SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
Ali Rido
Departement of Constitutional Law
Trisakti University, Jakarta.
Disampaikan dalam Pertemuan Mata Kuliah Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum Universitas Trisakti
Pengertian dan Fungsi Sumber Hukum.
Macam-macam Sumber HTN Indonesia.
Faktor-faktor yang membantu pembentukan HTN
Indonesia.
 Van Apeldoorn: tempat kita dapat menemukan hukumnya dalam sejarah atau dari segi
historis.
 Sudikno Mertokusumo: a). Permulaan hukum; b). Menunjukkan hukum terdahulu yang
memberi bahan-bahan pada hukum yang sekarang berlaku; c). Yang memberi kekuatan
berlaku secara formal
 Jimly Asshiddiqie: tempat asal ditariknya suatu kaedah hukum yang bersifat umum untuk
dipakai sebagai peralatan dalam menilai suatu peristiwa atau kaidah hukum yang bersifat
konkrit.
 TAP MPR No. III Th 2000: sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan
perundang-undangan.
Tempat dari mana suatu nilai atau norma tertentu berasal
Logemann: HTN adl hukum yang mengatur organisasi Negara. 
Asal suatu nilai atau norma hukum yang mengatur organisasi
negara.
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim: HTN adl hukum yang
mengatur organisasi negara, hubungan antara alat perlengkapan
negara dalam garis vertikal dan horizontal serta kedudukan warga
negara dan hak-hak asasinya.  Asal suatu nilai atau norma
hukum yang mengatur organisasi negara, hubungan antara alat
perlengkapan negara....dst.
Penciptaan
Hukum
Perekat
Kesatuan Hukum
Validasi Hukum
HANS
KELSEN
Sumber HTN
Materiil
Formil
Pancasila
UUD NRI 1945
TAP MPR/MPRS
UU/Perppu
PP
Perpres
Perda
Konvensi Ketatanegaraan
Traktat
Doktrin
 Di luar sumber hukum formil tersebut,
Peraturan Menteri (permen) dan peraturan
lembaga negara lain termasuk sebagai
sumber hukum formil HTN.
 Pasal 8 UU No. 12 Tahun 2011 tentang PPP.
Bagian dalam UUD NRI 1945 yang menjadi sumber hukum formil, hanya
batang tubuh UUD NRI 1945.
Pembukaan dalam UUD NRI 1945 inheren sebagai
staatsfundamentalnorm.
Di dalam pembukaan mengandung unsur:
Nilai universal anti penjajahan.
Spirit asli perjuangan bangsa Indonesia.
Nilai religiusitas-asas kerohanian bernegara.
Tujuan negara (umum dan khusus).
Beberapa ketetapan MPR yang masih berlaku:
TAP MPR No. XXV/MPRS/I966 tentang Pembubaran Partai Kornunis Indonesia,
Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah Negara Republik
Indonesia bagi Partai Komunis Indonesia dan Larangan Setiap Kegiatan untuk
Menyebarkan atau Mengembangkan Faharn atau Ajaran
Komunis/MarxismeLeninisme.
TAP MPR Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi dalam Rangka
Demokrasi Ekonomi
TAP MPR Nomor V/MPR/1999 tentang Penentuan Pendapat di Timor Timur.
Lebih detail baca TAP MPR Nomor I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi Dan Status Hukum Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 1960
Sampai dengan Tahun 2002.
Konstruksi Pasal 20 UUD NRI 1945.
Materi muatan yang diatur oleh UU:
 Pengaturan lebih lanjut ketentuan UUD NRI 1945.
 Perintah TAP MPR.UU No. 39/1999 tentang HAM.
 Perintah suatu UU untuk diatur dengan UUUU No. 14/1985 jo. UU No.
3/2009 tentang Mahkamah Agung.
 Pengesahan perjanjian internasional tertentu.
 Tindaklanjut putusan MK (DPR atau Presiden).
 Pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat.
PERPPU
Konstruksi Pasal 22 UUD NRI 1945.
Perppu merupakan emergency law.
UU vs Perppu (conflict norm)  lex superior derogat legi inferior
Konstruksi Pasal 5 UUD NRI 1945 dan Pasal 1 angka 5 UU
PPPWewenang Presiden sebagai aturan pelaksana atas suatu
UU.
Dua jenis PP:
PP eksplisit pelaksanaan UUPP No. 11 Th 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Pelaksanaan Pasal 17, 18,
19...dst UU No. 5 Th 2014 tentang ASN).
PP implisit pelaksanaan UUPP No. 215 Th 1961 tentang
Pendirian Perusahaan Negara “Lokananta“.
Konstruksi Pasal 4 ayat (1) UUD NRI 1945Presiden pemegang
kekuasaan pemerintahan menurut UUD.
Pasal 1 angka 6 UU PPPPengakuan Perpres yg membentuk
presiden.
Materi muatan Perpres:
Perintah UU;
Pelaksanaan PP; atau
Melaksanakan penyelengaraan kekuasaan pemerintahan.
Materi muatan perda:
penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan; dan
penjabaran lebih lanjut ketentuan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi.
PERDA
PERDA PROV
PERDA KAB/KOTA
Pasal 18 ayat (6)
UUD NRI 1945
 Soepomo: aturan-aturan dasar tidak tertulis yang timbul dan
terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara.
 Bagir Manan: hukum yang tumbuh dalam praktik penyelenggaraan
negara untuk melengkapi, menyempurnakan, emnghidupkan
(mendinamisasi) kaidah-kaidah hukum perundang-undangan atau
hukum “adat” ketatanegaraan.
 Contoh ; Pidato Kenegaraan Presiden dan penyampaian nota
keuangan RAPBN di hadapan DPR (berlaku sejak orde
baru)termasuk di hdapan DPD Sebelum UU No. 17 Th 2014 jo.
UU No. 2 Th 2018 tentang MD3.
 Syarat: harus memuat/mengatur ketentuan-ketentuan terkait ketatanegaraan.
 Konstruksi Pasal 11 UUD NRI 1945 dan Pasal 1 angka 1 UU No. 24 Th 2000 ttg Perjanjian
Internasional.
 Beberapa produk hukum perjanjian: 1) undang-undang; 2) keputusan presiden
(Perjanjian Linggarjati).
 Jenis perjanjian yang terkait ketatatnegaraan (harus dengan UU):
Maslaah politik, perdamaian, pertahanan, dan keamanan negara;
Perubahan wilayah atau penetapan batas wilayah negara RI;
Kedaulatan atau hak berdaulat negara;
HAM dan lingkungan hidup;
Pembentukan kaidah hukum baru;
Pinjaman dan hibah luar negeri.
Faktor Pembantu
• Yurisprudensi.
• Communis opinio
doctorum
Tidak sederajat dg
S.H.F
• Tidak dapat
diletakan dalam
rumpun sumber
hukum formil
HTN.
 Definisi: utusan putusan hakim yang telah berkekuatan hukum tetap dan diikuti oleh para hakim
atau badan-badan peradilan lainnya dalam kasus atau perkara yang sama.
 Syarat: jika putusan pengadilan yang bersifat tetap memuat/mengatur ketentuan-ketentuan
ketatanegaraan dan kemudian digunakan untuk mememriksa perkara serupa dikemudian hari.
 Jimly Asshiddiqie mensyaratkan:
 Sudah merupakan putusan yang berkekuatan hukum tetap;
 Dinilai baik dalam arti menghasilkan keadilan bagi para pihak;
 Dilakukan “pengujian” secara berulang dengan pola yang sama;
 Norma yang terkandung di dalam putusan tidak terdapat dalam peraturan tertylis yang
berlaku atau pun kalau ada tidak begitu jelas;
 Putusannya telah dinilai memenuhi syarat sebagai yurisprudensi dan direkomendasikan oleh
MA atau MK.
Definisi: Pendapat umum para hali hukum.
Syarat:
Ilmuwan dikenal dan diakui secar aluas sebagai ilmuwan yang
memiliki otoritas di bidangnya dan mempunyai integritas;
Persoalan yang “dikomentari” belum diatur dalam peraturan
tertulis;
Pendapat hukumnya telah diakui keunggulannya dan diterima
oleh umum.
Ali R-Sumber HTN indonesia

More Related Content

What's hot

ppkn tentang : Hukum di indonesia
ppkn tentang : Hukum di indonesia ppkn tentang : Hukum di indonesia
ppkn tentang : Hukum di indonesia Yogi andreansyah
 
Teknik penyusunan peraturan permenlu
Teknik penyusunan peraturan permenluTeknik penyusunan peraturan permenlu
Teknik penyusunan peraturan permenluRisa Sutrisno
 
Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slideSomewhere
 
Sosiologi SMA kelas X Macam macam penggolongan hukum
Sosiologi SMA kelas X Macam macam penggolongan hukum Sosiologi SMA kelas X Macam macam penggolongan hukum
Sosiologi SMA kelas X Macam macam penggolongan hukum Ainun Nida
 
Introduction to Indonesian Law - Part I
Introduction to Indonesian Law - Part IIntroduction to Indonesian Law - Part I
Introduction to Indonesian Law - Part IMariske Myeke Tampi
 
Bab III ANALISIS HTN
Bab III ANALISIS HTNBab III ANALISIS HTN
Bab III ANALISIS HTNRezki2704
 
Presentasi tata urutan peraturan perundang undangan
Presentasi tata urutan peraturan perundang undanganPresentasi tata urutan peraturan perundang undangan
Presentasi tata urutan peraturan perundang undangandarmanbewok
 
Sistem penyelenggaraan org. negara
Sistem penyelenggaraan org. negaraSistem penyelenggaraan org. negara
Sistem penyelenggaraan org. negaraFira Nursya`bani
 
Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
Tata Urutan Peraturan Perundang-UndanganTata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
Tata Urutan Peraturan Perundang-UndanganMaharani Asmara Putri
 
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahanKedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahanjimmy
 
Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)
Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)
Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)Anggit Dwi A
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negaraaishkhuw fillah
 
Sumber hukum
Sumber hukumSumber hukum
Sumber hukumroellys
 

What's hot (20)

ppkn tentang : Hukum di indonesia
ppkn tentang : Hukum di indonesia ppkn tentang : Hukum di indonesia
ppkn tentang : Hukum di indonesia
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 
Penggolongan hukum
Penggolongan hukumPenggolongan hukum
Penggolongan hukum
 
Teknik penyusunan peraturan permenlu
Teknik penyusunan peraturan permenluTeknik penyusunan peraturan permenlu
Teknik penyusunan peraturan permenlu
 
Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slide
 
Sosiologi SMA kelas X Macam macam penggolongan hukum
Sosiologi SMA kelas X Macam macam penggolongan hukum Sosiologi SMA kelas X Macam macam penggolongan hukum
Sosiologi SMA kelas X Macam macam penggolongan hukum
 
Tugas politik hukum
Tugas politik hukumTugas politik hukum
Tugas politik hukum
 
Introduction to Indonesian Law - Part I
Introduction to Indonesian Law - Part IIntroduction to Indonesian Law - Part I
Introduction to Indonesian Law - Part I
 
Bab III ANALISIS HTN
Bab III ANALISIS HTNBab III ANALISIS HTN
Bab III ANALISIS HTN
 
Presentasi tata urutan peraturan perundang undangan
Presentasi tata urutan peraturan perundang undanganPresentasi tata urutan peraturan perundang undangan
Presentasi tata urutan peraturan perundang undangan
 
Legal Drafting
Legal DraftingLegal Drafting
Legal Drafting
 
Sistem penyelenggaraan org. negara
Sistem penyelenggaraan org. negaraSistem penyelenggaraan org. negara
Sistem penyelenggaraan org. negara
 
Tata hukum indonesia
Tata hukum indonesiaTata hukum indonesia
Tata hukum indonesia
 
Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
Tata Urutan Peraturan Perundang-UndanganTata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
 
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahanKedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
 
Pengertian hukum
Pengertian hukumPengertian hukum
Pengertian hukum
 
Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)
Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)
Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Sumber hukum
Sumber hukumSumber hukum
Sumber hukum
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 

Similar to Ali R-Sumber HTN indonesia

KULIAH 15.ppt
KULIAH 15.pptKULIAH 15.ppt
KULIAH 15.pptcheheru
 
PKN BAB 5 KELAS 8
PKN BAB 5  KELAS 8 PKN BAB 5  KELAS 8
PKN BAB 5 KELAS 8 Raechan Anam
 
Bab7 MATERI MUATAN II.ppt
Bab7 MATERI MUATAN II.pptBab7 MATERI MUATAN II.ppt
Bab7 MATERI MUATAN II.pptarifwidodo40
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraUzix Moch
 
HAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptxHAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptxDirgaGunk
 
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptxKULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptxprimakarya2
 
2. POWER POINT PHI (1).ppt
2. POWER POINT PHI (1).ppt2. POWER POINT PHI (1).ppt
2. POWER POINT PHI (1).pptRizky113654
 
Hak Asasi Manusia dan Konstitusi
Hak Asasi Manusia dan KonstitusiHak Asasi Manusia dan Konstitusi
Hak Asasi Manusia dan KonstitusiRafi Daffa
 
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber   sumber hukumPengantar ilmu hukum sumber   sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukumSeptiani Dwi Rahayu
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRITri Widodo W. UTOMO
 
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docxSoal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docxRezaOktaviaPutra
 
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docx
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docxBab 3 kewenangan lembaga negar.docx
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docxEniSulistyowati
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumAndrew Hutabarat
 
Kewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mprKewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mprAhmad Solihin
 
Tindak pidana khusus
Tindak pidana khususTindak pidana khusus
Tindak pidana khususAyuu Ebbol
 
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraUUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraRizza Magfira
 

Similar to Ali R-Sumber HTN indonesia (20)

Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 
Htn
HtnHtn
Htn
 
KULIAH 15.ppt
KULIAH 15.pptKULIAH 15.ppt
KULIAH 15.ppt
 
PKN BAB 5 KELAS 8
PKN BAB 5  KELAS 8 PKN BAB 5  KELAS 8
PKN BAB 5 KELAS 8
 
Bab7 MATERI MUATAN II.ppt
Bab7 MATERI MUATAN II.pptBab7 MATERI MUATAN II.ppt
Bab7 MATERI MUATAN II.ppt
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negara
 
HAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptxHAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptx
 
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptxKULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
 
2. POWER POINT PHI (1).ppt
2. POWER POINT PHI (1).ppt2. POWER POINT PHI (1).ppt
2. POWER POINT PHI (1).ppt
 
Hak Asasi Manusia dan Konstitusi
Hak Asasi Manusia dan KonstitusiHak Asasi Manusia dan Konstitusi
Hak Asasi Manusia dan Konstitusi
 
Uu 26 2000 Pjls
Uu 26 2000 PjlsUu 26 2000 Pjls
Uu 26 2000 Pjls
 
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber   sumber hukumPengantar ilmu hukum sumber   sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
 
Konstitusi Kewarganegaraan
Konstitusi KewarganegaraanKonstitusi Kewarganegaraan
Konstitusi Kewarganegaraan
 
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docxSoal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
 
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docx
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docxBab 3 kewenangan lembaga negar.docx
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docx
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
Kewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mprKewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mpr
 
Tindak pidana khusus
Tindak pidana khususTindak pidana khusus
Tindak pidana khusus
 
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraUUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
 

More from Universitas Trisakti

ALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTA
ALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTAALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTA
ALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTAUniversitas Trisakti
 
KOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIF
KOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIFKOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIF
KOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIFUniversitas Trisakti
 
Kedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang Merokok
Kedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang MerokokKedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang Merokok
Kedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang MerokokUniversitas Trisakti
 
Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...
Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...
Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...Universitas Trisakti
 
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang Produk Te...
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang  Produk Te...Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang  Produk Te...
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang Produk Te...Universitas Trisakti
 
Analisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa Agung
Analisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa AgungAnalisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa Agung
Analisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa AgungUniversitas Trisakti
 
Perppu Dalam Optik Ketatanegaraan Indonesia
Perppu Dalam Optik Ketatanegaraan IndonesiaPerppu Dalam Optik Ketatanegaraan Indonesia
Perppu Dalam Optik Ketatanegaraan IndonesiaUniversitas Trisakti
 
Kebebasan Menyampaikan Pendapat Berbeda
Kebebasan Menyampaikan Pendapat BerbedaKebebasan Menyampaikan Pendapat Berbeda
Kebebasan Menyampaikan Pendapat BerbedaUniversitas Trisakti
 
Konstitusi Dalam Optik Legisprudensi
Konstitusi Dalam Optik LegisprudensiKonstitusi Dalam Optik Legisprudensi
Konstitusi Dalam Optik LegisprudensiUniversitas Trisakti
 
Rekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui Mediasi
Rekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui MediasiRekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui Mediasi
Rekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui MediasiUniversitas Trisakti
 
Kebebasan Menyampaikan Perbedaan Pendapat
Kebebasan Menyampaikan Perbedaan PendapatKebebasan Menyampaikan Perbedaan Pendapat
Kebebasan Menyampaikan Perbedaan PendapatUniversitas Trisakti
 
Consilium Forum Pada Mahkamah Konstitusi
Consilium Forum Pada Mahkamah KonstitusiConsilium Forum Pada Mahkamah Konstitusi
Consilium Forum Pada Mahkamah KonstitusiUniversitas Trisakti
 
Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)
Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)
Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)Universitas Trisakti
 
Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19
Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19
Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19Universitas Trisakti
 
Ali R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan Konstitusi
Ali R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan KonstitusiAli R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan Konstitusi
Ali R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan KonstitusiUniversitas Trisakti
 
Ali R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
Ali R-Macam-Macam Sistem PemerintahanAli R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
Ali R-Macam-Macam Sistem PemerintahanUniversitas Trisakti
 
Ali R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
Ali R-Hukum Kewarganegaraan IndonesiaAli R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
Ali R-Hukum Kewarganegaraan IndonesiaUniversitas Trisakti
 
Ali R- Ambang Batas Pencalonan Presiden
Ali R- Ambang Batas Pencalonan PresidenAli R- Ambang Batas Pencalonan Presiden
Ali R- Ambang Batas Pencalonan PresidenUniversitas Trisakti
 

More from Universitas Trisakti (20)

ALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTA
ALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTAALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTA
ALI R-URGENSI PENGATURAN JARINGAN UTILITAS DKI JAKARTA
 
KOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIF
KOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIFKOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIF
KOHERENSI REGULASI PERTEMBAKAUAN YANG PARTISIPATIF
 
Kedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang Merokok
Kedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang MerokokKedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang Merokok
Kedudukan SERGUB DKI Jakarta tentang Kawasan Dilarang Merokok
 
Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...
Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...
Anomali Produk Kebijakan Penguasa: Analisis Terhadap Sergub DKI Jakarta No. 8...
 
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang Produk Te...
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang  Produk Te...Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang  Produk Te...
Anatomi Akademik Rancangan Perubahan PP No. 109 Tahun 2012 tentang Produk Te...
 
Analisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa Agung
Analisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa AgungAnalisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa Agung
Analisis Putusan PTUN Jakarta Terkait Pernyataan Jaksa Agung
 
Perppu Dalam Optik Ketatanegaraan Indonesia
Perppu Dalam Optik Ketatanegaraan IndonesiaPerppu Dalam Optik Ketatanegaraan Indonesia
Perppu Dalam Optik Ketatanegaraan Indonesia
 
Kebebasan Menyampaikan Pendapat Berbeda
Kebebasan Menyampaikan Pendapat BerbedaKebebasan Menyampaikan Pendapat Berbeda
Kebebasan Menyampaikan Pendapat Berbeda
 
Konstitusi Dalam Optik Legisprudensi
Konstitusi Dalam Optik LegisprudensiKonstitusi Dalam Optik Legisprudensi
Konstitusi Dalam Optik Legisprudensi
 
Rekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui Mediasi
Rekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui MediasiRekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui Mediasi
Rekomendasi Penyelesaian Disharmoni PUU Melalui Mediasi
 
Kebebasan Menyampaikan Perbedaan Pendapat
Kebebasan Menyampaikan Perbedaan PendapatKebebasan Menyampaikan Perbedaan Pendapat
Kebebasan Menyampaikan Perbedaan Pendapat
 
Consilium Forum Pada Mahkamah Konstitusi
Consilium Forum Pada Mahkamah KonstitusiConsilium Forum Pada Mahkamah Konstitusi
Consilium Forum Pada Mahkamah Konstitusi
 
Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)
Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)
Constitutional Dictatorship (Diktator Konstitusional)
 
Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19
Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19
Melihat Laku Ketatanegaraan di Tengah Pandemi Covid-19
 
Ali R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan Konstitusi
Ali R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan KonstitusiAli R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan Konstitusi
Ali R-Sifat, Materi Muatan, dan Perubahan Konstitusi
 
Ali R-Pemerintahan Daerah
Ali R-Pemerintahan DaerahAli R-Pemerintahan Daerah
Ali R-Pemerintahan Daerah
 
Ali R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
Ali R-Macam-Macam Sistem PemerintahanAli R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
Ali R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
 
Ali R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
Ali R-Hukum Kewarganegaraan IndonesiaAli R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
Ali R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
 
Ali R-Asas-Asas Hukum Tata Negara
Ali R-Asas-Asas Hukum Tata NegaraAli R-Asas-Asas Hukum Tata Negara
Ali R-Asas-Asas Hukum Tata Negara
 
Ali R- Ambang Batas Pencalonan Presiden
Ali R- Ambang Batas Pencalonan PresidenAli R- Ambang Batas Pencalonan Presiden
Ali R- Ambang Batas Pencalonan Presiden
 

Recently uploaded

Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 

Recently uploaded (10)

Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 

Ali R-Sumber HTN indonesia

  • 1. Ali Rido Departement of Constitutional Law Trisakti University, Jakarta. Disampaikan dalam Pertemuan Mata Kuliah Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum Universitas Trisakti
  • 2. Pengertian dan Fungsi Sumber Hukum. Macam-macam Sumber HTN Indonesia. Faktor-faktor yang membantu pembentukan HTN Indonesia.
  • 3.
  • 4.  Van Apeldoorn: tempat kita dapat menemukan hukumnya dalam sejarah atau dari segi historis.  Sudikno Mertokusumo: a). Permulaan hukum; b). Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan-bahan pada hukum yang sekarang berlaku; c). Yang memberi kekuatan berlaku secara formal  Jimly Asshiddiqie: tempat asal ditariknya suatu kaedah hukum yang bersifat umum untuk dipakai sebagai peralatan dalam menilai suatu peristiwa atau kaidah hukum yang bersifat konkrit.  TAP MPR No. III Th 2000: sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan perundang-undangan. Tempat dari mana suatu nilai atau norma tertentu berasal
  • 5. Logemann: HTN adl hukum yang mengatur organisasi Negara.  Asal suatu nilai atau norma hukum yang mengatur organisasi negara. Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim: HTN adl hukum yang mengatur organisasi negara, hubungan antara alat perlengkapan negara dalam garis vertikal dan horizontal serta kedudukan warga negara dan hak-hak asasinya.  Asal suatu nilai atau norma hukum yang mengatur organisasi negara, hubungan antara alat perlengkapan negara....dst.
  • 7.
  • 8. Sumber HTN Materiil Formil Pancasila UUD NRI 1945 TAP MPR/MPRS UU/Perppu PP Perpres Perda Konvensi Ketatanegaraan Traktat Doktrin  Di luar sumber hukum formil tersebut, Peraturan Menteri (permen) dan peraturan lembaga negara lain termasuk sebagai sumber hukum formil HTN.  Pasal 8 UU No. 12 Tahun 2011 tentang PPP.
  • 9. Bagian dalam UUD NRI 1945 yang menjadi sumber hukum formil, hanya batang tubuh UUD NRI 1945. Pembukaan dalam UUD NRI 1945 inheren sebagai staatsfundamentalnorm. Di dalam pembukaan mengandung unsur: Nilai universal anti penjajahan. Spirit asli perjuangan bangsa Indonesia. Nilai religiusitas-asas kerohanian bernegara. Tujuan negara (umum dan khusus).
  • 10. Beberapa ketetapan MPR yang masih berlaku: TAP MPR No. XXV/MPRS/I966 tentang Pembubaran Partai Kornunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia bagi Partai Komunis Indonesia dan Larangan Setiap Kegiatan untuk Menyebarkan atau Mengembangkan Faharn atau Ajaran Komunis/MarxismeLeninisme. TAP MPR Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi dalam Rangka Demokrasi Ekonomi TAP MPR Nomor V/MPR/1999 tentang Penentuan Pendapat di Timor Timur. Lebih detail baca TAP MPR Nomor I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi Dan Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 1960 Sampai dengan Tahun 2002.
  • 11. Konstruksi Pasal 20 UUD NRI 1945. Materi muatan yang diatur oleh UU:  Pengaturan lebih lanjut ketentuan UUD NRI 1945.  Perintah TAP MPR.UU No. 39/1999 tentang HAM.  Perintah suatu UU untuk diatur dengan UUUU No. 14/1985 jo. UU No. 3/2009 tentang Mahkamah Agung.  Pengesahan perjanjian internasional tertentu.  Tindaklanjut putusan MK (DPR atau Presiden).  Pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat.
  • 12. PERPPU Konstruksi Pasal 22 UUD NRI 1945. Perppu merupakan emergency law. UU vs Perppu (conflict norm)  lex superior derogat legi inferior
  • 13. Konstruksi Pasal 5 UUD NRI 1945 dan Pasal 1 angka 5 UU PPPWewenang Presiden sebagai aturan pelaksana atas suatu UU. Dua jenis PP: PP eksplisit pelaksanaan UUPP No. 11 Th 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Pelaksanaan Pasal 17, 18, 19...dst UU No. 5 Th 2014 tentang ASN). PP implisit pelaksanaan UUPP No. 215 Th 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara “Lokananta“.
  • 14. Konstruksi Pasal 4 ayat (1) UUD NRI 1945Presiden pemegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD. Pasal 1 angka 6 UU PPPPengakuan Perpres yg membentuk presiden. Materi muatan Perpres: Perintah UU; Pelaksanaan PP; atau Melaksanakan penyelengaraan kekuasaan pemerintahan.
  • 15. Materi muatan perda: penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan; dan penjabaran lebih lanjut ketentuan peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi. PERDA PERDA PROV PERDA KAB/KOTA Pasal 18 ayat (6) UUD NRI 1945
  • 16.  Soepomo: aturan-aturan dasar tidak tertulis yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara.  Bagir Manan: hukum yang tumbuh dalam praktik penyelenggaraan negara untuk melengkapi, menyempurnakan, emnghidupkan (mendinamisasi) kaidah-kaidah hukum perundang-undangan atau hukum “adat” ketatanegaraan.  Contoh ; Pidato Kenegaraan Presiden dan penyampaian nota keuangan RAPBN di hadapan DPR (berlaku sejak orde baru)termasuk di hdapan DPD Sebelum UU No. 17 Th 2014 jo. UU No. 2 Th 2018 tentang MD3.
  • 17.  Syarat: harus memuat/mengatur ketentuan-ketentuan terkait ketatanegaraan.  Konstruksi Pasal 11 UUD NRI 1945 dan Pasal 1 angka 1 UU No. 24 Th 2000 ttg Perjanjian Internasional.  Beberapa produk hukum perjanjian: 1) undang-undang; 2) keputusan presiden (Perjanjian Linggarjati).  Jenis perjanjian yang terkait ketatatnegaraan (harus dengan UU): Maslaah politik, perdamaian, pertahanan, dan keamanan negara; Perubahan wilayah atau penetapan batas wilayah negara RI; Kedaulatan atau hak berdaulat negara; HAM dan lingkungan hidup; Pembentukan kaidah hukum baru; Pinjaman dan hibah luar negeri.
  • 18.
  • 19. Faktor Pembantu • Yurisprudensi. • Communis opinio doctorum Tidak sederajat dg S.H.F • Tidak dapat diletakan dalam rumpun sumber hukum formil HTN.
  • 20.  Definisi: utusan putusan hakim yang telah berkekuatan hukum tetap dan diikuti oleh para hakim atau badan-badan peradilan lainnya dalam kasus atau perkara yang sama.  Syarat: jika putusan pengadilan yang bersifat tetap memuat/mengatur ketentuan-ketentuan ketatanegaraan dan kemudian digunakan untuk mememriksa perkara serupa dikemudian hari.  Jimly Asshiddiqie mensyaratkan:  Sudah merupakan putusan yang berkekuatan hukum tetap;  Dinilai baik dalam arti menghasilkan keadilan bagi para pihak;  Dilakukan “pengujian” secara berulang dengan pola yang sama;  Norma yang terkandung di dalam putusan tidak terdapat dalam peraturan tertylis yang berlaku atau pun kalau ada tidak begitu jelas;  Putusannya telah dinilai memenuhi syarat sebagai yurisprudensi dan direkomendasikan oleh MA atau MK.
  • 21. Definisi: Pendapat umum para hali hukum. Syarat: Ilmuwan dikenal dan diakui secar aluas sebagai ilmuwan yang memiliki otoritas di bidangnya dan mempunyai integritas; Persoalan yang “dikomentari” belum diatur dalam peraturan tertulis; Pendapat hukumnya telah diakui keunggulannya dan diterima oleh umum.