SlideShare a Scribd company logo
1 of 94
1. PENGERTIAN EVALUASI 
ADA 2 MACAM PENGERTIAN TENTANG EVALUASI: 
A. EVALUASI PROGRAM 
Kegiatan mengevaluasi program untuk mengetahui 
apakah tujuan suatu program sudah tercapai sesuai 
tujuan esensial yg telah ditetapkan. Hasil kegiatan ini 
berupa rekomendasi, apakah program dihentikan, 
diperbaiki, atau dilanjutkan. 
B EVALUASI HASIL BELAJAR 
suatu proses yang sistematis untuk memperoleh 
informasi tentang tingkat pencapaian tujuan(SK,KD) 
pembelajaran yang telah ditetapkan dan gambaran 
efektivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
FUNGSI EVALUASI 
• Maksud utama dari proses evaluasi yang merupakan 
bagian integral dari sistem pembelajaran ialah 
mendapatkan informasi yg digunakan oleh guru untuk 
membuat keputusan ( meningkatkan efektivitas 
pembelajaran, kelulusan, ketercapaian kompetensi 
terkait matakuliah) 
• Fungsi utama kegiatan evaluasi adalah untuk pelaporan 
kelulusan 
administrasi lembaga 
penelitian lembaga terkait perkembangan. 
Kegiatan evaluasi yang baik selalu melibatakan 
penilaian (assessment) dan pengukuran 
(measurement)
• Secara detail fungsi evaluasi disekolah: 
1. Fungsi Selektif 
Untuk menyeleksi siswa yang memenuhi syarat di antara 
para calon siswa yang mendaftar 
2. Fungsi Diagnostik 
evaluasi yang dipergunakan untuk mencari letak 
kesulitan belajar siswa, yang pada gilirannya dapat 
digunakan oleh guru sebagai resep untuk melakukan 
kegiatan remidial. 
3. Fungsi Penempatan 
Tujuannya adalah melakukan pengelompokan siswa 
berdasarkan kemampuan yang telah dimilikinya.
4. Fungsi Pengukur Pencapaian Keberhasilan 
Pencapaian keberhasilan diukur melalui dua 
macam evaluasi, yaitu evaluasi formatif dan 
sumatif. Evaluasi formatif evaluasi ini bertujuan 
untuk mengetahui perkembangan proses belajar 
mengajar dari waktu ke waktu. Karena evaluasi 
ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan 
roses belajar mengajar. Evaluasi Sumatif 
bertujuan mengetahui pencapaian tujuan yang 
telah ditentukan selama satu periode waktu 
tertentu.
Manfaat Evaluasi 
a. Manfaat Bagi Siswa 
memperoleh informasi nilai hasil belajar siswa. 
b. Manfaat Bagi Guru 
memperoleh informsi keberhasilan siswa 
memperoleh informasi keefektifan pembelajaran 
memperoleh informasi kesesuaian metode 
c. Manfaat Bagi Sekolah 
informasi mengenai kualitas lulusan-lulusannya sebagai 
cerminan kualitas sekolah 
informasi apakah kurikulum yang dipergunakan oleh 
sekolah tersebut sudah benar 
informasi untuk menentukan apakah sekolah tersebut 
sudah memenuhi standar atau belum.
KAPAN PENILAIAN DILAKUKAN 
a. Penilaian Sebelum Pengajaran 
apakah siswa-siswa yang akan mengikuti pembelajaran 
memiliki kemampuan dasar yang diprasyaratkan untuk 
dapat menguasai pelajaran yang akan disampaikannya. 
siswa-siswanya mempunyai dinamika kelompok yang 
baik untuk dapat mengikuti pelajaran di kelas. 
b. Penilaian Selama Pengajaran 
mengadakan pemantauan terhadap keberhasilan siswa 
dalam mengikuti proses pebelajaran. 
melakukan penilaian terhadap strategi belajar mengajar 
yang digunakannya.
c. Penilaian Sesudah Pengajaran 
1. menilai secara individual, tingkat pencapaian 
tujuan pembelajaran. 
2. melakukan identifikasi, tujuan mana saja 
yang belum dicapai oleh mayoritas siswa. 
3. melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor 
penyebab tidak tercapainya tujuan 
pembelajaran tertentu itu.
CIRI-CIRI EVALUASI HASIL BELAJAR 
(A) bersifat tidak langsung: kepandaian seseorang tidak 
dapat secara langsung diukur dari kepandaian orang itu, 
Untuk mengetahui kepandaian seseorang, biasanya 
dilakukan pengukuran terhadap kemampuannya untuk 
mengerjakan sesuatu. ( (1). bekerja dengan bilangan, (2) 
menggunakan bahasa, (3). mengikuti pembicaraan 
orang lain, (4). mengingat, dan (5). berfantasi. 
(B) menggunakan data kuantitatif: nilai selalu dinyatakan 
dengan bilangan hasil pengukuran. 
(C) menggunakan satuan-satuan baku: untuk kecerdasan 
orang menggunakan satuan yang disebut IQ 
(Intelligence Quotient),
(D) tidak tetap dari waktu ke waktu : 
ketidaktetapan hasil penilaian dari waktu ke 
waktu. Sebagai contoh pada cawu pertama nilai 
kimia seorang siswa 80, tetapi pada cawu kedua 
turun menjadi 75 sedang pada cawu ketiga naik 
lagi menjadi 85 dan seterusnya. 
(E) sering terjadi kesalahan: 
selalu saja ada kesalahan-kesalahan penilaian. 
Hampir tidak ada penilaian pendidikan yang 
terbebas 100 % dari kesalahan.
KOMPONEN EVALUASI 
• Tujuan yg akan dicapai: standar kompetensi 
dan kompetensi dasar 
• Silabi: pokok materi yg berkaitan 
• Kisi-kisi: aspek yg dinilai, indikator 
keberhasilan, jenjang yg ingin dicapai, nomor 
soal, tipe soal. 
• Instrumen penilaian: teknik tes dan non tes 
• Panduan penilaian/rubrik:numerik(1, 2, 3, 4, 5) 
ya dan tidak, ss, s, ts, dan sts, 1 dan 0 
• Skoring: skor tiap aspek, rentang nilai
Domain/ranah yang harus diukur berdasarkan 
taksonomi Bloom yang baru 
No Kognitif Psikomotorik Afektif 
1 Know/mengetahui Observe/mengamati Resive/menerima 
2. 
Comprehend/memahami React/bereaksi Respond/menanggapi 
3 
Apply/menerapkan Act/beraktifitas Value/menilai 
4 Analysis/menganalisis Adapt/beradaptasi Organize/mengorganisasi 
5. Synthesize/mensintesa Outhenticate/melaku 
aktivitas yang 
sesungguhnya 
Internalize/menginternalisa 
si 
6 Evaluate/mengevaluasi Harmonize/menghar 
monisasikan beberapa 
hal. 
Characterize/mengka 
rakterisasi 
7 Imagine/berimajinasi Improve/berimprovisasi Wonden/mengagumi 
8 Create/berkreasi Innovate/berinovasi Aspire/mengaspirasi
TEKNIK PENILAIAN 
1. Teknik Tes 
instrumen penilaian diujikan, 
peserta didik menjawab 
pertanyaan sesuai dengan petunjuk dan 
bentuk tes 
2. Teknik non tes 
instrumen penilaian tidak diujikan, pesertadidik 
diminta untuk merespon 
pernyataan/pertanyaan. 
berupa lembar angket, 
lembar pengamatan, lembar wawancara 
peserta didik diminta untuk unjuk kerja.
PENILAIAN DENGAN TEKNIK TES 
• Ada dua jenis penilaian teknik tes: 
1.Tes uraian: siswa diberi kesempatan untuk 
menguraikan pendapatnya sebebas-bebasnya. 
penilai seringkali menjumpai jawaban yg tidak 
100 % benar tapi juga tidak 100 % salah. 
Akibatnya penilai tidak berani memberi angka 
maksimal tetapi juga tidak tega memberi angka 
nol. Jika penilai lebih dari satu akan ditemukan 
angka yg bebeda-beda dari jawaban yg sama. 
Hal inilah yg menyebabkan tes uraian sering 
disebut tes subjektif 
2.Tes pilihan ganda
Instrumen Tes 
• Komponennya: naskah soal, kunci/jawaban, 
panduan penilaian, dan skoring 
• Penyusunan tes pilihan ganda harus 
mempertimbangkan: 
a. tingkat kesukaran 
b. daya pembeda 
c. berfungsinya pengecoh, dan 
d. reliabilitas instrumen penilaian 
(untuk soal keseluruhan)
Kelebihan tes uraian: 
• Membiasakan siswa untuk merumuskan sendiri 
segala sesuatu yang ada di dalam benaknya. 
• Mudah dipergunakan untuk mengungkap 
jenjang pengetahuan dan kemampuan yang 
tinggi yang tidak sekedar hafalan atau ingatan 
terhadap fakta-fakta yang pernah diterima oleh 
siswa. 
• Penyusunan instrumennya sangat mudah, 
sederhana serta tidak membutuhkan waktu 
perencanaan yang banyak
Kelemahan tes uraian 
• Sangat sulit untuk mendapatkan hasil 
pengukuran yang bersih dari unsur subyektif 
• Lingkup ujinya tidak dapat mencakup rentangan 
materi yang luas karena penyelesaian terhadap 
tes bentuk subjektif ini membutuhkan waktu 
yang lama. Akibatnya jangkauan dari bentuk ini 
kurang komprehensif. 
• Skoring/mengkoreksinya membutuhkan waktu 
yang lama dan sulit, terutama jika dijumpai 
jawaban yang berbelit-belit dan dengan 
tulisannya yang tidak jelas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam 
menyusun dan menggunakan tes uraian 
• Merumuskan tujuan uji, sehingga evaluasi benar-benar 
mengukur tingkat pencapaian tujuan sistem secara 
keseluruhan. 
• Tiap-tiap item soal harus hanya mengukur satu aspek 
kemampuan saja. Dalam hal ini hendaknya dihindari 
pertanyaan berantai. 
Contoh: 
Sejumlah kalor dipergunakan untuk memanaskan 2 liter air dari 25 0 
sampai 750 C. Kalau kalor jenis air =1. Berapakah: 
a. Banyaknya kalor yang dibutuhkan? 
b. Kalau kalor yang dipergunakan pada (a) digunakan untuk 
memanaskan 2 gr besi dari 25 o berapakah temperatur akhir besi 
tersebut?
• Struktur soal harus tegas dan lengkap: 
hanya mempunyai satu peluang kunci jawaban. 
Contoh soal yg jawaban lebih dari satu: 
• Seorang siswa diminta untuk mengamati proses 
fotosintesa yang dapat terjadi pada tumbuh-tumbuhan 
dengan menggunakan media simulasi animasi. Setelah 
selesai pembelajaran siswa diminta untuk menjawab 
pertanyaan-pertanyaan yang ada seperti: dimanakah 
terjadinya proses fotosintesa? 
• Soal semacam itu tidak dapat dijawab dengan satu 
jawaban yang pasti karena proses fotosintesa yang 
diberikan mempunyai banyak tempat terjadinya foto 
sintesa.
Tes objektif 
• Tes bentuk objektif: 
tes yang menuntut siswa menjawab dengan sangat 
singkat atau memilih jawaban yang sudah tersedia. 
1.Kelebihan-kelebihan Tes Bentuk Obyektif 
• Obyektifitas hasil penilaiannya tinggi, siapapun yang 
memeriksa jawaban siswa diperoleh angka yang sama 
• Dapat menjaring lingkup uji yang sangat luas karena 
penyelesaian tiap item membutuhkan waktu yang relatif 
singkat. jangkauan bentuk tes ini sangat komprehensif. 
• Skoringnya sangat mudah dan cepat terutama apabila 
siswa sudah mendapat lembar jawaban yang khusus 
untuk menjawab tes yang harus dikerjakan.
Kelemahan tes bentuk obyektif 
• Dibutuhkan persiapan yang lama untuk 
menyusun instrumen tesnya. 
• Bagi yang belum terlatih dalam menyusun tes 
bentuk ini, bioassay tes buatannya cenderung 
untuk mengungkap tingkat kemampuan yang 
rendah saja. 
• Tidak dapat atau sukar sekali dipergunakan 
untuk mengukur kemampuan siswa dalam 
menilai suatu kasus 
• Siswa dapat dengan mudah untuk saling bekerja 
sama dengan syarat terutama jika posisi duduk 
dalam tes saling berimpitan.
Usaha mengatasi kelemahan tes obyektif 
• Perangkat tes harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga 
siswa pada dapat menyelesaikan tesnya dengan tepat, sesuai d 
jatah waktu yang disediakan. penyusun tes harus membuat 
kisi-kisi pokok uji yang merupakan kerangka perangkat tes. 
Tanpa rambu-rambu yang jelas sangat sulit untuk 
memperkirakan perimbangan antara waktu yang tersedia 
dengan banyaknya item soal yang harus diselesaikan. 
• Mengikuti petunjuk penyusunan item tes bentuk obyektif. 
• Posisi duduk harus sedemikian rupa sehingga seorang siswa 
tidak mungkin dapat melihat hasil pekerjaan rekannya. 
• Sistem pengawasan harus ketat dan jeli, terutama terhadap 
kecurangan dalam bentuk penggunaan isyarat. 
• Lembar jawaban (kalau ada) jangan diijinkan lepas dari bendel 
perangkat tes untuk menutup kemungkinan terjadinya tukar 
menukar lembar jawaban.
Petunjuk Umum Penyusunan Tes 
Obyektif 
• Agar diperoleh tes obyektif yang kualitasnya memadai 
maka penyusunan tes perlu memperhatikan baik 
petunjuk umum penyusunan tes obyektif maupun 
petunjuk khusus dari masing-masing tipe. Perlu 
diketahui bahwa bentuk tes obyektif terdiri atas 
bermacam-macam tipe yang tiap tipe mempunyai 
persyaratan khusus. Petunjuk umum tes obyektif itu 
antara lain adalah: 
• Sebaiknya perangkat tes disusun oleh suatu tim guru 
sejenis 
• Hendaknya disediakan waktu persiapan yang cukup 
sehingga dapat menghasilkan kisi-kisi pokok uji yang 
memadai yg akhirnya menghasilkan item yg berkualitas
• diusahakan semaksimal mungkin agar item-item tesnya 
tidak hanya mampu mengungkap ingatan siswa 
terhadap informasi-informasi faktual saja. Untuk ini 
penyusun harus kaya dengan perbendaharaan-perbendaharaan 
kata atau kalimat-kalimat perintah yang 
berkorelasi dengan aspek-aspek pengetahuan yang 
tinggi. 
• diusahakan menggunakan bahasa yang baik, benar atau 
baku. 
• Sebaiknya menggunakan kalimat positif. Hindari 
pengguanaan kalimat negatif. Kalau terpaksa 
menggunakan kalimat negatif maka kata inkarnya harus 
ditulis dengan huruf yang menyolok.
Contoh item dengan kalimat negatif 
Nama-nama tumbuhan berikut ini adalah anggota keluarga 
monokotil kecuali: 
A padi 
B jagung 
C kacang 
D kelapa 
E Gandum 
Peletakan pilihan kunci hendaknya disebar secara random, 
artinya jangan sampai terjadi satu perangkat tes 
kuncinya A semua atau B semua atau mengikuti pola 
teratur tertentu.
• Hindari penggunaan istilah-istilah yang indifinit seperti: 
umumnya, seringkali, kadang-kadang, dan lain-lain 
dalam rangka menghindari tafsiran ganda dr para siswa 
• Gunakan lembar jawaban khusus agar skoringnya 
mudah. 
Tipe-tipe Tes Obyektif 
1 pertanyaan berjawab singkat 
2 melengkapi 
3 benar salah 
4 menjodohkan 
5 pilihan berganda 
6 melengkapi berganda 
7 hubungan antar hal
1 Tipe Pertanyaan Berjawab Singkat 
Contoh: 
1 Siapakah tokoh yang mendapatkan hadiah nobel karena 
menemukan unsur radioaktif pertama kali? 
2 Siapakah penemu elektron? 
3 Siapakah penemu proton? 
4 Bersifat apakah larutan HCl? 
• Pertanyaan-pertanyaan di atas meskipun bentuknya 
tampak mirip dengan tes subyektif tetapi sesungguhnya 
item-item di atas termasuk tes bentuk obyektif.
2 Tipe Melengkapi 
Tipe ini merupakan kalimat pernyataan yang belum 
selesai, jadi belum mempunyai nilai benar maupun 
salah. Kalimat tersebut baru mempunyai nilai benar atau 
salah bila titik-titik yang ada pada kalimat tersebut diisi. 
Contoh: 
• Hasil kali antara ( H+ ) dan (OH - ) adalah . . . . 
• . . . . merupakan derajad keasaman suatu zat 
• Yang perlu diperhatikan dalam membuat tes bentuk ini 
ialah, bahwa bagian kalimat yang dipenggal harus 
merupakan bagian penting (key word) pada kalimat 
tersebut.
3 Tipe Benar Salah 
Tipe ini merupakan kalimat utuh jadi sudah mempunyai 
nilai baik nilai benar maupun nilai salah. Siswa diminta 
untuk menyatakan, kalimat tersebut benar atau salah 
dengan menandai huruf B atau S yang terdapat di depan 
kalimat soal. 
Contoh: 
1 B - S Hasil kali antara empat dan lima adalah dua puluh. 
2 B - S Yogyakarta sering disebut kota kembang. 
• Kelemahan dari bentuk ini adalah peluang benar untuk 
jawaban yang spekulatif terlalu besar yaitu 50 %.
4 Tipe Menjodohkan 
Tipe ini terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok kiri dan 
kelompok kanan. Kelompok kiri disebut yang dijodohkan 
sedang kelompok kanan disebut jodoh. 
Contoh: 
Tentang Sungai 
1 ( ) Barito a. Jawa 
2 ( ) Bengawan Solo b. Sumatera 
3 ( ) Musi c. Sulawesi 
4 ( ) Poso d. Kalimantan 
e. Bali 
f. Irian Jaya 
Yang perlu diperhatikan dalam menyusun tipe ini adalah:
a Tiap-tiap unit hendaknya berisi hal-hal yang homogen. 
b Petunjuk soal penjodohan harus tegas, terutama 
mengenai boleh tidaknya jodoh digunakan lebih dari satu 
kali. 
5 Pilihan Berganda 
• Tipe ini merupakan tipe yang paling populer 
penggunaannya karena peluang benar untuk jawaban 
spekulatif tidak terlalu besar terutama jika pilihan 
banyak. Tipe ini terdiri atas pernyataan yang belum 
lengkap (stem) dan pilihan jawaban (option). Salah satu 
dari option disebut kunci sedang option-option yang lain 
disebut distraktor atau pengecoh. Pola dari tipe ini 
adalah sbb:
S T E M 
A -------------------------- 
B -------------------------- 
C -------------------------- 
D -------------------------- 
• E --------------------------
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun 
tipe ini adalah: 
1 Stem hendaknya merupakan kalimat yang singkat tapi 
jelas. Singkat dalam hal ini artinya tidak menimbulkan 
kesan berbelit-belit, sedang jelas artinya memuat 
segala data pendukung yang dibutuhkan sehingga tidak 
menimbulkan tafsiran yang berbau subyektif. 
2 Kebenaran pilihan kunci harus bersifat mutlak, artinya 
tidak merugikan dan jangan sampai terjadi adanya 
kunci ganda.
Contoh tes dengan kunci ganda: 
Diantara partikel-partikel sub atomik berikut ini yang 
merupakan partikel penyusun inti atom adalah . . . . 
A proton 
B elektron 
C netron 
D beta 
E gamma 
Dalam pilihan di atas baik pilihan A maupun C benar 
karena inti atom terdiri atas proton dan netron.
• Pilihan distraktor harus benar-benar berfungsi sebagai 
pengecoh, bukan sekedar pelengkap agar kelihatan 
seperti bentuk pilihan berganda. Untuk ini kunci dan 
pengecoh harus homogen artinya tidak terdapat karakter 
yang menyolok antara kunci dengan penjebak. 
Contoh yang ekstrim untuk pilihan yang tidak homogen 
Tokoh Majapahit yang berhasil menyatukan wilayah 
Nusantara adalah ..... 
A Gayatri 
B Jayanegara 
C Gajahmada 
D R. Wijaya 
E Thomas Matualesi
Jenis-jenis stem pada tipe pilihan berganda. 
1. Stem pengantar 
Contoh: 
Di antara pernyataan-pernyataan berikut yang benar 
adalah . . . 
A ……………….. 
B ……………….. 
C ……………….. 
D ……………….. 
E ………………..
2 Stem Kasus 
stem yang brp kasus yang harus dipecahkan oleh siswa, 
berisi data yg dibutuhkan untuk menyelesaikan soal. 
Contoh: 
Suatu tempat dengan ketinggian 5 meter dari 
permukaan laut, suhunya 25 0 C. Kalau gradien 
temperatur 0,50C per 100 meter, maka suhu suatu 
tempat yang ketinggiannya 200 meter dari permukaan 
laut adalah: 
A …………… 
B …………… 
C …………… 
D …………… 
E ……………
3 Stem diagram 
Dalam sistem diagram ini, siswa diminta untuk 
menginterprestasikan diagram atau kurva atau simbol-simbol. 
• Contoh: 
l 
j 
r 
e 
a 
k 
s 
i 
25 
(konsentrasi reaktan) 
Ditinjau dari letak laju reaksinya maka konsentrasi 
optimal terletak pada… 
A …………… C ………… E …………. 
B …………… D ………….
6 Tipe Melengkapi Berganda (Asosiasi Berganda) 
Tipe melengkapi berganda terdiri atas sebuah stem dan 
4 buah option. Diantara butir-butir option atau pilihan 
tersebut, satu atau beberapa atau semua butirnya dapat 
merupakan pilihan benar. Seperti juga pada pilihan 
berganda maka disinipun terdapat tiga macam stem 
yaitu stem pengantar, kasus dan diagram. 
Pola dari tipe melengkapi berganda adalah: 
STEM 
(1). _______________________ 
(2). _______________________ 
(3). _______________________ 
(4). _______________________
Biasanya tipe ini disertai dng petunjuk pemilihan jawaban 
Pilihlah: 
A Jika pernyataan (1), (2), dan (3) benar 
B jika pernyataan (1), dan (3) benar 
C Jika pernyataan (2) dan (4) benar 
D Jika pernyataan (4) saja yang benar 
E Jika semua pernyataan benar 
Tetapi petunjuk juga dapat dimodifikasi misalnya menjadi: 
A Jika sebuah pernyataan benar 
B Jika dua buah pernyataan benar 
C jika tiga buah pernyataan benar 
D ika semua pernyataan benar 
E jika semua penyataan salah
7 Tipe Hubungan Antar Hal 
Tipe ini terdiri atas dua buah kalimat yang dihubungkan 
oleh kata “sebab”. Kalimat yang pertama disebut 
pernyataan, kalimat yang kedua disebut alasan. Pola 
tipe ini adalah: 
PERNYATAAN 
SEBAB 
ALASAN
Domain/ranah yang harus diukur berdasarkan 
taksonomi Bloom yang baru 
No Kognitif Psikomotorik Afektif 
1 Know/mengetahui Observe/mengamati Resive/menerima 
2. 
Comprehend/memahami React/bereaksi Respond/menanggapi 
3 
Apply/menerapkan Act/beraktifitas Value/menilai 
4 Analysis/menganalisis Adapt/beradaptasi Organize/mengorganisasi 
5. Synthesize/mensintesa Outhenticate/melaku 
aktivitas yang 
sesungguhnya 
Internalize/menginternalisa 
si 
6 Evaluate/mengevaluasi Harmonize/menghar 
monisasikan beberapa 
hal. 
Characterize/mengka 
rakterisasi 
7 Imagine/berimajinasi Improve/berimprovisasi Wonden/mengagumi 
8 Create/berkreasi Innovate/berinovasi Aspire/mengaspirasi
ASPEK KOGNITIF 
1. KNOWLAGE/PENGETAHUAN: 
kemampuan untuk mengingat kembali informasi faktual 
yang diperoleh melalui kegiatan belajar. 
kata operasional yang digunakan: 
menyebutkan, mengenal, menunjukkan, mengingat 
kembali, mendefinisikan, dan menuliskan kembali 
2. COMPREHEND/MEMAHAMI: 
kemampuan memahami, menyerap arti, menerangkan 
konsep-konsep yang diperoleh melalui kegiatan belajar. 
kata operasionalnya: membedakan, mengubah, 
mempersiapkan, menyajikan, mengatur, 
menjelaskan menginterprestasikan, 
mendemonstrasikan, menentukan, memberi contoh, 
memperkirakan, dan menyimpulkan
3. APPLY/ MENERAPKAN 
kemampuan untuk menerapkan konsep-konsep, dalil-dalil, 
prinsip-prinsip, serta hukum-hukum dasar untuk 
memecahkan masalah yang dihadapi. 
kata operasionalnya: mengubah pola, menggunakan, 
menghitung, menerapkan, menggeneralisasikan, 
menghubungkan, memecahkan masalah, membuat, 
memilih, mengembangkan, mengorganisasikan, dan 
memindahkan 
4. ANALYSIS/ANALISIS 
kemampuan untuk menguraikan detail-detail dari suatu 
konsep global menjadi bagian-bagian yang lebih 
sederhana.
kata operasionalnya: menjabarkan, menguraikan, 
mengkategorikan, menganalisis, dan memisahkan 
5 Synthesize/mensintesa: 
kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan data-data 
yang diberikan. 
• kata operasionalnya: 
menghubungkan,menggabungkan 
merakit, merekonstruksi, merangkaikan, 
menyimpulkan 
6 EVALUATE/PENILAIAN: 
kemampuan untuk mengemukakan pendapatnya dalam 
rangka menilai suatu kasus
Kata operasionalnya: menafsirkan, menilai, menentukan 
mempertimbangkan, membakukan, mengkritik, 
memutuskan, dan membenarkan/menyalahkan 
7 IMAGINE/BERIMAJINASI: 
kemampuan berimajinasi mengemukakan pendapat 
sebagai hasil imajinasi dalam memecahkan masalah 
atau kasus yg dihadapi dalam pembelajaran 
Kata operasionalnya: mengemukakan, menyelesaikan, 
memodifikasi, mengkombinasi, dan 
memadupadankan 
8 CREATE/BERKREASI: 
kemampuan berkreasi menemukan sesuatu yg berbeda 
untuk memperoleh konsep, prinsip, dalil, hukum dasar.
Kata operasional: 
menemukan, mengkreasi, mempresentasikan, 
mengemukakan penemuan dalam bentuk narasi, 
membuktikan pendapatnya. 
Karena aspek kognitif yang akan diukur terdiri atas 
jenjang-jenjang yang paling sederhana sampai 
yang paling komplek maka alat ukurnyapun 
harus disesuaikan dengan jenjang-jenjang 
pengetahuan yang akan diukur.
Contoh-contoh item tes obyektif IPA disesuaikan 
dengan jenjangnya 
Tes berjenjang C 1 
Tipe tes yang sesuai untuk jenjang C 1 adalah tipe: 
Pertanyaan dengan jawaban singkat. 
1. Siapakah penemu elektron? 
2. Disebut apakah obat kimia pembasmi serangga? 
3. Apakah organ tubuh yang berfungsi sebagai pencuci 
darah? 
4. Bermuatan apakah elektron itu?
Tipe Benar Salah 
Contoh tipe B – S berjenjang C 1: 
1. B – S Prinsip pembuatan kapal laut berakar dari hukum 
Dalton 
2. B – S Menurut Bohr atom adalah partikel elementer 
3. B – S Pusat susunan saraf disebut jantung 
4. B – S Kristal gula tebu berbentuk cubic 
5. B – S Enzym pemecah lipida disebut protease 
6. B – S kinerja Enzym dipengaruhi oleh suhu 
7. B – S Gas CO bersifat asam 
8. 
9. 
10
Melengkapi 
Contoh tipe melengkapi jenjang C 1: 
1. NaOH adalah basa bernama . . . . 
2. Tumbuh-tumbuhan berbiji gasal disebut . . . . 
3. Pengukur tekanan gas pada ruangan tertutup 
disebut ….. 
4. 
5. 
6. 
7. 
8.
Menjodohkan 
Contoh tipe menjodohkan jenjang C 1: 
yang dijodohkan jodoh 
(1) proton a. positif 1 
(2) elektron b. negatif 
(3) netron c. netral 
(4) alfa d. positif 3 
(5) tritium e. positif 2
Pilihan berganda 
Contoh tipe pilihan berganda jenjang C 1: 
1. Tokoh IPA yang menemukan mikroskop 
A. Robert Koch 
B. Antonie Van Leuwenhook 
C. Avogadro 
D. Thomas Alfa Edison 
2. Hadiah Kalpataru diberikan kepada orang yang berjasa 
dalam: 
A. memelihara kelestarian lingkungan 
B. menemukan alat baru dalam bidang IPA 
C. menemukan hal baru dalam bidang teknologi 
D. menciptakan karya sastra yang luar biasa 
E. menciptakan karya seni pahat yang luar biasa 
•
3. Bila suatu benda dimasukkan ke dalam zat cair, 
maka benda itu akan mendapat gaya ke atas 
sebesar zat cair yang dipindahkan. Pernyataan 
di atas merupakan hukum: 
A. Dalton 
B. Newton 
C. Archimides 
D. Lavoisier 
E. Avogadro
Analisis Instrumen Tes 
• Validitas 
a. validitas isi 
b. validitas berdasar kriteria 
c. validitas konstruks 
• Reliabilitas 
a. KR-20 (tes pilihan ganda) 
b. KR-21 (tes pilihan ganda) 
b. Cronbach Alpa (angket, tes uraian, tes pilihan 
ganda)
Tingkat Kesukaran Butir Soal 
• Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi 
banyaknya peserta yang menjawab benar butir soal 
tersebut terhadap seluruh peserta tes 
N B 
P = 
• Makin besar nilai P, butir soal semakin mudah 
• Makin kecil nilai P, butir soal semakin sukar 
• Rentangan nilai P adalah: 
0.0 £ P £ 1.0
Tingkat Kesukaran Butir Soal 
• Sebuah butir mempunyai tingkat kesukaran 
baik, dalam arti dapat memberikan distribusi 
yang menyebar, jika tidak terlalu sukar dan tidak 
terlalu mudah 
• Tidak ada uji signifikansi untuk tingkat kesulitan 
• Pada instrumen untuk variabel terikat dituntut 
mempunyai tingkat kesukaran yang memadai 
dalam rangka untuk membuat variansi yang 
besar pada variabel terikat
Tingkat Kesukaran Butir Soal 
• Untuk memperoleh skor yang menyebar, 
nilai P harus makin mendekati 0,5 
• Biasanya kriterianya adalah sebagai 
berikut: 
0.3 £ P £ 0.7
Contoh Mencari P 
N B 
P = 
• Butir 1: P = 1.0 
• Butir 2: P = 0.0 
• Butir 3: P = 0.5 
• Butir 4: P = 0.5 
• Butir 5: P = 0.5 
• Butir 6: P = 0.625
Daya Beda Butir Soal 
• Suatu butir soal mempunyai daya pembeda baik 
jika kelompok siswa pandai menjawab benar 
butir soal lebih banyak daripada kelompok siswa 
tidak pandai 
• Daya beda suatu butir soal dapat dipakai untuk 
membedakan siswa yang pandai dan tidak 
pandai 
• Sebagai tolok ukur pandai atau tidak pandai 
adalah skor total dari sekumpulan butir yang 
dianalisis
Daya Beda Butir Soal 
• Tidak ada uji signifikansi untuk daya 
pembeda 
• Rentangan daya beda adalah 
-1.0 ≤ D ≤ 1.0 
• Butir soal mempunyai daya pembeda 
baik jika D ≥ 0.30. 
• Ada beberapa cara untuk mengukur 
daya pembeda
Daya Beda Butir Soal 
Cara Pertama: 
Bb 
Nb 
D = Ba - 
Na 
Cara Kedua: 
Cara Ketiga: 
px 
- 
D rpbis s - 
1 px 
Y1 Y 
Y 
÷ø ö 
çè æ 
= = 
denga 
n 
2 
Y 
s = å - å 
÷ø Y n 
ö 
Y2 
n 
çè æ
Daya Beda Butir Soal 
Cara keempat: dengan korelasi biserial (biserial 
correlation) 
÷ø ö 
çè æ 
÷ø ö 
çè æ 
- 
Y1 Y 
= = s 
px 
f (z) 
Y 
D rbis 
z2 
2 
f (z) 1 e 
2 
- 
p 
= 
z dihitung dari px, dengan px merupakan luas daerah 
pada kurva normal, dihitung dari kanan 
Asumsi: X dan Y mempunyai distribusi normal bivariat. 
The distribution of Y among examinees who have the 
same (fixed) value of X is a normal distribution.
Daya Beda Butir Soal 
CATATAN 
Cara kedua dan ketiga disebut korelasi 
biserial titik (point biserial correlation). Rumus 
ketiga adalah turunan dari rumus kedua. 
Pada ITEMAN, untuk mencari daya beda, 
digunakan korelasi biserial titik dan korelasi 
biserial
Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus 
Pertama 
Bb 
Nb 
D = Ba - 
Na 
• Butir 1: D = 0.0 
• Butir 2: D = 0.0 
• Butir 3: D = 1.0 
• Butir 4: D = -1.0 
• Butir 5: D = 0.5 
• Butir 6: D = 0.75 
• Butir 7: D = 0.0 Dalam hal ini: Aa, Bb, Cc, dan Dd 
merupakan kelompok atas dan Ee, 
Ff, Gg, dan Hh merupakan kelompok 
bawah
Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus 
Kedua untuk Butir Ketiga
Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus 
Ketiga untuk Butir Ketiga 
( ) 0 903 1 798 
. D = 7 - 
5 . 375 0 . 
5 
= 1 625 
= . 1 . 
798 
1 - 
0 . 
. 
5
Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus 
Keempat untuk Butir Ketiga 
px 
Y1 Y 
px = 0.5; z = 0; f(z) = 0.3989 
D = ( 7-5.375 )( 0.5 
) = 
1.13 1.798 
0.3989 
÷ø ö 
çè æ 
÷ø ö 
çè æ 
= = s 
- 
f (z) 
Y 
D rbis
Berfungsinya pengecoh butir soal 
• Pengecoh disebut berfungsi jika: 
(1) dipilih oleh sebagian siswa, 
(2) siswa kelompok pandai memilih lebih sedikit 
daripada siswa kelompok tidak pandai 
• Suatu butir soal mempunyai pengecoh yang 
baik jika banyaknya siswa yang memilih 
pengecoh tersebut sekurang-kurangnya 2,5% 
(atau 5%) dan siswa kelompok pandai memilih 
lebih sedikit daripada siswa kelompok tidak 
pandai
Berfungsinya pengecoh butir soal 
• Ada yang mengatakan bahwa pada suatu butir soal, 
pengecoh harus dipilih secara merata oleh peserta tes 
• Indeks Pengecoh (IP) dirumuskan sebagai berikut: 
P 
IP = 
x 100% ( N - B ) /( n 
- 1) dengan: 
P = banyaknya peserta tes yang memilih pengecoh tertentu 
N = banyaknya seluruh peserta tes 
B = banyaknya peserta tes yang menjawab benar butir soal yang 
bersangkutan 
n = banyaknya alternatif jawaban
INSTRUMEN PENILAIAN NON TES 
Instrumen penilaian non tes berupa: 
1.Angket 
komponennya: 
a. lembar angket 
b. panduan penilaian/kriteria penilaian 
c. skoring/penskalaan 
untuk menilai motivasi, minat, respon, 
kesukaan, model belajar, aktivitas.
2. Observasi 
komponennya: 
a. lembar observasi 
b. kriteria penilaian/rubrik 
c. gradasi tingkat ketercapaian 
Untuk menilai: kinerja, unjuk kerja, 
keterampilan lab, keterampilan proses 
sain, keterampilan generik sain, 
keterampilan berpikir kritis, keterampilan 
berpikir tingkat tinggi dsb
3. Wawancara 
komponenya: 
a. lembar wawancara 
b. kriteria penilaian 
Untuk menilai sikap, kedisiplinan, respon, 
latar belakang pendidikan, cita-cita, tipe 
belajar dsb. 
Wawancara seperti angket, tetapi 
responden diminta menjawab pertanyaan 
yang dibacakan.
4. Portofolio 
komponennya 
a. format 
b. kriteria penilaian 
c. skoring 
Untuk menilai laporan, tugas individu, tugas 
kelompok. Portofolio yg baik akan memuat 
berbagai kompetensi (kreatifitas, bahasa, 
pengetahuan, inovasi, keterampilan membaca 
sains, kemampuan menyusun pemikiran dalam 
bentuk tulisan)
KRITERIA INSTRUMEN PENILAIAN 
Instrumen penilaian yang baik harus: 
1. Valid 
2. Reliabel 
Validitas instrumen penilaian non tes adalah 
validitas isi. Isi instrumen penilaian harus 
sesuai dengan indikator pencapaian 
kompetensinya. Semua pernyataan atau 
pertanyaan harus mewakili indikator yg 
ada dalam kisi-kisi.
Validasi instrumen penilaian dilakukan 
dengan expert judgement dengan 
menggunakan lembar validasi yang 
memuat: 
a. Substansi : merepresentasikan 
kompetensi yg dinilai 
b. Konstruksi: memenuhi persyaratan 
teknis sesuai bentuk instrumen 
c. Bahasa: baik dan benar
Reliabilitas Instrumen 
• Secara teoretik, konsep reliabilitas dikembangkan dari teori-teori 
pada teori tes klasik. 
• Asumsi pada teori tes klasik:
Reliabilitas Instrumen 
• Dari asumsi-asumsi teori tes klasik tersebut di atas dapat dibuktikan 
berlakunya formula berikut:
Reliabilitas Instrumen 
• Instrumen disebut reliabel jika menghasilkan skor yang 
konsisten 
• Instrumen disebut reliabel jika menghasilkan skor 
dengan kesalahan yang kecil 
• Ada berbagai macam cara untuk mengestimasi koefisien 
reliabilitas, misalnya rumus Cronbach alpha atau rumus 
Kuder-Richardson (KR) 
• Jika koefisien reliabilitas disebut r11 maka tidak dilakukan 
uji signifikansi untuk r11, tetapi ditentukan nilai ambang 
batas tertentu untuk r11 
• Biasanya digunakan nilai 0.70 sebagai ambang batas. 
Jadi, suatu instrumen dikatakan reliabel jika r11 ≥ 0.70
Reliabilitas Instrumen 
Dengan rumus Cronbach Alpha 
(untuk angket, atau tes pilihan 
ganda, atau tes uraian)
RELIABILITAS 
Estimasi reliabilitas instrumen non tes ada 
beberapa macam: 
a. Koefisien Alpha Cronbach 
b. Inter Raters Reliability 
c. Generalizability coeffition 
( Thorndike, Allen dan Yen, Brennan) 
d. koefisien kappa (kappa cohens coeffition) 
Estimasi reliabilitas instrumen penilaian angket 
menggunakan koefisien alfa Cronbach.
Konsistensi Internal Butir Angket 
• Dalam suatu angket, semua butir harus 
koheren, mempunyai arah yang sama, tidak ada 
butir-butir yang berlawanan arah 
• Ini berarti, semua butir dalam suatu angket 
harus saling konsisten satu sama lain 
• Hal yang demikian ini menunjukkan bahwa 
semua butir mempunyai dimensi yang sama 
• Yang dianggap sebagai arah adalah skor total 
dari sejumlah butir yang dianalisis 
• Diperlukan indeks konsistensi internal (yang 
oleh sementara orang disebut validitas butir, 
tetapi ini bukan validitas angket)
Konsistensi Internal Butir Angket 
• Ukuran konsistensi internal suatu butir angket 
adalah korelasi rXY antara skor butir angket 
dengan skor total 
• Tidak ada uji signifikansi untuk ukuran 
konsistensi internal 
• Pada umumnya, suatu butir angket disebut 
mempunyai konsistensi internal yang baik jika rXY 
≥ 0.30 
• Pada tes, konsistensi internal suatu butir soal 
berfungsi sebagai daya pembeda
Contoh Mencari Konsistensi Internal 
Butir 1 
Ini berarti, butir 1 dapat dipakai
Contoh Mencari Konsistensi Internal 
Butir 2 
Ini berarti, butir 2 tidak dapat dipakai
Validitas Instrumen 
• Instrumen disebut valid apabila 
mengukur apa yang seharusnya diukur 
• Ada tiga jenis validitas: validitas isi, 
validitas berdasar kriteria, dan validitas 
konstruks 
• Untuk mahasiswa S1/S2 diperkenankan 
hanya melihat instrumen dari validitas isi
Validitas Instrumen 
• Untuk melihat validitas isi suatu instrumen, 
diperlukan seorang atau lebih validator 
• Tugas pokok validator adalah melakukan 
penilaian konten (content analysis) terhadap 
instrumen, antara lain: 
(1) mencocokkan kisi-kisi dengan definisi 
konseptual/operasional variabel dan 
(2) melakukan penelaahan terhadap butir-butir 
instrumen
Contoh pertanyaan kepada validator mengenai 
kesesuaian kisi-kisi dengan definisi variabel 
• Apakah variabel telah didefinisikan dengan 
benar? 
• Apakah kisi-kisi telah sesuai dengan definisi 
variabel? 
• Apakah diperlukan revisi pada kisi-kisi? 
• Jika diperlukan revisi, pada bagian mana?
Contoh penelaahan butir-butir instrumen 
• Segi Materi (Substansi) 
(1) Materi sudah dipelajari oleh siswa 
(2) Butir soal sesuai dengan indikator 
(3) Antar butir tidak saling tergantung 
• Segi Konstruksi 
(1) Pokok soal dirumuskan dengan singkat dan jelas 
(2) Pokok soal bebas dari pernyataan yang dapat menimbulkan penafsiran 
ganda 
(3) Butir soal tidak tergantung kepada jawaban butir soal yang lain 
(4) Pengecohnya sudah disusun dengan baik 
• Segi Bahasa 
(1) Soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar 
(2) Soal menggunakan bahasa yang komunikatif 
(3) Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat
Contoh pertanyaan kepada validator mengenai 
penelaahan butir tes dengan kisi-kisi 
Berilah tanda check pada kolom yang sesuai, jika butir soal telah 
memenuhi kriteria penelaahan
• Mengestimasi koefisien reliabilitas dengan 
Cronbach Alpha (angket jawaban ya- tidak)
Mengestimasi koefisien reliabilitas 
dengan Cronbach Alpha (untuk angket) 
Ini berarti, angket tersebut reliabel
ESTIMASI RELIABILAITAS ANTAR PENILAI 
RESPONDEN RATER A RATER B RATER C Σxp ( Σxp)2 
1 5 7 5 17 289 
2 9 8 8 25 625 
3 4 5 3 12 144 
4 7 6 6 19 361 
5 8 2 9 19 361 
6 3 4 4 11 121 
7 6 3 7 16 256 
Σxp 7 42 35 42 Σ(Σxp) ( Σxp)2 
( Σxp)2 1764 1225 1764 119 2156 
Vp-Ve 
R11= -------------------- = 
Vp + (k+1) Ve 
Vp = varian responden, Ve = varian error, k = juml rater
ESTIMASI KOEFISIEN GENERALISABILITAS 
• Ada 4 desain untuk estimasi koefisien 
generalisabilitas: 
1.Single facet : tiap responden 
diamati/dinilai oleh satu rater, reter menilai 
seluruh responden 
2.Tiap responden diamati beberapa reter, 
semua reter menilai tiap responden 
3.Tiap responden dinilai oleh reter yg 
berbeda, hanya satu reter menilai satu 
responden
• 4. tiap responden dinilai beberapa reter yg 
berbeda. 
• Adanya beberapa jenis desain maka 
dalam analisis reliabilitas dikenal single 
facet, double facets, dan multi facets
•Matur nuwun sanget 
awit kawigatosan 
Panjenengan

More Related Content

What's hot

Blangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokBlangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokAcantha Ruama
 
Perancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICT
Perancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICTPerancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICT
Perancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICTNegeri Pelangi
 
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docxNurhasanah213373
 
Lembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswaLembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswayohanesagus
 
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)Pristiadi Utomo
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Agnas Setiawan
 
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppPembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppAndi Saputro
 
Lembar penilaian afektif
Lembar penilaian afektifLembar penilaian afektif
Lembar penilaian afektifRisou Kun
 
Struktur dan isi kurikulum 2013
Struktur dan isi kurikulum 2013Struktur dan isi kurikulum 2013
Struktur dan isi kurikulum 2013ira wati
 
PPT Skripsi Nur Asiah
PPT Skripsi Nur AsiahPPT Skripsi Nur Asiah
PPT Skripsi Nur AsiahNur Asiah
 
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptx
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptxPembelajaran Terdeferensiasi.pptx
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptxErwinHariKurniawan2
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikTyasMommy Cozy Azalea
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapAchmad Anang Aswanto
 
Contoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerjaContoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerjaopiyuparfumazwar
 
RPP K-13 Kelas 5 Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 5
RPP K-13 Kelas 5 Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 5RPP K-13 Kelas 5 Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 5
RPP K-13 Kelas 5 Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 5irene sofia
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)vina serevina
 
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan PresentasiFormat Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan PresentasiMuhamad Yogi
 
Rubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokRubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokwawan_wawan
 

What's hot (20)

Blangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokBlangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompok
 
Perancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICT
Perancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICTPerancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICT
Perancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICT
 
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
 
Lembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswaLembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswa
 
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
 
1. konsep penilaian ma
1. konsep penilaian ma1. konsep penilaian ma
1. konsep penilaian ma
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
 
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppPembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
 
Lembar penilaian afektif
Lembar penilaian afektifLembar penilaian afektif
Lembar penilaian afektif
 
Struktur dan isi kurikulum 2013
Struktur dan isi kurikulum 2013Struktur dan isi kurikulum 2013
Struktur dan isi kurikulum 2013
 
PPT Skripsi Nur Asiah
PPT Skripsi Nur AsiahPPT Skripsi Nur Asiah
PPT Skripsi Nur Asiah
 
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptx
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptxPembelajaran Terdeferensiasi.pptx
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptx
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
 
Contoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerjaContoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerja
 
RPP K-13 Kelas 5 Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 5
RPP K-13 Kelas 5 Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 5RPP K-13 Kelas 5 Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 5
RPP K-13 Kelas 5 Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 5
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
 
PANDUAN TEST DIAGNOSTIK
PANDUAN TEST DIAGNOSTIKPANDUAN TEST DIAGNOSTIK
PANDUAN TEST DIAGNOSTIK
 
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan PresentasiFormat Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
 
Rubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokRubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompok
 

Viewers also liked

Uji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitasUji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitasRachmat Hidayat
 
Tes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUD
Tes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUDTes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUD
Tes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUDAl Azhar Indonesia University
 
Penilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuranPenilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuranBeni Herlandy
 
Ppt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranPpt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranrizka_pratiwi
 
Materi singkat workshop penulisan soal ulangan harian
Materi singkat workshop penulisan soal ulangan harianMateri singkat workshop penulisan soal ulangan harian
Materi singkat workshop penulisan soal ulangan harianKahar Muzakkir
 
Penilaian Pembelajaran
Penilaian PembelajaranPenilaian Pembelajaran
Penilaian Pembelajarandidinalislami
 
Tm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUD
Tm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUDTm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUD
Tm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUDAl Azhar Indonesia University
 
Teknik pembuatan kisi-kisi_soal
Teknik pembuatan kisi-kisi_soalTeknik pembuatan kisi-kisi_soal
Teknik pembuatan kisi-kisi_soalRisou Kun
 
Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_amirafirda
 
Evaluasi p embelajaran
Evaluasi p embelajaranEvaluasi p embelajaran
Evaluasi p embelajaranSari Ningsih
 
3. bentuk evaluasi pembelajaran
3. bentuk evaluasi pembelajaran3. bentuk evaluasi pembelajaran
3. bentuk evaluasi pembelajaranAnang Nazaruddin
 
pengelompokkan alat ukur
pengelompokkan alat ukur pengelompokkan alat ukur
pengelompokkan alat ukur suciariani
 
1.15 penilaian hasil belajar
1.15  penilaian hasil belajar1.15  penilaian hasil belajar
1.15 penilaian hasil belajarCuplis Chephy
 
Tes uraian dan tes objektif
Tes uraian dan tes objektifTes uraian dan tes objektif
Tes uraian dan tes objektifNurul Hidayah
 
Evaluasi Jenis Non-tes
Evaluasi Jenis Non-tesEvaluasi Jenis Non-tes
Evaluasi Jenis Non-tesIman M H
 
Soal bentuk pg bs dan menjodohkan
Soal bentuk pg bs dan menjodohkanSoal bentuk pg bs dan menjodohkan
Soal bentuk pg bs dan menjodohkanAprian Hidayat
 

Viewers also liked (20)

Uji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitasUji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas
 
Tes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUD
Tes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUDTes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUD
Tes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUD
 
Penilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuranPenilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuran
 
Ppt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranPpt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaran
 
Materi singkat workshop penulisan soal ulangan harian
Materi singkat workshop penulisan soal ulangan harianMateri singkat workshop penulisan soal ulangan harian
Materi singkat workshop penulisan soal ulangan harian
 
Penilaian Pembelajaran
Penilaian PembelajaranPenilaian Pembelajaran
Penilaian Pembelajaran
 
Tm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUD
Tm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUDTm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUD
Tm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUD
 
Teknik pembuatan kisi-kisi_soal
Teknik pembuatan kisi-kisi_soalTeknik pembuatan kisi-kisi_soal
Teknik pembuatan kisi-kisi_soal
 
Makalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan NontesMakalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan Nontes
 
Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_
 
Evaluasi p embelajaran
Evaluasi p embelajaranEvaluasi p embelajaran
Evaluasi p embelajaran
 
3. bentuk evaluasi pembelajaran
3. bentuk evaluasi pembelajaran3. bentuk evaluasi pembelajaran
3. bentuk evaluasi pembelajaran
 
Tes
TesTes
Tes
 
pengelompokkan alat ukur
pengelompokkan alat ukur pengelompokkan alat ukur
pengelompokkan alat ukur
 
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
 
1.15 penilaian hasil belajar
1.15  penilaian hasil belajar1.15  penilaian hasil belajar
1.15 penilaian hasil belajar
 
Tes uraian dan tes objektif
Tes uraian dan tes objektifTes uraian dan tes objektif
Tes uraian dan tes objektif
 
Evaluasi Jenis Non-tes
Evaluasi Jenis Non-tesEvaluasi Jenis Non-tes
Evaluasi Jenis Non-tes
 
Soal bentuk pg bs dan menjodohkan
Soal bentuk pg bs dan menjodohkanSoal bentuk pg bs dan menjodohkan
Soal bentuk pg bs dan menjodohkan
 
Asessment, Pembuatan Soal
Asessment, Pembuatan SoalAsessment, Pembuatan Soal
Asessment, Pembuatan Soal
 

Similar to Perangkat evaluasi

Slide analisis butir tes dan nontes
Slide analisis butir tes dan nontesSlide analisis butir tes dan nontes
Slide analisis butir tes dan nontesSmansabihu Aeknabara
 
Evaluasi(belajar&pembelajaran)
Evaluasi(belajar&pembelajaran)Evaluasi(belajar&pembelajaran)
Evaluasi(belajar&pembelajaran)Afrina Astuti
 
Pengertian evaluasi pendidikan
Pengertian evaluasi pendidikanPengertian evaluasi pendidikan
Pengertian evaluasi pendidikanHanapi Hasan
 
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )Khaerul Kurniawan
 
Konsep Dasar Asesmen Pembelajaran
Konsep Dasar Asesmen PembelajaranKonsep Dasar Asesmen Pembelajaran
Konsep Dasar Asesmen PembelajaranAulia Musyarofah
 
Teknik evaluasi pembelajaran
Teknik evaluasi pembelajaranTeknik evaluasi pembelajaran
Teknik evaluasi pembelajaranTia Septiani
 
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIYSurvey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIYAli Murfi
 
PPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptxPPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptxGABerkatLaSe
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...Haristian Sahroni Putra
 
Bab 1 2 evaluasi pembelajaran
Bab 1 2 evaluasi pembelajaranBab 1 2 evaluasi pembelajaran
Bab 1 2 evaluasi pembelajaranRatihSiwi
 
Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soalselvyimelia
 
Bp konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran new
Bp konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran newBp konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran new
Bp konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran newArif Wicaksono
 
Prosedur penilaian hasil belajar 1
Prosedur penilaian hasil belajar 1Prosedur penilaian hasil belajar 1
Prosedur penilaian hasil belajar 1LidyaTiaTira
 
3. PPT Materi Ajar Evaluasi Pembelajaran (Genap 2018-2019).pdf
3. PPT Materi Ajar Evaluasi Pembelajaran (Genap 2018-2019).pdf3. PPT Materi Ajar Evaluasi Pembelajaran (Genap 2018-2019).pdf
3. PPT Materi Ajar Evaluasi Pembelajaran (Genap 2018-2019).pdfdayuprasanda
 
Instrumen penilaian
Instrumen penilaianInstrumen penilaian
Instrumen penilaianUHN
 

Similar to Perangkat evaluasi (20)

Slide analisis butir tes dan nontes
Slide analisis butir tes dan nontesSlide analisis butir tes dan nontes
Slide analisis butir tes dan nontes
 
Evaluasi(belajar&pembelajaran)
Evaluasi(belajar&pembelajaran)Evaluasi(belajar&pembelajaran)
Evaluasi(belajar&pembelajaran)
 
Pengertian evaluasi pendidikan
Pengertian evaluasi pendidikanPengertian evaluasi pendidikan
Pengertian evaluasi pendidikan
 
Evaluasi hasil belajar
Evaluasi hasil belajarEvaluasi hasil belajar
Evaluasi hasil belajar
 
Tgsss
TgsssTgsss
Tgsss
 
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
 
Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaranEvaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
 
Makalah kddukan
Makalah kddukanMakalah kddukan
Makalah kddukan
 
Konsep Dasar Asesmen Pembelajaran
Konsep Dasar Asesmen PembelajaranKonsep Dasar Asesmen Pembelajaran
Konsep Dasar Asesmen Pembelajaran
 
Teknik evaluasi pembelajaran
Teknik evaluasi pembelajaranTeknik evaluasi pembelajaran
Teknik evaluasi pembelajaran
 
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIYSurvey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
 
Prosedur penilaian
Prosedur penilaianProsedur penilaian
Prosedur penilaian
 
PPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptxPPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptx
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
 
Bab 1 2 evaluasi pembelajaran
Bab 1 2 evaluasi pembelajaranBab 1 2 evaluasi pembelajaran
Bab 1 2 evaluasi pembelajaran
 
Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soal
 
Bp konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran new
Bp konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran newBp konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran new
Bp konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran new
 
Prosedur penilaian hasil belajar 1
Prosedur penilaian hasil belajar 1Prosedur penilaian hasil belajar 1
Prosedur penilaian hasil belajar 1
 
3. PPT Materi Ajar Evaluasi Pembelajaran (Genap 2018-2019).pdf
3. PPT Materi Ajar Evaluasi Pembelajaran (Genap 2018-2019).pdf3. PPT Materi Ajar Evaluasi Pembelajaran (Genap 2018-2019).pdf
3. PPT Materi Ajar Evaluasi Pembelajaran (Genap 2018-2019).pdf
 
Instrumen penilaian
Instrumen penilaianInstrumen penilaian
Instrumen penilaian
 

Recently uploaded

Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 

Recently uploaded (10)

Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 

Perangkat evaluasi

  • 1. 1. PENGERTIAN EVALUASI ADA 2 MACAM PENGERTIAN TENTANG EVALUASI: A. EVALUASI PROGRAM Kegiatan mengevaluasi program untuk mengetahui apakah tujuan suatu program sudah tercapai sesuai tujuan esensial yg telah ditetapkan. Hasil kegiatan ini berupa rekomendasi, apakah program dihentikan, diperbaiki, atau dilanjutkan. B EVALUASI HASIL BELAJAR suatu proses yang sistematis untuk memperoleh informasi tentang tingkat pencapaian tujuan(SK,KD) pembelajaran yang telah ditetapkan dan gambaran efektivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
  • 2. FUNGSI EVALUASI • Maksud utama dari proses evaluasi yang merupakan bagian integral dari sistem pembelajaran ialah mendapatkan informasi yg digunakan oleh guru untuk membuat keputusan ( meningkatkan efektivitas pembelajaran, kelulusan, ketercapaian kompetensi terkait matakuliah) • Fungsi utama kegiatan evaluasi adalah untuk pelaporan kelulusan administrasi lembaga penelitian lembaga terkait perkembangan. Kegiatan evaluasi yang baik selalu melibatakan penilaian (assessment) dan pengukuran (measurement)
  • 3. • Secara detail fungsi evaluasi disekolah: 1. Fungsi Selektif Untuk menyeleksi siswa yang memenuhi syarat di antara para calon siswa yang mendaftar 2. Fungsi Diagnostik evaluasi yang dipergunakan untuk mencari letak kesulitan belajar siswa, yang pada gilirannya dapat digunakan oleh guru sebagai resep untuk melakukan kegiatan remidial. 3. Fungsi Penempatan Tujuannya adalah melakukan pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan yang telah dimilikinya.
  • 4. 4. Fungsi Pengukur Pencapaian Keberhasilan Pencapaian keberhasilan diukur melalui dua macam evaluasi, yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan proses belajar mengajar dari waktu ke waktu. Karena evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan roses belajar mengajar. Evaluasi Sumatif bertujuan mengetahui pencapaian tujuan yang telah ditentukan selama satu periode waktu tertentu.
  • 5. Manfaat Evaluasi a. Manfaat Bagi Siswa memperoleh informasi nilai hasil belajar siswa. b. Manfaat Bagi Guru memperoleh informsi keberhasilan siswa memperoleh informasi keefektifan pembelajaran memperoleh informasi kesesuaian metode c. Manfaat Bagi Sekolah informasi mengenai kualitas lulusan-lulusannya sebagai cerminan kualitas sekolah informasi apakah kurikulum yang dipergunakan oleh sekolah tersebut sudah benar informasi untuk menentukan apakah sekolah tersebut sudah memenuhi standar atau belum.
  • 6. KAPAN PENILAIAN DILAKUKAN a. Penilaian Sebelum Pengajaran apakah siswa-siswa yang akan mengikuti pembelajaran memiliki kemampuan dasar yang diprasyaratkan untuk dapat menguasai pelajaran yang akan disampaikannya. siswa-siswanya mempunyai dinamika kelompok yang baik untuk dapat mengikuti pelajaran di kelas. b. Penilaian Selama Pengajaran mengadakan pemantauan terhadap keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pebelajaran. melakukan penilaian terhadap strategi belajar mengajar yang digunakannya.
  • 7. c. Penilaian Sesudah Pengajaran 1. menilai secara individual, tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. 2. melakukan identifikasi, tujuan mana saja yang belum dicapai oleh mayoritas siswa. 3. melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor penyebab tidak tercapainya tujuan pembelajaran tertentu itu.
  • 8. CIRI-CIRI EVALUASI HASIL BELAJAR (A) bersifat tidak langsung: kepandaian seseorang tidak dapat secara langsung diukur dari kepandaian orang itu, Untuk mengetahui kepandaian seseorang, biasanya dilakukan pengukuran terhadap kemampuannya untuk mengerjakan sesuatu. ( (1). bekerja dengan bilangan, (2) menggunakan bahasa, (3). mengikuti pembicaraan orang lain, (4). mengingat, dan (5). berfantasi. (B) menggunakan data kuantitatif: nilai selalu dinyatakan dengan bilangan hasil pengukuran. (C) menggunakan satuan-satuan baku: untuk kecerdasan orang menggunakan satuan yang disebut IQ (Intelligence Quotient),
  • 9. (D) tidak tetap dari waktu ke waktu : ketidaktetapan hasil penilaian dari waktu ke waktu. Sebagai contoh pada cawu pertama nilai kimia seorang siswa 80, tetapi pada cawu kedua turun menjadi 75 sedang pada cawu ketiga naik lagi menjadi 85 dan seterusnya. (E) sering terjadi kesalahan: selalu saja ada kesalahan-kesalahan penilaian. Hampir tidak ada penilaian pendidikan yang terbebas 100 % dari kesalahan.
  • 10. KOMPONEN EVALUASI • Tujuan yg akan dicapai: standar kompetensi dan kompetensi dasar • Silabi: pokok materi yg berkaitan • Kisi-kisi: aspek yg dinilai, indikator keberhasilan, jenjang yg ingin dicapai, nomor soal, tipe soal. • Instrumen penilaian: teknik tes dan non tes • Panduan penilaian/rubrik:numerik(1, 2, 3, 4, 5) ya dan tidak, ss, s, ts, dan sts, 1 dan 0 • Skoring: skor tiap aspek, rentang nilai
  • 11. Domain/ranah yang harus diukur berdasarkan taksonomi Bloom yang baru No Kognitif Psikomotorik Afektif 1 Know/mengetahui Observe/mengamati Resive/menerima 2. Comprehend/memahami React/bereaksi Respond/menanggapi 3 Apply/menerapkan Act/beraktifitas Value/menilai 4 Analysis/menganalisis Adapt/beradaptasi Organize/mengorganisasi 5. Synthesize/mensintesa Outhenticate/melaku aktivitas yang sesungguhnya Internalize/menginternalisa si 6 Evaluate/mengevaluasi Harmonize/menghar monisasikan beberapa hal. Characterize/mengka rakterisasi 7 Imagine/berimajinasi Improve/berimprovisasi Wonden/mengagumi 8 Create/berkreasi Innovate/berinovasi Aspire/mengaspirasi
  • 12. TEKNIK PENILAIAN 1. Teknik Tes instrumen penilaian diujikan, peserta didik menjawab pertanyaan sesuai dengan petunjuk dan bentuk tes 2. Teknik non tes instrumen penilaian tidak diujikan, pesertadidik diminta untuk merespon pernyataan/pertanyaan. berupa lembar angket, lembar pengamatan, lembar wawancara peserta didik diminta untuk unjuk kerja.
  • 13. PENILAIAN DENGAN TEKNIK TES • Ada dua jenis penilaian teknik tes: 1.Tes uraian: siswa diberi kesempatan untuk menguraikan pendapatnya sebebas-bebasnya. penilai seringkali menjumpai jawaban yg tidak 100 % benar tapi juga tidak 100 % salah. Akibatnya penilai tidak berani memberi angka maksimal tetapi juga tidak tega memberi angka nol. Jika penilai lebih dari satu akan ditemukan angka yg bebeda-beda dari jawaban yg sama. Hal inilah yg menyebabkan tes uraian sering disebut tes subjektif 2.Tes pilihan ganda
  • 14. Instrumen Tes • Komponennya: naskah soal, kunci/jawaban, panduan penilaian, dan skoring • Penyusunan tes pilihan ganda harus mempertimbangkan: a. tingkat kesukaran b. daya pembeda c. berfungsinya pengecoh, dan d. reliabilitas instrumen penilaian (untuk soal keseluruhan)
  • 15. Kelebihan tes uraian: • Membiasakan siswa untuk merumuskan sendiri segala sesuatu yang ada di dalam benaknya. • Mudah dipergunakan untuk mengungkap jenjang pengetahuan dan kemampuan yang tinggi yang tidak sekedar hafalan atau ingatan terhadap fakta-fakta yang pernah diterima oleh siswa. • Penyusunan instrumennya sangat mudah, sederhana serta tidak membutuhkan waktu perencanaan yang banyak
  • 16. Kelemahan tes uraian • Sangat sulit untuk mendapatkan hasil pengukuran yang bersih dari unsur subyektif • Lingkup ujinya tidak dapat mencakup rentangan materi yang luas karena penyelesaian terhadap tes bentuk subjektif ini membutuhkan waktu yang lama. Akibatnya jangkauan dari bentuk ini kurang komprehensif. • Skoring/mengkoreksinya membutuhkan waktu yang lama dan sulit, terutama jika dijumpai jawaban yang berbelit-belit dan dengan tulisannya yang tidak jelas.
  • 17. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun dan menggunakan tes uraian • Merumuskan tujuan uji, sehingga evaluasi benar-benar mengukur tingkat pencapaian tujuan sistem secara keseluruhan. • Tiap-tiap item soal harus hanya mengukur satu aspek kemampuan saja. Dalam hal ini hendaknya dihindari pertanyaan berantai. Contoh: Sejumlah kalor dipergunakan untuk memanaskan 2 liter air dari 25 0 sampai 750 C. Kalau kalor jenis air =1. Berapakah: a. Banyaknya kalor yang dibutuhkan? b. Kalau kalor yang dipergunakan pada (a) digunakan untuk memanaskan 2 gr besi dari 25 o berapakah temperatur akhir besi tersebut?
  • 18. • Struktur soal harus tegas dan lengkap: hanya mempunyai satu peluang kunci jawaban. Contoh soal yg jawaban lebih dari satu: • Seorang siswa diminta untuk mengamati proses fotosintesa yang dapat terjadi pada tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan media simulasi animasi. Setelah selesai pembelajaran siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada seperti: dimanakah terjadinya proses fotosintesa? • Soal semacam itu tidak dapat dijawab dengan satu jawaban yang pasti karena proses fotosintesa yang diberikan mempunyai banyak tempat terjadinya foto sintesa.
  • 19. Tes objektif • Tes bentuk objektif: tes yang menuntut siswa menjawab dengan sangat singkat atau memilih jawaban yang sudah tersedia. 1.Kelebihan-kelebihan Tes Bentuk Obyektif • Obyektifitas hasil penilaiannya tinggi, siapapun yang memeriksa jawaban siswa diperoleh angka yang sama • Dapat menjaring lingkup uji yang sangat luas karena penyelesaian tiap item membutuhkan waktu yang relatif singkat. jangkauan bentuk tes ini sangat komprehensif. • Skoringnya sangat mudah dan cepat terutama apabila siswa sudah mendapat lembar jawaban yang khusus untuk menjawab tes yang harus dikerjakan.
  • 20. Kelemahan tes bentuk obyektif • Dibutuhkan persiapan yang lama untuk menyusun instrumen tesnya. • Bagi yang belum terlatih dalam menyusun tes bentuk ini, bioassay tes buatannya cenderung untuk mengungkap tingkat kemampuan yang rendah saja. • Tidak dapat atau sukar sekali dipergunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menilai suatu kasus • Siswa dapat dengan mudah untuk saling bekerja sama dengan syarat terutama jika posisi duduk dalam tes saling berimpitan.
  • 21. Usaha mengatasi kelemahan tes obyektif • Perangkat tes harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga siswa pada dapat menyelesaikan tesnya dengan tepat, sesuai d jatah waktu yang disediakan. penyusun tes harus membuat kisi-kisi pokok uji yang merupakan kerangka perangkat tes. Tanpa rambu-rambu yang jelas sangat sulit untuk memperkirakan perimbangan antara waktu yang tersedia dengan banyaknya item soal yang harus diselesaikan. • Mengikuti petunjuk penyusunan item tes bentuk obyektif. • Posisi duduk harus sedemikian rupa sehingga seorang siswa tidak mungkin dapat melihat hasil pekerjaan rekannya. • Sistem pengawasan harus ketat dan jeli, terutama terhadap kecurangan dalam bentuk penggunaan isyarat. • Lembar jawaban (kalau ada) jangan diijinkan lepas dari bendel perangkat tes untuk menutup kemungkinan terjadinya tukar menukar lembar jawaban.
  • 22. Petunjuk Umum Penyusunan Tes Obyektif • Agar diperoleh tes obyektif yang kualitasnya memadai maka penyusunan tes perlu memperhatikan baik petunjuk umum penyusunan tes obyektif maupun petunjuk khusus dari masing-masing tipe. Perlu diketahui bahwa bentuk tes obyektif terdiri atas bermacam-macam tipe yang tiap tipe mempunyai persyaratan khusus. Petunjuk umum tes obyektif itu antara lain adalah: • Sebaiknya perangkat tes disusun oleh suatu tim guru sejenis • Hendaknya disediakan waktu persiapan yang cukup sehingga dapat menghasilkan kisi-kisi pokok uji yang memadai yg akhirnya menghasilkan item yg berkualitas
  • 23. • diusahakan semaksimal mungkin agar item-item tesnya tidak hanya mampu mengungkap ingatan siswa terhadap informasi-informasi faktual saja. Untuk ini penyusun harus kaya dengan perbendaharaan-perbendaharaan kata atau kalimat-kalimat perintah yang berkorelasi dengan aspek-aspek pengetahuan yang tinggi. • diusahakan menggunakan bahasa yang baik, benar atau baku. • Sebaiknya menggunakan kalimat positif. Hindari pengguanaan kalimat negatif. Kalau terpaksa menggunakan kalimat negatif maka kata inkarnya harus ditulis dengan huruf yang menyolok.
  • 24. Contoh item dengan kalimat negatif Nama-nama tumbuhan berikut ini adalah anggota keluarga monokotil kecuali: A padi B jagung C kacang D kelapa E Gandum Peletakan pilihan kunci hendaknya disebar secara random, artinya jangan sampai terjadi satu perangkat tes kuncinya A semua atau B semua atau mengikuti pola teratur tertentu.
  • 25. • Hindari penggunaan istilah-istilah yang indifinit seperti: umumnya, seringkali, kadang-kadang, dan lain-lain dalam rangka menghindari tafsiran ganda dr para siswa • Gunakan lembar jawaban khusus agar skoringnya mudah. Tipe-tipe Tes Obyektif 1 pertanyaan berjawab singkat 2 melengkapi 3 benar salah 4 menjodohkan 5 pilihan berganda 6 melengkapi berganda 7 hubungan antar hal
  • 26. 1 Tipe Pertanyaan Berjawab Singkat Contoh: 1 Siapakah tokoh yang mendapatkan hadiah nobel karena menemukan unsur radioaktif pertama kali? 2 Siapakah penemu elektron? 3 Siapakah penemu proton? 4 Bersifat apakah larutan HCl? • Pertanyaan-pertanyaan di atas meskipun bentuknya tampak mirip dengan tes subyektif tetapi sesungguhnya item-item di atas termasuk tes bentuk obyektif.
  • 27. 2 Tipe Melengkapi Tipe ini merupakan kalimat pernyataan yang belum selesai, jadi belum mempunyai nilai benar maupun salah. Kalimat tersebut baru mempunyai nilai benar atau salah bila titik-titik yang ada pada kalimat tersebut diisi. Contoh: • Hasil kali antara ( H+ ) dan (OH - ) adalah . . . . • . . . . merupakan derajad keasaman suatu zat • Yang perlu diperhatikan dalam membuat tes bentuk ini ialah, bahwa bagian kalimat yang dipenggal harus merupakan bagian penting (key word) pada kalimat tersebut.
  • 28. 3 Tipe Benar Salah Tipe ini merupakan kalimat utuh jadi sudah mempunyai nilai baik nilai benar maupun nilai salah. Siswa diminta untuk menyatakan, kalimat tersebut benar atau salah dengan menandai huruf B atau S yang terdapat di depan kalimat soal. Contoh: 1 B - S Hasil kali antara empat dan lima adalah dua puluh. 2 B - S Yogyakarta sering disebut kota kembang. • Kelemahan dari bentuk ini adalah peluang benar untuk jawaban yang spekulatif terlalu besar yaitu 50 %.
  • 29. 4 Tipe Menjodohkan Tipe ini terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok kiri dan kelompok kanan. Kelompok kiri disebut yang dijodohkan sedang kelompok kanan disebut jodoh. Contoh: Tentang Sungai 1 ( ) Barito a. Jawa 2 ( ) Bengawan Solo b. Sumatera 3 ( ) Musi c. Sulawesi 4 ( ) Poso d. Kalimantan e. Bali f. Irian Jaya Yang perlu diperhatikan dalam menyusun tipe ini adalah:
  • 30. a Tiap-tiap unit hendaknya berisi hal-hal yang homogen. b Petunjuk soal penjodohan harus tegas, terutama mengenai boleh tidaknya jodoh digunakan lebih dari satu kali. 5 Pilihan Berganda • Tipe ini merupakan tipe yang paling populer penggunaannya karena peluang benar untuk jawaban spekulatif tidak terlalu besar terutama jika pilihan banyak. Tipe ini terdiri atas pernyataan yang belum lengkap (stem) dan pilihan jawaban (option). Salah satu dari option disebut kunci sedang option-option yang lain disebut distraktor atau pengecoh. Pola dari tipe ini adalah sbb:
  • 31. S T E M A -------------------------- B -------------------------- C -------------------------- D -------------------------- • E --------------------------
  • 32. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun tipe ini adalah: 1 Stem hendaknya merupakan kalimat yang singkat tapi jelas. Singkat dalam hal ini artinya tidak menimbulkan kesan berbelit-belit, sedang jelas artinya memuat segala data pendukung yang dibutuhkan sehingga tidak menimbulkan tafsiran yang berbau subyektif. 2 Kebenaran pilihan kunci harus bersifat mutlak, artinya tidak merugikan dan jangan sampai terjadi adanya kunci ganda.
  • 33. Contoh tes dengan kunci ganda: Diantara partikel-partikel sub atomik berikut ini yang merupakan partikel penyusun inti atom adalah . . . . A proton B elektron C netron D beta E gamma Dalam pilihan di atas baik pilihan A maupun C benar karena inti atom terdiri atas proton dan netron.
  • 34. • Pilihan distraktor harus benar-benar berfungsi sebagai pengecoh, bukan sekedar pelengkap agar kelihatan seperti bentuk pilihan berganda. Untuk ini kunci dan pengecoh harus homogen artinya tidak terdapat karakter yang menyolok antara kunci dengan penjebak. Contoh yang ekstrim untuk pilihan yang tidak homogen Tokoh Majapahit yang berhasil menyatukan wilayah Nusantara adalah ..... A Gayatri B Jayanegara C Gajahmada D R. Wijaya E Thomas Matualesi
  • 35. Jenis-jenis stem pada tipe pilihan berganda. 1. Stem pengantar Contoh: Di antara pernyataan-pernyataan berikut yang benar adalah . . . A ……………….. B ……………….. C ……………….. D ……………….. E ………………..
  • 36. 2 Stem Kasus stem yang brp kasus yang harus dipecahkan oleh siswa, berisi data yg dibutuhkan untuk menyelesaikan soal. Contoh: Suatu tempat dengan ketinggian 5 meter dari permukaan laut, suhunya 25 0 C. Kalau gradien temperatur 0,50C per 100 meter, maka suhu suatu tempat yang ketinggiannya 200 meter dari permukaan laut adalah: A …………… B …………… C …………… D …………… E ……………
  • 37. 3 Stem diagram Dalam sistem diagram ini, siswa diminta untuk menginterprestasikan diagram atau kurva atau simbol-simbol. • Contoh: l j r e a k s i 25 (konsentrasi reaktan) Ditinjau dari letak laju reaksinya maka konsentrasi optimal terletak pada… A …………… C ………… E …………. B …………… D ………….
  • 38. 6 Tipe Melengkapi Berganda (Asosiasi Berganda) Tipe melengkapi berganda terdiri atas sebuah stem dan 4 buah option. Diantara butir-butir option atau pilihan tersebut, satu atau beberapa atau semua butirnya dapat merupakan pilihan benar. Seperti juga pada pilihan berganda maka disinipun terdapat tiga macam stem yaitu stem pengantar, kasus dan diagram. Pola dari tipe melengkapi berganda adalah: STEM (1). _______________________ (2). _______________________ (3). _______________________ (4). _______________________
  • 39. Biasanya tipe ini disertai dng petunjuk pemilihan jawaban Pilihlah: A Jika pernyataan (1), (2), dan (3) benar B jika pernyataan (1), dan (3) benar C Jika pernyataan (2) dan (4) benar D Jika pernyataan (4) saja yang benar E Jika semua pernyataan benar Tetapi petunjuk juga dapat dimodifikasi misalnya menjadi: A Jika sebuah pernyataan benar B Jika dua buah pernyataan benar C jika tiga buah pernyataan benar D ika semua pernyataan benar E jika semua penyataan salah
  • 40. 7 Tipe Hubungan Antar Hal Tipe ini terdiri atas dua buah kalimat yang dihubungkan oleh kata “sebab”. Kalimat yang pertama disebut pernyataan, kalimat yang kedua disebut alasan. Pola tipe ini adalah: PERNYATAAN SEBAB ALASAN
  • 41. Domain/ranah yang harus diukur berdasarkan taksonomi Bloom yang baru No Kognitif Psikomotorik Afektif 1 Know/mengetahui Observe/mengamati Resive/menerima 2. Comprehend/memahami React/bereaksi Respond/menanggapi 3 Apply/menerapkan Act/beraktifitas Value/menilai 4 Analysis/menganalisis Adapt/beradaptasi Organize/mengorganisasi 5. Synthesize/mensintesa Outhenticate/melaku aktivitas yang sesungguhnya Internalize/menginternalisa si 6 Evaluate/mengevaluasi Harmonize/menghar monisasikan beberapa hal. Characterize/mengka rakterisasi 7 Imagine/berimajinasi Improve/berimprovisasi Wonden/mengagumi 8 Create/berkreasi Innovate/berinovasi Aspire/mengaspirasi
  • 42. ASPEK KOGNITIF 1. KNOWLAGE/PENGETAHUAN: kemampuan untuk mengingat kembali informasi faktual yang diperoleh melalui kegiatan belajar. kata operasional yang digunakan: menyebutkan, mengenal, menunjukkan, mengingat kembali, mendefinisikan, dan menuliskan kembali 2. COMPREHEND/MEMAHAMI: kemampuan memahami, menyerap arti, menerangkan konsep-konsep yang diperoleh melalui kegiatan belajar. kata operasionalnya: membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menjelaskan menginterprestasikan, mendemonstrasikan, menentukan, memberi contoh, memperkirakan, dan menyimpulkan
  • 43. 3. APPLY/ MENERAPKAN kemampuan untuk menerapkan konsep-konsep, dalil-dalil, prinsip-prinsip, serta hukum-hukum dasar untuk memecahkan masalah yang dihadapi. kata operasionalnya: mengubah pola, menggunakan, menghitung, menerapkan, menggeneralisasikan, menghubungkan, memecahkan masalah, membuat, memilih, mengembangkan, mengorganisasikan, dan memindahkan 4. ANALYSIS/ANALISIS kemampuan untuk menguraikan detail-detail dari suatu konsep global menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana.
  • 44. kata operasionalnya: menjabarkan, menguraikan, mengkategorikan, menganalisis, dan memisahkan 5 Synthesize/mensintesa: kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang diberikan. • kata operasionalnya: menghubungkan,menggabungkan merakit, merekonstruksi, merangkaikan, menyimpulkan 6 EVALUATE/PENILAIAN: kemampuan untuk mengemukakan pendapatnya dalam rangka menilai suatu kasus
  • 45. Kata operasionalnya: menafsirkan, menilai, menentukan mempertimbangkan, membakukan, mengkritik, memutuskan, dan membenarkan/menyalahkan 7 IMAGINE/BERIMAJINASI: kemampuan berimajinasi mengemukakan pendapat sebagai hasil imajinasi dalam memecahkan masalah atau kasus yg dihadapi dalam pembelajaran Kata operasionalnya: mengemukakan, menyelesaikan, memodifikasi, mengkombinasi, dan memadupadankan 8 CREATE/BERKREASI: kemampuan berkreasi menemukan sesuatu yg berbeda untuk memperoleh konsep, prinsip, dalil, hukum dasar.
  • 46. Kata operasional: menemukan, mengkreasi, mempresentasikan, mengemukakan penemuan dalam bentuk narasi, membuktikan pendapatnya. Karena aspek kognitif yang akan diukur terdiri atas jenjang-jenjang yang paling sederhana sampai yang paling komplek maka alat ukurnyapun harus disesuaikan dengan jenjang-jenjang pengetahuan yang akan diukur.
  • 47. Contoh-contoh item tes obyektif IPA disesuaikan dengan jenjangnya Tes berjenjang C 1 Tipe tes yang sesuai untuk jenjang C 1 adalah tipe: Pertanyaan dengan jawaban singkat. 1. Siapakah penemu elektron? 2. Disebut apakah obat kimia pembasmi serangga? 3. Apakah organ tubuh yang berfungsi sebagai pencuci darah? 4. Bermuatan apakah elektron itu?
  • 48. Tipe Benar Salah Contoh tipe B – S berjenjang C 1: 1. B – S Prinsip pembuatan kapal laut berakar dari hukum Dalton 2. B – S Menurut Bohr atom adalah partikel elementer 3. B – S Pusat susunan saraf disebut jantung 4. B – S Kristal gula tebu berbentuk cubic 5. B – S Enzym pemecah lipida disebut protease 6. B – S kinerja Enzym dipengaruhi oleh suhu 7. B – S Gas CO bersifat asam 8. 9. 10
  • 49. Melengkapi Contoh tipe melengkapi jenjang C 1: 1. NaOH adalah basa bernama . . . . 2. Tumbuh-tumbuhan berbiji gasal disebut . . . . 3. Pengukur tekanan gas pada ruangan tertutup disebut ….. 4. 5. 6. 7. 8.
  • 50. Menjodohkan Contoh tipe menjodohkan jenjang C 1: yang dijodohkan jodoh (1) proton a. positif 1 (2) elektron b. negatif (3) netron c. netral (4) alfa d. positif 3 (5) tritium e. positif 2
  • 51. Pilihan berganda Contoh tipe pilihan berganda jenjang C 1: 1. Tokoh IPA yang menemukan mikroskop A. Robert Koch B. Antonie Van Leuwenhook C. Avogadro D. Thomas Alfa Edison 2. Hadiah Kalpataru diberikan kepada orang yang berjasa dalam: A. memelihara kelestarian lingkungan B. menemukan alat baru dalam bidang IPA C. menemukan hal baru dalam bidang teknologi D. menciptakan karya sastra yang luar biasa E. menciptakan karya seni pahat yang luar biasa •
  • 52. 3. Bila suatu benda dimasukkan ke dalam zat cair, maka benda itu akan mendapat gaya ke atas sebesar zat cair yang dipindahkan. Pernyataan di atas merupakan hukum: A. Dalton B. Newton C. Archimides D. Lavoisier E. Avogadro
  • 53. Analisis Instrumen Tes • Validitas a. validitas isi b. validitas berdasar kriteria c. validitas konstruks • Reliabilitas a. KR-20 (tes pilihan ganda) b. KR-21 (tes pilihan ganda) b. Cronbach Alpa (angket, tes uraian, tes pilihan ganda)
  • 54. Tingkat Kesukaran Butir Soal • Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi banyaknya peserta yang menjawab benar butir soal tersebut terhadap seluruh peserta tes N B P = • Makin besar nilai P, butir soal semakin mudah • Makin kecil nilai P, butir soal semakin sukar • Rentangan nilai P adalah: 0.0 £ P £ 1.0
  • 55. Tingkat Kesukaran Butir Soal • Sebuah butir mempunyai tingkat kesukaran baik, dalam arti dapat memberikan distribusi yang menyebar, jika tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah • Tidak ada uji signifikansi untuk tingkat kesulitan • Pada instrumen untuk variabel terikat dituntut mempunyai tingkat kesukaran yang memadai dalam rangka untuk membuat variansi yang besar pada variabel terikat
  • 56. Tingkat Kesukaran Butir Soal • Untuk memperoleh skor yang menyebar, nilai P harus makin mendekati 0,5 • Biasanya kriterianya adalah sebagai berikut: 0.3 £ P £ 0.7
  • 57. Contoh Mencari P N B P = • Butir 1: P = 1.0 • Butir 2: P = 0.0 • Butir 3: P = 0.5 • Butir 4: P = 0.5 • Butir 5: P = 0.5 • Butir 6: P = 0.625
  • 58. Daya Beda Butir Soal • Suatu butir soal mempunyai daya pembeda baik jika kelompok siswa pandai menjawab benar butir soal lebih banyak daripada kelompok siswa tidak pandai • Daya beda suatu butir soal dapat dipakai untuk membedakan siswa yang pandai dan tidak pandai • Sebagai tolok ukur pandai atau tidak pandai adalah skor total dari sekumpulan butir yang dianalisis
  • 59. Daya Beda Butir Soal • Tidak ada uji signifikansi untuk daya pembeda • Rentangan daya beda adalah -1.0 ≤ D ≤ 1.0 • Butir soal mempunyai daya pembeda baik jika D ≥ 0.30. • Ada beberapa cara untuk mengukur daya pembeda
  • 60. Daya Beda Butir Soal Cara Pertama: Bb Nb D = Ba - Na Cara Kedua: Cara Ketiga: px - D rpbis s - 1 px Y1 Y Y ÷ø ö çè æ = = denga n 2 Y s = å - å ÷ø Y n ö Y2 n çè æ
  • 61. Daya Beda Butir Soal Cara keempat: dengan korelasi biserial (biserial correlation) ÷ø ö çè æ ÷ø ö çè æ - Y1 Y = = s px f (z) Y D rbis z2 2 f (z) 1 e 2 - p = z dihitung dari px, dengan px merupakan luas daerah pada kurva normal, dihitung dari kanan Asumsi: X dan Y mempunyai distribusi normal bivariat. The distribution of Y among examinees who have the same (fixed) value of X is a normal distribution.
  • 62. Daya Beda Butir Soal CATATAN Cara kedua dan ketiga disebut korelasi biserial titik (point biserial correlation). Rumus ketiga adalah turunan dari rumus kedua. Pada ITEMAN, untuk mencari daya beda, digunakan korelasi biserial titik dan korelasi biserial
  • 63. Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus Pertama Bb Nb D = Ba - Na • Butir 1: D = 0.0 • Butir 2: D = 0.0 • Butir 3: D = 1.0 • Butir 4: D = -1.0 • Butir 5: D = 0.5 • Butir 6: D = 0.75 • Butir 7: D = 0.0 Dalam hal ini: Aa, Bb, Cc, dan Dd merupakan kelompok atas dan Ee, Ff, Gg, dan Hh merupakan kelompok bawah
  • 64. Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus Kedua untuk Butir Ketiga
  • 65. Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus Ketiga untuk Butir Ketiga ( ) 0 903 1 798 . D = 7 - 5 . 375 0 . 5 = 1 625 = . 1 . 798 1 - 0 . . 5
  • 66. Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus Keempat untuk Butir Ketiga px Y1 Y px = 0.5; z = 0; f(z) = 0.3989 D = ( 7-5.375 )( 0.5 ) = 1.13 1.798 0.3989 ÷ø ö çè æ ÷ø ö çè æ = = s - f (z) Y D rbis
  • 67. Berfungsinya pengecoh butir soal • Pengecoh disebut berfungsi jika: (1) dipilih oleh sebagian siswa, (2) siswa kelompok pandai memilih lebih sedikit daripada siswa kelompok tidak pandai • Suatu butir soal mempunyai pengecoh yang baik jika banyaknya siswa yang memilih pengecoh tersebut sekurang-kurangnya 2,5% (atau 5%) dan siswa kelompok pandai memilih lebih sedikit daripada siswa kelompok tidak pandai
  • 68. Berfungsinya pengecoh butir soal • Ada yang mengatakan bahwa pada suatu butir soal, pengecoh harus dipilih secara merata oleh peserta tes • Indeks Pengecoh (IP) dirumuskan sebagai berikut: P IP = x 100% ( N - B ) /( n - 1) dengan: P = banyaknya peserta tes yang memilih pengecoh tertentu N = banyaknya seluruh peserta tes B = banyaknya peserta tes yang menjawab benar butir soal yang bersangkutan n = banyaknya alternatif jawaban
  • 69. INSTRUMEN PENILAIAN NON TES Instrumen penilaian non tes berupa: 1.Angket komponennya: a. lembar angket b. panduan penilaian/kriteria penilaian c. skoring/penskalaan untuk menilai motivasi, minat, respon, kesukaan, model belajar, aktivitas.
  • 70. 2. Observasi komponennya: a. lembar observasi b. kriteria penilaian/rubrik c. gradasi tingkat ketercapaian Untuk menilai: kinerja, unjuk kerja, keterampilan lab, keterampilan proses sain, keterampilan generik sain, keterampilan berpikir kritis, keterampilan berpikir tingkat tinggi dsb
  • 71. 3. Wawancara komponenya: a. lembar wawancara b. kriteria penilaian Untuk menilai sikap, kedisiplinan, respon, latar belakang pendidikan, cita-cita, tipe belajar dsb. Wawancara seperti angket, tetapi responden diminta menjawab pertanyaan yang dibacakan.
  • 72. 4. Portofolio komponennya a. format b. kriteria penilaian c. skoring Untuk menilai laporan, tugas individu, tugas kelompok. Portofolio yg baik akan memuat berbagai kompetensi (kreatifitas, bahasa, pengetahuan, inovasi, keterampilan membaca sains, kemampuan menyusun pemikiran dalam bentuk tulisan)
  • 73. KRITERIA INSTRUMEN PENILAIAN Instrumen penilaian yang baik harus: 1. Valid 2. Reliabel Validitas instrumen penilaian non tes adalah validitas isi. Isi instrumen penilaian harus sesuai dengan indikator pencapaian kompetensinya. Semua pernyataan atau pertanyaan harus mewakili indikator yg ada dalam kisi-kisi.
  • 74. Validasi instrumen penilaian dilakukan dengan expert judgement dengan menggunakan lembar validasi yang memuat: a. Substansi : merepresentasikan kompetensi yg dinilai b. Konstruksi: memenuhi persyaratan teknis sesuai bentuk instrumen c. Bahasa: baik dan benar
  • 75. Reliabilitas Instrumen • Secara teoretik, konsep reliabilitas dikembangkan dari teori-teori pada teori tes klasik. • Asumsi pada teori tes klasik:
  • 76. Reliabilitas Instrumen • Dari asumsi-asumsi teori tes klasik tersebut di atas dapat dibuktikan berlakunya formula berikut:
  • 77. Reliabilitas Instrumen • Instrumen disebut reliabel jika menghasilkan skor yang konsisten • Instrumen disebut reliabel jika menghasilkan skor dengan kesalahan yang kecil • Ada berbagai macam cara untuk mengestimasi koefisien reliabilitas, misalnya rumus Cronbach alpha atau rumus Kuder-Richardson (KR) • Jika koefisien reliabilitas disebut r11 maka tidak dilakukan uji signifikansi untuk r11, tetapi ditentukan nilai ambang batas tertentu untuk r11 • Biasanya digunakan nilai 0.70 sebagai ambang batas. Jadi, suatu instrumen dikatakan reliabel jika r11 ≥ 0.70
  • 78. Reliabilitas Instrumen Dengan rumus Cronbach Alpha (untuk angket, atau tes pilihan ganda, atau tes uraian)
  • 79. RELIABILITAS Estimasi reliabilitas instrumen non tes ada beberapa macam: a. Koefisien Alpha Cronbach b. Inter Raters Reliability c. Generalizability coeffition ( Thorndike, Allen dan Yen, Brennan) d. koefisien kappa (kappa cohens coeffition) Estimasi reliabilitas instrumen penilaian angket menggunakan koefisien alfa Cronbach.
  • 80. Konsistensi Internal Butir Angket • Dalam suatu angket, semua butir harus koheren, mempunyai arah yang sama, tidak ada butir-butir yang berlawanan arah • Ini berarti, semua butir dalam suatu angket harus saling konsisten satu sama lain • Hal yang demikian ini menunjukkan bahwa semua butir mempunyai dimensi yang sama • Yang dianggap sebagai arah adalah skor total dari sejumlah butir yang dianalisis • Diperlukan indeks konsistensi internal (yang oleh sementara orang disebut validitas butir, tetapi ini bukan validitas angket)
  • 81. Konsistensi Internal Butir Angket • Ukuran konsistensi internal suatu butir angket adalah korelasi rXY antara skor butir angket dengan skor total • Tidak ada uji signifikansi untuk ukuran konsistensi internal • Pada umumnya, suatu butir angket disebut mempunyai konsistensi internal yang baik jika rXY ≥ 0.30 • Pada tes, konsistensi internal suatu butir soal berfungsi sebagai daya pembeda
  • 82. Contoh Mencari Konsistensi Internal Butir 1 Ini berarti, butir 1 dapat dipakai
  • 83. Contoh Mencari Konsistensi Internal Butir 2 Ini berarti, butir 2 tidak dapat dipakai
  • 84. Validitas Instrumen • Instrumen disebut valid apabila mengukur apa yang seharusnya diukur • Ada tiga jenis validitas: validitas isi, validitas berdasar kriteria, dan validitas konstruks • Untuk mahasiswa S1/S2 diperkenankan hanya melihat instrumen dari validitas isi
  • 85. Validitas Instrumen • Untuk melihat validitas isi suatu instrumen, diperlukan seorang atau lebih validator • Tugas pokok validator adalah melakukan penilaian konten (content analysis) terhadap instrumen, antara lain: (1) mencocokkan kisi-kisi dengan definisi konseptual/operasional variabel dan (2) melakukan penelaahan terhadap butir-butir instrumen
  • 86. Contoh pertanyaan kepada validator mengenai kesesuaian kisi-kisi dengan definisi variabel • Apakah variabel telah didefinisikan dengan benar? • Apakah kisi-kisi telah sesuai dengan definisi variabel? • Apakah diperlukan revisi pada kisi-kisi? • Jika diperlukan revisi, pada bagian mana?
  • 87. Contoh penelaahan butir-butir instrumen • Segi Materi (Substansi) (1) Materi sudah dipelajari oleh siswa (2) Butir soal sesuai dengan indikator (3) Antar butir tidak saling tergantung • Segi Konstruksi (1) Pokok soal dirumuskan dengan singkat dan jelas (2) Pokok soal bebas dari pernyataan yang dapat menimbulkan penafsiran ganda (3) Butir soal tidak tergantung kepada jawaban butir soal yang lain (4) Pengecohnya sudah disusun dengan baik • Segi Bahasa (1) Soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (2) Soal menggunakan bahasa yang komunikatif (3) Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat
  • 88. Contoh pertanyaan kepada validator mengenai penelaahan butir tes dengan kisi-kisi Berilah tanda check pada kolom yang sesuai, jika butir soal telah memenuhi kriteria penelaahan
  • 89. • Mengestimasi koefisien reliabilitas dengan Cronbach Alpha (angket jawaban ya- tidak)
  • 90. Mengestimasi koefisien reliabilitas dengan Cronbach Alpha (untuk angket) Ini berarti, angket tersebut reliabel
  • 91. ESTIMASI RELIABILAITAS ANTAR PENILAI RESPONDEN RATER A RATER B RATER C Σxp ( Σxp)2 1 5 7 5 17 289 2 9 8 8 25 625 3 4 5 3 12 144 4 7 6 6 19 361 5 8 2 9 19 361 6 3 4 4 11 121 7 6 3 7 16 256 Σxp 7 42 35 42 Σ(Σxp) ( Σxp)2 ( Σxp)2 1764 1225 1764 119 2156 Vp-Ve R11= -------------------- = Vp + (k+1) Ve Vp = varian responden, Ve = varian error, k = juml rater
  • 92. ESTIMASI KOEFISIEN GENERALISABILITAS • Ada 4 desain untuk estimasi koefisien generalisabilitas: 1.Single facet : tiap responden diamati/dinilai oleh satu rater, reter menilai seluruh responden 2.Tiap responden diamati beberapa reter, semua reter menilai tiap responden 3.Tiap responden dinilai oleh reter yg berbeda, hanya satu reter menilai satu responden
  • 93. • 4. tiap responden dinilai beberapa reter yg berbeda. • Adanya beberapa jenis desain maka dalam analisis reliabilitas dikenal single facet, double facets, dan multi facets
  • 94. •Matur nuwun sanget awit kawigatosan Panjenengan