SlideShare a Scribd company logo
1 of 64
PERDA INISIATIF DAN
   LEGAL DRAFTING

Disampaikan dalam Seminar dan Diskusi Panel
          DPRD Kota Padang, Sumatera Barat
                Bukit Tinggi, 28 Januari 2012



                              Tri Widodo W. Utomo
    Kepala Pusat Kajian Manajemen Kebijakan, LAN-RI
Nama         : Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
TTL         : Yogyakarta, 15-07-1968
NIP         : 19680715 199401 1 001
Jabatan     : Kepala Pusat Kajian Manajemen Kebijakan/
              Peneliti Utama Bidang Administrasi Publik
Gol/Pangkat : IV-c / Pembina Utama Muda
Alamat Ktr  : Jl. Veteran No. 10 Jakarta
              Telp. 021-3868202 ext. 179; Fax. 021-3800187
Alamt Rmh : Villa Melati Mas Blok M6/12A, Serpong
              Tangerang Selatan, HP. 0819-503-4500

                                        Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
1. Pengantar: Fenomena Empirik Per-UU-an di
   Indonesia;
2. Teori Dasar Peraturan Per-UU-an;
3. PERDA Dalam Kerangka Otonomi Daerah & NKRI;
4. Jenis & Bentuk Produk Hukum Daerah
   (Permendagri No. 15/2006) serta Prosedur
   Penyusunan Produk Hukum Daerah (Permendagri
   No. 16/2006);
5. Perda Inisiatif;
6. Legal Drafting.
                              Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Sumber: Kompas, 29 Januari 2007

                           Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Sumber: Kompas, 29 Januari 2007

                           Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
   2001-2008, Kementerian Keuangan telah mengevaluasi 1.121
    Raperda, dan 67% di antaranya dibatalkan (Kompas, 12/12/2008).
   Perda yg dibatalkan sebagian besar soal pungutan. Dari 11.401
    perda, 15% di antaranya di sektor perhubungan, 13% pertanian,
    13% industri & perdagangan, dan 11% kehutanan (Kompas,
    12/12/2008).
   Di salah satu Kabupaten di Kalsel: Perda No. 12 Tahun 2003
    tentang Pajak Kendaraan di Atas Air, namun isinya mengatur
    tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Atas Air.
   SOTK dinas diatur lebih dahulu dibanding Perda pembentukan
    dinas yg bersangkutan. Misal: pembentukan Dinas Pariwisata
    Jabar (Perda No. 5 tahun 1983) dan SOTK Dinas Pariwisata Jabar
    (Perda No. 5 tahun 1981).

                                            Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Sumut: Kab. Deli Serdang (19)    Jawa Tengah: Kab. Blora (14)
Riau: Kab Indragiri Hulu (11)    Jawa Timur: Kab. Sumenep (16)
Sumsel: Kota Palembang (11)      Sulawesi Utara: Kota Menado (11)
Jambi: Kab. Batanghari (16)      Sulawesi Tengah: Kab. Donggala
                                 (22)
Kaltim: Kab. Kutai Kartanegara   Sulawesi Selatan: Kab. Tana Toraja
   (15)                          (13)
Kalteng: Kota Palangkaraya (29) Gorontalo: Kota Gorontalo (16)
Kalsel: Kota Banjarbaru (14)     Maluku Utara: Kota Ternate (14)
Banten: Kota Serang (11)         Maluku: Kab. Maluku Tenggara Brt
                                 (12)
Jabar: Kab. Sukabumi (13)        Papua Barat : Kota Sorong (13)
                                             Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
   Diskoneksi Tujuan dan Isi (Konsistensi Pasal): 3,1%.
   Ketidakjelasan Obyek dan Subyek: 7,9%.
   Ketidakjelasan Hak dan Kewajiban Wajib Pungut: 7,9%.
   Ketidakjelasan Standar Waktu, Biaya, Prosedur & Struktur
    Tarif: 22,7%.
   Kelengkapan Yuridis: 5,6%.
   Relevansi Yuridis: 2,9%.
   Acuan Yuridis tidak uptodate: 15,7%
   Ketidaktepatan Filosofi dan Prinsip Pungutan: 4,5%
   Menimbulkan Dampak Ekonomi Negatif: 9,2%.


Sumber: PKKOD (2003)                    Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
   Mahfud MD: 1) pemahaman thd legal drafting dan
    aturan ketatanegaraan rendah; 2) UU/Perda yg
    disusun adalah produk permainan politik; 3)
    UU/Perda tdk mampu mengikuti perkembangan
    masyarakat.
   Kurangnya pengetahuan dan minat anggota
    legislatif dalam tugasnya (Jan Michiel Otto dkk,
    Using Legislative Theory to Improve Law and
    Development Projects, 2004).

                                      Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
   Kualitas rata-rata anggota DPR belum bisa
    diharapkan menghasilkan UU yg baik;
   DPR belum sepenuhnya memiliki sistem yg baik
    dalam menyerap aspirasi masyarakat dan belum
    memberikan informasi thd perkembangan
    pembahasan sebuah RUU;
   DPR tidak mendapatkan dukungan teknis yg
    memadai, terutama dukungan tim ahli, akses data
    dan informasi serta dukungan teknis lainnya;
    (Lukman Hakim Saifuddin, 2007)
                                   Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
GRUND NORM
                                    UUD
      TATA HUKUM

                                                         GENERAL NORM
                                 REGELING                “Hukum In abstracto”

Melaksanakan suatu
peraturan ke dalam            BESCHIKKING                 INDIVIDUAL NORM
suatu hal yg nyata                                        “Hukum Inconcreto”
(konkrit)


     Hans Kelsen: General theory of law and state (teori tangga/stufenbau)
    Psl 3 UU 10/2004: UUD 1945 merupakan hukum dasar dalam Per-UU-an.
                                                   Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Peraturan (Regeling)          Keputusan (Beschikking)
                               Bersifat menetapkan
Bersifat mengatur (regulatory)
                               (declaratory, executory)
Bersifat umum, baik substansi   Bersifat konkrit (materinya),
/ materi maupun subyeknya.      dan individual (subyeknya)
Bertingkat (Tata Urut)          Tidak Bertingkat
Judicial Review ke MK (untuk    Gugatan ke PTUN atau Upaya
UU), atau MA (dibawah UU)       Administratif melalui Atasan.


                                          Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Sejak berlakunya UU No. 10/2004, maka:
   Ada penegasan antara Beschikking dengan Regeling
     Keputusan tidak dpt lagi bersifat regulatory /
    regulerend, tapi hanya declaratoir atau penetapan.
   Adanya quasy reglementaire berupa Peraturan
    Kebijaksanaan, yakni Keputusan2 yg tidak
    mendapatkan atribusi dari peraturan per-UU-an yg
    lebih tinggi (Ermessen – discretionary power).

                                     Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Lex Superiori derogat         Superior
                        legi Inferiori
                                                     Inferior
                 Lex Posteriori derogat
Lama   Baru
                  legi Priori/Anteriori


       Lex Specialis derogat   Generalis        Specialis
           legi Generalis

                                     Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tap MPRS No.    Tap MPR No.    UU No.          UU No.
  XX/1966         III/2000     10/2004         12/2011
 UUD 1945        UUD 1945      UUD 1945      UUD 1945
 TAP MPR         TAP MPR       UU/PERPU      TAP MPR
   UU              UU             PP         UU/PERPU
  PERPU           PERPU        PERPRES          PP
    PP              PP          PERDA        PERPRES
  KEPRES       KEPRES/INPRES                PERDA Prov.
                  PERDA                     PERDA Kab.

                                    Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
 Mengapa Perda muncul dalam hirarki (2000)?
 Mengapa Tap MPR dan Kepres/Inpres hilang
  (2004)?
 Mengapa Tap MPR yg sudah hilang (2004) muncul
  kembali (2011)?
 Mengapa Perda yang setingkat (2004) menjadi
  berjenjang (2011)?



                                Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tap MPR No. 1/2003 (Peninjauan thd Materi &
Status Hukum TAP MPRS & MPR 1960-2002)

 Pasal 1: TAP yg dicabut dan dinyatakan tidak berlaku (8 TAP).
 Pasal 2: TAP yg dinyatakan tetap berlaku dengan ketentuan (3
 TAP).
 Pasal 3: TAP yg dinyatakan tetap berlaku s/d terbentuknya
 Pemerintahan Hasil Pemilu 2004 (8 TAP).
 Pasal 4: TAP yg dinyatakan tetap berlaku s/d terbentuknya UU
 (11 TAP).
 Pasal 5: TAP yg dinyatakan masih berlaku s/d ditetapkannya
 Peraturan Tata Tertib baru oleh MPR Hasil Pemilu 2004 (5 TAP).
 Pasal 6: TAP yg dinyatakan tidak perlu dilakukan tindakan
 hukum lebih lanjut, baik karena bersifat final (einmalig), telah
 dicabut, maupun telah selesai dilaksanakan (104 TAP).

                                          Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
PUSAT                                      Pemegang kekuasaan
                      PRESIDEN             pemerintahan – Psl 4
                                              (1) UUD 1945

                                               Psl 17 UUD
                 Kementerian/LPNK                  1945

         Koordinasi       Sebagian     Koordinasi
                           Urusan
                                                     Koordinator dlm
                      KEMENDAGRI                    penyeleng. urusan
                                                     pem. di daerah

               Tanggung
                 jawab        Otonomi Seluas-luasnya
                                 Ps 18 (5) UUD ‘45
                                                          Pemda
DAERAH          Pemerintahan Daerah                       DPRD

                                         Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
KEPALA DAERAH                          DPRD


RPJPD - RPJMD   PERDA               FUNGSI LEGISLASI



                PERDA                  FUNGSI
RAPERDA APBD                        PENGANGGARAN
                APBD


                LKPJ&                   FUNGSI
MELAKSANAKAN    LPJ.KEU              PENGAWASAN



                                -    Hak Interpelasi
                 PROSES
                                -    Hak Angket
ADA MASALAH ?   PEMBERHE
                                -    Hak Menyatakan
                 NTIAN ?
                                     Pendapat

                           Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
 PERDA adalah Peraturan Per-UU-an yg dibentuk oleh
  DPRD dengan persetujuan Kepala Daerah.
 UU No. 32/2004 Pasal 136 menyebutkan:
  (1) PERDA ditetapkan oleh Kepala Daerah setelah mendapat
      persetujuan bersama DPRD.
  (2) PERDA dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi
      daerah provinsi/kabupaten/kota.
  (3) PERDA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
      penjabaran lebih lanjut dari peraturan per-UU-an yg lebih
      tinggi dengan memperhatikan ciri khas masing-masing
      daerah.
  (4) PERDA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang
      bertentangan dengan kepentingan umum dan /atau
      peraturan per-UU-an yg lebih tinggi.

                                          Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
 Tetap dalam bingkai pasal 1 ayat (1) UUD 1945 yg
  tetap menjaga keutuhan NKRI;
 Sejalan dengan tujuan negara yaitu mewujudkan
  kemakmuran masyarakat setempat dan
  kesejahteraan rakyat Indonesia secara keseluruhan;
 Mempercepat perwujudan pemerataan keadilan
  sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;
 Memperkuat demokratisasi lokal/kedaulatan rakyat
  setempat;
 Mampu mewujudkan tujuan otonomi daerah.
                                   Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
TUJUAN            KONTRA TUJUAN
Mewujudkan Keadilan    Bersifat VICTIMOGENIK
Mewujudkan Kepastian
Hukum
Mewujudkan             Bersifat KRIMINOGENIK
Kemanfaatan Sosial
Mewujudkan
Ketentraman dan
Ketertiban

                                Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
   Persoalan Penyelenggaraan Pemerintahan dan
    Urusan Rumah Tangga Daerah (Otonomi Daerah &
    Tugas Pembantuan);
   Permasalahan kondisi khusus daerah ybs;
   Penjabaran lebih lanjut thd peraturan perundang-
    undangan yang lebih tinggi.




                                     Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
 Kejelasan Tujuan;
 Kelembagaan atau Organ Pembentuk yg
  Tepat/Berwenang;
 Kesesuaian Antara Jenis dan Materi
  Muatan;
 Dapat Dilaksanakan;
 Kedayagunaan dan Kehasilgunaan;
 Kejelasan Rumusan;
 Keterbukaan.
                         Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
 Mengikat masyarakat umum, membebankan kewajiban
  tertentu kepada penduduk, mengurangi kebebasan
  warga negara, atau memuat keharusan & larangan
  tertentu.
 Ada penyebutan secara limitatif dari peraturan
  perundangan yg lebih tinggi (UU, PP, Kepres) bahwa
  suatu aspek tertentu harus / dapat diatur dengan Perda.
 Untuk melaksanakan pasal-pasal atau ketentuan dalam
  peraturan perundangan yg lebih tinggi yg tidak
  disebutkan secara limitatif, namun dipandang memiliki
  bobot kepentingan yg luas untuk daerah ybs dan
  masyarakatnya.
 Melaksanakan peraturan perundangan dalam bidang
  legislatif (UU Kepartaian, UU Pemilu, UU Susduk
  MPR/DPR/DPRD, dsb).
                                      Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
   Melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Perda yg
    disebutkan secara limitatif-enunsiatif.
   Melaksanakan pasal-pasal atau ketentuan dalam
    Perda yg tidak disebutkan secara limitatif, namun
    dipandang memiliki bobot kepentingan yg umum
    dan luas untuk daerah ybs.
   Menjalankan fungsi sebagai kepala pemerintahan di
    daerah (executive pouvoir) yang bersifat regulatory/
    regulerend.

                                      Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
   Melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Perda
    yg disebutkan secara limitatif.
   Melaksanakan pasal-pasal atau ketentuan dalam
    Perda yg tidak disebutkan secara limitatif, namun
    dipandang memiliki kepentingan yg bersifat
    individual, konkrit, dan spesifik untuk pihak
    tertentu.
   Menjalankan fungsi sebagai kepala pemerintahan
    di daerah (executive pouvoir) yang bersifat
    declaratory.
                                     Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
   Perda dapat memuat ketentuan tentang pembebanan
    biaya paksaan penegakan hukum, seluruhnya atau
    sebagian kepada pelanggar sesuai dengan peraturan
    perundangan.
   Perda dapat memuat ancaman pidana kurungan
    paling lama 6 bulan atau denda paling banyak Rp 50
    juta.
   Perda dapat memuat ancaman pidana atau denda
    selain yg dimaksud pada ayat (2), sesuai dengan yg
    diatur dalam peraturan perundangan lainnya.
                                              (Pasal 143)

                                      Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
(Pasal 145)
   Perda disampaikan kepada Pemerintah paling lama 7 hari setelah
    ditetapkan.
   Perda yg bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau
    peraturan per-UU-an yg lebih tinggi dapat dibatalkan oleh
    Pemerintah.
   Keputusan pembatalan tsb ditetapkan dengan Peraturan Presiden
    paling lama 60 hari sejak diterimanya Perda.
   Paling lama 7 hari setelah keputusan pembatalan, KDH harus
    memberhentikan pelaksanaan Perda dan selanjutnya DPRD
    bersama KDH mencabut Perda dimaksud.
   Apabila provinsi/kabupaten/kota tidak dapat menerima keputusan
    pembatalan dengan alasan yg dapat dibenarkan, KDH dapat
    mengajukan keberatan kepada MA.
   Apabila keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, putusan
    MA tsb menyatakan Perpres menjadi batal dan tidak mempunyai
    kekuatan hukum.
                                           Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
(Pasal 185)
   Raperda APBD Prov. yg telah disetujui bersama, sebelum
    ditetapkan oleh Gubernur, paling lambat 3 hari disampaikan kpd
    Mendagri untuk dievaluasi.
   Hasil evaluasi disampaikan Mendagri kpd Gubernur paling lambat
    15 hari terhitung sejak diterimanya rancangan tsb.
   Apabila Mendagri menyatakan hasil evaluasi Raperda APBD sudah
    sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundangan yg
    lebih tinggi, Gubernur menetapkan menjadi Perda.
   Apabila sebaliknya, Gubernur bersama DPRD melakukan
    penyempurnaan paling lama 7 hari terhitung sejak diterimanya
    hasil evaluasi.
   Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Gubernur dan
    DPRD, dan Gubernur tetap menetapkan Raperda APBD menjadi
    Perda, Mendagri membatalkan Perda dimaksud sekaligus
    menyatakan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya.
                                            Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Proses penetapan Raperda yg
berkaitan dengan pajak daerah,
retribusi daerah, dan tata ruang
 daerah menjadi Perda, berlaku
 Pasal 185 & Pasal 186, BUKAN
           pasal 145 !!
                                   Pasal 189

                      Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
 Sejak lama kita menganut prinsip hukum sipil
  Romawi (Roman civil law) bahwa “undang-undang
  tidak dapat diganggu-gugat” (onschendbaarheid van
  de wet).
 Baru thn 2003 dibentuk Mahkamah Konstitusi yg
  memiliki tugas / wewenang untuk menguji UU thd
  UUD 1945 (UU No. 24/2003).
 Ada 2 tingkatan Judicial review:
  Tingkat UU  kompetensi MK
  Tingkatan dibawah UU  kompetensi MA
 Bagaimana dengan Executive Review?
                                    Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Kategori               Judicial Review                       Executive Review
Bentuk Review         Permohonan Keberatan.               1.  Pengawasan preventif terhadap
                                                              Raperda bermuatan APBD,
                                                              pajak dan retribusi daerah serta
                                                              tata ruang
                                                          2. Pengawasan represif terhadap
                                                              semua Perda yang dihasilkan
                                                              daerah.
Lembaga yang          Mahkamah Agung.                     Depdagri dibantu dengan
melakukan review                                          Depkumham dan instansi terkait
                                                          (kementerian teknis).
Sifat kewenangan      Pasif, menunggu datangnya           Aktif melakukan pengawasan,
lembaga yg mereview   permohonan.                         evaluasi terhadap seluruh Perda
Kapasitas Lembaga     Menyelesaikan sengketa peraturan    Dalam rangka pengawasan dan
                      perundangan yg timbul dibawah       pembinaan terhadap pemerintah
                      undang-undang terhadap undang-      daerah.
                      undang (konflik norma).
Standar pengujian     1. Bertentangan dengan peraturan    1.Bertentangan dengan peraturan
                         perundangan yang lebih tinggi      perundangan yang lebih tinggi.
                      2. Pembentukannya tidak sesuai      2.Bertentangan dengan kepentingan
                         dengan ketentuan yang berlaku.     umum.

                                                               Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Permendagri No. 15 Tahun 2006 ttg
 Jenis & Bentuk Produk Hukum Daerah


Jenis Produk Hukum Daerah terdiri atas:

      Peraturan Daerah;
      Peraturan Kepala Daerah;
      Peraturan Bersama Kepala Daerah;
      Keputusan Kepala Daerah; dan
      Instruksi Kepala Daerah.

1-3 bersifat Pengaturan; 4-5 bersifat Penetapan.

                               Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Permendagri No. 16 Tahun 2006 ttg
       Dur Sun Produk Hukum Daerah

 Penyusunan produk hukum daerah yg bersifat
  pengaturan dilakukan berdasarkan Prolegda, yakni
  instrumen perencanaan pembentukan produk hukum
  daerah yg disusun secara terencana, terpadu & sistematis.
 Penyusunan rancangan produk hukum daerah dilakukan
  oleh SKPD, dan dapat didelegasikan kpd Biro / Bagian
  Hukum.
 Dibentuk Tim Antar SKPD diketuai oleh Pimpinan SKPD
  pemrakarsa atau pejabat yg ditunjuk oleh KDH dan Kepala
  Biro / Bagian Hukum sbg sekretaris.
 Pembahasan rancangan produk hukum daerah dititik-
  beratkan pada permasalahan yg bersifat prinsip mengenai:
  objek yg diatur, jangkauan, dan arah pengaturan.
                                       Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Pasal 8 -13
   Rancangan produk hukum daerah yg telah dibahas harus
    mendapatkan paraf koordinasi Kepala Biro/Bag. Hukum
    dan pimpinan SKPD ybs. Selanjutnya rancangan tsb
    diajukan kpd KDH via Sekda.
   Sekda dapat melakukan perubahan / penyempurnaan thd
    rancangan tsb & mengembalikan kpd pimpinan SKPD
    terkait. Hasil penyempurnaannya, diajukan kembali kpd
    Sekda dengan memberikan paraf koordinasi.
   Produk hukum daerah yg berupa rancangan Perda atas
    prakarsa KDH disampaikan kepada DPRD untuk
    dilakukan pembahasan. Untuk itu dibentuk Tim Asistensi
    yg diketuai oleh Sekda atau pejabat yang ditunjuk oleh
    KDH. Sekretariat Tim ini adalah Biro / Bagian Hukum.
   Pembahasan rancangan Perda atas inisiatif DPRD
    dikoordinasikan oleh Sekda atau Pimpinan SKPD terkait.
                                       Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Pasal 14 -16
 Penyusunan produk hukum daerah yg bersifat penetapan
  dilakukan oleh Pimpinan SKPD berdasarkan Tupoksinya.
 Produk hukum tsb diajukan kpd Sekda setelah mendapat
  paraf koordinasi dari Kepala Biro / Bagian Hukum.
 Produk hukum daerah yg bersifat penetapan
  ditandatangani oleh KDH, atau dapat didelegasikan
  kepada Sekda.


 Penomoran produk hukum daerah yg bersifat pengaturan
  menggunakan nomor bulat.
 Penomoran produk hukum daerah yg bersifat penetapan
  mengggunakan nomor kode klasifikasi.
                                    Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
JUDUL
 Judul Perda dirumuskan tidak sesuai atau tidak
  mencerminkan materi Perda yg dibentuk.
 Judul Perda ditulis dengan menggunakan akronim.

KONSIDERANS (Menimbang)
 Seringkali tidak memuat aspek filosofis, yuridis, dan
  sosiologis yg menjadi latar belakang pembentukan Perda.
 Konsiderans yg terdiri atas lebih dari satu pokok pikiran,
  tiap rumusan pokok pikiran sering merupakan pokok
  pikiran yg mandiri, sehingga tidak merupakan satu
  kesatuan pengertian dalam alur pikir yg runtut.

                                       Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
DASAR HUKUM (Mengingat)
 Sering mencantumkan tidak hanya dasar kewenangan
  pembentukan Perda dan Peraturan Per-UU-an yg
  memerintahkan pembentukan Perda, tetapi juga
  peraturan yg tidak terkait, atau sederetan peraturan yg
  tidak relevan dengan materi Perda yg dibentuk.


DIKTUM
 Penulisan kata “MEMUTUSKAN” ditulis tidak
  menggunakan huruf kapital atau ditulis dengan memakai
  spasi, bahkan ada yg ditulis dengan huruf cetak miring.

                                        Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
KETENTUAN UMUM
 Istilah yg dimuat sering istilah yg tidak digunakan
  berulang-ulang dalam pasal-pasal, bahkan istilah tersebut
  tidak terdapat dalam materi muatan Perda.

KETENTUAN PIDANA
 Tidak ditempatkan dalam bab tersendiri atau tidak
  ditempatkan dalam pasal yg terletak sebelum bab atau
  sebelum pasal-pasal yg berisi Ketentuan Peralihan.
 Rumusan Ketentuan Pidana tidak menyebut secara tegas
  norma larangan atau perintah yg dilanggar (pada pasal
  berapa).
 Masih sering merumuskan subjek pelaku tindak pidana
  dengan menggunakan frase “Barang siapa” (seharusnya
  “setiap orang”).                     Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
PENUTUP
 Pejabat yg menandatangani penetapan Perda masih banyak
  yg mencantumkan gelar akademisnya / nomor induk
  kepegawaiannya.

PENJELASAN
 Penjelasan Umum Perda sering hanya mengulang isi
  Penjelasan Umum peraturan yg menjadi dasar hukum
  pembentukan Perda tsb.

PENDELEGASIAN WEWENANG
 Pendelegasian kewenangan sering dirumuskan sebagai
  delegasi blangko dan kurang tepat dalam penentuan
  instrumen pengaturannya yakni seharusnya “Peraturan” ditulis
  “Keputusan”.
 Contoh: Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah
                                        Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
1.  Tulislah kalimat secara singkat;
2.  Letakkan setiap bagian dari kalimat pada urutan yg logis;
3.  Hindari penggunaan frasa & klausula yg rancu;
4.  Uraikan kondisi yg kompleks;
5.  Gunakan kalimat aktif sejauh memungkinkan:
6.  Gunakan klausula kata kerja & kata sifat dari pada kata
    benda;
7. Gunakan kata positif walaupun anda ingin menjelaskan yg
    sifatnya negatif;
8. Gunakan struktur yg pararel;
9. Hindari kemaknagandaan dalam kata & kalimat;
10.     Pilihlah perbendaharaan kata secara cermat;
11. Hindari penggunaan kata benda yg sambung-menyambung;
12.     Kurangi kata-kata yg tumpang tindih & asing (tak ada
    hubungannya).
                                         Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
1. Lugas & eksak (pasti) karena menghindari
   kesamaan arti/kerancuan;
2. Bercorak hemat, hanya kata yg diperlukan yg
   dipakai;
3. Obyektif & tidak emosi dalam mengungkapkan
   tujuan/maksud;
4. Membakukan makna kata-kata, ungkapan, atau
   istilah yg digunakan secara konsisten;
5. Memberikan definisi secara cermat tentang
   nama, sifat atau kategori hal yg didefinisikan;
6. Untuk tunggal & jamak selalu dirumuskan
   tunggal.
                                 Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
Semoga Bermanfaat …




                                  Tri Widodo W. Utomo
http://pkmk-lanri.org/; http://triwidodowutomo.blogspot.com/
                 http://www.slideshare.net/triwidodowutomo/
                                      triwidodowu@yahoo.com

More Related Content

What's hot

Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Arman Solit
 
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahPerspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahMassaputro Delly TP
 
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lamaPerbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lamanatal kristiono
 
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaMicrosoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaFarah Ramafitri
 
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang UndanganPengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang UndanganImbang Jaya Trenggana
 
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi PemerintahKaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi PemerintahTri Widodo W. UTOMO
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)Leks&Co
 
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Leks&Co
 
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HUKUM ADMINISTRASI NEGARASiti Sahati
 
Tata CAra Pembuatan Surat Keputusan
Tata CAra Pembuatan Surat KeputusanTata CAra Pembuatan Surat Keputusan
Tata CAra Pembuatan Surat KeputusanFre Marhaban
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Idik Saeful Bahri
 
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNSAnalisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNSSally Salsabila
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTAndhika Pratama
 
Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda Ade Suerani
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 

What's hot (20)

Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Strategi Pembentukan Daerah Otonom Baru
Strategi Pembentukan Daerah Otonom BaruStrategi Pembentukan Daerah Otonom Baru
Strategi Pembentukan Daerah Otonom Baru
 
Perbandingan UU Pemda
Perbandingan UU PemdaPerbandingan UU Pemda
Perbandingan UU Pemda
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahPerspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
 
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lamaPerbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
 
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaMicrosoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
 
Legal drafting
Legal draftingLegal drafting
Legal drafting
 
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang UndanganPengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
 
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi PemerintahKaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
 
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
 
Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan
 
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 
Tata CAra Pembuatan Surat Keputusan
Tata CAra Pembuatan Surat KeputusanTata CAra Pembuatan Surat Keputusan
Tata CAra Pembuatan Surat Keputusan
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
 
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNSAnalisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
 
Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 

Viewers also liked

PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAHPROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAHAde Suerani
 
4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undanganHIMA KS FISIP UNPAD
 
TEHNIK PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH YANG BERSIFAT PENETAPAN (KEPUTUSAN)
TEHNIK PENYUSUNAN  PRODUK HUKUM DAERAH YANG BERSIFAT PENETAPAN (KEPUTUSAN)TEHNIK PENYUSUNAN  PRODUK HUKUM DAERAH YANG BERSIFAT PENETAPAN (KEPUTUSAN)
TEHNIK PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH YANG BERSIFAT PENETAPAN (KEPUTUSAN)Ahmad Medapri
 
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRDPenguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRDTri Widodo W. UTOMO
 
Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slideSomewhere
 
Inovasi dan Inisiatif Program Legislasi
Inovasi dan Inisiatif Program LegislasiInovasi dan Inisiatif Program Legislasi
Inovasi dan Inisiatif Program LegislasiTri Widodo W. UTOMO
 
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRDTata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRDAde Suerani
 
Proses pembuatan peraturan perundang
Proses pembuatan peraturan perundangProses pembuatan peraturan perundang
Proses pembuatan peraturan perundangIdris Miaus
 
Laporan Balegda atas Prolegda Sultra
Laporan Balegda atas Prolegda SultraLaporan Balegda atas Prolegda Sultra
Laporan Balegda atas Prolegda SultraAde Suerani
 
(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011Ade Suerani
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiNandya Guvita
 
Mengenal DPR Untuk Parlemen remaja
Mengenal DPR Untuk Parlemen remajaMengenal DPR Untuk Parlemen remaja
Mengenal DPR Untuk Parlemen remajaHandrini Full
 
Kesetaraan DPRD dan Kepala Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kesetaraan DPRD dan Kepala Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kesetaraan DPRD dan Kepala Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kesetaraan DPRD dan Kepala Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Dadang Solihin
 
Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6
Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6
Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6pechakuchajakarta
 
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...Ratna Melati
 
Presentase UU No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik
Presentase UU No. 2  Tahun 2011 tentang Partai PolitikPresentase UU No. 2  Tahun 2011 tentang Partai Politik
Presentase UU No. 2 Tahun 2011 tentang Partai PolitikM Ungang
 
Bab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasional
Bab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasionalBab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasional
Bab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasionalandangkusuma
 

Viewers also liked (20)

PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAHPROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
 
Program legislasi daerah
Program legislasi daerahProgram legislasi daerah
Program legislasi daerah
 
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undanganMekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
 
4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan
 
TEHNIK PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH YANG BERSIFAT PENETAPAN (KEPUTUSAN)
TEHNIK PENYUSUNAN  PRODUK HUKUM DAERAH YANG BERSIFAT PENETAPAN (KEPUTUSAN)TEHNIK PENYUSUNAN  PRODUK HUKUM DAERAH YANG BERSIFAT PENETAPAN (KEPUTUSAN)
TEHNIK PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH YANG BERSIFAT PENETAPAN (KEPUTUSAN)
 
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRDPenguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
 
Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slide
 
Inovasi dan Inisiatif Program Legislasi
Inovasi dan Inisiatif Program LegislasiInovasi dan Inisiatif Program Legislasi
Inovasi dan Inisiatif Program Legislasi
 
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRDTata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
 
Proses pembuatan peraturan perundang
Proses pembuatan peraturan perundangProses pembuatan peraturan perundang
Proses pembuatan peraturan perundang
 
Laporan Balegda atas Prolegda Sultra
Laporan Balegda atas Prolegda SultraLaporan Balegda atas Prolegda Sultra
Laporan Balegda atas Prolegda Sultra
 
(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu ii
 
Mengenal DPR Untuk Parlemen remaja
Mengenal DPR Untuk Parlemen remajaMengenal DPR Untuk Parlemen remaja
Mengenal DPR Untuk Parlemen remaja
 
Uu parpol 2011
Uu parpol 2011Uu parpol 2011
Uu parpol 2011
 
Kesetaraan DPRD dan Kepala Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kesetaraan DPRD dan Kepala Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kesetaraan DPRD dan Kepala Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kesetaraan DPRD dan Kepala Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
 
Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6
Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6
Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6
 
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...
 
Presentase UU No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik
Presentase UU No. 2  Tahun 2011 tentang Partai PolitikPresentase UU No. 2  Tahun 2011 tentang Partai Politik
Presentase UU No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik
 
Bab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasional
Bab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasionalBab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasional
Bab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasional
 

Similar to Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Bab7 MATERI MUATAN II.ppt
Bab7 MATERI MUATAN II.pptBab7 MATERI MUATAN II.ppt
Bab7 MATERI MUATAN II.pptarifwidodo40
 
Presentasi sidang Proposal Skripsi .pptx
Presentasi sidang Proposal Skripsi .pptxPresentasi sidang Proposal Skripsi .pptx
Presentasi sidang Proposal Skripsi .pptxIstiKhomah14
 
Bahan tayang ketetapan & keputusan
Bahan tayang ketetapan & keputusanBahan tayang ketetapan & keputusan
Bahan tayang ketetapan & keputusanHadi Wijaya
 
Ketetapan dan Keputusan MPR RI
Ketetapan dan Keputusan MPR RIKetetapan dan Keputusan MPR RI
Ketetapan dan Keputusan MPR RIMuhamad Yogi
 
kebangsaan dan nkri (materi prajabatan 2013)
kebangsaan dan nkri (materi prajabatan 2013)kebangsaan dan nkri (materi prajabatan 2013)
kebangsaan dan nkri (materi prajabatan 2013)Rozmee Pratiwi
 
PKN-Peraturan perundang undangan nasional
PKN-Peraturan perundang undangan nasionalPKN-Peraturan perundang undangan nasional
PKN-Peraturan perundang undangan nasionalRubianto Cure
 
Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...
Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...
Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...DPK GmnI FISIP Undip
 
Kewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mprKewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mprAhmad Solihin
 
Hukum acara-pengujian-uu-agung
Hukum acara-pengujian-uu-agungHukum acara-pengujian-uu-agung
Hukum acara-pengujian-uu-agungKurniati Mj
 
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negaraPpt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negaraDoris Agusnita
 
21 bahan tayangan uud 1945
21 bahan tayangan uud 194521 bahan tayangan uud 1945
21 bahan tayangan uud 1945Adelia Hardini
 
Tugas pendidikan pancasila
Tugas pendidikan pancasilaTugas pendidikan pancasila
Tugas pendidikan pancasilaRoy CRpitu
 
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptxKULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptxprimakarya2
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRITri Widodo W. UTOMO
 
MATERI DIKLAT DATUN 2018 TERKAIT PERTIMBANGAN HUKUM (OLEH HERRY HERMANUS HORO...
MATERI DIKLAT DATUN 2018 TERKAIT PERTIMBANGAN HUKUM (OLEH HERRY HERMANUS HORO...MATERI DIKLAT DATUN 2018 TERKAIT PERTIMBANGAN HUKUM (OLEH HERRY HERMANUS HORO...
MATERI DIKLAT DATUN 2018 TERKAIT PERTIMBANGAN HUKUM (OLEH HERRY HERMANUS HORO...ArsipDatunNTT
 

Similar to Perda Inisiatif dan Legal Drafting (20)

Ali R-Sumber HTN indonesia
Ali R-Sumber HTN indonesiaAli R-Sumber HTN indonesia
Ali R-Sumber HTN indonesia
 
Ipu
IpuIpu
Ipu
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 
Bab7 MATERI MUATAN II.ppt
Bab7 MATERI MUATAN II.pptBab7 MATERI MUATAN II.ppt
Bab7 MATERI MUATAN II.ppt
 
Presentasi sidang Proposal Skripsi .pptx
Presentasi sidang Proposal Skripsi .pptxPresentasi sidang Proposal Skripsi .pptx
Presentasi sidang Proposal Skripsi .pptx
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 
Bahan tayang ketetapan & keputusan
Bahan tayang ketetapan & keputusanBahan tayang ketetapan & keputusan
Bahan tayang ketetapan & keputusan
 
Ketetapan dan Keputusan MPR RI
Ketetapan dan Keputusan MPR RIKetetapan dan Keputusan MPR RI
Ketetapan dan Keputusan MPR RI
 
kebangsaan dan nkri (materi prajabatan 2013)
kebangsaan dan nkri (materi prajabatan 2013)kebangsaan dan nkri (materi prajabatan 2013)
kebangsaan dan nkri (materi prajabatan 2013)
 
PKN-Peraturan perundang undangan nasional
PKN-Peraturan perundang undangan nasionalPKN-Peraturan perundang undangan nasional
PKN-Peraturan perundang undangan nasional
 
Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...
Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...
Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...
 
Kewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mprKewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mpr
 
Hukum acara-pengujian-uu-agung
Hukum acara-pengujian-uu-agungHukum acara-pengujian-uu-agung
Hukum acara-pengujian-uu-agung
 
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negaraPpt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
 
21 bahan tayangan uud 1945
21 bahan tayangan uud 194521 bahan tayangan uud 1945
21 bahan tayangan uud 1945
 
Tugas pendidikan pancasila
Tugas pendidikan pancasilaTugas pendidikan pancasila
Tugas pendidikan pancasila
 
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptxKULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
 
Hukum Indonesia
Hukum IndonesiaHukum Indonesia
Hukum Indonesia
 
MATERI DIKLAT DATUN 2018 TERKAIT PERTIMBANGAN HUKUM (OLEH HERRY HERMANUS HORO...
MATERI DIKLAT DATUN 2018 TERKAIT PERTIMBANGAN HUKUM (OLEH HERRY HERMANUS HORO...MATERI DIKLAT DATUN 2018 TERKAIT PERTIMBANGAN HUKUM (OLEH HERRY HERMANUS HORO...
MATERI DIKLAT DATUN 2018 TERKAIT PERTIMBANGAN HUKUM (OLEH HERRY HERMANUS HORO...
 

More from Tri Widodo W. UTOMO

Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanBeyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanTri Widodo W. UTOMO
 
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTri Widodo W. UTOMO
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluTri Widodo W. UTOMO
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNTri Widodo W. UTOMO
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTri Widodo W. UTOMO
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarTri Widodo W. UTOMO
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightTri Widodo W. UTOMO
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahTri Widodo W. UTOMO
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaTri Widodo W. UTOMO
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Recharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangRecharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTransformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTransformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTri Widodo W. UTOMO
 
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaKorpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakInovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakTri Widodo W. UTOMO
 

More from Tri Widodo W. UTOMO (20)

Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanBeyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
 
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Recharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangRecharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang Panjang
 
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTransformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
 
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTransformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
 
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaKorpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
 
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakInovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
 

Perda Inisiatif dan Legal Drafting

  • 1. PERDA INISIATIF DAN LEGAL DRAFTING Disampaikan dalam Seminar dan Diskusi Panel DPRD Kota Padang, Sumatera Barat Bukit Tinggi, 28 Januari 2012 Tri Widodo W. Utomo Kepala Pusat Kajian Manajemen Kebijakan, LAN-RI
  • 2. Nama : Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA TTL : Yogyakarta, 15-07-1968 NIP : 19680715 199401 1 001 Jabatan : Kepala Pusat Kajian Manajemen Kebijakan/ Peneliti Utama Bidang Administrasi Publik Gol/Pangkat : IV-c / Pembina Utama Muda Alamat Ktr : Jl. Veteran No. 10 Jakarta Telp. 021-3868202 ext. 179; Fax. 021-3800187 Alamt Rmh : Villa Melati Mas Blok M6/12A, Serpong Tangerang Selatan, HP. 0819-503-4500 Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 3. 1. Pengantar: Fenomena Empirik Per-UU-an di Indonesia; 2. Teori Dasar Peraturan Per-UU-an; 3. PERDA Dalam Kerangka Otonomi Daerah & NKRI; 4. Jenis & Bentuk Produk Hukum Daerah (Permendagri No. 15/2006) serta Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah (Permendagri No. 16/2006); 5. Perda Inisiatif; 6. Legal Drafting. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 4. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 5. Sumber: Kompas, 29 Januari 2007 Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 6. Sumber: Kompas, 29 Januari 2007 Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 7. 2001-2008, Kementerian Keuangan telah mengevaluasi 1.121 Raperda, dan 67% di antaranya dibatalkan (Kompas, 12/12/2008).  Perda yg dibatalkan sebagian besar soal pungutan. Dari 11.401 perda, 15% di antaranya di sektor perhubungan, 13% pertanian, 13% industri & perdagangan, dan 11% kehutanan (Kompas, 12/12/2008).  Di salah satu Kabupaten di Kalsel: Perda No. 12 Tahun 2003 tentang Pajak Kendaraan di Atas Air, namun isinya mengatur tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Atas Air.  SOTK dinas diatur lebih dahulu dibanding Perda pembentukan dinas yg bersangkutan. Misal: pembentukan Dinas Pariwisata Jabar (Perda No. 5 tahun 1983) dan SOTK Dinas Pariwisata Jabar (Perda No. 5 tahun 1981). Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 8. Sumut: Kab. Deli Serdang (19) Jawa Tengah: Kab. Blora (14) Riau: Kab Indragiri Hulu (11) Jawa Timur: Kab. Sumenep (16) Sumsel: Kota Palembang (11) Sulawesi Utara: Kota Menado (11) Jambi: Kab. Batanghari (16) Sulawesi Tengah: Kab. Donggala (22) Kaltim: Kab. Kutai Kartanegara Sulawesi Selatan: Kab. Tana Toraja (15) (13) Kalteng: Kota Palangkaraya (29) Gorontalo: Kota Gorontalo (16) Kalsel: Kota Banjarbaru (14) Maluku Utara: Kota Ternate (14) Banten: Kota Serang (11) Maluku: Kab. Maluku Tenggara Brt (12) Jabar: Kab. Sukabumi (13) Papua Barat : Kota Sorong (13) Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 9. Diskoneksi Tujuan dan Isi (Konsistensi Pasal): 3,1%.  Ketidakjelasan Obyek dan Subyek: 7,9%.  Ketidakjelasan Hak dan Kewajiban Wajib Pungut: 7,9%.  Ketidakjelasan Standar Waktu, Biaya, Prosedur & Struktur Tarif: 22,7%.  Kelengkapan Yuridis: 5,6%.  Relevansi Yuridis: 2,9%.  Acuan Yuridis tidak uptodate: 15,7%  Ketidaktepatan Filosofi dan Prinsip Pungutan: 4,5%  Menimbulkan Dampak Ekonomi Negatif: 9,2%. Sumber: PKKOD (2003) Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 10. Mahfud MD: 1) pemahaman thd legal drafting dan aturan ketatanegaraan rendah; 2) UU/Perda yg disusun adalah produk permainan politik; 3) UU/Perda tdk mampu mengikuti perkembangan masyarakat.  Kurangnya pengetahuan dan minat anggota legislatif dalam tugasnya (Jan Michiel Otto dkk, Using Legislative Theory to Improve Law and Development Projects, 2004). Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 11. Kualitas rata-rata anggota DPR belum bisa diharapkan menghasilkan UU yg baik;  DPR belum sepenuhnya memiliki sistem yg baik dalam menyerap aspirasi masyarakat dan belum memberikan informasi thd perkembangan pembahasan sebuah RUU;  DPR tidak mendapatkan dukungan teknis yg memadai, terutama dukungan tim ahli, akses data dan informasi serta dukungan teknis lainnya; (Lukman Hakim Saifuddin, 2007) Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 12. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 13. GRUND NORM UUD TATA HUKUM GENERAL NORM REGELING “Hukum In abstracto” Melaksanakan suatu peraturan ke dalam BESCHIKKING INDIVIDUAL NORM suatu hal yg nyata “Hukum Inconcreto” (konkrit) Hans Kelsen: General theory of law and state (teori tangga/stufenbau) Psl 3 UU 10/2004: UUD 1945 merupakan hukum dasar dalam Per-UU-an. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 14. Peraturan (Regeling) Keputusan (Beschikking) Bersifat menetapkan Bersifat mengatur (regulatory) (declaratory, executory) Bersifat umum, baik substansi Bersifat konkrit (materinya), / materi maupun subyeknya. dan individual (subyeknya) Bertingkat (Tata Urut) Tidak Bertingkat Judicial Review ke MK (untuk Gugatan ke PTUN atau Upaya UU), atau MA (dibawah UU) Administratif melalui Atasan. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 15. Sejak berlakunya UU No. 10/2004, maka:  Ada penegasan antara Beschikking dengan Regeling  Keputusan tidak dpt lagi bersifat regulatory / regulerend, tapi hanya declaratoir atau penetapan.  Adanya quasy reglementaire berupa Peraturan Kebijaksanaan, yakni Keputusan2 yg tidak mendapatkan atribusi dari peraturan per-UU-an yg lebih tinggi (Ermessen – discretionary power). Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 16. Lex Superiori derogat Superior legi Inferiori Inferior Lex Posteriori derogat Lama Baru legi Priori/Anteriori Lex Specialis derogat Generalis Specialis legi Generalis Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 17. Tap MPRS No. Tap MPR No. UU No. UU No. XX/1966 III/2000 10/2004 12/2011 UUD 1945 UUD 1945 UUD 1945 UUD 1945 TAP MPR TAP MPR UU/PERPU TAP MPR UU UU PP UU/PERPU PERPU PERPU PERPRES PP PP PP PERDA PERPRES KEPRES KEPRES/INPRES PERDA Prov. PERDA PERDA Kab. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 18.  Mengapa Perda muncul dalam hirarki (2000)?  Mengapa Tap MPR dan Kepres/Inpres hilang (2004)?  Mengapa Tap MPR yg sudah hilang (2004) muncul kembali (2011)?  Mengapa Perda yang setingkat (2004) menjadi berjenjang (2011)? Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 19. Tap MPR No. 1/2003 (Peninjauan thd Materi & Status Hukum TAP MPRS & MPR 1960-2002) Pasal 1: TAP yg dicabut dan dinyatakan tidak berlaku (8 TAP). Pasal 2: TAP yg dinyatakan tetap berlaku dengan ketentuan (3 TAP). Pasal 3: TAP yg dinyatakan tetap berlaku s/d terbentuknya Pemerintahan Hasil Pemilu 2004 (8 TAP). Pasal 4: TAP yg dinyatakan tetap berlaku s/d terbentuknya UU (11 TAP). Pasal 5: TAP yg dinyatakan masih berlaku s/d ditetapkannya Peraturan Tata Tertib baru oleh MPR Hasil Pemilu 2004 (5 TAP). Pasal 6: TAP yg dinyatakan tidak perlu dilakukan tindakan hukum lebih lanjut, baik karena bersifat final (einmalig), telah dicabut, maupun telah selesai dilaksanakan (104 TAP). Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 20. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 21. PUSAT Pemegang kekuasaan PRESIDEN pemerintahan – Psl 4 (1) UUD 1945 Psl 17 UUD Kementerian/LPNK 1945 Koordinasi Sebagian Koordinasi Urusan Koordinator dlm KEMENDAGRI penyeleng. urusan pem. di daerah Tanggung jawab Otonomi Seluas-luasnya Ps 18 (5) UUD ‘45 Pemda DAERAH Pemerintahan Daerah DPRD Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 22. KEPALA DAERAH DPRD RPJPD - RPJMD PERDA FUNGSI LEGISLASI PERDA FUNGSI RAPERDA APBD PENGANGGARAN APBD LKPJ& FUNGSI MELAKSANAKAN LPJ.KEU PENGAWASAN - Hak Interpelasi PROSES - Hak Angket ADA MASALAH ? PEMBERHE - Hak Menyatakan NTIAN ? Pendapat Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 23.  PERDA adalah Peraturan Per-UU-an yg dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan Kepala Daerah.  UU No. 32/2004 Pasal 136 menyebutkan: (1) PERDA ditetapkan oleh Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan bersama DPRD. (2) PERDA dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah provinsi/kabupaten/kota. (3) PERDA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan per-UU-an yg lebih tinggi dengan memperhatikan ciri khas masing-masing daerah. (4) PERDA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang bertentangan dengan kepentingan umum dan /atau peraturan per-UU-an yg lebih tinggi. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 24.  Tetap dalam bingkai pasal 1 ayat (1) UUD 1945 yg tetap menjaga keutuhan NKRI;  Sejalan dengan tujuan negara yaitu mewujudkan kemakmuran masyarakat setempat dan kesejahteraan rakyat Indonesia secara keseluruhan;  Mempercepat perwujudan pemerataan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;  Memperkuat demokratisasi lokal/kedaulatan rakyat setempat;  Mampu mewujudkan tujuan otonomi daerah. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 25. TUJUAN KONTRA TUJUAN Mewujudkan Keadilan Bersifat VICTIMOGENIK Mewujudkan Kepastian Hukum Mewujudkan Bersifat KRIMINOGENIK Kemanfaatan Sosial Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 26. Persoalan Penyelenggaraan Pemerintahan dan Urusan Rumah Tangga Daerah (Otonomi Daerah & Tugas Pembantuan);  Permasalahan kondisi khusus daerah ybs;  Penjabaran lebih lanjut thd peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 27.  Kejelasan Tujuan;  Kelembagaan atau Organ Pembentuk yg Tepat/Berwenang;  Kesesuaian Antara Jenis dan Materi Muatan;  Dapat Dilaksanakan;  Kedayagunaan dan Kehasilgunaan;  Kejelasan Rumusan;  Keterbukaan. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 28.  Mengikat masyarakat umum, membebankan kewajiban tertentu kepada penduduk, mengurangi kebebasan warga negara, atau memuat keharusan & larangan tertentu.  Ada penyebutan secara limitatif dari peraturan perundangan yg lebih tinggi (UU, PP, Kepres) bahwa suatu aspek tertentu harus / dapat diatur dengan Perda.  Untuk melaksanakan pasal-pasal atau ketentuan dalam peraturan perundangan yg lebih tinggi yg tidak disebutkan secara limitatif, namun dipandang memiliki bobot kepentingan yg luas untuk daerah ybs dan masyarakatnya.  Melaksanakan peraturan perundangan dalam bidang legislatif (UU Kepartaian, UU Pemilu, UU Susduk MPR/DPR/DPRD, dsb). Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 29. Melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Perda yg disebutkan secara limitatif-enunsiatif.  Melaksanakan pasal-pasal atau ketentuan dalam Perda yg tidak disebutkan secara limitatif, namun dipandang memiliki bobot kepentingan yg umum dan luas untuk daerah ybs.  Menjalankan fungsi sebagai kepala pemerintahan di daerah (executive pouvoir) yang bersifat regulatory/ regulerend. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 30. Melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Perda yg disebutkan secara limitatif.  Melaksanakan pasal-pasal atau ketentuan dalam Perda yg tidak disebutkan secara limitatif, namun dipandang memiliki kepentingan yg bersifat individual, konkrit, dan spesifik untuk pihak tertentu.  Menjalankan fungsi sebagai kepala pemerintahan di daerah (executive pouvoir) yang bersifat declaratory. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 31. Perda dapat memuat ketentuan tentang pembebanan biaya paksaan penegakan hukum, seluruhnya atau sebagian kepada pelanggar sesuai dengan peraturan perundangan.  Perda dapat memuat ancaman pidana kurungan paling lama 6 bulan atau denda paling banyak Rp 50 juta.  Perda dapat memuat ancaman pidana atau denda selain yg dimaksud pada ayat (2), sesuai dengan yg diatur dalam peraturan perundangan lainnya. (Pasal 143) Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 32. (Pasal 145)  Perda disampaikan kepada Pemerintah paling lama 7 hari setelah ditetapkan.  Perda yg bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan per-UU-an yg lebih tinggi dapat dibatalkan oleh Pemerintah.  Keputusan pembatalan tsb ditetapkan dengan Peraturan Presiden paling lama 60 hari sejak diterimanya Perda.  Paling lama 7 hari setelah keputusan pembatalan, KDH harus memberhentikan pelaksanaan Perda dan selanjutnya DPRD bersama KDH mencabut Perda dimaksud.  Apabila provinsi/kabupaten/kota tidak dapat menerima keputusan pembatalan dengan alasan yg dapat dibenarkan, KDH dapat mengajukan keberatan kepada MA.  Apabila keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, putusan MA tsb menyatakan Perpres menjadi batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 33. (Pasal 185)  Raperda APBD Prov. yg telah disetujui bersama, sebelum ditetapkan oleh Gubernur, paling lambat 3 hari disampaikan kpd Mendagri untuk dievaluasi.  Hasil evaluasi disampaikan Mendagri kpd Gubernur paling lambat 15 hari terhitung sejak diterimanya rancangan tsb.  Apabila Mendagri menyatakan hasil evaluasi Raperda APBD sudah sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundangan yg lebih tinggi, Gubernur menetapkan menjadi Perda.  Apabila sebaliknya, Gubernur bersama DPRD melakukan penyempurnaan paling lama 7 hari terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.  Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Gubernur dan DPRD, dan Gubernur tetap menetapkan Raperda APBD menjadi Perda, Mendagri membatalkan Perda dimaksud sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 34. Proses penetapan Raperda yg berkaitan dengan pajak daerah, retribusi daerah, dan tata ruang daerah menjadi Perda, berlaku Pasal 185 & Pasal 186, BUKAN pasal 145 !! Pasal 189 Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 35.  Sejak lama kita menganut prinsip hukum sipil Romawi (Roman civil law) bahwa “undang-undang tidak dapat diganggu-gugat” (onschendbaarheid van de wet).  Baru thn 2003 dibentuk Mahkamah Konstitusi yg memiliki tugas / wewenang untuk menguji UU thd UUD 1945 (UU No. 24/2003).  Ada 2 tingkatan Judicial review:  Tingkat UU  kompetensi MK  Tingkatan dibawah UU  kompetensi MA  Bagaimana dengan Executive Review? Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 36. Kategori Judicial Review Executive Review Bentuk Review Permohonan Keberatan. 1. Pengawasan preventif terhadap Raperda bermuatan APBD, pajak dan retribusi daerah serta tata ruang 2. Pengawasan represif terhadap semua Perda yang dihasilkan daerah. Lembaga yang Mahkamah Agung. Depdagri dibantu dengan melakukan review Depkumham dan instansi terkait (kementerian teknis). Sifat kewenangan Pasif, menunggu datangnya Aktif melakukan pengawasan, lembaga yg mereview permohonan. evaluasi terhadap seluruh Perda Kapasitas Lembaga Menyelesaikan sengketa peraturan Dalam rangka pengawasan dan perundangan yg timbul dibawah pembinaan terhadap pemerintah undang-undang terhadap undang- daerah. undang (konflik norma). Standar pengujian 1. Bertentangan dengan peraturan 1.Bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih tinggi perundangan yang lebih tinggi. 2. Pembentukannya tidak sesuai 2.Bertentangan dengan kepentingan dengan ketentuan yang berlaku. umum. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 37. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 38. Permendagri No. 15 Tahun 2006 ttg Jenis & Bentuk Produk Hukum Daerah Jenis Produk Hukum Daerah terdiri atas:  Peraturan Daerah;  Peraturan Kepala Daerah;  Peraturan Bersama Kepala Daerah;  Keputusan Kepala Daerah; dan  Instruksi Kepala Daerah. 1-3 bersifat Pengaturan; 4-5 bersifat Penetapan. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 39. Permendagri No. 16 Tahun 2006 ttg Dur Sun Produk Hukum Daerah  Penyusunan produk hukum daerah yg bersifat pengaturan dilakukan berdasarkan Prolegda, yakni instrumen perencanaan pembentukan produk hukum daerah yg disusun secara terencana, terpadu & sistematis.  Penyusunan rancangan produk hukum daerah dilakukan oleh SKPD, dan dapat didelegasikan kpd Biro / Bagian Hukum.  Dibentuk Tim Antar SKPD diketuai oleh Pimpinan SKPD pemrakarsa atau pejabat yg ditunjuk oleh KDH dan Kepala Biro / Bagian Hukum sbg sekretaris.  Pembahasan rancangan produk hukum daerah dititik- beratkan pada permasalahan yg bersifat prinsip mengenai: objek yg diatur, jangkauan, dan arah pengaturan. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 40. Pasal 8 -13  Rancangan produk hukum daerah yg telah dibahas harus mendapatkan paraf koordinasi Kepala Biro/Bag. Hukum dan pimpinan SKPD ybs. Selanjutnya rancangan tsb diajukan kpd KDH via Sekda.  Sekda dapat melakukan perubahan / penyempurnaan thd rancangan tsb & mengembalikan kpd pimpinan SKPD terkait. Hasil penyempurnaannya, diajukan kembali kpd Sekda dengan memberikan paraf koordinasi.  Produk hukum daerah yg berupa rancangan Perda atas prakarsa KDH disampaikan kepada DPRD untuk dilakukan pembahasan. Untuk itu dibentuk Tim Asistensi yg diketuai oleh Sekda atau pejabat yang ditunjuk oleh KDH. Sekretariat Tim ini adalah Biro / Bagian Hukum.  Pembahasan rancangan Perda atas inisiatif DPRD dikoordinasikan oleh Sekda atau Pimpinan SKPD terkait. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 41. Pasal 14 -16  Penyusunan produk hukum daerah yg bersifat penetapan dilakukan oleh Pimpinan SKPD berdasarkan Tupoksinya.  Produk hukum tsb diajukan kpd Sekda setelah mendapat paraf koordinasi dari Kepala Biro / Bagian Hukum.  Produk hukum daerah yg bersifat penetapan ditandatangani oleh KDH, atau dapat didelegasikan kepada Sekda.  Penomoran produk hukum daerah yg bersifat pengaturan menggunakan nomor bulat.  Penomoran produk hukum daerah yg bersifat penetapan mengggunakan nomor kode klasifikasi. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 42. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 43. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 44. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 45. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 46. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 47. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 48. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 49. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 50. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 51. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 52. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 53. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 54. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 55. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 56. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 57. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 58. JUDUL  Judul Perda dirumuskan tidak sesuai atau tidak mencerminkan materi Perda yg dibentuk.  Judul Perda ditulis dengan menggunakan akronim. KONSIDERANS (Menimbang)  Seringkali tidak memuat aspek filosofis, yuridis, dan sosiologis yg menjadi latar belakang pembentukan Perda.  Konsiderans yg terdiri atas lebih dari satu pokok pikiran, tiap rumusan pokok pikiran sering merupakan pokok pikiran yg mandiri, sehingga tidak merupakan satu kesatuan pengertian dalam alur pikir yg runtut. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 59. DASAR HUKUM (Mengingat)  Sering mencantumkan tidak hanya dasar kewenangan pembentukan Perda dan Peraturan Per-UU-an yg memerintahkan pembentukan Perda, tetapi juga peraturan yg tidak terkait, atau sederetan peraturan yg tidak relevan dengan materi Perda yg dibentuk. DIKTUM  Penulisan kata “MEMUTUSKAN” ditulis tidak menggunakan huruf kapital atau ditulis dengan memakai spasi, bahkan ada yg ditulis dengan huruf cetak miring. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 60. KETENTUAN UMUM  Istilah yg dimuat sering istilah yg tidak digunakan berulang-ulang dalam pasal-pasal, bahkan istilah tersebut tidak terdapat dalam materi muatan Perda. KETENTUAN PIDANA  Tidak ditempatkan dalam bab tersendiri atau tidak ditempatkan dalam pasal yg terletak sebelum bab atau sebelum pasal-pasal yg berisi Ketentuan Peralihan.  Rumusan Ketentuan Pidana tidak menyebut secara tegas norma larangan atau perintah yg dilanggar (pada pasal berapa).  Masih sering merumuskan subjek pelaku tindak pidana dengan menggunakan frase “Barang siapa” (seharusnya “setiap orang”). Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 61. PENUTUP  Pejabat yg menandatangani penetapan Perda masih banyak yg mencantumkan gelar akademisnya / nomor induk kepegawaiannya. PENJELASAN  Penjelasan Umum Perda sering hanya mengulang isi Penjelasan Umum peraturan yg menjadi dasar hukum pembentukan Perda tsb. PENDELEGASIAN WEWENANG  Pendelegasian kewenangan sering dirumuskan sebagai delegasi blangko dan kurang tepat dalam penentuan instrumen pengaturannya yakni seharusnya “Peraturan” ditulis “Keputusan”.  Contoh: Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 62. 1. Tulislah kalimat secara singkat; 2. Letakkan setiap bagian dari kalimat pada urutan yg logis; 3. Hindari penggunaan frasa & klausula yg rancu; 4. Uraikan kondisi yg kompleks; 5. Gunakan kalimat aktif sejauh memungkinkan: 6. Gunakan klausula kata kerja & kata sifat dari pada kata benda; 7. Gunakan kata positif walaupun anda ingin menjelaskan yg sifatnya negatif; 8. Gunakan struktur yg pararel; 9. Hindari kemaknagandaan dalam kata & kalimat; 10. Pilihlah perbendaharaan kata secara cermat; 11. Hindari penggunaan kata benda yg sambung-menyambung; 12. Kurangi kata-kata yg tumpang tindih & asing (tak ada hubungannya). Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 63. 1. Lugas & eksak (pasti) karena menghindari kesamaan arti/kerancuan; 2. Bercorak hemat, hanya kata yg diperlukan yg dipakai; 3. Obyektif & tidak emosi dalam mengungkapkan tujuan/maksud; 4. Membakukan makna kata-kata, ungkapan, atau istilah yg digunakan secara konsisten; 5. Memberikan definisi secara cermat tentang nama, sifat atau kategori hal yg didefinisikan; 6. Untuk tunggal & jamak selalu dirumuskan tunggal. Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI
  • 64. Semoga Bermanfaat … Tri Widodo W. Utomo http://pkmk-lanri.org/; http://triwidodowutomo.blogspot.com/ http://www.slideshare.net/triwidodowutomo/ triwidodowu@yahoo.com