SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
Bagan Proses Pembentukan dan Perubahan Peraturan Perundang-Undangan
Merujuk pada:
- Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
- Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
- Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Jo. Peraturan
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 tentang Tata Tertib
Pasal 16- Pasal 17
UU No. 12 Tahun 2011
Perencanaan penyusunan
Undang-Undang dilakukan
dalam Prolegnas.
Prolegnas merupakan skala
prioritas program pembentukan
Undang-Undang
Pasal 71 huruf a-Pasal 72
UU No. 17 Tahun 2014
DPR berwenang untuk
membentuk undang-undang yang
dibahas dengan Presiden untuk
mendapat persetujuan bersama;
DPR bertugas untuk menyusun,
membahas, menetapkan, dan
menyebarluaskan program
legislasi nasional;
Pasal 43 (1) UU No. 12 Tahun 2011
Rancangan Undang-Undang dapat berasal dari DPR atau Presiden.
RUU diusulkan oleh DPR
Pasal 46 ayat (1) UU No. 12 Tahun
2011:
“diajukan oleh anggota DPR, komisi,
gabungan komisi, atau alat kelengkapan
DPR yang khusus menangani bidang
legislasi atau DPD.”
Pasal 112 (1) PERDPR No. 1 Tahun
2014 Jo. PERDPR No. 2 Tahun 2018:
“diajukan oleh Anggota Komisi,
gabungan komisi, atau Badan Legislasi
sebagai usul inisiatif.”
RUU diusulkan oleh Presiden
Pasal 47 ayat (1) UU No. 12 Tahun
2011:
“diajukan oleh Presiden disiapkan oleh
menteri atau pimpinan lembaga
pemerintah nonkementerian sesuai
dengan lingkup tugas dan tanggung
jawabnya.”
Pasal 113
Pasal 112 (1) PERDPR No. 1
Tahun 2014
Rancangan undang-undang
sebagaimana disusun
berdasarkan Prolegnas prioritas
tahunan.
PROSES PENGUSULAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG
Pasal 43 ayat (3) UU No. 12
Tahun 2011
Rancangan Undang-Undang yang
berasal dari DPR, Presiden, atau
DPD harus disertai Naskah
Akademik.
Pasal 115
PERDPR No. 1 Tahun 2014 jo. PERDPR No. 2 Tahun
2018
(1) Anggota, komisi, gabungan komisi atau Badan
Legislasi dalam mempersiapkan rancangan
undang-undang terlebih dahulu menyusun
naskah akademik mengenai materi yang akan
diatur dalam rancangan undang-undang;
(2) Rancangan undang-undang tentang APBN,
rancangan undang-undang tentang penetapan
peraturan pemerintah pengganti undang-
undang menjadi undang-undang, rancangan
undang-undang tentang pengesahan perjanjian
internasional, atau rancangan undang-undang
yang hanya terbatas mengubah beberapa
materi dapat disertai naskah akademik.
(3) Menteri mengoordinasikan
persiapan pembahasan dengan
menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang
hukum.
(2) Presiden menugasi menteri
yang mewakili untuk membahas
Rancangan Undang-Undang
bersama DPR dalam jangka waktu
paling lama 60 (enam puluh)
hari terhitung sejak surat
pimpinan DPR diterima.
(1) Rancangan Undang-Undang
dari DPR disampaikan dengan
surat pimpinan DPR kepada
Presiden.
Pasal 49 UU No. 12 Tahun 2011
Pasal 49 UU No. 12 Tahun 2011
Rancangan Undang-Undang dari
Presiden diajukan dengan surat
Presiden kepada pimpinan DPR.
Surat Presiden memuat
penunjukan menteri yang ditugasi
mewakili Presiden dalam
melakukan pembahasan
Rancangan Undang-Undang
bersama DPR.
DPR mulai membahas Rancangan
Undang-Undang dalam jangka
waktu paling lama 60 (enam
puluh) hari terhitung sejak surat
Presiden diterima.
Pasal 65 UU No. 12 Tahun 2011
Pembahasan Rancangan Undang-Undang dilakukan oleh DPR bersama
Presiden atau menteri yang ditugasi.
Pasal 66 UU No. 12 Tahun 2011
Pembahasan Rancangan Undang-Undang dilakukan melakukan dua tingkat
pembicaraan
Pasal 67 huruf a dan Pasal 68 UU No.
12 Tahun 2011
Pembicaraan Tingkat I
“Dilakukan dalam rapat komisi, rapat
gabungan komisi, rapat Badan Legislasi,
rapat Badan Anggaran, atau rapat Panitia
Khusus;”
Kegiatan Pembicaraan Tingkat I
dilakukan dengan kegiatan sebagi
berikut:
a. pengantar musyawarah;
b. pembahasan daftar inventarisasi
masalah; dan
c. penyampaian pendapat mini.
Pasal 67 huruf b dan Pasal 69 UU No.
12 Tahun 2011
Pembicaraan Tingkat II
“Dilakukan dalam rapat paripurna.;”
Kegiatan Pembicaraan Tingkat II
dilakukan dengan kegiatan sebagi
berikut:
a. penyampaian laporan yang berisi
proses, pendapat mini fraksi,
pendapat mini DPD, dan hasil
pembicaraan tingkat I;
b. pernyataan persetujuan atau
penolakan dari tiaptiap fraksi dan
anggota secara lisan yang diminta
oleh pimpinan rapat paripurna;
dan
c. penyampaian pendapat akhir
Presiden yang dilakukan oleh
menteri yang ditugasi.
Pasal 70 UU No. 12 Tahun 2011
(1) Rancangan Undang-Undang dapat ditarik kembali sebelum dibahas bersama oleh
DPR dan Presiden.
(2)Rancangan Undang-Undang yang sedang dibahas hanya dapat ditarik kembali
berdasarkan persetujuan bersama DPR dan Presiden.
Pengesahan Rancangan Undang-Undang
Pasal 72 UU No. 12 Tahun 2011
(1) Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui bersama oleh DPR dan Presiden
disampaikan oleh Pimpinan DPR kepada Presiden untuk disahkan menjadi Undang-
Undang;
(2) Penyampaian Rancangan Undang-Undang dilakukan dalam jangka waktu paling lama
7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama.
Pasal 73 UU No. 12 Tahun 2011
(1) Rancangan Undang-Undang disahkan oleh Presiden dengan membubuhkan tanda
tangan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
Rancangan Undang-Undang tersebut disetujui bersama oleh DPR dan Presiden;
(2) Dalam hal Rancangan Undang-Undang tidak ditandatangani oleh Presiden dalam
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak Rancangan Undang-Undang
tersebut disetujui bersama, Rancangan Undang-Undang tersebut sah menjadi Undang-
Undang dan wajib diundangkan.

More Related Content

What's hot

Hukum acara perdata - Replik dan Duplik (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Replik dan Duplik (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Replik dan Duplik (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Replik dan Duplik (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANADian Oktavia
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalNuelnuel11
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalVallen Hoven
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 
Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalDenaAgustina
 
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnFenti Anita Sari
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Idik Saeful Bahri
 
Legal Drafting
Legal DraftingLegal Drafting
Legal DraftingLeks&Co
 
Produk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahProduk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahArdi Susanto
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarUiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 

What's hot (20)

SANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HANSANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HAN
 
Hukum acara perdata - Replik dan Duplik (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Replik dan Duplik (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Replik dan Duplik (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Replik dan Duplik (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
Hukum Privat dan Hukum Publik
Hukum Privat dan Hukum PublikHukum Privat dan Hukum Publik
Hukum Privat dan Hukum Publik
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata Internasional
 
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negaraPeranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
 
Hukum Waris Perdata BW
Hukum Waris Perdata BWHukum Waris Perdata BW
Hukum Waris Perdata BW
 
Legal drafting
Legal draftingLegal drafting
Legal drafting
 
Hukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah DaerahHukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah Daerah
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
 
Legal Drafting
Legal DraftingLegal Drafting
Legal Drafting
 
Produk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahProduk Hukum Daerah
Produk Hukum Daerah
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
 
Hukum Perdata
Hukum Perdata Hukum Perdata
Hukum Perdata
 

Similar to Bagan proses pembentukan_dan_perubahan

Kabag Hukum Legal Drafting 2019.PPT
Kabag Hukum Legal Drafting 2019.PPTKabag Hukum Legal Drafting 2019.PPT
Kabag Hukum Legal Drafting 2019.PPTBramaHabibi
 
Mengenal DPR Untuk Parlemen remaja
Mengenal DPR Untuk Parlemen remajaMengenal DPR Untuk Parlemen remaja
Mengenal DPR Untuk Parlemen remajaHandrini Full
 
materi_234_4. PROSES PEMBENTUKA PUU (Ses Ditjen PP) (1)_2.pdf
materi_234_4. PROSES PEMBENTUKA PUU (Ses Ditjen PP) (1)_2.pdfmateri_234_4. PROSES PEMBENTUKA PUU (Ses Ditjen PP) (1)_2.pdf
materi_234_4. PROSES PEMBENTUKA PUU (Ses Ditjen PP) (1)_2.pdfsekretariskakanwil
 
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGANpkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGANblackpepperspicy
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiNandya Guvita
 
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1AlImamIslamicSchool
 
uu 15 tahun 2019.pdf
uu 15 tahun 2019.pdfuu 15 tahun 2019.pdf
uu 15 tahun 2019.pdfMawardiWardi5
 
Akmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.ppt
Akmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.pptAkmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.ppt
Akmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.pptYogieNovri
 
Perda 5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
Perda  5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerahPerda  5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
Perda 5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerahKantor Desa Junwangi
 
PPKn 8 Disiplin itu indah
PPKn 8 Disiplin itu indahPPKn 8 Disiplin itu indah
PPKn 8 Disiplin itu indahJajang Sulaeman
 
Teknik penyusunan peraturan permenlu
Teknik penyusunan peraturan permenluTeknik penyusunan peraturan permenlu
Teknik penyusunan peraturan permenluRisa Sutrisno
 
UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3
UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3
UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3Sari Kusuma Dewi
 
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).pptx
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).pptxDewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).pptx
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).pptxApriAndana
 
(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011Ade Suerani
 
Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...
Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...
Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...DPK GmnI FISIP Undip
 
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docxSoal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docxRezaOktaviaPutra
 

Similar to Bagan proses pembentukan_dan_perubahan (20)

Bahan bu Rahma 13092022.pdf
Bahan bu Rahma 13092022.pdfBahan bu Rahma 13092022.pdf
Bahan bu Rahma 13092022.pdf
 
Kabag Hukum Legal Drafting 2019.PPT
Kabag Hukum Legal Drafting 2019.PPTKabag Hukum Legal Drafting 2019.PPT
Kabag Hukum Legal Drafting 2019.PPT
 
Mengenal DPR Untuk Parlemen remaja
Mengenal DPR Untuk Parlemen remajaMengenal DPR Untuk Parlemen remaja
Mengenal DPR Untuk Parlemen remaja
 
materi_234_4. PROSES PEMBENTUKA PUU (Ses Ditjen PP) (1)_2.pdf
materi_234_4. PROSES PEMBENTUKA PUU (Ses Ditjen PP) (1)_2.pdfmateri_234_4. PROSES PEMBENTUKA PUU (Ses Ditjen PP) (1)_2.pdf
materi_234_4. PROSES PEMBENTUKA PUU (Ses Ditjen PP) (1)_2.pdf
 
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGANpkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu ii
 
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
 
uu 15 tahun 2019.pdf
uu 15 tahun 2019.pdfuu 15 tahun 2019.pdf
uu 15 tahun 2019.pdf
 
PPKn – disiplin itu indah
PPKn – disiplin itu indahPPKn – disiplin itu indah
PPKn – disiplin itu indah
 
Akmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.ppt
Akmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.pptAkmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.ppt
Akmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.ppt
 
Perda 5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
Perda  5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerahPerda  5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
Perda 5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
 
kelompok 2 pkn upt1.pptx
kelompok 2 pkn upt1.pptxkelompok 2 pkn upt1.pptx
kelompok 2 pkn upt1.pptx
 
PPKn 8 Disiplin itu indah
PPKn 8 Disiplin itu indahPPKn 8 Disiplin itu indah
PPKn 8 Disiplin itu indah
 
Teknik penyusunan peraturan permenlu
Teknik penyusunan peraturan permenluTeknik penyusunan peraturan permenlu
Teknik penyusunan peraturan permenlu
 
UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3
UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3
UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3
 
Materi Bagian Hukum
Materi Bagian HukumMateri Bagian Hukum
Materi Bagian Hukum
 
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).pptx
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).pptxDewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).pptx
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).pptx
 
(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011
 
Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...
Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...
Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...
 
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docxSoal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
 

More from Dhani Irawan

Perbandingan PSBB DKI Jakarta
Perbandingan PSBB DKI JakartaPerbandingan PSBB DKI Jakarta
Perbandingan PSBB DKI JakartaDhani Irawan
 
Surat Permohonan Grasi Annas Maamun
Surat Permohonan Grasi Annas MaamunSurat Permohonan Grasi Annas Maamun
Surat Permohonan Grasi Annas MaamunDhani Irawan
 
Pemeriksaan ASN di Sumut
Pemeriksaan ASN di SumutPemeriksaan ASN di Sumut
Pemeriksaan ASN di SumutDhani Irawan
 
Sosialisasi hasil spi okt 2019
Sosialisasi hasil spi   okt 2019Sosialisasi hasil spi   okt 2019
Sosialisasi hasil spi okt 2019Dhani Irawan
 
Peraturan Gubernur Nomor 6 Tahun 2019 Tentang UMSP
Peraturan Gubernur Nomor 6 Tahun 2019 Tentang UMSPPeraturan Gubernur Nomor 6 Tahun 2019 Tentang UMSP
Peraturan Gubernur Nomor 6 Tahun 2019 Tentang UMSPDhani Irawan
 
LHKPN Bupati Jepara Ahmad Marzuqi
LHKPN Bupati Jepara Ahmad MarzuqiLHKPN Bupati Jepara Ahmad Marzuqi
LHKPN Bupati Jepara Ahmad MarzuqiDhani Irawan
 
Lelang Barang Gratifikasi
Lelang Barang GratifikasiLelang Barang Gratifikasi
Lelang Barang GratifikasiDhani Irawan
 
Presentasi KNKT Soal PK-LQP di DPR
Presentasi KNKT Soal PK-LQP di DPRPresentasi KNKT Soal PK-LQP di DPR
Presentasi KNKT Soal PK-LQP di DPRDhani Irawan
 
Survei Penilaian Integritas KPK
Survei Penilaian Integritas KPKSurvei Penilaian Integritas KPK
Survei Penilaian Integritas KPKDhani Irawan
 
Daftar kepala daerah jadi tersangka kpk
Daftar kepala daerah jadi tersangka kpkDaftar kepala daerah jadi tersangka kpk
Daftar kepala daerah jadi tersangka kpkDhani Irawan
 
Perpu Nomor 2 Tahun 2017
Perpu Nomor 2 Tahun 2017Perpu Nomor 2 Tahun 2017
Perpu Nomor 2 Tahun 2017Dhani Irawan
 

More from Dhani Irawan (11)

Perbandingan PSBB DKI Jakarta
Perbandingan PSBB DKI JakartaPerbandingan PSBB DKI Jakarta
Perbandingan PSBB DKI Jakarta
 
Surat Permohonan Grasi Annas Maamun
Surat Permohonan Grasi Annas MaamunSurat Permohonan Grasi Annas Maamun
Surat Permohonan Grasi Annas Maamun
 
Pemeriksaan ASN di Sumut
Pemeriksaan ASN di SumutPemeriksaan ASN di Sumut
Pemeriksaan ASN di Sumut
 
Sosialisasi hasil spi okt 2019
Sosialisasi hasil spi   okt 2019Sosialisasi hasil spi   okt 2019
Sosialisasi hasil spi okt 2019
 
Peraturan Gubernur Nomor 6 Tahun 2019 Tentang UMSP
Peraturan Gubernur Nomor 6 Tahun 2019 Tentang UMSPPeraturan Gubernur Nomor 6 Tahun 2019 Tentang UMSP
Peraturan Gubernur Nomor 6 Tahun 2019 Tentang UMSP
 
LHKPN Bupati Jepara Ahmad Marzuqi
LHKPN Bupati Jepara Ahmad MarzuqiLHKPN Bupati Jepara Ahmad Marzuqi
LHKPN Bupati Jepara Ahmad Marzuqi
 
Lelang Barang Gratifikasi
Lelang Barang GratifikasiLelang Barang Gratifikasi
Lelang Barang Gratifikasi
 
Presentasi KNKT Soal PK-LQP di DPR
Presentasi KNKT Soal PK-LQP di DPRPresentasi KNKT Soal PK-LQP di DPR
Presentasi KNKT Soal PK-LQP di DPR
 
Survei Penilaian Integritas KPK
Survei Penilaian Integritas KPKSurvei Penilaian Integritas KPK
Survei Penilaian Integritas KPK
 
Daftar kepala daerah jadi tersangka kpk
Daftar kepala daerah jadi tersangka kpkDaftar kepala daerah jadi tersangka kpk
Daftar kepala daerah jadi tersangka kpk
 
Perpu Nomor 2 Tahun 2017
Perpu Nomor 2 Tahun 2017Perpu Nomor 2 Tahun 2017
Perpu Nomor 2 Tahun 2017
 

Bagan proses pembentukan_dan_perubahan

  • 1. Bagan Proses Pembentukan dan Perubahan Peraturan Perundang-Undangan Merujuk pada: - Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; - Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; - Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Jo. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 tentang Tata Tertib Pasal 16- Pasal 17 UU No. 12 Tahun 2011 Perencanaan penyusunan Undang-Undang dilakukan dalam Prolegnas. Prolegnas merupakan skala prioritas program pembentukan Undang-Undang Pasal 71 huruf a-Pasal 72 UU No. 17 Tahun 2014 DPR berwenang untuk membentuk undang-undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama; DPR bertugas untuk menyusun, membahas, menetapkan, dan menyebarluaskan program legislasi nasional; Pasal 43 (1) UU No. 12 Tahun 2011 Rancangan Undang-Undang dapat berasal dari DPR atau Presiden. RUU diusulkan oleh DPR Pasal 46 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011: “diajukan oleh anggota DPR, komisi, gabungan komisi, atau alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi atau DPD.” Pasal 112 (1) PERDPR No. 1 Tahun 2014 Jo. PERDPR No. 2 Tahun 2018: “diajukan oleh Anggota Komisi, gabungan komisi, atau Badan Legislasi sebagai usul inisiatif.” RUU diusulkan oleh Presiden Pasal 47 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011: “diajukan oleh Presiden disiapkan oleh menteri atau pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian sesuai dengan lingkup tugas dan tanggung jawabnya.” Pasal 113 Pasal 112 (1) PERDPR No. 1 Tahun 2014 Rancangan undang-undang sebagaimana disusun berdasarkan Prolegnas prioritas tahunan.
  • 2. PROSES PENGUSULAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG Pasal 43 ayat (3) UU No. 12 Tahun 2011 Rancangan Undang-Undang yang berasal dari DPR, Presiden, atau DPD harus disertai Naskah Akademik. Pasal 115 PERDPR No. 1 Tahun 2014 jo. PERDPR No. 2 Tahun 2018 (1) Anggota, komisi, gabungan komisi atau Badan Legislasi dalam mempersiapkan rancangan undang-undang terlebih dahulu menyusun naskah akademik mengenai materi yang akan diatur dalam rancangan undang-undang; (2) Rancangan undang-undang tentang APBN, rancangan undang-undang tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang- undang menjadi undang-undang, rancangan undang-undang tentang pengesahan perjanjian internasional, atau rancangan undang-undang yang hanya terbatas mengubah beberapa materi dapat disertai naskah akademik. (3) Menteri mengoordinasikan persiapan pembahasan dengan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum. (2) Presiden menugasi menteri yang mewakili untuk membahas Rancangan Undang-Undang bersama DPR dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak surat pimpinan DPR diterima. (1) Rancangan Undang-Undang dari DPR disampaikan dengan surat pimpinan DPR kepada Presiden. Pasal 49 UU No. 12 Tahun 2011 Pasal 49 UU No. 12 Tahun 2011 Rancangan Undang-Undang dari Presiden diajukan dengan surat Presiden kepada pimpinan DPR. Surat Presiden memuat penunjukan menteri yang ditugasi mewakili Presiden dalam melakukan pembahasan Rancangan Undang-Undang bersama DPR. DPR mulai membahas Rancangan Undang-Undang dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak surat Presiden diterima.
  • 3. Pasal 65 UU No. 12 Tahun 2011 Pembahasan Rancangan Undang-Undang dilakukan oleh DPR bersama Presiden atau menteri yang ditugasi. Pasal 66 UU No. 12 Tahun 2011 Pembahasan Rancangan Undang-Undang dilakukan melakukan dua tingkat pembicaraan Pasal 67 huruf a dan Pasal 68 UU No. 12 Tahun 2011 Pembicaraan Tingkat I “Dilakukan dalam rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapat Badan Legislasi, rapat Badan Anggaran, atau rapat Panitia Khusus;” Kegiatan Pembicaraan Tingkat I dilakukan dengan kegiatan sebagi berikut: a. pengantar musyawarah; b. pembahasan daftar inventarisasi masalah; dan c. penyampaian pendapat mini. Pasal 67 huruf b dan Pasal 69 UU No. 12 Tahun 2011 Pembicaraan Tingkat II “Dilakukan dalam rapat paripurna.;” Kegiatan Pembicaraan Tingkat II dilakukan dengan kegiatan sebagi berikut: a. penyampaian laporan yang berisi proses, pendapat mini fraksi, pendapat mini DPD, dan hasil pembicaraan tingkat I; b. pernyataan persetujuan atau penolakan dari tiaptiap fraksi dan anggota secara lisan yang diminta oleh pimpinan rapat paripurna; dan c. penyampaian pendapat akhir Presiden yang dilakukan oleh menteri yang ditugasi. Pasal 70 UU No. 12 Tahun 2011 (1) Rancangan Undang-Undang dapat ditarik kembali sebelum dibahas bersama oleh DPR dan Presiden. (2)Rancangan Undang-Undang yang sedang dibahas hanya dapat ditarik kembali berdasarkan persetujuan bersama DPR dan Presiden.
  • 4. Pengesahan Rancangan Undang-Undang Pasal 72 UU No. 12 Tahun 2011 (1) Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui bersama oleh DPR dan Presiden disampaikan oleh Pimpinan DPR kepada Presiden untuk disahkan menjadi Undang- Undang; (2) Penyampaian Rancangan Undang-Undang dilakukan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama. Pasal 73 UU No. 12 Tahun 2011 (1) Rancangan Undang-Undang disahkan oleh Presiden dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak Rancangan Undang-Undang tersebut disetujui bersama oleh DPR dan Presiden; (2) Dalam hal Rancangan Undang-Undang tidak ditandatangani oleh Presiden dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak Rancangan Undang-Undang tersebut disetujui bersama, Rancangan Undang-Undang tersebut sah menjadi Undang- Undang dan wajib diundangkan.