SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
PERANCANGAN PERATURAN
 PERUNDANG-UNDANGAN


                  OLEH :
KEPALA BIRO HUKUM DAN KERJASAMA LUAR NEGERI
             DEPARTEMEN AGAMA
HAKIKAT HUKUM

HUKUM ------- Social contract
            (perjanjian masyarakat)
   Suatu      kompromi     maximum
    mengenai tata nilai atau standar
    perilaku dalam rangka tercapainya
    tujuan yang diharapkan

   Bersifat memaksa, dan memberikan
    sanksi bagi orang yang melanggar.
TUJUAN HUKUM


   Penjamin ketertiban;
   Pemberi kepastian mengenai hak dan
    kewajiban;
   Pemberi kepastian tentang benar dan
    salah;
   Pemberi perlindungan dari tindakan
    amoral, asusila, dan unrechtmatige
HAKIKAT HUKUM

HUKUM ------- Social contract
            (perjanjian masyarakat)
   Suatu      kompromi     maximum
    mengenai tata nilai atau standar
    perilaku dalam rangka tercapainya
    tujuan yang diharapkan

   Bersifat memaksa, dan memberikan
    sanksi bagi orang yang melanggar.
WILAYAH HUKUM

HUKUM TIDAK BERLAKU PADA FORUM
INTERNUM DAN HANYA BERLAKU PADA FORUM
EKSTERNUM

FORUM INTERNUM  HAL YANG BERSIFAT
PRIBADI DAN TIDAK TERKAIT DENGAN ORANG
LAIN

FORUM EKSTERNUM  HAL YANG BERSIFAT
PUBLIK ATAU TERKAIT DENGAN ORANG LAIN
BAIK LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

JENIS DAN HIERARKI PERUNDANG-UNDANGAN RI:

 1.   UUD Negara RI.Tahun 1945;
 2.   Undang-Undang/PERPU;
 3.   Peraturan Pemerintah;
 4.   Peraturan Presiden;
 5.   Peraturan Daerah:
      – Peraturan Daerah Propinsi
      – Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
      – Peraturan Desa.

                                UU 10/2004 Pasal 7
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN


(4) Jenis Peraturan Perundang-undangan
    selain sebagaimana dimaksud pada
    ayat (1), diakui keberadaannya dan
    mempunyai         kekuatan     hukum
    mengikat sepanjang diperintahkan
    oleh Peraturan Perundang-undangan
    yang lebih tinggi.
(5) Kekuatan        hukum       Peraturan
    Perundang-undangan adalah sesuai
    dengan       hierarki    sebagaimana
    dimaksud pada ayat (1).
                                  UU 10/2004 Pasal 7
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Materi muatan Undang-Undang berisi:
a. mengatur lebih lanjut ketentuan Undang-Undang
   Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
   yang meliputi:
        hak-hak asasi manusia;
        hak dan kewajiban warga negara;
        pelaksanaan dan penegakan kedaulatan
         negara serta pembagian kekuasaan negara;
        wilayah negara dan pembagian daerah;
        kewarganegaraan dan kependudukan;
        keuangan negara,
b. diperintahkan oleh suatu Undang-Undang untuk
   diatur dengan Undang-Undang.
PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

(1) Materi muatan peraturan perundang-undangan
    mengandung asas:
   1. pengayoman; 2. kemanusiaan; 3. kebangsaan;
   4. kekeluargaan; 5. kenusantaraan; 6. bhinneka
   tunggal ika; 7. keadilan; 8. kesamaan kedudukan
   dalam hukum dan pemerintahan; 9. ketertiban dan
   kepastian hukum; dan/atau 10. keseimbangan,
   keserasian, dan keselarasan.
(2) Selain asas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
    Peraturan Perundang-undangan tertentu dapat berisi
    asas lain sesuai dengan bidang hukum Peraturan
    Perundang-undangan yang bersangkutan.
                                                  Pasal 6
PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN


Materi muatan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang sama dengan materi muatan Undang-
Undang.
Pasal 9


Materi muatan Peraturan Pemerintah berisi materi
untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana
mestinya.
Pasal 10


Materi muatan Peraturan Presiden berisi materi yang
diperintahkan oleh Undang-Undang atau materi untuk
melaksanakan Peraturan Pemerintah.
Pasal 11
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN



Materi muatan Peraturan Daerah adalah
seluruh materi muatan dalam rangka
penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan, dan menampung kondisi
khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut
Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi.
Pasal 12
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN




Materi muatan mengenai ketentuan
pidana hanya dapat dimuat dalam
Undang-Undang dan Peraturan Daerah.
                             Pasal 14
PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN



Penyusunan    rancangan            peraturan
perundang-undangan dilakukan sesuai
dengan teknik penyusunan peraturan
perundang-undangan. Pasal 44 ayat (1) UU 10/2004

Tata cara mempersiapkan rancangan
peraturan          perundang-undangan
dilakukan sesuai dengan Peraturan
Presiden Nomor 68 tahun 2005
PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Teknik penyusunan dan/atau bentuk Keputusan Presiden,
Keputusan Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat dan
Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat, Keputusan
Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah, Keputusan Ketua
Mahkamah Agung, Keputusan Ketua Mahkamah Konstitusi,
Keputusan Kepala Badan Pemeriksa Keuangan, Keputusan
Gubernur Bank Indonesia, Keputusan Menteri, keputusan
kepala badan, lembaga, atau komisi yang setingkat,
Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi, Keputusan Gubernur, Keputusan Pimpinan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Keputusan
Bupati/Walikota, Keputusan Kepala Desa atau yang setingkat
harus berpedoman pada teknik penyusunan dan/atau
bentuk yang diatur dalam Undang-Undang ini.

                                                     Pasal 54
MUATAN PERATURAN MENTERI


1.   UNTUK MELAKSANAKAN     UU,
     PP, ATAU PERPRES.
2.   SELARAS DENGAN VISI, MISI,
     TUJUAN, DAN TUGAS POKOK
     DAN FUNGSI KEMENTERIAN.
VISI KEMENTERIAN AGAMA


“ Terwujudnya      Masyarakat
 Indonesia Taat Beragama,
 Rukun, Cerdas, Mandiri dan
 Sejahtera Lahir Batin ”


                                16
MISI KEMENTERIAN AGAMA

1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
2. Meningkatkan kualitas kerukunan umat
   beragama.
3. Meningkatkan kualitas raudhatul athfal,
   madrasah, perguruan tinggi agama, pendidikan
   agama, & pendidikan keagamaan.
4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan
   ibadah haji.
5. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang
   bersih dan berwibawa.

                                               17
TUGAS KEMENTERIAN AGAMA

1. Mendorong dan menfasilitasi warganegara
   untuk menjadi pemeluk agama yang baik
   (menjalankan ajaran agamanya)

2. Mendorong terwujudnya keharmonisan
   warganegara pemeluk agama dalam
   kerangka NKRI

3. Menyediakan layanan pendidikan agama
   dan keagamaan dalam upaya meningkatkan
   keimanan dan kecerdasan kehidupan
   bangsa
                                             18
Kualitas
 Kualitas     Pemahaman
 Penyeleng-   Pengamalan
 garaan       Agama
 Haji

        VISI
Kualitas
Pendidikan     Kerukunan
Agama dan      Umat
Keagamaan      Beragama
MUATAN PERATURAN MENTERI


1. Menjabarkan amanat UU, PP, atau
   Perpres dalam pengaturan yang ditail.
2. Memberikan kepastian hukum;
      Hak dan kewajiban
      Kewenangan
      Persyaratan dan Prosedur
      Pembiayaan
      Sanksi administrative
KEWENANGAN

 ATRIBUTIF
  -> Diberikan oleh Peraturan Per-undang2an
 KEWENANGAN DELEGATIF
  -> Pelimpahan dan Pemilik Kewenangan
 MANDAT
  -> Kekuasaan melakukan untuk atas nama
    Pemnilik Kewenangan
PROSEDUR

 DIATUR DALAM PERUNDANG-UNDANGAN
  -> Hukum Acara di Pengadilan
  -> Penetapan Hukuman Disiplin
 DISKRESIONER
  -> Sesuai dengan Asas-asas umum
     Pemerintahan yang baik
KERANGKA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

A. JUDUL
B. PEMBUKAAN
   1. Frase Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
   2. Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-undangan
   3. Konsiderans
   4. Dasar Hukum
   5. Diktum
C. BATANG TUBUH
   1. Ketentuan Umum
   2. Materi Pokok yang Diatur
   3. Ketentuan Pidana (jika diperlukan)
   4. Ketentuan Peralihan (jika diperlukan )
   5. Ketentuan Penutup
D. PENUTUP
E. PENJELASAN (jika diperlukan)
F. LAMPIRAN (jika diperlukan)
                                                       23
HAL-HAL KHUSUS


   PENDELEGASIAN KEWENANGAN
   PENYIDIKAN
   PENCABUTAN
   PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG–
    UNDANGAN
   PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH
    PENGGANTI UNDANG–UNDANG MENJADI
    UNDANG–UNDANG
   PENGESAHAN PERJANJIAN INTERNASIONAL
                                          24
JUDUL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

1. Judul Peraturan Perundang–undangan memuat
   keterangan mengenai jenis, nomor, tahun
   pengundangan atau penetapan, dan nama
   Peraturan Perundang–undangan.
2. Nama Peraturan Perundang–undangan dibuat
   secara singkat dan mencerminkan isi Peraturan
   Perundang–undangan.
3. Judul ditulis seluruhnya dengan huruf kapital
   yang diletakkan di tengah marjin tanpa diakhiri
   tanda baca.

                                                     25
PEMBUKAAN

Pembukaan Peraturan Perundang–undangan
terdiri atas:
1. Frase Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha
   Esa;
2. Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-
   undangan;
3. Konsiderans;
4. Dasar Hukum; dan
5. Diktum.

                                            26
BATANG TUBUH

Batang tubuh memuat semua substansi
Peraturan Perundang-undangan yang
dirumuskan dalam pasal-pasal.
Pada umumnya dikelompokkan ke dalam:
 Ketentuan Umum;

 Materi Pokok yang Diatur;

 Ketentuan Pidana (jika diperlukan);

 Ketentuan Peralihan (jika diperlukan);

 Ketentuan Penutup.

                                           27
PENUTUP
Penutup merupakan bagian akhir Peraturan
Perundang-undangan dan memuat:
1.rumusan perintah pengundangan dan
   penempatan Peraturan Perundang-undangan
   dalam Lembaran Negara Republik Indonesia,
   Berita Negara Republik Indonesia, Lembaran
   Daerah, atau Berita Daerah;
2. penandatanganan pengesahan atau penetapan
   Peraturan Perundang-undangan;
3. Pengundangan Peraturan Perundang-undangan;
   dan
4. akhir bagian penutup.                      28
PENJELASAN


a.   Setiap Undang-Undang perlu diberi
     penjelasan.
b.   Peraturan Perundang-undangan di bawah
     Undang-Undang dapat diberi penjelasan,
     jika diperlukan.



                                          29
LAMPIRAN
Jika Peraturan Perundang-undangan
memerlukan lampiran:
1. harus dinyatakan dalam batang tubuh dan
    dinyatakan bahwa lampiran tersebut
    merupakan bagian yang tidak terpisahkan
    dari Peraturan Perundang-undangan yang
    bersangkutan.
2. Pada akhir lampiran harus dicantumkan
    nama dan tanda tangan pejabat yang
    mengesahkan/menetapkan Peraturan
    Perundang-undangan yang bersangkutan.
                                              30
BAHASA PERUNDANG-UNDANGAN

Prinsip:
1. Bahasa yang digunakan dalam Peraturan
   Perundang-undangan adalah Bahasa
   Indonesia. Jika diperlukan menggunakan kata
   atau istilah dalam bahasa asing, harus dicetak
   miring.
2. Dirumuskan dalam suatu kalimat yang tegas,
   jelas, singkat, dan mudah dimengerti.
3. Kata, frasa atau susunan kalimat yang yang
   digunakan tidak memiliki pengertian lain.

                                                31
PILIHAN KATA
1.   Untuk menyatakan maksimum atau minimum, gunakan
     kata “paling”;
2.   Untuk menyatakan tidak termasuk, gunaka kata
     ”kecuali”;
3.   Untuk menyatakan makna termasuk, guakan kata
     “selain”;
4.   Untuk menyatakan pengandaian atau kemungkinan,
     gunakan kata “jika, apabila, atau dalam hal”;
5.   Untuk menyatakan kumulatif, gunakan kata “dan”;
6.   Untuk menyatakan sifat deskresioner dari suatu
     kewenangan , gunakan kata “dapat”;
7.   Untuk menyatakan adanya kewajiban, gunakan kata
     “wajib”; dan
8.   Untuk menyatakan pemenuhan suatu kondisi atau
     persyaratan, gunaka kata “harus”.                 32
BEBERAPA TEKNIK PENGACUAN
1. Untuk menunjuk pasal gunakan frasa
   “sebagaimana dimaksud dalam Pasal ….;
2. Untuk menunjuk ayat gunakan frasa
   “sebagaimana dimaksud pada ayat …. ”;
3. Pengacuan dua atau lebih Pasal atau ayat, gunakan
   frasa “sampai dengan”;
4. Pengacuan dua atau lebih Pasal/ayat yg berurutan,
   tetapi terdapat pasal/ayat yg dikecualikan, gunakan
   kata “kecuali”;
5. Untuk menyatakan bahwa berbagai ketentuan dalam
   suatu Peraturan Perundang-undangan masih
   berlaku, gunakan frasa “berlaku sepanjang tidak
   bertentangan dengan ketentuan yg diatur
   dalam Undang-Undang ini.                           33
Substansi Perundang-undangan

Jika Peraturan Perundang-undangan yang dinyatakan
masih tetap berlaku hanya sebagian dari ketentuan
peraturan perundang–undangan tersebut, gunakan frase
tetap berlaku, kecuali ….
Contoh :
  Pada saat Undang-Undang ini berlaku, Peraturan
  Pemerintah Nomor … Tahun … (Lembaran Negara
  Republik Indonesia Tahun … Nomor … , Tambahan
  Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor ........)
  tetap berlaku, kecuali Pasal 5 sampai dengan Pasal 10.



                                                       34
prolegnas

   DPR

                      PROLEGNAS
                       PRIORITAS
                        TAHUNAN
                     LIMA TAHUNAN


PEMERINTAH
PROSES PEMBAHASAN RUU INISIATIP PEMERINTAH



                  PEMBAHASAN
DIM                                            RUU
         6                                 7

        PANSUS/PANJA               PANJA


                           5

      DPR                                  PRESIDEN


                       1
                               2


  PEMRAKARSA                        MENTERI HUKUM
PROSES PEMBAHASAN RUU INISIATIP DPR


                 PEMBAHASAN
RUU                                                    DIM
                5                         5
           PANSUS/PANJA                    PANJA



                          1
       DPR                                 PRESIDEN
                              4
                                  2
                                      3            2



  MENTERI TEKNIS                          MENTERI HUKUM
PROSES PENYUSUNAN INTERNAL PEMERINTAH


                               PERPU               PENETAPAN
   Membentuk Tim               PERPRES
                               KEPRES           Didahului presentasi
Melakukan Penyusunan                            MenteriPemrakarsa

                           HARMONISASI
                       Dikordinasi Depkum HAM




   PEMRAKARSA               INTERDEPT               PRESIDEN
PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

     YANG DISIAPKAN OLEH PEMRAKARSA

1. MEMBENTUK TIM
2. MENGAJUKAN IZIN PRAKARSA KEPADA
   PRESIDEN
2. MEMBUAT DRAFT RUU DAN NASKAH AKADEMIK
3. MENYAMPAIKAN KEPADA DEP. HUKUM DAN
   HAM UNTUK DIHARMONISASI
4. MENGAJUKAN KEPADA PRESIDEN UNTUK
   DIAJUKAN KE DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
   (UNDANG-UNDANG) ATAU UNTUK DITETAPKAN
   (PERATURAN PEMERINTAH).
PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI
             LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA


                               MENTERI AGAMA

       ESELON I /                  SEKRETARIS
      PEMRAKARSA                    JENDERAL


                                KARO HUKUM & KLN
1. Membentuk Tim;
2. Membahas Pasal per Pasal;
                                  KABAG SUNCANG
3. Harmonisasi
4. Draft final
                                    KASUBBAG
                                  PERANCANGAN
           Proses pengusulan
           Proses pembahasan
           Proses penetapan
41

More Related Content

What's hot

4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undanganHIMA KS FISIP UNPAD
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiKardoman Tumangger
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...Muhammad Rafi Kambara
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi NegaraMuslimin B. Putra
 
hubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lainhubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lainRatri nia
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahanDian Oktavia
 
Hukum laut internasional
Hukum laut internasionalHukum laut internasional
Hukum laut internasionalpuput riana
 
Hak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpointHak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpointAndhika Pratama
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Idik Saeful Bahri
 
Pengadaan Tanah
Pengadaan TanahPengadaan Tanah
Pengadaan TanahLeks&Co
 

What's hot (20)

4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Politik Hukum - Pertemuan Kedua - 2. politik hukum di indonesia
Politik Hukum - Pertemuan Kedua - 2. politik hukum di indonesiaPolitik Hukum - Pertemuan Kedua - 2. politik hukum di indonesia
Politik Hukum - Pertemuan Kedua - 2. politik hukum di indonesia
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Keputusan Tata Usaha Negara
Keputusan Tata Usaha NegaraKeputusan Tata Usaha Negara
Keputusan Tata Usaha Negara
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
 
Perancangan kontrak
Perancangan kontrakPerancangan kontrak
Perancangan kontrak
 
hubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lainhubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lain
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Teori Hukum
Teori HukumTeori Hukum
Teori Hukum
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan
 
Hukum laut internasional
Hukum laut internasionalHukum laut internasional
Hukum laut internasional
 
Hak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpointHak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpoint
 
Legal opinion
Legal opinionLegal opinion
Legal opinion
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
Pengadaan Tanah
Pengadaan TanahPengadaan Tanah
Pengadaan Tanah
 

Viewers also liked

Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slideSomewhere
 
Proses pembuatan peraturan perundang
Proses pembuatan peraturan perundangProses pembuatan peraturan perundang
Proses pembuatan peraturan perundangIdris Miaus
 
Perda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal DraftingPerda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal DraftingTri Widodo W. UTOMO
 
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAHPROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAHAde Suerani
 
TEHNIK PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH YANG BERSIFAT PENETAPAN (KEPUTUSAN)
TEHNIK PENYUSUNAN  PRODUK HUKUM DAERAH YANG BERSIFAT PENETAPAN (KEPUTUSAN)TEHNIK PENYUSUNAN  PRODUK HUKUM DAERAH YANG BERSIFAT PENETAPAN (KEPUTUSAN)
TEHNIK PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH YANG BERSIFAT PENETAPAN (KEPUTUSAN)Ahmad Medapri
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiNandya Guvita
 
Inovasi dan Inisiatif Program Legislasi
Inovasi dan Inisiatif Program LegislasiInovasi dan Inisiatif Program Legislasi
Inovasi dan Inisiatif Program LegislasiTri Widodo W. UTOMO
 
Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6
Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6
Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6pechakuchajakarta
 
Hierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganHierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganNailuredha Hermanto
 
Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Nandya Guvita
 
PERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
PERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAHPERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
PERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAHAhmad Medapri
 
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGANpkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGANblackpepperspicy
 
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDADASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDAAde Suerani
 
Presentasi tata urutan peraturan perundang undangan
Presentasi tata urutan peraturan perundang undanganPresentasi tata urutan peraturan perundang undangan
Presentasi tata urutan peraturan perundang undangandarmanbewok
 
Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda Ade Suerani
 

Viewers also liked (20)

Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slide
 
Proses pembuatan peraturan perundang
Proses pembuatan peraturan perundangProses pembuatan peraturan perundang
Proses pembuatan peraturan perundang
 
Perda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal DraftingPerda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal Drafting
 
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAHPROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
 
TEHNIK PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH YANG BERSIFAT PENETAPAN (KEPUTUSAN)
TEHNIK PENYUSUNAN  PRODUK HUKUM DAERAH YANG BERSIFAT PENETAPAN (KEPUTUSAN)TEHNIK PENYUSUNAN  PRODUK HUKUM DAERAH YANG BERSIFAT PENETAPAN (KEPUTUSAN)
TEHNIK PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH YANG BERSIFAT PENETAPAN (KEPUTUSAN)
 
Program legislasi daerah
Program legislasi daerahProgram legislasi daerah
Program legislasi daerah
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu ii
 
Inovasi dan Inisiatif Program Legislasi
Inovasi dan Inisiatif Program LegislasiInovasi dan Inisiatif Program Legislasi
Inovasi dan Inisiatif Program Legislasi
 
Legal drafting
Legal draftingLegal drafting
Legal drafting
 
LANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSI
LANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSILANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSI
LANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSI
 
Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6
Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6
Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6
 
Hierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganHierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undangan
 
Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)
 
Penerapan reformasi birokrasi di kementerian agama
Penerapan reformasi birokrasi di kementerian agamaPenerapan reformasi birokrasi di kementerian agama
Penerapan reformasi birokrasi di kementerian agama
 
PERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
PERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAHPERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
PERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
 
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGANpkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
 
Pembentukan perda
Pembentukan perdaPembentukan perda
Pembentukan perda
 
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDADASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
 
Presentasi tata urutan peraturan perundang undangan
Presentasi tata urutan peraturan perundang undanganPresentasi tata urutan peraturan perundang undangan
Presentasi tata urutan peraturan perundang undangan
 
Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda
 

Similar to Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan

Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdfVyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdfodisyahputra1
 
Uu no 12_th_2011
Uu no 12_th_2011Uu no 12_th_2011
Uu no 12_th_2011buayyaa
 
UU_No_12_Tahun_2011_1.pdf
UU_No_12_Tahun_2011_1.pdfUU_No_12_Tahun_2011_1.pdf
UU_No_12_Tahun_2011_1.pdfSnowAngel27
 
Uu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundangan
Uu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundanganUu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundangan
Uu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundanganMystic333
 
UU no 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang undangan.pdf
UU no 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang undangan.pdfUU no 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang undangan.pdf
UU no 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang undangan.pdfsahataps
 
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak waliProses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak waliGaluh Insani
 
KONSEP HUKUM KEPUTUSAN TUN DAN KOPETENSI PTUN
KONSEP HUKUM KEPUTUSAN TUN DAN KOPETENSI PTUNKONSEP HUKUM KEPUTUSAN TUN DAN KOPETENSI PTUN
KONSEP HUKUM KEPUTUSAN TUN DAN KOPETENSI PTUNsherlcoklekipiouw
 
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxIX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxdonihasmanto
 
Perundang-Undangan Nasional Kelas 8 smt 1
Perundang-Undangan Nasional Kelas 8 smt 1Perundang-Undangan Nasional Kelas 8 smt 1
Perundang-Undangan Nasional Kelas 8 smt 1GAN GAN SMKBAH
 
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptxKULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptxprimakarya2
 
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasBab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasAndri Yulipan
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALAulia Ulil Fadhilah
 

Similar to Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan (20)

Uu 10 2004
Uu 10 2004Uu 10 2004
Uu 10 2004
 
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdfVyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
 
Undang-Undang
Undang-UndangUndang-Undang
Undang-Undang
 
Uu 12 tahun 2011
Uu 12 tahun 2011Uu 12 tahun 2011
Uu 12 tahun 2011
 
Uu no 12_th_2011
Uu no 12_th_2011Uu no 12_th_2011
Uu no 12_th_2011
 
UU no. 12 tahun 2011
UU no. 12 tahun 2011UU no. 12 tahun 2011
UU no. 12 tahun 2011
 
UU_No_12_Tahun_2011_1.pdf
UU_No_12_Tahun_2011_1.pdfUU_No_12_Tahun_2011_1.pdf
UU_No_12_Tahun_2011_1.pdf
 
Uu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundangan
Uu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundanganUu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundangan
Uu 2011 nomor 12 pembentukan peraturan perundangan
 
UU no 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang undangan.pdf
UU no 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang undangan.pdfUU no 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang undangan.pdf
UU no 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang undangan.pdf
 
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak waliProses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
 
Uu 04 2004 Pjls
Uu 04 2004 PjlsUu 04 2004 Pjls
Uu 04 2004 Pjls
 
KONSEP HUKUM KEPUTUSAN TUN DAN KOPETENSI PTUN
KONSEP HUKUM KEPUTUSAN TUN DAN KOPETENSI PTUNKONSEP HUKUM KEPUTUSAN TUN DAN KOPETENSI PTUN
KONSEP HUKUM KEPUTUSAN TUN DAN KOPETENSI PTUN
 
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxIX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
 
Perundang-Undangan Nasional Kelas 8 smt 1
Perundang-Undangan Nasional Kelas 8 smt 1Perundang-Undangan Nasional Kelas 8 smt 1
Perundang-Undangan Nasional Kelas 8 smt 1
 
Materi Bagian Hukum
Materi Bagian HukumMateri Bagian Hukum
Materi Bagian Hukum
 
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptxKULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
 
Uu 07 1989
Uu 07 1989Uu 07 1989
Uu 07 1989
 
Ipu
IpuIpu
Ipu
 
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasBab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 

More from INFORMASI DAN HUMAS KEMENAG PROV. JABAR (Nadzier Wiriadinata)

More from INFORMASI DAN HUMAS KEMENAG PROV. JABAR (Nadzier Wiriadinata) (20)

Kebijakan perbaikan lakip 2012
Kebijakan perbaikan lakip 2012Kebijakan perbaikan lakip 2012
Kebijakan perbaikan lakip 2012
 
Tatacara penyusunan lakip
Tatacara penyusunan lakipTatacara penyusunan lakip
Tatacara penyusunan lakip
 
Permenpan 29 tahun 2010 pk dan lakip baru
Permenpan 29 tahun 2010 pk dan lakip baruPermenpan 29 tahun 2010 pk dan lakip baru
Permenpan 29 tahun 2010 pk dan lakip baru
 
Rencana kinerja tahunan
Rencana kinerja tahunanRencana kinerja tahunan
Rencana kinerja tahunan
 
Penetapan kinerja
Penetapan kinerjaPenetapan kinerja
Penetapan kinerja
 
Pengukuran kinerja
Pengukuran kinerjaPengukuran kinerja
Pengukuran kinerja
 
Indikator kinerja utama
Indikator kinerja utamaIndikator kinerja utama
Indikator kinerja utama
 
PENILAIAN RESIKO DILINGKUNGAN INSTANSI
PENILAIAN RESIKO DILINGKUNGAN INSTANSIPENILAIAN RESIKO DILINGKUNGAN INSTANSI
PENILAIAN RESIKO DILINGKUNGAN INSTANSI
 
SPIP DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN MENUJU GOOD GOVERNANCE
SPIP DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN MENUJU GOOD GOVERNANCESPIP DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN MENUJU GOOD GOVERNANCE
SPIP DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN MENUJU GOOD GOVERNANCE
 
Sosialisasi spip di kemenag
Sosialisasi spip di kemenagSosialisasi spip di kemenag
Sosialisasi spip di kemenag
 
Kakanwil ranham2011
Kakanwil   ranham2011Kakanwil   ranham2011
Kakanwil ranham2011
 
Implementasi ranham dalam percepatan pembangunan di jawa barat
Implementasi ranham dalam percepatan pembangunan di jawa baratImplementasi ranham dalam percepatan pembangunan di jawa barat
Implementasi ranham dalam percepatan pembangunan di jawa barat
 
Peringkat jabatan
Peringkat jabatanPeringkat jabatan
Peringkat jabatan
 
Penyempurnaan proses kerja
Penyempurnaan proses kerjaPenyempurnaan proses kerja
Penyempurnaan proses kerja
 
Pelaksanaan quick wins
Pelaksanaan quick winsPelaksanaan quick wins
Pelaksanaan quick wins
 
Pola-Pola
Pola-PolaPola-Pola
Pola-Pola
 
Regulasi Kerukunan Umat Beragama
Regulasi Kerukunan Umat BeragamaRegulasi Kerukunan Umat Beragama
Regulasi Kerukunan Umat Beragama
 
Praktek hukum acara perdata 26 mei 12
Praktek hukum acara perdata 26 mei 12Praktek hukum acara perdata 26 mei 12
Praktek hukum acara perdata 26 mei 12
 
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANAPROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
 
Hasil koding koran dan dokumen tentang kebebasan sipil
Hasil koding koran dan dokumen tentang kebebasan sipilHasil koding koran dan dokumen tentang kebebasan sipil
Hasil koding koran dan dokumen tentang kebebasan sipil
 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 

Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan

  • 1. PERANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN OLEH : KEPALA BIRO HUKUM DAN KERJASAMA LUAR NEGERI DEPARTEMEN AGAMA
  • 2. HAKIKAT HUKUM HUKUM ------- Social contract (perjanjian masyarakat)  Suatu kompromi maximum mengenai tata nilai atau standar perilaku dalam rangka tercapainya tujuan yang diharapkan  Bersifat memaksa, dan memberikan sanksi bagi orang yang melanggar.
  • 3. TUJUAN HUKUM  Penjamin ketertiban;  Pemberi kepastian mengenai hak dan kewajiban;  Pemberi kepastian tentang benar dan salah;  Pemberi perlindungan dari tindakan amoral, asusila, dan unrechtmatige
  • 4. HAKIKAT HUKUM HUKUM ------- Social contract (perjanjian masyarakat)  Suatu kompromi maximum mengenai tata nilai atau standar perilaku dalam rangka tercapainya tujuan yang diharapkan  Bersifat memaksa, dan memberikan sanksi bagi orang yang melanggar.
  • 5. WILAYAH HUKUM HUKUM TIDAK BERLAKU PADA FORUM INTERNUM DAN HANYA BERLAKU PADA FORUM EKSTERNUM FORUM INTERNUM  HAL YANG BERSIFAT PRIBADI DAN TIDAK TERKAIT DENGAN ORANG LAIN FORUM EKSTERNUM  HAL YANG BERSIFAT PUBLIK ATAU TERKAIT DENGAN ORANG LAIN BAIK LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG
  • 6. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN JENIS DAN HIERARKI PERUNDANG-UNDANGAN RI: 1. UUD Negara RI.Tahun 1945; 2. Undang-Undang/PERPU; 3. Peraturan Pemerintah; 4. Peraturan Presiden; 5. Peraturan Daerah: – Peraturan Daerah Propinsi – Peraturan Daerah Kabupaten/Kota – Peraturan Desa. UU 10/2004 Pasal 7
  • 7. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (4) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. (5) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan adalah sesuai dengan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1). UU 10/2004 Pasal 7
  • 8. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Materi muatan Undang-Undang berisi: a. mengatur lebih lanjut ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang meliputi:  hak-hak asasi manusia;  hak dan kewajiban warga negara;  pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta pembagian kekuasaan negara;  wilayah negara dan pembagian daerah;  kewarganegaraan dan kependudukan;  keuangan negara, b. diperintahkan oleh suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang.
  • 9. PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (1) Materi muatan peraturan perundang-undangan mengandung asas: 1. pengayoman; 2. kemanusiaan; 3. kebangsaan; 4. kekeluargaan; 5. kenusantaraan; 6. bhinneka tunggal ika; 7. keadilan; 8. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan; 9. ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau 10. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan. (2) Selain asas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Peraturan Perundang-undangan tertentu dapat berisi asas lain sesuai dengan bidang hukum Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan. Pasal 6
  • 10. PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Materi muatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang sama dengan materi muatan Undang- Undang. Pasal 9 Materi muatan Peraturan Pemerintah berisi materi untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya. Pasal 10 Materi muatan Peraturan Presiden berisi materi yang diperintahkan oleh Undang-Undang atau materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah. Pasal 11
  • 11. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. Pasal 12
  • 12. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Materi muatan mengenai ketentuan pidana hanya dapat dimuat dalam Undang-Undang dan Peraturan Daerah. Pasal 14
  • 13. PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dilakukan sesuai dengan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan. Pasal 44 ayat (1) UU 10/2004 Tata cara mempersiapkan rancangan peraturan perundang-undangan dilakukan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 68 tahun 2005
  • 14. PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Teknik penyusunan dan/atau bentuk Keputusan Presiden, Keputusan Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat, Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah, Keputusan Ketua Mahkamah Agung, Keputusan Ketua Mahkamah Konstitusi, Keputusan Kepala Badan Pemeriksa Keuangan, Keputusan Gubernur Bank Indonesia, Keputusan Menteri, keputusan kepala badan, lembaga, atau komisi yang setingkat, Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Keputusan Gubernur, Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Keputusan Bupati/Walikota, Keputusan Kepala Desa atau yang setingkat harus berpedoman pada teknik penyusunan dan/atau bentuk yang diatur dalam Undang-Undang ini. Pasal 54
  • 15. MUATAN PERATURAN MENTERI 1. UNTUK MELAKSANAKAN UU, PP, ATAU PERPRES. 2. SELARAS DENGAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KEMENTERIAN.
  • 16. VISI KEMENTERIAN AGAMA “ Terwujudnya Masyarakat Indonesia Taat Beragama, Rukun, Cerdas, Mandiri dan Sejahtera Lahir Batin ” 16
  • 17. MISI KEMENTERIAN AGAMA 1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama. 2. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama. 3. Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah, perguruan tinggi agama, pendidikan agama, & pendidikan keagamaan. 4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji. 5. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa. 17
  • 18. TUGAS KEMENTERIAN AGAMA 1. Mendorong dan menfasilitasi warganegara untuk menjadi pemeluk agama yang baik (menjalankan ajaran agamanya) 2. Mendorong terwujudnya keharmonisan warganegara pemeluk agama dalam kerangka NKRI 3. Menyediakan layanan pendidikan agama dan keagamaan dalam upaya meningkatkan keimanan dan kecerdasan kehidupan bangsa 18
  • 19. Kualitas Kualitas Pemahaman Penyeleng- Pengamalan garaan Agama Haji VISI Kualitas Pendidikan Kerukunan Agama dan Umat Keagamaan Beragama
  • 20. MUATAN PERATURAN MENTERI 1. Menjabarkan amanat UU, PP, atau Perpres dalam pengaturan yang ditail. 2. Memberikan kepastian hukum;  Hak dan kewajiban  Kewenangan  Persyaratan dan Prosedur  Pembiayaan  Sanksi administrative
  • 21. KEWENANGAN  ATRIBUTIF -> Diberikan oleh Peraturan Per-undang2an  KEWENANGAN DELEGATIF -> Pelimpahan dan Pemilik Kewenangan  MANDAT -> Kekuasaan melakukan untuk atas nama Pemnilik Kewenangan
  • 22. PROSEDUR  DIATUR DALAM PERUNDANG-UNDANGAN -> Hukum Acara di Pengadilan -> Penetapan Hukuman Disiplin  DISKRESIONER -> Sesuai dengan Asas-asas umum Pemerintahan yang baik
  • 23. KERANGKA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN A. JUDUL B. PEMBUKAAN 1. Frase Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa 2. Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-undangan 3. Konsiderans 4. Dasar Hukum 5. Diktum C. BATANG TUBUH 1. Ketentuan Umum 2. Materi Pokok yang Diatur 3. Ketentuan Pidana (jika diperlukan) 4. Ketentuan Peralihan (jika diperlukan ) 5. Ketentuan Penutup D. PENUTUP E. PENJELASAN (jika diperlukan) F. LAMPIRAN (jika diperlukan) 23
  • 24. HAL-HAL KHUSUS  PENDELEGASIAN KEWENANGAN  PENYIDIKAN  PENCABUTAN  PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG– UNDANGAN  PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG–UNDANG MENJADI UNDANG–UNDANG  PENGESAHAN PERJANJIAN INTERNASIONAL 24
  • 25. JUDUL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 1. Judul Peraturan Perundang–undangan memuat keterangan mengenai jenis, nomor, tahun pengundangan atau penetapan, dan nama Peraturan Perundang–undangan. 2. Nama Peraturan Perundang–undangan dibuat secara singkat dan mencerminkan isi Peraturan Perundang–undangan. 3. Judul ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah marjin tanpa diakhiri tanda baca.  25
  • 26. PEMBUKAAN Pembukaan Peraturan Perundang–undangan terdiri atas: 1. Frase Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa; 2. Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang- undangan; 3. Konsiderans; 4. Dasar Hukum; dan 5. Diktum. 26
  • 27. BATANG TUBUH Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan Perundang-undangan yang dirumuskan dalam pasal-pasal. Pada umumnya dikelompokkan ke dalam:  Ketentuan Umum;  Materi Pokok yang Diatur;  Ketentuan Pidana (jika diperlukan);  Ketentuan Peralihan (jika diperlukan);  Ketentuan Penutup. 27
  • 28. PENUTUP Penutup merupakan bagian akhir Peraturan Perundang-undangan dan memuat: 1.rumusan perintah pengundangan dan penempatan Peraturan Perundang-undangan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia, Berita Negara Republik Indonesia, Lembaran Daerah, atau Berita Daerah; 2. penandatanganan pengesahan atau penetapan Peraturan Perundang-undangan; 3. Pengundangan Peraturan Perundang-undangan; dan 4. akhir bagian penutup. 28
  • 29. PENJELASAN a. Setiap Undang-Undang perlu diberi penjelasan. b. Peraturan Perundang-undangan di bawah Undang-Undang dapat diberi penjelasan, jika diperlukan. 29
  • 30. LAMPIRAN Jika Peraturan Perundang-undangan memerlukan lampiran: 1. harus dinyatakan dalam batang tubuh dan dinyatakan bahwa lampiran tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan. 2. Pada akhir lampiran harus dicantumkan nama dan tanda tangan pejabat yang mengesahkan/menetapkan Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan. 30
  • 31. BAHASA PERUNDANG-UNDANGAN Prinsip: 1. Bahasa yang digunakan dalam Peraturan Perundang-undangan adalah Bahasa Indonesia. Jika diperlukan menggunakan kata atau istilah dalam bahasa asing, harus dicetak miring. 2. Dirumuskan dalam suatu kalimat yang tegas, jelas, singkat, dan mudah dimengerti. 3. Kata, frasa atau susunan kalimat yang yang digunakan tidak memiliki pengertian lain. 31
  • 32. PILIHAN KATA 1. Untuk menyatakan maksimum atau minimum, gunakan kata “paling”; 2. Untuk menyatakan tidak termasuk, gunaka kata ”kecuali”; 3. Untuk menyatakan makna termasuk, guakan kata “selain”; 4. Untuk menyatakan pengandaian atau kemungkinan, gunakan kata “jika, apabila, atau dalam hal”; 5. Untuk menyatakan kumulatif, gunakan kata “dan”; 6. Untuk menyatakan sifat deskresioner dari suatu kewenangan , gunakan kata “dapat”; 7. Untuk menyatakan adanya kewajiban, gunakan kata “wajib”; dan 8. Untuk menyatakan pemenuhan suatu kondisi atau persyaratan, gunaka kata “harus”. 32
  • 33. BEBERAPA TEKNIK PENGACUAN 1. Untuk menunjuk pasal gunakan frasa “sebagaimana dimaksud dalam Pasal ….; 2. Untuk menunjuk ayat gunakan frasa “sebagaimana dimaksud pada ayat …. ”; 3. Pengacuan dua atau lebih Pasal atau ayat, gunakan frasa “sampai dengan”; 4. Pengacuan dua atau lebih Pasal/ayat yg berurutan, tetapi terdapat pasal/ayat yg dikecualikan, gunakan kata “kecuali”; 5. Untuk menyatakan bahwa berbagai ketentuan dalam suatu Peraturan Perundang-undangan masih berlaku, gunakan frasa “berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yg diatur dalam Undang-Undang ini. 33
  • 34. Substansi Perundang-undangan Jika Peraturan Perundang-undangan yang dinyatakan masih tetap berlaku hanya sebagian dari ketentuan peraturan perundang–undangan tersebut, gunakan frase tetap berlaku, kecuali …. Contoh : Pada saat Undang-Undang ini berlaku, Peraturan Pemerintah Nomor … Tahun … (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun … Nomor … , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor ........) tetap berlaku, kecuali Pasal 5 sampai dengan Pasal 10. 34
  • 35. prolegnas DPR PROLEGNAS PRIORITAS TAHUNAN LIMA TAHUNAN PEMERINTAH
  • 36. PROSES PEMBAHASAN RUU INISIATIP PEMERINTAH PEMBAHASAN DIM RUU 6 7 PANSUS/PANJA PANJA 5 DPR PRESIDEN 1 2 PEMRAKARSA MENTERI HUKUM
  • 37. PROSES PEMBAHASAN RUU INISIATIP DPR PEMBAHASAN RUU DIM 5 5 PANSUS/PANJA PANJA 1 DPR PRESIDEN 4 2 3 2 MENTERI TEKNIS MENTERI HUKUM
  • 38. PROSES PENYUSUNAN INTERNAL PEMERINTAH PERPU PENETAPAN Membentuk Tim PERPRES KEPRES Didahului presentasi Melakukan Penyusunan MenteriPemrakarsa HARMONISASI Dikordinasi Depkum HAM PEMRAKARSA INTERDEPT PRESIDEN
  • 39. PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG DISIAPKAN OLEH PEMRAKARSA 1. MEMBENTUK TIM 2. MENGAJUKAN IZIN PRAKARSA KEPADA PRESIDEN 2. MEMBUAT DRAFT RUU DAN NASKAH AKADEMIK 3. MENYAMPAIKAN KEPADA DEP. HUKUM DAN HAM UNTUK DIHARMONISASI 4. MENGAJUKAN KEPADA PRESIDEN UNTUK DIAJUKAN KE DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (UNDANG-UNDANG) ATAU UNTUK DITETAPKAN (PERATURAN PEMERINTAH).
  • 40. PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA MENTERI AGAMA ESELON I / SEKRETARIS PEMRAKARSA JENDERAL KARO HUKUM & KLN 1. Membentuk Tim; 2. Membahas Pasal per Pasal; KABAG SUNCANG 3. Harmonisasi 4. Draft final KASUBBAG PERANCANGAN Proses pengusulan Proses pembahasan Proses penetapan
  • 41. 41