SlideShare a Scribd company logo
KELOMPOK II
DISUSUN OLEH :
AZIZ QOMARA HANAFI
CICI NUR INDAH
DEA DWI DESMALATI
DELIA DWITIYANI
DESI SUTIYONO
DIANA FITRI WULANDARI
I A
FORMULASI SEDIAAN
LIQUID DAN SEMI SOLID
Tujuan
 Untuk mengetahui formulasi suspensi
 Untuk mengetahui cara pembuatan suspensi
 Untuk mengetahui stabilitas fisik
 Untuk mengetahui uji daya mikroba
Suspensi
 Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam
bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. (FI Ed.
III, 1979, hlm 32)
Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu :
 Suspensi Oral adalah sediaan cair yang
mengandung partikel padat yang terdispersi
dalam pembawa cair dengan bahan
pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk
penggunaan oral.
 Suspensi Topikal adalah sediaan cair
mengandung partikel padat yang terdispersi
dalam pembawa cair yang ditujukkan untuk
penggunaan pada kulit.
 Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril
yang mengandung partikel-partikel yang
terdispersi dalam cairan pembawa yang
ditujukkan untuk penggunaan pada mata.
Lanjutan ….
 Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair
yang mengandung partikel-partikel halus yang
ditujukkan untuk diteteskan pada telinga
bagian luar.
 Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa
suspensi serbuk dalam medium cair yang
sesuai dan tidak disuntikan secara intravena
atau kedalam saluran spinal.
 Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah
sediaan padat kering dengan bahan pembawa
yang sesuai untuk membentuk larutan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspensi
steril setelah penambahan bahan pembawa
yang sesuai.
Formula Umum
suspensi umumnya mengandung :
 zat aktif
 bahan pensuspensi (suspending agent)
 bahan pembasah (wetting agent/humektan)
 antioksidan bila perlu
 pemanis dan anticaking
 pewarna dan flavour
 pewangi dan floculating agent
 antibusa/ anti foaming dan pengawet
Syarat suspensi
Menurut FI IV 1995 supensi harus :
 tidak boleh dipakai melali intra vena dan intratekal
 suspensi digunakan secara tertentu misal untuk mata,
harus menggunakan pengawet
 suspensi harus dikocol sebelum digunakan
 suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat
Menurut FI III 1979 suspensi harus :
 zat terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat
mengendap
 jika dikocok harus terdispersi kembali
 dapat menggunakan zat tambahan untuk menjamin
stabilitas sediaan suspensi
 kekentalan sediaan tidak boleh terlalu tinggi agar mudah
dikocok dan dituang
 karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga
ukuran suspensoid tetap konstan dalam waktu
penyimpanan yang cukup lama
Keuntungan dan kerugiaan
sediaan suspensi
Keuntungan sediaan suspensi, antara lain :
1. Bisa digunakan untuk partikel / bahan obat yang tidak
larut
2. Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam
bentuk larutan dapat dibuat dalam sediaan suspensi.
3. Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak
dibandingkan dalam larutan, karena rasa obat yang
tergantung kelarutannya.
4. Stabil secara kimia karena suspensi tidak mengalami
perubahan secara kimia karena bahan aktifnya tidak
larut sehingga tidak berinteraksi dengan pelarutnya.
5. Kerjanya lebih cepat dibandingkan sediaan padat.
Kerugian bentuk suspensi antara lain sebagai
berikut
1. Tidak praktis dibawah bila dibandingkan
dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres,
tablet, dan kapsul.
2. Keseragaman dan keakuratan dosis tidak
dapat dibandingkan dengan sediaan tablet
3. Efektifitas formulasi sulit dicapai karena dalam
pembuatannya lebih sulit dibandngkan tablet.
4. Terjadinya sedimentasi zat atau bahan obat
yang tidak terlarut.
Suspending agent
Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
Bahan pensuspensi dari alam
1. Bahan pensuspensi alam dari jenis gom sering
disebut gom/hidrokoloid. Gom dapat larut atau
mengembang atau mengikat air sehingga
campuran tersebut membentuk mucilago atau
lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka
viskositas cairan tersebut bertambah dan akan
menambah stabilitas suspensi. Kekentalan
mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, pH dan
proses fermentasi bakteri . Contohnya
Chondrus, Acasia ( pulvis gummi arabici),
2. Golongan bukan gom
Suspending agent dari alam bukan gom adalah
tanah Iiat. Tanah liat yang sering dipergunakan untuk
tujuan menambah stabilitas suspensi ada 3 macam
yaitu bentonite, hectorite dan veegum. Apabila tanah
liat dimasukkan ke dalam air mereka akan
mengembang dan mudah bergerak jika dilakukan
penggojokan. Peristiwa ini disebut tiksotrofi. Karena
peristiwa tersebut, kekentalan cairan akan
bertambah sehingga stabilitas dari suspensi
menjadi lebih baik.
Sifat ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air,
sehingga penambahan bahantersebut kedalam
suspensi adalah dengan menaburkannya
pada campuran suspensi. Kebaikan bahan suspensi
dari tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh
suhu/panas danfermentasi dari bakteri, karena
bahan-bahan tersebut merupakan senyawa
anorganik, bukan golongan karbohidrat.
Macam-macam suspensi
Terdapat dua macam sistem dalam proses
pembuatan bentuk sediaan suspensi, yaitu sistem
flokulasi dan sistem deflokulasi.
Cara pembuatan suspensi
 Metode dispersi Serbuk yang terbagi halus didispersi
dalam cairan pembawa.Umumnya yang digunakan
sebagai pembawa adalah air. Dalam formula suspensi
yang paling penting adalah partikel-partikel harus
terdispersi dalam fase air. Mendispersi serbuk yang
tidak larut dalam air kadang-kadang sulit.Hal ini
disebabkan karena adanya udara, lemak, kontaminan
pada permukaans erbuk, dan lain-lain
 Metode presipitasi (presipitasi dengan pelarut organik,
perubahan pH media, dan penguraian rangkap).
Obat-obatan yang tidak larut dalam air dapat diendapkan
dengan menggunakan pelarut-pelarut organik yang
bercampur dengan air, metode ini hanya dapat
digunakan untuk obat-obat yang kelarutannya
tergantung pada pH.
RESEP
R/ Doksisiklin 500 mg
Asam sitrat 1000 mg
PGA 5000 mg
Sodium Benzoat 100 mg
Natrium Hidroksida 1400 mg
Sirup simplex 13000 mg
Aquadest ad 100 ml
Pra formulasi
1. Doxycyclinum
Nama resmi Doxycyclinum
Nama lain Doksisiklin
RM/BM C22H24N2O8/444,44
Pemerian serbuk hablur; kuning
Kelarutan sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam
larutan asam encer dan dalam larutan alkali hidroksida;
agak sukar larut dalam etanol (95%); praktis tidak larut
dalam kloroform dan eter
Khasiat dan penggunaan Antibotikum
2. Acidum Citricum (Asam sitrat)
Pemerian hablur tidak berwarna atau serbuk putih; tidak berbau;
rasa sangat asam; agak higroskopis; erapuh dalam udara
kering dan panas
Kelarutan larut dalam air bereaksi dengan asam, jika dinetralkan
menunjukkan reaksi Sitrat yang terera pada reaksi
Identifikasi
Khasiat dan penggunaanzat tambahan
3. PGA (Pulvis GUMMI ARABICUM)
Sinonim Acacia, Gom Arab
Pemerian Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir
Khasiat Zat tambahan, Demulcant.
4. Sodium benzoate
Sinonim benzoate soda
Pemerian granul putih atau Kristal tidak berbau atau praktis tidak
berbau, stabil di udara.
Kelarutan mudah larut dalam air, agar sukar larut dalam etanol dan
lebih mudah larut dalam etanol 90%
Khasiat pengawet
5. Natrii Hydroxydum (Natrium Hidroksida)
Pemerian bentuk batang, butiran, masa hablur atau keping, kering,
rapuh dan menunjukkan susunan hablur; putih, mudah
meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera
menyerap karbondioksida
Kelarutan sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%)
Khasiat dan penggunaan Zat tambahan
6. Sirupus simplex
Pembuatan larutkan 65 bagian sakarosa dalam
larutan Metil Paraben 0,25% b/v
secukupnya hingga diperoleh 100
bagian sirop
PemerianCairan jernih, tidak berwarna
Khasiat dan penggunaan Zat tambahan
7. Aqua Destillata (Aqudest)
Pemerian cairan jernih; tidak berwarna; tidak
berbau; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan Zat pelarut
Alat dan bahan
 Gelas ukur
 Mortir
 Stamper
 Timbangan
 Sendok
 Sudip
 Lap
 Botol pipet
 Kertas perkamen
Doksisiklin
Asam sitrat
PGA
Sodium Benzoat
Natrium Hidroksida
Sirup simplex
Aquadest
Alat Bahan
Cara pembuatan
1. Setarakan timbangan
2. Siapkan alat dan bahan
3. Kalibrasi botol 100 ml
4. Timbang bahan-bahan yang diperlukan
5. Buatlah PGA dengan aquam sampai mengembang
6. Masukkan Doksisiklin tambahkan gerus ad larut
7. Masukkan Sodium Benzoat gerus ad homogen
8. Masukkan Asam sitrat tambahkan sirup simplex gerus ad homogen
9. Masukan Natrium Hidroksida tambahkan sebagian aquadest
gerus ad larut
10. Masukan aquadest kedalam mortir sebagai pembilas
11. Masukan ke dalam botol sampai batas kalibrasi 100 ml
Evaluasi Stabilitas Fisik Suspensi
Doksisiklin
1. Organoleptis
Pemeriksaan organoleptik yang dilakukan
meliputi bau,warna, dan rasa
2. Distribusi Ukuran Partikel
Suspensi diencerkan dan dibuat sediaan yang
cukup antara 3-5 sediaan diatas objek glass.
Kemudian objek glass yang berisi preparat yang
akan diamati diletakkan di tengah-tengah meja
benda. Lensa objektif diturunkan sampai berjarak
kira-kira 3mm dengan benda yang akan diamati.
Sambil melihat melalui lensa okuler, pengatur
kasar diputar keatas sehingga partikel yang akan
diamati terlihat jelas.
Lanjutan ….
3. Pengukuran pH
Suspensi ibuprofen dituangkan ke dalam
wadah khusus pada pH meter secukupnya.
Tunggu hingga pH meter menunjukkan posisi
tetap, pH yang ditampilkkan pada layar digital
pH meter dicatat
Uji Stabilitas Fisik Volume
Sedimentasi
Kontrol stabilitas suspensi antara lain meliputi :
 volume sedimentasi
 viskositas
 redispersibilitas
 mudah tidaknya dituang
 ukuran partikel.
Uji Aktivitas Antimikroba
Pengukuran aktivitas antimikroba dapat dilakukan dengan 2
metode :
 Metode dilusi cair/dilusi padat
Metode ini prinsipnya sejumlah antimikroba
diencerkan hingga diperoleh beberapa konsentrasi.
 Metode Difusi
Pada metode ini suatu cakram kertas saring atau
cawan yang berliang renik atau suatu silinder, tidak
beralas yang mengandung suatu obat dalam jumlah
tertentu ditempatkan pada media padat yang telah
ditanami dengan biakan kuman yang diperiksa.
Uji Waktu Redispersi
Adapun prosedur Uji Waktu Redispersi antara lain :
 Masing-masing suspensi dipindahkan ke dalam botol kaca ,
kemudian didiamkan sampai mengendap sempurna.
 setelah mengendap sempurna, masing-masing suspensi
dikocok sampai tidak terdapat sisa endapan pada dasar
botol
1. kemudian catat waktu redispersi dari masing-masing
sediaan suspensi.
Lampiran Kemasan Obat
Ppt fts

More Related Content

What's hot

Pertemuan 1 cpob (tek.liq & semi solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.liq & semi solid)Pertemuan 1 cpob (tek.liq & semi solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.liq & semi solid)
AhmadPurnawarmanFais
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
Yudia Susilowati
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
Trie Marcory
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Kezia Hani Novita
 

What's hot (20)

ppt gel
ppt gelppt gel
ppt gel
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
CPOTB.ppt
CPOTB.pptCPOTB.ppt
CPOTB.ppt
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
Pertemuan 1 cpob (tek.liq & semi solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.liq & semi solid)Pertemuan 1 cpob (tek.liq & semi solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.liq & semi solid)
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan steril
 
Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Serbuk tabur
Serbuk taburSerbuk tabur
Serbuk tabur
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
 
Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi
 
Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
 
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika DasarRangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
 
Studi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsStudi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related Problems
 
131923261 tabel-sifat-pelarut
131923261 tabel-sifat-pelarut131923261 tabel-sifat-pelarut
131923261 tabel-sifat-pelarut
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 

Viewers also liked

Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Novi Fachrunnisa
 
Cara pembuatan salep dengan bahan aktif ekstrak’’
Cara pembuatan salep dengan bahan aktif ekstrak’’Cara pembuatan salep dengan bahan aktif ekstrak’’
Cara pembuatan salep dengan bahan aktif ekstrak’’
LaLa AmoCi
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
nzaraa
 
Evaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
Evaluasi Sediaan Dry Sirup EritromicinEvaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
Evaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
zipiklan
 

Viewers also liked (20)

Fts
FtsFts
Fts
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaLaporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
 
Kul1. basis salep
Kul1. basis salepKul1. basis salep
Kul1. basis salep
 
Pengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar KosmetikaPengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar Kosmetika
 
Ppt suspensi antibiotik
Ppt suspensi antibiotikPpt suspensi antibiotik
Ppt suspensi antibiotik
 
Sintesis dan mekanisme reaksitriazolam
Sintesis dan mekanisme reaksitriazolam Sintesis dan mekanisme reaksitriazolam
Sintesis dan mekanisme reaksitriazolam
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusia
 
Laporan praktikum modul vi
Laporan praktikum modul viLaporan praktikum modul vi
Laporan praktikum modul vi
 
Cara pembuatan salep dengan bahan aktif ekstrak’’
Cara pembuatan salep dengan bahan aktif ekstrak’’Cara pembuatan salep dengan bahan aktif ekstrak’’
Cara pembuatan salep dengan bahan aktif ekstrak’’
 
Laporan praktikum modul 5
Laporan praktikum modul 5Laporan praktikum modul 5
Laporan praktikum modul 5
 
Kapsul
KapsulKapsul
Kapsul
 
Powerpoint aerosol
Powerpoint aerosolPowerpoint aerosol
Powerpoint aerosol
 
Contoh brosur dan label gel
Contoh brosur dan label gelContoh brosur dan label gel
Contoh brosur dan label gel
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
 
Evaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
Evaluasi Sediaan Dry Sirup EritromicinEvaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
Evaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
Formulasi sediaan tablet ekstrak serai wangi (cymbopogon
Formulasi sediaan tablet ekstrak serai wangi (cymbopogonFormulasi sediaan tablet ekstrak serai wangi (cymbopogon
Formulasi sediaan tablet ekstrak serai wangi (cymbopogon
 

Similar to Ppt fts

Kelompok salep
Kelompok salepKelompok salep
Kelompok salep
widyafr
 
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxPPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
RiyanUge
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
Abner D Nero
 
Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obat
Rukmana Suharta
 
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptxSESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
diah72
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
4nakmans4
 

Similar to Ppt fts (20)

Laporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi FarmasiLaporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi Farmasi
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan Suspensi
 
Bentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptxBentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptx
 
Aku titip
Aku titipAku titip
Aku titip
 
Kelompok salep
Kelompok salepKelompok salep
Kelompok salep
 
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxPPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Tablet kunyah
Tablet kunyahTablet kunyah
Tablet kunyah
 
Obat mata sam AKPER PEMKAB MUNA
Obat mata sam AKPER PEMKAB MUNAObat mata sam AKPER PEMKAB MUNA
Obat mata sam AKPER PEMKAB MUNA
 
Laporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentumLaporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentum
 
Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obat
 
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obatkasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
 
SOLUTIO (Larutan).pptx
SOLUTIO (Larutan).pptxSOLUTIO (Larutan).pptx
SOLUTIO (Larutan).pptx
 
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptxSESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
 
Pasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraPasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citra
 
Makalah componding
Makalah compondingMakalah componding
Makalah componding
 
Preformulasi 2020
Preformulasi 2020Preformulasi 2020
Preformulasi 2020
 

Recently uploaded

PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 

Recently uploaded (20)

INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 

Ppt fts

  • 1. KELOMPOK II DISUSUN OLEH : AZIZ QOMARA HANAFI CICI NUR INDAH DEA DWI DESMALATI DELIA DWITIYANI DESI SUTIYONO DIANA FITRI WULANDARI I A FORMULASI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID
  • 2. Tujuan  Untuk mengetahui formulasi suspensi  Untuk mengetahui cara pembuatan suspensi  Untuk mengetahui stabilitas fisik  Untuk mengetahui uji daya mikroba
  • 3. Suspensi  Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. (FI Ed. III, 1979, hlm 32)
  • 4. Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu :  Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan oral.  Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.  Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata.
  • 5. Lanjutan ….  Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.  Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal.  Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
  • 6. Formula Umum suspensi umumnya mengandung :  zat aktif  bahan pensuspensi (suspending agent)  bahan pembasah (wetting agent/humektan)  antioksidan bila perlu  pemanis dan anticaking  pewarna dan flavour  pewangi dan floculating agent  antibusa/ anti foaming dan pengawet
  • 7. Syarat suspensi Menurut FI IV 1995 supensi harus :  tidak boleh dipakai melali intra vena dan intratekal  suspensi digunakan secara tertentu misal untuk mata, harus menggunakan pengawet  suspensi harus dikocol sebelum digunakan  suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat Menurut FI III 1979 suspensi harus :  zat terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap  jika dikocok harus terdispersi kembali  dapat menggunakan zat tambahan untuk menjamin stabilitas sediaan suspensi  kekentalan sediaan tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dikocok dan dituang  karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran suspensoid tetap konstan dalam waktu penyimpanan yang cukup lama
  • 8. Keuntungan dan kerugiaan sediaan suspensi Keuntungan sediaan suspensi, antara lain : 1. Bisa digunakan untuk partikel / bahan obat yang tidak larut 2. Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan dapat dibuat dalam sediaan suspensi. 3. Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan, karena rasa obat yang tergantung kelarutannya. 4. Stabil secara kimia karena suspensi tidak mengalami perubahan secara kimia karena bahan aktifnya tidak larut sehingga tidak berinteraksi dengan pelarutnya. 5. Kerjanya lebih cepat dibandingkan sediaan padat.
  • 9. Kerugian bentuk suspensi antara lain sebagai berikut 1. Tidak praktis dibawah bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres, tablet, dan kapsul. 2. Keseragaman dan keakuratan dosis tidak dapat dibandingkan dengan sediaan tablet 3. Efektifitas formulasi sulit dicapai karena dalam pembuatannya lebih sulit dibandngkan tablet. 4. Terjadinya sedimentasi zat atau bahan obat yang tidak terlarut.
  • 10. Suspending agent Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : Bahan pensuspensi dari alam 1. Bahan pensuspensi alam dari jenis gom sering disebut gom/hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, pH dan proses fermentasi bakteri . Contohnya Chondrus, Acasia ( pulvis gummi arabici),
  • 11. 2. Golongan bukan gom Suspending agent dari alam bukan gom adalah tanah Iiat. Tanah liat yang sering dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada 3 macam yaitu bentonite, hectorite dan veegum. Apabila tanah liat dimasukkan ke dalam air mereka akan mengembang dan mudah bergerak jika dilakukan penggojokan. Peristiwa ini disebut tiksotrofi. Karena peristiwa tersebut, kekentalan cairan akan bertambah sehingga stabilitas dari suspensi menjadi lebih baik. Sifat ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air, sehingga penambahan bahantersebut kedalam suspensi adalah dengan menaburkannya pada campuran suspensi. Kebaikan bahan suspensi dari tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh suhu/panas danfermentasi dari bakteri, karena bahan-bahan tersebut merupakan senyawa anorganik, bukan golongan karbohidrat.
  • 12. Macam-macam suspensi Terdapat dua macam sistem dalam proses pembuatan bentuk sediaan suspensi, yaitu sistem flokulasi dan sistem deflokulasi.
  • 13. Cara pembuatan suspensi  Metode dispersi Serbuk yang terbagi halus didispersi dalam cairan pembawa.Umumnya yang digunakan sebagai pembawa adalah air. Dalam formula suspensi yang paling penting adalah partikel-partikel harus terdispersi dalam fase air. Mendispersi serbuk yang tidak larut dalam air kadang-kadang sulit.Hal ini disebabkan karena adanya udara, lemak, kontaminan pada permukaans erbuk, dan lain-lain  Metode presipitasi (presipitasi dengan pelarut organik, perubahan pH media, dan penguraian rangkap). Obat-obatan yang tidak larut dalam air dapat diendapkan dengan menggunakan pelarut-pelarut organik yang bercampur dengan air, metode ini hanya dapat digunakan untuk obat-obat yang kelarutannya tergantung pada pH.
  • 14. RESEP R/ Doksisiklin 500 mg Asam sitrat 1000 mg PGA 5000 mg Sodium Benzoat 100 mg Natrium Hidroksida 1400 mg Sirup simplex 13000 mg Aquadest ad 100 ml
  • 15. Pra formulasi 1. Doxycyclinum Nama resmi Doxycyclinum Nama lain Doksisiklin RM/BM C22H24N2O8/444,44 Pemerian serbuk hablur; kuning Kelarutan sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam larutan asam encer dan dalam larutan alkali hidroksida; agak sukar larut dalam etanol (95%); praktis tidak larut dalam kloroform dan eter Khasiat dan penggunaan Antibotikum 2. Acidum Citricum (Asam sitrat) Pemerian hablur tidak berwarna atau serbuk putih; tidak berbau; rasa sangat asam; agak higroskopis; erapuh dalam udara kering dan panas Kelarutan larut dalam air bereaksi dengan asam, jika dinetralkan menunjukkan reaksi Sitrat yang terera pada reaksi Identifikasi Khasiat dan penggunaanzat tambahan
  • 16. 3. PGA (Pulvis GUMMI ARABICUM) Sinonim Acacia, Gom Arab Pemerian Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir Khasiat Zat tambahan, Demulcant. 4. Sodium benzoate Sinonim benzoate soda Pemerian granul putih atau Kristal tidak berbau atau praktis tidak berbau, stabil di udara. Kelarutan mudah larut dalam air, agar sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90% Khasiat pengawet 5. Natrii Hydroxydum (Natrium Hidroksida) Pemerian bentuk batang, butiran, masa hablur atau keping, kering, rapuh dan menunjukkan susunan hablur; putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera menyerap karbondioksida Kelarutan sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%) Khasiat dan penggunaan Zat tambahan
  • 17. 6. Sirupus simplex Pembuatan larutkan 65 bagian sakarosa dalam larutan Metil Paraben 0,25% b/v secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirop PemerianCairan jernih, tidak berwarna Khasiat dan penggunaan Zat tambahan 7. Aqua Destillata (Aqudest) Pemerian cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik Khasiat dan penggunaan Zat pelarut
  • 18. Alat dan bahan  Gelas ukur  Mortir  Stamper  Timbangan  Sendok  Sudip  Lap  Botol pipet  Kertas perkamen Doksisiklin Asam sitrat PGA Sodium Benzoat Natrium Hidroksida Sirup simplex Aquadest Alat Bahan
  • 19. Cara pembuatan 1. Setarakan timbangan 2. Siapkan alat dan bahan 3. Kalibrasi botol 100 ml 4. Timbang bahan-bahan yang diperlukan 5. Buatlah PGA dengan aquam sampai mengembang 6. Masukkan Doksisiklin tambahkan gerus ad larut 7. Masukkan Sodium Benzoat gerus ad homogen 8. Masukkan Asam sitrat tambahkan sirup simplex gerus ad homogen 9. Masukan Natrium Hidroksida tambahkan sebagian aquadest gerus ad larut 10. Masukan aquadest kedalam mortir sebagai pembilas 11. Masukan ke dalam botol sampai batas kalibrasi 100 ml
  • 20. Evaluasi Stabilitas Fisik Suspensi Doksisiklin 1. Organoleptis Pemeriksaan organoleptik yang dilakukan meliputi bau,warna, dan rasa 2. Distribusi Ukuran Partikel Suspensi diencerkan dan dibuat sediaan yang cukup antara 3-5 sediaan diatas objek glass. Kemudian objek glass yang berisi preparat yang akan diamati diletakkan di tengah-tengah meja benda. Lensa objektif diturunkan sampai berjarak kira-kira 3mm dengan benda yang akan diamati. Sambil melihat melalui lensa okuler, pengatur kasar diputar keatas sehingga partikel yang akan diamati terlihat jelas.
  • 21. Lanjutan …. 3. Pengukuran pH Suspensi ibuprofen dituangkan ke dalam wadah khusus pada pH meter secukupnya. Tunggu hingga pH meter menunjukkan posisi tetap, pH yang ditampilkkan pada layar digital pH meter dicatat
  • 22. Uji Stabilitas Fisik Volume Sedimentasi Kontrol stabilitas suspensi antara lain meliputi :  volume sedimentasi  viskositas  redispersibilitas  mudah tidaknya dituang  ukuran partikel.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26. Uji Aktivitas Antimikroba Pengukuran aktivitas antimikroba dapat dilakukan dengan 2 metode :  Metode dilusi cair/dilusi padat Metode ini prinsipnya sejumlah antimikroba diencerkan hingga diperoleh beberapa konsentrasi.  Metode Difusi Pada metode ini suatu cakram kertas saring atau cawan yang berliang renik atau suatu silinder, tidak beralas yang mengandung suatu obat dalam jumlah tertentu ditempatkan pada media padat yang telah ditanami dengan biakan kuman yang diperiksa.
  • 27. Uji Waktu Redispersi Adapun prosedur Uji Waktu Redispersi antara lain :  Masing-masing suspensi dipindahkan ke dalam botol kaca , kemudian didiamkan sampai mengendap sempurna.  setelah mengendap sempurna, masing-masing suspensi dikocok sampai tidak terdapat sisa endapan pada dasar botol 1. kemudian catat waktu redispersi dari masing-masing sediaan suspensi.