SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
HUKUM PIDANA KHUSUS
TINDAK PIDANA PSIKOTROPIKA DAN
NARKOTIKA
IDIK SAEFUL BAHRI, M.H.
Legal Standing
o UU No. 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika
o UU No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika (mencabut UU No. 22 Tahun
1997)
Pertanyaan Mendasar
o Apakah UU No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika hanya menggantikan UU No.
22 Tahun 1997 tentang Narkotika atau
beserta UU No. 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika?
Jawaban
o Kita dapat merujuk pada
ketentuan Pasal 153 UU 35/2009 yang
menyebutkan bahwa:
o Dengan berlakunya Undang-Undang ini:
o Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997
tentang Narkotika (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor
67, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3698); dan
Jawaban
o Lampiran mengenai jenis Psikotropika
Golongan I dan Golongan II
sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1997 tentang Psikotropika
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3671) yang telah dipindahkan
menjadi Narkotika Golongan I menurut
Undang-Undang ini, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Jawaban
o Berdasarkan ketentuan Pasal 153 UU
35/2009 tersebut, dapat diketahui
bahwa UU 35/2009 mencabut UU
22/1997, dan tidak mencabut UU 5/1997.
Akan tetapi, Lampiran UU 5/1997
mengenai jenis Psikotropika Golongan I
dan Golongan II telah dicabut, karena
telah ditetapkan sebagai Narkotika
Golongan I dalam UU 35/2009.
Jawaban
o Di dalam penjelasan umum UU 5/1997
disebutkan bahwa psikotropika terbagi
menjadi 4 golongan. Dengan
berlakunya UU 35/2009, UU 5/1997
beserta Lampirannya masih berlaku,
kecuali Lampiran mengenai jenis
Psikotropika Golongan I dan Golongan
II.
Narkotika Golongan I
o Golongan narkotika ini hanya dapat
digunakan untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi
sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan.
o Contoh: Heroin, Kokain, Daun Kokain,
Opium, Ganja, Jicing, Katinon,
MDMDA/Ekstasi, dan lebih dari 65
macam jenis lainnya.
Narkotika Golongan II
o Golongan narkotika ini berkhasiat
untuk pengobatan, namun digunakan
sebagai pilihan terakhir. Selain itu,
dapat digunakan untuk terapi dan/atau
untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan. Mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan.
o Contoh: Morfin, Petidin, Fentanil,
Metadon.
o
Narkotika Golongan III
o Golongan narkotika ini berkhasiat
untuk pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan,
serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
o Contoh: Kodein, Buprenorfin,
Etilmorfina, Nikokodina, Polkodina,
Propiram, dan ada tiga belas macam
termasuk beberapa campuran lainnya.
Definisi Psikotropika
o Psikotropika adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku.
Tujuan UU Psikotropika
o Tujuan pengaturan di bidang
psikotropika adalah :
a. menjamin ketersediaan psikotropika
guna kepentingan pelayanan kesehatan
dan ilmu pengetahuan;
b. mencegah terjadinya
penyalahgunaan psikotropika;
c. memberantas peredaran gelap
psikotropika.
Kebolehan Psikotropika
o Psikotropika hanya dapat digunakan
untuk kepentingan pelayanan
kesehatan dan/atau ilmu
pengetahuan.
Peredaran Psikotropika
o Peredaran psikotropika terdiri dari
penyaluran dan penyerahan.
o Psikotropika yang berupa obat hanya
dapat diedarkan setelah terdaftar pada
departemen yang
bertanggung jawab di bidang
kesehatan.
Psikotropika untuk Rehab
o Pengguna psikotropika hanya dapat
memiliki, menyimpan, dan/ atau
membawa psikotropika untuk
digunakan dalam rangka pengobatan
dan/atau perawatan.
o Rehabilitasi bagi pengguna
psikotropika yang menderita sindroma
ketergantungan dilaksanakan pada
fasilitas rehabilitasi yang di-
selenggarakan oleh Pemerintah
dan/atau masyarakat.
Kewenangan Penyidikan
o a. melakukan teknik penyidikan
penyerahan yang diawasi dan teknik
pemb elian terselubung;
o b. membuka atau memeriksa setiap
barang kiriman melalui pos atau alat-
alat perhubungan lainnya yang
diduga mempunyai hubungan dengan
perkara yang menyangkut psikotropika
yang sedang dalam
penyidikan;
Kewenangan Penyidikan
o c. menyadap pembicaraan melalui
telepon dan/atau alat telekomunikasi
elektronika lainnya yang dilakukan
oleh orang yang dicurigai atau diduga
keras membicarakan masalah yang
berhubungan dengan tindak
pidana psikotropika. Jangka waktu
penyadapan berlangsung untuk paling
lama 30 (tiga puluh) hari.
Kewenangan Penyidikan
o d. melakukan pemeriksaan atas
kebenaran laporan serta kete-rangan
tentang tindak pidana di bidang
psikotropika;
o e. melakukan pemeriksaan terhadap
orang yang diduga melaku-kan tindak
pidana di bidang
psikotropika;
o f. meminta keterangan dan bahan bukti
dari orang atau badan hukum
sehubungan dengan tindak
pidana di bidang psikotro-pika;
Kewenangan Penyidikan
o g. melakukan pemeriksaan atau
penyitaan bahan atau barang bukti
dalam perkara tindak pidana di
bidang psikotropika;
o h. melakukan penyimpanan dan
pengamanan terhadap barang bukti
yang disita dalam perkara tindak
pidana di bidang psikotropika;
o i. melakukan pemeriksaan atas surat
dan/atau dokumen lain tentang tindak
pidana di bidang
psikotropika;
Kewenangan Penyidikan
o j. membuka atau memeriksa setiap barang
kiriman melalui pos atau alat-alat
perhubungan lainnya yang diduga mempunyai
hubungan dengan perkara yang menyangkut
psikotropika yang sedang
dalam penyidikan;
o k. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka
pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana
di bidang psikotropika;
o l. menetapkan saat dimulainya dan
dihentikannya penyidikan.
Ketentuan Pidana
o Menggunakan, memproduksi dan/atau
menggunakan, mengedarkan, mengimpor,
secara tanpa hak memiliki, menyimpan
dan/atau membawa psikotropika golongan I,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat
4 (empat) tahun, paling lama 15 (lima belas)
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.
150.000.000,00 (seratus lima puluh juta
rupiah), dan paling banyak Rp.750.000.000,00
(tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
Ketentuan Pidana
o Jika tindak pidana dilakukan secara
terorganisasi dipidana dengan
pidana mati atau pidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara
selama 20 (dua puluh) tahun dan
pidana denda sebesar Rp.
750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh
juta rupiah).
Ketentuan Pidana
o Jika tindak pidana dalam pasal ini
dilakukan oleh korporasi, maka di
samping dipidananya pelaku tindak
pidana, kepada korporasi dikenakan
pidana denda sebesar Rp.
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
o PERTEMUAN 12
Definisi Narkotika
o Narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan-
golongan sebagaimana terlampir dalam
Undang-Undang Narkotika.
Prekursor Narkotika
o Prekursor Narkotika adalah zat atau
bahan pemula atau bahan kimia yang
dapat digunakan dalam pembuatan
Narkotika yang dibedakan dalam tabel
sebagaimana terlampir dalam Undang-
Undang Narkotika.
Tujuan UU Narkotika
o Undang-Undang tentang Narkotika
bertujuan:
o a. menjamin ketersediaan Narkotika
untuk kepentingan pelayanan
kesehatan dan/atau pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi;
o b. mencegah, melindungi, dan
menyelamatkan bangsa Indonesia dari
penyalahgunaan Narkotika;
Tujuan UU Narkotika
o c. memberantas peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika; dan
o d. menjamin pengaturan upaya
rehabilitasi medis dan sosial bagi
Penyalah Guna dan pecandu Narkotika.
Kebolehan Narkotika
o Narkotika hanya dapat digunakan untuk
kepentingan pelayanan kesehatan
dan/atau pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Rehabilitasi
o Pecandu Narkotika dan korban
penyalahgunaan Narkotika wajib
menjalani rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial.
Ketentuan Pidana
o Setiap orang yang tanpa hak atau melawan
hukum menanam, memelihara, memiliki,
menyimpan, menguasai, atau menyediakan
Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat
4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas)
tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah)
dan paling banyak Rp8.000.000.000,00
(delapan miliar rupiah).
Ketentuan Pidana
o Dalam hal perbuatan menanam, memelihara,
memiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan Narkotika Golongan I dalam
bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu)
kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon,
pelaku dipidana dengan pidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan pidana denda maksimum
sebagaimana di slide sebelumnya ditambah
1/3 (sepertiga).
Ketentuan Pidana
o Setiap orang yang tanpa hak atau melawan
hukum menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menerima, menjadi perantara dalam
jual beli, menukar, atau menyerahkan
Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama
20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
dan paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).
Ketentuan Pidana
o Orang tua atau wali dari pecandu yang
belum cukup umur, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) yang
sengaja tidak melapor, dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 6 (enam)
bulan atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Pasal 55 (1)
o Orang tua atau wali dari Pecandu
Narkotika yang belum cukup umur
wajib melaporkan kepada pusat
kesehatan masyarakat, rumah sakit,
dan/atau lembaga rehabilitasi medis
dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk
oleh Pemerintah untuk mendapatkan
pengobatan dan/atau perawatan melalui
rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial.
Rehabilitasi Tidak Dipidana
o Pecandu Narkotika yang belum cukup
umur dan telah dilaporkan oleh orang
tua atau walinya tidak dituntut pidana.
Rehabilitas Tidak Dipidana
o Pecandu Narkotika yang telah cukup
umur yang sedang menjalani
rehabilitasi medis 2 (dua) kali masa
perawatan dokter di rumah sakit
dan/atau lembaga rehabilitasi medis
yang ditunjuk oleh pemerintah tidak
dituntut pidana.
Dilakukan Korporasi
o Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh
korporasi, selain pidana penjara dan
denda terhadap pengurusnya, pidana
yang dapat dijatuhkan terhadap
korporasi berupa pidana denda dengan
pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana
denda sebagaimana dimaksud dalam
Pasal-Pasal yang dimaksud.
Dilakukan Korporasi
o Selain pidana denda, korporasi dapat
dijatuhi pidana tambahan berupa:
o a. pencabutan izin usaha; dan/atau
o b. pencabutan status badan hukum.

More Related Content

What's hot

Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Perbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak PidanaPerbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak Pidanaalsalcunsoed
 
Sumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaSumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaRoy Pangkey
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Idik Saeful Bahri
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalEvirna Evirna
 
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhapPerbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhapElanda Harviyata
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi NegaraMuslimin B. Putra
 
Bab 12 kambuhan ( recidive )
Bab 12   kambuhan ( recidive )Bab 12   kambuhan ( recidive )
Bab 12 kambuhan ( recidive )Nuelimmanuel22
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 
Mata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamMata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamsesukakita
 

What's hot (20)

Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
 
Perbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak PidanaPerbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak Pidana
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Sumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaSumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesia
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
 
Perancangan kontrak
Perancangan kontrakPerancangan kontrak
Perancangan kontrak
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
Hukum Pidana
Hukum PidanaHukum Pidana
Hukum Pidana
 
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhapPerbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
 
Bab 12 kambuhan ( recidive )
Bab 12   kambuhan ( recidive )Bab 12   kambuhan ( recidive )
Bab 12 kambuhan ( recidive )
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
aliran kriminologi
aliran kriminologialiran kriminologi
aliran kriminologi
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Mata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamMata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan ham
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
 

Similar to HUKUM PIDANA NARKOTIKA

MATERI SOSIALISASI NARKOBA.ppt
MATERI SOSIALISASI NARKOBA.pptMATERI SOSIALISASI NARKOBA.ppt
MATERI SOSIALISASI NARKOBA.pptRidoSeptiZazg
 
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdanaMakalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdanaMuhammadAnanda111000
 
Penyuluhan Narkoba.pptx
Penyuluhan Narkoba.pptxPenyuluhan Narkoba.pptx
Penyuluhan Narkoba.pptxzikidamila
 
PAPARAN PERAN SERTA MASYARAKAT ANTI NARKOBA.pptx
PAPARAN PERAN SERTA MASYARAKAT ANTI NARKOBA.pptxPAPARAN PERAN SERTA MASYARAKAT ANTI NARKOBA.pptx
PAPARAN PERAN SERTA MASYARAKAT ANTI NARKOBA.pptxresnarkoba trenggalek
 
Hukum Anti Napza.pptx
Hukum Anti Napza.pptxHukum Anti Napza.pptx
Hukum Anti Napza.pptxRiskiAnanda29
 
UU No.5 th 1997 ttg Psikotropika
UU No.5 th 1997 ttg PsikotropikaUU No.5 th 1997 ttg Psikotropika
UU No.5 th 1997 ttg PsikotropikaSei Enim
 
UNDANG-UNDANG NO.5 TAHUN 1997 psikotropika
UNDANG-UNDANG NO.5 TAHUN 1997 psikotropikaUNDANG-UNDANG NO.5 TAHUN 1997 psikotropika
UNDANG-UNDANG NO.5 TAHUN 1997 psikotropikaMuhammad Sirajuddin
 
ppt narkoba.pptx
ppt narkoba.pptxppt narkoba.pptx
ppt narkoba.pptxcutnurakmal
 
NAPZA PJOK. narkotika psikotropi dan zat adiktif
NAPZA PJOK. narkotika psikotropi dan zat adiktifNAPZA PJOK. narkotika psikotropi dan zat adiktif
NAPZA PJOK. narkotika psikotropi dan zat adiktifChikaAngeline
 
Narkotika psikotropika dlm aspek perundangan-undangan MIK.pptx
Narkotika psikotropika dlm aspek perundangan-undangan MIK.pptxNarkotika psikotropika dlm aspek perundangan-undangan MIK.pptx
Narkotika psikotropika dlm aspek perundangan-undangan MIK.pptxelizarman
 
Uu 35 thn2009 narkotika
Uu 35 thn2009 narkotikaUu 35 thn2009 narkotika
Uu 35 thn2009 narkotikaSei Enim
 
UU nomor-35-tahun-2009-tentang-narkotika-ok
UU nomor-35-tahun-2009-tentang-narkotika-okUU nomor-35-tahun-2009-tentang-narkotika-ok
UU nomor-35-tahun-2009-tentang-narkotika-okDONALD VERNANDO RARUNG
 
1. uu nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika
1. uu nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika1. uu nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika
1. uu nomor 35 tahun 2009 tentang narkotikaIr. Zakaria, M.M
 
Makalah narkoba2
Makalah narkoba2Makalah narkoba2
Makalah narkoba2Warnet Raha
 

Similar to HUKUM PIDANA NARKOTIKA (20)

MATERI SOSIALISASI NARKOBA.ppt
MATERI SOSIALISASI NARKOBA.pptMATERI SOSIALISASI NARKOBA.ppt
MATERI SOSIALISASI NARKOBA.ppt
 
Pengertian narkoba
Pengertian narkobaPengertian narkoba
Pengertian narkoba
 
Pengertian narkoba
Pengertian narkobaPengertian narkoba
Pengertian narkoba
 
Pengertian narkoba
Pengertian narkobaPengertian narkoba
Pengertian narkoba
 
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdanaMakalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
 
Penyuluhan Narkoba.pptx
Penyuluhan Narkoba.pptxPenyuluhan Narkoba.pptx
Penyuluhan Narkoba.pptx
 
PAPARAN PERAN SERTA MASYARAKAT ANTI NARKOBA.pptx
PAPARAN PERAN SERTA MASYARAKAT ANTI NARKOBA.pptxPAPARAN PERAN SERTA MASYARAKAT ANTI NARKOBA.pptx
PAPARAN PERAN SERTA MASYARAKAT ANTI NARKOBA.pptx
 
Hukum Anti Napza.pptx
Hukum Anti Napza.pptxHukum Anti Napza.pptx
Hukum Anti Napza.pptx
 
BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA
BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBABAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA
BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA
 
UU No.5 th 1997 ttg Psikotropika
UU No.5 th 1997 ttg PsikotropikaUU No.5 th 1997 ttg Psikotropika
UU No.5 th 1997 ttg Psikotropika
 
UNDANG-UNDANG NO.5 TAHUN 1997 psikotropika
UNDANG-UNDANG NO.5 TAHUN 1997 psikotropikaUNDANG-UNDANG NO.5 TAHUN 1997 psikotropika
UNDANG-UNDANG NO.5 TAHUN 1997 psikotropika
 
Narkob hukum
Narkob hukumNarkob hukum
Narkob hukum
 
ppt narkoba.pptx
ppt narkoba.pptxppt narkoba.pptx
ppt narkoba.pptx
 
NAPZA PJOK. narkotika psikotropi dan zat adiktif
NAPZA PJOK. narkotika psikotropi dan zat adiktifNAPZA PJOK. narkotika psikotropi dan zat adiktif
NAPZA PJOK. narkotika psikotropi dan zat adiktif
 
Narkotika psikotropika dlm aspek perundangan-undangan MIK.pptx
Narkotika psikotropika dlm aspek perundangan-undangan MIK.pptxNarkotika psikotropika dlm aspek perundangan-undangan MIK.pptx
Narkotika psikotropika dlm aspek perundangan-undangan MIK.pptx
 
Uu 35 thn2009 narkotika
Uu 35 thn2009 narkotikaUu 35 thn2009 narkotika
Uu 35 thn2009 narkotika
 
UU nomor-35-tahun-2009-tentang-narkotika-ok
UU nomor-35-tahun-2009-tentang-narkotika-okUU nomor-35-tahun-2009-tentang-narkotika-ok
UU nomor-35-tahun-2009-tentang-narkotika-ok
 
1. uu nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika
1. uu nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika1. uu nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika
1. uu nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika
 
Makalah narkoba2
Makalah narkoba2Makalah narkoba2
Makalah narkoba2
 
Psikotropika
PsikotropikaPsikotropika
Psikotropika
 

More from Idik Saeful Bahri

Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 

More from Idik Saeful Bahri (20)

Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
 
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
 

HUKUM PIDANA NARKOTIKA

  • 1. HUKUM PIDANA KHUSUS TINDAK PIDANA PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA IDIK SAEFUL BAHRI, M.H.
  • 2. Legal Standing o UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika o UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (mencabut UU No. 22 Tahun 1997)
  • 3. Pertanyaan Mendasar o Apakah UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika hanya menggantikan UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika atau beserta UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika?
  • 4. Jawaban o Kita dapat merujuk pada ketentuan Pasal 153 UU 35/2009 yang menyebutkan bahwa: o Dengan berlakunya Undang-Undang ini: o Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3698); dan
  • 5. Jawaban o Lampiran mengenai jenis Psikotropika Golongan I dan Golongan II sebagaimana tercantum dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671) yang telah dipindahkan menjadi Narkotika Golongan I menurut Undang-Undang ini, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
  • 6. Jawaban o Berdasarkan ketentuan Pasal 153 UU 35/2009 tersebut, dapat diketahui bahwa UU 35/2009 mencabut UU 22/1997, dan tidak mencabut UU 5/1997. Akan tetapi, Lampiran UU 5/1997 mengenai jenis Psikotropika Golongan I dan Golongan II telah dicabut, karena telah ditetapkan sebagai Narkotika Golongan I dalam UU 35/2009.
  • 7. Jawaban o Di dalam penjelasan umum UU 5/1997 disebutkan bahwa psikotropika terbagi menjadi 4 golongan. Dengan berlakunya UU 35/2009, UU 5/1997 beserta Lampirannya masih berlaku, kecuali Lampiran mengenai jenis Psikotropika Golongan I dan Golongan II.
  • 8. Narkotika Golongan I o Golongan narkotika ini hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. o Contoh: Heroin, Kokain, Daun Kokain, Opium, Ganja, Jicing, Katinon, MDMDA/Ekstasi, dan lebih dari 65 macam jenis lainnya.
  • 9. Narkotika Golongan II o Golongan narkotika ini berkhasiat untuk pengobatan, namun digunakan sebagai pilihan terakhir. Selain itu, dapat digunakan untuk terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan. Mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. o Contoh: Morfin, Petidin, Fentanil, Metadon. o
  • 10. Narkotika Golongan III o Golongan narkotika ini berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. o Contoh: Kodein, Buprenorfin, Etilmorfina, Nikokodina, Polkodina, Propiram, dan ada tiga belas macam termasuk beberapa campuran lainnya.
  • 11. Definisi Psikotropika o Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
  • 12. Tujuan UU Psikotropika o Tujuan pengaturan di bidang psikotropika adalah : a. menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan; b. mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika; c. memberantas peredaran gelap psikotropika.
  • 13. Kebolehan Psikotropika o Psikotropika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau ilmu pengetahuan.
  • 14. Peredaran Psikotropika o Peredaran psikotropika terdiri dari penyaluran dan penyerahan. o Psikotropika yang berupa obat hanya dapat diedarkan setelah terdaftar pada departemen yang bertanggung jawab di bidang kesehatan.
  • 15. Psikotropika untuk Rehab o Pengguna psikotropika hanya dapat memiliki, menyimpan, dan/ atau membawa psikotropika untuk digunakan dalam rangka pengobatan dan/atau perawatan. o Rehabilitasi bagi pengguna psikotropika yang menderita sindroma ketergantungan dilaksanakan pada fasilitas rehabilitasi yang di- selenggarakan oleh Pemerintah dan/atau masyarakat.
  • 16. Kewenangan Penyidikan o a. melakukan teknik penyidikan penyerahan yang diawasi dan teknik pemb elian terselubung; o b. membuka atau memeriksa setiap barang kiriman melalui pos atau alat- alat perhubungan lainnya yang diduga mempunyai hubungan dengan perkara yang menyangkut psikotropika yang sedang dalam penyidikan;
  • 17. Kewenangan Penyidikan o c. menyadap pembicaraan melalui telepon dan/atau alat telekomunikasi elektronika lainnya yang dilakukan oleh orang yang dicurigai atau diduga keras membicarakan masalah yang berhubungan dengan tindak pidana psikotropika. Jangka waktu penyadapan berlangsung untuk paling lama 30 (tiga puluh) hari.
  • 18. Kewenangan Penyidikan o d. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta kete-rangan tentang tindak pidana di bidang psikotropika; o e. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melaku-kan tindak pidana di bidang psikotropika; o f. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum sehubungan dengan tindak pidana di bidang psikotro-pika;
  • 19. Kewenangan Penyidikan o g. melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti dalam perkara tindak pidana di bidang psikotropika; o h. melakukan penyimpanan dan pengamanan terhadap barang bukti yang disita dalam perkara tindak pidana di bidang psikotropika; o i. melakukan pemeriksaan atas surat dan/atau dokumen lain tentang tindak pidana di bidang psikotropika;
  • 20. Kewenangan Penyidikan o j. membuka atau memeriksa setiap barang kiriman melalui pos atau alat-alat perhubungan lainnya yang diduga mempunyai hubungan dengan perkara yang menyangkut psikotropika yang sedang dalam penyidikan; o k. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang psikotropika; o l. menetapkan saat dimulainya dan dihentikannya penyidikan.
  • 21. Ketentuan Pidana o Menggunakan, memproduksi dan/atau menggunakan, mengedarkan, mengimpor, secara tanpa hak memiliki, menyimpan dan/atau membawa psikotropika golongan I, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun, paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah), dan paling banyak Rp.750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
  • 22. Ketentuan Pidana o Jika tindak pidana dilakukan secara terorganisasi dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda sebesar Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
  • 23. Ketentuan Pidana o Jika tindak pidana dalam pasal ini dilakukan oleh korporasi, maka di samping dipidananya pelaku tindak pidana, kepada korporasi dikenakan pidana denda sebesar Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
  • 25. Definisi Narkotika o Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan- golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang Narkotika.
  • 26. Prekursor Narkotika o Prekursor Narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika yang dibedakan dalam tabel sebagaimana terlampir dalam Undang- Undang Narkotika.
  • 27. Tujuan UU Narkotika o Undang-Undang tentang Narkotika bertujuan: o a. menjamin ketersediaan Narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; o b. mencegah, melindungi, dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari penyalahgunaan Narkotika;
  • 28. Tujuan UU Narkotika o c. memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; dan o d. menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi Penyalah Guna dan pecandu Narkotika.
  • 29. Kebolehan Narkotika o Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • 30. Rehabilitasi o Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
  • 31. Ketentuan Pidana o Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
  • 32. Ketentuan Pidana o Dalam hal perbuatan menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon, pelaku dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana di slide sebelumnya ditambah 1/3 (sepertiga).
  • 33. Ketentuan Pidana o Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
  • 34. Ketentuan Pidana o Orang tua atau wali dari pecandu yang belum cukup umur, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) yang sengaja tidak melapor, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
  • 35. Pasal 55 (1) o Orang tua atau wali dari Pecandu Narkotika yang belum cukup umur wajib melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
  • 36. Rehabilitasi Tidak Dipidana o Pecandu Narkotika yang belum cukup umur dan telah dilaporkan oleh orang tua atau walinya tidak dituntut pidana.
  • 37. Rehabilitas Tidak Dipidana o Pecandu Narkotika yang telah cukup umur yang sedang menjalani rehabilitasi medis 2 (dua) kali masa perawatan dokter di rumah sakit dan/atau lembaga rehabilitasi medis yang ditunjuk oleh pemerintah tidak dituntut pidana.
  • 38. Dilakukan Korporasi o Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal-Pasal yang dimaksud.
  • 39. Dilakukan Korporasi o Selain pidana denda, korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan berupa: o a. pencabutan izin usaha; dan/atau o b. pencabutan status badan hukum.