Dokumen tersebut membahas tentang formulasi dan pembuatan suspensi cair dan semi padat. Terdapat informasi mengenai tujuan pembuatan suspensi, jenis-jenisnya, komponen penting yang harus ada dalam suspensi seperti zat aktif, bahan pensuspensi, dan lainnya. Juga dijelaskan tahapan pembuatan suspensi mulai dari persiapan bahan sampai evaluasi stabilitas fisiknya.
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
Ppt fts
1. KELOMPOK II
DISUSUN OLEH :
AZIZ QOMARA HANAFI
CICI NUR INDAH
DEA DWI DESMALATI
DELIA DWITIYANI
DESI SUTIYONO
DIANA FITRI WULANDARI
I A
FORMULASI SEDIAAN
LIQUID DAN SEMI SOLID
2. Tujuan
Untuk mengetahui formulasi suspensi
Untuk mengetahui cara pembuatan suspensi
Untuk mengetahui stabilitas fisik
Untuk mengetahui uji daya mikroba
3. Suspensi
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam
bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. (FI Ed.
III, 1979, hlm 32)
4. Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu :
Suspensi Oral adalah sediaan cair yang
mengandung partikel padat yang terdispersi
dalam pembawa cair dengan bahan
pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk
penggunaan oral.
Suspensi Topikal adalah sediaan cair
mengandung partikel padat yang terdispersi
dalam pembawa cair yang ditujukkan untuk
penggunaan pada kulit.
Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril
yang mengandung partikel-partikel yang
terdispersi dalam cairan pembawa yang
ditujukkan untuk penggunaan pada mata.
5. Lanjutan ….
Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair
yang mengandung partikel-partikel halus yang
ditujukkan untuk diteteskan pada telinga
bagian luar.
Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa
suspensi serbuk dalam medium cair yang
sesuai dan tidak disuntikan secara intravena
atau kedalam saluran spinal.
Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah
sediaan padat kering dengan bahan pembawa
yang sesuai untuk membentuk larutan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspensi
steril setelah penambahan bahan pembawa
yang sesuai.
6. Formula Umum
suspensi umumnya mengandung :
zat aktif
bahan pensuspensi (suspending agent)
bahan pembasah (wetting agent/humektan)
antioksidan bila perlu
pemanis dan anticaking
pewarna dan flavour
pewangi dan floculating agent
antibusa/ anti foaming dan pengawet
7. Syarat suspensi
Menurut FI IV 1995 supensi harus :
tidak boleh dipakai melali intra vena dan intratekal
suspensi digunakan secara tertentu misal untuk mata,
harus menggunakan pengawet
suspensi harus dikocol sebelum digunakan
suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat
Menurut FI III 1979 suspensi harus :
zat terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat
mengendap
jika dikocok harus terdispersi kembali
dapat menggunakan zat tambahan untuk menjamin
stabilitas sediaan suspensi
kekentalan sediaan tidak boleh terlalu tinggi agar mudah
dikocok dan dituang
karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga
ukuran suspensoid tetap konstan dalam waktu
penyimpanan yang cukup lama
8. Keuntungan dan kerugiaan
sediaan suspensi
Keuntungan sediaan suspensi, antara lain :
1. Bisa digunakan untuk partikel / bahan obat yang tidak
larut
2. Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam
bentuk larutan dapat dibuat dalam sediaan suspensi.
3. Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak
dibandingkan dalam larutan, karena rasa obat yang
tergantung kelarutannya.
4. Stabil secara kimia karena suspensi tidak mengalami
perubahan secara kimia karena bahan aktifnya tidak
larut sehingga tidak berinteraksi dengan pelarutnya.
5. Kerjanya lebih cepat dibandingkan sediaan padat.
9. Kerugian bentuk suspensi antara lain sebagai
berikut
1. Tidak praktis dibawah bila dibandingkan
dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres,
tablet, dan kapsul.
2. Keseragaman dan keakuratan dosis tidak
dapat dibandingkan dengan sediaan tablet
3. Efektifitas formulasi sulit dicapai karena dalam
pembuatannya lebih sulit dibandngkan tablet.
4. Terjadinya sedimentasi zat atau bahan obat
yang tidak terlarut.
10. Suspending agent
Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
Bahan pensuspensi dari alam
1. Bahan pensuspensi alam dari jenis gom sering
disebut gom/hidrokoloid. Gom dapat larut atau
mengembang atau mengikat air sehingga
campuran tersebut membentuk mucilago atau
lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka
viskositas cairan tersebut bertambah dan akan
menambah stabilitas suspensi. Kekentalan
mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, pH dan
proses fermentasi bakteri . Contohnya
Chondrus, Acasia ( pulvis gummi arabici),
11. 2. Golongan bukan gom
Suspending agent dari alam bukan gom adalah
tanah Iiat. Tanah liat yang sering dipergunakan untuk
tujuan menambah stabilitas suspensi ada 3 macam
yaitu bentonite, hectorite dan veegum. Apabila tanah
liat dimasukkan ke dalam air mereka akan
mengembang dan mudah bergerak jika dilakukan
penggojokan. Peristiwa ini disebut tiksotrofi. Karena
peristiwa tersebut, kekentalan cairan akan
bertambah sehingga stabilitas dari suspensi
menjadi lebih baik.
Sifat ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air,
sehingga penambahan bahantersebut kedalam
suspensi adalah dengan menaburkannya
pada campuran suspensi. Kebaikan bahan suspensi
dari tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh
suhu/panas danfermentasi dari bakteri, karena
bahan-bahan tersebut merupakan senyawa
anorganik, bukan golongan karbohidrat.
12. Macam-macam suspensi
Terdapat dua macam sistem dalam proses
pembuatan bentuk sediaan suspensi, yaitu sistem
flokulasi dan sistem deflokulasi.
13. Cara pembuatan suspensi
Metode dispersi Serbuk yang terbagi halus didispersi
dalam cairan pembawa.Umumnya yang digunakan
sebagai pembawa adalah air. Dalam formula suspensi
yang paling penting adalah partikel-partikel harus
terdispersi dalam fase air. Mendispersi serbuk yang
tidak larut dalam air kadang-kadang sulit.Hal ini
disebabkan karena adanya udara, lemak, kontaminan
pada permukaans erbuk, dan lain-lain
Metode presipitasi (presipitasi dengan pelarut organik,
perubahan pH media, dan penguraian rangkap).
Obat-obatan yang tidak larut dalam air dapat diendapkan
dengan menggunakan pelarut-pelarut organik yang
bercampur dengan air, metode ini hanya dapat
digunakan untuk obat-obat yang kelarutannya
tergantung pada pH.
14. RESEP
R/ Doksisiklin 500 mg
Asam sitrat 1000 mg
PGA 5000 mg
Sodium Benzoat 100 mg
Natrium Hidroksida 1400 mg
Sirup simplex 13000 mg
Aquadest ad 100 ml
15. Pra formulasi
1. Doxycyclinum
Nama resmi Doxycyclinum
Nama lain Doksisiklin
RM/BM C22H24N2O8/444,44
Pemerian serbuk hablur; kuning
Kelarutan sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam
larutan asam encer dan dalam larutan alkali hidroksida;
agak sukar larut dalam etanol (95%); praktis tidak larut
dalam kloroform dan eter
Khasiat dan penggunaan Antibotikum
2. Acidum Citricum (Asam sitrat)
Pemerian hablur tidak berwarna atau serbuk putih; tidak berbau;
rasa sangat asam; agak higroskopis; erapuh dalam udara
kering dan panas
Kelarutan larut dalam air bereaksi dengan asam, jika dinetralkan
menunjukkan reaksi Sitrat yang terera pada reaksi
Identifikasi
Khasiat dan penggunaanzat tambahan
16. 3. PGA (Pulvis GUMMI ARABICUM)
Sinonim Acacia, Gom Arab
Pemerian Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir
Khasiat Zat tambahan, Demulcant.
4. Sodium benzoate
Sinonim benzoate soda
Pemerian granul putih atau Kristal tidak berbau atau praktis tidak
berbau, stabil di udara.
Kelarutan mudah larut dalam air, agar sukar larut dalam etanol dan
lebih mudah larut dalam etanol 90%
Khasiat pengawet
5. Natrii Hydroxydum (Natrium Hidroksida)
Pemerian bentuk batang, butiran, masa hablur atau keping, kering,
rapuh dan menunjukkan susunan hablur; putih, mudah
meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera
menyerap karbondioksida
Kelarutan sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%)
Khasiat dan penggunaan Zat tambahan
17. 6. Sirupus simplex
Pembuatan larutkan 65 bagian sakarosa dalam
larutan Metil Paraben 0,25% b/v
secukupnya hingga diperoleh 100
bagian sirop
PemerianCairan jernih, tidak berwarna
Khasiat dan penggunaan Zat tambahan
7. Aqua Destillata (Aqudest)
Pemerian cairan jernih; tidak berwarna; tidak
berbau; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan Zat pelarut
18. Alat dan bahan
Gelas ukur
Mortir
Stamper
Timbangan
Sendok
Sudip
Lap
Botol pipet
Kertas perkamen
Doksisiklin
Asam sitrat
PGA
Sodium Benzoat
Natrium Hidroksida
Sirup simplex
Aquadest
Alat Bahan
19. Cara pembuatan
1. Setarakan timbangan
2. Siapkan alat dan bahan
3. Kalibrasi botol 100 ml
4. Timbang bahan-bahan yang diperlukan
5. Buatlah PGA dengan aquam sampai mengembang
6. Masukkan Doksisiklin tambahkan gerus ad larut
7. Masukkan Sodium Benzoat gerus ad homogen
8. Masukkan Asam sitrat tambahkan sirup simplex gerus ad homogen
9. Masukan Natrium Hidroksida tambahkan sebagian aquadest
gerus ad larut
10. Masukan aquadest kedalam mortir sebagai pembilas
11. Masukan ke dalam botol sampai batas kalibrasi 100 ml
20. Evaluasi Stabilitas Fisik Suspensi
Doksisiklin
1. Organoleptis
Pemeriksaan organoleptik yang dilakukan
meliputi bau,warna, dan rasa
2. Distribusi Ukuran Partikel
Suspensi diencerkan dan dibuat sediaan yang
cukup antara 3-5 sediaan diatas objek glass.
Kemudian objek glass yang berisi preparat yang
akan diamati diletakkan di tengah-tengah meja
benda. Lensa objektif diturunkan sampai berjarak
kira-kira 3mm dengan benda yang akan diamati.
Sambil melihat melalui lensa okuler, pengatur
kasar diputar keatas sehingga partikel yang akan
diamati terlihat jelas.
21. Lanjutan ….
3. Pengukuran pH
Suspensi ibuprofen dituangkan ke dalam
wadah khusus pada pH meter secukupnya.
Tunggu hingga pH meter menunjukkan posisi
tetap, pH yang ditampilkkan pada layar digital
pH meter dicatat
22. Uji Stabilitas Fisik Volume
Sedimentasi
Kontrol stabilitas suspensi antara lain meliputi :
volume sedimentasi
viskositas
redispersibilitas
mudah tidaknya dituang
ukuran partikel.
23.
24.
25.
26. Uji Aktivitas Antimikroba
Pengukuran aktivitas antimikroba dapat dilakukan dengan 2
metode :
Metode dilusi cair/dilusi padat
Metode ini prinsipnya sejumlah antimikroba
diencerkan hingga diperoleh beberapa konsentrasi.
Metode Difusi
Pada metode ini suatu cakram kertas saring atau
cawan yang berliang renik atau suatu silinder, tidak
beralas yang mengandung suatu obat dalam jumlah
tertentu ditempatkan pada media padat yang telah
ditanami dengan biakan kuman yang diperiksa.
27. Uji Waktu Redispersi
Adapun prosedur Uji Waktu Redispersi antara lain :
Masing-masing suspensi dipindahkan ke dalam botol kaca ,
kemudian didiamkan sampai mengendap sempurna.
setelah mengendap sempurna, masing-masing suspensi
dikocok sampai tidak terdapat sisa endapan pada dasar
botol
1. kemudian catat waktu redispersi dari masing-masing
sediaan suspensi.