Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
1. 1
Nama : Nesha Mutiara
NPM : 2017210155
No Absen : 40
Kelas : Farmakoterapi Infeksi dan Tumor (C)
Kasus: Seorang ibu berusia 56 tahun dengan berat badan 65 kg tinggi badan 165 cm datang ke
rumah sakit bersama suaminya dengan keluhan: batuk sudah 2 minggu, batuk kering, tidak nafsu
makan, badan lemah, susah tidur, dan berkeringat di malam hari, sudah makan obat warung.
Dokter menyarankan untuk periksa lab dan foto rontgen, selama menunggu hasil lab dan foto
rontgen pasien diberikan obat amoxillin 500 mg, diminum 3 kali sehari. Dari hasil lab yang
diperoleh ternyata BTA positif dan foto rontgen menunjukkan infiltrate.
Pertanyaan:
1. Berilah saran untuk terapi TB, dengan menggunakan analisis SOAP.
2. Jelaskan mengenai efek samping dari obat TB yang digunakan oleh pasien serta obat TB yang
Anda sarankan.
Penyelesaian:
Berdasarkan analisis kasus, pasien termasuk kategori 1 penderita TB karena hasil lab BTA
positif dan belum pernah menjalani pengobatan TB. Adanya infiltrate pada paru berdasarkan
foto rontgen dan keluhan batuk, tidak nafsu makan, badan lemah, susah tidur, dan berkeringat di
malam hari menandakan pasien menderita TB aktif. Berdasarkan riwayat pengobatan, pasien
mengkonsumsi obat warung untuk mengatasi keluhannya sebelum diperiksa dokter. Pasien
diresepkan obat amoxillin 500 mg, diminum 3 kali sehari selama menunggu hasil lab dan foto
rontgen.
2. 2
Berdasarkan terapi pendekatan umum tuberkulosis dari ISO Farmakoterapi Buku I,
pasien TB kategori 1 diobati dengan isoniazid (INH), rifampisin, pirazinamid, dan
etambutol.
Subyektif Obyektif Profil Obat Assessment Referensi Plan
Batuk, tidak
nafsu makan,
badan lemah,
susah tidur, dan
berkeringat di
malam hari
Hasil lab BTA
positif dan foto
rontgen
menunjukkan
infiltrate paru
Isoniazid Menimbulkan
efek samping
mual, muntah,
tidak nafsu
makan serta
menimbulkan
kesemutan, rasa
terbakar di kaki,
dan nyeri otot
ISO
Farmakoterapi
Buku I
IONI
Pro: Dokter
disarankan
memberikan
piridoksin dosis
100 mg/hari
untuk
mengurangi
efek samping
Batuk, tidak
nafsu makan,
badan lemah,
susah tidur, dan
berkeringat di
malam hari
Hasil lab BTA
positif dan foto
rontgen
menunjukkan
infiltrate paru
Rifampisin Menimbulkan
efek samping
mual, muntah,
tidak nafsu
makan
ISO
Farmakoterapi
Buku I
IONI
Pro: Obat
diberikan pada
malam hari
sesudah
makanan yang
lain
Batuk, tidak
nafsu makan,
badan lemah,
susah tidur, dan
berkeringat di
malam hari
Hasil lab BTA
positif dan foto
rontgen
menunjukkan
infiltrate paru
Pirazinamid Menimbulkan
efek samping
nyeri sendi
ISO
Farmakoterapi
Buku I
IONI
Pro: Dokter
disarankan
memberikan
aspirin
Batuk, tidak
nafsu makan,
badan lemah,
susah tidur, dan
berkeringat di
malam hari
Hasil lab BTA
positif dan foto
rontgen
menunjukkan
infiltrate paru
Etambutol Menimbulkan
efek samping
buta warna
merah/hijau
ISO
Farmakoterapi
Buku I
Pro: Dokter
disarankan
menghentikan
etambutol jika
terjadi efek
samping
3. 3
Obat TB yang saya sarankan: Kombinasi dosis tetap (KDT) empat obat antituberkulosis
dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg, pirazinamid 400 mg, dan etambutol
275 mg.
Saran untuk terapi TB:
- Tahap intensif
4 tablet 4KDT RHZE (150/75/400/275) tiap hari selama 56 hari
- Tahap lanjutan
4 tablet 2KDT RH (150/150) 3 kali seminggu selama 16 minggu
Efek samping obat:
1. Isoniazid = mual, muntah, kesemutan, rasa terbakar di kaki, nyeri otot
2. Rifampisin = mual, muntah, tidak nafsu makan, urin berwarna merah
3. Pirazinamid = nyeri sendi
4. Etambutol = neuritis optik, buta warna merah/hijau
Daftar Pustaka
1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberkulosis
di Indonesia.
2. Sukandar, E.Y., 2013. ISO Farmakoterapi Buku 1. Jakarta: ISFI Penerbitan.
3. Badan POM RI. 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Jakarta: CV Sagung Seto.