Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
Laporan ini membahas tentang pembuatan gel piroksikam, termasuk tujuan praktikum, dasar teori tentang anatomi dan fisiologi kulit, absorpsi perkutan, definisi gel dan piroksikam, evaluasi produk referensi Feldene Gel, Scandene Gel dan Pirofel Gel, serta pemilihan bahan aktif.
Dokumen tersebut merangkum percobaan untuk menentukan efek antidiare dari beberapa obat, yaitu loperamide, rebusan daun jambu biji, dan larutan Na.CMC 1%. Percobaan dilakukan dengan memberikan induksi diare terlebih dahulu menggunakan oleum ricini, kemudian memberikan obat-obatan tersebut untuk mengamati parameter seperti frekuensi defekasi dan konsistensi feses.
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIElvarinna Permata
Makalah ini membahas tentang spektrofotometri UV dan flouresensi. Dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi serapan dalam spektrofotometri UV-VIS, pengaruh polaritas pelarut, dan metode kurva kalibrasi dan satu titik dalam analisis kuantitatif menggunakan spektrofotometri."
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesMusrin Salila
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan spektrofotometer UV-Vis untuk menentukan kadar parasetamol dalam sediaan obat. Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis dan teori terkait spektroskopi serta struktur kimia parasetamol dijelaskan sebagai dasar untuk menganalisis kadar parasetamol.
Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
Laporan ini membahas tentang pembuatan gel piroksikam, termasuk tujuan praktikum, dasar teori tentang anatomi dan fisiologi kulit, absorpsi perkutan, definisi gel dan piroksikam, evaluasi produk referensi Feldene Gel, Scandene Gel dan Pirofel Gel, serta pemilihan bahan aktif.
Dokumen tersebut merangkum percobaan untuk menentukan efek antidiare dari beberapa obat, yaitu loperamide, rebusan daun jambu biji, dan larutan Na.CMC 1%. Percobaan dilakukan dengan memberikan induksi diare terlebih dahulu menggunakan oleum ricini, kemudian memberikan obat-obatan tersebut untuk mengamati parameter seperti frekuensi defekasi dan konsistensi feses.
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIElvarinna Permata
Makalah ini membahas tentang spektrofotometri UV dan flouresensi. Dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi serapan dalam spektrofotometri UV-VIS, pengaruh polaritas pelarut, dan metode kurva kalibrasi dan satu titik dalam analisis kuantitatif menggunakan spektrofotometri."
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesMusrin Salila
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan spektrofotometer UV-Vis untuk menentukan kadar parasetamol dalam sediaan obat. Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis dan teori terkait spektroskopi serta struktur kimia parasetamol dijelaskan sebagai dasar untuk menganalisis kadar parasetamol.
Dokumen tersebut merupakan rancangan formula untuk membuat suspensi antibiotik yang berisi informasi tentang komposisi, perhitungan dosis per botol dan per batch, serta cara pembuatan suspensi tersebut."
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang dasar-dasar pembuatan salep. Ada beberapa jenis dasar salep yang dibahas seperti dasar salep hidrokarbon, serap, dan larut air. Juga dijelaskan bahan-bahan yang dapat dimasukkan ke dalam salep seperti zat padat, cairan, dan ekstrak serta cara-cara memprosesnya.
Ekstraksi herba Putri Malu (Mimosa pudica L.) dilakukan menggunakan metode ekstraksi dingin berupa maserasi dengan pelarut metanol selama 3 hari. Tujuan ekstraksi ini adalah untuk memperoleh ekstrak dari herba tersebut.
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
BAB 1 PENDAHULUAN memberikan tujuan percobaan untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip farmakologi secara praktis dan menghargai peran hewan percobaan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang penanganan hewan percobaan seperti mencit dan tikus serta cara-cara pemberian obat secara oral, subkutan, intravena, intramuscular, dan intraperitoneal.
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Laporan praktikum membuat suspensi kering menggunakan metode granulasi. Tujuannya adalah membuat dan mengevaluasi suspensi kering serta mengetahui pengaruh penambahan bahan eksipien terhadap karakteristik sediaan. Paracetamol dan laktosa digunakan sebagai bahan aktif dan bahan tambahan.
Laporan praktikum ini menjelaskan percobaan untuk mengetahui pengaruh pelarut campuran terhadap kelarutan zat, yaitu kelarutan luminal dalam campuran air, alkohol, dan propilen glikol dengan berbagai perbandingan. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin besar kadar alkohol dalam campuran pelarut, semakin besar pula kelarutan luminal yang dicapai.
Dokumen tersebut membahas tentang pasta sebagai sediaan farmasi semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat untuk pemakaian topikal. Dibahas pula karakteristik, penggolongan, metode pembuatan, contoh formula standar, perbedaan dengan salep, serta keuntungan dan kerugian pasta. Dokumen ini menyimpulkan bahwa kelebihan pasta adalah mengikat cairan luka dan melekat lebih lama pada kulit, sement
Dokumen tersebut merupakan rancangan formula untuk produk lotion yang bernama Vsilin® Suspensi. Rangkuman formula tersebut terdiri dari komposisi bahan, perhitungan per botol dan per batch, serta cara pembuatan produk lotion tersebut dengan metode pengemulsian fase minyak dan fase air.
Dokumen ini memberikan informasi tentang pembuatan sediaan sirup gliseril guaiakolat. Terdapat tujuan pembuatan sediaan, dasar teori, bahan dan alat yang digunakan, formula, pemerian bahan, perhitungan jumlah dan dosis bahan. Dokumen ini memberikan panduan lengkap untuk membuat sediaan sirup gliseril guaiakolat.
Dokumen tersebut merupakan rancangan formula untuk membuat suspensi antibiotik yang berisi informasi tentang komposisi, perhitungan dosis per botol dan per batch, serta cara pembuatan suspensi tersebut."
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang dasar-dasar pembuatan salep. Ada beberapa jenis dasar salep yang dibahas seperti dasar salep hidrokarbon, serap, dan larut air. Juga dijelaskan bahan-bahan yang dapat dimasukkan ke dalam salep seperti zat padat, cairan, dan ekstrak serta cara-cara memprosesnya.
Ekstraksi herba Putri Malu (Mimosa pudica L.) dilakukan menggunakan metode ekstraksi dingin berupa maserasi dengan pelarut metanol selama 3 hari. Tujuan ekstraksi ini adalah untuk memperoleh ekstrak dari herba tersebut.
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
BAB 1 PENDAHULUAN memberikan tujuan percobaan untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip farmakologi secara praktis dan menghargai peran hewan percobaan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang penanganan hewan percobaan seperti mencit dan tikus serta cara-cara pemberian obat secara oral, subkutan, intravena, intramuscular, dan intraperitoneal.
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Laporan praktikum membuat suspensi kering menggunakan metode granulasi. Tujuannya adalah membuat dan mengevaluasi suspensi kering serta mengetahui pengaruh penambahan bahan eksipien terhadap karakteristik sediaan. Paracetamol dan laktosa digunakan sebagai bahan aktif dan bahan tambahan.
Laporan praktikum ini menjelaskan percobaan untuk mengetahui pengaruh pelarut campuran terhadap kelarutan zat, yaitu kelarutan luminal dalam campuran air, alkohol, dan propilen glikol dengan berbagai perbandingan. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin besar kadar alkohol dalam campuran pelarut, semakin besar pula kelarutan luminal yang dicapai.
Dokumen tersebut membahas tentang pasta sebagai sediaan farmasi semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat untuk pemakaian topikal. Dibahas pula karakteristik, penggolongan, metode pembuatan, contoh formula standar, perbedaan dengan salep, serta keuntungan dan kerugian pasta. Dokumen ini menyimpulkan bahwa kelebihan pasta adalah mengikat cairan luka dan melekat lebih lama pada kulit, sement
Dokumen tersebut merupakan rancangan formula untuk produk lotion yang bernama Vsilin® Suspensi. Rangkuman formula tersebut terdiri dari komposisi bahan, perhitungan per botol dan per batch, serta cara pembuatan produk lotion tersebut dengan metode pengemulsian fase minyak dan fase air.
Dokumen ini memberikan informasi tentang pembuatan sediaan sirup gliseril guaiakolat. Terdapat tujuan pembuatan sediaan, dasar teori, bahan dan alat yang digunakan, formula, pemerian bahan, perhitungan jumlah dan dosis bahan. Dokumen ini memberikan panduan lengkap untuk membuat sediaan sirup gliseril guaiakolat.
Makalah ini membahas tentang sintesis nanopartikel dengan metode kimia basah, khususnya kopresipitasi dan sol-gel. Kopresipitasi merupakan metode yang mudah dan dapat mengontrol ukuran partikel secara efisien, sedangkan sol-gel memungkinkan sintesis pada suhu rendah dengan kemurnian dan stabilitas tinggi. Kedua metode ini sangat bermanfaat untuk mempelajari sintesis nanopartikel dengan kontrol ukuran
Kelas a 21080112140020 pt. combiphar bandungElfebri Pasca
PT. Combiphar memiliki sistem pengolahan limbah cair yang terdiri dari kolam equalisasi, bak netralisasi, dan kolam aerated lagoon untuk limbah OBH, PHC, dan Diversol serta sistem activated sludge untuk limbah Chipton. Limbah olah tersebut diolah untuk memenuhi baku mutu sebelum dibuang.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan dan pengawasan operasi produksi yang meliputi peramalan produksi, perencanaan produksi, dan pengawasan persediaan. Beberapa metode peramalan yang dijelaskan adalah peramalan subjektif dan objektif seperti metode Delphi, regresi linier, dan rata-rata bergerak. Dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan produksi berdasarkan hasil peramalan untuk menentukan jadwal produksi dan mengelola per
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan tata letak fasilitas produksi, termasuk definisi, tujuan, prinsip-prinsip dasar, faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan lokasi pabrik, langkah-langkah perencanaan, dan model-model analisis lokasi fasilitas.
Modul ini membahas metode pengukuran kerja dan perancangan fasilitas kerja untuk meningkatkan produktivitas. Terdapat beberapa jenis peta kerja seperti peta proses, aliran proses, dan peta setiap pekerjaan untuk menganalisis dan meningkatkan efisiensi sistem kerja. Pengukuran waktu kerja dilakukan untuk menentukan standar waktu pelaksanaan pekerjaan dan faktor penyesuaian digunakan untuk mengakomodasi kon
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNGWelly Febrianto
Untuk dapat tetap mengendalikan harga serta nilai manfaat dari ubikayu tersebut maka masih perlu terus mengembangkan jenis indutri lain yang masih sangat diperlukan hasil produknya baik kebutuhan dalam negeri ataupun ekspor yang dapat meningkatkan minat masyarakat dalam mengoptimalkan fungsi lahan untuk kemakmuran masyarakat dan tentunya dapat menyumbangkan peningkatan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten TULANG BAWANG BARAT – LAMPUNG UTARA khususnya serta devisa Negara umumnya, karena peluang ekspor masih sangat terbuka.
Salah satu Industri Pengolah yang kami anjurkan adalah Pabrik Gula yang dapat menghasilkan Dextrose Monohidrat (DM) dan Glucose Liquid (GL).
Hubungi Kami jika ada Investor yang tertarik, kami akan presentasikan secara menyeluruh....
welly.febrianto2@gmail.com
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)Try Martanto
Dokumen tersebut merupakan analisis perancangan kerja kelompok 3 yang membahas tentang peta-peta kerja seperti peta proses operasi, diagram aliran, dan peta tangan kiri dan tangan kanan. Dokumen ini juga berisi contoh penerapan peta-peta kerja pada kasus produksi memo gantung.
Laporan praktikum ini membahas tentang formulasi dan pembuatan larutan obat batuk asma yang mengandung salbutamol sulfat dan ambroksol HCl. Dokumen ini menjelaskan teori umum tentang larutan, komposisi larutan, dan faktor yang mempengaruhi kelarutan. Praktikum ini bertujuan untuk memahami cara formulasi dan pembuatan larutan obat batuk asma.
Laporan ini membahas proses pembuatan dry syrup kotrimoxazol. Terdapat informasi tentang tujuan pembuatan, dasar teori, bahan dan alat yang digunakan, formula, perhitungan jumlah dan dosis bahan. Dry syrup direncanakan untuk mengandung kotrimoxazol 240 mg/5 mL dan akan dievaluasi secara organoleptis, pH, dan ukuran partikel.
Sabun cair aloe vera merupakan sediaan pembersih tubuh berbentuk cair yang mengandung ekstrak lidah buaya dan gliserin. Sabun ini dibuat dengan mereaksikan minyak zaitun dan kalium hidroksida untuk membentuk sabun, kemudian ditambahkan bahan lain seperti asam stearat, CMC, SLS, dan ekstrak lidah buaya untuk memperoleh sabun cair yang aman dan lembut untuk kulit.
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi dan pembuatan suspensi cair dan semi padat. Terdapat informasi mengenai tujuan pembuatan suspensi, jenis-jenisnya, komponen penting yang harus ada dalam suspensi seperti zat aktif, bahan pensuspensi, dan lainnya. Juga dijelaskan tahapan pembuatan suspensi mulai dari persiapan bahan sampai evaluasi stabilitas fisiknya.
1. Tetes mata adalah larutan atau suspensi steril yang digunakan untuk mata dengan cara meneteskan pada kelopak dan bola mata.
2. Keuntungan larutan mata adalah kehomogenan dan kemudahan penggunaan, sedangkan suspensi dapat memperpanjang waktu kontak obat dengan mata.
3. Bahan penting dalam tetes mata antara lain pengawet, pengisotonis, dapar, dan peningkat viskositas untuk menjaga
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi teknologi sediaan cair dan semi padat seperti salep, termasuk macam-macam basis yang digunakan seperti basis berlemak, basis serap, dan basis yang larut air. Juga dibahas tentang cara pembuatan salep dengan metode pencampuran dan peleburan, serta pengemasan dan penyimpanan salep.
Suppositoria aminofilin dibuat dengan menggunakan PEG 1000 dan PEG 4000 sebagai basis. Aminofilin dan PEG dicairkan dan dicampur untuk membentuk massa yang kemudian dicetak menjadi suppositoria. Suppositoria mengandung 500 mg aminofilin dan disimpan dalam kemasan aluminium foil.
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi formulasi sediaan steril. Secara singkat, dibahas mengenai definisi steril dan sterilisasi untuk membuat suatu bahan atau sediaan bebas dari mikroorganisme. Jenis-jenis sediaan steril dan eksipien yang digunakan dalam pembuatan sediaan steril pun dibahas secara ringkas.
Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk sediaan farmasi yang dapat digunakan untuk menyerapkan obat ke dalam tubuh, seperti serbuk, granul, tablet, kapsul, sediaan setengah padat, pasta, salep, larutan, suspensi, dan emulsi. Setiap bentuk sediaan memiliki karakteristik dan cara penggunaan yang berbeda-beda.
Dokumen tersebut merangkum studi pustaka tentang formulasi krim kloramfenikol dan hidrokortison asetat, mencakup definisi krim, jenis krim, persyaratan krim sebagai obat luar, metode pembuatan dan pembentukan krim, penyimpanan krim, serta monografi zat aktif dan zat tambahan yang digunakan.
Makalah ini membahas tentang obat mata, termasuk pengertian obat mata, jenis-jenis obat mata seperti tetes mata dan suspensi mata, serta persyaratan sediaan tetes mata. [/ringkuman]"
Rancangan formula suppositoria aminofilinRhiza Amalia
Suppositoria aminofilin dibuat dengan menggunakan PEG 1000 dan PEG 4000 sebagai basis. Aminofilin ditimbang sebanyak 5 gram dan dicampur dengan PEG yang dilelehkan untuk membentuk massa yang kemudian dicetak menjadi 8 buah suppositoria. Suppositoria didinginkan sebelum dimasukkan ke dalam kemasan untuk penyimpanan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk sediaan farmasi yang umum digunakan beserta keuntungan dan kerugiannya, seperti tablet, kapsul, pil, larutan, salep, krim, gel, pasta, lotion, injeksi, suppositoria, inhaler, serbuk, tetes, emulsi, dan suspensi.
Similar to kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat (20)
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
1. LEMBARAN KERJA MAHASISWA
MATA KULIAH FARMASI INDUSTRI
PROGRAM PENDIDIKAN APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UIVERSITAS ANDALAS
Dosen : Syofyan, S.S.i, M.Farm, Apt
Pokok Bahasan: R & D
IDENTITAS MAHASISWA DAN TUGAS
Nama ERSA YULIZA, S.Farm
No Urut Absen 11
Kelompok A
Pertemuan ke 2
Hari/Tanggal 28 Oktober 2014
Topik Formulasi sediaan dan evaluasi
A KASUS
Senyawa A memiliki data fisikokimia sebagai berikut:
Struktur kimia:
BM : 862,06 g/mol. BM Bentuk Base : 733,94 g/mol
2. Pemeriaan: serbuk hablur putih atau sedikit kuning, tidak berbau atau praktis tidak
berbau, praktis tidak berasa.
Kelarutan: sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam kloroform
dan dalam PEG 400.
Stabilitas: mudah terurai dalam asam lambung, tidal stabil dalam larutan yang
mengandung air. Ph stabilitas optimal 7-8
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya
Dosis obat bentuk base 200 mg/5 ml.
Rancanglah bentuk sediaan obat yang tepat (formula) untuk zat aktif A tersebut
berdasarkan data di atas dan jelaskan pembuatan dan evaluasi terhadap formula
tersebut!
B KEY WORDS/TERMINOLOGI FARMASI
1. Eritromisin
Merupakan golongan antibiotik makrolid dimana memiliki persamaan yaitu
terdapatnya cincin lakton yang besar dalam rumus molekulnya. Eritromisin
dianggap paling penting dalam golongan makrolid tersebut. Efek terbesar
eritromisin terhadap kokus gram positif.
2. Suspensi kering
Suspensi kering atau suspensi rekonstitusi adalah sejumlah sediaan resmi dan
diperdagangkan yang terdiri dari campuran kering atau serbuk granula,
dimaksudkan untuk disuspensikan dalam air atau pembawa lainnya sebelum
pemberian. Stabilitas suspensi ini dapat dipertahankan ± 7 hari.
3. Pensuspensi (suspending agent)
Zat yang digunakan untuk menurunkan sedimentasi partikel suspensi. Zat ini
tidak larut yang terdispersi dalam cairan pembawa. zat ini bekerja dengan
cara meningkatkan viskositas cairan pembawa.
4. Wetting agent
Atau juga disebut surfaktan, merupakan zat yang digunakan untuk
menurunkan tegangan permukaan antar dua cairan atau antara cairan dan
serbuk.
C RUMUSAN KASUS
1) Alasan Pemilihan bentuk sediaan:
Bentuk sediaan yang tepat (formula) untuk zat aktif berupa Eritromisin yaitu
suspensi kering karena kebanyakan antibiotik akan terurai atau tidak stabil
jika kontak lama dalam pembawa air.
Obat tidak diformulasi dalam bentuk base nya, tapi dalam bentuk garam nya
yaitu eritromisin etil suksinat karena kelarutan dalam air yang rendah jika
obat dalam bentuk base.
Zat tambahan yang biasa digunakan dalam sediaan suspensi kering ialah
pensuspensi, pengawet, pemanis, pewarna, dan wetting agent.
2) Alasan pemilihan metode pembuatan
Adapun metode yang bisa digunakan yaitu metode produk campuran
serbuk dan granulasi kering namun kal i ini digunakan metode
campuran serbuk. Hal ini di lakukan karena zat akti f tidak tahan
3. terhadap pemanasan sehingga dihindari dari proses pembuatan yang
mel ibatkan pemanasan. Dengan menggunakan metode ini diharapkan
sediaan terhindar dari ketidakstabilan zat aktif di bandi ngkan dengan
meto de gr anul as i . Sedangkan untuk meto de campur an ser buk
dan gr anul t i dak di gunakan kar ena dapat memi sah antar a
bahan gr anul d an no n gr anul ket i ka di r eko s t i tus i . Meto de i ni
di anggap pal i ng bai k untuk sedi aan er i t r omi s i n dan j uga
pembuatannya yang l ebi h mudah.
3) Preformulasi
Formularium Officinale: (Formularium Nasional, Hal: 126)
ERYTRHOMYCINI AETHYLSUCCINAS PRO SUSPENSIONE
Eritromisin etilsuksinat untuk suspense
Komposisi : untuk tiap 5 mL suspense jadi mengandung Eritromisin
etilsuksinat setara dengan eritromisin 200 mg
Zat tambahan yang cocok secukupnya
4) Data Preformulasi
Zat Aktif
1. Eritromisin Etil Suksinat ( Farmakope Indonesia edisi IV hal 359,
Martindale edisi 36 hal 269 Drug Infomations 88 hal 197,, Drug
Information hal 240-241)
Rumus Molekul : C43H75NO16
Berat Molekul : 862,06
Rumus Bangun :
Pemerian :Serbuk hablur putih atau sedikit kuning, tidak berbau
atau praktis tidak berbau; praktis tidak berasa
Kelarutan :Sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam
etanol dan dalam polietilena glikol 400
Dosis : 1. Dewasa : 200 - 400 mg tiap 6 jam sekali pakai
4. 2.Anak : 30-50mg/kg sehari dalam 4 dosis tiap 6
jam
pH : antara 6,0 dan 8,5
Inkompatibilitas : dengan natrium ampisilin dan natrium kloklasilin
Stabilitas :
Eritromisin etil suksinat setelah direkonstitusi dapat bertahan
kurang dari 10 hari dan harus dimpan di lemari es.
Suspensi rekonstitusi dapat disimpan pada suhu dibawah 300C
atau dapat disimpan pada lemari es selama 10 hari-35 hari.
Khasiat : Antibiotik, obat malaria
Wadah :Dalam wadah tertutup rapat.
Zat Tambahan
1. CMC Na
(Handbook of Pharmaceutical Exipient 6th Ed hal. 134)
Rumus bangun :
O
O
O
OH
OH
ONa
O
H
O
O
O
ONa
OH
OH
OH
O
n/2
Pemerian : serbuk atau granul, warna putih sampai krem, tidak
berasa.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam aseton, etanol, eter, dan
toluene. Mudah terdispersi dalam air, pada semua
temperatur menghasilkan larutan koloidal
Bobot jenis : 0,52
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Konsentrasi : 0,1,-1,0%
pH : 6,5-8,5
Kegunaan : Pengental (thickening agent) dan suspending agent.
OTT : Tidak bercampur dengan larutan asam kuat dan larutan
asam yang mengandung logam seperti aluminium,
merkuri, dan zink
5. Stabilitas : CMC stabil, meskipun bahan tersebut bersifat
higroskopik.
2. Sorbitol
(Handbook of Pharmaceutical Exipient 6th Ed. Hal. 679, Farmakope
Indonesia IV hal.756)
Rumus bangun :
HO
HO OH
HO
HO OH
Pemerian :Serbuk, butiran atau kepingan putih, rasa manis,
higroskopis, berbau lemah.
Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol
95%, dalam methanol dan dalam asam asetat.
Kegunaan :Wetting agent
Konsentrasi :3 – 15 %
OTT :Ion logam trivalent dalam asam kuat dan dalam
suasana alkali
Stabilitas :Stabil terhadap bahan pengkatalis, larutan asam dan
alkali.
3. PVP (Poly vinyl pyrrolidone)
(Handbook of Pharmaceutical Exipient 6th Ed hal. 581)
Rumus bangun:
N O
CH CH2
n
Pemerian :Serbuk putih, agak putih atau tidak berbau, serbuk
higroskopis.
Kelarutan :Mudah larut dalam suasana asam, sukar larut dalam
etanol 95%, methanol dan asam asetat.
Kegunaan :Bahan pengikat
6. Konsentrasi :0,5 – 5 %
OTT :Bercampur dengan garam anorganik, bahan alam dan
bahan kimia lain.
Stabilitas :Stabil dalam lingkaran kecil pemansan antara 110 -
130°C.
4. Nipagin (Methylis Parabenum)
(Handbook of Pharmaceutical Exipient 6th Ed. Hal. 441, Farmakope
Indonesia IV hal.551)
Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih;
tidak berbau atau berbau khas lemah; mempunyai sedikit
rasa terbakar.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzene dan dalam karbon
tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
Konsentrasi : 0,015% - 0,2%
Kegunaan : pengawet antimikroba
OTT : kemampuan atau aktivitas antibiotikal/antimikroba akan
berkurang jika terdapat sufaktan non ionic.
Inkompabilitas terhadap bentonite, magnesium trisilikat,
talk, tragakan, sodium alginate, minyak esensial,
atropine.
5. Etanol
(Handbook of Pharmaceutical Exipient 6th Ed. Hal. 17, Farmakope
Indonesia IV hal.63)
Rumus bangun : HO
Pemerian :Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau
khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah.
Kelarutan :Bercampur dengan air dan praktus tidak campur
dengan semua pelarut organik
Stabilitas :Mudah menguap di udara terbuka
OTT :Dengan yang mengandung Alumunium dan
berinteraksi dengan beberapa obat tertentu
Kegunaan :Antimikroba, Pengawet, Desinfektan, Solven
Wadah :Dalam wadah tertutup rapat
6. Strawberry essence
(Handbook of Pharmaceutical Excipents 6th hal.421)
Rumus Molekul : C16H19N3O4S
BM : 349,40
7. BJ : 1,49 g/cm3
pH : 5,3
Pemerian : Cairan jernih berwarna merah
Kelarutan : Larut dalam air dan alcohol 90%
Kegunaan : Pewarna dan pewangi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik sejuk dan kering, terhindar
dari cahaya matahari
7. Eritrosin
( Martindale edisi 36 hal 427 )
Rumus bangun :
I
NaO O O
I
I
I
O
ONa
Rumus molekul : C20H614Na2O5
BM : 897,9
Pemerian : Serbuk halus berwarna merah
Kelarutan : Larut dalam air
Stabilitas : Tidak stabil terhadap udara
Kegunaan : Bahan Pewarna
Penyimpanan : Wadah kedap udara, tidak tembus cahaya.
8. Aerosil
(Martindale 28 p.958, Handbook of pharmaceutical Excipients 6th
p.185)
Rumus bangun : O Si O
Pemerian : serbuk, ringan, putih, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, pelarut organic
pH : 3.8-4.2
Titik leleh : 1600oC
Konsentrasi : glidant 0,1-0,5%
Stabilitas : bersifat higroskopis tetapu mengadsorbsi besar
air tanpa mencairkan. Ketika digunakan dalam
sistem berair pada pH 0 – 0,75, efektif dalam
meningkatkan viskositas dari suatu sistem.
8. Kegunaan : Pelincir
Inkompatibilitas : tidak tercampur dengan dietilstylbestrol
Wadah & Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
5) FORMULA
Bahan (Formula Granulasi)(%)
Eritromisin etilsuksinat 4
CMC 1
Sorbitol 5
PVP 1
Nipagin 0,05
Strawberry essence 0,2
Eritrosin 0.05
Aerosil 0,1
6) PEMBUATAN
Formula (Granulasi kering)
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Bahan-bahan ditimbang. Botol dikalibrasi 60 mL.
3. Eritromisin etilsuksinat dimasukkan ke dalam lumpang, kemudian
ditambahkan Sorbitol di gerus sampai halus homogen.
4. Campuran tersebut ditambahkan CMC, nipagin, eritrosin, dan
strawberry essence, kemudian digerus sampai homogen tambah
aerosol, gerus homogen lagi.
5. Campuran homogen ditimbang sebanyak … gram, dimasukkan ke
dalam wadah, dan
6. Sisa campuran homogen digunakan untuk evaluasi.
7) EVALUASI UNTUK SEDIAAN SUSPENSI KERING
a) Organoleptis
Warna
Rasa
Bau
b) Uji Stabilitas
1. Fisika
9. Profil Sedimentasi
Organoleptis
Moisture Content
Distribusi Ukuran Partikel
Sifat Alir Granul & Sudut Istirahat
Berat Jenis (Densitas)
2. Kimia
Penetapan Ph
c) Uji Viskositas dengan alat viskometer Brookfield dan viskometer stormer
d) Waktu rekonstitusi
10. D PETA KONSEP/MIND MAP
Alur pembuatan sediaan suspensi kering eritromisin etil suksinat
2. pemilihan bentuk sediaan
3. pemilihan
metode
pembuatan
1.Preformulasi
Studi kelayakan : dilihat kebutuhan
pasar, daya saing pasar, harga produk
yang beredar.
Studi pustaka
4. penentuan formula sediaan
ERITROMISIN ETIL SUKSINAT
11. E RESUME/LO
5. Skrining bahan
6. proses pembuatan
7. Granulasi bahan
8. campuran granul
eritromisin etil suksinat
9. simpan di botol kaca pada suhu
kamar
10. Evaluasi
sediaan
Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran yang diperoleh dari
narasi/topik ini adalah sebagai berikut:
1. Memilih bentuk sediaan yang paling tepat berdasarkan sifat dari zat aktif
sehingga dapat diperoleh stablitas sediaan yang baik.
2. Memilih metode pembuatan yang paling sesuai sehingga terhindar dari
kerusakan zat aktif
3. Memformulasi suatu sediaan berupa suspense kering eritromisin etilsuksinat
4. Mengetahui alur pembuatan sediaan suspensi kering dari proses awal hingga
evaluasi yang harus dilakukan.
REFERENSI
1. Lachman, L. Lieberman, H. A dan Kanig., 1994, Teori dan Praktek
Farmasi Indudtri , edisi ketiga, alih bahasa : Siti Suyatmi, penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta
12. 2. Ansel,CH., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi 4,
Universitas Indonesia, Jakarta
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope
Indonesia edisi IV .
4. Departemen kesehatan Republik Indonesia, 1978, Formularium
Nasional edisi II , Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
5. Wade A, Welle Pj., 1982, Handbook of Pharmaceutical Excipents, 6th
edition, London : The Pharmaceutical press.
6. Martindale, 1982, The Extra Pharmacopoeia, 28th edition. London : The
Pharmaceutical press.
7. Kathy Litvak, et al., Drug Information Analysis 88, AHFS.
8. Aulton M., 1990, Pharmaceutical Dosage Form tablet , 2 nd.
9. Voight R, 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi V,
Diterjemahkan oleh Soewandi, SIV. Cetakan ke-2. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.