Ringkasan dokumen laporan praktikum bioanalisis uji ekivalensi in-vitro antara kapsul amoksisilin generik dan kapsul pembanding menggunakan metode uji disolusi terbanding adalah sebagai berikut:
Mahasiswa melakukan uji disolusi terbanding untuk menentukan ekivalensi in-vitro antara kapsul amoksisilin generik dan kapsul pembanding dengan membuat media disolusi pH 1.2, 4.5 dan 6.8, membuat kur
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
1. LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM BIOANALISIS
UJI EKIVALENSI IN-VITRO
Nama : 1. Ira Kartika (2017210109)
2. Isabella Romu (2017210110)
3. Nadia Vidya Savira (2017210151)
4. Nesha Mutiara (2017210155)
Kelas : A
Kelompok : 4
Tanggal Praktikum : 14 Januari 2021
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2021
2. I. Judul Percobaan
Uji Ekivalensi In-Vitro
II. Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan dan membuat kesimpulan uji ekivalensi in-vitro antara kapsul
amoksisilin (generik) dan kapsul pembanding dengan metode uji disolusi terbanding.
III. Teori Singkat
Uji ekivalensi terbagi menjadi dua, yaitu uji ekivalensi in-vitro dan in-vivo. Uji ekivalensi in-
vitro dilakukan dengan cara uji disolusi terbanding (UDT). Produk obat yang cukup
dilakukan UDT antara lain:
1. Produk obat “copy” yang hanya berbeda kekuatan, yang diproduksi oleh pabrik obat yang
sama di tempat produksi yang sama, jika:
a. Komposisi kualitatifnya sama.
b. Rasio antara zat aktif dan zat-zat tambahannya sama, atau untuk kadar zat aktif yang
rendah (< 5%), rasio antara zat-zat tambahannya sama.
c. Uji bioekivalensi telah dilakukan sedikitnya pada salah satu kekuatan (biasanya
kekuatan yang tertinggi, kecuali untuk alasan keamanan dipilih kekuatan yang lebih
rendah).
d. Farmakokinetiknya linear pada kisaran dosis terapi.
2. Produk obat dengan perubahan kecil (minor) dalam formulasi atau pembuatannya yang
dilakukan setelah diberi izin pemasaran. Amoksisilin adalah antibiotik golongan β-laktam
yang wajib uji ekivalensi in-vivo karena penggunaannya untuk konsisi serius yang
memerlukan ketepatan dosis. Sebelum diuji ekivalensi in-vivo, produk amoksisilin wajib
diuji in-vitro.
IV. Alat dan Bahan
Bahan : bahan yang digunakan dalam percobaan adalah bahan baku amoksisilin, tablet uji
amoksisilin, tablet pembanding amoksisilin, dapar pH 1,2, dapar sitrat pH 4,5, dapar fosfat
pH 6,8.
Alat : alat yang digunakan dalam percobaan adalah dissolution tester (Erweka),
spektrofotometer (Shimazu), neraca analitik (sartorius, metler toledo), labu tentukur 1000mL,
labu tentukur 100mL, labu tentukur 25mL, labu tentukur 10mL, beaker glass 1000mL, pipet
3. volume, termometer, dan alat-alat gelas lainnya yang dapat digunakan dalam laboratorium
kimia.
V. Cara Kerja
A. Pembuatan Media Disolusi
1. Media disolusi pH 1,2
2. Dapar sitrat pH 4,5
3. Dapar fosfat pH 6,8 : Masukkan 50 ml kalium fosfat monobasa 0,2 M ke dalam labu
tentukur 200 ml, tambahkan NaOH 0,2 M sebanyak 22, 4 ml, kemudian tambahkan air
sampai tanda.
B. Penyiapan Alat Disolusi
Metode basket kecepatan 100 rpm, suhu media 37±0,5ºC.
C. Pembuatan Kurva Baku
1.Penyiapan Larutan Stok Baku Pembanding (BP): Timbang saksama ± 10 mg Amoksisilin
BPFI, tambahkan media disolusi hingga 10 mL (1000 bpj)
2.Pembuatan 1 Seri Larutan BP
3.50, 100, 150, 200, 250, 300 ppm pada tiga media disolusi.
4.Pengukuran Larutan secara spektrofotometri UV-VIS
5.Serapan diukur pada panjang gelombang 272 nm.
D. Pengambilan Alikot Media Disolusi
Aliquot media disolusi diambil pada menit ke- 10, 15, 30, 45, dan 60 sebanyak 10 ml dan
pada medium disolusi diganti dengan volume dan medium disolusi yang sama.
E. Pengukuran Alikot dengan Spektrofotometer UV-Vis
1.Ukur Aliquot disolusi pada λ 272 nm (encerkan bila perlu).
4. 2.Hitung konsentrasi obat pada setiap waktu sampling dengan kurva baku pada medium yang
sama.
F. Penentuan Ekivalensi In-Vitro
1.Buat kurva hubungan antara kadar obat terhadap waktu sampling.
2.Kompilasi Data dan Profil disolusi antara produk copy dan pembandingnya.
3.Bandingkan Profil disolusi dengan menggunakan faktor kemiripan f2 yang dihitung dengan
persamaan berikut :
Keterangan:
Rt = persentase kumulatif obat yang larut pada setiap waktu sampling dari produk
pembanding (R = reference)
Tt = persentase kumulatif obat yang larut pada setiap waktu sampling dari produk uji (T =
test)
G. Pengambilan Kesimpulan Uji Disolusi Terbanding
1. Kesimpulan memenuhi syarat jika nilai f2 50 atau lebih besar (50–100) menunjukkan
kesamaan atau ekivalensi ke – 2 kurva, yang berarti kemiripan profil disolusi ke-2 produk.
2. Jika produk ”copy” dan produk pembanding memiliki disolusi yang sangat cepat (> 85%
melarut dalam waktu < 15 menit dalam ke-3 media dengan metode uji yang dianjurkan),
perbandingan profil disolusi tidak diperlukan.
5. VI. Daftar Pustaka
1. Badan Pengawas Obat dan Makanan, Peraturan Kepala BPOM RI, Nomor:
HK.00.05.3.1818 tentang Pedoman Uji Bioekivalensi, 29 Mar 2005, hal. 1-29.
2. Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons in Pharmaceuticals, Biological Fluid, and
Postmortem Material, Ed III, Vol. I, Vol. II, 2004.
3. Soula Boustani Kyriacos*, Chawki Boukarim, William Safi, Mohamad Mroueh, Aline
Bou Maroun, Ghada El-khoury And Rabih Shehayeb, In Vitro Testing of Ciprofloxacin
Formulations and Preliminary Study on BCS Biowaiver, Journal of Food and Drug
Analysis, Vol. 17, No. 2, 2009, Pages 78-84Susan RM, Corto’n E. Bioanalytical
Chemistry. A John Wiley & Sons, Inc. Publication, 2004.
6. Jawaban Tugas
1. Jelaskan pembuatan media disolusi untuk 12 unit produk (uji dan pembanding), volume
yang diperlukan, dan prosedur:
a. pH 1.2 (larutan HCl 0,01 N)
b. pH 4.5 (buffer sitrat)
c. pH 6.8 (buffer fosfat)
Jawab:
a. pH 1.2 (larutan HCl 0.01N)
1) Dibuat larutan A dengan cara ditimbang 7,455 gram KCl, lalu dilarutkan dengan
aquadest hingga 500 mL (KCl 0,2 M)
2) Dibuat larutan B (HCl 0,2 M)
3) Dicampur 25 mL larutan A dan 42,5 mL larutan B ke dalam labu tentukur, lalu
ditambahkan aquadest hingga 100 mL
4) Dicek pH sampai 1,2 lalu dibuat 7 liter
b. pH 4.5 (buffer sitrat)
1) Dibuat larutan A dengan cara ditimbang 21,04 gram C6H8O7.2H2O , lalu
dilarutkan dengan aquadest hingga 500 mL (asam sitrat 0,2 M)
2) Dibuat larutan B dengan cara ditimbang 21,412 gram Na3C6H5O7.H2O lalu
dilarutkan dengan aquadest hingga 500 mL (natrium sitrat 0,2 M)
3) Dicampur 55 mL larutan A dan 45 mL larutan B
4) Dicek pH sampai 4,5 lalu dibuat 7 liter
c. pH 6.8 (buffer fosfat)
1) Dimasukkan 50 mL kalium fosfat monobasa 0,2 M ke dalam labu tentukur 200
mL
2) Ditambahkan 22,4 mL NaOH 0,2 M lalu ditambakan aquadest sampai tanda batas
7. 3) Dicek pH sampai 6,8 lalu dibuat 7 liter
2. Tentukan alat disolusi yang dipakai, metode, kecepatan, dan suhu yang digunakan untuk
disolusi kapsul amoksisilin!
Jawab :
- Alat disolusi yang digunakan yaitu tipe 2 (dayung/paddle assembly)
- Metode yang digunakan yaitu uji disolusi terbanding
- Kecepatan 75 rpm
- Suhu media yang digunakan 37 + 0,5 o
C
Pustaka: Farmakope Indonesia Edisi 6 halaman 130
3. Buatlah kurva baku berdasarkan data berikut:
Konsentrasi
(mg/L)
Serapan pada panjang gelombang 272 nm
pH 1,2 pH 4,5 pH 6,8
50 0,060 0,325 0,150
100 0,267 0,399 0,305
150 0,429 0,482 0,456
200 0,608 0,561 0,616
250 0,817 0,661 0,768
Jawab:
Regresi pH 1,2:
a = -0,1203
b = 0,00371 r = 0,9991
Jawaban dilanjutkan di Microsoft Excel.
a. analisis data diatas (Hitung Konsentrasi terukur, jumlah zat terlarut, Faktor koreksi,
Jumlah zat terlarut terkoreksi, persen zat terlarut)
Jawab : (terlampir di Microsoft Excel)
8. b. Gambarkan Profil disolusi antara persentase obat terlarut terhadap waktu
Jawab : (terlampir di Microsoft Excel)
c. Hitung faktor kemiripan dari data di atas antara obat uji dan obat pembanding
Jawab : (terlampir di Microsoft Excel)
d. Buatlah kesimpulan dari hasil perhitungan di atas
Jawab : (terlampir di Microsoft Excel)