Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Makalah Agama Islam : Syi'ah
1. MAKALAH AGAMA ISLAM
Kelompok : 2
Anggota : Ameliandini Nurrachmah F.
Annisa Maulina
Nabiila Syalianti
Nesha Mutiara
Noviani Sukma
Kelas : XII MIPA 2
Subyek : Agama Islam
Tugas : Syi’ah
2. PENGERTIAN SYI’AH
Syi’ah (Bahasa Arab: عة ي ش , Bahasa Persia: عه ي ش ) ialah salah satu aliran atau mazhab dalam
Islam. Syi'ah menolak kepemimpinan dari tiga Khalifah Sunni pertama seperti juga Sunni
menolak Imam dari Imam Syi'ah. Bentuk tunggal dari Syi'ah adalah Syī`ī (Bahasa Arab: عيي ش .)
menunjuk kepada pengikut dari Ahlul Bait dan Imam Ali. Sekitar 90% umat Muslim sedunia
merupakan kaum Sunni, dan 10% menganut aliran Syi'ah.[1]
Muslim Syi'ah percaya bahwa Keluarga Muhammad (yaitu para Imam Syi'ah) adalah sumber
pengetahuan terbaik tentang Qur'an dan Islam, guru terbaik tentang Islam setelah Nabi
Muhammad, dan pembawa serta penjaga tepercaya dari tradisi Sunnah.
Secara khusus, Muslim Syi'ah berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib, yaitu sepupu dan menantu
Muhammad dan kepala keluarga Ahlul Bait, adalah penerus kekhalifahan setelah Nabi
Muhammad, yang berbeda dengan khalifah lainnya yang diakui oleh Muslim Sunni. Muslim
Syi'ah percaya bahwa Ali dipilih melalui perintah langsung oleh Nabi Muhammad, dan perintah
Nabi berarti wahyu dari Allah.
AWAL KEMUNCULAN SYI’AH
Syiah menurut etimologi bahasa Arab bermakna pembela dan pengikut seseorang, selain itu
juga bermakna setiap kaum yang berkumpul diatas suatu perkara. (Tahdzibul Lughah, 3/61 karya
Azhari dan Taajul Arus, 5/405, karya Az-Zabidi)
Adapun menurut terminologi syariat, syiah bermakna mereka yang menyatakan bahwa Ali bin
Abu Thalib lebih utama dari seluruh sahabat dan lebih berhak untuk menjadi khalifah kaum
muslimin, begitu pula sepeninggal beliau (Al-Fishal Fil Milali Wal Ahwa Wan Nihal karya Ibnu
Hazm)
Pada saat Nabi Muhammad SAW wafat, umat Islam mengalami pergolakan tentang siapakah
pengganti nabi yang akan menjadi khalifah. Semasa hidupnya, Nabi Muhammad tidak
memberikan wasiat siapakah kelak yang akan menjadi penerusnya. Musyawarah yang diadakan
kaum Mujahirin dan Anshar, terpilihlah Abu Bakar menjadi Khalifah yang pertama. Namun ada
3. golongan yang tidak setuju dengan keputusan tersebut. Mereka menginginkan Ali bin Abi Thalib
menjadi penerus kekhalifahan, karena posisi beliau sebagai ahlul bait (pertalian saudara dengan
Rasulullah, Ali adalah sepupuan Rasulullah). Muncullah golongan Syiah untuk membela dan
menjadi pengikut Ali. Sebagai sepupu dan menantu Rasulullah, Ali dianggap mereka sebagai
orang yang berhak menjadi khalifah.
Syiah lahir karena simpati mereka terhadap Ali dan keturunannya. Bahkan menganggap Ali
sebagai sahabat Nabi Saw yang paling utama. Namun demikian, akidah Syiah berpijak di atas
pencacian, pencelaan dan pengkafiran terhadap para sahabat Rasulullah.
Satu diantara sekian kesesatannya, yaitu membangkitkan fanatisme buta terhadap keimamahan
Ali bin Abi Thalib. Lalu bergulir menjadi sebuah akidah (keyakinan) di kalangan Saba’iyah
(para pengikut Abdullah bin Saba, seorang Yahudi dari Yaman pelopor Akidah Syiah), bahwa
keimamahan yang pertama dipegang oleh Ali bin Thalib dan berakhir pada Muhammad bin Al-
Husain Al-Mahdi. Inilah keyakinan di kalangan Syiah yang merupakan keyakinan sesat.
Kalangan Syiah meyakini hal itu sebagai bentuk aqidah ar-raj’ah.
Propagandis Syiah sering melakukan kampanye pendekatan atau penyatuan Sunni-Syiah,
dengan tema Ukhuwah Islamiyah. Ini sebenarnya siasat kaum Syiah agar bisa diterima oleh
kaum Sunni (Ahlussunnah wal Jamaah). Padahal di Negara Iran sendiri, kaum Sunni tertindas
dari berbagai segi, termasuk tidak diperbolehkan memiliki masjid sendiri.
Setelah khalifah Utsman bin Affan wafat, umat Islam beramai membaiat Ali menjadi
Khalifah. Ali banyak merombak pejabat masa pemerintahan Utsman. Selain itu harta orang kaya
yang pernah diberikan pada masa Utsman ditarik kembali. Karena kebijaksaan-kebijaksanaan Ali
pada masa itu, mengakibatkan perlawanan Gubernur dari Damaskus yaitu Muawiyah yang juga
adalah saudara Utsman bin Affan sehingga pecah pemberontakan yang dikenal dengan perang
Shiffin, antara pasukan Ali dan pasukan Muawiyah. Kemudian kedua belah pihak mengadakan
4. tahkim atau kesepakatan. Karena tahkim tersebut tidak menyelesaikan masalah, umat islam
terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu Muawiyah, Syiah (pengikut) Ali, dan Al-Khawarij
(golongan yang keluar dari barisan Ali).
Setelah Ali terbunuh oleh kaum Al-Khawarij, dan pemerintahan Yazid (anak Muawiyah) naik
tahta. Yazid menjalankan pemerintahan bersifat Monarki (kerajaan). Kekhalifahan diperoleh
dengan cara kekerasan, diplomasi dan tidak dengan pemilihan suara terbanyak. Satu pendapat
mengatakan bahwa Yazid anak Muawiyah dari istri yang tidak sah (selir) sehingga kaum Syiah
menentang Yazid menjadi khalifah.
Saat Yazid naik tahta penduduk Madinah dipaksa untuk mengambil sumpah untuk setia
padanya. Namun hanya dua orang yang tidak mau bersumpah, yaitu Husein bin Ali dan Abdullah
bin Zubair. Kemudian pengikut Ali yang merupakan Syiah mengadakan konsolidasi kekuatan
untuk melawan Yazid. Pada tahun 680 M, Husein pindah dari Mekkah ke Kufah (Irak) atas
permintaan golongan Syiah, lalu mengangkat Husein menjadi Khalifah. Dalam sebuah
pertempuran di Kuffah, Husein terbunuh dan dimakamkan di Karbala.
PERKARA POKOK SYI’AH
Dalam Syi'ah, ada Ushulud-din (perkara pokok dalam agama) dan Furu'ud-din (perkara
cabang dalam agama). Syi'ah memiliki lima perkara pokok, yaitu:
1. Tauhid, bahwa Tuhan adalah Maha Esa.
2. Al-‘Adl, bahwa Tuhan adalah Mahaadil.
3. An-Nubuwwah, bahwa kepercayaan Syi'ah meyakini keberadaan para nabi sebagai
pembawa berita dari Tuhan kepada umat manusia.
4. Al-Imamah, bahwa Syiah meyakini adanya imam yang senantiasa memimpin umat
sebagai penerus risalah kenabian.
5. 5. Al-Ma'ad, bahwa akan terjadinya Hari Kebangkitan.
KEYAKINAN YANG DIANUT SYI’AH
Dalam perkara ke-nabi-an, Syi'ah berkeyakinan bahwa:
1. Jumlah nabi dan rasul Tuhan adalah 124.000.
2. Nabi dan rasul terakhir ialah Nabi Muhammad.
3. Nabi Muhammad adalah suci dari segala aib dan tanpa cacat sedikitpun. Beliau
adalah nabi yang paling utama dari seluruh nabi yang pernah diutus Tuhan.
4. Ahlul-Bait Nabi Muhammad, yaitu Imam Ali, Sayyidah Fatimah, Imam Hasan, Imam
Husain dan 9 Imam dari keturunan Imam Husain adalah manusia-manusia suci sebagaimana
Nabi Muhammad.
CIRI PENGIKUT SYI’AH
• 1. Mengenakan songkok hitam dengan bentuk tertentu, seperti songkok yang digunakan
orang Arab.
• 2. Tidak shalat Jumat. Meskipun shalat Jumat bersama jamaah, tetapi dia langsung berdiri
setelah imam mengucapkan salam. Orang – orang akan mengira dia mengerjakan shalat
sunnah, padahal dia menyempurkanakan shalat zuhur 4 rakaat, karena pengikut syiah
tidak meyakini keabsahan shalat Jumat kecuali bersama imam yang ma’shum atau
wakilnya.
• 3. Pengikut syiah juga tidak akan mengakhiri shalatnya dengan mengucapkan salam yang
dikenal kaum Muslimin, tetapi dengan memukul kedua pahanya beberapa kali.
• 4. Pengikut syiah juga jarang shalat jamaah karena mereka tidak mengakui shalat lima
waktu, tapi yang mereka yakini hanya tiga waktu.
5.Mayoritas pengikut syiah selalu membawa At – Turbah Al – Husainiyah yaitu batu
tanah ( dari Karbala ) yang digunakan menempatkan kening ketika sujud bila mereka
shalat tidak di dekat orang lain.
6. Tidak pernah menghadiri acara kajian dan ceramah Ahlus sunnah.
7. Banyak mengingat Ahlul Bait ; Ali, Fathimah, Hasan, dan Husain radhiyallahu anhum.
6. 8. Tidak akan menunjukkan penghormatan kepada Abu Bakar, Umar, Utsman, mayoritas
sahabat dan Ummahatul Mukminin radhiyallahu anhum.
9. Baru berbuka puasa setelah muncul bintang – bintang seperti kaum Yahudi dan tidak
shalat tarawih karena menganggapnya sebagai bid’ah.
• 10. Jarang sekali membaca Al Qur’an karena mereka yakin yang sebenarnya masih
berada di tangan Al Mahdi yang ditunggu kedatangannya.
• 11. Tidak berpuasa pada Hari Asyura, hanya menampilkan kesedihan.
• 12. Mereka menjalani mut’ah, yaitu zina yang diperbolehkan ayah sang gadis.
DOKTRIN SYI’AH YANG DISEMBUNYIKAN
Ada tujuh belas doktrin Syi’ah yang selalu mereka sembunyikan dari kaum Muslimin
sebagai langkah taqiyyah (menyembunyikan Syi’ahnya) sebagai berikut.
1. Dunia dengan seluruh isinya adalah milik para imam Syi’ah. Mereka akan memberikan dunia
ini kepada siapa yang dikehendaki dan mencabutnya dari siapa yang dikehendakinya (al-
Kulainî, Ushûlul Kâfi, hlm. 259, cet. India).
Jelas doktrin semacam ini bertentangan dengan firman Allah Subhânahu wata’âlâ,surat al-
A’râf [7]: 128: “Sesungguhnya bumi ini semua milik Allah, dan diwariskan-Nya kepada siapa
yang dikehendaki di antara hamba-hamba-Nya.” Kepercayaan Syi’ah di atas menunjukkan
penyetaraan kekuasaan para imam dengan Allah dan doktrin ini merupakan akidah syirik.
2. ‘Ali bin Abî Thâlib yang diklaim sebagai imam Syi’ah yang pertama dinyatakan sebagai dzat
yang pertama dan terakhir, yang zhahir dan yang batin sebagaimana termaktub dalam surat al-
Hadîd [57]: 3: “Allah lah yang ada sebelum yang lain ada, yang tetap kekal setelah yang lain
musnah, yang tampak ciptaan-Nya, dan yang tidak tampak Dzat-Nya.” (Rijâlul Kashi hlm.
138).
Doktrin semacam ini jelas merupakan kekafiran Syi’ah yang berdusta atas nama Khalifah ‘Ali
bin Abî Thâlib. Dengan doktrin semacam ini Syi’ah menempatkan ‘Ali sebagai Tuhan. Dan hal
ini sudah pasti merupakan tipu daya Syi’ah terhadap kaum Muslimin dan kesucian akidahnya.
3. Para imam Syi’ah merupakan wajah Allah, mata Allah, dan tangan-tangan Allah yang
membawa rahmat bagi para hamba Allah (Ushûlul Kâfi hlm. 83).
4. Amirul Mukminin ‘Ali bin Abî Thâlib oleh Syi’ah dikatakan menjadi wakil Allah dalam
menentukan surga dan neraka, memperoleh sesuatu yang tidak diperoleh oleh manusia
sebelumnya, mengetahui yang baik dan yang buruk, mengetahui segala sesuatu secara rinci
yang pernah terjadi dahulu maupun yang gaib (Ushûlul Kâfi hlm. 84).
5. Keinginan para imam Syi’ah adalah keinginan Allah juga (Ushûlul Kâfi hlm. 278).
6. Para imam Syi’ah mengetahui kapan datang ajalnya dan mereka sendiri yang menentukan saat
kematiannya karena bila imam tidak mengetahui hal-hal semacam itu, maka tentu ia tidak
berhak menjadi imam (Ushûlul Kâfi hlm. 158).
7. Para imam mengetahui apa pun yang tersembunyi dan dapat mengetahui dan menjawab apa saja
bila kita bertanya kepada mereka karena mereka mengetahui hal gaib sebagaimana yang Allah
ketahui (Ushûlul Kâfi hlm. 193).
8. Allah itu bersifat bada’ yaitu baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi. Akan tetapi, para
imam Syi’ah telah mengetahui lebih dahulu hal yang belum terjadi (Ushûlul Kâfi hlm. 40).
7. Menurut al-Kulainî, Allah tidak mengetahui bahwa Husein bin ‘Ali akan mati terbunuh.
Menurut mereka Tuhan pada mulanya tidak tahu, karena itu Tuhan membuat ketetapan baru
sesuai dengan kondisi yang ada. Akan tetapi, imam Syi’ah telah mengetahui apa yang akan
terjadi. Oleh sebab itu, menurut doktrin Syi’ah, Allah bersifat bada’(Ushûlul Kâfi hlm. 232).
9. Para imam Syi’ah merupakan gudang ilmu Allah dan juga penerjemah ilmu Allah. Para imam
bersifat maksum (bersih dari kesalahan dan tidak pernah lupa apalagi berbuat dosa). Allah
menyuruh manusia untuk menaati imam Syi’ah, tidak boleh mengingkarinya, dan mereka
menjadi hujjah (argumentasi kebenaran) Allah atas langit dan bumi (Ushûlul Kâfi hlm. 165).
10. Para imam Syi’ah sama dengan Rasulullah Shallallâhu ‘alayhi wasallam (Ibid).
11. Yang dimaksud para imam Syi’ah adalah ‘Ali bin Abî Thâlib, Husein bin ‘Ali, Hasan bin ‘Ali,
dan Muhammad bin ‘Ali (Ushûlul Kâfi hlm. 109).
12. Al-Qur’an yang ada sekarang telah berubah, dikurangi, dan ditambah (Ushûlul Kâfi hlm. 670).
Salah satu contoh ayat al-Qur’an yang dikurangi dari aslinya yaitu ayat al-Qur’an an-Nisâ’ [4]:
47, menurut versi Syi’ah berbunyi: “Yâ ayyuhalladzîna ûwtul kitâba âminû bimâ nazzalnâ fî
‘Aliyyin nûranmubînan“. (Fashlul Khithâb, hlm. 180)
13. Menurut Syi’ah, al-Qur’an yang dibawa Jibril kepada Nabi Muhammad ada 17 ribu ayat, namun
yang tersisa sekarang hanya 6660 ayat (Ushûlul Kâfi hlm. 671)
14. Menyatakan bahwa Abû Bakar, ‘Umar, Utsman bin Affan, Muâwiyah, ‘Aisyah, Hafshah,
Hindûn, dan Ummul Hakâm adalah makhluk yang paling jelek di muka bumi; mereka ini adalah
musuh-musuh Allah. Barangsiapa yang tidak memusuhi mereka, maka tidaklah sempurna
imannya kepada Allah, Rasul-Nya, dan imam-imam Syi’ah (Haqqul Yâqîn hlm. 519 oleh
Muhammad Baqîr al-Majlisî).
15. Menghalalkan nikah mut’ah, bahkan menurut doktrin Syi’ah orang yang melakukan
kawin mut’ah empat kali derajatnya sama tingginya dengan Nabi Muhammad Shallallâhu
‘alayhi wasallam (Tafsîr Minhajush Shâdiqîn hlm. 356, oleh Mullah Fathullah Kasanî).
16. Menghalalkan tukar-menukar budak perempuan untuk disetubuhi kepada sesama temannya.
Kata mereka, Imam Ja’far berkata kepada temannya, “Wahai Muhammad, kumpulilah budakku
ini sesuka hatimu. Jika engkau sudah tidak suka kembalikan lagi kepadaku” (Al-Istibshar III
hlm. 136 oleh Abû Ja’far Muhammad Hasan ath-Thûsî).
17. Rasulullah dan para shahabat akan dibangkitkan sebelum hari kiamat. Imam Mahdi, sebelum
hari kiamat, akan datang dan dia membongkar kuburan Abû Bakar dan ‘Umar yang ada di dekat
kuburan Rasulullah. Setelah dihidupkan, kedua orang ini akan disalib. (Haqqul Yaqîn hlm. 360
oleh Mulla Muhammad Baqîr al-Majlisî).