SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
TENTIR FARMASETIKA 1
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 1
NESHA MUTIARA
SHARON ISABELLA
Materi Bagian 1
1. Pulveres
2. Larutan
3. Sirup
4. Suspensi
5. Guttae dan Drops
6. Gargarisma
7. Sediaan Bahan Alam
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 2
PULVERES
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 3
Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : 12
■ Pulveres  serbuk terbagi dikemas dalam kertas perkamen (oral).
■ Zat tambahan :
- Pemanis / corrigens saporis = laktosa, aspartam
- Pewarna / corrigens coloris = karmin
- Pengharum / corrigens odoris = oleum rosae
- Pengisi / pembawa = laktosa
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 4
LARUTAN
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 5
Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : 1, 2, 3, 4, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 28
2018 (PG) : 1, 2, 3, 4, 15, 16, 22, 27, 33
2017 (PG) : 1, 2, 4, 5, 6, 11, 12, 15, 29, 31, 35, 36, 43
2016 : (PG) 1, 2, 3, 4 ; (Esai) 1b
2015 (PG) : 1, 2, 3, 4, 5, 23, 26
■ Mixtura  sediaan cair yang mengandung > 2 zat yang terlarut dalam pelarut
tertentu.
■ Larutan (solution)  sediaan cair yang mengandung > 1 zat kimia yang
terlarut ; ada pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute)
- Sediaan oral : mixtura, sirup, saturation / potio effervescent, eliksir, drops (ex :
obat tetes pediatrik).
- Sediaan untuk rongga mulut : gargarisma / collutorium.
- Sediaan untuk rongga tubuh : guttae auricularis / otik (telinga), guttae nasales /
collunaria (hidung).
- Sediaan untuk mata : obat tetes mata (guttae opthalmicae), obat cuci mata
(collyrium).
- Sediaan larutan untuk topikal  lotio, liniment.
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 6
■ Molalitas (m)  gram zat/kg pelarut.
■ Molaritas (M)  gram zat/pelarut ad 1 L.
■ Normalitas (N)  bobot ekivalen zat/pelarut ad 1 L.
■ % b/b  gram zat/100 gram larutan atau campuran.
■ % b/v  gram zat/100 ml pelarut (air, dll).
■ % v/v  ml zat/100 ml pelarut (air, dll).
■ Contoh pelarut:
-Air
-Air aromatik (ex: + bunga mawar)
- Etanol
- Propilen glikol
- Gliserin
- Dimetilsulfoksida
- Etanol-air (pelarut campur / kosolven).
■ (+) larutan : homogen, penampilan bagus, efek yang diharapkan bisa cepat.
■ (-) larutan : rasa obat dominan, lebih mudah rusak.
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 7
■ Aqua rosarum = larutan dengan bahan berbau harum mawar (pelarut air)
■ Oleum rosarum = minyak dengan bahan berbau harum mawar (pelarut minyak)
■ Aqua calcis / Solutio calcii hydroxide = larutan kapur
■ Aqua bidestillata = air hasil destilasi 2x (mengandung mineral < aquadest)
■ Aqua demineralisata (DM) = air bebas mineral / ion
■ Pemanis pada sediaan:
- sirup = gula (sakarosa)
- eliksir = sirup simpleks, larutan sorbitol, aspartame
- suspensi =
* Pemanis yang biasa digunakan : sorbitol, sukrosa 20 – 25 %
* Sebagai kombinasi dengan pemanis sintetis : siklamat 0,5 %; sakarin 0,05 %
* Kombinasi sorbitol : sirupus simplex = 30 % b/v : 10 % b/v ad 20 – 25 % b/v total
* pH > 5 dipakai sorbitol, karena sukrosa pada pH ini akan terurai dan menyebabkan perubahan
volume.
* Sukrosa dapat menyebabkan kristalisasi
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 8
SIRUP
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 9
Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : -
2018 (PG) : 2 (Esai) 3a
2017 (Esai) : 3a
2016 (PG) : 21, 22
2015 (PG) : -
■ Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kecuali
dinyatakan lain, kadar sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari 64,0% dan tidak
lebih dari 66,0% (FI).
■ Contoh zat aktif : tocopherol, paracetamol, difenhidramin HCl, teofilin, ambroxol,
pseudoephedrine HCl, piperazine citrate.
■ 3 macam sirup :
- Sirup simpex  mengandung 65% gula dalam air nipagin 0,25% b/v
- Sirup obat
mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan.
- Sirup pewangi
mengandung pewangi atau zat pewangi lain, tidak mengandung obat
(ex : sir thyamin).
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 10
■ Fungsi sirup :
- Sebagai obat, ex : chlorfeniramini maleatis sirupus
- Sebagai corrigens saporis, ex : sirupus simplex
- Sebagai corrigens odoris, ex : sirupus aurantii
- Sebagai corrigens coloris, ex : sirupus Rhoedos, sirupus rubi idaei
- Sebagai pengawet
ex : sediaan dengan bahan pembawa sirup karena konsentrasi gula yang tinggi
mencegah pertumbuhan bakteri
■ Sirup dibandingkan dengan eliksir :
- menggunakan pelarut air
- rasa lebih manis
- lebih kental (viscous) karena kandungan gula lebih besar
- lebih baik menutupi rasa obat
- tidak bisa melarutkan bahan yang bersifat alcohol soluble
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 11
■ Sediaan sirup dapat terjadi cap locking (penghabluran)  dicegah dengan +
sorbitol, gliserol, atau propilen glikol.
■ Flavor pada sirup : volatile oil (orange oil), vanillin
■ Volatile oil kadang dilarutkan dengan sedikit alkohol.
■ Pewarna ‘senada’ dengan flavor
■ Misal : pewarna hijau dengan flavor mint, pewarna coklat dengan flavor coklat.
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 12
SUSPENSI
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 13
Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : 24, 34, 38, 39 (Esai) 2, 4
2018 (PG) : 7, 8, 9, 17, 23, 37, 38, 39
2017 (PG) : 17, 18, 19, 32, 46, 48, 50
2016 (PG) : 15, 16, 17, 18, 29, 30, 31, 39 (Esai) 4
2015 (PG) : 10, 11, 12, 13, 14, 15, 23, 27, 28, 29, 36, 37, 38 (Esai) 2
■ (+) : kerja protektif, prolonged action, rasa obat lebih baik dibandingkan larutan.
■ (-) : kestabilan rendah, ketepatan dosis lebih rendah dibandingkan larutan,
jika terjadi caking  sulit terdispersi lagi  homogenitas buruk, harus
dikocok setiap sebelum diminum
■ Amoksisilin dibuat suspensi rekonstitusi karena umumnya antibiotik memiliki
stabilitas yang terbatas dalam air  baru + air segera sebelum diminum.
■ Suspensi harus menggunakan pengawet.
■ Suspensi oral  diminum [ex : antasida Al (OH)3 dan Mg (OH)3]
■ Suspensi non oral : injeksi penicillin, suspensi cortison (untuk mata), suspensi
sulfur (topikal, ex: obat jerawat), suspensi p.nitro sulfathiazole
(per rektal)
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 14
■ Wetting agent / bahan pembasah / humektan  menurunkan tegangan permukaan
(sudut kontak) antara serbuk dengan air  mempermudah pembasahan partikel
serbuk hidrofob  meningkatkan dispersi serbuk.
■ Contoh :
- gliserin
- propilen glikol
- polietilen glikol
- surfaktan
* kationik dan anionik  bahan berkhasiat dengan zeta potensial + dan –
Ex kationik : benzalkonium klorida
Ex anionik : sodium lauril sulfat
* nonionik  range pH besar dan toksisitas lebih rendah  lebih baik
(ex : tween 80, sorbimacrogol palmitat 300, polioksietilen 20 sorbitan
monopalmitat)
■ Kelebihan surfaktan  terjadi solubilisasi, busa, dan rasa tidak enak
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 15
■ Suspending agent  meningkatkan viskositas suspensi  pengendapan
lambat  menstabilkan zat padat yang sulit larut (dapat dihitung dengan Hukum
Stokes).
■ Kegunaan :
- mencegah koagulasi resin dan bahan berlemak
- memperlambat pengendapan
- mencegah pengendapan dari bahan yang sulit diresuspensi  homogenitas dosis
dapat dipertahankan.
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 16
■ Jenis suspending agent :
- karbohidrat =
* acacia (gom arab)  acacia senegal
* tragakan (Astragallus gummifer)
* gum karaya (sterculia gum)
* pulvis gummosus (PGS)  gom arab+tragakan+serbuk gula (1:1:1)
* alginat Na 1-2% (bisa + 0,3% ca sitrat)
- tanah liat / clay = bentonit, veegum, al monostearat
- cellulose = methyl cellulose, Na CMC, Carbopol 934
- agar
- gelatin
- petin
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 17
■ Bentuk suspensi :
- mixtura  oral, pembawa air
- magma  kental seperti bubur, oral kecuali bentonit magma
- gel  kental, misal suspensi aluminium hidroksida
- lotion  external, misal calamine lotion
■ Lotio menurut FI III adalah sediaan cair berupa suspensi atau dipersi
digunakan sebagai obat luar dapat berbentuk suspensi zat padat dalam
bentuk serbuk halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe
minyak dalam air (o/w atau w/o) dengan surfaktan yang cocok.
■ Ex: lotio kummerfeldi (obat jerawat dengan zat aktif sulfur)
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 18
GUTTAE DAN DROPS
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 19
Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : 13, 21, 27, 28
2018 (PG) : 1, 6, 16, 18, 26, 27, 33 (Esai) 3b
2017 (PG) : 5, 14, 15, 27, 35, 36, 43
2016 (PG): 19, 32, 33, 40
2015 (PG) : 5, 19, 26
■ Guttae  obat tetes bukan oral
■ Drops  obat tetes oral (ex: obat tetes pediatrik meliputi vitamin drops)
■ Minyak nabati, minyak mineral, H2O2  melunakkan kotoran telinga
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 20
No Ketentuan Guttae Nasales GuttaeAuricularis Guttae Opthalmicae
1 Target Rongga hidung Rongga telinga Mata
2 pH area target pengobatan 5,5 – 6,5 7,4
3 Bentuk sediaan Larutan Larutan
Suspensi
Larutan steril
4 Zat aktif Zat adrenergik
Fenilefrin HCl
Nafazolin HCl
Antiinfeksi
Kloramfenikol
Kolistin
Neomisin
Antiradang
Hidrokortison
Deksametason
Analgetik
Antipirin
Anestetik lokal
Lidokain
Benzokain
Asam borat
Atropin sulfat
Neomisin sulfat
5 Pendapar v - Wajib didapar
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 21
No Ketentuan Guttae Nasales GuttaeAuricularis Guttae Opthalmicae
Pelarut Air Gliserin anhidrida
Propilenglikol
Air steril
6 Pengawet v Klorobutanol 0,5%
Timerosal 0,01%
Derivat paraben
-Benzalkonium klorida 0,013%
-Benzetonium klorida 0,001%
-Klorobutanol 0,5%
-Fenil merkuri nitrat 0,004%
-Fenil merkuri asetat 0,004%
-Timerosal 0,01%
7 Antioksidan - Natrium disulfida -
8 Isotonitas 0,9% NaCl - Syarat wajib
9 Sterilitas - - Syarat wajib
10 Viskositas sesuai - - Syarat wajib
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 22
GARGARISMA
(COLLUTORIUM)
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 23
Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : -
2018 (PG) : 4
2017 (PG) : 6
2016 (PG) : -
2015 (PG) : 2
■ Gargarisma = collutorium
■ Collemplastrum  emplastrum yang dioleskan pada kain dibuat plester
■ Emplastrum  hasil proses penyabunan dari asam lemak dengan logam berat
seperti emolastrum plumbici oxydan ; bahan yang dipakai sebagai obat luar
dengan konsistensi sedemikian rupa agar mudah melekat pada kulit (biasanya
dilapisi kain)
■ Collunarium  obat cuci hidung
■ Collodion  larutan pyroxylin yang mudah terbakar dalam eter dan alkohol
■ Clysma / enema  sediaan cair yang dimasukkan ke dalam poros usus dengan
alat ; sebagai pencahar / laksatif / lavement atau enteroclysis / memberi
makanan
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 24
SEDIAAN BAHAN ALAM
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 25
Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : 26
2018 (PG) : 25
2017 (PG) : -
2016 (PG) : -
2015 (PG) : 25
■ Spiritus  larutan dari bahan berbau harum + pelarut beralkohol
■ Tinctur  larutan yang dibuat dengan menyari unsur-unsur dari bahan obat
alam
■ Ekstrak cair  larutan dari zat kimia yang dilarutkan dalam alkohol atau dalam
suatu pelarut hidroalkohol
■ Air aromatik  larutan dengan bahan berbau harum (pelarut air)
■ Infusa  rebusan (air) pada suhu 90OC selama 15 menit dan disaring selagi
panas (ex : infusum chinae cortex)
■ Infusa dari bahan alam yang lunak, simplisia mengandung minyak atsiri (dari
Rhizoma), tidak tahan pemanasan (Radix ipecacuanhae), simplisia banyak
mengandung pati (Radix Liquiritiae).
■ Decocta  rebusan (air) pada suhu 90OC selama 30 menit dan disaring selagi
panas (ex : decocta carrageen).
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 26
Materi Bagian 2
1. Eliksir
2. Emulsi
3. Effervescent
4. Parenteral
5. Esai perhitungan
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 27
ELIKSIR
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 28
Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : 5 D, 6 C, 7 B, 16 A, 36 B
2018 (PG) : 20 A
2017 (PG) : 8 B, 30 E
2016 (PG) : 24 B, 28 D, 34 C
2015 (PG) : 9 B, 35 B
■ Umumnya untuk bahan berkhasiat yang sukar larut dalam pelarut air, tetapi mudah
larut dalam etanol
■ Biasa digunakan pelarut campur dengan gliserin / propilen glikol
■ Kelarutan Paracetamol : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P
■ Kelarutan Difenhidramin HCl : mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P
■ Kelarutan Ambroxol HCl : sedikit larut dalam air,larut dalam metanol,praktis tidak
larut dalam kloroform.
■ KelarutanTeofilin : larut dalam lebih kurang 180 bagian air, lebih mudah larut dalam air
panas, larut dalam lebih kurang 120 bagian etanol (95%)
■ Kelarutan Bromhexin HCl :Sangat sukar larut dalam air, sukar larut dalam etanol
■ 2017 no 8 : 75mg -> 0,075g x (100-1000) = 7,5 – 75 ml (B)
■ 2015 no 9 : 50mg -> 0,05g x (100-1000) = 5 – 50 ml (B)
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 29
EFFERVESCENT
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 30
Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : 8 E, 9 D, 10 D, 35 C
2018 (PG) : 5 C
2017 (PG) : -
2016 (PG) : 25 A, 26 B
2015 (PG) : 6 B, 22 B
■ Adalah sediaan cair yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan bagian basa
yang menghasilkan larutan jenuh CO2
■ Pada effervescent dapat ditambahkan pemanis (gula/sirop) yg dimasukkan ke dlm
bagian asam
■ Prinsip sediaan ini adalah : reaksi netralisasi antara asam dan basa yang
menghasilkan saturasi gas berupa CO2
■ Penggunaan NaOH sebagai bagian basa pd effervescent sangatlah tidak lazim (belum
pernah terdengar)
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 31
PARENTERAL
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 32
Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : 11
Lokasi penyuntikan berdasarkan jenis2 injeksi :
1.Injeksi intraderma / intrakutan : Kulit yang sebenarnya
2.Injeksi subkutan atau hipoderma : Jaringan di bawah kulit ke dalam alveolar
3.Injeksi intramuskulus : Lapisan jaringan / otot
4.Injeksi intravenus : Pembuluh darah vena
5.Injeksi intrarterium : Pembuluh darah arteri / perifer / tepi
6.Injeksi intrakor : Otot jantung atau ventriculus
7.Injeksi intrateka / intraspinal / intrasisternal / intradural / subaraknoid : Sumsum tulang
belakang pada dasar otak yang ada cairan cerebrospinalnya
8.Injeksi intrartikulus : Cairan sendi di dalam rongga sendi
9.Injeksi intrabursa : Bursa subcromillis atau bursa olecranon
10.Injeksi subkonjungtiva : Selaput lendir di bawah mata
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 33
EMULSI
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 34
Pembahasan UAS Tahun :
2019 (PG) : 15 D, 20 C, 25 A, 29 E, 30 B, 31 D, 32 B, 33 A, 40 E
2018 (PG) : 10 C, 11 D, 12 C, 13 B, 19 B
2017 (PG) : 20 D, 21B, 22 C
2016 (PG) : 12 B, 37 A, 38 D
2015 (PG) : 16 D, 31 D, 32 E, 33 D, 39 A
 Prinsip emulsi adalah dimana suatu cairan tidak dapat larut dalam cairan pembawanya
sehingga dibutuhkan emulgator untuk menyatukan keduanya, dengan membentuk 2 fase
yg salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain dalam bentuk globul/tetesan
kecil
■ Emulgator semi sintetis : methyl cellulose, carboxy methyl cellulose (CMC), Na CMC
(lazim digunakan)
■ Emulgator sintetis :
Surfaktan anionik, contoh: Na. lauril sulfat
Surfaktan nonionik, contoh: tween 80, span 80
■ Emulgator bahan alam :
Polisakarida : acasia (gom arab / PGA), tragakan, agar, pektin, Na. alginat
Mengandung sterol : beeswax, woolfat
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 35
 Tipe emulsi M/A : fase minyak yg terdispersi dalam medium pembawa air. Jadi,
fs minyak yg mjd globulnya (Minyak di dalam Air). A/M sebaliknya
 Prinsip penentuan tipe :
• Zat warna : Dgn methylene blue akan memberi warna biru pd fs air
Dgn Sudan III akan memberi warna merah pd fs minyak
• Pengenceran dgn air : Jelas tipe M/A yg dpt diencerkan dgn air, krn
medium pembawanya yg air juga.
• Konduktivitas : Air dpt dgn mudah menghantarkan listrik. So, tipe M/A yg
dpt menghantarkan arus listrik
• Fluoresensi : Minyak umumnya berfluoresensi (terang mengkilap)
dibanding air tidak berfluoresensi di bawah sinar UV. So, tipe A/M akan
menunjukkan semua bagian berfluoresensi, krn Minyak adlh medium
pembawanya. Sdgkn pd M/A hanya globul2 saja yg berfluoresensi.
• Kertas Saring : Air dpt dgn mudah menyebar pd kertas saring. So, pada
M/A terjadi penyebaran
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 36
 Metode Pembuatan
1. Metode Kontinental / Gom Kering : dalam mortir, serbuk gom + minyak sedikit-2
2. Metode Inggris / Gom Basah : serbuk gom + air -> mucilago
3. Bottle Method : Utk minyak menguap; dalam botol, serbuk gom + minyak menguap
o Kerusakan Emulsi
1. Creaming : naik/turunnya droplet/flocc dan membentuk lapisan pekat pada permukaan
atau pada dasar emulsi (reversible / dapat diperbaiki)
2. Coalecence : proses bergabungnya droplet akibat kurangnya emulgator (irreversible / tidak
dapat diperbaiki)
3. Breaking : pemisahan fase terdispersi dari fase continue
4. Inversi Fase : Perubahan fase terdispersi menjadi medium pendispersi (perubahan tipe dari
M/A menjadi A/M atau sebaliknya)
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 37
■ Perhitungan gom
• Minyak atsiri : PGA sama banyak dengan minyak atsiri
• Minyak lemak : PGA ½ kali berat minyak, kecuali oleum ricini
• Zat padat larut dalam minyak lemak : PGA sama banyak dengan zat padat
• Oleum Iecoris Aseli : Menurut Fornas dipakai gom 30% dari berat minyak (0,3 kalinya)
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 38
ESSAY (HITUNGAN)
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 39
Soal Resep
2019
1a. Dosis lengkap calciferol :
--Dosis Rujukan
• Dosis yang dianjurkan dalam sehari
60% x (1000 - 2000 UI) = 600 – 1200 UI/Hari
--Dosis Resep
• Dosis sekali minum (2 SK @5ml)
800 UI x 2 SK = 1600 UI
• Dosis dalam sehari (1dd)
1 dd x 1600 UI = 1600 UI
1b. Jumlah minyak lemak = ½ Jumlah PGA yg
digunakan
Oleum cocos: 10% x 100ml = 10 gram x ½
= 5 gram
1c. Sebagai emulgator.
3 bahan pengganti PGA : Na CMC,Tween 80, Span
80
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 40
1d. Etiket
Label
1d.
Copy
resep
2018
1a. Dosis lengkap parasetamol :
--Dosis Rujukan
• Dosis yang dianjurkan dalam sehari
50% x (325 - 650 mg) = 162,5 – 650 mg/hari
• Dosis yang dianjurkan dalam sekali minum (4-6 dd)
(162,5 – 650 mg) / (4 – 6 dd) = 27 – 162,5 mg
--Dosis Resep
• Dosis sekali minum (1 SK @5ml)
0,2 x 1 SK = 0,2 g
• Dosis dalam sehari (3dd)
3 dd x 0,2 = 0,6 g
1b. Konsentrasi PGS -> 2%
2% x 60ml = 1,2 g = 1200mg
1c. Sebagai suspending agent.
3 bahan pengganti PGS = Bentonit,Tragakan, Na alginat
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 41
Effervescent
2019
3. Na bikarbonat yg dibutuhkan utk menetralkan
asam sitrat
0,4 x 12/10 = 0,48 g
Na bikarbonat yg dibutuhkan utk menetralkan
asam tartrat
2 x 11,2/10 = 2,24 g
Total Na bikarbonat yg dibutuhkan
0,48+2,24 = 2,72 gram
2018
1a. % kadar lysin hcl
%= gram/100ml
60mg/80ml -> 0,06g/80ml = x g/100ml
x = 0,075 %
1b. Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk menetralkan
asam sitrat
1 x 12/10 = 1,2 g
Sisa Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk menetralkan
asam tartrat
3 - 1,2 = 1,8 g
Asam tartrat yg dibutuhkan untuk menetralkan Na
bikarbonat
1,8 x 8,9/10 = 1,602 gram
2017
1b. Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk menetralkan
asam sitrat
0,8 x 12/10 = 0,96 g
Sisa Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk menetralkan
asam tartrat
3 – 0,96 = 2,04 g
Asam tartrat yg dibutuhkan untuk menetralkan Na
bikarbonat
2,04 x 8,9/10 = 1,8156 gram
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 42
2016
2a. % kadar zat aktif
%= gram/100ml
0,1g/75ml = x g/100ml
x = 0,13%
2b. Seperti 2019 no 3.
2015
3a. Kegunaan : Sebagai suplemen (asam
amino esensial)
s.vesp.houst : diminum sekaligus pada
malam hari
3 cth z.a lain :VitaminC,D,B6,
Diphenhidramin HCl, Asetilsistein, Kalsium
3b. Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk
menetralkan asam sitrat
0,8 x 12/10 = 0,96 g
Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk
menetralkan asam asetat
0,4 x 0,84/10 = 0,0336 g
Sisa Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk
menetralkan asam tartrat
3 – (0,96+0,0336) = 2,0064 g
Asam tartrat yg dibutuhkan untuk
menetralkan Na bikarbonat
2,0064 x 8,9/10 = 1,7857 gram
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 43
3c. Jumlah air untuk komponen basa = 2/3 dari jumlah air
2/3 x 80ml = 53,3 ml
Jumlah air untuk komponen asam = 1/3 dari jumlah air
1/3 x 80ml = 26,6 ml
Cara pembuatan sediaan :
■ Komponen basa (na bik) dilarutkan dengan 53,3ml air
■ Komponen asam (as sitrat&tartrat) dan z.a dilarutkan dalam 26,6ml air
■ 2/3 bagian asam dimasukkan ke dalam bag. basa, gas dibuang, dimasukkan ke dalam
botol
■ Sisa 1/3 bagian asam dimasukkan secara perlahan-lahan melalui dinding botol, segera
tutup botol dengan karet sumbat, ikat dengan tali.
■ Diberi etiket dan diserahkan
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 44
TABEL KELARUTAN
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 45
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 46
PELARUT PELARUT
DLM ELIXIR
KELARUTAN PARASETAMOL
BAGIAN mg / ml Sumber
Air 5,6 1 dlm 90 11,1 Smith &
mitcchel
Etanol 11,8 1 dlm 8 125,0 Smitth &
mitcchel
Prop.glikol 10,0 1 dlm 9 111,1 BP
CHCl3 0,1 1 dlm 50 20,0 Martindale
Gliserin qs. 47,5 1 dlm 50 20,0 Smith &
Mitch
Referensi
Untuk informasi tambahan, klik link dibawah ini :
■ https://farmasetika.com/2018/11/01/mengenal-sediaan-obat-cair-berbentuk-syrup-
dan-suspensi/
■ https://drutama.wordpress.com/2012/11/18/suspensi/
■ http://eagleeyes0005.blogspot.com/2016/10/pembahasan-tentang-sirup.html
■ https://anggaradhes.wordpress.com/2012/06/20/emulsi/
■ https://id.scribd.com/presentation/366175957/P-6-Dosis-Singkatan-Latin-Resep
■ https://www.slideshare.net/mobile/ridzan1/singkatan-bahasa-latin
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 48
TIPS BELAJAR
1. Berdoa minta Tuhan bimbing supaya cepat mengerti dan hapal materi
2. Buat ringkasan materi per bab dengan mind mapping / bagan / skema
3. Pahami prinsip formula dan pembuatan setiap sediaan, bukan dihapal
4. Kerjakan ulang soal-soal ujian sampai 5 tahun ke belakang dengan timer
5. Pelajari formula sediaan dan kegunaan setiap bahan dari Formularium
Nasional dan Formularium Indonesia
6. Catat zat aktif apa saja yang biasa terdapat dalam setiap sediaan yang beredar
di pasar (ex: vitamin drops untuk bayi, emulsi minyak ikan)
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 49
LAMPIRAN SINGKATAN
BAHASA LATIN
*lampiran terpisah
Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 50

More Related Content

What's hot (20)

Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Pill
PillPill
Pill
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Gel
GelGel
Gel
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
GRANULASI BASAH
GRANULASI BASAHGRANULASI BASAH
GRANULASI BASAH
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 

More from Nesha Mutiara

Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaPemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaNesha Mutiara
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana MalariaFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana MalariaNesha Mutiara
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Nesha Mutiara
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRNesha Mutiara
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiNesha Mutiara
 
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Nesha Mutiara
 
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeFarmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeNesha Mutiara
 
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji KlinikPharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji KlinikNesha Mutiara
 
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes KetoasidosisFarmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes KetoasidosisNesha Mutiara
 
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat SulfametoksazolBioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat SulfametoksazolNesha Mutiara
 
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Nesha Mutiara
 
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode GyssensFarmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode GyssensNesha Mutiara
 
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...Nesha Mutiara
 
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...Nesha Mutiara
 
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...Nesha Mutiara
 
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah SakitFarmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah SakitNesha Mutiara
 
Rangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off LabelRangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off LabelNesha Mutiara
 
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroLaporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroNesha Mutiara
 
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS Nesha Mutiara
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Nesha Mutiara
 

More from Nesha Mutiara (20)

Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaPemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana MalariaFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
 
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
 
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeFarmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
 
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji KlinikPharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
 
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes KetoasidosisFarmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
 
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat SulfametoksazolBioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
 
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
 
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode GyssensFarmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
 
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
 
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
 
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
 
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah SakitFarmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
 
Rangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off LabelRangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off Label
 
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroLaporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
 
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar

  • 1. TENTIR FARMASETIKA 1 Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 1 NESHA MUTIARA SHARON ISABELLA
  • 2. Materi Bagian 1 1. Pulveres 2. Larutan 3. Sirup 4. Suspensi 5. Guttae dan Drops 6. Gargarisma 7. Sediaan Bahan Alam Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 2
  • 3. PULVERES Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 3
  • 4. Pembahasan UAS Tahun : 2019 (PG) : 12 ■ Pulveres  serbuk terbagi dikemas dalam kertas perkamen (oral). ■ Zat tambahan : - Pemanis / corrigens saporis = laktosa, aspartam - Pewarna / corrigens coloris = karmin - Pengharum / corrigens odoris = oleum rosae - Pengisi / pembawa = laktosa Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 4
  • 5. LARUTAN Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 5
  • 6. Pembahasan UAS Tahun : 2019 (PG) : 1, 2, 3, 4, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 28 2018 (PG) : 1, 2, 3, 4, 15, 16, 22, 27, 33 2017 (PG) : 1, 2, 4, 5, 6, 11, 12, 15, 29, 31, 35, 36, 43 2016 : (PG) 1, 2, 3, 4 ; (Esai) 1b 2015 (PG) : 1, 2, 3, 4, 5, 23, 26 ■ Mixtura  sediaan cair yang mengandung > 2 zat yang terlarut dalam pelarut tertentu. ■ Larutan (solution)  sediaan cair yang mengandung > 1 zat kimia yang terlarut ; ada pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute) - Sediaan oral : mixtura, sirup, saturation / potio effervescent, eliksir, drops (ex : obat tetes pediatrik). - Sediaan untuk rongga mulut : gargarisma / collutorium. - Sediaan untuk rongga tubuh : guttae auricularis / otik (telinga), guttae nasales / collunaria (hidung). - Sediaan untuk mata : obat tetes mata (guttae opthalmicae), obat cuci mata (collyrium). - Sediaan larutan untuk topikal  lotio, liniment. Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 6
  • 7. ■ Molalitas (m)  gram zat/kg pelarut. ■ Molaritas (M)  gram zat/pelarut ad 1 L. ■ Normalitas (N)  bobot ekivalen zat/pelarut ad 1 L. ■ % b/b  gram zat/100 gram larutan atau campuran. ■ % b/v  gram zat/100 ml pelarut (air, dll). ■ % v/v  ml zat/100 ml pelarut (air, dll). ■ Contoh pelarut: -Air -Air aromatik (ex: + bunga mawar) - Etanol - Propilen glikol - Gliserin - Dimetilsulfoksida - Etanol-air (pelarut campur / kosolven). ■ (+) larutan : homogen, penampilan bagus, efek yang diharapkan bisa cepat. ■ (-) larutan : rasa obat dominan, lebih mudah rusak. Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 7
  • 8. ■ Aqua rosarum = larutan dengan bahan berbau harum mawar (pelarut air) ■ Oleum rosarum = minyak dengan bahan berbau harum mawar (pelarut minyak) ■ Aqua calcis / Solutio calcii hydroxide = larutan kapur ■ Aqua bidestillata = air hasil destilasi 2x (mengandung mineral < aquadest) ■ Aqua demineralisata (DM) = air bebas mineral / ion ■ Pemanis pada sediaan: - sirup = gula (sakarosa) - eliksir = sirup simpleks, larutan sorbitol, aspartame - suspensi = * Pemanis yang biasa digunakan : sorbitol, sukrosa 20 – 25 % * Sebagai kombinasi dengan pemanis sintetis : siklamat 0,5 %; sakarin 0,05 % * Kombinasi sorbitol : sirupus simplex = 30 % b/v : 10 % b/v ad 20 – 25 % b/v total * pH > 5 dipakai sorbitol, karena sukrosa pada pH ini akan terurai dan menyebabkan perubahan volume. * Sukrosa dapat menyebabkan kristalisasi Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 8
  • 9. SIRUP Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 9
  • 10. Pembahasan UAS Tahun : 2019 (PG) : - 2018 (PG) : 2 (Esai) 3a 2017 (Esai) : 3a 2016 (PG) : 21, 22 2015 (PG) : - ■ Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0% (FI). ■ Contoh zat aktif : tocopherol, paracetamol, difenhidramin HCl, teofilin, ambroxol, pseudoephedrine HCl, piperazine citrate. ■ 3 macam sirup : - Sirup simpex  mengandung 65% gula dalam air nipagin 0,25% b/v - Sirup obat mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan. - Sirup pewangi mengandung pewangi atau zat pewangi lain, tidak mengandung obat (ex : sir thyamin). Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 10
  • 11. ■ Fungsi sirup : - Sebagai obat, ex : chlorfeniramini maleatis sirupus - Sebagai corrigens saporis, ex : sirupus simplex - Sebagai corrigens odoris, ex : sirupus aurantii - Sebagai corrigens coloris, ex : sirupus Rhoedos, sirupus rubi idaei - Sebagai pengawet ex : sediaan dengan bahan pembawa sirup karena konsentrasi gula yang tinggi mencegah pertumbuhan bakteri ■ Sirup dibandingkan dengan eliksir : - menggunakan pelarut air - rasa lebih manis - lebih kental (viscous) karena kandungan gula lebih besar - lebih baik menutupi rasa obat - tidak bisa melarutkan bahan yang bersifat alcohol soluble Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 11
  • 12. ■ Sediaan sirup dapat terjadi cap locking (penghabluran)  dicegah dengan + sorbitol, gliserol, atau propilen glikol. ■ Flavor pada sirup : volatile oil (orange oil), vanillin ■ Volatile oil kadang dilarutkan dengan sedikit alkohol. ■ Pewarna ‘senada’ dengan flavor ■ Misal : pewarna hijau dengan flavor mint, pewarna coklat dengan flavor coklat. Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 12
  • 13. SUSPENSI Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 13
  • 14. Pembahasan UAS Tahun : 2019 (PG) : 24, 34, 38, 39 (Esai) 2, 4 2018 (PG) : 7, 8, 9, 17, 23, 37, 38, 39 2017 (PG) : 17, 18, 19, 32, 46, 48, 50 2016 (PG) : 15, 16, 17, 18, 29, 30, 31, 39 (Esai) 4 2015 (PG) : 10, 11, 12, 13, 14, 15, 23, 27, 28, 29, 36, 37, 38 (Esai) 2 ■ (+) : kerja protektif, prolonged action, rasa obat lebih baik dibandingkan larutan. ■ (-) : kestabilan rendah, ketepatan dosis lebih rendah dibandingkan larutan, jika terjadi caking  sulit terdispersi lagi  homogenitas buruk, harus dikocok setiap sebelum diminum ■ Amoksisilin dibuat suspensi rekonstitusi karena umumnya antibiotik memiliki stabilitas yang terbatas dalam air  baru + air segera sebelum diminum. ■ Suspensi harus menggunakan pengawet. ■ Suspensi oral  diminum [ex : antasida Al (OH)3 dan Mg (OH)3] ■ Suspensi non oral : injeksi penicillin, suspensi cortison (untuk mata), suspensi sulfur (topikal, ex: obat jerawat), suspensi p.nitro sulfathiazole (per rektal) Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 14
  • 15. ■ Wetting agent / bahan pembasah / humektan  menurunkan tegangan permukaan (sudut kontak) antara serbuk dengan air  mempermudah pembasahan partikel serbuk hidrofob  meningkatkan dispersi serbuk. ■ Contoh : - gliserin - propilen glikol - polietilen glikol - surfaktan * kationik dan anionik  bahan berkhasiat dengan zeta potensial + dan – Ex kationik : benzalkonium klorida Ex anionik : sodium lauril sulfat * nonionik  range pH besar dan toksisitas lebih rendah  lebih baik (ex : tween 80, sorbimacrogol palmitat 300, polioksietilen 20 sorbitan monopalmitat) ■ Kelebihan surfaktan  terjadi solubilisasi, busa, dan rasa tidak enak Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 15
  • 16. ■ Suspending agent  meningkatkan viskositas suspensi  pengendapan lambat  menstabilkan zat padat yang sulit larut (dapat dihitung dengan Hukum Stokes). ■ Kegunaan : - mencegah koagulasi resin dan bahan berlemak - memperlambat pengendapan - mencegah pengendapan dari bahan yang sulit diresuspensi  homogenitas dosis dapat dipertahankan. Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 16
  • 17. ■ Jenis suspending agent : - karbohidrat = * acacia (gom arab)  acacia senegal * tragakan (Astragallus gummifer) * gum karaya (sterculia gum) * pulvis gummosus (PGS)  gom arab+tragakan+serbuk gula (1:1:1) * alginat Na 1-2% (bisa + 0,3% ca sitrat) - tanah liat / clay = bentonit, veegum, al monostearat - cellulose = methyl cellulose, Na CMC, Carbopol 934 - agar - gelatin - petin Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 17
  • 18. ■ Bentuk suspensi : - mixtura  oral, pembawa air - magma  kental seperti bubur, oral kecuali bentonit magma - gel  kental, misal suspensi aluminium hidroksida - lotion  external, misal calamine lotion ■ Lotio menurut FI III adalah sediaan cair berupa suspensi atau dipersi digunakan sebagai obat luar dapat berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk serbuk halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe minyak dalam air (o/w atau w/o) dengan surfaktan yang cocok. ■ Ex: lotio kummerfeldi (obat jerawat dengan zat aktif sulfur) Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 18
  • 19. GUTTAE DAN DROPS Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 19
  • 20. Pembahasan UAS Tahun : 2019 (PG) : 13, 21, 27, 28 2018 (PG) : 1, 6, 16, 18, 26, 27, 33 (Esai) 3b 2017 (PG) : 5, 14, 15, 27, 35, 36, 43 2016 (PG): 19, 32, 33, 40 2015 (PG) : 5, 19, 26 ■ Guttae  obat tetes bukan oral ■ Drops  obat tetes oral (ex: obat tetes pediatrik meliputi vitamin drops) ■ Minyak nabati, minyak mineral, H2O2  melunakkan kotoran telinga Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 20
  • 21. No Ketentuan Guttae Nasales GuttaeAuricularis Guttae Opthalmicae 1 Target Rongga hidung Rongga telinga Mata 2 pH area target pengobatan 5,5 – 6,5 7,4 3 Bentuk sediaan Larutan Larutan Suspensi Larutan steril 4 Zat aktif Zat adrenergik Fenilefrin HCl Nafazolin HCl Antiinfeksi Kloramfenikol Kolistin Neomisin Antiradang Hidrokortison Deksametason Analgetik Antipirin Anestetik lokal Lidokain Benzokain Asam borat Atropin sulfat Neomisin sulfat 5 Pendapar v - Wajib didapar Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 21
  • 22. No Ketentuan Guttae Nasales GuttaeAuricularis Guttae Opthalmicae Pelarut Air Gliserin anhidrida Propilenglikol Air steril 6 Pengawet v Klorobutanol 0,5% Timerosal 0,01% Derivat paraben -Benzalkonium klorida 0,013% -Benzetonium klorida 0,001% -Klorobutanol 0,5% -Fenil merkuri nitrat 0,004% -Fenil merkuri asetat 0,004% -Timerosal 0,01% 7 Antioksidan - Natrium disulfida - 8 Isotonitas 0,9% NaCl - Syarat wajib 9 Sterilitas - - Syarat wajib 10 Viskositas sesuai - - Syarat wajib Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 22
  • 24. Pembahasan UAS Tahun : 2019 (PG) : - 2018 (PG) : 4 2017 (PG) : 6 2016 (PG) : - 2015 (PG) : 2 ■ Gargarisma = collutorium ■ Collemplastrum  emplastrum yang dioleskan pada kain dibuat plester ■ Emplastrum  hasil proses penyabunan dari asam lemak dengan logam berat seperti emolastrum plumbici oxydan ; bahan yang dipakai sebagai obat luar dengan konsistensi sedemikian rupa agar mudah melekat pada kulit (biasanya dilapisi kain) ■ Collunarium  obat cuci hidung ■ Collodion  larutan pyroxylin yang mudah terbakar dalam eter dan alkohol ■ Clysma / enema  sediaan cair yang dimasukkan ke dalam poros usus dengan alat ; sebagai pencahar / laksatif / lavement atau enteroclysis / memberi makanan Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 24
  • 25. SEDIAAN BAHAN ALAM Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 25
  • 26. Pembahasan UAS Tahun : 2019 (PG) : 26 2018 (PG) : 25 2017 (PG) : - 2016 (PG) : - 2015 (PG) : 25 ■ Spiritus  larutan dari bahan berbau harum + pelarut beralkohol ■ Tinctur  larutan yang dibuat dengan menyari unsur-unsur dari bahan obat alam ■ Ekstrak cair  larutan dari zat kimia yang dilarutkan dalam alkohol atau dalam suatu pelarut hidroalkohol ■ Air aromatik  larutan dengan bahan berbau harum (pelarut air) ■ Infusa  rebusan (air) pada suhu 90OC selama 15 menit dan disaring selagi panas (ex : infusum chinae cortex) ■ Infusa dari bahan alam yang lunak, simplisia mengandung minyak atsiri (dari Rhizoma), tidak tahan pemanasan (Radix ipecacuanhae), simplisia banyak mengandung pati (Radix Liquiritiae). ■ Decocta  rebusan (air) pada suhu 90OC selama 30 menit dan disaring selagi panas (ex : decocta carrageen). Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 26
  • 27. Materi Bagian 2 1. Eliksir 2. Emulsi 3. Effervescent 4. Parenteral 5. Esai perhitungan Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 27
  • 28. ELIKSIR Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 28
  • 29. Pembahasan UAS Tahun : 2019 (PG) : 5 D, 6 C, 7 B, 16 A, 36 B 2018 (PG) : 20 A 2017 (PG) : 8 B, 30 E 2016 (PG) : 24 B, 28 D, 34 C 2015 (PG) : 9 B, 35 B ■ Umumnya untuk bahan berkhasiat yang sukar larut dalam pelarut air, tetapi mudah larut dalam etanol ■ Biasa digunakan pelarut campur dengan gliserin / propilen glikol ■ Kelarutan Paracetamol : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P ■ Kelarutan Difenhidramin HCl : mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P ■ Kelarutan Ambroxol HCl : sedikit larut dalam air,larut dalam metanol,praktis tidak larut dalam kloroform. ■ KelarutanTeofilin : larut dalam lebih kurang 180 bagian air, lebih mudah larut dalam air panas, larut dalam lebih kurang 120 bagian etanol (95%) ■ Kelarutan Bromhexin HCl :Sangat sukar larut dalam air, sukar larut dalam etanol ■ 2017 no 8 : 75mg -> 0,075g x (100-1000) = 7,5 – 75 ml (B) ■ 2015 no 9 : 50mg -> 0,05g x (100-1000) = 5 – 50 ml (B) Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 29
  • 31. Pembahasan UAS Tahun : 2019 (PG) : 8 E, 9 D, 10 D, 35 C 2018 (PG) : 5 C 2017 (PG) : - 2016 (PG) : 25 A, 26 B 2015 (PG) : 6 B, 22 B ■ Adalah sediaan cair yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan bagian basa yang menghasilkan larutan jenuh CO2 ■ Pada effervescent dapat ditambahkan pemanis (gula/sirop) yg dimasukkan ke dlm bagian asam ■ Prinsip sediaan ini adalah : reaksi netralisasi antara asam dan basa yang menghasilkan saturasi gas berupa CO2 ■ Penggunaan NaOH sebagai bagian basa pd effervescent sangatlah tidak lazim (belum pernah terdengar) Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 31
  • 32. PARENTERAL Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 32
  • 33. Pembahasan UAS Tahun : 2019 (PG) : 11 Lokasi penyuntikan berdasarkan jenis2 injeksi : 1.Injeksi intraderma / intrakutan : Kulit yang sebenarnya 2.Injeksi subkutan atau hipoderma : Jaringan di bawah kulit ke dalam alveolar 3.Injeksi intramuskulus : Lapisan jaringan / otot 4.Injeksi intravenus : Pembuluh darah vena 5.Injeksi intrarterium : Pembuluh darah arteri / perifer / tepi 6.Injeksi intrakor : Otot jantung atau ventriculus 7.Injeksi intrateka / intraspinal / intrasisternal / intradural / subaraknoid : Sumsum tulang belakang pada dasar otak yang ada cairan cerebrospinalnya 8.Injeksi intrartikulus : Cairan sendi di dalam rongga sendi 9.Injeksi intrabursa : Bursa subcromillis atau bursa olecranon 10.Injeksi subkonjungtiva : Selaput lendir di bawah mata Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 33
  • 34. EMULSI Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 34
  • 35. Pembahasan UAS Tahun : 2019 (PG) : 15 D, 20 C, 25 A, 29 E, 30 B, 31 D, 32 B, 33 A, 40 E 2018 (PG) : 10 C, 11 D, 12 C, 13 B, 19 B 2017 (PG) : 20 D, 21B, 22 C 2016 (PG) : 12 B, 37 A, 38 D 2015 (PG) : 16 D, 31 D, 32 E, 33 D, 39 A  Prinsip emulsi adalah dimana suatu cairan tidak dapat larut dalam cairan pembawanya sehingga dibutuhkan emulgator untuk menyatukan keduanya, dengan membentuk 2 fase yg salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain dalam bentuk globul/tetesan kecil ■ Emulgator semi sintetis : methyl cellulose, carboxy methyl cellulose (CMC), Na CMC (lazim digunakan) ■ Emulgator sintetis : Surfaktan anionik, contoh: Na. lauril sulfat Surfaktan nonionik, contoh: tween 80, span 80 ■ Emulgator bahan alam : Polisakarida : acasia (gom arab / PGA), tragakan, agar, pektin, Na. alginat Mengandung sterol : beeswax, woolfat Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 35
  • 36.  Tipe emulsi M/A : fase minyak yg terdispersi dalam medium pembawa air. Jadi, fs minyak yg mjd globulnya (Minyak di dalam Air). A/M sebaliknya  Prinsip penentuan tipe : • Zat warna : Dgn methylene blue akan memberi warna biru pd fs air Dgn Sudan III akan memberi warna merah pd fs minyak • Pengenceran dgn air : Jelas tipe M/A yg dpt diencerkan dgn air, krn medium pembawanya yg air juga. • Konduktivitas : Air dpt dgn mudah menghantarkan listrik. So, tipe M/A yg dpt menghantarkan arus listrik • Fluoresensi : Minyak umumnya berfluoresensi (terang mengkilap) dibanding air tidak berfluoresensi di bawah sinar UV. So, tipe A/M akan menunjukkan semua bagian berfluoresensi, krn Minyak adlh medium pembawanya. Sdgkn pd M/A hanya globul2 saja yg berfluoresensi. • Kertas Saring : Air dpt dgn mudah menyebar pd kertas saring. So, pada M/A terjadi penyebaran Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 36
  • 37.  Metode Pembuatan 1. Metode Kontinental / Gom Kering : dalam mortir, serbuk gom + minyak sedikit-2 2. Metode Inggris / Gom Basah : serbuk gom + air -> mucilago 3. Bottle Method : Utk minyak menguap; dalam botol, serbuk gom + minyak menguap o Kerusakan Emulsi 1. Creaming : naik/turunnya droplet/flocc dan membentuk lapisan pekat pada permukaan atau pada dasar emulsi (reversible / dapat diperbaiki) 2. Coalecence : proses bergabungnya droplet akibat kurangnya emulgator (irreversible / tidak dapat diperbaiki) 3. Breaking : pemisahan fase terdispersi dari fase continue 4. Inversi Fase : Perubahan fase terdispersi menjadi medium pendispersi (perubahan tipe dari M/A menjadi A/M atau sebaliknya) Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 37
  • 38. ■ Perhitungan gom • Minyak atsiri : PGA sama banyak dengan minyak atsiri • Minyak lemak : PGA ½ kali berat minyak, kecuali oleum ricini • Zat padat larut dalam minyak lemak : PGA sama banyak dengan zat padat • Oleum Iecoris Aseli : Menurut Fornas dipakai gom 30% dari berat minyak (0,3 kalinya) Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 38
  • 39. ESSAY (HITUNGAN) Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 39
  • 40. Soal Resep 2019 1a. Dosis lengkap calciferol : --Dosis Rujukan • Dosis yang dianjurkan dalam sehari 60% x (1000 - 2000 UI) = 600 – 1200 UI/Hari --Dosis Resep • Dosis sekali minum (2 SK @5ml) 800 UI x 2 SK = 1600 UI • Dosis dalam sehari (1dd) 1 dd x 1600 UI = 1600 UI 1b. Jumlah minyak lemak = ½ Jumlah PGA yg digunakan Oleum cocos: 10% x 100ml = 10 gram x ½ = 5 gram 1c. Sebagai emulgator. 3 bahan pengganti PGA : Na CMC,Tween 80, Span 80 Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 40 1d. Etiket Label
  • 41. 1d. Copy resep 2018 1a. Dosis lengkap parasetamol : --Dosis Rujukan • Dosis yang dianjurkan dalam sehari 50% x (325 - 650 mg) = 162,5 – 650 mg/hari • Dosis yang dianjurkan dalam sekali minum (4-6 dd) (162,5 – 650 mg) / (4 – 6 dd) = 27 – 162,5 mg --Dosis Resep • Dosis sekali minum (1 SK @5ml) 0,2 x 1 SK = 0,2 g • Dosis dalam sehari (3dd) 3 dd x 0,2 = 0,6 g 1b. Konsentrasi PGS -> 2% 2% x 60ml = 1,2 g = 1200mg 1c. Sebagai suspending agent. 3 bahan pengganti PGS = Bentonit,Tragakan, Na alginat Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 41
  • 42. Effervescent 2019 3. Na bikarbonat yg dibutuhkan utk menetralkan asam sitrat 0,4 x 12/10 = 0,48 g Na bikarbonat yg dibutuhkan utk menetralkan asam tartrat 2 x 11,2/10 = 2,24 g Total Na bikarbonat yg dibutuhkan 0,48+2,24 = 2,72 gram 2018 1a. % kadar lysin hcl %= gram/100ml 60mg/80ml -> 0,06g/80ml = x g/100ml x = 0,075 % 1b. Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk menetralkan asam sitrat 1 x 12/10 = 1,2 g Sisa Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk menetralkan asam tartrat 3 - 1,2 = 1,8 g Asam tartrat yg dibutuhkan untuk menetralkan Na bikarbonat 1,8 x 8,9/10 = 1,602 gram 2017 1b. Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk menetralkan asam sitrat 0,8 x 12/10 = 0,96 g Sisa Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk menetralkan asam tartrat 3 – 0,96 = 2,04 g Asam tartrat yg dibutuhkan untuk menetralkan Na bikarbonat 2,04 x 8,9/10 = 1,8156 gram Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 42
  • 43. 2016 2a. % kadar zat aktif %= gram/100ml 0,1g/75ml = x g/100ml x = 0,13% 2b. Seperti 2019 no 3. 2015 3a. Kegunaan : Sebagai suplemen (asam amino esensial) s.vesp.houst : diminum sekaligus pada malam hari 3 cth z.a lain :VitaminC,D,B6, Diphenhidramin HCl, Asetilsistein, Kalsium 3b. Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk menetralkan asam sitrat 0,8 x 12/10 = 0,96 g Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk menetralkan asam asetat 0,4 x 0,84/10 = 0,0336 g Sisa Na bikarbonat yg dibutuhkan untuk menetralkan asam tartrat 3 – (0,96+0,0336) = 2,0064 g Asam tartrat yg dibutuhkan untuk menetralkan Na bikarbonat 2,0064 x 8,9/10 = 1,7857 gram Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 43
  • 44. 3c. Jumlah air untuk komponen basa = 2/3 dari jumlah air 2/3 x 80ml = 53,3 ml Jumlah air untuk komponen asam = 1/3 dari jumlah air 1/3 x 80ml = 26,6 ml Cara pembuatan sediaan : ■ Komponen basa (na bik) dilarutkan dengan 53,3ml air ■ Komponen asam (as sitrat&tartrat) dan z.a dilarutkan dalam 26,6ml air ■ 2/3 bagian asam dimasukkan ke dalam bag. basa, gas dibuang, dimasukkan ke dalam botol ■ Sisa 1/3 bagian asam dimasukkan secara perlahan-lahan melalui dinding botol, segera tutup botol dengan karet sumbat, ikat dengan tali. ■ Diberi etiket dan diserahkan Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 44
  • 45. TABEL KELARUTAN Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 45
  • 46. Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 46
  • 47. PELARUT PELARUT DLM ELIXIR KELARUTAN PARASETAMOL BAGIAN mg / ml Sumber Air 5,6 1 dlm 90 11,1 Smith & mitcchel Etanol 11,8 1 dlm 8 125,0 Smitth & mitcchel Prop.glikol 10,0 1 dlm 9 111,1 BP CHCl3 0,1 1 dlm 50 20,0 Martindale Gliserin qs. 47,5 1 dlm 50 20,0 Smith & Mitch
  • 48. Referensi Untuk informasi tambahan, klik link dibawah ini : ■ https://farmasetika.com/2018/11/01/mengenal-sediaan-obat-cair-berbentuk-syrup- dan-suspensi/ ■ https://drutama.wordpress.com/2012/11/18/suspensi/ ■ http://eagleeyes0005.blogspot.com/2016/10/pembahasan-tentang-sirup.html ■ https://anggaradhes.wordpress.com/2012/06/20/emulsi/ ■ https://id.scribd.com/presentation/366175957/P-6-Dosis-Singkatan-Latin-Resep ■ https://www.slideshare.net/mobile/ridzan1/singkatan-bahasa-latin Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 48
  • 49. TIPS BELAJAR 1. Berdoa minta Tuhan bimbing supaya cepat mengerti dan hapal materi 2. Buat ringkasan materi per bab dengan mind mapping / bagan / skema 3. Pahami prinsip formula dan pembuatan setiap sediaan, bukan dihapal 4. Kerjakan ulang soal-soal ujian sampai 5 tahun ke belakang dengan timer 5. Pelajari formula sediaan dan kegunaan setiap bahan dari Formularium Nasional dan Formularium Indonesia 6. Catat zat aktif apa saja yang biasa terdapat dalam setiap sediaan yang beredar di pasar (ex: vitamin drops untuk bayi, emulsi minyak ikan) Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 49
  • 50. LAMPIRAN SINGKATAN BAHASA LATIN *lampiran terpisah Tentir Farmasetika 1 (30 Juni 2020) 50