SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
Disampaikan Sharing Session “Pengaturan dan Praktek Delegasi Wewenag”
Bank Indonesia, Jakarta, 26 Agustus 2015
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Contents
Penutup
Praktek Pelimpahan Kewenangan
Diskresi
Sumber Kewenangan
Overview HAN tentang Kewenangan
Overview HAN tentang Kewenangan
Kewenangan Pemerintahan: kekuasaan Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk bertindak dalam ranah
hukum publik (UU-AP psl. 1).
Tindakan (Administrasi Pemerintahan): perbuatan Pejabat Pemerintahan atau
penyelenggara negara lainnya untuk melakukan dan/atau tidak melakukan
perbuatan konkret dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan (UU-AP psl.
1).
Perbuatan (Hukum) Pemerintah: perbuatan yg menimbulkan hubungan hukum
dan/atau akibat hukum tertentu, berupa pembuatan peraturan (regeling),
keputusan (beschikking), atau perbuatan nyata (feitelijke rechts-handelingen).
Perbuatan Pemerintahan yang menyimpang: perbuatan melawan hukum
(onrechtsmatige overheidsdaad), perbuatan menyalahgunakan wewenang
(detournement de pouvoir), serta perbuatan yg sewenang-wenang (abus de
droit).
Peta Perbuatan Pemerintah
(Sumber: M. Guntur Hamzah)
Overview HAN tentang Kewenangan
Setiap Tindakan harus ditetapkan dan/atau dilakukan oleh Badan
dan/atau Pejabat yang berwenang.
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam menggunakan Wewenang
wajib berdasarkan (konsiderasi):
a) Peraturan perundang-undangan; dan
b) AUPB (algemeene beginselen van behoorlijk bestuur).
Pejabat Pemerintahan dilarang menyalahgunakan Kewenangan dalam
menetapkan dan/atau melakukan Tindakan.
AUPB terdiri dari: kepastian hukum; kemanfaatan; ketidakberpihakan;
kecermatan; tidak menyalahgunakan kewenangan; keterbukaan;
kepentingan umum; dan pelayanan yg baik.
(UU AP Psl 8, 10)
Sumber Kewenangan
ATRIBUSI: pemberian kewenangan kepada Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan oleh UUD 1945 atau UU.
DELEGASI: pelimpahan kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yg lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat yg
lebih rendah dengan tanggungjawab beralih sepenuhnya kepada
penerima delegasi.
MANDAT: pelimpahan kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yg lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat yg
lebih rendah dengan tanggungjawab tetap berada pada pemberi
mandat.
(UU AP Psl 1 dan 11)
Pelimpahan Kewenangan: Delegasi vs Mandat
DELEGASI MANDAT
Terjadi antara organ pemerintah satu dengan organ
pemerintah lain; pihak pemberi wewenang memiliki
kedudukan lebih tinggi dari pihak yg diberikan
wewenang.
Terjadi dalam hubungan kerja internal antara
atasan dan bawahan.
Terjadi pengakuan kewenangan atau
pengalihtanganan kewenangan.
Tidak terjadi pengakuan/pengalihtanganan
kewenangan (yg diberi mandat hanya bertindak
untuk & atas nama pemberi mandat)
Pemberi delegasi tidak wajib memberi instruksi
kepada yg diserahi wewenang mengenai penggunaan
wewenang tsb namun berhak untuk meminta
penjelasan mengenai pelaksanaan wewenang tsb.
Pemberi mandat wajib memberikan penjelasan
kepada yg diserahi wewenang & berhak
meminta penjelasan mengenai pelaksanaan
wewenang tsb.
Tanggungjawab atas pelaksanaan wewenang berada
pada pihak yg menerima wewenang tsb.
Tanggungjawab pelaksanaan wewenang tidak
beralih dan tetap berada pada pemberi mandat.
Merupakan wewenang pelimpahan atau sebelumnya
telah ada. Merupakan pelaksanaan tugas rutin.
(UU AP Psl 13-14)
Tentang Delegasi
Kewenangan yang didelegasikan kepada Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan tidak dapat didelegasikan lebih lanjut, kecuali
ditentukan lain dalam per-UU-an;
Wewenang delegasi dapat di subdelegasikan, dengan catatan:
o dituangkan dalam bentuk peraturan sebelum wewenang dilaksanakan;
o dilakukan dalam lingkungan pemerintahan itu sendiri.
o paling banyak diberikan kepada Badan dan/atau Pejabat 1 tingkat di
bawahnya.
Jika pelaksanaan wewenang delegasi menimbulkan ketidakefektifan
penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yg memberikan pendelegasian kewenangan dapat
menarik kembali wewenang yg telah didelegasikan.
(UU AP Psl 13)
Tentang Mandat
Pejabat yang menerima mandat (melaksanakan tugas rutin) terdiri atas:
a. Pelaksana Harian (Plh): melaksanakan tugas rutin dari pejabat definitif yang
berhalangan sementara; dan
b. Pelaksana Tugas (Plt): melaksanakan tugas rutin dari pejabat definitif yang
berhalangan tetap.
Badan dan/atau Pejabat yg menerima mandat harus menyebutkan atas nama
Badan dan/atau Pejabat yg memberikan mandat.
Jika pelaksanaan wewenang mandat menimbulkan ketidakefektifan
penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/atau Pejabat yg memberikan
mandat dapat menarik kembali wewenang yg telah dimandatkan.
Badan dan/atau Pejabat yg memperoleh Mandat tidak berwenang mengambil
Tindakan yg bersifat strategis yang berdampak pada perubahan status hukum
pada aspek organisasi, kepegawaian, dan alokasi anggaran.
(UU AP Psl 14)
PK terkait Pendatanganan Surat - 1
Pelimpahan wewenang “Atas nama” (a.n.)
Pengertian Merupakan jenis pelimpahan wewenang secara mandat dalam
hubungan internal antara atasan kepada pejabat setingkat
dibawahnya. Dipergunakan jika yang berwenang menandatangani
surat/dokumen melimpahkan kepada pejabat di bawahnya.
Ketentuan 1) Pelimpahan wewenang dalam bentuk tertulis;
2) Materi wewenang yang dilimpahkan benar-benar menjadi
tugas dan tanggung jawab pejabat yang melimpahkan;
3) Tanggung jawab akhir akibat pelimpahan wewenang tersebut
berada pada pejabat yang melimpahkan wewenang;
4) Pejabat yang menerima pelimpahan wewenang harus
memberikan pertanggungjawaban kepada pejabat yang
melimpahkan wewenang
PK terkait Pendatanganan Surat - 2
Pelimpahan wewenang “Untuk Beliau” (u.b.)
Pengertian Merupakan jenis pelimpahan wewenang secara mandat, dalam
hubungan internal antara atasan kepada pejabat dua tingkat di
bawahnya. Digunakan jika yang diberikan kuasa memberi kuasa lagi
kepada pejabat satu tingkat di bawahnya, sehingga untuk beliau (u.b)
digunakan setelah ada atas nama (a.n.)
Ketentuan 1) Pelimpahan harus mengikuti urutan hanya sampai dua tingkat
struktural dibawahnya.
2) Materi yang ditangani merupakan tugas dan tanggung jawabnya.
3) Dapat dipergunakan oleh pejabat yang ditunjuk sebagai pejabat
pengganti (Plt. atau Plh.)
4) Tanggung jawab akhir akibat pelimpahan wewenang tersebut
berada pada pejabat yang melimpahkan wewenang.
PK terkait Kekosongan Jabatan - 1
Pelaksana tugas (Plt.)
Pengertian Merupakan pejabat sementara pada jabatan tertentu yang
mendapat pelimpahan wewenang penandatanganan naskah
dinas, karena pejabat definitif belum dilantik.
Ketentuan 1) Bertanggung jawab atas naskah dinas yang dilakukannya.
2) Digunakan apabila pejabat yang berwenang
menandatangani naskah dinas belum ditetapkan karena
menunggu ketentuan bidang kepegawaian lebih lanjut.
3) Pelimpahan wewenang bersifat sementara, sampai dengan
pejabat yang definitif ditetapkan
PK terkait Kekosongan Jabatan - 2
Pelaksana tugas harian (Plh.)
Pengertian Merupakan pejabat sementara pada jabatan tertentu yang
mendapat pelimpahan wewenang penandatanganan naskah dinas,
karena pejabat definitif berhalangan sementara.
Ketentuan 1) Dipergunakan apabila pejabat yg berwenang menandatangani
naskah dinas tidak berada di tempat.
2) Pelimpahan wewenang bersifat sementara, sampai dengan
pejabat yang definitif kembali di tempat.
3) Tidak memiliki kewenangan untuk mengambil atau menetapkan
keputusan yang mengikat seperti pembuatan DP-3, penetapan
surat keputusan, penjatuhan hukuman disiplin.
4) Pejabat yang ditunjuk sebagai Plh tidak membawa dampak
terhadap kepegawaian dan tidak diberikan tunjangan jabatan
dalam kedudukannya sebagai Pelaksana Harian.
PK terkait Kekosongan Jabatan - 3
Penjabat (Pj.)
Pengertian Merupakan pejabat sementara untuk jabatan
tertentu.
Tanggung
jawab
Melaksanakan tugas pemerintahan pada daerah
tertentu sampai dengan pelantikan pejabat definitif.
Diskresi
Hanya dapat dilakukan oleh Pejabat yg berwenang.
Tujuan: a) melancarkan penyelenggaraan pemerintahan; b) mengisi
kekosongan hukum; c) memberikan kepastian hukum; dan d) mengatasi
stagnasi pemerintahan dalam keadaan tertentu guna kemanfaatan dan
kepentingan umum.
Lingkup: pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan yang …
o memberikan suatu pilihan Keputusan dan/atau Tindakan;
o karena peraturan perundang-undangan tidak mengatur.
o karena peraturan perundang-undangan tidak lengkap/tidak jelas.
o karena adanya stagnasi pemerintahan guna kepentingan yang lebih luas.
Syarat: tidak bertentangan dengan ketentuan per-UU-an; sesuai dengan
AUPB; berdasarkan alasan2 yg objektif; tidak menimbulkan konflik
kepentingan; dan dilakukan dengan itikad baik.
(UU AP Psl 22-24)
Praktek Pelimpahan Kewenangan - 1
Semua instansi pemerintah (Kementerian, LPNK, LNS) pada dasarnya
menjalankan kewenangan yang dilimpahkan melalui delegasi dari Presiden
selaku pemegang kewenangan pemerintahan (eksekutif).
o Presiden mengemban kewenangan atributif (diberikan oleh UUD 1945);
o K/L menjalankan kewenangan delegatif.
Itulah sebabnya, sebagian besar K/L dibentuk dengan Perpres, dan
sebagian dengan PP (hanya sedikit yang dibentuk dengan UU, misalnya
KPK, KPU, KPPU, KPI, KPAI, LPS, LPSK, dsb.
K/L dapat melimpahkan kewenangan kepada Gubernur (selaku wakil
pemerintah) melalui asas dekonsentrasi.
Dalam menyelenggarakan PTSP oleh provinsi, Gubernur memberikan
pendelegasian wewenang Perizinan dan Nonperizinan yang menjadi
urusan pemerintah provinsi kepada Kepala BPMPTSP Provinsi (psl. 10
Perpres No. 97/2014 tentang Penyelenggaraan PTSP).
Beberapa Contoh Pelimpahan Kewenangan
PP No. 83/2010 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemerintah Kepada Dewan
Kawasan Sabang.
Peraturan Kepala BKPM No. 9/2013 tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian
Izin Usaha Dalam Rangka Penanaman Modal kepada Kepala BP Batam, BP Bintan,
dan BP Karimun.
Peraturan Kepala BPN No. 2/2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian
Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah.
Keputusan Menteri Kesehatan No. 473/2014 Tentang Pelimpahan Wewenang
Penetapan Pejabat yang Diberi Wewenang dan Tanggung Jawab untuk Atas Nama
Menteri Kesehatan Selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Dalam
Pengelolaan APBN Kementerian Kesehatan yang Dilaksanakan di Tingkat
Kabupaten/Kota T.A. 2014.
Keputusan Menteri ESDM No. 2339/2014 tentang Pelimpahan Sebagian
Wewenang Menteri ESDM Kepada Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Dalam
Pemberian Keputusan Perizinan di Bidang Ketenagalistrikan.
Praktek Pelimpahan Kewenangan - 2
Di tingkat daerah, Provinsi dan Kab/Kota dibentuk melalui UU yg memberi
kewenangan atributif melalui asas desentralisasi.
o Provinsi dan Kab/Kota mengemban kewenangan atributif berdasarkan UU
Pembentukan.
o Gubernur menjalankan kewenangan delegatif melalui asas dekonsentrasi.
o Bupati/Walikota menjalankan kewenangan delegatif melalui asas Tugas Pembantuan
(medebewind).
Selanjutnya, bupati/walikota mendelegasikan sebagian kewenangannya
kepada camat/lurah. Beberapa kriteria yg dapat dipakai a.l.:
o Dilihat dari lokus dan kepentingannya, lebih banyak dioperasikan di Kecamatan.
Contoh: penanganan penyakit masyarakat seperti perjudian, PSK, dll.
o Dilihat dari fungsi administratifnya, lebih bersifat pelaksanaan dari pada pengaturan.
Contoh: pemberian ijin IMB (untuk luas tertentu), dll.
o Dilihat dari kebutuhan dasar masyarakat, kewenangan tadi benar-benar dibutuhkan
secara mendesak oleh masyarakat setempat. Contoh: pelayanan sampah, sanitasi, dll.
Contoh PK Bupati/Walikota ke Camat/Lurah
NO LOKASI DASAR HUKUM
BIDANG
KEWENANGAN
1 Kota Bandung Kep. Walikota No.
1342/2001
19 Bid Kewenangan,
96 rincian kewenangan
2 Kota Surabaya Kep. Walikota No.
55/2001
15 Bid Kewenangan,
68 rincian kewenangan
3 Kabupaten
Bandung
Kep. Bupati
No. 21/2001
27 Bid Kewenangan,
109 rincian kewenangan
4 Kabupaten
Sumedang
Kep. Bupati
No. 44/2001
9 Bid Kewenangan,
18 rincian kewenangan
5 Kab. Lampung
Utara
Kep. Bupati
No. 299/2001
23 Bid Kewenangan,
317 rincian kewenangan
Penutup
PK diharapkan dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi
penyelenggaraan tugas/fungsi pemerintahan, sekaligus
meningkatkan kualitas pelayanan umum. Beban instansi yang
memberi PK berkurang, sekaligus memeratakan alokasi & distribusi
anggaran ke unit-unit yang ada dibawahnya.
Pelimpahan wewenang diharapkan dapat memberdayakan pihak
yang menerima PK, sekaligus tidak perlu membentuk lembaga baru
untuk menjalankan tugas tertentu shg menghemat anggaran.
PK membutuhkan kelegawaan dan trust dari pejabat yang
berwenang untuk berbagi dengan bawahannya.
Agar efektif, PK juga membutuhkan koordinasi yang baik antara
pihak pemberi dan penerima PK.
Disampaikan Sharing Session “Pengaturan dan Praktek Delegasi Wewenag”
Bank Indonesia, Jakarta, 26 Agustus 2015
Semoga Bermanfaat … !!

More Related Content

What's hot

Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)
Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)
Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)dodimeigo
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraSujatmiko Wibowo
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negaraaishkhuw fillah
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahanDian Oktavia
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahSiti Sahati
 
Siklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiti Sahati
 
UU No 30_2014 ttg Adm Pemerintahan
UU No 30_2014 ttg Adm PemerintahanUU No 30_2014 ttg Adm Pemerintahan
UU No 30_2014 ttg Adm PemerintahanInspektorat
 
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanMuhammad Fahri
 
Good governance sebagai faktor ekologi pemerintahan
Good governance sebagai faktor ekologi pemerintahanGood governance sebagai faktor ekologi pemerintahan
Good governance sebagai faktor ekologi pemerintahanAnanda S
 
Produk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahProduk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahArdi Susanto
 
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen PerbendaharaanTata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen PerbendaharaanAhmad Abdul Haq
 
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikSiti Sahati
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusussesukakita
 

What's hot (20)

Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)
Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)
Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan
 
Organisasi Pemerintahan
Organisasi PemerintahanOrganisasi Pemerintahan
Organisasi Pemerintahan
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
 
Perbandingan UU Pemda
Perbandingan UU PemdaPerbandingan UU Pemda
Perbandingan UU Pemda
 
Siklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publik
 
UU No 30_2014 ttg Adm Pemerintahan
UU No 30_2014 ttg Adm PemerintahanUU No 30_2014 ttg Adm Pemerintahan
UU No 30_2014 ttg Adm Pemerintahan
 
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
 
Good governance sebagai faktor ekologi pemerintahan
Good governance sebagai faktor ekologi pemerintahanGood governance sebagai faktor ekologi pemerintahan
Good governance sebagai faktor ekologi pemerintahan
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Produk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahProduk Hukum Daerah
Produk Hukum Daerah
 
Legal drafting
Legal draftingLegal drafting
Legal drafting
 
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen PerbendaharaanTata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
 
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 

Viewers also liked

PMDN Nomor 54 Tahun 2009
PMDN Nomor 54 Tahun 2009PMDN Nomor 54 Tahun 2009
PMDN Nomor 54 Tahun 2009Putroe Phang
 
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negaraPertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negaratondy lbh
 
makalah Manajemen pendelegasian
makalah Manajemen pendelegasianmakalah Manajemen pendelegasian
makalah Manajemen pendelegasianMJM Networks
 
Permendagri no 110 thn 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Permendagri no 110 thn 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD)Permendagri no 110 thn 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Permendagri no 110 thn 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD)Aji Sahdi Sutisna
 
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaianAdministrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaiankppnpelaihari
 
Permenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH
Permenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAHPermenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH
Permenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAHYudhi Aldriand
 

Viewers also liked (14)

Delegasi wewenang
Delegasi wewenangDelegasi wewenang
Delegasi wewenang
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Disertasi Boy Nurdin
Disertasi Boy NurdinDisertasi Boy Nurdin
Disertasi Boy Nurdin
 
PMDN Nomor 54 Tahun 2009
PMDN Nomor 54 Tahun 2009PMDN Nomor 54 Tahun 2009
PMDN Nomor 54 Tahun 2009
 
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negaraPertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
 
Surat mandat
Surat mandatSurat mandat
Surat mandat
 
makalah Manajemen pendelegasian
makalah Manajemen pendelegasianmakalah Manajemen pendelegasian
makalah Manajemen pendelegasian
 
Daftar hadir
Daftar hadirDaftar hadir
Daftar hadir
 
Sk kepala lab 2014 2015
Sk kepala lab 2014 2015Sk kepala lab 2014 2015
Sk kepala lab 2014 2015
 
Permendagri no 110 thn 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Permendagri no 110 thn 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD)Permendagri no 110 thn 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Permendagri no 110 thn 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
 
Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Perpres No. 4 tahun 2015
Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Perpres No. 4 tahun 2015Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Perpres No. 4 tahun 2015
Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Perpres No. 4 tahun 2015
 
Sekretaris desa pns
Sekretaris desa pnsSekretaris desa pns
Sekretaris desa pns
 
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaianAdministrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
 
Permenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH
Permenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAHPermenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH
Permenpan No 80 Tahun 2012 tentang PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH
 

Similar to Sharing Session Delegasi Wewenang Bank Indonesia

4_-Kedudukan-Kewenangan-Dan-Tindakan-Hukum-Pemerintah-Kedudukan-Hukum-Rechtsp...
4_-Kedudukan-Kewenangan-Dan-Tindakan-Hukum-Pemerintah-Kedudukan-Hukum-Rechtsp...4_-Kedudukan-Kewenangan-Dan-Tindakan-Hukum-Pemerintah-Kedudukan-Hukum-Rechtsp...
4_-Kedudukan-Kewenangan-Dan-Tindakan-Hukum-Pemerintah-Kedudukan-Hukum-Rechtsp...mutiaramadhani29
 
Workshop peraturan kebijakan di kementerian ppn bappenas
Workshop peraturan kebijakan di kementerian ppn  bappenasWorkshop peraturan kebijakan di kementerian ppn  bappenas
Workshop peraturan kebijakan di kementerian ppn bappenasBekti Eka Sari
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintahAbid Zamzami
 
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANKorupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANTri Widodo W. UTOMO
 
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahanUu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahanYudhi Aldriand
 
PERTEMUAN 7.pptx
PERTEMUAN 7.pptxPERTEMUAN 7.pptx
PERTEMUAN 7.pptxBeatDragon
 
UU AP Menpan Sosialisasi
UU AP Menpan SosialisasiUU AP Menpan Sosialisasi
UU AP Menpan SosialisasiSiti Sahati
 
Mandat dan delegasi
Mandat dan delegasiMandat dan delegasi
Mandat dan delegasiIlham Ismail
 
Undang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
Undang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi PemerintahanUndang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
Undang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi PemerintahanDeky Lioman
 
UNDANG-UNDANG NO.30 TAHUN 2014
UNDANG-UNDANG NO.30 TAHUN 2014UNDANG-UNDANG NO.30 TAHUN 2014
UNDANG-UNDANG NO.30 TAHUN 2014santoni toni
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasinurul khaiva
 
6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negara6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negaraDian Oktavia
 
Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan...
Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan...Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan...
Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan...Sihite Hasnul
 
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrechbuku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.UtrechPet-pet
 

Similar to Sharing Session Delegasi Wewenang Bank Indonesia (20)

4_-Kedudukan-Kewenangan-Dan-Tindakan-Hukum-Pemerintah-Kedudukan-Hukum-Rechtsp...
4_-Kedudukan-Kewenangan-Dan-Tindakan-Hukum-Pemerintah-Kedudukan-Hukum-Rechtsp...4_-Kedudukan-Kewenangan-Dan-Tindakan-Hukum-Pemerintah-Kedudukan-Hukum-Rechtsp...
4_-Kedudukan-Kewenangan-Dan-Tindakan-Hukum-Pemerintah-Kedudukan-Hukum-Rechtsp...
 
HAN 1.ppt
HAN 1.pptHAN 1.ppt
HAN 1.ppt
 
Workshop peraturan kebijakan di kementerian ppn bappenas
Workshop peraturan kebijakan di kementerian ppn  bappenasWorkshop peraturan kebijakan di kementerian ppn  bappenas
Workshop peraturan kebijakan di kementerian ppn bappenas
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANKorupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
 
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahanUu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
 
PERTEMUAN 7.pptx
PERTEMUAN 7.pptxPERTEMUAN 7.pptx
PERTEMUAN 7.pptx
 
HAN.pdf
HAN.pdfHAN.pdf
HAN.pdf
 
UU AP Menpan Sosialisasi
UU AP Menpan SosialisasiUU AP Menpan Sosialisasi
UU AP Menpan Sosialisasi
 
Uu no 30_2014
Uu no 30_2014Uu no 30_2014
Uu no 30_2014
 
Uu no 30_2014
Uu no 30_2014Uu no 30_2014
Uu no 30_2014
 
Mandat dan delegasi
Mandat dan delegasiMandat dan delegasi
Mandat dan delegasi
 
UU Nomor 30 Tahun 2014.pptx
UU Nomor 30 Tahun 2014.pptxUU Nomor 30 Tahun 2014.pptx
UU Nomor 30 Tahun 2014.pptx
 
Undang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
Undang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi PemerintahanUndang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
Undang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
 
UNDANG-UNDANG NO.30 TAHUN 2014
UNDANG-UNDANG NO.30 TAHUN 2014UNDANG-UNDANG NO.30 TAHUN 2014
UNDANG-UNDANG NO.30 TAHUN 2014
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi
 
Pejabat negara
Pejabat negara Pejabat negara
Pejabat negara
 
6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negara6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negara
 
Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan...
Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan...Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan...
Tugas pertama menganilisis sumber berita topik pemerintah yang menyalahgunaan...
 
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrechbuku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
 

More from Tri Widodo W. UTOMO

Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanBeyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanTri Widodo W. UTOMO
 
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTri Widodo W. UTOMO
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluTri Widodo W. UTOMO
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNTri Widodo W. UTOMO
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTri Widodo W. UTOMO
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarTri Widodo W. UTOMO
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightTri Widodo W. UTOMO
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahTri Widodo W. UTOMO
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaTri Widodo W. UTOMO
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Recharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangRecharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTransformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTransformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTri Widodo W. UTOMO
 
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaKorpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakInovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakTri Widodo W. UTOMO
 

More from Tri Widodo W. UTOMO (20)

Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanBeyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
 
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Recharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangRecharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang Panjang
 
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTransformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
 
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTransformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
 
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaKorpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
 
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakInovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
 

Recently uploaded

mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (9)

mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 

Sharing Session Delegasi Wewenang Bank Indonesia

  • 1. Disampaikan Sharing Session “Pengaturan dan Praktek Delegasi Wewenag” Bank Indonesia, Jakarta, 26 Agustus 2015 Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
  • 2. Contents Penutup Praktek Pelimpahan Kewenangan Diskresi Sumber Kewenangan Overview HAN tentang Kewenangan
  • 3. Overview HAN tentang Kewenangan Kewenangan Pemerintahan: kekuasaan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk bertindak dalam ranah hukum publik (UU-AP psl. 1). Tindakan (Administrasi Pemerintahan): perbuatan Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk melakukan dan/atau tidak melakukan perbuatan konkret dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan (UU-AP psl. 1). Perbuatan (Hukum) Pemerintah: perbuatan yg menimbulkan hubungan hukum dan/atau akibat hukum tertentu, berupa pembuatan peraturan (regeling), keputusan (beschikking), atau perbuatan nyata (feitelijke rechts-handelingen). Perbuatan Pemerintahan yang menyimpang: perbuatan melawan hukum (onrechtsmatige overheidsdaad), perbuatan menyalahgunakan wewenang (detournement de pouvoir), serta perbuatan yg sewenang-wenang (abus de droit).
  • 5. Overview HAN tentang Kewenangan Setiap Tindakan harus ditetapkan dan/atau dilakukan oleh Badan dan/atau Pejabat yang berwenang. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam menggunakan Wewenang wajib berdasarkan (konsiderasi): a) Peraturan perundang-undangan; dan b) AUPB (algemeene beginselen van behoorlijk bestuur). Pejabat Pemerintahan dilarang menyalahgunakan Kewenangan dalam menetapkan dan/atau melakukan Tindakan. AUPB terdiri dari: kepastian hukum; kemanfaatan; ketidakberpihakan; kecermatan; tidak menyalahgunakan kewenangan; keterbukaan; kepentingan umum; dan pelayanan yg baik. (UU AP Psl 8, 10)
  • 6. Sumber Kewenangan ATRIBUSI: pemberian kewenangan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan oleh UUD 1945 atau UU. DELEGASI: pelimpahan kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yg lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat yg lebih rendah dengan tanggungjawab beralih sepenuhnya kepada penerima delegasi. MANDAT: pelimpahan kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yg lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat yg lebih rendah dengan tanggungjawab tetap berada pada pemberi mandat. (UU AP Psl 1 dan 11)
  • 7. Pelimpahan Kewenangan: Delegasi vs Mandat DELEGASI MANDAT Terjadi antara organ pemerintah satu dengan organ pemerintah lain; pihak pemberi wewenang memiliki kedudukan lebih tinggi dari pihak yg diberikan wewenang. Terjadi dalam hubungan kerja internal antara atasan dan bawahan. Terjadi pengakuan kewenangan atau pengalihtanganan kewenangan. Tidak terjadi pengakuan/pengalihtanganan kewenangan (yg diberi mandat hanya bertindak untuk & atas nama pemberi mandat) Pemberi delegasi tidak wajib memberi instruksi kepada yg diserahi wewenang mengenai penggunaan wewenang tsb namun berhak untuk meminta penjelasan mengenai pelaksanaan wewenang tsb. Pemberi mandat wajib memberikan penjelasan kepada yg diserahi wewenang & berhak meminta penjelasan mengenai pelaksanaan wewenang tsb. Tanggungjawab atas pelaksanaan wewenang berada pada pihak yg menerima wewenang tsb. Tanggungjawab pelaksanaan wewenang tidak beralih dan tetap berada pada pemberi mandat. Merupakan wewenang pelimpahan atau sebelumnya telah ada. Merupakan pelaksanaan tugas rutin. (UU AP Psl 13-14)
  • 8. Tentang Delegasi Kewenangan yang didelegasikan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak dapat didelegasikan lebih lanjut, kecuali ditentukan lain dalam per-UU-an; Wewenang delegasi dapat di subdelegasikan, dengan catatan: o dituangkan dalam bentuk peraturan sebelum wewenang dilaksanakan; o dilakukan dalam lingkungan pemerintahan itu sendiri. o paling banyak diberikan kepada Badan dan/atau Pejabat 1 tingkat di bawahnya. Jika pelaksanaan wewenang delegasi menimbulkan ketidakefektifan penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yg memberikan pendelegasian kewenangan dapat menarik kembali wewenang yg telah didelegasikan. (UU AP Psl 13)
  • 9. Tentang Mandat Pejabat yang menerima mandat (melaksanakan tugas rutin) terdiri atas: a. Pelaksana Harian (Plh): melaksanakan tugas rutin dari pejabat definitif yang berhalangan sementara; dan b. Pelaksana Tugas (Plt): melaksanakan tugas rutin dari pejabat definitif yang berhalangan tetap. Badan dan/atau Pejabat yg menerima mandat harus menyebutkan atas nama Badan dan/atau Pejabat yg memberikan mandat. Jika pelaksanaan wewenang mandat menimbulkan ketidakefektifan penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/atau Pejabat yg memberikan mandat dapat menarik kembali wewenang yg telah dimandatkan. Badan dan/atau Pejabat yg memperoleh Mandat tidak berwenang mengambil Tindakan yg bersifat strategis yang berdampak pada perubahan status hukum pada aspek organisasi, kepegawaian, dan alokasi anggaran. (UU AP Psl 14)
  • 10. PK terkait Pendatanganan Surat - 1 Pelimpahan wewenang “Atas nama” (a.n.) Pengertian Merupakan jenis pelimpahan wewenang secara mandat dalam hubungan internal antara atasan kepada pejabat setingkat dibawahnya. Dipergunakan jika yang berwenang menandatangani surat/dokumen melimpahkan kepada pejabat di bawahnya. Ketentuan 1) Pelimpahan wewenang dalam bentuk tertulis; 2) Materi wewenang yang dilimpahkan benar-benar menjadi tugas dan tanggung jawab pejabat yang melimpahkan; 3) Tanggung jawab akhir akibat pelimpahan wewenang tersebut berada pada pejabat yang melimpahkan wewenang; 4) Pejabat yang menerima pelimpahan wewenang harus memberikan pertanggungjawaban kepada pejabat yang melimpahkan wewenang
  • 11. PK terkait Pendatanganan Surat - 2 Pelimpahan wewenang “Untuk Beliau” (u.b.) Pengertian Merupakan jenis pelimpahan wewenang secara mandat, dalam hubungan internal antara atasan kepada pejabat dua tingkat di bawahnya. Digunakan jika yang diberikan kuasa memberi kuasa lagi kepada pejabat satu tingkat di bawahnya, sehingga untuk beliau (u.b) digunakan setelah ada atas nama (a.n.) Ketentuan 1) Pelimpahan harus mengikuti urutan hanya sampai dua tingkat struktural dibawahnya. 2) Materi yang ditangani merupakan tugas dan tanggung jawabnya. 3) Dapat dipergunakan oleh pejabat yang ditunjuk sebagai pejabat pengganti (Plt. atau Plh.) 4) Tanggung jawab akhir akibat pelimpahan wewenang tersebut berada pada pejabat yang melimpahkan wewenang.
  • 12. PK terkait Kekosongan Jabatan - 1 Pelaksana tugas (Plt.) Pengertian Merupakan pejabat sementara pada jabatan tertentu yang mendapat pelimpahan wewenang penandatanganan naskah dinas, karena pejabat definitif belum dilantik. Ketentuan 1) Bertanggung jawab atas naskah dinas yang dilakukannya. 2) Digunakan apabila pejabat yang berwenang menandatangani naskah dinas belum ditetapkan karena menunggu ketentuan bidang kepegawaian lebih lanjut. 3) Pelimpahan wewenang bersifat sementara, sampai dengan pejabat yang definitif ditetapkan
  • 13. PK terkait Kekosongan Jabatan - 2 Pelaksana tugas harian (Plh.) Pengertian Merupakan pejabat sementara pada jabatan tertentu yang mendapat pelimpahan wewenang penandatanganan naskah dinas, karena pejabat definitif berhalangan sementara. Ketentuan 1) Dipergunakan apabila pejabat yg berwenang menandatangani naskah dinas tidak berada di tempat. 2) Pelimpahan wewenang bersifat sementara, sampai dengan pejabat yang definitif kembali di tempat. 3) Tidak memiliki kewenangan untuk mengambil atau menetapkan keputusan yang mengikat seperti pembuatan DP-3, penetapan surat keputusan, penjatuhan hukuman disiplin. 4) Pejabat yang ditunjuk sebagai Plh tidak membawa dampak terhadap kepegawaian dan tidak diberikan tunjangan jabatan dalam kedudukannya sebagai Pelaksana Harian.
  • 14. PK terkait Kekosongan Jabatan - 3 Penjabat (Pj.) Pengertian Merupakan pejabat sementara untuk jabatan tertentu. Tanggung jawab Melaksanakan tugas pemerintahan pada daerah tertentu sampai dengan pelantikan pejabat definitif.
  • 15. Diskresi Hanya dapat dilakukan oleh Pejabat yg berwenang. Tujuan: a) melancarkan penyelenggaraan pemerintahan; b) mengisi kekosongan hukum; c) memberikan kepastian hukum; dan d) mengatasi stagnasi pemerintahan dalam keadaan tertentu guna kemanfaatan dan kepentingan umum. Lingkup: pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan yang … o memberikan suatu pilihan Keputusan dan/atau Tindakan; o karena peraturan perundang-undangan tidak mengatur. o karena peraturan perundang-undangan tidak lengkap/tidak jelas. o karena adanya stagnasi pemerintahan guna kepentingan yang lebih luas. Syarat: tidak bertentangan dengan ketentuan per-UU-an; sesuai dengan AUPB; berdasarkan alasan2 yg objektif; tidak menimbulkan konflik kepentingan; dan dilakukan dengan itikad baik. (UU AP Psl 22-24)
  • 16. Praktek Pelimpahan Kewenangan - 1 Semua instansi pemerintah (Kementerian, LPNK, LNS) pada dasarnya menjalankan kewenangan yang dilimpahkan melalui delegasi dari Presiden selaku pemegang kewenangan pemerintahan (eksekutif). o Presiden mengemban kewenangan atributif (diberikan oleh UUD 1945); o K/L menjalankan kewenangan delegatif. Itulah sebabnya, sebagian besar K/L dibentuk dengan Perpres, dan sebagian dengan PP (hanya sedikit yang dibentuk dengan UU, misalnya KPK, KPU, KPPU, KPI, KPAI, LPS, LPSK, dsb. K/L dapat melimpahkan kewenangan kepada Gubernur (selaku wakil pemerintah) melalui asas dekonsentrasi. Dalam menyelenggarakan PTSP oleh provinsi, Gubernur memberikan pendelegasian wewenang Perizinan dan Nonperizinan yang menjadi urusan pemerintah provinsi kepada Kepala BPMPTSP Provinsi (psl. 10 Perpres No. 97/2014 tentang Penyelenggaraan PTSP).
  • 17. Beberapa Contoh Pelimpahan Kewenangan PP No. 83/2010 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemerintah Kepada Dewan Kawasan Sabang. Peraturan Kepala BKPM No. 9/2013 tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Izin Usaha Dalam Rangka Penanaman Modal kepada Kepala BP Batam, BP Bintan, dan BP Karimun. Peraturan Kepala BPN No. 2/2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah. Keputusan Menteri Kesehatan No. 473/2014 Tentang Pelimpahan Wewenang Penetapan Pejabat yang Diberi Wewenang dan Tanggung Jawab untuk Atas Nama Menteri Kesehatan Selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Dalam Pengelolaan APBN Kementerian Kesehatan yang Dilaksanakan di Tingkat Kabupaten/Kota T.A. 2014. Keputusan Menteri ESDM No. 2339/2014 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang Menteri ESDM Kepada Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Dalam Pemberian Keputusan Perizinan di Bidang Ketenagalistrikan.
  • 18. Praktek Pelimpahan Kewenangan - 2 Di tingkat daerah, Provinsi dan Kab/Kota dibentuk melalui UU yg memberi kewenangan atributif melalui asas desentralisasi. o Provinsi dan Kab/Kota mengemban kewenangan atributif berdasarkan UU Pembentukan. o Gubernur menjalankan kewenangan delegatif melalui asas dekonsentrasi. o Bupati/Walikota menjalankan kewenangan delegatif melalui asas Tugas Pembantuan (medebewind). Selanjutnya, bupati/walikota mendelegasikan sebagian kewenangannya kepada camat/lurah. Beberapa kriteria yg dapat dipakai a.l.: o Dilihat dari lokus dan kepentingannya, lebih banyak dioperasikan di Kecamatan. Contoh: penanganan penyakit masyarakat seperti perjudian, PSK, dll. o Dilihat dari fungsi administratifnya, lebih bersifat pelaksanaan dari pada pengaturan. Contoh: pemberian ijin IMB (untuk luas tertentu), dll. o Dilihat dari kebutuhan dasar masyarakat, kewenangan tadi benar-benar dibutuhkan secara mendesak oleh masyarakat setempat. Contoh: pelayanan sampah, sanitasi, dll.
  • 19. Contoh PK Bupati/Walikota ke Camat/Lurah NO LOKASI DASAR HUKUM BIDANG KEWENANGAN 1 Kota Bandung Kep. Walikota No. 1342/2001 19 Bid Kewenangan, 96 rincian kewenangan 2 Kota Surabaya Kep. Walikota No. 55/2001 15 Bid Kewenangan, 68 rincian kewenangan 3 Kabupaten Bandung Kep. Bupati No. 21/2001 27 Bid Kewenangan, 109 rincian kewenangan 4 Kabupaten Sumedang Kep. Bupati No. 44/2001 9 Bid Kewenangan, 18 rincian kewenangan 5 Kab. Lampung Utara Kep. Bupati No. 299/2001 23 Bid Kewenangan, 317 rincian kewenangan
  • 20. Penutup PK diharapkan dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tugas/fungsi pemerintahan, sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan umum. Beban instansi yang memberi PK berkurang, sekaligus memeratakan alokasi & distribusi anggaran ke unit-unit yang ada dibawahnya. Pelimpahan wewenang diharapkan dapat memberdayakan pihak yang menerima PK, sekaligus tidak perlu membentuk lembaga baru untuk menjalankan tugas tertentu shg menghemat anggaran. PK membutuhkan kelegawaan dan trust dari pejabat yang berwenang untuk berbagi dengan bawahannya. Agar efektif, PK juga membutuhkan koordinasi yang baik antara pihak pemberi dan penerima PK.
  • 21. Disampaikan Sharing Session “Pengaturan dan Praktek Delegasi Wewenag” Bank Indonesia, Jakarta, 26 Agustus 2015 Semoga Bermanfaat … !!