SlideShare a Scribd company logo
1 of 66
Dasar-Dasar Hukum
Pertanahan
( Seri II )
Jual Beli Tanah
Sebelum UUPA
Sesudah UUPA
(Setelah 24 September 1960)
Jual beli tanah menurut
Hukum Tanah Positif
Hukum
Barat
Hukum
Adat
Konsepsi
Tata Cara
Jual Beli
Sahnya
Jual Beli
Tanah
Sebelum UUPA
Hukum
Barat
Hukum
Adat
Perjanjian Jual-Beli
(Obligatoire Overeenkomst)
Penyerahan secara Yuridis
(Levering Yuridis)
 Sepakat
 Adanya prestasi
 Adanya akta otentik
Perbuatan hukum pemindahan
hak (akta balik nama)
Pendaftaran jual beli tanah yang
bersangkutan (Registration of
Deeds)
Sifatnya
Pembuktian : Surat Jual Beli tanah
yang ditandatangan oleh pihak
penjual dan pihak pembeli
disaksikan oleh Kepala Desa
Tunai
Terang
Sebelum UUPA : Jual Beli Tanah menurut Hukum
Barat
Jual beli merupakan
perjanjian antara
para pihak untuk
memenuhi prestasi
yang diperjanjikan
(Pasal 1457 KUHPerdata)
Jual beli terjadi
sejak ada kata
sepakat
(Pasal 1458
KUHPerdata)
Jual beli harus diikuti
dengan perbuatan
hukum pemindahan hak
(levering juridische) dari
penjual kepada pembeli,
atau “balik nama” di
kantor kadaster
(Pasal 1459 KUHPerdata)
Perjanjian Jual Beli
Penyerahan secara Yuridis (Levering
Yuridis)
Akta eigendom/gerechtelijke acte tersebut di atas adalah bukti bahwa
perbuatan hukum itu telah didaftarkan, yang aslinya disebut “minit”
disimpan sebagai arsip pada Kantor Kadaster, sedangkan salinannya
yang disebut “grosse” diberikan kepada pemegang haknya
(Pasal 224 HIR)
Perbuatan hukum
pemindahan hak,
dibuktikan dengan
akta eigendom
/gerechtelijke acte
atau “akta balik
nama”
Pendaftaran jual
beli tanah yang
bersangkutan yaitu
pendaftaran
perbuatan
hukumnya
(registration of
deeds)
Jual Beli Tanah Menurut Hukum Adat
Tunai
• Pemindahan hak atas tanah dari penjual
kepada pemilik terjadi serentak dan
secara bersamaan dengan pembayaran
harga dari pembeli kepada penjual
Terang • Harus dilakukan di hadapan Kepala Adat
atau Kepala Desa
Jual beli tanah menurut Hukum Tanah Adat (jual
lepas) adalah bersifat :
Sebagai bukti telah terjadi jual beli dan selesai
pemindahan hak tersebut, dibuatlah “Surat Jual Beli
Tanah” yang ditandatangani oleh pihak penjual dan
pihak pembeli dengan disaksikan oleh Kepala Desa.
Fungsinya adalah untuk:
1. Menjamin kebenaran tentang :
- status tanahnya
- pemegang haknya
- keabsahan bahwa telah dilaksanakan dengan hukum yang
berlaku (terang)
2. Mewakili warga desa (unsur publisitas)
Jual Beli Tanah Menurut Hukum Adat – Cont’d
Jual Beli Tanah
Sesudah UUPA
Sesudah UUPA
Konsepsi
Tata Cara
Jual Beli
Sahnya
Jual Beli
Tanah
Jual Lepas
Tunai
Dibayar seluruhnya
Dibayar sebagian
 Dilakukan di hadapan PPAT
 Dibuatkan akta jual beli
 Pendaftaran jual beli pada kantor Pertanahan seksi
pendaftaran tanah
 Jual beli atau pemindahan hak bersifat tunai
 Jual beli di depan PPAT bukan merupakan syarat sahnya jual beli,
melainkan ditentukan oleh syarat materiil jual beli
 Perbuatan jual beli dilakukan di hadapan PPAT hanya syarat untuk
pendaftaran jual beli di Kantor Pertanahan seksi pendaftaran tanah
KONSEPSI JUAL BELI TANAH MENURUT HUKUM TANAH
POSITIF
Menurut Hukum Tanah Positif adalah pemindahan hak atas tanah untuk selama-
lamanya, yang dalam Hukum Adat dinamakan “jual lepas” dan bersifat “tunai”.
Artinya, begitu terjadi jual beli, begitu pula pada saat bersamaan terjadilah
pemindahan hak atas tanah dan pembayaran harga, sehingga sejak saat itu putus
hubungan antara pemilik yang lama dengan tanahnya untuk selama-lamanya.
Tunai
Dibayar seluruhnya
pada saat terjadi
jual beli
Baru dibayar
sebagian (belum
lunas semua)
Tata Cara Jual Beli
Jual beli harus dilakukan di
hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan hanya jual beli
dengan akta yang dibuat oleh PPAT saja yang dapat dipakai untuk
pendaftaran di Kantor Pertanahan Seksi Pendaftaran Tanah
(Pasal 19 PP Nomor 10/1961 j.o PP No. 24/1997).
Yang harus dibuatkan
Akta PPAT (Pasal 37
PP No. 24/1997)
Peralihan hak atas tanah
dan hak milik atas satuan
rumah susun melalui jual
beli, tukar menukar,
pemasukan dalam
perusahaan dan
perbuatan hukum lain
kecuali pemindahan hak
melalui lelang
Untuk membuat Akta Jual Beli
tersebut, terlebih dahulu penjual
harus menyerahkan surat-surat tanahnya
kepada PPAT untuk diteliti dan
dicek kebenarannya yang berkenaan
dengan masalah status tanah, subjek
hak, luas, letak, batas-batas, dan
sebagainya.
Tata Cara Jual Beli – Cont’d
Siapakah
PPAT ?
Pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat
akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu
mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun
(Peraturan Pemerintah No.37 Tahun 1998)
Akta berikut
berkas-berkasnya
dibawa ke Kantor
Pertanahan Seksi
Pendaftaran Tanah
untuk dilakukan
pendaftaran
Penjual/wakilnya dan
pembeli/wakilnya harus
hadir di depan PPAT untuk
menandatangani Akta Jual
Beli dengan disaksikan
oleh sekurang-kurangnya
2 (dua) orang saksi yang
memenuhi syarat untuk
bertindak sebagai saksi
dalam perbuatan hukum
(pasal 38 PP 24/1997).
PPAT bersifat tertutup, karena memang ia harus
menyimpan rahasia. Namun apabila sudah didaftarkan
pada Kantor Pertanahan, maka dari pendaftaran itu
selain memperkuat pembuktian karena perbuatan hukum
itu dicatat dalam Buku Tanah dan Sertipikat Hak Tanah,
juga memperluas pembuktian karena setiap orang atau
siapa saja yang berkepentingan dan memerlukan
keterangan tentang tanah tersebut dapat mengeceknya
pada Kantor Pertanahan Seksi Pendaftaran Tanah dimana
data-data tentang tanah tersebut disimpan dan sewaktu-
waktu terbuka untuk umum.
Sahnya Jual Beli Tanah
Ditegaskan oleh PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO.
123/K/SIP/1970 bahwa :
“Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961 berlaku
khusus bagi pemindahan hak pada kadaster, sedangkan
hakim menilai sah atau tidaknya suatu perbuatan hukum
materiil yang merupakan jual beli (materiele handeling van
verkoop) tidak hanya terikat pada Pasal 19 tersebut”
Sahnya Jual Beli Tanah – Cont’d
“Setiap perjanjian yang bermaksud memindahkan hak atas
tanah, memberikan sesuatu hak baru atas tanah,
menggadaikan tanah atau meminjam uang dengan hak atas
tanah sebagai tanggungan, harus dibuktikan dengan suatu
akte yang dibuat oleh dan dihadapan penjabat yang
ditunjuk oleh Menteri Agraria (selanjutnya dalam Peraturan
Pemerintah ini disebut : penjabat). Akte tersebut bentuknya
ditetapkan oleh Menteri Agraria.”
Pasal 19 Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1961
tentang Pendaftaran Tanah
Sahnya jual beli
ditentukan oleh
syarat materiil
dari perbuatan
jual beli yang
bersangkutan,
bukan oleh pasal
19 PP 10/1961
(sekarang PP No.
24 tahun 1997)
Syarat
Materiil
Tanah hak
yang
bersangkutan
tidak dalam
sengketa
Penjual berhak
menjual tanah
yang
bersangkutan
Tanah hak yang
bersangkutan
boleh
diperjualbelikan
menurut hukum
Pembeli berhak
membeli tanah
yang
bersangkutan
Cont’d
Pendaftaran
Tanah
Pendaftaran
Tanah
Dasar Hukum :
 Peraturan Pemerintah No.24
Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah
 PMNA/Kepala Badan
Pertanahan Nasional No.3
Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan PP
No.24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah
Pendaftaran Tanah
 Rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh Pemerintah
secara terus-menerus,
berkesinambungan dan teratur,
meliputi pengumpulan,
pengolahan, pembukuan dan
penyajian serta pemeliharaan
data fisik dan data yuridis,
dalam bentuk peta dan daftar
mengenai bidang-bidang tanah
yang sudah ada haknya dan
Hak Milik atas satuan Rumah
Susun serta hak-hak tertentu
yang membebaninya.
Penyelenggara : BPN,
Kepala Kantor
Pertanahan, PPAT
Obyek Pendaftaran Tanah
(Pasal 9 PP No.24 Tahun 1997)
• Bidang tanah yang memiliki Hak Milik, HGU, HGB, dan
Hak Pakai
• Tanah Hak Pengelolaan
• Tanah Wakaf
• Hak Milik atas satuan rumah susun
• Hak Tanggungan
• Tanah Negara
Batasan pendaftaran tanah yang dilakukan terhadap tanah negara
adalah tidak dengan menerbitkan sertifikat, melainkan hanya sebatas
pada membuat catatan (membukukan) bidang tanah negara ke dalam
Daftar Tanah
Tujuan
Pendaftaran
Tanah
www.lekslawyer.com
a. Kepastian hukum mengenai
orang/badan yang menjadi
pemegang hak (subjek hak);
kepastian mengenai lokasi,
batas serta luas suatu bidang
tanah hak (objek hak); dan
kepastian hukum mengenai
haknya
b. Untuk menyediakan informasi
kepada pihak-pihak yang
berkepentingan
c. Untuk terselenggaranya tertib
administrasi pertanahan
Fungsi Pendaftaran Tanah
• Sebagai syarat konstitutif lahirnya suatu
hak/Hak Tanggungan
• Untuk keperluan pembuktian, karena nama
pemegang hak/Hak Tanggungan akan dicatat
pada buku tanah dan sertifikat hak/Hak
Tanggungan
Dalam rangka
permohonan hak
dan pembebanan
Hak Tanggungan
• Untuk memperkuat pembuktian, karena
pemindahan hak tersebut dicatat pada buku
tanah dan sertifikat hak dan dicantumkan
siapa pemegang sekarang
• Untuk memperluas pembuktian, karena
dengan pendaftaran, jual belinya dapat
diketahui oleh umum atau siapa saja yang
berkepentingan
Dalam rangka jual
beli tanah fungsi
pendaftaran
tanah
Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
Pendaftaran
Tanah untuk
Pertama Kali
Pemeliharaan
Data
Pendaftaran
Tanah
• Pengumpulan dan pengolahan data fisik
• Pembuktian hak dan pembukuannya
• Penerbitan sertifikat
• Penyajian data fisik dan data yuridis
• Penyimpanan daftar umum dan dokumen
• Pemindahan hak
• Pemindahan hak karena lelang
• Peralihan hak karena pewarisan
• Peralihan hak karena
penggabungan/peleburan
perseroan/koperasi
• Pembebanan hak
Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali
Pendaftaran tanah pertama kali adalah kegiatan yang dilakukan terhadap
tanah-tanah yang belum didaftarkan menurut ketentuan PP 10/1961 dan
PP 24/1997. Pendaftaran Tanah untuk pertama kali dapat dilakukan
melalui :
Pendaftaran
Tanah
Sistematik
• Pendaftaran tanah yang dilakukan
oleh pemerintah secara serentak
meliputi wilayah satu atau sebagian
dari wilayah desa/kelurahan
Pendaftaran
Tanah
Sporadik
• Pendaftaran tanah yang dilakukan
berdasarkan inisiatif pemilik tanah
secara perorangan atau secara
bersama-sama (massal)
Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah
Adapun pemeliharaan data pendaftaran tanah menurut Peraturan
Pemerintah No.24/1997 adalah meliputi :
a. Pendaftaran Peralihan Hak : meliputi peralihan hak selain
lelang misalnya jual beli, tukar-menukar, inbreng, hibah.
Selain itu harus didaftarkan peralihan hak melalui lelang,
pewarisan, karena penggabungan, peleburan perseroan
terbatas atau koperasi.
b. Pendaftaran atas Pembebanan Hak : meliputi pembebanan
tanah Hak Milik dengan Hak Guna Bangunan, Hak Pakai serta
pembebanan Hak Tanggungan.
c. Pendaftaran Perubahan Data Pendaftaran lainnya, meliputi :
1. perpanjangan jangka waktu hak
2. pemecahan, pemisahan dan penggabungan bidang tanah
3. pembagian hak bersama
4. hapusnya hak atas tanah dan Hak Milik atas Satuan
Rumah Susun
5. peralihan dan hapusnya Hak Tanggungan
6. perubahan data pendaftaran tanah berdasarkan
putusan atau penetapan pengadilan
7. perubahan nama pemegang hak
Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah – Cont’d
Sistem Pendaftaran Tanah di Indonesia
SISTEM NEGATIF SISTEM POSITIF
Dilihat dari proses pembuatan tanda bukti hak :
Pejabat pelaksana bersikap pasif dan
yang dicari adalah kebenaran formil:
a. Instansi penyelenggara cukup
menerima keterangan hak yang
didaftar sebagaimana adanya,
tanpa penelitian secara mendalam.
b. Bilamana terjadi kesalahan dalam
pencatatan, berdasarkan putusan
hakim dapat diperbaiki oleh
petugas penyelenggara
pendaftaran tanah. Dengan
demikian orang yang berhak tetap
terlindung. (Kelebihan/kebaikan)
Pejabat pelaksana bersikap aktif dan yang
dicari adalah kebenaran materil:
a. Instansi penyelenggara tidak cuma
menerima begitu saja keterangan tentang
hak maupun status tanah yang didaftar,
tetapi akan menelitinya satu persatu secara
cermat dan mendalam.
b. Seandainya terjadi kekeliruan, walaupun
ada keputusan hakim, keterangan dalam
tanda bukti hak tetap tidak dapat diubah.
Pihak yang dirugikan akan memperoleh
ganti rugi dari Pemerintah sejumlah harga
tanah yang diambil dari premi asuransi
tanah tersebut karena Pemerintah yang
bertanggung jawab atas kesalahan
petugasnya. Dengan demikian orang yang
tadinya berhak bisa menjadi tidak berhak.
(Kekurangan)
Sistem Pendaftaran Tanah di Indonesia
Dilihat dari kekurangan pembuktian dan tanda bukti hak yang dihasilkan
Hanya memberi perlindungan
terhadap pemegang haknya saja (yang
berhak) :
a. Berlaku asas “nemo plus juris”
bahwa orang yang tidak dapat
bertindak melebihi kewenangan
yang ada padanya, siapa yang
namanya tercantum dalam tanda
bukti hak tersebut maka dialah
pemegang haknya.
b. Orang lain boleh percaya, boleh
tidak perca ya atas keterangan
yang ada.
Memberi perlindungan yang mutlak,
baik terhadap pemegang haknya
maupun terhadap pihak ketiga, karena
keterangan yang tercantum dalam
tanda bukti hak tidak dapat diubah.
Hasil pendaftaran ini memberikan alat
pembuktian yang mutlak sifatnya dan
tidak dapat diganggu gugat.
Sistem Publikasi Positif dan Sistem
Publikasi Negatif
a. Menggunakan sistem
pendaftaran hak (Registration of
Title)
b. Menggunakan daftar umum yang
mempunyai kekuatan bukti
c. Perlindungan hukum diberikan
kepada orang yang beritikad baik
dalam memperoleh hak dan orang
dianggap sebagai pemegang hak
sah, meskipun orang yang
mengalihkan hak ternyata bukan
orang yang sebenarnya berhak
a. Menggunakan sistem
pendaftaran akta (Registration of
Deeds)
b. Menggunakan daftar umum yang
tidak mempunyai kekuatan bukti
c. Perlindungan hukum diberikan
kepada pemegang hak yang
sebenarnya, meskipun terdapat
tindakan pelanggaran hukum oleh
orang lain yang mengalihkan hak
orang tersebut
Sistem Publikasi Positif dan Sistem
Publikasi Negatif – Cont’d
Keuntungan Sistem Publikasi Positif
a. Terjaminnya kepastian pemegang hak,
yang terdaftar dalam daftar umum
b. Pemegang hak, yang terdaftar dalam
daftar umum tidak dapat diganggu gugat
(mutlak, meskipun oleh pemegang hak
yang sebenarnya)
Kelemahan Sistem Publikasi Positif
Pendaftaran suatu hak atas tanah atas
nama seseorang yang tidak berhak dalam
daftar umum, menghapus hak dari
pemegang hak yang sebenarnya
Sistem Publikasi Positif
Diberikan kekuatan bukti mutlak yang
berlaku terhadap semua orang pada
“Sistem Torrens” di Australia
Sistem Publikasi Positif dan Sistem
Publikasi Negatif – Cont’d
Keuntungan Sistem Publikasi
Negatif
Perlindungan hukum diberikan kepada
pemegang hak yang sebenarnya,
walaupun pemegang hak sebenarnya
tersebut tidak terdaftar dalam daftar
umum
Kelemahan Sistem Publikasi
Negatif
- Pemerintah tidak menjamin kebenaran
dari isi daftar umum yang
diselenggarakan
- Pemegang hak yang terdaftar dalam
daftar umum tidak dilindungi haknya
oleh negara, apabila pemilik tanah
sebenarnya menuntut hak atas tanahnya
Sistem Publikasi Negatif
Sertifikat
diterbitkan untuk
kepentingan
pemegang hak yang
bersangkutan
sesuai dengan data
fisik dan data
yuridis yang telah
didaftar dalam buku
tanah
Sertifikat merupakan
surat tanda bukti hak
yang berlaku sebagai
alat pembuktian yang
kuat mengenai data fisik
dan data yuridis yang
termuat di dalamnya,
sepanjang data fisik dan
data yuridis tersebut
sesuai dengan data yang
ada dalam surat ukur
dan buku tanah hak
yang bersangkutan.
Penerbitan Sertifikat
Suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat secara sah
atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh
tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata
menguasainya
Maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi
menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 (lima) tahun sejak
diterbitkannya sertifikat itu telah tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada
pemegang sertifikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan ataupun
tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan mengenai penguasaan tanah atau
penerbitan sertifikat tersebut.
(Pasal 32 ayat (2) PP No.24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah)
Penerbitan Sertifikat – Cont’d
Peralihan Hak atas
Tanah di Indonesia
Jual Beli
Penggabungan
atau
Peleburan
Perseroan
Tukar
Menukar
Penanaman
Modal
(Inbreng)
Pewarisan
Lelang
Hibah
Peralihan Hak
atas Tanah di
Indonesia
JUAL BELI
PPAT menggunakan formulir
Akta Jual Beli Tanah sesuai
dengan ketentuan hukum yang
berlaku
Jual Beli tanah dilakukan dengan
menandatangani Akta Jual Beli
Tanah di hadapan PPAT
Tukar Menukar
PPAT menggunakan formulir
Akta Tukar Menukar Tanah
sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku
Tukar Menukar tanah dilakukan
dengan menandatangani Akta
Tukar Menukar Tanah di
hadapan PPAT
Penanaman Modal
(UU No.40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas)
Penyetoran modal saham
dilakukan dalam bentuk uang
atau dalam bentuk lainnya
Penilaian setoran modal
saham ditentukan
berdasarkan nilai wajar yang
ditetapkan sesuai dengan
harga pasar atau oleh ahli
yang tidak terafiliasi dengan
Perseroan
Penyetoran saham dalam bentuk
benda tidak bergerak harus
diumumkan dalam satu surat kabar
atau lebih
(Jangka waktu 14 hari setelah akta
pendirian ditandatangani)
Hibah Tanah dan Bangunan
HIBAH
Persetujuan dengan
mana seorang
penghibah
menyerahkan suatu
barang dengan secara
cuma-cuma, tanpa
dapat menariknya
kembali, untuk
kepentingan seorang
yang menerima
penyerahan barang itu.
(Pasal 1666
KUHPerdata)
Pewarisan
Surat tanda bukti sebagai ahli waris yang dapat berupa :
• Wasiat dari pewaris
• Putusan Pengadilan
• Penetapan Hakim/Ketua Pengadilan
- bagi warga negara Indonesia penduduk asli : surat keterangan
ahli waris yang dibuat oleh para ahli waris dengan disaksikan
oleh 2 (dua) orang saksi dan dikuatkan oleh Kepala
Desa/Kelurahan dan Camat tempat tinggal pewaris pada waktu
meninggal dunia
- bagi warga negara Indonesia keturunan Tionghoa : Akta
keterangan hak mewaris dari Notaris
- bagi warga negara Indonesia keturunan Timur Asing lainnya :
Surat Keterangan waris dari Balai Harta Peninggalan.
Lelang
Peralihan hak melalui pemindahan hak dengan lelang hanya dapat
didaftar jika dibuktikan dengan kutipan risalah lelang yang dibuat
oleh Pejabat Lelang.
Jangka Waktu :
Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kerja sebelum suatu bidang tanah atau
satuan rumah susun dilelang baik
dalam rangka lelang eksekusi maupun
lelang non eksekusi, Kepala Kantor
Lelang wajib meminta keterangan
kepada Kantor Pertanahan mengenai
bidang tanah atau satuan rumah susun
yang akan dilelang.
Kepala Kantor Lelang menolak
melaksanakan lelang, apabila:
Tanah yang sudah
terdaftar/Satuan
Milik Rumah Susun
Tidak diserahkan
sertifikat asli hak
yang bersangkutan
Sertifikat yang
diserahkan tidak
sesuai dengan daftar-
daftar yang ada di
Kantor Pertanahan
Tanah Belum
Terdaftar
Tidak diserahkan
surat bukti hak
Tidak diserahkan surat
keterangan yang menyatakan
bahwa bidang tanah yang
bersangkutan belum
bersertifikat dari Kantor
Pertanahan
Perintah
Pengadilan
Negeri
Untuk tidak melaksanakan
lelang berhubung dengan
sengketa mengenai tanah
yang bersangkutan
Berkas Pendaftaran peralihan hak yang
diperoleh melalui lelang disampaikan
kepada Kepala Kantor Pertanahan:
a. Kutipan risalah
lelang yang
bersangkutan
b. Sertifikat hak
milik atas satuan
rumah susun atau
hak atas tanah
yang dilelang jika
bidang tanah yang
bersangkutan
sudah terdaftar
c. Bukti identitas
pembeli lelang
dan Bukti
pelunasan
pembelian
Penggabungan atau Peleburan Perseroan
Peralihan hak atas tanah, hak pengelolaan, atau hak milik atas
satuan rumah susun karena penggabungan atau peleburan
perseroan atau koperasi yang tidak didahului dengan likuidasi
perseroan atau koperasi yang bergabung atau melebur dapat
didaftar berdasarkan akta yang membuktikan terjadinya
penggabungan atau peleburan perseroan atau koperasi yang
bersangkutan setelah penggabungan atau peleburan tersebut
disahkan oleh Pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Penolakan PPAT dan
Kepala Kantor
Pertanahan
PPAT menolak untuk membuat akta,
jika:
• Bidang tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas satuan
rumah susun tidak disampaikan sertifikat asli hak yang
bersangkutan atau sertifikat yang diserahkan tidak sesuai
dengan daftar-daftar yang ada di Kantor Pertanahan
• Bidang tanah yang belum terdaftar, kepadanya tidak
disampaikan surat bukti dan surat keterangan
• Salah satu atau para pihak yang akan melakukan perbuatan
hukum yang bersangkutan atau salah satu saksi tidak berhak
atau tidak memenuhi syarat untuk bertindak demikian
• Tidak dipenuhi syarat lain atau dilanggar larangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang
bersangkutan.
PPAT Menolak - Cont’d
• Untuk perbuatan hukum yang akan dilakukan belum diperoleh
izin Pejabat atau instansi yang berwenang, apabila izin tersebut
diperlukan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku
• Obyek perbuatan hukum yang bersangkutan sedang dalam
sengketa mengenai data fisik dan atau data yuridisnya
• Salah satu pihak atau para pihak bertindak atas dasar suatu surat
kuasa mutlak yang pada hakikatnya berisikan perbuatan hukum
pemindahan hak sebagaimana tercantum dalam Instruksi
Menteri Dalam Negeri No.14 Tahun 1982 :
“Melarang Pejabat-pejabat Agraria untuk melayani penyelesaian
status hak atas tanah yang menggunakan Surat Kuasa Mutlak
sebagai bahan pembuktian pemindahan hak atas tanah”
Kepala Kantor Pertanahan menolak untuk
melakukan pendaftaran peralihan atau
pembebanan hak, jika salah satu syarat di
bawah ini tidak dipenuhi :
• Sertifikat atau surat keterangan tentang keadaan hak atas tanah
tidak sesuai lagi dengan daftar-daftar yang ada pada Kantor
Pertanahan
• Perbuatan hukum yang tidak dibuktikan dengan akta PPAT atau
kutipan risalah lelang kecuali dalam keadaan tertentu
• Dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran peralihan atau
pembebasan hak yang bersangkutan tidak lengkap
• Tidak dipenuhi syarat lain yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang bersangkutan
Kepala Kantor Pertanahan menolak untuk
melakukan pendaftaran peralihan atau
pembebanan hak - Cont’d
• Tanah yang bersangkutan merupakan obyek sengketa di
Pengadilan
• Perbuatan hukum yang dibuktikan dengan akta PPAT
batal atau dibatalkan oleh putusan Pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap
• Perbuatan hukum dibatalkan oleh para pihak sebelum
didaftar oleh Kantor Pertanahan
Tanah sebagai
Jaminan Kredit
Tanah sebagai
Jaminan
Kredit
Hak atas tanah yang
dapat dinilai dengan uang
dan mempunyai nilai
ekonomis serta dapat
dialihkan adalah hak atas
tanah.
Untuk menjamin
pelunasan dari debitur
maka hak atas tanah
tersebut yang dijadikan
jaminannya.
Maksud dan Tujuan Jaminan Kredit
 Menghindari terjadinya wanprestasi oleh pihak debitur (penerima
kredit)
 Menghindari resiko rugi yang akan dialami oleh pihak kreditur
(pemberi kredit)
 Kegunaan dari barang/benda jaminan kredit :
a. Memberikan hak dan kekuasaan kepada kreditur (umumnya pihak
Bank) untuk mendapatkan pelunasan dengan benda jaminan bilamana
debitur melakukan wanprestasi atau cidera janji, yaitu tidak
membayar kembali utangnya pada waktu yang ditetapkan dalam
perjanjian kredit
b. Memberi dorongan kepada debitur agar secara sungguh-sungguh
menjalankan usahanya dan memenuhi ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam perjanjian kredit
Hak jaminan atas tanah yang diatur dalam UUPA dan
perubahan-perubahannya akibat berlakunya UU No.4 Tahun
1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-
benda Yang Berkaitan Dengan Tanah
Hak jaminan atas tanah dalam
Hukum Tanah Nasional kita
adalah Hak Tanggungan,
menggantikan Hypotheek dan
Credietverband sebagai
lembaga-lembaga hak
jaminan atas tanah yang lama
Dengan diundangkan dan
disahkannya Undang-undang
No. 4 Tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan atas Tanah Beserta
Benda-Benda Yang Berkaitan
Dengan Tanah pada tanggal 9
April 1996, maka Hak
Tanggungan menjadi satu-
satunya lembaga hak jaminan
atas tanah
Hak Tanggungan
Hak
Tanggungan
Hak jaminan yang dibebankan pada hak
atas tanah sebagaimana yang dimaksud
dalam UU No. 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria,
berikut atau tidak berikut benda-benda
lain yang merupakan satu kesatuan
dengan tanah itu, untuk pelunasan
utang tertentu, yang memberi
kedudukan yang diutamakan kepada
kreditor tertentu terhadap kreditor-
kreditor lain.
Ciri-ciri Hak Tanggungan
a. Memberi kedudukan yang diutamakan kepada
kreditornya (“droit de preference”)
b. Selalu mengikuti objek yang dijaminkan di
tangan siapapun objek itu berada (“droit de
suite”);
c. Memenuhi asas spesialitas dan asas publisitas,
sehingga dapat mengikat pihak ketiga dan
memberikan kepastian hukum pada pihak-pihak
yang berkepentingan
d. Mudah dan pasti pelaksanaannya eksekusi.
Sifat Hak Tanggungan
Tidak dapat dibagi-
bagi
(Pelunasan sebagian
utang yang dijamin tidak
membebaskan sebagian
objek dari beban)
Hak Tanggungan
merupakan ikutan
(accessoir) pada
perjanjian Pokok
(perjanjian yang
menimbulkan hubungan
hukum utang piutang)
Subyek Hak Tanggungan
Pemberi Hak Tanggungan
• Orang atau badan hukum yang mempunyai
kewenangan untuk melakukan perbuatan
hukum terhadap objek Hak Tanggungan yang
bersangkutan
Pemegang Hak Tanggungan
• Orang atau badan hukum yang berkedudukan
sebagai pihak yang berpiutang
Obyek Hak Tanggungan
Syarat :
a. Mempunyai nilai ekonomis
b. Dapat dipindahtangankan
c. Terdaftar dalam daftar umum
d. Ditunjuk oleh Undang-undang
- Yang ditunjuk oleh Undang-undang Pokok
Agraria
- Yang ditunjuk oleh Undang-undang Hak
Tanggungan
- Yang ditunjuk oleh Undang-undang Rumah
Susun
Prosedur Pembebanan Hak Tanggungan
a. Tahap Pemberian Hak Tanggungan
Dengan dibuatkannya Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) oleh
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) (Pasal 10 ayat 2 UUHT jo Pasal 19
PP 10/1961) yang didahului dengan perjanjian pokoknya, yaitu perjanjian
utang piutang (perjanjian kredit).
Dalam rangka memenuhi asas spesialitas, menurut Pasal 11 ayat 1
UUHT, di dalam APHT wajib dicantumkan :
Nama dan
identitas
pemberi dan
pemegang
Hak
Tanggungan
Domisili
pihak-pihak
yang
bersangkutan
Penunjukkan
secara jelas
utang atau
utang-utang
yang dijamin
Nilai
tanggungan
Uraian yang
jelas tentang
objek Hak
Tanggungan
Prosedur Pembebanan Hak Tanggungan -
Cont’d
b. Tahap Pendaftaran Hak Tanggungan (Pasal 13 UUHT)
Pendaftaran Hak Tanggungan dilakukan oleh Kantor Pendaftaran
Tanah dengan cara :
Membuat Buku
Tanah Hak
Tanggungan
Mencatat dalam
buku tanah hak
atas tanah yang
menjadi objek
Menyalin catatan
tersebut pada
Sertifikat Hak
Tanggungan
Peralihan Hak Tanggungan
Beralihnya Hak Tanggungan baru berlaku pada
pihak ketiga pada hari dan tanggal didaftarkannya
peralihan yang bersangkutan oleh Kantor
Pertanahan. Pendaftaran dilakukan dengan
membubuhkan catatan pada Buku Tanah Hak
Tanggungan dan Buku Tanah hak atas tanah yang
dijadikan jaminan. Catatan tersebut disalin pada
Sertifikat Hak Tanggungan dan sertipikat hak atas
tanah yang bersangkutan.
Hapusnya Hak Tanggungan
Menurut ketentuan Pasal 18 UUHT, Hak Tanggungan dapat
hapus karena :
Hapusnya
hutang yang
dijamin
dengan Hak
Tanggungan
Dilepaskannya
Hak
Tanggungan
oleh
pemegang Hak
Tanggungan
Pembersihan
Hak
Tanggungan
berdasarkan
penetapan
peringkat oleh
Ketua
Pengadilan
Negeri
Hapusnya
hak atas
tanah yang
dibebani Hak
Tanggungan
Roya atau Pencoretan Hak Tanggungan
Hapusnya Hak Tanggungan
membawa akibat administratif,
yaitu menghapus beban Hak
Tanggungan pada buku tanah dan
sertifikat hak atas tanah yang
menjadi objek Hak Tanggungan
oleh Kantor Pertanahan setempat
berdasarkan surat pernyataan
tertulis mengenai dilepaskannya
Hak Tanggungan dari pemegang
Hak Tanggungan kepada pemberi
Hak Tanggungan sehubungan
dengan pelunasan utangnya oleh
debitor pemberi Hak Tanggungan.
Buku Tanah dan Sertifikat
Hak Tanggungan ditarik
dan dinyatakan tidak
berlaku lagi oleh Kantor
Pertanahan.
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)

More Related Content

What's hot

Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)Vallen Hoven
 
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Leks&Co
 
Hukum agraria
Hukum agraria Hukum agraria
Hukum agraria Mr.Mahmud
 
Materi pengadaan tanah
Materi pengadaan tanahMateri pengadaan tanah
Materi pengadaan tanahAkram Naufal
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Idik Saeful Bahri
 
Pengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker propertiPengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker propertiLeks&Co
 
Dasar hukum agraria
Dasar hukum agrariaDasar hukum agraria
Dasar hukum agrariayoko14
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialindra wijaya
 
Uji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
Uji Tuntas Hukum Akuisisi SahamUji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
Uji Tuntas Hukum Akuisisi SahamLeks&Co
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruikHak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruikvinnalusianaSHMkn
 
Konsolidasi Tanah
Konsolidasi TanahKonsolidasi Tanah
Konsolidasi Tanahushfia
 
Contoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiContoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiNasria Ika
 
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah
Perjanjian Pengikatan Jual Beli TanahPerjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah
Perjanjian Pengikatan Jual Beli TanahLeks&Co
 
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor PasaribuContoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor PasaribuLeks&Co
 

What's hot (20)

Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2
 
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Tata Guna Tanah PPT
Tata Guna Tanah PPTTata Guna Tanah PPT
Tata Guna Tanah PPT
 
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
 
Hukum agraria
Hukum agraria Hukum agraria
Hukum agraria
 
Hak Guna Bangunan
Hak Guna BangunanHak Guna Bangunan
Hak Guna Bangunan
 
Materi pengadaan tanah
Materi pengadaan tanahMateri pengadaan tanah
Materi pengadaan tanah
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
Pengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker propertiPengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker properti
 
Dasar hukum agraria
Dasar hukum agrariaDasar hukum agraria
Dasar hukum agraria
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonial
 
Uji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
Uji Tuntas Hukum Akuisisi SahamUji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
Uji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruikHak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Konsolidasi Tanah
Konsolidasi TanahKonsolidasi Tanah
Konsolidasi Tanah
 
Contoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiContoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasi
 
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah
Perjanjian Pengikatan Jual Beli TanahPerjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah
 
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor PasaribuContoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
 

Similar to Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)

Jual Beli Hak Atas Tanah - Ricco S Yubaidi
Jual Beli Hak Atas Tanah - Ricco S YubaidiJual Beli Hak Atas Tanah - Ricco S Yubaidi
Jual Beli Hak Atas Tanah - Ricco S YubaidiRicco Survival Yubaidi
 
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.pptVIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.pptYohanesWatoLewar1
 
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.pptVIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.pptsarbani19
 
Hukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahHukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahsesukakita
 
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.Ricco Survival Yubaidi
 
Proses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-men
Proses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-menProses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-men
Proses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-menMiftah Arifin
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997guesta10a2a
 
15. PPT PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN.pptx
15. PPT PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN.pptx15. PPT PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN.pptx
15. PPT PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN.pptxdaniameida
 
Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bumi dan BangunanPajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bumi dan BangunanAbu Tholib
 
Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Ricco Survival Yubaidi
 
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumiJual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumiSumardi Arahbani
 

Similar to Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2) (20)

Jual Beli Hak Atas Tanah - Ricco S Yubaidi
Jual Beli Hak Atas Tanah - Ricco S YubaidiJual Beli Hak Atas Tanah - Ricco S Yubaidi
Jual Beli Hak Atas Tanah - Ricco S Yubaidi
 
Hk perumahan 4
Hk perumahan 4Hk perumahan 4
Hk perumahan 4
 
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.pptVIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
 
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.pptVIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
 
Hukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahHukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanah
 
Uu 21 1997
Uu 21 1997Uu 21 1997
Uu 21 1997
 
bphtb-new.pdf
bphtb-new.pdfbphtb-new.pdf
bphtb-new.pdf
 
Bab i
Bab i Bab i
Bab i
 
Bphtb present
Bphtb presentBphtb present
Bphtb present
 
UU 20 2000
UU 20 2000UU 20 2000
UU 20 2000
 
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
UU 21 1997
UU 21 1997UU 21 1997
UU 21 1997
 
Proses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-men
Proses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-menProses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-men
Proses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-men
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997
 
15. PPT PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN.pptx
15. PPT PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN.pptx15. PPT PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN.pptx
15. PPT PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN.pptx
 
Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bumi dan BangunanPajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan
 
Materi_BPHTB.pptx
Materi_BPHTB.pptxMateri_BPHTB.pptx
Materi_BPHTB.pptx
 
Resume bphtb
Resume bphtbResume bphtb
Resume bphtb
 
Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumiJual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
 

More from Leks&Co

Hukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta KerjaHukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
Hukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum PerumahanHukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum PerumahanLeks&Co
 
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak AdilFilsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak AdilLeks&Co
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusPenyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusLeks&Co
 
Legal Drafting
Legal DraftingLegal Drafting
Legal DraftingLeks&Co
 
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahSistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahLeks&Co
 
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by ForeignerUpdated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by ForeignerLeks&Co
 
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)Leks&Co
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunLeks&Co
 
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSSPerizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSSLeks&Co
 
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTISYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTILeks&Co
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunLeks&Co
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Leks&Co
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaLeks&Co
 
Mall lease agreement
Mall lease agreementMall lease agreement
Mall lease agreementLeks&Co
 
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan TerbatasPenyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan TerbatasLeks&Co
 
Presentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU PertanahanPresentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU PertanahanLeks&Co
 
The Ownership of House and Resident by Foreigner
The Ownership of House and Resident by ForeignerThe Ownership of House and Resident by Foreigner
The Ownership of House and Resident by ForeignerLeks&Co
 
Contract presentation day 1
Contract presentation day 1Contract presentation day 1
Contract presentation day 1Leks&Co
 

More from Leks&Co (20)

Hukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta KerjaHukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta Kerja
 
Hukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum PerumahanHukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum Perumahan
 
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak AdilFilsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
 
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusPenyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
 
Legal Drafting
Legal DraftingLegal Drafting
Legal Drafting
 
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahSistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
 
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by ForeignerUpdated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
 
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
 
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSSPerizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
 
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTISYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian Sengketa
 
Mall lease agreement
Mall lease agreementMall lease agreement
Mall lease agreement
 
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan TerbatasPenyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
 
Presentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU PertanahanPresentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
 
The Ownership of House and Resident by Foreigner
The Ownership of House and Resident by ForeignerThe Ownership of House and Resident by Foreigner
The Ownership of House and Resident by Foreigner
 
Contract presentation day 1
Contract presentation day 1Contract presentation day 1
Contract presentation day 1
 

Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)

  • 2. Jual Beli Tanah Sebelum UUPA Sesudah UUPA (Setelah 24 September 1960) Jual beli tanah menurut Hukum Tanah Positif Hukum Barat Hukum Adat Konsepsi Tata Cara Jual Beli Sahnya Jual Beli Tanah
  • 3. Sebelum UUPA Hukum Barat Hukum Adat Perjanjian Jual-Beli (Obligatoire Overeenkomst) Penyerahan secara Yuridis (Levering Yuridis)  Sepakat  Adanya prestasi  Adanya akta otentik Perbuatan hukum pemindahan hak (akta balik nama) Pendaftaran jual beli tanah yang bersangkutan (Registration of Deeds) Sifatnya Pembuktian : Surat Jual Beli tanah yang ditandatangan oleh pihak penjual dan pihak pembeli disaksikan oleh Kepala Desa Tunai Terang
  • 4. Sebelum UUPA : Jual Beli Tanah menurut Hukum Barat Jual beli merupakan perjanjian antara para pihak untuk memenuhi prestasi yang diperjanjikan (Pasal 1457 KUHPerdata) Jual beli terjadi sejak ada kata sepakat (Pasal 1458 KUHPerdata) Jual beli harus diikuti dengan perbuatan hukum pemindahan hak (levering juridische) dari penjual kepada pembeli, atau “balik nama” di kantor kadaster (Pasal 1459 KUHPerdata) Perjanjian Jual Beli
  • 5. Penyerahan secara Yuridis (Levering Yuridis) Akta eigendom/gerechtelijke acte tersebut di atas adalah bukti bahwa perbuatan hukum itu telah didaftarkan, yang aslinya disebut “minit” disimpan sebagai arsip pada Kantor Kadaster, sedangkan salinannya yang disebut “grosse” diberikan kepada pemegang haknya (Pasal 224 HIR) Perbuatan hukum pemindahan hak, dibuktikan dengan akta eigendom /gerechtelijke acte atau “akta balik nama” Pendaftaran jual beli tanah yang bersangkutan yaitu pendaftaran perbuatan hukumnya (registration of deeds)
  • 6. Jual Beli Tanah Menurut Hukum Adat Tunai • Pemindahan hak atas tanah dari penjual kepada pemilik terjadi serentak dan secara bersamaan dengan pembayaran harga dari pembeli kepada penjual Terang • Harus dilakukan di hadapan Kepala Adat atau Kepala Desa Jual beli tanah menurut Hukum Tanah Adat (jual lepas) adalah bersifat :
  • 7. Sebagai bukti telah terjadi jual beli dan selesai pemindahan hak tersebut, dibuatlah “Surat Jual Beli Tanah” yang ditandatangani oleh pihak penjual dan pihak pembeli dengan disaksikan oleh Kepala Desa. Fungsinya adalah untuk: 1. Menjamin kebenaran tentang : - status tanahnya - pemegang haknya - keabsahan bahwa telah dilaksanakan dengan hukum yang berlaku (terang) 2. Mewakili warga desa (unsur publisitas) Jual Beli Tanah Menurut Hukum Adat – Cont’d
  • 9. Sesudah UUPA Konsepsi Tata Cara Jual Beli Sahnya Jual Beli Tanah Jual Lepas Tunai Dibayar seluruhnya Dibayar sebagian  Dilakukan di hadapan PPAT  Dibuatkan akta jual beli  Pendaftaran jual beli pada kantor Pertanahan seksi pendaftaran tanah  Jual beli atau pemindahan hak bersifat tunai  Jual beli di depan PPAT bukan merupakan syarat sahnya jual beli, melainkan ditentukan oleh syarat materiil jual beli  Perbuatan jual beli dilakukan di hadapan PPAT hanya syarat untuk pendaftaran jual beli di Kantor Pertanahan seksi pendaftaran tanah
  • 10. KONSEPSI JUAL BELI TANAH MENURUT HUKUM TANAH POSITIF Menurut Hukum Tanah Positif adalah pemindahan hak atas tanah untuk selama- lamanya, yang dalam Hukum Adat dinamakan “jual lepas” dan bersifat “tunai”. Artinya, begitu terjadi jual beli, begitu pula pada saat bersamaan terjadilah pemindahan hak atas tanah dan pembayaran harga, sehingga sejak saat itu putus hubungan antara pemilik yang lama dengan tanahnya untuk selama-lamanya. Tunai Dibayar seluruhnya pada saat terjadi jual beli Baru dibayar sebagian (belum lunas semua)
  • 11. Tata Cara Jual Beli Jual beli harus dilakukan di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan hanya jual beli dengan akta yang dibuat oleh PPAT saja yang dapat dipakai untuk pendaftaran di Kantor Pertanahan Seksi Pendaftaran Tanah (Pasal 19 PP Nomor 10/1961 j.o PP No. 24/1997). Yang harus dibuatkan Akta PPAT (Pasal 37 PP No. 24/1997) Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum lain kecuali pemindahan hak melalui lelang
  • 12. Untuk membuat Akta Jual Beli tersebut, terlebih dahulu penjual harus menyerahkan surat-surat tanahnya kepada PPAT untuk diteliti dan dicek kebenarannya yang berkenaan dengan masalah status tanah, subjek hak, luas, letak, batas-batas, dan sebagainya. Tata Cara Jual Beli – Cont’d
  • 13. Siapakah PPAT ? Pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (Peraturan Pemerintah No.37 Tahun 1998)
  • 14. Akta berikut berkas-berkasnya dibawa ke Kantor Pertanahan Seksi Pendaftaran Tanah untuk dilakukan pendaftaran Penjual/wakilnya dan pembeli/wakilnya harus hadir di depan PPAT untuk menandatangani Akta Jual Beli dengan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi yang memenuhi syarat untuk bertindak sebagai saksi dalam perbuatan hukum (pasal 38 PP 24/1997).
  • 15. PPAT bersifat tertutup, karena memang ia harus menyimpan rahasia. Namun apabila sudah didaftarkan pada Kantor Pertanahan, maka dari pendaftaran itu selain memperkuat pembuktian karena perbuatan hukum itu dicatat dalam Buku Tanah dan Sertipikat Hak Tanah, juga memperluas pembuktian karena setiap orang atau siapa saja yang berkepentingan dan memerlukan keterangan tentang tanah tersebut dapat mengeceknya pada Kantor Pertanahan Seksi Pendaftaran Tanah dimana data-data tentang tanah tersebut disimpan dan sewaktu- waktu terbuka untuk umum.
  • 16. Sahnya Jual Beli Tanah Ditegaskan oleh PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 123/K/SIP/1970 bahwa : “Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961 berlaku khusus bagi pemindahan hak pada kadaster, sedangkan hakim menilai sah atau tidaknya suatu perbuatan hukum materiil yang merupakan jual beli (materiele handeling van verkoop) tidak hanya terikat pada Pasal 19 tersebut”
  • 17. Sahnya Jual Beli Tanah – Cont’d “Setiap perjanjian yang bermaksud memindahkan hak atas tanah, memberikan sesuatu hak baru atas tanah, menggadaikan tanah atau meminjam uang dengan hak atas tanah sebagai tanggungan, harus dibuktikan dengan suatu akte yang dibuat oleh dan dihadapan penjabat yang ditunjuk oleh Menteri Agraria (selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah ini disebut : penjabat). Akte tersebut bentuknya ditetapkan oleh Menteri Agraria.” Pasal 19 Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah
  • 18. Sahnya jual beli ditentukan oleh syarat materiil dari perbuatan jual beli yang bersangkutan, bukan oleh pasal 19 PP 10/1961 (sekarang PP No. 24 tahun 1997) Syarat Materiil Tanah hak yang bersangkutan tidak dalam sengketa Penjual berhak menjual tanah yang bersangkutan Tanah hak yang bersangkutan boleh diperjualbelikan menurut hukum Pembeli berhak membeli tanah yang bersangkutan Cont’d
  • 20. Pendaftaran Tanah Dasar Hukum :  Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah  PMNA/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No.24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
  • 21. Pendaftaran Tanah  Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus-menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar mengenai bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan Hak Milik atas satuan Rumah Susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya. Penyelenggara : BPN, Kepala Kantor Pertanahan, PPAT
  • 22. Obyek Pendaftaran Tanah (Pasal 9 PP No.24 Tahun 1997) • Bidang tanah yang memiliki Hak Milik, HGU, HGB, dan Hak Pakai • Tanah Hak Pengelolaan • Tanah Wakaf • Hak Milik atas satuan rumah susun • Hak Tanggungan • Tanah Negara Batasan pendaftaran tanah yang dilakukan terhadap tanah negara adalah tidak dengan menerbitkan sertifikat, melainkan hanya sebatas pada membuat catatan (membukukan) bidang tanah negara ke dalam Daftar Tanah
  • 23. Tujuan Pendaftaran Tanah www.lekslawyer.com a. Kepastian hukum mengenai orang/badan yang menjadi pemegang hak (subjek hak); kepastian mengenai lokasi, batas serta luas suatu bidang tanah hak (objek hak); dan kepastian hukum mengenai haknya b. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan c. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan
  • 24. Fungsi Pendaftaran Tanah • Sebagai syarat konstitutif lahirnya suatu hak/Hak Tanggungan • Untuk keperluan pembuktian, karena nama pemegang hak/Hak Tanggungan akan dicatat pada buku tanah dan sertifikat hak/Hak Tanggungan Dalam rangka permohonan hak dan pembebanan Hak Tanggungan • Untuk memperkuat pembuktian, karena pemindahan hak tersebut dicatat pada buku tanah dan sertifikat hak dan dicantumkan siapa pemegang sekarang • Untuk memperluas pembuktian, karena dengan pendaftaran, jual belinya dapat diketahui oleh umum atau siapa saja yang berkepentingan Dalam rangka jual beli tanah fungsi pendaftaran tanah
  • 25. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah • Pengumpulan dan pengolahan data fisik • Pembuktian hak dan pembukuannya • Penerbitan sertifikat • Penyajian data fisik dan data yuridis • Penyimpanan daftar umum dan dokumen • Pemindahan hak • Pemindahan hak karena lelang • Peralihan hak karena pewarisan • Peralihan hak karena penggabungan/peleburan perseroan/koperasi • Pembebanan hak
  • 26. Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali Pendaftaran tanah pertama kali adalah kegiatan yang dilakukan terhadap tanah-tanah yang belum didaftarkan menurut ketentuan PP 10/1961 dan PP 24/1997. Pendaftaran Tanah untuk pertama kali dapat dilakukan melalui : Pendaftaran Tanah Sistematik • Pendaftaran tanah yang dilakukan oleh pemerintah secara serentak meliputi wilayah satu atau sebagian dari wilayah desa/kelurahan Pendaftaran Tanah Sporadik • Pendaftaran tanah yang dilakukan berdasarkan inisiatif pemilik tanah secara perorangan atau secara bersama-sama (massal)
  • 27. Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah Adapun pemeliharaan data pendaftaran tanah menurut Peraturan Pemerintah No.24/1997 adalah meliputi : a. Pendaftaran Peralihan Hak : meliputi peralihan hak selain lelang misalnya jual beli, tukar-menukar, inbreng, hibah. Selain itu harus didaftarkan peralihan hak melalui lelang, pewarisan, karena penggabungan, peleburan perseroan terbatas atau koperasi. b. Pendaftaran atas Pembebanan Hak : meliputi pembebanan tanah Hak Milik dengan Hak Guna Bangunan, Hak Pakai serta pembebanan Hak Tanggungan.
  • 28. c. Pendaftaran Perubahan Data Pendaftaran lainnya, meliputi : 1. perpanjangan jangka waktu hak 2. pemecahan, pemisahan dan penggabungan bidang tanah 3. pembagian hak bersama 4. hapusnya hak atas tanah dan Hak Milik atas Satuan Rumah Susun 5. peralihan dan hapusnya Hak Tanggungan 6. perubahan data pendaftaran tanah berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan 7. perubahan nama pemegang hak Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah – Cont’d
  • 29. Sistem Pendaftaran Tanah di Indonesia SISTEM NEGATIF SISTEM POSITIF Dilihat dari proses pembuatan tanda bukti hak : Pejabat pelaksana bersikap pasif dan yang dicari adalah kebenaran formil: a. Instansi penyelenggara cukup menerima keterangan hak yang didaftar sebagaimana adanya, tanpa penelitian secara mendalam. b. Bilamana terjadi kesalahan dalam pencatatan, berdasarkan putusan hakim dapat diperbaiki oleh petugas penyelenggara pendaftaran tanah. Dengan demikian orang yang berhak tetap terlindung. (Kelebihan/kebaikan) Pejabat pelaksana bersikap aktif dan yang dicari adalah kebenaran materil: a. Instansi penyelenggara tidak cuma menerima begitu saja keterangan tentang hak maupun status tanah yang didaftar, tetapi akan menelitinya satu persatu secara cermat dan mendalam. b. Seandainya terjadi kekeliruan, walaupun ada keputusan hakim, keterangan dalam tanda bukti hak tetap tidak dapat diubah. Pihak yang dirugikan akan memperoleh ganti rugi dari Pemerintah sejumlah harga tanah yang diambil dari premi asuransi tanah tersebut karena Pemerintah yang bertanggung jawab atas kesalahan petugasnya. Dengan demikian orang yang tadinya berhak bisa menjadi tidak berhak. (Kekurangan)
  • 30. Sistem Pendaftaran Tanah di Indonesia Dilihat dari kekurangan pembuktian dan tanda bukti hak yang dihasilkan Hanya memberi perlindungan terhadap pemegang haknya saja (yang berhak) : a. Berlaku asas “nemo plus juris” bahwa orang yang tidak dapat bertindak melebihi kewenangan yang ada padanya, siapa yang namanya tercantum dalam tanda bukti hak tersebut maka dialah pemegang haknya. b. Orang lain boleh percaya, boleh tidak perca ya atas keterangan yang ada. Memberi perlindungan yang mutlak, baik terhadap pemegang haknya maupun terhadap pihak ketiga, karena keterangan yang tercantum dalam tanda bukti hak tidak dapat diubah. Hasil pendaftaran ini memberikan alat pembuktian yang mutlak sifatnya dan tidak dapat diganggu gugat.
  • 31. Sistem Publikasi Positif dan Sistem Publikasi Negatif a. Menggunakan sistem pendaftaran hak (Registration of Title) b. Menggunakan daftar umum yang mempunyai kekuatan bukti c. Perlindungan hukum diberikan kepada orang yang beritikad baik dalam memperoleh hak dan orang dianggap sebagai pemegang hak sah, meskipun orang yang mengalihkan hak ternyata bukan orang yang sebenarnya berhak a. Menggunakan sistem pendaftaran akta (Registration of Deeds) b. Menggunakan daftar umum yang tidak mempunyai kekuatan bukti c. Perlindungan hukum diberikan kepada pemegang hak yang sebenarnya, meskipun terdapat tindakan pelanggaran hukum oleh orang lain yang mengalihkan hak orang tersebut
  • 32. Sistem Publikasi Positif dan Sistem Publikasi Negatif – Cont’d Keuntungan Sistem Publikasi Positif a. Terjaminnya kepastian pemegang hak, yang terdaftar dalam daftar umum b. Pemegang hak, yang terdaftar dalam daftar umum tidak dapat diganggu gugat (mutlak, meskipun oleh pemegang hak yang sebenarnya) Kelemahan Sistem Publikasi Positif Pendaftaran suatu hak atas tanah atas nama seseorang yang tidak berhak dalam daftar umum, menghapus hak dari pemegang hak yang sebenarnya Sistem Publikasi Positif Diberikan kekuatan bukti mutlak yang berlaku terhadap semua orang pada “Sistem Torrens” di Australia
  • 33. Sistem Publikasi Positif dan Sistem Publikasi Negatif – Cont’d Keuntungan Sistem Publikasi Negatif Perlindungan hukum diberikan kepada pemegang hak yang sebenarnya, walaupun pemegang hak sebenarnya tersebut tidak terdaftar dalam daftar umum Kelemahan Sistem Publikasi Negatif - Pemerintah tidak menjamin kebenaran dari isi daftar umum yang diselenggarakan - Pemegang hak yang terdaftar dalam daftar umum tidak dilindungi haknya oleh negara, apabila pemilik tanah sebenarnya menuntut hak atas tanahnya Sistem Publikasi Negatif
  • 34. Sertifikat diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak yang bersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telah didaftar dalam buku tanah Sertifikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah hak yang bersangkutan. Penerbitan Sertifikat
  • 35. Suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata menguasainya Maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya sertifikat itu telah tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang sertifikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertifikat tersebut. (Pasal 32 ayat (2) PP No.24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah) Penerbitan Sertifikat – Cont’d
  • 36. Peralihan Hak atas Tanah di Indonesia
  • 38. JUAL BELI PPAT menggunakan formulir Akta Jual Beli Tanah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku Jual Beli tanah dilakukan dengan menandatangani Akta Jual Beli Tanah di hadapan PPAT
  • 39. Tukar Menukar PPAT menggunakan formulir Akta Tukar Menukar Tanah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku Tukar Menukar tanah dilakukan dengan menandatangani Akta Tukar Menukar Tanah di hadapan PPAT
  • 40. Penanaman Modal (UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas) Penyetoran modal saham dilakukan dalam bentuk uang atau dalam bentuk lainnya Penilaian setoran modal saham ditentukan berdasarkan nilai wajar yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar atau oleh ahli yang tidak terafiliasi dengan Perseroan Penyetoran saham dalam bentuk benda tidak bergerak harus diumumkan dalam satu surat kabar atau lebih (Jangka waktu 14 hari setelah akta pendirian ditandatangani)
  • 41. Hibah Tanah dan Bangunan HIBAH Persetujuan dengan mana seorang penghibah menyerahkan suatu barang dengan secara cuma-cuma, tanpa dapat menariknya kembali, untuk kepentingan seorang yang menerima penyerahan barang itu. (Pasal 1666 KUHPerdata)
  • 42. Pewarisan Surat tanda bukti sebagai ahli waris yang dapat berupa : • Wasiat dari pewaris • Putusan Pengadilan • Penetapan Hakim/Ketua Pengadilan - bagi warga negara Indonesia penduduk asli : surat keterangan ahli waris yang dibuat oleh para ahli waris dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi dan dikuatkan oleh Kepala Desa/Kelurahan dan Camat tempat tinggal pewaris pada waktu meninggal dunia - bagi warga negara Indonesia keturunan Tionghoa : Akta keterangan hak mewaris dari Notaris - bagi warga negara Indonesia keturunan Timur Asing lainnya : Surat Keterangan waris dari Balai Harta Peninggalan.
  • 43. Lelang Peralihan hak melalui pemindahan hak dengan lelang hanya dapat didaftar jika dibuktikan dengan kutipan risalah lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang. Jangka Waktu : Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum suatu bidang tanah atau satuan rumah susun dilelang baik dalam rangka lelang eksekusi maupun lelang non eksekusi, Kepala Kantor Lelang wajib meminta keterangan kepada Kantor Pertanahan mengenai bidang tanah atau satuan rumah susun yang akan dilelang.
  • 44. Kepala Kantor Lelang menolak melaksanakan lelang, apabila: Tanah yang sudah terdaftar/Satuan Milik Rumah Susun Tidak diserahkan sertifikat asli hak yang bersangkutan Sertifikat yang diserahkan tidak sesuai dengan daftar- daftar yang ada di Kantor Pertanahan Tanah Belum Terdaftar Tidak diserahkan surat bukti hak Tidak diserahkan surat keterangan yang menyatakan bahwa bidang tanah yang bersangkutan belum bersertifikat dari Kantor Pertanahan Perintah Pengadilan Negeri Untuk tidak melaksanakan lelang berhubung dengan sengketa mengenai tanah yang bersangkutan
  • 45. Berkas Pendaftaran peralihan hak yang diperoleh melalui lelang disampaikan kepada Kepala Kantor Pertanahan: a. Kutipan risalah lelang yang bersangkutan b. Sertifikat hak milik atas satuan rumah susun atau hak atas tanah yang dilelang jika bidang tanah yang bersangkutan sudah terdaftar c. Bukti identitas pembeli lelang dan Bukti pelunasan pembelian
  • 46. Penggabungan atau Peleburan Perseroan Peralihan hak atas tanah, hak pengelolaan, atau hak milik atas satuan rumah susun karena penggabungan atau peleburan perseroan atau koperasi yang tidak didahului dengan likuidasi perseroan atau koperasi yang bergabung atau melebur dapat didaftar berdasarkan akta yang membuktikan terjadinya penggabungan atau peleburan perseroan atau koperasi yang bersangkutan setelah penggabungan atau peleburan tersebut disahkan oleh Pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 47. Penolakan PPAT dan Kepala Kantor Pertanahan
  • 48. PPAT menolak untuk membuat akta, jika: • Bidang tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas satuan rumah susun tidak disampaikan sertifikat asli hak yang bersangkutan atau sertifikat yang diserahkan tidak sesuai dengan daftar-daftar yang ada di Kantor Pertanahan • Bidang tanah yang belum terdaftar, kepadanya tidak disampaikan surat bukti dan surat keterangan • Salah satu atau para pihak yang akan melakukan perbuatan hukum yang bersangkutan atau salah satu saksi tidak berhak atau tidak memenuhi syarat untuk bertindak demikian • Tidak dipenuhi syarat lain atau dilanggar larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang bersangkutan.
  • 49. PPAT Menolak - Cont’d • Untuk perbuatan hukum yang akan dilakukan belum diperoleh izin Pejabat atau instansi yang berwenang, apabila izin tersebut diperlukan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku • Obyek perbuatan hukum yang bersangkutan sedang dalam sengketa mengenai data fisik dan atau data yuridisnya • Salah satu pihak atau para pihak bertindak atas dasar suatu surat kuasa mutlak yang pada hakikatnya berisikan perbuatan hukum pemindahan hak sebagaimana tercantum dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri No.14 Tahun 1982 : “Melarang Pejabat-pejabat Agraria untuk melayani penyelesaian status hak atas tanah yang menggunakan Surat Kuasa Mutlak sebagai bahan pembuktian pemindahan hak atas tanah”
  • 50. Kepala Kantor Pertanahan menolak untuk melakukan pendaftaran peralihan atau pembebanan hak, jika salah satu syarat di bawah ini tidak dipenuhi : • Sertifikat atau surat keterangan tentang keadaan hak atas tanah tidak sesuai lagi dengan daftar-daftar yang ada pada Kantor Pertanahan • Perbuatan hukum yang tidak dibuktikan dengan akta PPAT atau kutipan risalah lelang kecuali dalam keadaan tertentu • Dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran peralihan atau pembebasan hak yang bersangkutan tidak lengkap • Tidak dipenuhi syarat lain yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang bersangkutan
  • 51. Kepala Kantor Pertanahan menolak untuk melakukan pendaftaran peralihan atau pembebanan hak - Cont’d • Tanah yang bersangkutan merupakan obyek sengketa di Pengadilan • Perbuatan hukum yang dibuktikan dengan akta PPAT batal atau dibatalkan oleh putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap • Perbuatan hukum dibatalkan oleh para pihak sebelum didaftar oleh Kantor Pertanahan
  • 53. Tanah sebagai Jaminan Kredit Hak atas tanah yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai nilai ekonomis serta dapat dialihkan adalah hak atas tanah. Untuk menjamin pelunasan dari debitur maka hak atas tanah tersebut yang dijadikan jaminannya.
  • 54. Maksud dan Tujuan Jaminan Kredit  Menghindari terjadinya wanprestasi oleh pihak debitur (penerima kredit)  Menghindari resiko rugi yang akan dialami oleh pihak kreditur (pemberi kredit)  Kegunaan dari barang/benda jaminan kredit : a. Memberikan hak dan kekuasaan kepada kreditur (umumnya pihak Bank) untuk mendapatkan pelunasan dengan benda jaminan bilamana debitur melakukan wanprestasi atau cidera janji, yaitu tidak membayar kembali utangnya pada waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kredit b. Memberi dorongan kepada debitur agar secara sungguh-sungguh menjalankan usahanya dan memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian kredit
  • 55. Hak jaminan atas tanah yang diatur dalam UUPA dan perubahan-perubahannya akibat berlakunya UU No.4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda- benda Yang Berkaitan Dengan Tanah Hak jaminan atas tanah dalam Hukum Tanah Nasional kita adalah Hak Tanggungan, menggantikan Hypotheek dan Credietverband sebagai lembaga-lembaga hak jaminan atas tanah yang lama Dengan diundangkan dan disahkannya Undang-undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah pada tanggal 9 April 1996, maka Hak Tanggungan menjadi satu- satunya lembaga hak jaminan atas tanah
  • 56. Hak Tanggungan Hak Tanggungan Hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana yang dimaksud dalam UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberi kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor- kreditor lain.
  • 57. Ciri-ciri Hak Tanggungan a. Memberi kedudukan yang diutamakan kepada kreditornya (“droit de preference”) b. Selalu mengikuti objek yang dijaminkan di tangan siapapun objek itu berada (“droit de suite”); c. Memenuhi asas spesialitas dan asas publisitas, sehingga dapat mengikat pihak ketiga dan memberikan kepastian hukum pada pihak-pihak yang berkepentingan d. Mudah dan pasti pelaksanaannya eksekusi.
  • 58. Sifat Hak Tanggungan Tidak dapat dibagi- bagi (Pelunasan sebagian utang yang dijamin tidak membebaskan sebagian objek dari beban) Hak Tanggungan merupakan ikutan (accessoir) pada perjanjian Pokok (perjanjian yang menimbulkan hubungan hukum utang piutang)
  • 59. Subyek Hak Tanggungan Pemberi Hak Tanggungan • Orang atau badan hukum yang mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap objek Hak Tanggungan yang bersangkutan Pemegang Hak Tanggungan • Orang atau badan hukum yang berkedudukan sebagai pihak yang berpiutang
  • 60. Obyek Hak Tanggungan Syarat : a. Mempunyai nilai ekonomis b. Dapat dipindahtangankan c. Terdaftar dalam daftar umum d. Ditunjuk oleh Undang-undang - Yang ditunjuk oleh Undang-undang Pokok Agraria - Yang ditunjuk oleh Undang-undang Hak Tanggungan - Yang ditunjuk oleh Undang-undang Rumah Susun
  • 61. Prosedur Pembebanan Hak Tanggungan a. Tahap Pemberian Hak Tanggungan Dengan dibuatkannya Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) (Pasal 10 ayat 2 UUHT jo Pasal 19 PP 10/1961) yang didahului dengan perjanjian pokoknya, yaitu perjanjian utang piutang (perjanjian kredit). Dalam rangka memenuhi asas spesialitas, menurut Pasal 11 ayat 1 UUHT, di dalam APHT wajib dicantumkan : Nama dan identitas pemberi dan pemegang Hak Tanggungan Domisili pihak-pihak yang bersangkutan Penunjukkan secara jelas utang atau utang-utang yang dijamin Nilai tanggungan Uraian yang jelas tentang objek Hak Tanggungan
  • 62. Prosedur Pembebanan Hak Tanggungan - Cont’d b. Tahap Pendaftaran Hak Tanggungan (Pasal 13 UUHT) Pendaftaran Hak Tanggungan dilakukan oleh Kantor Pendaftaran Tanah dengan cara : Membuat Buku Tanah Hak Tanggungan Mencatat dalam buku tanah hak atas tanah yang menjadi objek Menyalin catatan tersebut pada Sertifikat Hak Tanggungan
  • 63. Peralihan Hak Tanggungan Beralihnya Hak Tanggungan baru berlaku pada pihak ketiga pada hari dan tanggal didaftarkannya peralihan yang bersangkutan oleh Kantor Pertanahan. Pendaftaran dilakukan dengan membubuhkan catatan pada Buku Tanah Hak Tanggungan dan Buku Tanah hak atas tanah yang dijadikan jaminan. Catatan tersebut disalin pada Sertifikat Hak Tanggungan dan sertipikat hak atas tanah yang bersangkutan.
  • 64. Hapusnya Hak Tanggungan Menurut ketentuan Pasal 18 UUHT, Hak Tanggungan dapat hapus karena : Hapusnya hutang yang dijamin dengan Hak Tanggungan Dilepaskannya Hak Tanggungan oleh pemegang Hak Tanggungan Pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh Ketua Pengadilan Negeri Hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan
  • 65. Roya atau Pencoretan Hak Tanggungan Hapusnya Hak Tanggungan membawa akibat administratif, yaitu menghapus beban Hak Tanggungan pada buku tanah dan sertifikat hak atas tanah yang menjadi objek Hak Tanggungan oleh Kantor Pertanahan setempat berdasarkan surat pernyataan tertulis mengenai dilepaskannya Hak Tanggungan dari pemegang Hak Tanggungan kepada pemberi Hak Tanggungan sehubungan dengan pelunasan utangnya oleh debitor pemberi Hak Tanggungan. Buku Tanah dan Sertifikat Hak Tanggungan ditarik dan dinyatakan tidak berlaku lagi oleh Kantor Pertanahan.

Editor's Notes

  1. w
  2. w
  3. w
  4. w
  5. w
  6. w
  7. w
  8. w
  9. w
  10. w
  11. w
  12. w
  13. w
  14. w
  15. w