Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
1. Nama : Nesha Mutiara
NPM : 2017210155
No Absen : 40
Kelas : Farmakoterapi Infeksi dan Tumor (C)
Seorang pasien pria (45 tahun, BB 75 kg) datang ke klinik dengan keluhan demam, menggigil, dan nyeri
otot sejak 3 hari yang lalu. Pasien tersebut baru saja pulang dinas dari Papua. Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik dan laboratorium, pasien didiagnosis malaria falciparum dan menerima resep berikut:
R/ Dihidroartemisinin-Piperakuin No IX
S.1.dd.3 tab
R/ Primakuin tab No XIV
S.1.dd. 1 tab
R/ Parasetamol 500 mg
S.4.d.d. 1 tab prn
Pro: Tuan M (45 tahun, BB 75 kg)
Tugas: Lakukan asesmen kerasionalan pengobatan pada pasien tersebut dan identifikasi permasalahan
terkait obat yang terjadi!
Penyelesaian:
Nama Obat Rute Dosis Frekuensi Indikasi Parameter
Monitoring dan
Efek Samping
Obat
Komentar dan
Alasan Disertai
Referensi
Dihidroartemisin-
Piperakuin
Per oral 3 x 1 Pengobatan
malaria
falciparum
PME: Jumlah
eritrosit
ESO: mual,
anemia
Frekuensi dan
durasi
pemberian obat
terlalu pendek
(Kementerian
Kesehatan
Republik
Indonesia. Buku
Saku
Penatalaksanaan
Kasus Malaria.
2. 2017)
Primakuin Per oral 1 x 1 Gametosidal
pada
malaria
falciparum
PME: Jumlah
eritrosit
ESO: mual,
muntah, sakit
perut
IONI
Parasetamol Per oral 500
mg
4 x 1 Demam,
nyeri
PME: suhu
tubuh dan rasa
nyeri
ESO: reaksi
hipersensitivitas
Dosis obat
terlalu besar dan
frekuensi
pemberian obat
terlalu pendek
(ISO
Farmakoterapi
Buku 2)
Pemantauan Terapi Obat:
Subyektif Obyektif Profil Obat DRP Plan Referensi
Demam,
menggigil,
nyeri otot
Dihidroartemisinin-
Piperakuin
Frekuensi
dan durasi
pemberian
obat terlalu
pendek
Pro:
Merekomendasikan
dokter menambah
frekuensi
pengobatan
menjadi 4 tablet
per hari dan
diberikan selama 7
hari
(Kementerian
Kesehatan
Republik
Indonesia. Buku
Saku
Penatalaksanaan
Kasus Malaria.
2017)
Demam Parasetamol Dosis obat
terlalu tinggi
dan frekuensi
pemberian
obat terlalu
pendek
Pro:
Merekomendasikan
dokter menurunkan
dosis menjadi 15
mg/kgBB dan
diberikan setiap 4
jam
(Kementerian
Kesehatan
Republik
Indonesia. Buku
Saku
Penatalaksanaan
Kasus Malaria.
2017)