SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018
METODE EVALUASI KEGIATAN BIMBINGAN KLASIKAL
Oleh: Sunawan, Ph.D.
Dalam Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Konseling di Sekolah
(lihat Ditjen GTIK, 2016(a)(b)(c)) dinyatakan bahwa evaluasi kegiatan bimbingan
klasikal dilakukan pada dua hal, yakni proses dan hasil. Evaluasi proses diarahkan
untuk menilai pelaksanaan bimbingan klasikal. Adapun evaluasi hasil digunakan untuk
menilai: 1) pemahaman diri, sikap dan perilaku siswa yang terbangun dari kegiatan
bimbingan klasikal; 2) perasaan positif pasca mengikuti kegiatan bimbingan klasikal;
3) rencana tindakan pasca bimbingan klasikal/layanan; dan 4) pencapaian standar
kompetensi kemandirian peserta didik. Tabel 1 menunjukkan lingkup dan indikator
kriteria dalam evaluasi kegiatan bimbingan klasikal.
Tabel 1. Batasan evaluasi dan indikator keberhasilannya
No Jenis Evaluasi
Kriteria Evaluasi
Komponen/Asep
yang Dievaluasi
Indikator Keberhasilan
A Evaluasi Proses 1. Pelaksanaan
bimbingan
klasikal
a. Peserta didik/konseli terlibat
secara aktif dalam kegiatan
b. Peserta didik/konseli memiliki
antusiasme yang tinggi dala
kegiatan
c. Konselor atau guru BK
melaksanakan layanan sesuai
dengan prosedur pemberian
layanan yang berlaku
d. Alokasi waktu pemberian
layanan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan
B Evaluasi Hasil 1. Pemahaman
diri, sikap dan
perilaku
a. Peserta didik/konseli memiliki
pengetahuan dan pemahaman
diri sesuai dengan layanan yang
diberikan.
b. Peserta didik/konseli
mengalami perubahan sikap
sesuai dengan layanan yang
diberikan
Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018
c. Peserta didik/konseli dapat
memodifikasi atau melakukan
perubahan perilaku sesuai
dengan layanan yang diberikan
2. Perasaan positif a. Peserta didik/konseli merasa
yakin atas kinerja konselor atau
guru BK dalam melaksanakan
layanan
b. Peserta didik/konseli merasa
yakin atas potensi yang
dimilikinya
c. Peserta didik/konseli
termotivasi untuk
mengembangkan potensi secara
optimal
3. Rencana
kegiatan yang
akan
dilaksanakan
pasca layanan
a. Peserta didik/konseli memiliki
berbagai alternatif upaya
pengembangan/pengentasan
masalah
b. Peserta didik/konseli
memutuskan upaya
pengembangan/pengentasan
masalah yang akan dilakukan
c. Peserta didik/konseli memiliki
rencana kegiatan yang akan
dilakukan sebagai upaya
pengembangan/pengentasan
masalah
4. Pencapaian
Standar
Perkembangan/
Kompetensi
Kemandirian
Peserta Didik
a. Peserta didik/konseli dapat
mencapai tujuan
perkembangan/kemandirian
dalam aspek pribadi-sosial
b. Peserta didik/konseli dapat
mencapai tujuan
perkembangan/kemandirian
dalam aspek belajar
c. Peserta didik/konseli dapat
mencapai tujuan perkembangan
kemandirian dalam aspek karir
Sumber: Ditjen GTIK (2016(a))
Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018
Berdasarkan Tabel 1, maka evaluasi kegiatan bimbingan klasikal tidak cukup
dilakukan hanya dengan mengaplikasikan teknik tes. Penggunaan teknik-teknik non-
tes, seperti angket, skala, dan skala penilaian, menjadi sangat penting. Meskipun dalam
Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Konseling di Sekolah (Ditjen
GTIK, 2016(a)(b)(c)) telah menyediakan contoh instrumen evaluasi bimbingan
klasikal, tetapi konselor masih dimungkinkan mengembangkan instrumen atau
memodifikasi butir dalam instrumen evaluasi sesuai dengan kebutuhan konselor di
sekolah, termasuk memodifikasi atau mengembangkan angket, skala, atau pedoman
wawancara untuk keperluan evaluasi bimbingan klasikal.
Pembahasan dalam kegiatan belajar ini, secara khusus, diarahkan untuk
membahas prosedur pengembangan instrumen tes sebagai sarana evaluasi bimbingan
klasikal dengan dua pertimbangan. Pertama, pengukuran pemahaman siswa setelah
mengikuti bimbingan klasikal belum dicontohkan secara spesifik dalam Panduan
Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Konseling di sekolah. Kedua, teknik
asesmen non-tes, termasuk untuk keperluan evaluasi bimbingan klasikal, telah dibahas
dalam Kegiatan Belajar Asesmen dalam Bimbingan Konseling. Oleh karena, fungsi
dan keperluan tes dalam evaluasi bimbingan klasikal berbeda dengan fungsi dan
keperluan tes dalam pembelajaran yang dilakukan guru, maka pemaparan tentang
metode evaluasi bimbingan klasikal dengan teknik tes disesuaikan dengan arah dan
lingkup tugas konselor.
a. Prinsip penyusunan tes
Terdapat empat prinsip yang dapat digunakan panduan bagi konselor dalam
mengembangkan tes guna mengevaluasi bimbingan klasikal:
1) Tes digunakan untuk mengases seluruh tujuan bimbingan klasikal. Prinsip ini
menegaskan bahwa tes yang dibuat oleh konselor diarahkan untuk mengukur
ketercapaian tujuan bimbingan klasikal. Oleh karena itu, dalam mengembangkan tes
sendiri, konselor harus menggunakan tujuan bimbingan klasikal sebagai bahan
penyusunan butir.
Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018
2) Mencakup sebanyak mungkin ranah kognitif. Tes disusun bukan hanya untuk
mengases ranah pengetahuan yang berorientasi pada hafalan saja, melainkan ranah
kognitif yang lebih tinggi juga penting untuk dilibatkan. Ranah kognitif yang
dilibatkan tentunya diharapkan selasar dengan tingkat ranah kognitif yang dirancang
dalam tujuan bimbingan klasikal. Meski banyak ranah kognitif yang diukur, bukan
berarti butirnya harus banyak.
3) Menggunakan jenis dan format tes yang tepat. Penting untuk dipahami bahwa soal
tes dengan jenis tertentu hanya untuk keperluan terbatas atau mengases proses
berpikir yang berbeda. Konselor diharapkan dapat memilih jenis soal yang tepat
untuk mengevaluasi kegiatan bimbingan klasikalnya.
4) Menggunakan tes untuk memperkuat pembelajaran dalam bimbingan klasikal.
Penggunaan tes dalam bimbingan klasikal tidak diarahkan untuk memberi nilai
bagus atau kurang atas kinerjanya mengikuti bimbingan klasikal sebagaimana guru
memberi tes untuk mengukur pencapaian belajar siswa. Tes dalam evaluasi
bimbingan klasikal diharapkan dapat memperkuat pemahaman konsep siswa
terhadap konten atau materi bimbingan klasikal. Apabila terjadi kesalahan atau
kekeliruan pada siswa dalam mengerjakan tes, maka konselor dapat
memanfaatkannya sebagai sarana untuk memberi balikan kepada siswa sehingga
mereka mendapatkan pemahaman yang lebih tepat tentang isu yang dibahas dalam
bimbingan klasikal.
b. Konstruksi tes
Berikut ini adalah tahapan dalam mengkonstruksi tes:
1) Merencanakan tes. Perencanaan tes dilakukan dengan membuat cetak biru atau kisi-
kisi atau blue print tes. Cetak biru sangat bermanfaat untuk menentukan dan
membuat keputusan tentang seberapa banyak ruang yang diberikan untuk mengukur
tingkat berpikir tertentu. Bagi konselor yang menempatkan tes berbeda dengan guru,
alokasi ruang dalam merencanakan tes menjadi penting mengingat konselor
diharapkan tidak terlalu banyak menyusun butir tes. Tes lebih untuk mengases
Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018
tingkat pemahaman siswa tentang konten atau materi yang diajarkan dalam
bimbingan klasikal. Tabel 2 menyajikan contoh kisi-kisi tes.
Tabel 2 Contoh format kisi-kisi tes
No Tujuan Khusus C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah
1 Tujuan khusus 1 1 1
2 Tujuan khusus 2 2 1
3 Tujuan khusus 3 3 4 2
Total 1 1 1 1 4
Keterangan: C1 = mengingat; C2 = memahami; C3 = menerapkan; C4 = menganalisis;
C5 = mengevaluasi; C6 = menciptakan
2) Menyusun tes. Tahapan ini dilakukan dengan memutuskan format tes dan jenis tipe
soal yang akan digunakan. Ada dua tipe soal, yakni (1) selected response items, dan
(2) constructed response items. Soal jenis selected response items meminta siswa
untuk memilih jawaban yang sudah disiapkan oleh pembuat soal, contoh soal benar-
salah, menjodohkan, dan pilihan ganda. Adapun soal jenis constructed response
items meminta siswa untuk mengkonstruk sendiri jawaban dari tiap butir yang
ditanyakan, contoh soal esay dan jawaban pendek. Tipe soal selected response items
biasanya disebut objektif karena tidak terlalu menimbulkan penafsiran ulang dalam
proses koreksinya.
3) Mengonstruksikan dan memberikan skor butir. Tahapan akhir dari konstruksi tes
buatan guru atau konselor adalah memberikan bobot skor terhadap butir yang telah
dibuat.
c. Jenis soal
Pada paparan ini akan dibahas tiga macam soal selected response items, yakni
benar-salah, menjodohkan, dan pilihan ganda, serta dua macam soal constructed
response items, yakni jawaban pendek dan esai. Setiap macam soal tersebut dapat
dimanfaatkan konselor untuk mengases pemahaman atau penguasaan siswa terhadap
materi atau konten bimbingan klasikal.
Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018
1) Soal benar-salah. Jenis soal ini bermanfaat untuk mengukur pencapaian tujuan
bimbingan klasikal yang sifatnya membandingkan berbagai alternatif. Di samping
itu, jenis soal ini dapat diaplikasikan ketika konselor kesulitan mengembangkan
alternatif jawaban (distractor) untuk soal pilihan ganda. Kelemahan soal ini adalah
peluang siswa menjawab benar yang besar, yakni sebesar 50%.
2) Soal menjodohkan. Jenis soal menjodohkan sangat bermanfaat untuk mengukur
pemahaman siswa tentang fakta dan konsep dalam jumlah yang banyak. Soal
menjodohkan tidak dianjurkan dalam jumlah butir yang banyak; biasanya antara 6
sampai 8 butir saja dalam satu tes.
3) Soal pilihan ganda. Jenis soal pilihan ganda merupakan jenis soal yang dipandang
paling baik karena soal ini memberikan peluang menjawab benar yang tidak terlalu
tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk mengukur tingkat berpikir tinggi (higher order
thinking). Ada tiga komponen dalam soal pilihan ganda, yakni stem, jawaban
benar/kunci jawaban, dan pengecoh (distractor). Stem merupakan pernyataan yang
menyuguhkan pertanyaan atau masalah. Kunci jawaban merupakan pernyataan yang
menjawab permasalahan atau pertanyaan yang disajikan dalam stem. Adapun
pengecoh adalah pernyataan yang logis tetapi keliru.
4) Soal jawaban pendek. Jenis soal jawaban pendek sangat bermanfaat untuk
digunakan mengukur kemampuan siswa dalam mengingat informasi, terutama
mengingat fakta dan konsep. Kemungkinan siswa menebak-nebak dalam menjawab
soal tereliminir karena tidak ada pilihan jawaban. Dalam menyusun soal jawaban
pendek, penyusun harus memastikan bahwa soal atau permasalahan hanya menuntut
satu jawaban yang benar.
5) Soal esai. Jenis soal esai merupakan cara terbaik untuk mengukur proses berpikir
tingkat tinggi yang dilakukan siswa. Di samping itu, membuat soal esai tidak terlalu
merepotkan jika dibandingkan dengan soal objektif, terutama soal pilihan ganda.
Namun, kritik diberikan terhadap cara penskoran jenis soal esai yang cenderung
mengandung bias.

More Related Content

What's hot

Pendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred AdlerPendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred Adler
Iis Nurul Fitriyani
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)
coryditapratiwi
 
Laporan konseling kelompok realita
Laporan konseling kelompok realitaLaporan konseling kelompok realita
Laporan konseling kelompok realita
Nur Arifaizal Basri
 
Bk motivasi belajar
Bk motivasi belajarBk motivasi belajar
Bk motivasi belajar
Aldi Rizaldi
 
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingangket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
achmad hidayat
 

What's hot (20)

LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
 
CONTOH RPL K13 + LAMPIRAN
CONTOH RPL K13 + LAMPIRANCONTOH RPL K13 + LAMPIRAN
CONTOH RPL K13 + LAMPIRAN
 
Pendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred AdlerPendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred Adler
 
Contoh RPL konseling kelompok
Contoh RPL konseling kelompokContoh RPL konseling kelompok
Contoh RPL konseling kelompok
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)
 
Rpl bidang Belajar
Rpl bidang BelajarRpl bidang Belajar
Rpl bidang Belajar
 
Pertimbangan pemilihan metode bimbingan klasikal
Pertimbangan pemilihan metode bimbingan klasikalPertimbangan pemilihan metode bimbingan klasikal
Pertimbangan pemilihan metode bimbingan klasikal
 
mengenai teori adler
mengenai teori adlermengenai teori adler
mengenai teori adler
 
Rpl biimbingan belajar
Rpl biimbingan belajarRpl biimbingan belajar
Rpl biimbingan belajar
 
Angket Pilihan Karier
Angket Pilihan KarierAngket Pilihan Karier
Angket Pilihan Karier
 
Laporan konseling kelompok realita
Laporan konseling kelompok realitaLaporan konseling kelompok realita
Laporan konseling kelompok realita
 
(kopsin)
(kopsin)(kopsin)
(kopsin)
 
CONTOH RPL POP
CONTOH RPL POPCONTOH RPL POP
CONTOH RPL POP
 
Bk motivasi belajar
Bk motivasi belajarBk motivasi belajar
Bk motivasi belajar
 
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingangket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
 
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIFVERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
 
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
 
Laporan kegiatan diagnosis kesulitan belajar
Laporan kegiatan diagnosis kesulitan belajarLaporan kegiatan diagnosis kesulitan belajar
Laporan kegiatan diagnosis kesulitan belajar
 
Rpl Bidang Karir
Rpl Bidang KarirRpl Bidang Karir
Rpl Bidang Karir
 
Rpl belajar
Rpl belajarRpl belajar
Rpl belajar
 

Similar to Metode evaluasi kegiatan bimbingan klasikal

Pengertian evaluasi pendidikan
Pengertian evaluasi pendidikanPengertian evaluasi pendidikan
Pengertian evaluasi pendidikan
Hanapi Hasan
 
Kakubuteks evaluasi kurikulum
Kakubuteks evaluasi kurikulumKakubuteks evaluasi kurikulum
Kakubuteks evaluasi kurikulum
Ka Azizah
 
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Operator Warnet Vast Raha
 
Ali muhson-penyusunan-alat-penilaian-hasil-belajar
Ali muhson-penyusunan-alat-penilaian-hasil-belajarAli muhson-penyusunan-alat-penilaian-hasil-belajar
Ali muhson-penyusunan-alat-penilaian-hasil-belajar
kautsareka
 

Similar to Metode evaluasi kegiatan bimbingan klasikal (20)

Pengertian evaluasi pendidikan
Pengertian evaluasi pendidikanPengertian evaluasi pendidikan
Pengertian evaluasi pendidikan
 
Perangkat evaluasi
Perangkat evaluasiPerangkat evaluasi
Perangkat evaluasi
 
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTSMATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
 
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
 
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatanEvaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
 
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BE...
 
Slide analisis butir tes dan nontes
Slide analisis butir tes dan nontesSlide analisis butir tes dan nontes
Slide analisis butir tes dan nontes
 
Kakubuteks evaluasi kurikulum
Kakubuteks evaluasi kurikulumKakubuteks evaluasi kurikulum
Kakubuteks evaluasi kurikulum
 
Pengembangan instrumen penilaian dan analisisnya
Pengembangan instrumen penilaian dan analisisnyaPengembangan instrumen penilaian dan analisisnya
Pengembangan instrumen penilaian dan analisisnya
 
Pedoman penulisan soal sma, ma, smk, mak
Pedoman penulisan soal sma, ma, smk, makPedoman penulisan soal sma, ma, smk, mak
Pedoman penulisan soal sma, ma, smk, mak
 
pdf-model-penilaian-kelas-untuk-sma-paket-c-setara-sma
pdf-model-penilaian-kelas-untuk-sma-paket-c-setara-smapdf-model-penilaian-kelas-untuk-sma-paket-c-setara-sma
pdf-model-penilaian-kelas-untuk-sma-paket-c-setara-sma
 
Penilaian pembelajaran ktsp
Penilaian pembelajaran ktspPenilaian pembelajaran ktsp
Penilaian pembelajaran ktsp
 
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
 
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
 
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
 
PP YUDHI SEMINAS .pptx
PP YUDHI SEMINAS .pptxPP YUDHI SEMINAS .pptx
PP YUDHI SEMINAS .pptx
 
PPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptxPPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptx
 
Model pengembangan addie
Model pengembangan addieModel pengembangan addie
Model pengembangan addie
 
Pedoman penulisan soal smp, m ts
Pedoman penulisan soal smp, m tsPedoman penulisan soal smp, m ts
Pedoman penulisan soal smp, m ts
 
Ali muhson-penyusunan-alat-penilaian-hasil-belajar
Ali muhson-penyusunan-alat-penilaian-hasil-belajarAli muhson-penyusunan-alat-penilaian-hasil-belajar
Ali muhson-penyusunan-alat-penilaian-hasil-belajar
 

More from Sunawan Sunawan

More from Sunawan Sunawan (20)

Tugas kegiatan belajar 4
Tugas kegiatan belajar 4Tugas kegiatan belajar 4
Tugas kegiatan belajar 4
 
Tugas kegiatan belajar 3
Tugas kegiatan belajar 3Tugas kegiatan belajar 3
Tugas kegiatan belajar 3
 
Konsep dasar media
Konsep dasar mediaKonsep dasar media
Konsep dasar media
 
Konsep dasar manajemen kelas
Konsep dasar manajemen kelasKonsep dasar manajemen kelas
Konsep dasar manajemen kelas
 
Konsep dasar evaluasi bimbingan klasikal
Konsep dasar evaluasi bimbingan klasikalKonsep dasar evaluasi bimbingan klasikal
Konsep dasar evaluasi bimbingan klasikal
 
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelasHal hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas
 
Tugas kegiatan belajar 2
Tugas kegiatan belajar 2Tugas kegiatan belajar 2
Tugas kegiatan belajar 2
 
Tugas kegiatan belajar 1
Tugas kegiatan belajar 1Tugas kegiatan belajar 1
Tugas kegiatan belajar 1
 
Tahapan dalam memilih media
Tahapan dalam memilih mediaTahapan dalam memilih media
Tahapan dalam memilih media
 
Pendekatan sistematis dalam manajemen kelas
Pendekatan sistematis dalam manajemen kelasPendekatan sistematis dalam manajemen kelas
Pendekatan sistematis dalam manajemen kelas
 
Metode pengajaran langsung
Metode pengajaran langsungMetode pengajaran langsung
Metode pengajaran langsung
 
Metode pengajaran konstruktivistik
Metode pengajaran konstruktivistikMetode pengajaran konstruktivistik
Metode pengajaran konstruktivistik
 
Metode pengajaran kelompok
Metode pengajaran kelompokMetode pengajaran kelompok
Metode pengajaran kelompok
 
Konsep dasar perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
Konsep dasar perencanaan kegiatan bimbingan klasikalKonsep dasar perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
Konsep dasar perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
 
Konsep dasar perencanaan kegiatan bimbingan klasikal.docx
Konsep dasar perencanaan kegiatan bimbingan klasikal.docxKonsep dasar perencanaan kegiatan bimbingan klasikal.docx
Konsep dasar perencanaan kegiatan bimbingan klasikal.docx
 
Konsep dasar media dalam bimbingan klasikal
Konsep dasar media dalam bimbingan klasikalKonsep dasar media dalam bimbingan klasikal
Konsep dasar media dalam bimbingan klasikal
 
Konsep dasar manajemen kelas
Konsep dasar manajemen kelasKonsep dasar manajemen kelas
Konsep dasar manajemen kelas
 
Konsep dasar evaluasi kegiatan bimbingan klasikal
Konsep dasar evaluasi kegiatan bimbingan klasikalKonsep dasar evaluasi kegiatan bimbingan klasikal
Konsep dasar evaluasi kegiatan bimbingan klasikal
 
Format format media
Format format mediaFormat format media
Format format media
 
Metode evaluasi kegiatan bimbingan klasikal
Metode evaluasi kegiatan bimbingan klasikalMetode evaluasi kegiatan bimbingan klasikal
Metode evaluasi kegiatan bimbingan klasikal
 

Recently uploaded

443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
cupulin
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 

Metode evaluasi kegiatan bimbingan klasikal

  • 1. Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018 METODE EVALUASI KEGIATAN BIMBINGAN KLASIKAL Oleh: Sunawan, Ph.D. Dalam Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Konseling di Sekolah (lihat Ditjen GTIK, 2016(a)(b)(c)) dinyatakan bahwa evaluasi kegiatan bimbingan klasikal dilakukan pada dua hal, yakni proses dan hasil. Evaluasi proses diarahkan untuk menilai pelaksanaan bimbingan klasikal. Adapun evaluasi hasil digunakan untuk menilai: 1) pemahaman diri, sikap dan perilaku siswa yang terbangun dari kegiatan bimbingan klasikal; 2) perasaan positif pasca mengikuti kegiatan bimbingan klasikal; 3) rencana tindakan pasca bimbingan klasikal/layanan; dan 4) pencapaian standar kompetensi kemandirian peserta didik. Tabel 1 menunjukkan lingkup dan indikator kriteria dalam evaluasi kegiatan bimbingan klasikal. Tabel 1. Batasan evaluasi dan indikator keberhasilannya No Jenis Evaluasi Kriteria Evaluasi Komponen/Asep yang Dievaluasi Indikator Keberhasilan A Evaluasi Proses 1. Pelaksanaan bimbingan klasikal a. Peserta didik/konseli terlibat secara aktif dalam kegiatan b. Peserta didik/konseli memiliki antusiasme yang tinggi dala kegiatan c. Konselor atau guru BK melaksanakan layanan sesuai dengan prosedur pemberian layanan yang berlaku d. Alokasi waktu pemberian layanan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan B Evaluasi Hasil 1. Pemahaman diri, sikap dan perilaku a. Peserta didik/konseli memiliki pengetahuan dan pemahaman diri sesuai dengan layanan yang diberikan. b. Peserta didik/konseli mengalami perubahan sikap sesuai dengan layanan yang diberikan
  • 2. Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018 c. Peserta didik/konseli dapat memodifikasi atau melakukan perubahan perilaku sesuai dengan layanan yang diberikan 2. Perasaan positif a. Peserta didik/konseli merasa yakin atas kinerja konselor atau guru BK dalam melaksanakan layanan b. Peserta didik/konseli merasa yakin atas potensi yang dimilikinya c. Peserta didik/konseli termotivasi untuk mengembangkan potensi secara optimal 3. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan a. Peserta didik/konseli memiliki berbagai alternatif upaya pengembangan/pengentasan masalah b. Peserta didik/konseli memutuskan upaya pengembangan/pengentasan masalah yang akan dilakukan c. Peserta didik/konseli memiliki rencana kegiatan yang akan dilakukan sebagai upaya pengembangan/pengentasan masalah 4. Pencapaian Standar Perkembangan/ Kompetensi Kemandirian Peserta Didik a. Peserta didik/konseli dapat mencapai tujuan perkembangan/kemandirian dalam aspek pribadi-sosial b. Peserta didik/konseli dapat mencapai tujuan perkembangan/kemandirian dalam aspek belajar c. Peserta didik/konseli dapat mencapai tujuan perkembangan kemandirian dalam aspek karir Sumber: Ditjen GTIK (2016(a))
  • 3. Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018 Berdasarkan Tabel 1, maka evaluasi kegiatan bimbingan klasikal tidak cukup dilakukan hanya dengan mengaplikasikan teknik tes. Penggunaan teknik-teknik non- tes, seperti angket, skala, dan skala penilaian, menjadi sangat penting. Meskipun dalam Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Konseling di Sekolah (Ditjen GTIK, 2016(a)(b)(c)) telah menyediakan contoh instrumen evaluasi bimbingan klasikal, tetapi konselor masih dimungkinkan mengembangkan instrumen atau memodifikasi butir dalam instrumen evaluasi sesuai dengan kebutuhan konselor di sekolah, termasuk memodifikasi atau mengembangkan angket, skala, atau pedoman wawancara untuk keperluan evaluasi bimbingan klasikal. Pembahasan dalam kegiatan belajar ini, secara khusus, diarahkan untuk membahas prosedur pengembangan instrumen tes sebagai sarana evaluasi bimbingan klasikal dengan dua pertimbangan. Pertama, pengukuran pemahaman siswa setelah mengikuti bimbingan klasikal belum dicontohkan secara spesifik dalam Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Konseling di sekolah. Kedua, teknik asesmen non-tes, termasuk untuk keperluan evaluasi bimbingan klasikal, telah dibahas dalam Kegiatan Belajar Asesmen dalam Bimbingan Konseling. Oleh karena, fungsi dan keperluan tes dalam evaluasi bimbingan klasikal berbeda dengan fungsi dan keperluan tes dalam pembelajaran yang dilakukan guru, maka pemaparan tentang metode evaluasi bimbingan klasikal dengan teknik tes disesuaikan dengan arah dan lingkup tugas konselor. a. Prinsip penyusunan tes Terdapat empat prinsip yang dapat digunakan panduan bagi konselor dalam mengembangkan tes guna mengevaluasi bimbingan klasikal: 1) Tes digunakan untuk mengases seluruh tujuan bimbingan klasikal. Prinsip ini menegaskan bahwa tes yang dibuat oleh konselor diarahkan untuk mengukur ketercapaian tujuan bimbingan klasikal. Oleh karena itu, dalam mengembangkan tes sendiri, konselor harus menggunakan tujuan bimbingan klasikal sebagai bahan penyusunan butir.
  • 4. Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018 2) Mencakup sebanyak mungkin ranah kognitif. Tes disusun bukan hanya untuk mengases ranah pengetahuan yang berorientasi pada hafalan saja, melainkan ranah kognitif yang lebih tinggi juga penting untuk dilibatkan. Ranah kognitif yang dilibatkan tentunya diharapkan selasar dengan tingkat ranah kognitif yang dirancang dalam tujuan bimbingan klasikal. Meski banyak ranah kognitif yang diukur, bukan berarti butirnya harus banyak. 3) Menggunakan jenis dan format tes yang tepat. Penting untuk dipahami bahwa soal tes dengan jenis tertentu hanya untuk keperluan terbatas atau mengases proses berpikir yang berbeda. Konselor diharapkan dapat memilih jenis soal yang tepat untuk mengevaluasi kegiatan bimbingan klasikalnya. 4) Menggunakan tes untuk memperkuat pembelajaran dalam bimbingan klasikal. Penggunaan tes dalam bimbingan klasikal tidak diarahkan untuk memberi nilai bagus atau kurang atas kinerjanya mengikuti bimbingan klasikal sebagaimana guru memberi tes untuk mengukur pencapaian belajar siswa. Tes dalam evaluasi bimbingan klasikal diharapkan dapat memperkuat pemahaman konsep siswa terhadap konten atau materi bimbingan klasikal. Apabila terjadi kesalahan atau kekeliruan pada siswa dalam mengerjakan tes, maka konselor dapat memanfaatkannya sebagai sarana untuk memberi balikan kepada siswa sehingga mereka mendapatkan pemahaman yang lebih tepat tentang isu yang dibahas dalam bimbingan klasikal. b. Konstruksi tes Berikut ini adalah tahapan dalam mengkonstruksi tes: 1) Merencanakan tes. Perencanaan tes dilakukan dengan membuat cetak biru atau kisi- kisi atau blue print tes. Cetak biru sangat bermanfaat untuk menentukan dan membuat keputusan tentang seberapa banyak ruang yang diberikan untuk mengukur tingkat berpikir tertentu. Bagi konselor yang menempatkan tes berbeda dengan guru, alokasi ruang dalam merencanakan tes menjadi penting mengingat konselor diharapkan tidak terlalu banyak menyusun butir tes. Tes lebih untuk mengases
  • 5. Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018 tingkat pemahaman siswa tentang konten atau materi yang diajarkan dalam bimbingan klasikal. Tabel 2 menyajikan contoh kisi-kisi tes. Tabel 2 Contoh format kisi-kisi tes No Tujuan Khusus C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah 1 Tujuan khusus 1 1 1 2 Tujuan khusus 2 2 1 3 Tujuan khusus 3 3 4 2 Total 1 1 1 1 4 Keterangan: C1 = mengingat; C2 = memahami; C3 = menerapkan; C4 = menganalisis; C5 = mengevaluasi; C6 = menciptakan 2) Menyusun tes. Tahapan ini dilakukan dengan memutuskan format tes dan jenis tipe soal yang akan digunakan. Ada dua tipe soal, yakni (1) selected response items, dan (2) constructed response items. Soal jenis selected response items meminta siswa untuk memilih jawaban yang sudah disiapkan oleh pembuat soal, contoh soal benar- salah, menjodohkan, dan pilihan ganda. Adapun soal jenis constructed response items meminta siswa untuk mengkonstruk sendiri jawaban dari tiap butir yang ditanyakan, contoh soal esay dan jawaban pendek. Tipe soal selected response items biasanya disebut objektif karena tidak terlalu menimbulkan penafsiran ulang dalam proses koreksinya. 3) Mengonstruksikan dan memberikan skor butir. Tahapan akhir dari konstruksi tes buatan guru atau konselor adalah memberikan bobot skor terhadap butir yang telah dibuat. c. Jenis soal Pada paparan ini akan dibahas tiga macam soal selected response items, yakni benar-salah, menjodohkan, dan pilihan ganda, serta dua macam soal constructed response items, yakni jawaban pendek dan esai. Setiap macam soal tersebut dapat dimanfaatkan konselor untuk mengases pemahaman atau penguasaan siswa terhadap materi atau konten bimbingan klasikal.
  • 6. Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018 1) Soal benar-salah. Jenis soal ini bermanfaat untuk mengukur pencapaian tujuan bimbingan klasikal yang sifatnya membandingkan berbagai alternatif. Di samping itu, jenis soal ini dapat diaplikasikan ketika konselor kesulitan mengembangkan alternatif jawaban (distractor) untuk soal pilihan ganda. Kelemahan soal ini adalah peluang siswa menjawab benar yang besar, yakni sebesar 50%. 2) Soal menjodohkan. Jenis soal menjodohkan sangat bermanfaat untuk mengukur pemahaman siswa tentang fakta dan konsep dalam jumlah yang banyak. Soal menjodohkan tidak dianjurkan dalam jumlah butir yang banyak; biasanya antara 6 sampai 8 butir saja dalam satu tes. 3) Soal pilihan ganda. Jenis soal pilihan ganda merupakan jenis soal yang dipandang paling baik karena soal ini memberikan peluang menjawab benar yang tidak terlalu tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk mengukur tingkat berpikir tinggi (higher order thinking). Ada tiga komponen dalam soal pilihan ganda, yakni stem, jawaban benar/kunci jawaban, dan pengecoh (distractor). Stem merupakan pernyataan yang menyuguhkan pertanyaan atau masalah. Kunci jawaban merupakan pernyataan yang menjawab permasalahan atau pertanyaan yang disajikan dalam stem. Adapun pengecoh adalah pernyataan yang logis tetapi keliru. 4) Soal jawaban pendek. Jenis soal jawaban pendek sangat bermanfaat untuk digunakan mengukur kemampuan siswa dalam mengingat informasi, terutama mengingat fakta dan konsep. Kemungkinan siswa menebak-nebak dalam menjawab soal tereliminir karena tidak ada pilihan jawaban. Dalam menyusun soal jawaban pendek, penyusun harus memastikan bahwa soal atau permasalahan hanya menuntut satu jawaban yang benar. 5) Soal esai. Jenis soal esai merupakan cara terbaik untuk mengukur proses berpikir tingkat tinggi yang dilakukan siswa. Di samping itu, membuat soal esai tidak terlalu merepotkan jika dibandingkan dengan soal objektif, terutama soal pilihan ganda. Namun, kritik diberikan terhadap cara penskoran jenis soal esai yang cenderung mengandung bias.