Dokumen tersebut membahas tentang berbagai bentuk sediaan farmasi, mulai dari pulveres, larutan, sirup, suspensi, guttae dan drops, serta sediaan bahan alam. Dijelaskan pula ciri-ciri dan contoh masing-masing jenis sediaan tersebut.
6. Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : 1, 2, 3, 4, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 28
2018 (PG) : 1, 2, 3, 4, 15, 16, 22, 27, 33
2017 (PG) : 1, 2, 4, 5, 6, 11, 12, 15, 29, 31, 35, 36, 43
2016 : (PG) 1, 2, 3, 4 ; (Esai) 1b
2015 (PG) : 1, 2, 3, 4, 5, 23, 26
■ Mixtura sediaan cair yang mengandung > 2 zat yang terlarut dalam pelarut
tertentu.
■ Larutan (solution) sediaan cair yang mengandung > 1 zat kimia yang
terlarut ; ada pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute)
- Sediaan oral : mixtura, sirup, saturation / potio effervescent, eliksir, drops (ex :
obat tetes pediatrik).
- Sediaan untuk rongga mulut : gargarisma / collutorium.
- Sediaan untuk rongga tubuh : guttae auricularis / otik (telinga), guttae nasales /
collunaria (hidung).
- Sediaan untuk mata : obat tetes mata (guttae opthalmicae), obat cuci mata
(collyrium).
- Sediaan larutan untuk topikal lotio, liniment.
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 6
7. ■ Molalitas (m) gram zat/kg pelarut.
■ Molaritas (M) gram zat/pelarut ad 1 L.
■ Normalitas (N) bobot ekivalen zat/pelarut ad 1 L.
■ % b/b gram zat/100 gram larutan atau campuran.
■ % b/v gram zat/100 ml pelarut (air, dll).
■ % v/v ml zat/100 ml pelarut (air, dll).
■ Contoh pelarut:
-Air
-Air aromatik (ex: + bunga mawar)
- Etanol
- Propilen glikol
- Gliserin
- Dimetilsulfoksida
- Etanol-air (pelarut campur / kosolven).
■ (+) larutan : homogen, penampilan bagus, efek yang diharapkan bisa cepat.
■ (-) larutan : rasa obat dominan, lebih mudah rusak.
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 7
8. ■ Aqua rosarum = larutan dengan bahan berbau harum mawar (pelarut air)
■ Oleum rosarum = minyak dengan bahan berbau harum mawar (pelarut minyak)
■ Aqua calcis / Solutio calcii hydroxide = larutan kapur
■ Aqua bidestillata = air hasil destilasi 2x (mengandung mineral < aquadest)
■ Aqua demineralisata (DM) = air bebas mineral / ion
■ Pemanis pada sediaan:
- sirup = gula (sakarosa)
- eliksir = sirup simpleks, larutan sorbitol, aspartame
- suspensi =
* Pemanis yang biasa digunakan : sorbitol, sukrosa 20 – 25 %
* Sebagai kombinasi dengan pemanis sintetis : siklamat 0,5 %; sakarin 0,05 %
* Kombinasi sorbitol : sirupus simplex = 30 % b/v : 10 % b/v ad 20 – 25 % b/v total
* pH > 5 dipakai sorbitol, karena sukrosa pada pH ini akan terurai dan menyebabkan perubahan
volume.
* Sukrosa dapat menyebabkan kristalisasi
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 8
10. Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : -
2018 (PG) : 2 (Esai) 3a
2017 (Esai) : 3a
2016 (PG) : 21, 22
2015 (PG) : -
■ Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kecuali
dinyatakan lain, kadar sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari 64,0% dan tidak
lebih dari 66,0% (FI).
■ Contoh zat aktif : tocopherol, paracetamol, difenhidramin HCl, teofilin, ambroxol,
pseudoephedrine HCl, piperazine citrate.
■ 3 macam sirup :
- Sirup simpex mengandung 65% gula dalam air nipagin 0,25% b/v
- Sirup obat
mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan.
- Sirup pewangi
mengandung pewangi atau zat pewangi lain, tidak mengandung obat
(ex : sir thyamin).
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 10
11. ■ Fungsi sirup :
- Sebagai obat, ex : chlorfeniramini maleatis sirupus
- Sebagai corrigens saporis, ex : sirupus simplex
- Sebagai corrigens odoris, ex : sirupus aurantii
- Sebagai corrigens coloris, ex : sirupus Rhoedos, sirupus rubi idaei
- Sebagai pengawet
ex : sediaan dengan bahan pembawa sirup karena konsentrasi gula yang tinggi
mencegah pertumbuhan bakteri
■ Sirup dibandingkan dengan eliksir :
- menggunakan pelarut air
- rasa lebih manis
- lebih kental (viscous) karena kandungan gula lebih besar
- lebih baik menutupi rasa obat
- tidak bisa melarutkan bahan yang bersifat alcohol soluble
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 11
12. ■ Sediaan sirup dapat terjadi cap locking (penghabluran) dicegah dengan +
sorbitol, gliserol, atau propilen glikol.
■ Flavor pada sirup : volatile oil (orange oil), vanillin
■ Volatile oil kadang dilarutkan dengan sedikit alkohol.
■ Pewarna ‘senada’ dengan flavor
■ Misal : pewarna hijau dengan flavor mint, pewarna coklat dengan flavor coklat.
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 12
14. Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : 24, 34, 38, 39 (Esai) 2, 4
2018 (PG) : 7, 8, 9, 17, 23, 37, 38, 39
2017 (PG) : 17, 18, 19, 32, 46, 48, 50
2016 (PG) : 15, 16, 17, 18, 29, 30, 31, 39 (Esai) 4
2015 (PG) : 10, 11, 12, 13, 14, 15, 23, 27, 28, 29, 36, 37, 38 (Esai) 2
■ (+) : kerja protektif, prolonged action, rasa obat lebih baik dibandingkan larutan.
■ (-) : kestabilan rendah, ketepatan dosis lebih rendah dibandingkan larutan,
jika terjadi caking sulit terdispersi lagi homogenitas buruk, harus
dikocok setiap sebelum diminum
■ Amoksisilin dibuat suspensi rekonstitusi karena umumnya antibiotik memiliki
stabilitas yang terbatas dalam air baru + air segera sebelum diminum.
■ Suspensi harus menggunakan pengawet.
■ Suspensi oral diminum [ex : antasida Al (OH)3 dan Mg (OH)3]
■ Suspensi non oral : injeksi penicillin, suspensi cortison (untuk mata), suspensi
sulfur (topikal, ex: obat jerawat), suspensi p.nitro sulfathiazole
(per rektal)
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 14
15. ■ Wetting agent / bahan pembasah / humektan menurunkan tegangan permukaan
(sudut kontak) antara serbuk dengan air mempermudah pembasahan partikel
serbuk hidrofob meningkatkan dispersi serbuk.
■ Contoh :
- gliserin
- propilen glikol
- polietilen glikol
- surfaktan
* kationik dan anionik bahan berkhasiat dengan zeta potensial + dan –
Ex kationik : benzalkonium klorida
Ex anionik : sodium lauril sulfat
* nonionik range pH besar dan toksisitas lebih rendah lebih baik
(ex : tween 80, sorbimacrogol palmitat 300, polioksietilen 20 sorbitan
monopalmitat)
■ Kelebihan surfaktan terjadi solubilisasi, busa, dan rasa tidak enak
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 15
16. ■ Suspending agent meningkatkan viskositas suspensi pengendapan
lambat menstabilkan zat padat yang sulit larut (dapat dihitung dengan Hukum
Stokes).
■ Kegunaan :
- mencegah koagulasi resin dan bahan berlemak
- memperlambat pengendapan
- mencegah pengendapan dari bahan yang sulit diresuspensi homogenitas dosis
dapat dipertahankan.
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 16
17. ■ Jenis suspending agent :
- karbohidrat =
* acacia (gom arab) acacia senegal
* tragakan (Astragallus gummifer)
* gum karaya (sterculia gum)
* pulvis gummosus (PGS) gom arab+tragakan+serbuk gula (1:1:1)
* alginat Na 1-2% (bisa + 0,3% ca sitrat)
- tanah liat / clay = bentonit, veegum, al monostearat
- cellulose = methyl cellulose, Na CMC, Carbopol 934
- agar
- gelatin
- petin
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 17
18. ■ Bentuk suspensi :
- mixtura oral, pembawa air
- magma kental seperti bubur, oral kecuali bentonit magma
- gel kental, misal suspensi aluminium hidroksida
- lotion external, misal calamine lotion
■ Lotio menurut FI III adalah sediaan cair berupa suspensi atau dipersi
digunakan sebagai obat luar dapat berbentuk suspensi zat padat dalam
bentuk serbuk halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe
minyak dalam air (o/w atau w/o) dengan surfaktan yang cocok.
■ Ex: lotio kummerfeldi (obat jerawat dengan zat aktif sulfur)
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 18
24. Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : -
2018 (PG) : 4
2017 (PG) : 6
2016 (PG) : -
2015 (PG) : 2
■ Gargarisma = collutorium
■ Collemplastrum emplastrum yang dioleskan pada kain dibuat plester
■ Emplastrum hasil proses penyabunan dari asam lemak dengan logam berat
seperti emolastrum plumbici oxydan ; bahan yang dipakai sebagai obat luar
dengan konsistensi sedemikian rupa agar mudah melekat pada kulit (biasanya
dilapisi kain)
■ Collunarium obat cuci hidung
■ Collodion larutan pyroxylin yang mudah terbakar dalam eter dan alkohol
■ Clysma / enema sediaan cair yang dimasukkan ke dalam poros usus dengan
alat ; sebagai pencahar / laksatif / lavement atau enteroclysis / memberi
makanan
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 24
26. Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : 26
2018 (PG) : 25
2017 (PG) : -
2016 (PG) : -
2015 (PG) : 25
■ Spiritus larutan dari bahan berbau harum + pelarut beralkohol
■ Tinctur larutan yang dibuat dengan menyari unsur-unsur dari bahan obat
alam
■ Ekstrak cair larutan dari zat kimia yang dilarutkan dalam alkohol atau dalam
suatu pelarut hidroalkohol
■ Air aromatik larutan dengan bahan berbau harum (pelarut air)
■ Infusa rebusan (air) pada suhu 90OC selama 15 menit dan disaring selagi
panas (ex : infusum chinae cortex)
■ Infusa dari bahan alam yang lunak, simplisia mengandung minyak atsiri (dari
Rhizoma), tidak tahan pemanasan (Radix ipecacuanhae), simplisia banyak
mengandung pati (Radix Liquiritiae).
■ Decocta rebusan (air) pada suhu 90OC selama 30 menit dan disaring selagi
panas (ex : decocta carrageen).
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 26
29. Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : 5 D, 6 C, 7 B, 16 A, 36 B
2018 (PG) : 20 A
2017 (PG) : 8 B, 30 E
2016 (PG) : 24 B, 28 D, 34 C
2015 (PG) : 9 B, 35 B
■ Umumnya untuk bahan berkhasiat yang sukar larut dalam pelarut air, tetapi mudah
larut dalam etanol
■ Biasa digunakan pelarut campur dengan gliserin / propilen glikol
■ Kelarutan Paracetamol : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P
■ Kelarutan Difenhidramin HCl : mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P
■ Kelarutan Ambroxol HCl : sedikit larut dalam air,larut dalam metanol,praktis tidak
larut dalam kloroform.
■ KelarutanTeofilin : larut dalam lebih kurang 180 bagian air, lebih mudah larut dalam air
panas, larut dalam lebih kurang 120 bagian etanol (95%)
■ Kelarutan Bromhexin HCl :Sangat sukar larut dalam air, sukar larut dalam etanol
■ 2017 no 8 : 75mg -> 0,075g x (100-1000) = 7,5 – 75 ml (B)
■ 2015 no 9 : 50mg -> 0,05g x (100-1000) = 5 – 50 ml (B)
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 29
31. Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : 8 E, 9 D, 10 D, 35 C
2018 (PG) : 5 C
2017 (PG) : -
2016 (PG) : 25 A, 26 B
2015 (PG) : 6 B, 22 B
■ Adalah sediaan cair yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan bagian basa
yang menghasilkan larutan jenuh CO2
■ Pada effervescent dapat ditambahkan pemanis (gula/sirop) yg dimasukkan ke dlm
bagian asam
■ Prinsip sediaan ini adalah : reaksi netralisasi antara asam dan basa yang
menghasilkan saturasi gas berupa CO2
■ Penggunaan NaOH sebagai bagian basa pd effervescent sangatlah tidak lazim (belum
pernah terdengar)
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 31
33. Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : 11
Lokasi penyuntikan berdasarkan jenis2 injeksi :
1.Injeksi intraderma / intrakutan : Kulit yang sebenarnya
2.Injeksi subkutan atau hipoderma : Jaringan di bawah kulit ke dalam alveolar
3.Injeksi intramuskulus : Lapisan jaringan / otot
4.Injeksi intravenus : Pembuluh darah vena
5.Injeksi intrarterium : Pembuluh darah arteri / perifer / tepi
6.Injeksi intrakor : Otot jantung atau ventriculus
7.Injeksi intrateka / intraspinal / intrasisternal / intradural / subaraknoid : Sumsum tulang
belakang pada dasar otak yang ada cairan cerebrospinalnya
8.Injeksi intrartikulus : Cairan sendi di dalam rongga sendi
9.Injeksi intrabursa : Bursa subcromillis atau bursa olecranon
10.Injeksi subkonjungtiva : Selaput lendir di bawah mata
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 33
35. Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : 15 D, 20 C, 25 A, 29 E, 30 B, 31 D, 32 B, 33 A, 40 E
2018 (PG) : 10 C, 11 D, 12 C, 13 B, 19 B
2017 (PG) : 20 D, 21B, 22 C
2016 (PG) : 12 B, 37 A, 38 D
2015 (PG) : 16 D, 31 D, 32 E, 33 D, 39 A
Prinsip emulsi adalah dimana suatu cairan tidak dapat larut dalam cairan pembawanya
sehingga dibutuhkan emulgator untuk menyatukan keduanya, dengan membentuk 2 fase
yg salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain dalam bentuk globul/tetesan
kecil
■ Emulgator semi sintetis : methyl cellulose, carboxy methyl cellulose (CMC), Na CMC
(lazim digunakan)
■ Emulgator sintetis :
Surfaktan anionik, contoh: Na. lauril sulfat
Surfaktan nonionik, contoh: tween 80, span 80
■ Emulgator bahan alam :
Polisakarida : acasia (gom arab / PGA), tragakan, agar, pektin, Na. alginat
Mengandung sterol : beeswax, woolfat
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 35
36. Tipe emulsi M/A : fase minyak yg terdispersi dalam medium pembawa air. Jadi,
fs minyak yg mjd globulnya (Minyak di dalam Air). A/M sebaliknya
Prinsip penentuan tipe :
• Zat warna : Dgn methylene blue akan memberi warna biru pd fs air
Dgn Sudan III akan memberi warna merah pd fs minyak
• Pengenceran dgn air : Jelas tipe M/A yg dpt diencerkan dgn air, krn
medium pembawanya yg air juga.
• Konduktivitas : Air dpt dgn mudah menghantarkan listrik. So, tipe M/A yg
dpt menghantarkan arus listrik
• Fluoresensi : Minyak umumnya berfluoresensi (terang mengkilap)
dibanding air tidak berfluoresensi di bawah sinar UV. So, tipe A/M akan
menunjukkan semua bagian berfluoresensi, krn Minyak adlh medium
pembawanya. Sdgkn pd M/A hanya globul2 saja yg berfluoresensi.
• Kertas Saring : Air dpt dgn mudah menyebar pd kertas saring. So, pada
M/A terjadi penyebaran
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 36
37. Metode Pembuatan
1. Metode Kontinental / Gom Kering : dalam mortir, serbuk gom + minyak sedikit-2
2. Metode Inggris / Gom Basah : serbuk gom + air -> mucilago
3. Bottle Method : Utk minyak menguap; dalam botol, serbuk gom + minyak menguap
o Kerusakan Emulsi
1. Creaming : naik/turunnya droplet/flocc dan membentuk lapisan pekat pada permukaan
atau pada dasar emulsi (reversible / dapat diperbaiki)
2. Coalecence : proses bergabungnya droplet akibat kurangnya emulgator (irreversible / tidak
dapat diperbaiki)
3. Breaking : pemisahan fase terdispersi dari fase continue
4. Inversi Fase : Perubahan fase terdispersi menjadi medium pendispersi (perubahan tipe dari
M/A menjadi A/M atau sebaliknya)
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 37
38. ■ Perhitungan gom
• Minyak atsiri : PGA sama banyak dengan minyak atsiri
• Minyak lemak : PGA ½ kali berat minyak, kecuali oleum ricini
• Zat padat larut dalam minyak lemak : PGA sama banyak dengan zat padat
• Oleum Iecoris Aseli : Menurut Fornas dipakai gom 30% dari berat minyak (0,3 kalinya)
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 38
40. Soal Resep
2019
1a. Dosis lengkap calciferol :
--Dosis Rujukan
• Dosis yang dianjurkan dalam sehari
60% x (1000 - 2000 UI) = 600 – 1200 UI/Hari
--Dosis Resep
• Dosis sekali minum (2 SK @5ml)
800 UI x 2 SK = 1600 UI
• Dosis dalam sehari (1dd)
1 dd x 1600 UI = 1600 UI
1b. Jumlah minyak lemak = ½ Jumlah PGA yg
digunakan
Oleum cocos: 10% x 100ml = 10 gram x ½
= 5 gram
1c. Sebagai emulgator.
3 bahan pengganti PGA : Na CMC,Tween 80, Span
80
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 40
1d. Etiket
Label
41. 1d.
Copy
resep
2018
1a. Dosis lengkap parasetamol :
--Dosis Rujukan
• Dosis yang dianjurkan dalam sehari
50% x (325 - 650 mg) = 162,5 – 650 mg/hari
• Dosis yang dianjurkan dalam sekali minum (4-6 dd)
(162,5 – 650 mg) / (4 – 6 dd) = 27 – 162,5 mg
--Dosis Resep
• Dosis sekali minum (1 SK @5ml)
0,2 x 1 SK = 0,2 g
• Dosis dalam sehari (3dd)
3 dd x 0,2 = 0,6 g
1b. Konsentrasi PGS -> 2%
2% x 60ml = 1,2 g = 1200mg
1c. Sebagai suspending agent.
3 bahan pengganti PGS = Bentonit,Tragakan, Na alginat
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 41
42. Effervescent
2019
3. Na bikarbonat yg dibutuhkan utk menetralkan
asam sitrat
0,4 x 12/10 = 0,48 g
Na bikarbonat yg dibutuhkan utk menetralkan
asam tartrat
2 x 11,2/10 = 2,24 g
Total Na bikarbonat yg dibutuhkan
0,48+2,24 = 2,72 gram
2018
1a. % kadar lysin hcl
%= gram/100ml
60mg/80ml -> 0,06g/80ml = x g/100ml
x = 0,075 %
1b. Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk menetralkan
asam sitrat
1 x 12/10 = 1,2 g
Sisa Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk menetralkan
asam tartrat
3 - 1,2 = 1,8 g
Asam tartrat yg dibutuhkan untuk menetralkan Na
bikarbonat
1,8 x 8,9/10 = 1,602 gram
2017
1b. Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk menetralkan
asam sitrat
0,8 x 12/10 = 0,96 g
Sisa Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk menetralkan
asam tartrat
3 – 0,96 = 2,04 g
Asam tartrat yg dibutuhkan untuk menetralkan Na
bikarbonat
2,04 x 8,9/10 = 1,8156 gram
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 42
43. 2016
2a. % kadar zat aktif
%= gram/100ml
0,1g/75ml = x g/100ml
x = 0,13%
2b. Seperti 2019 no 3.
2015
3a. Kegunaan : Sebagai suplemen (asam
amino esensial)
s.vesp.houst : diminum sekaligus pada
malam hari
3 cth z.a lain :VitaminC,D,B6,
Diphenhidramin HCl, Asetilsistein, Kalsium
3b. Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk
menetralkan asam sitrat
0,8 x 12/10 = 0,96 g
Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk
menetralkan asam asetat
0,4 x 0,84/10 = 0,0336 g
Sisa Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk
menetralkan asam tartrat
3 – (0,96+0,0336) = 2,0064 g
Asam tartrat yg dibutuhkan untuk
menetralkan Na bikarbonat
2,0064 x 8,9/10 = 1,7857 gram
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 43
44. 3c. Jumlah air untuk komponen basa = 2/3 dari jumlah air
2/3 x 80ml = 53,3 ml
Jumlah air untuk komponen asam = 1/3 dari jumlah air
1/3 x 80ml = 26,6 ml
Cara pembuatan sediaan :
■ Komponen basa (na bik) dilarutkan dengan 53,3ml air
■ Komponen asam (as sitrat&tartrat) dan z.a dilarutkan dalam 26,6ml air
■ 2/3 bagian asam dimasukkan ke dalam bag. basa, gas dibuang, dimasukkan ke dalam
botol
■ Sisa 1/3 bagian asam dimasukkan secara perlahan-lahan melalui dinding botol, segera
tutup botol dengan karet sumbat, ikat dengan tali.
■ Diberi etiket dan diserahkan
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 44
47. PELARUT PELARUT
DLM ELIXIR
KELARUTAN PARASETAMOL
BAGIAN mg / ml Sumber
Air 5,6 1 dlm 90 11,1 Smith &
mitcchel
Etanol 11,8 1 dlm 8 125,0 Smitth &
mitcchel
Prop.glikol 10,0 1 dlm 9 111,1 BP
CHCl3 0,1 1 dlm 50 20,0 Martindale
Gliserin qs. 47,5 1 dlm 50 20,0 Smith &
Mitch
48. Referensi
Untuk informasi tambahan, klik link dibawah ini :
■ https://farmasetika.com/2018/11/01/mengenal-sediaan-obat-cair-berbentuk-syrup-
dan-suspensi/
■ https://drutama.wordpress.com/2012/11/18/suspensi/
■ http://eagleeyes0005.blogspot.com/2016/10/pembahasan-tentang-sirup.html
■ https://anggaradhes.wordpress.com/2012/06/20/emulsi/
■ https://id.scribd.com/presentation/366175957/P-6-Dosis-Singkatan-Latin-Resep
■ https://www.slideshare.net/mobile/ridzan1/singkatan-bahasa-latin
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 48
49. TIPS BELAJAR
1. Berdoa minta Tuhan bimbing supaya cepat mengerti dan hapal materi
2. Buat ringkasan materi per bab dengan mind mapping / bagan / skema
3. Pahami prinsip formula dan pembuatan setiap sediaan, bukan dihapal
4. Kerjakan ulang soal-soal ujian sampai 5 tahun ke belakang dengan timer
5. Pelajari formula sediaan dan kegunaan setiap bahan dari Formularium
Nasional dan Formularium Indonesia
6. Catat zat aktif apa saja yang biasa terdapat dalam setiap sediaan yang beredar
di pasar (ex: vitamin drops untuk bayi, emulsi minyak ikan)
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 49