SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
(KTUN)
KEPUTUSAN TATA
USAHA NEGARA
PENGERTIAN KTUN
• Menurut Utrecht:
“Ketetapan adalah suatu perbuatan hukum publik yang
bersegi satu yang dilakukan oleh alat-alat pemerintah
berdasarkan suatu kekuasaan istimewa.”
• Menurut WF. Prins:
“Beschikking adalah suatu tindakan hukum sepihak
dalam lapangan pemerintahan yang dilakukan oleh alat
pemerintahan berdasarkan wewenang yang ada pada
alat atau organ itu.”
LANJUT...
• Menurut Vander Pot:
“Beschikking adalah perbuatan hukum yang dilakukan alat-alat
pemerintahan itu dalam menyelenggarakan hak istimewa, dengan
maksud mengadakan perubahan dalam lapangan perhubungan-
perhubungan hukum.”
• Menurut Pasal 1 angka 3 UU No. 5 Th. 1986 tentang peradilan
TN:
“KTUN adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oelh
badan atau pejabat TUN yang berisi tindakan hukum tata usaha
negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang
berlaku yang bersifat konkrit, individual,dan final yang menimbulkan
akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.”
JADI, ketetapan dapat disimpulkan sbb:
• Merupakan perbuatan hukum publik yang bersegi
satu atau perbuatan sepihak dari pemerintah,
bukan merupakan hasil persetujuan dua belah
pihak.
• Sifat hukum publik berdasarkan wewenang/
kekuasaan istimewa, yaitu dari peraturan umum.
• Dengan maksud...
LANJUTAN...
• Dengan maksud terjadinya perubahan dalam lapangan
hukum (keputusan positif) yaitu keputusan yang
menimbulkan keadan hukum baru (pemberian ijazah, izin,
dsb). Keputusan yang menimbulkan keadaan hukum baru
bagi objek tertentu (adopsi, penetapan waris), keputusan
yang mendirikan/ membubarkan badan hukum, keputusan
yang menimbulkan hak baru (konstitutif), menyatakan hak
(deklarator), dan keputusan yang membebankan
kewajiban, bentuk keputusan negatif (pernyataan tidak
berwenang, pernyataan tidak diterima dan penolakan).
MENURUT PASAL 1 ANGKA 3 UU NO.5
TH. 1986, UNSUR KTUN ADALAH:
1. Penetapan tertulis yang dikeluarkan badan atau
pejabat TUN.
2. Berisi tindakan hukum dalam bidang TUN.
3. Berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4. Bersifat konkrit, individual, dan final.
5. Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang
atau badan hukum perdata.
SUMBER KEWENANGAN PEMERINTAH
Kewenangan membuat KTUN hanya dapat diperoleh
dengan 2 cara yaitu:
• Atribusi, yaitu kewenangan yang melekat pada suatu
jabatan (UUD, UU, memberikan kepada suatu badan
dengan kekuasaan sendiri dan tanggungjawab sendiri
membuat keputusan).
• Delegasi, yaitu pengalihan suatu kewenangan yang ada
pada badan administrasi kepada pejabat administrasi
negara.
Apabila kewenangan tidak sempurna, maka keputusan yang
berdasarkan kewenangan itu tidak sah menurut hukum.
• Mandat, tidak ada sama sekali pengalihan
kewenangan. Dalam hal tertentu seorang pegawai
memperoleh kewenangan untuk dan atas nama si
penguasa, namun menurut hukum tetap penguasa
yang berwenang secara formal, dianggap mengambil
keputusan dan bertanggungjawab.
• Oleh karena itu, penguasa selalu dapat memberi
petunjuk atau penerima mandat mengkonsultasikan
kepada penguasa terlebih dahulu sebelum
mengeluarkan keputusan atas nama penguasa.
SYARAT SAH KTUN
• Keputusan yang sah (Recht- gelding beschikking),
syaratnya:
• Dibuat oleh badan/ pejabat administrasi negara yang
berwenang.
• Harus diberi bentuk sesuai dengan peraturan yang
menjadi dasarnya dan harus menurut prosedur
(rechmatige)
• Tidak boleh memuat kekurangan yuridis yaitu keputusan
yang mengandung unsur penipuan (bedrog), kesesatan
(dwaling), paksaan (dwang), dan sogokan (omkoping).
Akibatnya batal demi hukum.
• Isi dan tujuan yang dikeluarkan harus sesuai dengan
tujuan peraturan dasarnya (doelmatige).
LANJUTAN...
• Keputusan yang dinyatakan tidak sah adalah sbb:
Keputusan yang batal karena hukum (van rechtwagenietig),
akibatnya berlaku surut, maka akibat yang ditimbulkan oleh
keputusan itu tidak pernah ada.
Keputusan yang batal mutlak (absolut nietig), pembatalan
keputusan itu dituntut oleh semua orang.
Keputusan batal relatif (relatief nietig), pembatalan keputusan
hanya dapat dituntut oleh orang-orang tertentu saja.
Keputusan yang dapat dibatalkan (vernietigbaar), keputusan
batal setelah dibatalkan oleh instansi yang berwenang dan
akibat hukumnya tidak berlaku surut, tetapi dianggap sah sampai
adanya keputusan pembatalan tersebut.
KLASIFIKASI KTUN
• KTUN Perorangan dan KTUN Kebendaan:
 KTUN perorangan: diterbitkan berdasarkan
kualitas pribadi orang tertentu. Contoh:
pengangkatan seseorang dalam jabatan negara,
SIM, dsb. (Relevansinya, KTUN ini tidak mungkin
dialihkan pada pihak lain)
 KTUN kebendaan: diterbitkan atas kualitas
kebendaan. Contoh: sertifikat hak atas tanah
(KTUN ini dapat dialihkan kepada pihak lain).
KTUN KONSTITUTIF &
KTUN DEKLARATIF
• KTUN Konstitutif: merupakan syarat mutlak lahirnya
hubungan hukum. Contoh: Sertifikat HGB, SK
pengangkatan pegawai negeri. (KTUN ini alat bukti
mutlak, artinya tidak ada hubungan hukum tanpa KTUN
Konstitutif).
• KTUN Deklaratif: hubungan hukum sudah ada. Contoh:
Akte Kelahiran, Hak milik atas eks hukum adat (KTUN
ini bukan alat bukti mutlak, karena masih mungkin
dibuktikan dengan alat bukti yang lain.
KTUN TERIKAT & KTUN BEBAS
• KTUN Terikat: pada dasarnya untuk melaksanakan
ketentuan yang sudah ada. Contoh: UU lalu lintas
menyatakan, untuk memperoleh SIM A, usia minimal
17 tahun. Ketentuan tersebut harus dilaksanakan.
• KTUN Bebas: berdasarkan pada suatu kebebasan
bertindak. Contoh: Bupati berwenang melarang
reklame dalam bahasa asing demi ketertiban umum.
KTUN YANG MENGUNTUNGKAN &
KTUN YANG MEMBERI BEBAN
• Perbedaan tersebut harus dilihat dari sudut si
alamat, karena pada dasarnya KTUN yang
menguntungkan seseorang, namun pihak lain
mungkin dirugikan. Pembedaan tersebut harus
dilihat dari posisi pihak II. Relevansinya adalah
kemungkinan terjadi gugatan. Dalam gugatan
menguntungkan, gugatan mungkin muncul dari
pihak ke III sedangkan yang memberi beban dari
pihak II.
KTUN KILAT DAN KTUN LANGGENG
• KTUN Kilat: adalah KTUN yang sekali pakai.
Contoh: Izin mendirikan bangunan, SK hak
pakai atas tanah selama 5 tahun.
• KTUN langgeng: contoh: sertifikat hak milik
atas tanah.
SUSUNAN INTERN KTUN (UNSUR-
UNSURNYA)
• Nama organ/ pejabat yang berwenang.
• Nama, alamat, nama objek yang dituju.
• Kesempatan, permohonan, pengumuman (penentuan
pajak dan surat-surat perintah untuk paksaan
penguasa)
• Ikhtisar dari peraturan perundang-undangan yang
cocok (sumber kewenangan organ/ pejabat tertentu
atau motivasi yang baik)
• Penetapan fakta-fakta yang relevan.
• Pertimbangan....
• Pertimbangan-pertimbangan hukum
• Keputusan (diktum yang melahirkan hak dan kewajiban)
• Motivasi dalam arti sempit (pertimbangan konkrit)
• Pemberitahuan lebih lanjut (tentang kemungkinan
perlindungan hukum lebih lanjut)
• Penandatangananoleh organ yang berwenang.
KERANGKA KTUN
KETERANGAN:
1. Pada bagian konsiderans faktual, kadang-kadang di
samping menimbang ada konsideran lainnya seperti
“membaca, memperhatikan, mendengar”, dengan demikian
urutannya kronologis logis.
2. Konsideran yuridis disusun dengan urutan hierarkis-
kronologis. Peraturan yang lebih tinggi/ lebih tua
didahulukan urutannya.
3. Dalam diktum tidak menggunakan pasal tapi diktum. Diktum
harus jelas menyebutkan nama orang yang dituju dan
dalam hal apa harus konkrit.
4. Seringkali ...
4. Seringkali diakhiri dengan kata-kata, “Apabila di
kemudian hari ada kekeliruan dalam keputusan ini
akan diperbaiki sebagaimana mestinya.”
• Rumusan tersebut bertentangan dengan azas kepastian
hukum (rechtzekerheid) dan azas itikad baik
(vertrouwenbeginsel)
KAIDAH PEMBUATAN KTUN
• KTUN yang baik dan benar adalah dengan menentukan
dalam peraturan perundang-undangan prosedur yang
harus diindahkan sebelum mempersiapkan KTUN,
seperti pemberian alasan, meminta nasehat, memberi
peluang upaya keberatan, mendengar pihak-pihak yang
berkepentingan, dsb.
LANDASAN KTUN
1. Landasan negara hukum.
2. Landasan demokrasi (pengumuman kebijaksanaan
KTUN)
Landasan instrumental yaitu daya guna (efisiensi,
doelmatigheid) dan hasil guna (efektif doelfrenheid).
AZAS-AZAS
• Sebagai pedoman bagi pemerintah, dasar banding,
dasar pengujian KTUN, perlu diperhatikan azas:
1. Azas persamaan.
2. Azas Kepercayaan.
3. Azas Kecermatan.
4. Azas Pemberian Alasan.
5. Azas Kepastian Hukum.
6. Azas Pemerintah yang formal dan material.

More Related Content

What's hot

Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarUiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalNuelnuel11
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahanDian Oktavia
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Idik Saeful Bahri
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negaraaishkhuw fillah
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahDadang Solihin
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalVallen Hoven
 

What's hot (20)

Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
 
Materi kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi HukumMateri kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi Hukum
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
SANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HANSANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HAN
 
Ajaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerahAjaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerah
 
Perbandingan UU Pemda
Perbandingan UU PemdaPerbandingan UU Pemda
Perbandingan UU Pemda
 
Hukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah DaerahHukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah Daerah
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Legal drafting
Legal draftingLegal drafting
Legal drafting
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 

Similar to 8. keputusan tata usaha negara

PPT sumber-sumber hukum dan subjek hukum
PPT sumber-sumber hukum dan subjek hukumPPT sumber-sumber hukum dan subjek hukum
PPT sumber-sumber hukum dan subjek hukumJemsTandodo
 
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrechbuku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.UtrechPet-pet
 
BAHAN-7-SUMBER-HUKUM.ppt
BAHAN-7-SUMBER-HUKUM.pptBAHAN-7-SUMBER-HUKUM.ppt
BAHAN-7-SUMBER-HUKUM.pptzulamirulhaq1
 
46905aebe07908ddd40dd1fbfe4f7a1f9ac87e18
46905aebe07908ddd40dd1fbfe4f7a1f9ac87e1846905aebe07908ddd40dd1fbfe4f7a1f9ac87e18
46905aebe07908ddd40dd1fbfe4f7a1f9ac87e18guest68a049ae
 
Tanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanahTanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanahYopi Pebri
 
Pengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnisPengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisniswafa khairani
 
08 sumber hukum
08 sumber hukum08 sumber hukum
08 sumber hukummudanp.com
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasinurul khaiva
 
hukum administrasi negara by diahandani.blogspot.com
hukum administrasi negara by diahandani.blogspot.comhukum administrasi negara by diahandani.blogspot.com
hukum administrasi negara by diahandani.blogspot.comAndani Abayz
 
Pih pengertian dasar ilmu hukum
Pih pengertian dasar ilmu hukumPih pengertian dasar ilmu hukum
Pih pengertian dasar ilmu hukumTriwanto Hfiy
 
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20191,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019riskiariyani2976
 
6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negara6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negaraDian Oktavia
 
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptxMATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptxwinanti6
 
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber   sumber hukumPengantar ilmu hukum sumber   sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukumSeptiani Dwi Rahayu
 
Bab III ANALISIS HTN
Bab III ANALISIS HTNBab III ANALISIS HTN
Bab III ANALISIS HTNRezki2704
 
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi PemerintahKaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi PemerintahTri Widodo W. UTOMO
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraUzix Moch
 

Similar to 8. keputusan tata usaha negara (20)

PPT sumber-sumber hukum dan subjek hukum
PPT sumber-sumber hukum dan subjek hukumPPT sumber-sumber hukum dan subjek hukum
PPT sumber-sumber hukum dan subjek hukum
 
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrechbuku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
 
BAHAN-7-SUMBER-HUKUM.ppt
BAHAN-7-SUMBER-HUKUM.pptBAHAN-7-SUMBER-HUKUM.ppt
BAHAN-7-SUMBER-HUKUM.ppt
 
Pih pengertian dasar ilmu hukum
Pih pengertian dasar ilmu hukumPih pengertian dasar ilmu hukum
Pih pengertian dasar ilmu hukum
 
Pih pengertian dasar ilmu hukum
Pih pengertian dasar ilmu hukumPih pengertian dasar ilmu hukum
Pih pengertian dasar ilmu hukum
 
46905aebe07908ddd40dd1fbfe4f7a1f9ac87e18
46905aebe07908ddd40dd1fbfe4f7a1f9ac87e1846905aebe07908ddd40dd1fbfe4f7a1f9ac87e18
46905aebe07908ddd40dd1fbfe4f7a1f9ac87e18
 
Tanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanahTanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanah
 
Pengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnisPengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnis
 
08 sumber hukum
08 sumber hukum08 sumber hukum
08 sumber hukum
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi
 
hukum administrasi negara by diahandani.blogspot.com
hukum administrasi negara by diahandani.blogspot.comhukum administrasi negara by diahandani.blogspot.com
hukum administrasi negara by diahandani.blogspot.com
 
Pih pengertian dasar ilmu hukum
Pih pengertian dasar ilmu hukumPih pengertian dasar ilmu hukum
Pih pengertian dasar ilmu hukum
 
Hukum dan peradilan
Hukum dan peradilanHukum dan peradilan
Hukum dan peradilan
 
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20191,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
 
6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negara6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negara
 
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptxMATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
 
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber   sumber hukumPengantar ilmu hukum sumber   sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
 
Bab III ANALISIS HTN
Bab III ANALISIS HTNBab III ANALISIS HTN
Bab III ANALISIS HTN
 
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi PemerintahKaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negara
 

More from nurul khaiva

Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)nurul khaiva
 
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)nurul khaiva
 
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)nurul khaiva
 
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)nurul khaiva
 
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)nurul khaiva
 
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politikPart 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politiknurul khaiva
 
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)nurul khaiva
 
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesiaSistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesianurul khaiva
 
Contoh analisis kebijakan penataan copy
Contoh analisis kebijakan penataan copyContoh analisis kebijakan penataan copy
Contoh analisis kebijakan penataan copynurul khaiva
 
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisaSikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisanurul khaiva
 
8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negara8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negaranurul khaiva
 
7. lembaga lembaga negara
7. lembaga lembaga negara7. lembaga lembaga negara
7. lembaga lembaga negaranurul khaiva
 

More from nurul khaiva (20)

M 10
M 10M 10
M 10
 
M 9
M 9M 9
M 9
 
M 5, m-6, dan m-7
M 5, m-6, dan m-7M 5, m-6, dan m-7
M 5, m-6, dan m-7
 
M 4
M 4M 4
M 4
 
M 3
M 3M 3
M 3
 
M 2
M 2M 2
M 2
 
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
 
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
 
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
 
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
 
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
 
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politikPart 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
 
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
 
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesiaSistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
 
Contoh analisis kebijakan penataan copy
Contoh analisis kebijakan penataan copyContoh analisis kebijakan penataan copy
Contoh analisis kebijakan penataan copy
 
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisaSikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
 
Uu no 32
Uu no 32Uu no 32
Uu no 32
 
9. sarana tun
9. sarana tun9. sarana tun
9. sarana tun
 
8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negara8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negara
 
7. lembaga lembaga negara
7. lembaga lembaga negara7. lembaga lembaga negara
7. lembaga lembaga negara
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasMuhamadIlham361836
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHykbek
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 

8. keputusan tata usaha negara

  • 2. PENGERTIAN KTUN • Menurut Utrecht: “Ketetapan adalah suatu perbuatan hukum publik yang bersegi satu yang dilakukan oleh alat-alat pemerintah berdasarkan suatu kekuasaan istimewa.” • Menurut WF. Prins: “Beschikking adalah suatu tindakan hukum sepihak dalam lapangan pemerintahan yang dilakukan oleh alat pemerintahan berdasarkan wewenang yang ada pada alat atau organ itu.”
  • 3. LANJUT... • Menurut Vander Pot: “Beschikking adalah perbuatan hukum yang dilakukan alat-alat pemerintahan itu dalam menyelenggarakan hak istimewa, dengan maksud mengadakan perubahan dalam lapangan perhubungan- perhubungan hukum.” • Menurut Pasal 1 angka 3 UU No. 5 Th. 1986 tentang peradilan TN: “KTUN adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oelh badan atau pejabat TUN yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang berlaku yang bersifat konkrit, individual,dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.”
  • 4. JADI, ketetapan dapat disimpulkan sbb: • Merupakan perbuatan hukum publik yang bersegi satu atau perbuatan sepihak dari pemerintah, bukan merupakan hasil persetujuan dua belah pihak. • Sifat hukum publik berdasarkan wewenang/ kekuasaan istimewa, yaitu dari peraturan umum. • Dengan maksud...
  • 5. LANJUTAN... • Dengan maksud terjadinya perubahan dalam lapangan hukum (keputusan positif) yaitu keputusan yang menimbulkan keadan hukum baru (pemberian ijazah, izin, dsb). Keputusan yang menimbulkan keadaan hukum baru bagi objek tertentu (adopsi, penetapan waris), keputusan yang mendirikan/ membubarkan badan hukum, keputusan yang menimbulkan hak baru (konstitutif), menyatakan hak (deklarator), dan keputusan yang membebankan kewajiban, bentuk keputusan negatif (pernyataan tidak berwenang, pernyataan tidak diterima dan penolakan).
  • 6. MENURUT PASAL 1 ANGKA 3 UU NO.5 TH. 1986, UNSUR KTUN ADALAH: 1. Penetapan tertulis yang dikeluarkan badan atau pejabat TUN. 2. Berisi tindakan hukum dalam bidang TUN. 3. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Bersifat konkrit, individual, dan final. 5. Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.
  • 7. SUMBER KEWENANGAN PEMERINTAH Kewenangan membuat KTUN hanya dapat diperoleh dengan 2 cara yaitu: • Atribusi, yaitu kewenangan yang melekat pada suatu jabatan (UUD, UU, memberikan kepada suatu badan dengan kekuasaan sendiri dan tanggungjawab sendiri membuat keputusan). • Delegasi, yaitu pengalihan suatu kewenangan yang ada pada badan administrasi kepada pejabat administrasi negara. Apabila kewenangan tidak sempurna, maka keputusan yang berdasarkan kewenangan itu tidak sah menurut hukum.
  • 8. • Mandat, tidak ada sama sekali pengalihan kewenangan. Dalam hal tertentu seorang pegawai memperoleh kewenangan untuk dan atas nama si penguasa, namun menurut hukum tetap penguasa yang berwenang secara formal, dianggap mengambil keputusan dan bertanggungjawab. • Oleh karena itu, penguasa selalu dapat memberi petunjuk atau penerima mandat mengkonsultasikan kepada penguasa terlebih dahulu sebelum mengeluarkan keputusan atas nama penguasa.
  • 9. SYARAT SAH KTUN • Keputusan yang sah (Recht- gelding beschikking), syaratnya: • Dibuat oleh badan/ pejabat administrasi negara yang berwenang. • Harus diberi bentuk sesuai dengan peraturan yang menjadi dasarnya dan harus menurut prosedur (rechmatige) • Tidak boleh memuat kekurangan yuridis yaitu keputusan yang mengandung unsur penipuan (bedrog), kesesatan (dwaling), paksaan (dwang), dan sogokan (omkoping). Akibatnya batal demi hukum. • Isi dan tujuan yang dikeluarkan harus sesuai dengan tujuan peraturan dasarnya (doelmatige).
  • 10. LANJUTAN... • Keputusan yang dinyatakan tidak sah adalah sbb: Keputusan yang batal karena hukum (van rechtwagenietig), akibatnya berlaku surut, maka akibat yang ditimbulkan oleh keputusan itu tidak pernah ada. Keputusan yang batal mutlak (absolut nietig), pembatalan keputusan itu dituntut oleh semua orang. Keputusan batal relatif (relatief nietig), pembatalan keputusan hanya dapat dituntut oleh orang-orang tertentu saja. Keputusan yang dapat dibatalkan (vernietigbaar), keputusan batal setelah dibatalkan oleh instansi yang berwenang dan akibat hukumnya tidak berlaku surut, tetapi dianggap sah sampai adanya keputusan pembatalan tersebut.
  • 11. KLASIFIKASI KTUN • KTUN Perorangan dan KTUN Kebendaan:  KTUN perorangan: diterbitkan berdasarkan kualitas pribadi orang tertentu. Contoh: pengangkatan seseorang dalam jabatan negara, SIM, dsb. (Relevansinya, KTUN ini tidak mungkin dialihkan pada pihak lain)  KTUN kebendaan: diterbitkan atas kualitas kebendaan. Contoh: sertifikat hak atas tanah (KTUN ini dapat dialihkan kepada pihak lain).
  • 12. KTUN KONSTITUTIF & KTUN DEKLARATIF • KTUN Konstitutif: merupakan syarat mutlak lahirnya hubungan hukum. Contoh: Sertifikat HGB, SK pengangkatan pegawai negeri. (KTUN ini alat bukti mutlak, artinya tidak ada hubungan hukum tanpa KTUN Konstitutif). • KTUN Deklaratif: hubungan hukum sudah ada. Contoh: Akte Kelahiran, Hak milik atas eks hukum adat (KTUN ini bukan alat bukti mutlak, karena masih mungkin dibuktikan dengan alat bukti yang lain.
  • 13. KTUN TERIKAT & KTUN BEBAS • KTUN Terikat: pada dasarnya untuk melaksanakan ketentuan yang sudah ada. Contoh: UU lalu lintas menyatakan, untuk memperoleh SIM A, usia minimal 17 tahun. Ketentuan tersebut harus dilaksanakan. • KTUN Bebas: berdasarkan pada suatu kebebasan bertindak. Contoh: Bupati berwenang melarang reklame dalam bahasa asing demi ketertiban umum.
  • 14. KTUN YANG MENGUNTUNGKAN & KTUN YANG MEMBERI BEBAN • Perbedaan tersebut harus dilihat dari sudut si alamat, karena pada dasarnya KTUN yang menguntungkan seseorang, namun pihak lain mungkin dirugikan. Pembedaan tersebut harus dilihat dari posisi pihak II. Relevansinya adalah kemungkinan terjadi gugatan. Dalam gugatan menguntungkan, gugatan mungkin muncul dari pihak ke III sedangkan yang memberi beban dari pihak II.
  • 15. KTUN KILAT DAN KTUN LANGGENG • KTUN Kilat: adalah KTUN yang sekali pakai. Contoh: Izin mendirikan bangunan, SK hak pakai atas tanah selama 5 tahun. • KTUN langgeng: contoh: sertifikat hak milik atas tanah.
  • 16. SUSUNAN INTERN KTUN (UNSUR- UNSURNYA) • Nama organ/ pejabat yang berwenang. • Nama, alamat, nama objek yang dituju. • Kesempatan, permohonan, pengumuman (penentuan pajak dan surat-surat perintah untuk paksaan penguasa) • Ikhtisar dari peraturan perundang-undangan yang cocok (sumber kewenangan organ/ pejabat tertentu atau motivasi yang baik) • Penetapan fakta-fakta yang relevan. • Pertimbangan....
  • 17. • Pertimbangan-pertimbangan hukum • Keputusan (diktum yang melahirkan hak dan kewajiban) • Motivasi dalam arti sempit (pertimbangan konkrit) • Pemberitahuan lebih lanjut (tentang kemungkinan perlindungan hukum lebih lanjut) • Penandatangananoleh organ yang berwenang.
  • 19. KETERANGAN: 1. Pada bagian konsiderans faktual, kadang-kadang di samping menimbang ada konsideran lainnya seperti “membaca, memperhatikan, mendengar”, dengan demikian urutannya kronologis logis. 2. Konsideran yuridis disusun dengan urutan hierarkis- kronologis. Peraturan yang lebih tinggi/ lebih tua didahulukan urutannya. 3. Dalam diktum tidak menggunakan pasal tapi diktum. Diktum harus jelas menyebutkan nama orang yang dituju dan dalam hal apa harus konkrit. 4. Seringkali ...
  • 20. 4. Seringkali diakhiri dengan kata-kata, “Apabila di kemudian hari ada kekeliruan dalam keputusan ini akan diperbaiki sebagaimana mestinya.” • Rumusan tersebut bertentangan dengan azas kepastian hukum (rechtzekerheid) dan azas itikad baik (vertrouwenbeginsel)
  • 21. KAIDAH PEMBUATAN KTUN • KTUN yang baik dan benar adalah dengan menentukan dalam peraturan perundang-undangan prosedur yang harus diindahkan sebelum mempersiapkan KTUN, seperti pemberian alasan, meminta nasehat, memberi peluang upaya keberatan, mendengar pihak-pihak yang berkepentingan, dsb.
  • 22. LANDASAN KTUN 1. Landasan negara hukum. 2. Landasan demokrasi (pengumuman kebijaksanaan KTUN) Landasan instrumental yaitu daya guna (efisiensi, doelmatigheid) dan hasil guna (efektif doelfrenheid).
  • 23. AZAS-AZAS • Sebagai pedoman bagi pemerintah, dasar banding, dasar pengujian KTUN, perlu diperhatikan azas: 1. Azas persamaan. 2. Azas Kepercayaan. 3. Azas Kecermatan. 4. Azas Pemberian Alasan. 5. Azas Kepastian Hukum. 6. Azas Pemerintah yang formal dan material.