SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN 
LIQUID DAN SEMI SOLID 
“ MEMBUAT UNGUENTUM ASAM SALISILAT “ 
Disusun Oleh : 
Nama : Hani Novita Santosa 
Kelas / Semester : Pagi (B) / II 
NIM : 13.0330 
AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG 
2013 / 2014
MEMBUAT UNGUENTUM ASAM SALISILAT 
I. Tujuan 
1 Mahasiswa mampu membuat sediaan unguentum asam salisilat 
dengan baik dan benar. 
2 Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan unguentum asam 
salisilat (Uji Daya Sebar, Uji Daya Lekat, Uji Kemampuan 
Proteksi, Homogenitas). 
3 Mahasiswa mampu membuat kemasan unguentum asam salisilat 
dengan benar 
II. Dasar Teori 
Unguentum adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan 
dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi 
homogen dalam dasar salep yang cocok (Depkes RI, 1979) 
Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi menjadi 4 
yaitu: 
1. Dasar salep hidrokarbon 
Dasar salep ini juga disebut dasar salep berlemak, contohnya vaselin. 
Tujuan penggunaan dasar salep ini untuk memperpanjang kontak bahan 
obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Digunakan 
terutama sebagai emolien dan sukar dicuci, tidak mengering dan tidak 
tampak berubah dalam waktu lama. 
2. Dasar salep serap 
Terdiri dari 2 kelompok yaitu: 
a. Dasar salep yang dapat ebrcampur dengan air, membentuk emulsi air 
dalam minyak (parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat). 
b. Emulsi air dalam minyak (A/M) yang dapat bercampur dengan 
sejumlah larutan air tambahan (lanolin). Kegunaannya sebagai 
emolien. 
Contoh dasar salep serap adalah adeps lanae.
3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air 
Adalah emulsi minyak dalam air (M/A) antara lainsalep hidrofilik lebih 
dapat diterima untuk dasar kosmetik karena mudah dilap basah. 
Keuntungannya adalah dapat diencerkan dengan air. Contoh dasar salep 
ini adalah vanishing cream, emulsifying ointment. 
4. Dasar salep yang dapat larut dalam air 
Dasar salep ini juga disebut dasar salep tidak berlemak. Dasar salep ini 
mempunyai keuntungan seperti dasar salep yang daat dicuci dengan ai dan 
tidak mengandung lemak, sering disebut dengan gel. Contoh dasar salep 
ini adalah PEG, tragacanth, PGA (Anief, 2005). 
Pemilihan dasar salep tergantung pada faktor – faktor sebagai 
berikut: 
1. Laju pelepasan (liberasi) yang diinginkan dari bahan obat oleh dasar salep. 
2. Keinginan peningkatan absorbsi per kutan dari bahan obat oleh dasar 
salep. 
3. Dapat melindungi kelembaban kulit. 
4. Obat stabil dalam dasar salep. 
5. Pengaruh obat (bila ada) terhadap kekentalan. 
6. Tujuan pemakaian dari sediaan salep (Ansel, 1989). 
Aturan pembuatan salep: 
1. Peraturan salep pertama 
Zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan ke dalamnya, jika 
perlu dengan pemanasan. 
1. Peraturan salep kedua 
Bahan yang dapat larut dalam air, jika tidak ada peraturan lain dilarutkan 
terlebih dahulu dalam air, asalkan air yang digunakan dapat diserap 
seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang digunakan dikurangi dari 
basis. 
2. Peraturan salep ketiga
Bahan yang sukar larut atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan 
air harus diserbuk terlebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak 
B40. 
3. Peraturan salep keempat 
Salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus 
diaduk sampai dingin. Bahan yang ikut dilebur, penimbangannya harus 
dilebihkan 10 – 20% untuk mencegah kekurangan bobotnya (Syamsuni, 
2006) 
III. Alat dan Bahan 
Alat : Bahan : 
1 Objectglass 
2 Alat Gelas 
3 Cawan Porselen 
4 Stamfer 
5 Mortir 
6 Roller Mill 
7 Kaca Bundar 
8 Kertas Saring 
9 Anak Timbang 
10 Stopwatch 
1. Asam Salisilat 
2. Vaselinum Flavum 
3. Larutan PP 
4. KOH 0,1 N 
5. Paraffin Sodium 
6. Spiritus Fortior / Etanol 
96% 
IV. Formula 
R / Asam Salisilat 1 gram 
Vaselinum Flavum ad 9 gram 
V. Pemerian Bahan 
1 Asam Salisilat 
Pemerian : Hablur ringan tidak berwarn atau serbuk berwarna 
putih ; hampir tidak berbau ; rasa agak manis dan tajam 
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian 
etanol (95%) P ; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P 
; larut dalam larutan amonium asetat P, dinatrium hidrogen fosfat, 
kalium sitrat P dan natrium sitrat P
Khasiat : Keratolitikum ; anti fungi (Depkes RI, 1979) 
2 Vaselinum Flavum 
Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, kuning muda sampai 
kuning ; sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga 
dingin tanpa diaduk. Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan 
tidak berbau ; hampir tidak berasa 
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 
(95%) P; larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter 
minyak tanah P, larutkan kadang – kadang beropalesensi lemah 
Fungsi ; Basis krim (Depkes RI, 1979) 
3 Etanol 
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. 
Bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah 
menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 780. 
Mudah terbakar. 
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur 
dengan semua pelarut organik 
Fungsi : Pelarut (Depkes RI, 1995) 
VI. Perhitungan Jumlah Bahan 
1. Asam Salisilat = 10% x 10 gram = 1 gram x 7 = 7 gram 
2. Vaselin Flavum = 90% x 10 gram = 9 gram x 7 = 63 gram 
3. Spiritus Fortior = (1 – 10) x 1 tetes = 1 – 10 tetes x 7 = 7 – 
70 tetes 
 Diambil 70 tetes untuk melarutkan Asam Salisilat 
VII. Cara Kerja 
Dilelehkan Vaselin Flavum didalam cawan porselen dan didinginkan sampai kira 
– kira suhu 500 

Didalam mortir hangat dimasukkan asam salisilat, tambahkan spiritus fortior 
beberapa tetes, kemudian tambahkan vaselin flavum yang telah dilelehkan. Aduk 
homogen dan biarkan spiritus fortior menguap 
 
Dilanjutkan penggilasan dengan menggunakan roller mill, diulangi 2 – 3 kali, 
masukkan mortir 
 
Lanjutkan dengan evaluasi 
VIII. Prosedur Evaluasi 
1) Uji Daya Sebar 
Ditimbang 0,5 gram unguentum, letakkan ditengah alat 
 
Ditutup dengan kaca yang sudah ditimbang, biarkan 1 menit kemudian ukur 
diameter unguentum 
 
Tambahkan beban 50 gram, biarkan 1 menit, ukur diameter 
 
Lanjutkan sebanyak 3 kali, dengan menambahkan tiap kali beban tambahan 50 
gram 
 
Gambarkan dalam grafik hubungan antar beban dan luas salep yang menyebar 
2) Uji Daya Lekat 
Diletakkan salep secukupnya diatas objectglass yang telah ditentukan luasnya 

Diletakkan objectglass yang lain diatas unguentum tersebut 
 
Ditekan dengan bahan tambahan 50 gram selama 5 menit 
 
Dipasang objectglass pada alat uji 
 
Dicatat waktu yang diperlukan objectglass pada saat terlepas 
 
Diulangi sebanyak 3 kali 
3) Uji Kemampuan Proteksi 
Diambil sepotong kertas saring (10x10 cm). Basahi dengan larutan PP untuk 
indikator. Setelah itu kertas dikeringkan 
 
Dioleskan unguentum pada kertas saring satu muka, seperti lazimnya orang 
menggunakan unguentum 
 
Disiapkan kertas saring yang lain berukuran (2,5x2,5 cm) dengan pembatas 
paraffin padat yang dilelehkan 
 
Ditempelkan kertas saring yang lebih kecil diatas kertas saring yang lebih besar 
 
Diteteskan areal dengan KOH 0,1 N
4) Uji Homogenitas 
Diuji homogenitas diamati dengan menggunakan kaca pembesar 
IX. Hasil 
1. Uji pH = 5 
2. Uji Homogenitas = Tidak Homogen 
3. Uji Kemampuan Proteksi = 42 detik 
4. Uji Daya Lekat = 
 1 detik 
 1 detik 
 2 detik 
5. Uji Daya Sebar 
Rata – rata 
= 1,3 detik 
Berat penutup kaca : 137,03 gram 
- Tanpa beban : (3,5 cm + 3,5 cm) / 2= 3,5 cm 
- Beban 50 gram : (3,8 cm + 3,7 cm) / 2 = 3,75 cm 
- Beban 100 gram : (4 cm + 3,8 cm) / 2 = 3,9 cm 
- Beban 150 gram : (4,1 cm + 4,1 cm) / 2 = 4,1 cm 
Luas lingkaran: π x r2 
- Tanpa beban : 22/7 x (1,75)2 = 9,63 cm2 
- Beban 50 gram : 3,14 x (1,875)2 = 11,04 cm2 
- Beban 100 gram : 3,14 x (1,95)2 = 11,94 cm2 
- Beban 150 gram : 3,14 x (2,05)2 = 13,2 cm2 
14 
12 
10 
8 
6 
4 
2 
0 
Kosong 50 gram 100 gram 150 gram
X. Pembahasan 
Pada praktikum kali ini kelompok kami melakukan praktikum 
pembuatan sediaan setengah padat unguentum asam salisilat. Dari 
komponen yang tertera dalam formula diatas disebutkan bahwa hanya ada 
2 komponen yaitu asam salisilat yang berfungsi sebagai zat aktif yang 
berkhasiat sebagai keratolitikum ; antifungi dan vaselin flavum yang 
berfungsi sebagai basis krim. 
Selanjutnya setelah sediaan unguentum asam salisilat kami jadi, 
kami melakukan pengujian diantaranya uji homogenitas, uji daya lekat, uji 
daya sebar dan uji kemampuan proteksi. Uji homogenitas menghasilkan 
tidka homogen, hal ini dikarenakan penggerusan asam salisilat dengan 
spiritus fortior yang kurang halus walaupun sudah dibantu dengan spiritus 
fortior agar membantu penggerusan asam salisilat, secara kasat mata 
menurut kami sudah homogen namun setelah uji homogenitas dilakukan 
ternyata tidak homogen. Selain itu dikarenakan sanitasi dan higiene dari 
peralatan yang dipakai kurang diperhatikan secara benar. Seharusnya alat 
yang digunakan adalah objectglass yang dibersihkan dengan alkohol dan 
dibersihkan dengan tissue. Kedua kami melakukan uji pH yang 
menghasilkan pH 5 dan hal ini sudah sesuai dengan pH kulit yaitu 4,2 – 
6,5. Hal ini sudah benar dan dikarenakan oleh sanitasi dan higiene dari 
personil dan peralatan yang sudah benar, kandungan bahan pendapar asam 
dan basa yang sudah seimbang, Kesesuaian pH kulit dengan pH sediaan 
topikal mempengaruhi penerimaan kulit terhadap sediaan. Sediaan topikal 
yang ideal adalah tidak mengiritasi kulit. Kemungkinan iritasi kulit akan 
sangat besar apabila sediaan terlalu asam atau terlalu basa. Ketiga yaitu uji 
kemampuan proteksi yang menghasilkan 42 detik. Hasil pengujian 
kemampuan proteksi menunjukkan noda merah pada salep unguentum 
Asam Salisilat. Noda merah yang seharusnya terbentuk kurang dari 1 
menit setelah penambahan larutan KOH. Basis salep yang baik dapat 
melindungi kulit dari pengaruh luar seperti asam – basa, debu dan sinar 
matahari pada waktu pengobatan, ditandai dengan tidak terbentuknya noda
merah setelah penambahan KOH, sedangkan terbentuknya noda merah 
pada salep asam salisilat dikarenakan zat aktif dari salep yang bereaksi 
dengan KOH, pengolesan unguentum yang kurang merata, pengeringan 
kertas saring yang ditetesi larutan PP yang belum kering sempurna. Maka 
solusinya harus dipert=hatikan lagi pengolesan unguentum secara benar 
merata, pengeringan kertas saring yang harus lebih diperhatikan lagi. Uji 
daya lekat kelompok kami menghasilkan rata – rata waktu 1,3 detik 
padahal syarat agar memenuhi daya lekat kuat, tidak timbul warna sampai 
5 menit. Kelompok kami menghasilkan 1,3 detik. Salep dikatakan baik 
jika daya lekatnya itu besar pada tempat yang diobati karena obat tidak 
mudah lepas sehingga dapat menghasilkan efek yang diinginkan. Dan 
pengujian yang terakhir yang kelompok kami lakukan yaitu uji daya sebar 
menghasilkan tanpa diberi beban 3,5 cm ; diberi penambahan beban 50 
gram 3,75 cm ; ditambah kembali menjadi 100 gram menjadi 3,9 cm dan 
terakhir diberi beban 150 gram menjadi 4,1 cm. Persyaratan daya sebar 
untuk sediaan topikal yaitu sekitar 5 – 7 cm, maka berdasarkan hasil uji 
daya sebar pada sediaan dapat dikatakan bahwa sediaan sudah memenuhi 
syarat daya sebar yang baik. Daya sebar yang baik menyebabkan kontak 
antara obat dengan kulit menjadi luas, sehingga absorpsi obat ke kulit 
berlangsung cepat. Viskositas suatu sediaan berpengaruh pada luas 
penyebarannya. Semakin rendah viskositas suatu sediaan maka 
penyebarannya akan semakin besar sehingga kontak antara obat dengan 
kulit semakin luas dan absorbsi obat ke kulit akan semakin cepat. 
Permasalahan yang kelompok kami hadapi yaitu melarutkan asam 
salisilat yang dengan etanol 96%. Bentuk kristal yang berasal dari asam 
salisilat mengharuskan kami untuk menggerusnya terlebih dahulu baru 
setelah itu dilarutkan dengan etanol 96% sedikit demi sedikit dan diaduk 
hingga asam salisilat terlarut secara sempurna. Selain itu sanitasi dan 
higiene dari peralatan yang dipakai kurang diperhatikan oleh karena 
kurang diperhatikan menyebabkan unguentum berwarna pink karena tidak 
dicuci terlebih dahulu.
Oleh karena itu, menurut kelompok kami sediaan yang telah kami 
produksi tidak akan dipasarkan karena dari 5 pengujian terdapat 4 yang 
tidak memenuhi syarat dan jika hal ini tetap dipasarkan maka akan 
menimbulkan efek yang sangat merugikan bagi pasien seperti ketika 
mengoleskan krim kulit pasien iritasi, penyebaran yang kecil tidak dapat 
menjangkau permukaan kulit yang sakit apabila permukaan tersebut sangat 
luas. 
XI. Kesimpulan 
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan unguentum asam salisilat dengan 
baik dan benar. 
2. Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan unguentum asam salisilat (Uji 
Daya Sebar, Uji Daya Lekat, Uji Kemampuan Proteksi, Homogenitas). 
3. Mahasiswa mampu membuat kemasan unguentum asam salisilat dengan 
benar
XII. Daftar Pustaka 
Anief, M., 2005. Ilmu Meracik Obat . Gadjah Mada University Press. 
Yogyakarta 
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI. 
Jakarta 
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. 
Jakarta 
Ansel, H.C., 1989. Pengantar Sediaan Farmasi, edisi 4. Universitas 
Indonesia. Jakarta 
Raymond, dkk., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients sixth 
Edition. Pharmaceutical Press and American Pharmacists 
Association. Inggris 
Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Penebit 
Buku Kedokteran EGC. Jakarta 
Semarang, 3 April 2014 
Dosen Pembimbing Praktikan 
(Hani Novita)

More Related Content

What's hot

laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
Andriana Andriana
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
Dokter Tekno
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
anandajpz
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
AsthrEey' Schwarzenegger
 
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
christianelsadeny
 
Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
Ade Irma Suryani
 
Cara pembuatan serbuk
Cara pembuatan serbukCara pembuatan serbuk
Cara pembuatan serbuk
Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
aufia w
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
Cholid Maradanger
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
university muhammadiyah of purwokwerto
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Mina Audina
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Mina Audina
 
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Mina Audina
 
Salep
SalepSalep
Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOID
Sapan Nada
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
CTie Lupy
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Gina Sakinah
 

What's hot (20)

laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
 
Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
 
Cara pembuatan serbuk
Cara pembuatan serbukCara pembuatan serbuk
Cara pembuatan serbuk
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
 
Tanin
TaninTanin
Tanin
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
 
Salep
SalepSalep
Salep
 
Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOID
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
 

Similar to Laporan resmi unguentum

Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonKezia Hani Novita
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholKezia Hani Novita
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Kezia Hani Novita
 
PPT KIMIA FARMASI.pptx
PPT KIMIA FARMASI.pptxPPT KIMIA FARMASI.pptx
PPT KIMIA FARMASI.pptx
BryanDixon13
 
Kelompok 5_Shampo.pptx
Kelompok 5_Shampo.pptxKelompok 5_Shampo.pptx
Kelompok 5_Shampo.pptx
nabilaaulia62
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
wisanggeni19
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliKezia Hani Novita
 
Ppt penelitian rev 20112015
Ppt penelitian rev 20112015Ppt penelitian rev 20112015
Ppt penelitian rev 20112015
Nur Fiany
 
Ppt fts
Ppt ftsPpt fts
Ppt fts
desi sutiyono
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Kezia Hani Novita
 
46 1-180-1-10-20170126
46 1-180-1-10-2017012646 1-180-1-10-20170126
46 1-180-1-10-20170126
kukuh agustina
 
Tugas formulasi obat klp 6
Tugas formulasi obat klp 6Tugas formulasi obat klp 6
Tugas formulasi obat klp 6
Rahmi Suci
 
Kuliah fts csp salep2013
Kuliah fts csp salep2013Kuliah fts csp salep2013
Kuliah fts csp salep2013
Aiiu Nda Chupter II
 
Pasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraPasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citra
Citra pharmacist
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1
marwahhh
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
Dokter Tekno
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenKezia Hani Novita
 
Ppt farmasi klmp 3
Ppt farmasi klmp 3Ppt farmasi klmp 3
Ppt farmasi klmp 3
Suharmita Darmin
 
SESI-13 LOTION.pptx
SESI-13 LOTION.pptxSESI-13 LOTION.pptx
SESI-13 LOTION.pptx
diah72
 

Similar to Laporan resmi unguentum (20)

Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortison
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
 
Lotion Pegagan
Lotion PegaganLotion Pegagan
Lotion Pegagan
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
 
PPT KIMIA FARMASI.pptx
PPT KIMIA FARMASI.pptxPPT KIMIA FARMASI.pptx
PPT KIMIA FARMASI.pptx
 
Kelompok 5_Shampo.pptx
Kelompok 5_Shampo.pptxKelompok 5_Shampo.pptx
Kelompok 5_Shampo.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
 
Ppt penelitian rev 20112015
Ppt penelitian rev 20112015Ppt penelitian rev 20112015
Ppt penelitian rev 20112015
 
Ppt fts
Ppt ftsPpt fts
Ppt fts
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
 
46 1-180-1-10-20170126
46 1-180-1-10-2017012646 1-180-1-10-20170126
46 1-180-1-10-20170126
 
Tugas formulasi obat klp 6
Tugas formulasi obat klp 6Tugas formulasi obat klp 6
Tugas formulasi obat klp 6
 
Kuliah fts csp salep2013
Kuliah fts csp salep2013Kuliah fts csp salep2013
Kuliah fts csp salep2013
 
Pasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraPasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citra
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofen
 
Ppt farmasi klmp 3
Ppt farmasi klmp 3Ppt farmasi klmp 3
Ppt farmasi klmp 3
 
SESI-13 LOTION.pptx
SESI-13 LOTION.pptxSESI-13 LOTION.pptx
SESI-13 LOTION.pptx
 

Recently uploaded

pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 

Recently uploaded (20)

pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 

Laporan resmi unguentum

  • 1. LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID “ MEMBUAT UNGUENTUM ASAM SALISILAT “ Disusun Oleh : Nama : Hani Novita Santosa Kelas / Semester : Pagi (B) / II NIM : 13.0330 AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG 2013 / 2014
  • 2. MEMBUAT UNGUENTUM ASAM SALISILAT I. Tujuan 1 Mahasiswa mampu membuat sediaan unguentum asam salisilat dengan baik dan benar. 2 Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan unguentum asam salisilat (Uji Daya Sebar, Uji Daya Lekat, Uji Kemampuan Proteksi, Homogenitas). 3 Mahasiswa mampu membuat kemasan unguentum asam salisilat dengan benar II. Dasar Teori Unguentum adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok (Depkes RI, 1979) Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi menjadi 4 yaitu: 1. Dasar salep hidrokarbon Dasar salep ini juga disebut dasar salep berlemak, contohnya vaselin. Tujuan penggunaan dasar salep ini untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Digunakan terutama sebagai emolien dan sukar dicuci, tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama. 2. Dasar salep serap Terdiri dari 2 kelompok yaitu: a. Dasar salep yang dapat ebrcampur dengan air, membentuk emulsi air dalam minyak (parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat). b. Emulsi air dalam minyak (A/M) yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan (lanolin). Kegunaannya sebagai emolien. Contoh dasar salep serap adalah adeps lanae.
  • 3. 3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air Adalah emulsi minyak dalam air (M/A) antara lainsalep hidrofilik lebih dapat diterima untuk dasar kosmetik karena mudah dilap basah. Keuntungannya adalah dapat diencerkan dengan air. Contoh dasar salep ini adalah vanishing cream, emulsifying ointment. 4. Dasar salep yang dapat larut dalam air Dasar salep ini juga disebut dasar salep tidak berlemak. Dasar salep ini mempunyai keuntungan seperti dasar salep yang daat dicuci dengan ai dan tidak mengandung lemak, sering disebut dengan gel. Contoh dasar salep ini adalah PEG, tragacanth, PGA (Anief, 2005). Pemilihan dasar salep tergantung pada faktor – faktor sebagai berikut: 1. Laju pelepasan (liberasi) yang diinginkan dari bahan obat oleh dasar salep. 2. Keinginan peningkatan absorbsi per kutan dari bahan obat oleh dasar salep. 3. Dapat melindungi kelembaban kulit. 4. Obat stabil dalam dasar salep. 5. Pengaruh obat (bila ada) terhadap kekentalan. 6. Tujuan pemakaian dari sediaan salep (Ansel, 1989). Aturan pembuatan salep: 1. Peraturan salep pertama Zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan ke dalamnya, jika perlu dengan pemanasan. 1. Peraturan salep kedua Bahan yang dapat larut dalam air, jika tidak ada peraturan lain dilarutkan terlebih dahulu dalam air, asalkan air yang digunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang digunakan dikurangi dari basis. 2. Peraturan salep ketiga
  • 4. Bahan yang sukar larut atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air harus diserbuk terlebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak B40. 3. Peraturan salep keempat Salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus diaduk sampai dingin. Bahan yang ikut dilebur, penimbangannya harus dilebihkan 10 – 20% untuk mencegah kekurangan bobotnya (Syamsuni, 2006) III. Alat dan Bahan Alat : Bahan : 1 Objectglass 2 Alat Gelas 3 Cawan Porselen 4 Stamfer 5 Mortir 6 Roller Mill 7 Kaca Bundar 8 Kertas Saring 9 Anak Timbang 10 Stopwatch 1. Asam Salisilat 2. Vaselinum Flavum 3. Larutan PP 4. KOH 0,1 N 5. Paraffin Sodium 6. Spiritus Fortior / Etanol 96% IV. Formula R / Asam Salisilat 1 gram Vaselinum Flavum ad 9 gram V. Pemerian Bahan 1 Asam Salisilat Pemerian : Hablur ringan tidak berwarn atau serbuk berwarna putih ; hampir tidak berbau ; rasa agak manis dan tajam Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P ; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P ; larut dalam larutan amonium asetat P, dinatrium hidrogen fosfat, kalium sitrat P dan natrium sitrat P
  • 5. Khasiat : Keratolitikum ; anti fungi (Depkes RI, 1979) 2 Vaselinum Flavum Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, kuning muda sampai kuning ; sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan tidak berbau ; hampir tidak berasa Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutkan kadang – kadang beropalesensi lemah Fungsi ; Basis krim (Depkes RI, 1979) 3 Etanol Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 780. Mudah terbakar. Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik Fungsi : Pelarut (Depkes RI, 1995) VI. Perhitungan Jumlah Bahan 1. Asam Salisilat = 10% x 10 gram = 1 gram x 7 = 7 gram 2. Vaselin Flavum = 90% x 10 gram = 9 gram x 7 = 63 gram 3. Spiritus Fortior = (1 – 10) x 1 tetes = 1 – 10 tetes x 7 = 7 – 70 tetes  Diambil 70 tetes untuk melarutkan Asam Salisilat VII. Cara Kerja Dilelehkan Vaselin Flavum didalam cawan porselen dan didinginkan sampai kira – kira suhu 500 
  • 6. Didalam mortir hangat dimasukkan asam salisilat, tambahkan spiritus fortior beberapa tetes, kemudian tambahkan vaselin flavum yang telah dilelehkan. Aduk homogen dan biarkan spiritus fortior menguap  Dilanjutkan penggilasan dengan menggunakan roller mill, diulangi 2 – 3 kali, masukkan mortir  Lanjutkan dengan evaluasi VIII. Prosedur Evaluasi 1) Uji Daya Sebar Ditimbang 0,5 gram unguentum, letakkan ditengah alat  Ditutup dengan kaca yang sudah ditimbang, biarkan 1 menit kemudian ukur diameter unguentum  Tambahkan beban 50 gram, biarkan 1 menit, ukur diameter  Lanjutkan sebanyak 3 kali, dengan menambahkan tiap kali beban tambahan 50 gram  Gambarkan dalam grafik hubungan antar beban dan luas salep yang menyebar 2) Uji Daya Lekat Diletakkan salep secukupnya diatas objectglass yang telah ditentukan luasnya 
  • 7. Diletakkan objectglass yang lain diatas unguentum tersebut  Ditekan dengan bahan tambahan 50 gram selama 5 menit  Dipasang objectglass pada alat uji  Dicatat waktu yang diperlukan objectglass pada saat terlepas  Diulangi sebanyak 3 kali 3) Uji Kemampuan Proteksi Diambil sepotong kertas saring (10x10 cm). Basahi dengan larutan PP untuk indikator. Setelah itu kertas dikeringkan  Dioleskan unguentum pada kertas saring satu muka, seperti lazimnya orang menggunakan unguentum  Disiapkan kertas saring yang lain berukuran (2,5x2,5 cm) dengan pembatas paraffin padat yang dilelehkan  Ditempelkan kertas saring yang lebih kecil diatas kertas saring yang lebih besar  Diteteskan areal dengan KOH 0,1 N
  • 8. 4) Uji Homogenitas Diuji homogenitas diamati dengan menggunakan kaca pembesar IX. Hasil 1. Uji pH = 5 2. Uji Homogenitas = Tidak Homogen 3. Uji Kemampuan Proteksi = 42 detik 4. Uji Daya Lekat =  1 detik  1 detik  2 detik 5. Uji Daya Sebar Rata – rata = 1,3 detik Berat penutup kaca : 137,03 gram - Tanpa beban : (3,5 cm + 3,5 cm) / 2= 3,5 cm - Beban 50 gram : (3,8 cm + 3,7 cm) / 2 = 3,75 cm - Beban 100 gram : (4 cm + 3,8 cm) / 2 = 3,9 cm - Beban 150 gram : (4,1 cm + 4,1 cm) / 2 = 4,1 cm Luas lingkaran: π x r2 - Tanpa beban : 22/7 x (1,75)2 = 9,63 cm2 - Beban 50 gram : 3,14 x (1,875)2 = 11,04 cm2 - Beban 100 gram : 3,14 x (1,95)2 = 11,94 cm2 - Beban 150 gram : 3,14 x (2,05)2 = 13,2 cm2 14 12 10 8 6 4 2 0 Kosong 50 gram 100 gram 150 gram
  • 9. X. Pembahasan Pada praktikum kali ini kelompok kami melakukan praktikum pembuatan sediaan setengah padat unguentum asam salisilat. Dari komponen yang tertera dalam formula diatas disebutkan bahwa hanya ada 2 komponen yaitu asam salisilat yang berfungsi sebagai zat aktif yang berkhasiat sebagai keratolitikum ; antifungi dan vaselin flavum yang berfungsi sebagai basis krim. Selanjutnya setelah sediaan unguentum asam salisilat kami jadi, kami melakukan pengujian diantaranya uji homogenitas, uji daya lekat, uji daya sebar dan uji kemampuan proteksi. Uji homogenitas menghasilkan tidka homogen, hal ini dikarenakan penggerusan asam salisilat dengan spiritus fortior yang kurang halus walaupun sudah dibantu dengan spiritus fortior agar membantu penggerusan asam salisilat, secara kasat mata menurut kami sudah homogen namun setelah uji homogenitas dilakukan ternyata tidak homogen. Selain itu dikarenakan sanitasi dan higiene dari peralatan yang dipakai kurang diperhatikan secara benar. Seharusnya alat yang digunakan adalah objectglass yang dibersihkan dengan alkohol dan dibersihkan dengan tissue. Kedua kami melakukan uji pH yang menghasilkan pH 5 dan hal ini sudah sesuai dengan pH kulit yaitu 4,2 – 6,5. Hal ini sudah benar dan dikarenakan oleh sanitasi dan higiene dari personil dan peralatan yang sudah benar, kandungan bahan pendapar asam dan basa yang sudah seimbang, Kesesuaian pH kulit dengan pH sediaan topikal mempengaruhi penerimaan kulit terhadap sediaan. Sediaan topikal yang ideal adalah tidak mengiritasi kulit. Kemungkinan iritasi kulit akan sangat besar apabila sediaan terlalu asam atau terlalu basa. Ketiga yaitu uji kemampuan proteksi yang menghasilkan 42 detik. Hasil pengujian kemampuan proteksi menunjukkan noda merah pada salep unguentum Asam Salisilat. Noda merah yang seharusnya terbentuk kurang dari 1 menit setelah penambahan larutan KOH. Basis salep yang baik dapat melindungi kulit dari pengaruh luar seperti asam – basa, debu dan sinar matahari pada waktu pengobatan, ditandai dengan tidak terbentuknya noda
  • 10. merah setelah penambahan KOH, sedangkan terbentuknya noda merah pada salep asam salisilat dikarenakan zat aktif dari salep yang bereaksi dengan KOH, pengolesan unguentum yang kurang merata, pengeringan kertas saring yang ditetesi larutan PP yang belum kering sempurna. Maka solusinya harus dipert=hatikan lagi pengolesan unguentum secara benar merata, pengeringan kertas saring yang harus lebih diperhatikan lagi. Uji daya lekat kelompok kami menghasilkan rata – rata waktu 1,3 detik padahal syarat agar memenuhi daya lekat kuat, tidak timbul warna sampai 5 menit. Kelompok kami menghasilkan 1,3 detik. Salep dikatakan baik jika daya lekatnya itu besar pada tempat yang diobati karena obat tidak mudah lepas sehingga dapat menghasilkan efek yang diinginkan. Dan pengujian yang terakhir yang kelompok kami lakukan yaitu uji daya sebar menghasilkan tanpa diberi beban 3,5 cm ; diberi penambahan beban 50 gram 3,75 cm ; ditambah kembali menjadi 100 gram menjadi 3,9 cm dan terakhir diberi beban 150 gram menjadi 4,1 cm. Persyaratan daya sebar untuk sediaan topikal yaitu sekitar 5 – 7 cm, maka berdasarkan hasil uji daya sebar pada sediaan dapat dikatakan bahwa sediaan sudah memenuhi syarat daya sebar yang baik. Daya sebar yang baik menyebabkan kontak antara obat dengan kulit menjadi luas, sehingga absorpsi obat ke kulit berlangsung cepat. Viskositas suatu sediaan berpengaruh pada luas penyebarannya. Semakin rendah viskositas suatu sediaan maka penyebarannya akan semakin besar sehingga kontak antara obat dengan kulit semakin luas dan absorbsi obat ke kulit akan semakin cepat. Permasalahan yang kelompok kami hadapi yaitu melarutkan asam salisilat yang dengan etanol 96%. Bentuk kristal yang berasal dari asam salisilat mengharuskan kami untuk menggerusnya terlebih dahulu baru setelah itu dilarutkan dengan etanol 96% sedikit demi sedikit dan diaduk hingga asam salisilat terlarut secara sempurna. Selain itu sanitasi dan higiene dari peralatan yang dipakai kurang diperhatikan oleh karena kurang diperhatikan menyebabkan unguentum berwarna pink karena tidak dicuci terlebih dahulu.
  • 11. Oleh karena itu, menurut kelompok kami sediaan yang telah kami produksi tidak akan dipasarkan karena dari 5 pengujian terdapat 4 yang tidak memenuhi syarat dan jika hal ini tetap dipasarkan maka akan menimbulkan efek yang sangat merugikan bagi pasien seperti ketika mengoleskan krim kulit pasien iritasi, penyebaran yang kecil tidak dapat menjangkau permukaan kulit yang sakit apabila permukaan tersebut sangat luas. XI. Kesimpulan 1. Mahasiswa mampu membuat sediaan unguentum asam salisilat dengan baik dan benar. 2. Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan unguentum asam salisilat (Uji Daya Sebar, Uji Daya Lekat, Uji Kemampuan Proteksi, Homogenitas). 3. Mahasiswa mampu membuat kemasan unguentum asam salisilat dengan benar
  • 12. XII. Daftar Pustaka Anief, M., 2005. Ilmu Meracik Obat . Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Anonim, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta Anonim, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta Ansel, H.C., 1989. Pengantar Sediaan Farmasi, edisi 4. Universitas Indonesia. Jakarta Raymond, dkk., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients sixth Edition. Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association. Inggris Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Penebit Buku Kedokteran EGC. Jakarta Semarang, 3 April 2014 Dosen Pembimbing Praktikan (Hani Novita)