SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
INJEKSI VIAL ANESTESI LOKAL
ANGGOTA KELOMPOK :
1. Nabila Prihantini Khairunnisa 2017210148
2. Nadia Vidya Savira 2017210151
3. Naufal Daffa Setiawan 2017210154
4. Nesha Mutiara 2017210155
5. Nisrina Thahira Suwarli 2017210158
6. Nurima Ismaila 2017210159
7. Nurul Alma 2017210162
PENDAHULUAN
 Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau
serbuk yang harus dilarutkan atau didispersikan dahulu sebelum
digunakan yang harus disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam
kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Injeksi diracik dengan
melarutkan, mengemulsikan atau mensuspensikan sejumlah kedalam
dosis tunggal atau wadah dosis tunggal
 Vial adalah salah satu wadah dari bentuk sediaan steril yang umumnya
digunakan pada dosis ganda dan memiliki kapasitas atau volume 0,5-100
ml. Vial dapat berupa takaran tunggal atau ganda. Digunakan untuk
mewadahi serbuk bahan obat, larutan atau suspensi dengan volume
sebanyak 5 mL atau lebih besar. Bila diperdagangan, botol ini ditutup
dengan sejenis logam yang dapat dirobek atau ditembus oleh jarum
injeksi untuk menghisap cairan injeksi. Tutup yang digunakan untuk
menutupi botol yang dapat ditusuk tidak boleh melepaskan bahan padat,
bahan pewarna, serta komponen toksis atau pirogen kedalam larutan. (R.
Voight hal 464).
 Pada kali ini dibuat vial dengan zat aktif Lidokain. Lidokain ialah
obat anestesi lokal yang banyak digunakan dalam bidang
kedokteran oleh karena mempunyai awitan kerja yang lebih cepat
dan bekerja lebih stabil dibandingkan dengan obat-obat anestesi
lokal lainnya. Obat ini mempunyai kemampuan untuk
menghambat konduksi di sepanjang serabut saraf secara reversibel,
baik serabut saraf sensorik, motorik, maupun otonom.
FORMULA
Tiap mL mengandung:
Lidokain HCl 10 mg
Metil Paraben 0,065 %
Aqua p.i ad.5 mL
ALASAN PEMILIHAN BAHAN
• Lidokain HCl dibuat menjadi sediaan injeksi untuk anastetik lokal
dengan teknik anastesi infiltrasi. Teknik injeksi ini diberikan pada
atau sekitar jaringan yang akan di anestesi, sehingga mengakibatkan
hilangnya rasa di kulit dan di jaringan yang terletak lebih dalam.
Sediaan injeksi juga memiliki keunggulan yaitu efek yang timbul
akan lebih cepat karena tidak mengalami proses metabolisme
terlebih dahulu.
• Larutan pembawa yang digunakan yaitu aqua pro injection, hal ini
dikarenakan zat aktif yaitu Lidokain HCl merupakan suatu zat yang
sangat mudah larut dalam air sehingga baik untuk dibuat sediaan
larutan. Aqua pro injeksi adalah air yang bebas dari Oksidator (O2)
dan gas terlarut karbondioksida (CO2), adanya CO2 dapat bereaksi
membentuk H2CO3 yang dapat mempengaruhi pH (jadi asam) yang
dapat mengganggu absorpsi zat aktif, selain itu aqua pro injeksi juga
bersifat inert terhadap formula yang digunakan
• Pada formula ini digunakan pengawet berupa Metil Paraben.
Digunakannya Metil Paraben karena pengawet ini memiliki
aktivitas antimikroba pada rentang pH yang luas yaitu pada pH
4-8. Pengawet digunakan karena sediaan injeksi dalam vial
ditujukan untuk dosis ganda, yang mana dapat memungkinkan
adanya kontaminasi mikroba dalam sediaan. Pada formula ini
tidak ditambahkan pendapar karena pH Lidokain HCl dalam air
yaitu antara 5,0 sampai 7.0 dimana menunjukkan bahwa dalam
pH tersebut hampir mendekati netral.
FARMAKOLOGI
Lidokain adalah derivat asetanilida yang merupakan
obat pilihan utama untuk anestesi permukaan maupun
infiltrasi. Lidokain adalah anestetik lokal kuat yang
digunakan secara luas dengan pemberian topikal dan
suntikan. Anestesi terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih
lama, dan lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan
oleh prokain. (Farmakologi & Terapi Hal 265)
PERHITUNGAN
Rumus
n : jumlah vial yang dibuat
Volume per vial = Volume + kelebihan Volume (FI IV 1995 hlm. 1044)
= 5 mL + 0,3 ml
= 5,3 mL
Volume total 5 Vial = (n x v ) + [ (20%) ( n x v ) ]
= (5 x5,3) + { 20% x (5 . 5,3)} mL
= 26,5 mL + 5,3 mL
= 31,8 mL ~ 32 mL
Vial = nV + (10 – 30 % x nV )
PENIMBANGAN
 Lidokain HCl = 10 mg/mL x 32 mL = 320 mg = 0,32 g
 Metil Paraben = 0,065% x 32 mL = 0,0208 g = 20,8 mg
 Aqua Pro injection = 32 mL – ( 0,32 + 0,0208) = 31,6592 mL ~ 31.7 mL
ALAT DAN BAHAN
 ALAT :
 Pipet tetes
 beaker glass 100mL
 erlenmeyer 250 mL
 gelas ukur 10,100mLl
 corong glass
 batang pengaduk
 gelas arloji
 pinset
 penjepit besi
 kemasan vial 5 mL
 spatula
 kertas saring.
 Kapas + kassa
 Kompor
 Timbangan analitik
 Autoklaf
 Oven
 aluminium foil
ALAT DAN BAHAN
BAHAN :
 Lidokain HCl
 Metil Paraben
 Aqua Pro Injeksi
CARA PEMBUATAN
Prinsip :Menggunakan teknik sterilisasi autoklaf.
 Disiapkan alat-alat yang akan digunakan.
 Dikalibrasi beaker glass 32 mL dan vial dikalibrasi 5,3 mL
 Disterilkan alat-alat yang akan digunakan.
 Dibuat Aqua pro injeksi dengan cara dididihkan aqua pada suhu 100oC, ditutup dan
didiamkan selama 30 menit lalu didinginkan.
 Ditimbang bahan-bahan yang digunakan.
 Dilarutkan zat aktif Lidokain HCl dengan sebagian aqua pro injeksi didalam beaker glass
(M1)
 Dilarutkan methyl paraben dengan sebagian aqua pro injeksi suhu 80oCdidalam beaker
(M2)
 Dimasukkan campuran M1, M2 di beaker glass yang sudah dikalibrasi aduk ad homogen
 Dicek pH, jika pH tidak berada pada range 5-7 di adjust pH dengan ditambahkan
NaOH 20% hingga didapat Ph 5-7. lalu ditambahkan aqua pro injeksi ad tanda
kalibrasi.
 Disaring dengan kertas saring.
 Dimasukkan larutan tersebut masing-masing 5,3 mL ke dalam vial menggunakan
buret (dispensasi) yang telah steril. Menggunakan syiringe yang telah steril.
 Kemudian vial ditutup rapat dengan penutup karet serta dilapisi penutup aluminium
foil
 Dilakukan evaluasi In Proses Control (Kejernihan, Keseragaman Volume,pH)
 Dilakukan sterilisasi akhir di dalam Autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit
 Dilakukan evalusasi QC (Uji Kejernihan, Uji pH, Uji Sterilitas(dispensasi),
Keseragaman Volume, Kebocoran, Penetapan Kadar(dispensasi))
 Dikemas vial, diberi etiket dimasukkan dalam dus yang dilengkapi dengan brosur
dan diserahkan
EVALUASI
1. IPC ( In Process Control )
a. Uji kejernihan (Farmakope Indonesia hal 1521 )
Pemeriksaan visual terhadap suatu wadah produk
Syarat: Larutan dianggap jernih apabila sama dengan air atau larutan yang
digunakan dalam pengujian dengan kondisi yang dipersyaratkan, atau jika opalesan
tidak lebih dari suspensi padanan.
b. Uji pH ( Farmakope Indonesia V hal 1563 )
Pemeriksaan pH dilakukan menggunakan indikator universal pH.
Syarat : pH harus mendekati pH zat aktif yaitu pH 5,5 – 7,0
c. Uji keseragaman volume ( Farmakope Indonesia V hal 1570 )
Syarat : Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila diuji satu per satu,
atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari jumlah volume wadah yang
tertera pada etiket bila isi digabung
2. Sediaan akhir (Quality Control)
Uji Kejernihan (Farmakope Indonesia ed V 1521)
Produk dalam wadah diperiksa di bawah penerangan
cahaya yang baik, terhalang terhadap refleksi ke dalam
matanya, dan berlatar belakang hitam dan putih, dengan
rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar.
Syarat: larutan dianggap jernih apabila sama dengan air
atau larutan yang digunakan dalam pengujian dengan
kondisi yang dipersyaratkan
Ø Uji Sterilitas ( Farmakope Indonesia ed V hlm 1359 )
Menggunakan teknik penyaringan membran
Syarat : larutan steril
 Uji Keseragaman Volume ( Farmakope Indonesia ed V hlm 1570 )
Prosedur kerja:
Pilih satu atau lebih wadah, bila volume 10 ml atau lebih, 3 wadah atau lebih bila
volume lebih dari 3 ml dan kurang dari 10 ml, atau 5 wadah atau lebih bila
volume 3 ml atau kurang. Ambil isi tiap wadah dengan alat suntik hipodermik
kering berukuran tidak lebih dari 3 kali volume yang akan diukur dan dilengkapi
dengan jarum suntik nomor 21, panjang tidak kurang dari 2,5 cm. Keluarkan
gelembung udara dari dalam jarum dan alat suntik dan pindahkan isi dalam alat
suntik, tanpa mengosongkan bagian jarum, ke dalam gelas ukur kering volume
tertentu yang telah dibakukan sehingga volume yang diukur memenuhi sekurang-
kurangnya 40% volume dari kapasitas tertera (garis-garis penunjuk volume gelas
ukur menunjuk volume yang ditampung, bukan yang dituang).
Syarat: volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila diuji satu
per satu, atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari jumlah volume
wadah yang tertera pada etiket bila isi digabung.
Ø Uji Endotoksin Bakteri (FI Vhal 150, CPOB JILID II tahun 2014 Hal 730)
Prosedur Kerja:
Keluarkan 3 buah tabung Limulus Amebocyte Lysate 0,125 EU/ml, LAL Reagent Water
dan Larutan Endotoksin berkonsentrasi 1000 EU/ml dari lemari pendingin. Diamkan
30 menit hingga temperaturnya sama dengan temperatur kamar (25 - 30°C). Tambahkan
ke dalam tabung Limulus Amebocyte Lysate 0,125 EU/ml masing-masing: - 0,2 ml
sampel WFI - 0,2 ml LAL reagent water (sebagai kontrol negatif) - 0,2 ml Larutan
Endotoksin berkonsentrasi1000 EU/ml 0,25 EU/ml (sebagai kontrol positif) secara
aseptis di bawah LAF. Goyang tabung selama 20 hingga 30 detik agar tercampur
homogen. Masukkan tabung ke dalam inkubator atau penangas air bersuhu 37 ±1°C.
Inkubasi atau pertahankan suhu tersebut. pada selama 1 jam. Amati tabung yang berisi
sampel, kontrol positif dan negatif. . Catat hasilnya pada buku Log Pengujian
Endotoksin(CPOB 2014 JILID II tahun 2014 Hal 730)
Syarat : Mengandung tidak lebih dari 0,5 unit Endotoksin FI per ml (FI V hal 150)
 Penetapan Kadar Lidokain Hidroklorida (Farmakope Indonesia ed V hal 765)
Cara kerja : Untuk larutan baku, timbang saksama sejumlah Lidokain hidroklorida
BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang 85 mg per ml. Untuk larutan uji,
timbang saksama lebih kurang 25 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50 ml,
larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda, saring. Suntikkan secara terpisah
sejumlah volume sama (lebih kurang 20 l) larutan baku dan larutan uji ke dalam
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam
mg lidokain hidroklorida, C14H22N2O.HCl.H2O, dalam zat yang digunakan dengan rumus
50�
��
��
, C adalah kadar Lidokain hidroklorida BPFI dalam mg per ml larutan baku, ru
dan rs berturut-turut adalah respons puncak larutan uji dan larutan baku.
Syarat: Tidak kurang dari 97,5% dan tidak lebih dari 102,5%
KEMASAN
BROSUR

More Related Content

What's hot

Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiGuide_Consulting
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanYulinda Kartika
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2fahri mey
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Aireruna18
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Taofik Rusdiana
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERTaofik Rusdiana
 
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiMina Audina
 
Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Ani Suyono
 

What's hot (20)

Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
SATUAN DALAM FARMASI
SATUAN DALAM FARMASISATUAN DALAM FARMASI
SATUAN DALAM FARMASI
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
 
Laporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi FarmasiLaporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi Farmasi
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Salep mata (1)
Salep mata (1)Salep mata (1)
Salep mata (1)
 
BCS kelas 1
BCS kelas 1BCS kelas 1
BCS kelas 1
 
sediaan kapsul
sediaan kapsulsediaan kapsul
sediaan kapsul
 
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Air
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIER
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
 
Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1
 

Similar to ANESTESI LOKAL

FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptxFARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptxHani902411
 
Pengenalan alat gelas dan perawatannya
Pengenalan alat gelas dan perawatannyaPengenalan alat gelas dan perawatannya
Pengenalan alat gelas dan perawatannyaMae Saroh
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranReza Fahlevi
 
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systemDeteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systempdspatologikliniksby
 
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...ssuserc3a220
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeAbner D Nero
 
Uji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptxUji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptxshendi suryana
 
Modul 1. peralatan laboratorium
Modul 1. peralatan laboratoriumModul 1. peralatan laboratorium
Modul 1. peralatan laboratoriumAndi Wahyudin
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 

Similar to ANESTESI LOKAL (20)

ringer laktat
ringer laktatringer laktat
ringer laktat
 
Uji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotikUji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotik
 
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptxFARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
 
MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2
 
Pengenalan alat gelas dan perawatannya
Pengenalan alat gelas dan perawatannyaPengenalan alat gelas dan perawatannya
Pengenalan alat gelas dan perawatannya
 
KIMIA FARMASI ANALISA II
KIMIA FARMASI ANALISA IIKIMIA FARMASI ANALISA II
KIMIA FARMASI ANALISA II
 
Otm gentamisin 2
Otm gentamisin 2Otm gentamisin 2
Otm gentamisin 2
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceran
 
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systemDeteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
 
Analisa bod
Analisa bodAnalisa bod
Analisa bod
 
Uji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologiUji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologi
 
Penanganan sputum
Penanganan sputumPenanganan sputum
Penanganan sputum
 
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
 
In
InIn
In
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
 
Uji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptxUji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptx
 
Modul 1. peralatan laboratorium
Modul 1. peralatan laboratoriumModul 1. peralatan laboratorium
Modul 1. peralatan laboratorium
 
I
II
I
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 

More from Nesha Mutiara

Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaPemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaNesha Mutiara
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana MalariaFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana MalariaNesha Mutiara
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Nesha Mutiara
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRNesha Mutiara
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiNesha Mutiara
 
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Nesha Mutiara
 
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeFarmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeNesha Mutiara
 
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji KlinikPharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji KlinikNesha Mutiara
 
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes KetoasidosisFarmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes KetoasidosisNesha Mutiara
 
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat SulfametoksazolBioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat SulfametoksazolNesha Mutiara
 
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Nesha Mutiara
 
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode GyssensFarmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode GyssensNesha Mutiara
 
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...Nesha Mutiara
 
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...Nesha Mutiara
 
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...Nesha Mutiara
 
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah SakitFarmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah SakitNesha Mutiara
 
Rangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off LabelRangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off LabelNesha Mutiara
 
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroLaporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroNesha Mutiara
 
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS Nesha Mutiara
 
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)Nesha Mutiara
 

More from Nesha Mutiara (20)

Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaPemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana MalariaFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
 
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
 
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeFarmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
 
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji KlinikPharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
 
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes KetoasidosisFarmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
 
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat SulfametoksazolBioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
 
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
 
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode GyssensFarmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
 
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
 
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
 
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
 
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah SakitFarmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
 
Rangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off LabelRangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off Label
 
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroLaporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
 
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
 
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

ANESTESI LOKAL

  • 1. INJEKSI VIAL ANESTESI LOKAL ANGGOTA KELOMPOK : 1. Nabila Prihantini Khairunnisa 2017210148 2. Nadia Vidya Savira 2017210151 3. Naufal Daffa Setiawan 2017210154 4. Nesha Mutiara 2017210155 5. Nisrina Thahira Suwarli 2017210158 6. Nurima Ismaila 2017210159 7. Nurul Alma 2017210162
  • 2. PENDAHULUAN  Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau didispersikan dahulu sebelum digunakan yang harus disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Injeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsikan atau mensuspensikan sejumlah kedalam dosis tunggal atau wadah dosis tunggal  Vial adalah salah satu wadah dari bentuk sediaan steril yang umumnya digunakan pada dosis ganda dan memiliki kapasitas atau volume 0,5-100 ml. Vial dapat berupa takaran tunggal atau ganda. Digunakan untuk mewadahi serbuk bahan obat, larutan atau suspensi dengan volume sebanyak 5 mL atau lebih besar. Bila diperdagangan, botol ini ditutup dengan sejenis logam yang dapat dirobek atau ditembus oleh jarum injeksi untuk menghisap cairan injeksi. Tutup yang digunakan untuk menutupi botol yang dapat ditusuk tidak boleh melepaskan bahan padat, bahan pewarna, serta komponen toksis atau pirogen kedalam larutan. (R. Voight hal 464).
  • 3.  Pada kali ini dibuat vial dengan zat aktif Lidokain. Lidokain ialah obat anestesi lokal yang banyak digunakan dalam bidang kedokteran oleh karena mempunyai awitan kerja yang lebih cepat dan bekerja lebih stabil dibandingkan dengan obat-obat anestesi lokal lainnya. Obat ini mempunyai kemampuan untuk menghambat konduksi di sepanjang serabut saraf secara reversibel, baik serabut saraf sensorik, motorik, maupun otonom.
  • 4. FORMULA Tiap mL mengandung: Lidokain HCl 10 mg Metil Paraben 0,065 % Aqua p.i ad.5 mL
  • 5. ALASAN PEMILIHAN BAHAN • Lidokain HCl dibuat menjadi sediaan injeksi untuk anastetik lokal dengan teknik anastesi infiltrasi. Teknik injeksi ini diberikan pada atau sekitar jaringan yang akan di anestesi, sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan di jaringan yang terletak lebih dalam. Sediaan injeksi juga memiliki keunggulan yaitu efek yang timbul akan lebih cepat karena tidak mengalami proses metabolisme terlebih dahulu. • Larutan pembawa yang digunakan yaitu aqua pro injection, hal ini dikarenakan zat aktif yaitu Lidokain HCl merupakan suatu zat yang sangat mudah larut dalam air sehingga baik untuk dibuat sediaan larutan. Aqua pro injeksi adalah air yang bebas dari Oksidator (O2) dan gas terlarut karbondioksida (CO2), adanya CO2 dapat bereaksi membentuk H2CO3 yang dapat mempengaruhi pH (jadi asam) yang dapat mengganggu absorpsi zat aktif, selain itu aqua pro injeksi juga bersifat inert terhadap formula yang digunakan
  • 6. • Pada formula ini digunakan pengawet berupa Metil Paraben. Digunakannya Metil Paraben karena pengawet ini memiliki aktivitas antimikroba pada rentang pH yang luas yaitu pada pH 4-8. Pengawet digunakan karena sediaan injeksi dalam vial ditujukan untuk dosis ganda, yang mana dapat memungkinkan adanya kontaminasi mikroba dalam sediaan. Pada formula ini tidak ditambahkan pendapar karena pH Lidokain HCl dalam air yaitu antara 5,0 sampai 7.0 dimana menunjukkan bahwa dalam pH tersebut hampir mendekati netral.
  • 7. FARMAKOLOGI Lidokain adalah derivat asetanilida yang merupakan obat pilihan utama untuk anestesi permukaan maupun infiltrasi. Lidokain adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara luas dengan pemberian topikal dan suntikan. Anestesi terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih lama, dan lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan oleh prokain. (Farmakologi & Terapi Hal 265)
  • 8. PERHITUNGAN Rumus n : jumlah vial yang dibuat Volume per vial = Volume + kelebihan Volume (FI IV 1995 hlm. 1044) = 5 mL + 0,3 ml = 5,3 mL Volume total 5 Vial = (n x v ) + [ (20%) ( n x v ) ] = (5 x5,3) + { 20% x (5 . 5,3)} mL = 26,5 mL + 5,3 mL = 31,8 mL ~ 32 mL Vial = nV + (10 – 30 % x nV )
  • 9. PENIMBANGAN  Lidokain HCl = 10 mg/mL x 32 mL = 320 mg = 0,32 g  Metil Paraben = 0,065% x 32 mL = 0,0208 g = 20,8 mg  Aqua Pro injection = 32 mL – ( 0,32 + 0,0208) = 31,6592 mL ~ 31.7 mL
  • 10. ALAT DAN BAHAN  ALAT :  Pipet tetes  beaker glass 100mL  erlenmeyer 250 mL  gelas ukur 10,100mLl  corong glass  batang pengaduk  gelas arloji  pinset  penjepit besi  kemasan vial 5 mL  spatula  kertas saring.  Kapas + kassa  Kompor  Timbangan analitik  Autoklaf  Oven  aluminium foil
  • 11. ALAT DAN BAHAN BAHAN :  Lidokain HCl  Metil Paraben  Aqua Pro Injeksi
  • 12. CARA PEMBUATAN Prinsip :Menggunakan teknik sterilisasi autoklaf.  Disiapkan alat-alat yang akan digunakan.  Dikalibrasi beaker glass 32 mL dan vial dikalibrasi 5,3 mL  Disterilkan alat-alat yang akan digunakan.  Dibuat Aqua pro injeksi dengan cara dididihkan aqua pada suhu 100oC, ditutup dan didiamkan selama 30 menit lalu didinginkan.  Ditimbang bahan-bahan yang digunakan.  Dilarutkan zat aktif Lidokain HCl dengan sebagian aqua pro injeksi didalam beaker glass (M1)  Dilarutkan methyl paraben dengan sebagian aqua pro injeksi suhu 80oCdidalam beaker (M2)  Dimasukkan campuran M1, M2 di beaker glass yang sudah dikalibrasi aduk ad homogen
  • 13.  Dicek pH, jika pH tidak berada pada range 5-7 di adjust pH dengan ditambahkan NaOH 20% hingga didapat Ph 5-7. lalu ditambahkan aqua pro injeksi ad tanda kalibrasi.  Disaring dengan kertas saring.  Dimasukkan larutan tersebut masing-masing 5,3 mL ke dalam vial menggunakan buret (dispensasi) yang telah steril. Menggunakan syiringe yang telah steril.  Kemudian vial ditutup rapat dengan penutup karet serta dilapisi penutup aluminium foil  Dilakukan evaluasi In Proses Control (Kejernihan, Keseragaman Volume,pH)  Dilakukan sterilisasi akhir di dalam Autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit  Dilakukan evalusasi QC (Uji Kejernihan, Uji pH, Uji Sterilitas(dispensasi), Keseragaman Volume, Kebocoran, Penetapan Kadar(dispensasi))  Dikemas vial, diberi etiket dimasukkan dalam dus yang dilengkapi dengan brosur dan diserahkan
  • 14. EVALUASI 1. IPC ( In Process Control ) a. Uji kejernihan (Farmakope Indonesia hal 1521 ) Pemeriksaan visual terhadap suatu wadah produk Syarat: Larutan dianggap jernih apabila sama dengan air atau larutan yang digunakan dalam pengujian dengan kondisi yang dipersyaratkan, atau jika opalesan tidak lebih dari suspensi padanan. b. Uji pH ( Farmakope Indonesia V hal 1563 ) Pemeriksaan pH dilakukan menggunakan indikator universal pH. Syarat : pH harus mendekati pH zat aktif yaitu pH 5,5 – 7,0 c. Uji keseragaman volume ( Farmakope Indonesia V hal 1570 ) Syarat : Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila diuji satu per satu, atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari jumlah volume wadah yang tertera pada etiket bila isi digabung
  • 15. 2. Sediaan akhir (Quality Control) Uji Kejernihan (Farmakope Indonesia ed V 1521) Produk dalam wadah diperiksa di bawah penerangan cahaya yang baik, terhalang terhadap refleksi ke dalam matanya, dan berlatar belakang hitam dan putih, dengan rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar. Syarat: larutan dianggap jernih apabila sama dengan air atau larutan yang digunakan dalam pengujian dengan kondisi yang dipersyaratkan Ø Uji Sterilitas ( Farmakope Indonesia ed V hlm 1359 ) Menggunakan teknik penyaringan membran Syarat : larutan steril
  • 16.  Uji Keseragaman Volume ( Farmakope Indonesia ed V hlm 1570 ) Prosedur kerja: Pilih satu atau lebih wadah, bila volume 10 ml atau lebih, 3 wadah atau lebih bila volume lebih dari 3 ml dan kurang dari 10 ml, atau 5 wadah atau lebih bila volume 3 ml atau kurang. Ambil isi tiap wadah dengan alat suntik hipodermik kering berukuran tidak lebih dari 3 kali volume yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik nomor 21, panjang tidak kurang dari 2,5 cm. Keluarkan gelembung udara dari dalam jarum dan alat suntik dan pindahkan isi dalam alat suntik, tanpa mengosongkan bagian jarum, ke dalam gelas ukur kering volume tertentu yang telah dibakukan sehingga volume yang diukur memenuhi sekurang- kurangnya 40% volume dari kapasitas tertera (garis-garis penunjuk volume gelas ukur menunjuk volume yang ditampung, bukan yang dituang). Syarat: volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila diuji satu per satu, atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari jumlah volume wadah yang tertera pada etiket bila isi digabung.
  • 17. Ø Uji Endotoksin Bakteri (FI Vhal 150, CPOB JILID II tahun 2014 Hal 730) Prosedur Kerja: Keluarkan 3 buah tabung Limulus Amebocyte Lysate 0,125 EU/ml, LAL Reagent Water dan Larutan Endotoksin berkonsentrasi 1000 EU/ml dari lemari pendingin. Diamkan 30 menit hingga temperaturnya sama dengan temperatur kamar (25 - 30°C). Tambahkan ke dalam tabung Limulus Amebocyte Lysate 0,125 EU/ml masing-masing: - 0,2 ml sampel WFI - 0,2 ml LAL reagent water (sebagai kontrol negatif) - 0,2 ml Larutan Endotoksin berkonsentrasi1000 EU/ml 0,25 EU/ml (sebagai kontrol positif) secara aseptis di bawah LAF. Goyang tabung selama 20 hingga 30 detik agar tercampur homogen. Masukkan tabung ke dalam inkubator atau penangas air bersuhu 37 ±1°C. Inkubasi atau pertahankan suhu tersebut. pada selama 1 jam. Amati tabung yang berisi sampel, kontrol positif dan negatif. . Catat hasilnya pada buku Log Pengujian Endotoksin(CPOB 2014 JILID II tahun 2014 Hal 730) Syarat : Mengandung tidak lebih dari 0,5 unit Endotoksin FI per ml (FI V hal 150)
  • 18.  Penetapan Kadar Lidokain Hidroklorida (Farmakope Indonesia ed V hal 765) Cara kerja : Untuk larutan baku, timbang saksama sejumlah Lidokain hidroklorida BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang 85 mg per ml. Untuk larutan uji, timbang saksama lebih kurang 25 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda, saring. Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 l) larutan baku dan larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg lidokain hidroklorida, C14H22N2O.HCl.H2O, dalam zat yang digunakan dengan rumus 50� �� �� , C adalah kadar Lidokain hidroklorida BPFI dalam mg per ml larutan baku, ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak larutan uji dan larutan baku. Syarat: Tidak kurang dari 97,5% dan tidak lebih dari 102,5%