutan ayat-ayat al-Quran
sebagaimana dalam mushaf
Metode tafsir yang biasa
digunakan ulama-ulama
terdahulu.
Karakteristik
1. Membahas ayat al-Quran dari
berbagai aspek
2. Mengungkapkan asbab an-nuzul
3. Menafsirkan ayat per ayat
secara berurutan dan korelasi
anatar ayat
4. Memiliki berbagai corak
penafsiran
8. Keunggulan & Kelemahan
Keistimewaan :
Menjelaskan kandungan al-
Quran secara utuh dalam satu
mushaf
Mengemukakan arti kosakata
dan penjelassan mengenai arti
global ayat
Mufassir membahas asbab an-
nuzul dan dalil-dalil yang berasal
dari Rasul, sahabat dan tabi’in
Kelemahan:
Menghasilkan pandangan parsial dan
kontradiktif.
Banyak ruang subjektivitas.
Membuka peluang masuknya
pemikiran Israiliyat
9. Kitab-kitab Tafsir :
Ibn Jarir al-Thabari: Jami’ al-Bayan fi
Quran
Ibn Katsir: Tafsir Al-Quran al-Azhim
Fakhruddin al-Razi: Mafatih al-Ghaib
Ibn Hayyan: Al-Bahr al-Muhit
Al-Zamakhsyari: al-Kasysyaf’an Haqa’iq
Tanzil wa ‘Uyun al-Aqawil fi Wujuh al-Ta’wil
10. 3. Tafsir Muqaran
Muqaran: perbandingan (komparatif)
Membandingkan ayat-ayat Alquran yang
memiliki redaksi berbeda tetapi maksudnya
sama, atau ayat yang memiliki redaksi mirip
tetapi maksudnya berbeda.
Membandingkan ayat Alquran dengan al-
Hadist yang terkesan bertentangan padahal
tidak.
Membandingkan penafsiran ulama dengan
ulama lainnya atau membandingkan aliran
tafsir dengan aliran tafsir lainnya, atau antara
sunni dan syi’ah.
11. Keistimewaan metode muqaran ini adalah
lebih bersifat objektif, kritis dan berwawasan
luas. Sedangkan yang menjadi kelemahan
dalam metode ini terletak pada kenyataan
metode muqâran tidak bisa digunakan untuk
untuk menafsirkan semua ayat Al Quran
sebagaimana halnya dengan metode tahlili
ijmali. Kitab-kitab Tafsir: Durrat al-Tanzil wa
Qurrat al- Ta’wil, karya al-Khatib al-Iskafi (w.
420 H/1029 M), dan Al-Burhan fi Taujih
Mutasyabih al- Qur’an, karya Taj al-Qarra’ al-
Kirmani (w. 505 H/ 1111M)
12. Tafsir Maudhui
4.
Maudhu’i : Judul, topik, tema
Penjelasan tentang ayat-ayat Alquran yang berkaitan dengan
satu judul/topik/sektor pembicaraan tertentu.
Upaya menafsirkan ayat-ayat Alquran mengenai suatu terma
tertentu, dengan mengumpulkam semua ayat atau sejumlah ayat
yang dapat mewakili dan menjelaskannya sebagai suatu kesatuan
untuk memperoleh jawaban atau pandangan al-Quran secara utuh
tentang terma tertentu.
13. Keistimewaan dari metode Maudhu’i adalah
penafsirannya bersifat luas, mendalam,
tuntas dan sekaligus dinamis. Sedangkan
yang menjadi kelemahannya adalah tidak
dapat menafsirkan ayat-ayat Al-quran
secara keseluruhan, seperti yang telah di
lakukan oleh metode ijmâlî dan tahlîlî.
14. Nama Kitab Pengarang
1) Al-Tibyan fi Aqsam al-Qur’an
Ibn Qayyim al-Jauzi (691- 751 H/
1021- 1350 M)
2) Al-Mar’ah fi al-Qur’an Muhammad al-Aqqad
3) Makanah al-Mar’ah fi
Alquranal-Karim wa al-Sunnah
al-Shahihah
Muhammad Biltaji
4) Ayat al-Ijtihadi fi Alquranal-
Karim Dirasah Maudhû’îyah wa
Tarikhiyyah wa Bayaniyyah
Kamil Salamah al-Daqs