2. Pengertian
sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang terlarut.
Terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai
atau campuran pelarut yang saling bercampur.
Molekul – molekul dalam larutan terdispersi secara
merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk
sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman
dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan
diencerkan atau dicampur.
Diploma Farmasi | Politeknik
Unggulan Kalimantan|
Solution
(Larutan)
3. 1. Merupakan campuran homogen
2. Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan
3. Dapat diberikan dalam larutan encer,
sedangkan kapsul dan tablet sulit diencerkan
4. Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat
diabsorpsi
5. Mudah diberikan pemanis, bau-bauan, warna
dan hal ini cocok untuk pemberian obat pada
anak-anak
6. Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah
digunakan
Kelebihan & Kekurangan
Sediaan Solutio
Diploma Farmasi | Politeknik
Unggulan Kalimantan|
Kelebihan
1. Volume bentuk larutan lebih besar
2. Ada obat yang tidak stabil dalam
larutan
3. Ada obat yang sukar ditutupi rasa
dan baunya dalam larutan
Kekurangan
4. Tipe Larutan
Larutan Encer
Larutan yang mengandung
sejumlah kecil zat A yang
terlarut
Larutan Tak Jenuh
Larutan yang mengandung
sejumlah besar zat A yang
terlarut
Larutan lewat jenuh
Larutan Jenuh
Larutan yang mengandung jumlah
maksimum zat A yang dapat larut
dalam air pada tekanan dan
temperatut tertentu.
Larutan yang mengandung jumlah zat
A yang terlarut melebihi batas
kelarutannya didalam air pada
temperatur tertentu.
01 02
03 04
Diploma Farmasi | Politeknik
Unggulan Kalimantan|
5. Zat pelarut disebut juga Solvent,
sedangkan zat terlarut disebut solute.
Solvent yang biasa dipakai adalah :
1. Air untuk macam macam garam
2. Spiritus, misalnya untuk kamfer,
iodium, menthol.
3. Gliserin, misalnya untuk tannin,
zat samak, borax, fenol.
4. Eter, misalnya untuk kamfer,
fosfor, sublimat
5. Minyak, misalnya untuk kamfer
dan mentol.
Solvent dan Solute
Diploma Farmasi | Politeknik
Unggulan Kalimantan|
6. Kecepatan kelarutan dipengaruhi oleh :
1. Ukuran Partikel : Makin Halus solute, Makin kecil ukuran partikel ; Makin Luas permukaan solute
yang kontak dengan solvent, solute makin cepat larut.
2. Suhu : Umumnya kenaikan suhu menambah kelarutan solute
3. Pengadukan
Faktor yang mempengaruhi kelarutan
Dapat Larut dalam air
Sifat dari solute dan solvent
Cosolvensi
Kelarutan
Tidak Larut dalam air
Pembentukan Kompleks
Salting In
Salting Out
Temperatur
Diploma Farmasi | Politeknik
Unggulan Kalimantan|
Polaritas
7. Diploma Farmasi | Politeknik
Unggulan Kalimantan|
Sifat dari solute atau
solvent
Cosolvensi
Temperatur Polaritas
• Solute yang polar akan larut dalam
solvent yang polar pula.
• Solute yang nonpolar larut dalam solvent
yang nonpolar pula
• Peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena
adanya penambahan
• pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya
Luminal tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam campuran air – gliserin atau solutio petit
Zat padat umumnya bertambah larut bila
suhunya dinaikkan, zat tersebut dikatakan
bersifat endoterm, karena pada proses
kelarutannya membutuhkan panas.
Zat terlarut + pelarut + panas = Larutan
Zat yang tidak boleh di panaskan
• Zat-zat yang atsiri, misalnya etanol, minyak atsiri
• Zat yang terurai, misalnya Natrii bicarbonas
• Saturatio
• Senyawa – senyawa calsium, misalnya aqua calcis
• peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang
mempunyai kelarutan
• lebih besar di banding zat utama, akan
menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau
terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia..
8. Diploma Farmasi | Politeknik
Unggulan Kalimantan|
Salting In
Pembentukan
kompleks
Kelarutan Salting Out
• adanya zat terlarut tertentu yang
menyebabkan kelarutan zat utama dalam
solvent menjadi lebih besar.
• peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa
tak larut dengan zat yang larut dengan
membentuk garam kompleks.
KI + I2 = KI3
HgI2 + 2KI = K2HgI4
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit
pelarut , zat yang sukar larut memerlukan
banyak pelarut.
• Kelarutan suatu zat memenuhi aturan ”like
dissolves like” artinya solute yang polar akan larut
dalam solvent yang polar, solute yang non polar
akan larut dalam solvent yang bersifat non polar.
Istilah Kelarutan Jumlah bagian pelarut yang
diperlukan untuk melarutkan
1 bagian zat
Sangat mudah larut Kurang dari 1
Mudah larut 1 sampai 10
Larut 10 sampai 30
Agak sukar larut 30 sampai 100
Sukar larut 100 sampai 1000
Sangat sukar larut 1000 sampai 10.000
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000
10. 1. Potiones (Obat Minum) : Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut dimaksudkan untuk
pemakaian dalam (Peroral)
2. Elixir : Sediaan larut yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan (pemanis, pengawet, pewarna, pewangi)
sehingga memiliki bau dan rasa yang sedap dan sebagai pelarut digunakan campuran air – etanol
3. Sirup : Ada tiga macam sirup yaitu ; a. Sirup Simplex (mengandung 65% gula dalam larutan nipagin 0.25% b/v) ; b.
Sirup Obat (mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan digunakan untuk pengobatan) ;
c. Sirup Pewangi ( tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau penyedap lain. Penambahan sirup
ini bertujuan untuk menutup rasa atau bau obat yang tidak enak)
4. Netralisasi : Obat minum yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan bagian basa sampai reaksi selesai dan
larutan bersifat netral.
5. Saturatio : Obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dengan basa tetapi gas yang terjadi ditahan dalam
wadah sehingga larutan jenuh dengan gas
6. Potio Effervescent : adalah saturatio yang CO2 nya leawt jenuh.
7. Guttae : atau obat tetes adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi, apabila tidak dinyatakan lain
dimaksudkan untuk obat dalam.
Larutan Oral
Diploma Farmasi | Politeknik
Unggulan Kalimantan|
11. Larutan Topikal
Sediaan sediaan yang termasuk larutan topikal
1. Collyrium : Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing, isotonus, digunakan untuk
membersihkan mata.
2. Guttae Ophthalmicae (Tetes Mata)
3. Gargarisma / Obat kumur
4. Litus Oris / Oles bibir
5. Guttae Oris / Tetes Mulut
6. Guttae Nasales / Tetes Hidung
7. Inhalationes
8. Lavement/Clydma/Enema : Cairan yang pemakaiannya perektum yang gunanya untuk membersihkan atau
menghasilkan efek terapi setempat atau sistemik.
9. Douche : Larutan dalam air yang dimasukkan dengan suatu alat kedalam vagina baik untuk pengobatan atau
membersihkan.
10. Epitherms/Obat kompres : Cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada tempat yang sakit dan
panas karena radang.
Diploma Farmasi | Politeknik
Unggulan Kalimantan|
12. Hal –hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan obat tetes mata :
Isotonitas Pendaparan Pengawet pengental
Mendekati
isotonis 0,9 % b/v
Air mata normal
memiliki pH 7,4
metil selulosa,
hidroksi propil
selulosa, polivinil
alcohol
Diploma Farmasi | Politeknik
Unggulan Kalimantan|
• Nipagin &
Nipasol
• Fenil merkuri
nitrat, timerosol
• benzalkonium
klorid
• klorbutanol,
fenil etil alcohol
13. 3 bentuk persen
Menyatakan
jumlah gram zat
dalam 100 gram
campuran atau
larutan.
Menyatakan
jumlah gram zat
dalam 100 ml
larutan, sebagai
pelarut dapat
digunakan air
atau pelarut lain
Menyatakan
jumlah ml zat
dalam 100 ml
larutan
b/b% B/v% V/V%
Diploma Farmasi | Politeknik
Unggulan Kalimantan|
14. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik
THANKS!
Any Question ??
Diploma Farmasi | Politeknik
Unggulan Kalimantan|