Dokumen tersebut membahas tentang pengertian evaluasi program dan hasil belajar, fungsi evaluasi, komponen evaluasi, teknik penilaian, dan petunjuk penyusunan tes objektif. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran dan efektivitas pembelajaran, serta memberikan umpan balik untuk perbaikan. Ada dua jenis teknik penilaian yaitu tes dan non-tes, masing-masing memiliki kelebihan dan kele
1. 1. PENGERTIAN EVALUASI
ADA 2 MACAM PENGERTIAN TENTANG EVALUASI:
A. EVALUASI PROGRAM
Kegiatan mengevaluasi program untuk mengetahui
apakah tujuan suatu program sudah tercapai sesuai
tujuan esensial yg telah ditetapkan. Hasil kegiatan ini
berupa rekomendasi, apakah program dihentikan,
diperbaiki, atau dilanjutkan.
B EVALUASI HASIL BELAJAR
suatu proses yang sistematis untuk memperoleh
informasi tentang tingkat pencapaian tujuan(SK,KD)
pembelajaran yang telah ditetapkan dan gambaran
efektivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
2. FUNGSI EVALUASI
• Maksud utama dari proses evaluasi yang merupakan
bagian integral dari sistem pembelajaran ialah
mendapatkan informasi yg digunakan oleh guru untuk
membuat keputusan ( meningkatkan efektivitas
pembelajaran, kelulusan, ketercapaian kompetensi
terkait matakuliah)
• Fungsi utama kegiatan evaluasi adalah untuk pelaporan
kelulusan
administrasi lembaga
penelitian lembaga terkait perkembangan.
Kegiatan evaluasi yang baik selalu melibatakan
penilaian (assessment) dan pengukuran
(measurement)
3. • Secara detail fungsi evaluasi disekolah:
1. Fungsi Selektif
Untuk menyeleksi siswa yang memenuhi syarat di antara
para calon siswa yang mendaftar
2. Fungsi Diagnostik
evaluasi yang dipergunakan untuk mencari letak
kesulitan belajar siswa, yang pada gilirannya dapat
digunakan oleh guru sebagai resep untuk melakukan
kegiatan remidial.
3. Fungsi Penempatan
Tujuannya adalah melakukan pengelompokan siswa
berdasarkan kemampuan yang telah dimilikinya.
4. 4. Fungsi Pengukur Pencapaian Keberhasilan
Pencapaian keberhasilan diukur melalui dua
macam evaluasi, yaitu evaluasi formatif dan
sumatif. Evaluasi formatif evaluasi ini bertujuan
untuk mengetahui perkembangan proses belajar
mengajar dari waktu ke waktu. Karena evaluasi
ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan
roses belajar mengajar. Evaluasi Sumatif
bertujuan mengetahui pencapaian tujuan yang
telah ditentukan selama satu periode waktu
tertentu.
5. Manfaat Evaluasi
a. Manfaat Bagi Siswa
memperoleh informasi nilai hasil belajar siswa.
b. Manfaat Bagi Guru
memperoleh informsi keberhasilan siswa
memperoleh informasi keefektifan pembelajaran
memperoleh informasi kesesuaian metode
c. Manfaat Bagi Sekolah
informasi mengenai kualitas lulusan-lulusannya sebagai
cerminan kualitas sekolah
informasi apakah kurikulum yang dipergunakan oleh
sekolah tersebut sudah benar
informasi untuk menentukan apakah sekolah tersebut
sudah memenuhi standar atau belum.
6. KAPAN PENILAIAN DILAKUKAN
a. Penilaian Sebelum Pengajaran
apakah siswa-siswa yang akan mengikuti pembelajaran
memiliki kemampuan dasar yang diprasyaratkan untuk
dapat menguasai pelajaran yang akan disampaikannya.
siswa-siswanya mempunyai dinamika kelompok yang
baik untuk dapat mengikuti pelajaran di kelas.
b. Penilaian Selama Pengajaran
mengadakan pemantauan terhadap keberhasilan siswa
dalam mengikuti proses pebelajaran.
melakukan penilaian terhadap strategi belajar mengajar
yang digunakannya.
7. c. Penilaian Sesudah Pengajaran
1. menilai secara individual, tingkat pencapaian
tujuan pembelajaran.
2. melakukan identifikasi, tujuan mana saja
yang belum dicapai oleh mayoritas siswa.
3. melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor
penyebab tidak tercapainya tujuan
pembelajaran tertentu itu.
8. CIRI-CIRI EVALUASI HASIL BELAJAR
(A) bersifat tidak langsung: kepandaian seseorang tidak
dapat secara langsung diukur dari kepandaian orang itu,
Untuk mengetahui kepandaian seseorang, biasanya
dilakukan pengukuran terhadap kemampuannya untuk
mengerjakan sesuatu. ( (1). bekerja dengan bilangan, (2)
menggunakan bahasa, (3). mengikuti pembicaraan
orang lain, (4). mengingat, dan (5). berfantasi.
(B) menggunakan data kuantitatif: nilai selalu dinyatakan
dengan bilangan hasil pengukuran.
(C) menggunakan satuan-satuan baku: untuk kecerdasan
orang menggunakan satuan yang disebut IQ
(Intelligence Quotient),
9. (D) tidak tetap dari waktu ke waktu :
ketidaktetapan hasil penilaian dari waktu ke
waktu. Sebagai contoh pada cawu pertama nilai
kimia seorang siswa 80, tetapi pada cawu kedua
turun menjadi 75 sedang pada cawu ketiga naik
lagi menjadi 85 dan seterusnya.
(E) sering terjadi kesalahan:
selalu saja ada kesalahan-kesalahan penilaian.
Hampir tidak ada penilaian pendidikan yang
terbebas 100 % dari kesalahan.
10. KOMPONEN EVALUASI
• Tujuan yg akan dicapai: standar kompetensi
dan kompetensi dasar
• Silabi: pokok materi yg berkaitan
• Kisi-kisi: aspek yg dinilai, indikator
keberhasilan, jenjang yg ingin dicapai, nomor
soal, tipe soal.
• Instrumen penilaian: teknik tes dan non tes
• Panduan penilaian/rubrik:numerik(1, 2, 3, 4, 5)
ya dan tidak, ss, s, ts, dan sts, 1 dan 0
• Skoring: skor tiap aspek, rentang nilai
11. Domain/ranah yang harus diukur berdasarkan
taksonomi Bloom yang baru
No Kognitif Psikomotorik Afektif
1 Know/mengetahui Observe/mengamati Resive/menerima
2.
Comprehend/memahami React/bereaksi Respond/menanggapi
3
Apply/menerapkan Act/beraktifitas Value/menilai
4 Analysis/menganalisis Adapt/beradaptasi Organize/mengorganisasi
5. Synthesize/mensintesa Outhenticate/melaku
aktivitas yang
sesungguhnya
Internalize/menginternalisa
si
6 Evaluate/mengevaluasi Harmonize/menghar
monisasikan beberapa
hal.
Characterize/mengka
rakterisasi
7 Imagine/berimajinasi Improve/berimprovisasi Wonden/mengagumi
8 Create/berkreasi Innovate/berinovasi Aspire/mengaspirasi
12. TEKNIK PENILAIAN
1. Teknik Tes
instrumen penilaian diujikan,
peserta didik menjawab
pertanyaan sesuai dengan petunjuk dan
bentuk tes
2. Teknik non tes
instrumen penilaian tidak diujikan, pesertadidik
diminta untuk merespon
pernyataan/pertanyaan.
berupa lembar angket,
lembar pengamatan, lembar wawancara
peserta didik diminta untuk unjuk kerja.
13. PENILAIAN DENGAN TEKNIK TES
• Ada dua jenis penilaian teknik tes:
1.Tes uraian: siswa diberi kesempatan untuk
menguraikan pendapatnya sebebas-bebasnya.
penilai seringkali menjumpai jawaban yg tidak
100 % benar tapi juga tidak 100 % salah.
Akibatnya penilai tidak berani memberi angka
maksimal tetapi juga tidak tega memberi angka
nol. Jika penilai lebih dari satu akan ditemukan
angka yg bebeda-beda dari jawaban yg sama.
Hal inilah yg menyebabkan tes uraian sering
disebut tes subjektif
2.Tes pilihan ganda
14. Instrumen Tes
• Komponennya: naskah soal, kunci/jawaban,
panduan penilaian, dan skoring
• Penyusunan tes pilihan ganda harus
mempertimbangkan:
a. tingkat kesukaran
b. daya pembeda
c. berfungsinya pengecoh, dan
d. reliabilitas instrumen penilaian
(untuk soal keseluruhan)
15. Kelebihan tes uraian:
• Membiasakan siswa untuk merumuskan sendiri
segala sesuatu yang ada di dalam benaknya.
• Mudah dipergunakan untuk mengungkap
jenjang pengetahuan dan kemampuan yang
tinggi yang tidak sekedar hafalan atau ingatan
terhadap fakta-fakta yang pernah diterima oleh
siswa.
• Penyusunan instrumennya sangat mudah,
sederhana serta tidak membutuhkan waktu
perencanaan yang banyak
16. Kelemahan tes uraian
• Sangat sulit untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang bersih dari unsur subyektif
• Lingkup ujinya tidak dapat mencakup rentangan
materi yang luas karena penyelesaian terhadap
tes bentuk subjektif ini membutuhkan waktu
yang lama. Akibatnya jangkauan dari bentuk ini
kurang komprehensif.
• Skoring/mengkoreksinya membutuhkan waktu
yang lama dan sulit, terutama jika dijumpai
jawaban yang berbelit-belit dan dengan
tulisannya yang tidak jelas.
17. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menyusun dan menggunakan tes uraian
• Merumuskan tujuan uji, sehingga evaluasi benar-benar
mengukur tingkat pencapaian tujuan sistem secara
keseluruhan.
• Tiap-tiap item soal harus hanya mengukur satu aspek
kemampuan saja. Dalam hal ini hendaknya dihindari
pertanyaan berantai.
Contoh:
Sejumlah kalor dipergunakan untuk memanaskan 2 liter air dari 25 0
sampai 750 C. Kalau kalor jenis air =1. Berapakah:
a. Banyaknya kalor yang dibutuhkan?
b. Kalau kalor yang dipergunakan pada (a) digunakan untuk
memanaskan 2 gr besi dari 25 o berapakah temperatur akhir besi
tersebut?
18. • Struktur soal harus tegas dan lengkap:
hanya mempunyai satu peluang kunci jawaban.
Contoh soal yg jawaban lebih dari satu:
• Seorang siswa diminta untuk mengamati proses
fotosintesa yang dapat terjadi pada tumbuh-tumbuhan
dengan menggunakan media simulasi animasi. Setelah
selesai pembelajaran siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang ada seperti: dimanakah
terjadinya proses fotosintesa?
• Soal semacam itu tidak dapat dijawab dengan satu
jawaban yang pasti karena proses fotosintesa yang
diberikan mempunyai banyak tempat terjadinya foto
sintesa.
19. Tes objektif
• Tes bentuk objektif:
tes yang menuntut siswa menjawab dengan sangat
singkat atau memilih jawaban yang sudah tersedia.
1.Kelebihan-kelebihan Tes Bentuk Obyektif
• Obyektifitas hasil penilaiannya tinggi, siapapun yang
memeriksa jawaban siswa diperoleh angka yang sama
• Dapat menjaring lingkup uji yang sangat luas karena
penyelesaian tiap item membutuhkan waktu yang relatif
singkat. jangkauan bentuk tes ini sangat komprehensif.
• Skoringnya sangat mudah dan cepat terutama apabila
siswa sudah mendapat lembar jawaban yang khusus
untuk menjawab tes yang harus dikerjakan.
20. Kelemahan tes bentuk obyektif
• Dibutuhkan persiapan yang lama untuk
menyusun instrumen tesnya.
• Bagi yang belum terlatih dalam menyusun tes
bentuk ini, bioassay tes buatannya cenderung
untuk mengungkap tingkat kemampuan yang
rendah saja.
• Tidak dapat atau sukar sekali dipergunakan
untuk mengukur kemampuan siswa dalam
menilai suatu kasus
• Siswa dapat dengan mudah untuk saling bekerja
sama dengan syarat terutama jika posisi duduk
dalam tes saling berimpitan.
21. Usaha mengatasi kelemahan tes obyektif
• Perangkat tes harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga
siswa pada dapat menyelesaikan tesnya dengan tepat, sesuai d
jatah waktu yang disediakan. penyusun tes harus membuat
kisi-kisi pokok uji yang merupakan kerangka perangkat tes.
Tanpa rambu-rambu yang jelas sangat sulit untuk
memperkirakan perimbangan antara waktu yang tersedia
dengan banyaknya item soal yang harus diselesaikan.
• Mengikuti petunjuk penyusunan item tes bentuk obyektif.
• Posisi duduk harus sedemikian rupa sehingga seorang siswa
tidak mungkin dapat melihat hasil pekerjaan rekannya.
• Sistem pengawasan harus ketat dan jeli, terutama terhadap
kecurangan dalam bentuk penggunaan isyarat.
• Lembar jawaban (kalau ada) jangan diijinkan lepas dari bendel
perangkat tes untuk menutup kemungkinan terjadinya tukar
menukar lembar jawaban.
22. Petunjuk Umum Penyusunan Tes
Obyektif
• Agar diperoleh tes obyektif yang kualitasnya memadai
maka penyusunan tes perlu memperhatikan baik
petunjuk umum penyusunan tes obyektif maupun
petunjuk khusus dari masing-masing tipe. Perlu
diketahui bahwa bentuk tes obyektif terdiri atas
bermacam-macam tipe yang tiap tipe mempunyai
persyaratan khusus. Petunjuk umum tes obyektif itu
antara lain adalah:
• Sebaiknya perangkat tes disusun oleh suatu tim guru
sejenis
• Hendaknya disediakan waktu persiapan yang cukup
sehingga dapat menghasilkan kisi-kisi pokok uji yang
memadai yg akhirnya menghasilkan item yg berkualitas
23. • diusahakan semaksimal mungkin agar item-item tesnya
tidak hanya mampu mengungkap ingatan siswa
terhadap informasi-informasi faktual saja. Untuk ini
penyusun harus kaya dengan perbendaharaan-perbendaharaan
kata atau kalimat-kalimat perintah yang
berkorelasi dengan aspek-aspek pengetahuan yang
tinggi.
• diusahakan menggunakan bahasa yang baik, benar atau
baku.
• Sebaiknya menggunakan kalimat positif. Hindari
pengguanaan kalimat negatif. Kalau terpaksa
menggunakan kalimat negatif maka kata inkarnya harus
ditulis dengan huruf yang menyolok.
24. Contoh item dengan kalimat negatif
Nama-nama tumbuhan berikut ini adalah anggota keluarga
monokotil kecuali:
A padi
B jagung
C kacang
D kelapa
E Gandum
Peletakan pilihan kunci hendaknya disebar secara random,
artinya jangan sampai terjadi satu perangkat tes
kuncinya A semua atau B semua atau mengikuti pola
teratur tertentu.
25. • Hindari penggunaan istilah-istilah yang indifinit seperti:
umumnya, seringkali, kadang-kadang, dan lain-lain
dalam rangka menghindari tafsiran ganda dr para siswa
• Gunakan lembar jawaban khusus agar skoringnya
mudah.
Tipe-tipe Tes Obyektif
1 pertanyaan berjawab singkat
2 melengkapi
3 benar salah
4 menjodohkan
5 pilihan berganda
6 melengkapi berganda
7 hubungan antar hal
26. 1 Tipe Pertanyaan Berjawab Singkat
Contoh:
1 Siapakah tokoh yang mendapatkan hadiah nobel karena
menemukan unsur radioaktif pertama kali?
2 Siapakah penemu elektron?
3 Siapakah penemu proton?
4 Bersifat apakah larutan HCl?
• Pertanyaan-pertanyaan di atas meskipun bentuknya
tampak mirip dengan tes subyektif tetapi sesungguhnya
item-item di atas termasuk tes bentuk obyektif.
27. 2 Tipe Melengkapi
Tipe ini merupakan kalimat pernyataan yang belum
selesai, jadi belum mempunyai nilai benar maupun
salah. Kalimat tersebut baru mempunyai nilai benar atau
salah bila titik-titik yang ada pada kalimat tersebut diisi.
Contoh:
• Hasil kali antara ( H+ ) dan (OH - ) adalah . . . .
• . . . . merupakan derajad keasaman suatu zat
• Yang perlu diperhatikan dalam membuat tes bentuk ini
ialah, bahwa bagian kalimat yang dipenggal harus
merupakan bagian penting (key word) pada kalimat
tersebut.
28. 3 Tipe Benar Salah
Tipe ini merupakan kalimat utuh jadi sudah mempunyai
nilai baik nilai benar maupun nilai salah. Siswa diminta
untuk menyatakan, kalimat tersebut benar atau salah
dengan menandai huruf B atau S yang terdapat di depan
kalimat soal.
Contoh:
1 B - S Hasil kali antara empat dan lima adalah dua puluh.
2 B - S Yogyakarta sering disebut kota kembang.
• Kelemahan dari bentuk ini adalah peluang benar untuk
jawaban yang spekulatif terlalu besar yaitu 50 %.
29. 4 Tipe Menjodohkan
Tipe ini terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok kiri dan
kelompok kanan. Kelompok kiri disebut yang dijodohkan
sedang kelompok kanan disebut jodoh.
Contoh:
Tentang Sungai
1 ( ) Barito a. Jawa
2 ( ) Bengawan Solo b. Sumatera
3 ( ) Musi c. Sulawesi
4 ( ) Poso d. Kalimantan
e. Bali
f. Irian Jaya
Yang perlu diperhatikan dalam menyusun tipe ini adalah:
30. a Tiap-tiap unit hendaknya berisi hal-hal yang homogen.
b Petunjuk soal penjodohan harus tegas, terutama
mengenai boleh tidaknya jodoh digunakan lebih dari satu
kali.
5 Pilihan Berganda
• Tipe ini merupakan tipe yang paling populer
penggunaannya karena peluang benar untuk jawaban
spekulatif tidak terlalu besar terutama jika pilihan
banyak. Tipe ini terdiri atas pernyataan yang belum
lengkap (stem) dan pilihan jawaban (option). Salah satu
dari option disebut kunci sedang option-option yang lain
disebut distraktor atau pengecoh. Pola dari tipe ini
adalah sbb:
31. S T E M
A --------------------------
B --------------------------
C --------------------------
D --------------------------
• E --------------------------
32. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
tipe ini adalah:
1 Stem hendaknya merupakan kalimat yang singkat tapi
jelas. Singkat dalam hal ini artinya tidak menimbulkan
kesan berbelit-belit, sedang jelas artinya memuat
segala data pendukung yang dibutuhkan sehingga tidak
menimbulkan tafsiran yang berbau subyektif.
2 Kebenaran pilihan kunci harus bersifat mutlak, artinya
tidak merugikan dan jangan sampai terjadi adanya
kunci ganda.
33. Contoh tes dengan kunci ganda:
Diantara partikel-partikel sub atomik berikut ini yang
merupakan partikel penyusun inti atom adalah . . . .
A proton
B elektron
C netron
D beta
E gamma
Dalam pilihan di atas baik pilihan A maupun C benar
karena inti atom terdiri atas proton dan netron.
34. • Pilihan distraktor harus benar-benar berfungsi sebagai
pengecoh, bukan sekedar pelengkap agar kelihatan
seperti bentuk pilihan berganda. Untuk ini kunci dan
pengecoh harus homogen artinya tidak terdapat karakter
yang menyolok antara kunci dengan penjebak.
Contoh yang ekstrim untuk pilihan yang tidak homogen
Tokoh Majapahit yang berhasil menyatukan wilayah
Nusantara adalah .....
A Gayatri
B Jayanegara
C Gajahmada
D R. Wijaya
E Thomas Matualesi
35. Jenis-jenis stem pada tipe pilihan berganda.
1. Stem pengantar
Contoh:
Di antara pernyataan-pernyataan berikut yang benar
adalah . . .
A ………………..
B ………………..
C ………………..
D ………………..
E ………………..
36. 2 Stem Kasus
stem yang brp kasus yang harus dipecahkan oleh siswa,
berisi data yg dibutuhkan untuk menyelesaikan soal.
Contoh:
Suatu tempat dengan ketinggian 5 meter dari
permukaan laut, suhunya 25 0 C. Kalau gradien
temperatur 0,50C per 100 meter, maka suhu suatu
tempat yang ketinggiannya 200 meter dari permukaan
laut adalah:
A ……………
B ……………
C ……………
D ……………
E ……………
37. 3 Stem diagram
Dalam sistem diagram ini, siswa diminta untuk
menginterprestasikan diagram atau kurva atau simbol-simbol.
• Contoh:
l
j
r
e
a
k
s
i
25
(konsentrasi reaktan)
Ditinjau dari letak laju reaksinya maka konsentrasi
optimal terletak pada…
A …………… C ………… E ………….
B …………… D ………….
38. 6 Tipe Melengkapi Berganda (Asosiasi Berganda)
Tipe melengkapi berganda terdiri atas sebuah stem dan
4 buah option. Diantara butir-butir option atau pilihan
tersebut, satu atau beberapa atau semua butirnya dapat
merupakan pilihan benar. Seperti juga pada pilihan
berganda maka disinipun terdapat tiga macam stem
yaitu stem pengantar, kasus dan diagram.
Pola dari tipe melengkapi berganda adalah:
STEM
(1). _______________________
(2). _______________________
(3). _______________________
(4). _______________________
39. Biasanya tipe ini disertai dng petunjuk pemilihan jawaban
Pilihlah:
A Jika pernyataan (1), (2), dan (3) benar
B jika pernyataan (1), dan (3) benar
C Jika pernyataan (2) dan (4) benar
D Jika pernyataan (4) saja yang benar
E Jika semua pernyataan benar
Tetapi petunjuk juga dapat dimodifikasi misalnya menjadi:
A Jika sebuah pernyataan benar
B Jika dua buah pernyataan benar
C jika tiga buah pernyataan benar
D ika semua pernyataan benar
E jika semua penyataan salah
40. 7 Tipe Hubungan Antar Hal
Tipe ini terdiri atas dua buah kalimat yang dihubungkan
oleh kata “sebab”. Kalimat yang pertama disebut
pernyataan, kalimat yang kedua disebut alasan. Pola
tipe ini adalah:
PERNYATAAN
SEBAB
ALASAN
41. Domain/ranah yang harus diukur berdasarkan
taksonomi Bloom yang baru
No Kognitif Psikomotorik Afektif
1 Know/mengetahui Observe/mengamati Resive/menerima
2.
Comprehend/memahami React/bereaksi Respond/menanggapi
3
Apply/menerapkan Act/beraktifitas Value/menilai
4 Analysis/menganalisis Adapt/beradaptasi Organize/mengorganisasi
5. Synthesize/mensintesa Outhenticate/melaku
aktivitas yang
sesungguhnya
Internalize/menginternalisa
si
6 Evaluate/mengevaluasi Harmonize/menghar
monisasikan beberapa
hal.
Characterize/mengka
rakterisasi
7 Imagine/berimajinasi Improve/berimprovisasi Wonden/mengagumi
8 Create/berkreasi Innovate/berinovasi Aspire/mengaspirasi
42. ASPEK KOGNITIF
1. KNOWLAGE/PENGETAHUAN:
kemampuan untuk mengingat kembali informasi faktual
yang diperoleh melalui kegiatan belajar.
kata operasional yang digunakan:
menyebutkan, mengenal, menunjukkan, mengingat
kembali, mendefinisikan, dan menuliskan kembali
2. COMPREHEND/MEMAHAMI:
kemampuan memahami, menyerap arti, menerangkan
konsep-konsep yang diperoleh melalui kegiatan belajar.
kata operasionalnya: membedakan, mengubah,
mempersiapkan, menyajikan, mengatur,
menjelaskan menginterprestasikan,
mendemonstrasikan, menentukan, memberi contoh,
memperkirakan, dan menyimpulkan
43. 3. APPLY/ MENERAPKAN
kemampuan untuk menerapkan konsep-konsep, dalil-dalil,
prinsip-prinsip, serta hukum-hukum dasar untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
kata operasionalnya: mengubah pola, menggunakan,
menghitung, menerapkan, menggeneralisasikan,
menghubungkan, memecahkan masalah, membuat,
memilih, mengembangkan, mengorganisasikan, dan
memindahkan
4. ANALYSIS/ANALISIS
kemampuan untuk menguraikan detail-detail dari suatu
konsep global menjadi bagian-bagian yang lebih
sederhana.
44. kata operasionalnya: menjabarkan, menguraikan,
mengkategorikan, menganalisis, dan memisahkan
5 Synthesize/mensintesa:
kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan data-data
yang diberikan.
• kata operasionalnya:
menghubungkan,menggabungkan
merakit, merekonstruksi, merangkaikan,
menyimpulkan
6 EVALUATE/PENILAIAN:
kemampuan untuk mengemukakan pendapatnya dalam
rangka menilai suatu kasus
45. Kata operasionalnya: menafsirkan, menilai, menentukan
mempertimbangkan, membakukan, mengkritik,
memutuskan, dan membenarkan/menyalahkan
7 IMAGINE/BERIMAJINASI:
kemampuan berimajinasi mengemukakan pendapat
sebagai hasil imajinasi dalam memecahkan masalah
atau kasus yg dihadapi dalam pembelajaran
Kata operasionalnya: mengemukakan, menyelesaikan,
memodifikasi, mengkombinasi, dan
memadupadankan
8 CREATE/BERKREASI:
kemampuan berkreasi menemukan sesuatu yg berbeda
untuk memperoleh konsep, prinsip, dalil, hukum dasar.
46. Kata operasional:
menemukan, mengkreasi, mempresentasikan,
mengemukakan penemuan dalam bentuk narasi,
membuktikan pendapatnya.
Karena aspek kognitif yang akan diukur terdiri atas
jenjang-jenjang yang paling sederhana sampai
yang paling komplek maka alat ukurnyapun
harus disesuaikan dengan jenjang-jenjang
pengetahuan yang akan diukur.
47. Contoh-contoh item tes obyektif IPA disesuaikan
dengan jenjangnya
Tes berjenjang C 1
Tipe tes yang sesuai untuk jenjang C 1 adalah tipe:
Pertanyaan dengan jawaban singkat.
1. Siapakah penemu elektron?
2. Disebut apakah obat kimia pembasmi serangga?
3. Apakah organ tubuh yang berfungsi sebagai pencuci
darah?
4. Bermuatan apakah elektron itu?
48. Tipe Benar Salah
Contoh tipe B – S berjenjang C 1:
1. B – S Prinsip pembuatan kapal laut berakar dari hukum
Dalton
2. B – S Menurut Bohr atom adalah partikel elementer
3. B – S Pusat susunan saraf disebut jantung
4. B – S Kristal gula tebu berbentuk cubic
5. B – S Enzym pemecah lipida disebut protease
6. B – S kinerja Enzym dipengaruhi oleh suhu
7. B – S Gas CO bersifat asam
8.
9.
10
49. Melengkapi
Contoh tipe melengkapi jenjang C 1:
1. NaOH adalah basa bernama . . . .
2. Tumbuh-tumbuhan berbiji gasal disebut . . . .
3. Pengukur tekanan gas pada ruangan tertutup
disebut …..
4.
5.
6.
7.
8.
50. Menjodohkan
Contoh tipe menjodohkan jenjang C 1:
yang dijodohkan jodoh
(1) proton a. positif 1
(2) elektron b. negatif
(3) netron c. netral
(4) alfa d. positif 3
(5) tritium e. positif 2
51. Pilihan berganda
Contoh tipe pilihan berganda jenjang C 1:
1. Tokoh IPA yang menemukan mikroskop
A. Robert Koch
B. Antonie Van Leuwenhook
C. Avogadro
D. Thomas Alfa Edison
2. Hadiah Kalpataru diberikan kepada orang yang berjasa
dalam:
A. memelihara kelestarian lingkungan
B. menemukan alat baru dalam bidang IPA
C. menemukan hal baru dalam bidang teknologi
D. menciptakan karya sastra yang luar biasa
E. menciptakan karya seni pahat yang luar biasa
•
52. 3. Bila suatu benda dimasukkan ke dalam zat cair,
maka benda itu akan mendapat gaya ke atas
sebesar zat cair yang dipindahkan. Pernyataan
di atas merupakan hukum:
A. Dalton
B. Newton
C. Archimides
D. Lavoisier
E. Avogadro
53. Analisis Instrumen Tes
• Validitas
a. validitas isi
b. validitas berdasar kriteria
c. validitas konstruks
• Reliabilitas
a. KR-20 (tes pilihan ganda)
b. KR-21 (tes pilihan ganda)
b. Cronbach Alpa (angket, tes uraian, tes pilihan
ganda)
54. Tingkat Kesukaran Butir Soal
• Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi
banyaknya peserta yang menjawab benar butir soal
tersebut terhadap seluruh peserta tes
N B
P =
• Makin besar nilai P, butir soal semakin mudah
• Makin kecil nilai P, butir soal semakin sukar
• Rentangan nilai P adalah:
0.0 £ P £ 1.0
55. Tingkat Kesukaran Butir Soal
• Sebuah butir mempunyai tingkat kesukaran
baik, dalam arti dapat memberikan distribusi
yang menyebar, jika tidak terlalu sukar dan tidak
terlalu mudah
• Tidak ada uji signifikansi untuk tingkat kesulitan
• Pada instrumen untuk variabel terikat dituntut
mempunyai tingkat kesukaran yang memadai
dalam rangka untuk membuat variansi yang
besar pada variabel terikat
56. Tingkat Kesukaran Butir Soal
• Untuk memperoleh skor yang menyebar,
nilai P harus makin mendekati 0,5
• Biasanya kriterianya adalah sebagai
berikut:
0.3 £ P £ 0.7
57. Contoh Mencari P
N B
P =
• Butir 1: P = 1.0
• Butir 2: P = 0.0
• Butir 3: P = 0.5
• Butir 4: P = 0.5
• Butir 5: P = 0.5
• Butir 6: P = 0.625
58. Daya Beda Butir Soal
• Suatu butir soal mempunyai daya pembeda baik
jika kelompok siswa pandai menjawab benar
butir soal lebih banyak daripada kelompok siswa
tidak pandai
• Daya beda suatu butir soal dapat dipakai untuk
membedakan siswa yang pandai dan tidak
pandai
• Sebagai tolok ukur pandai atau tidak pandai
adalah skor total dari sekumpulan butir yang
dianalisis
59. Daya Beda Butir Soal
• Tidak ada uji signifikansi untuk daya
pembeda
• Rentangan daya beda adalah
-1.0 ≤ D ≤ 1.0
• Butir soal mempunyai daya pembeda
baik jika D ≥ 0.30.
• Ada beberapa cara untuk mengukur
daya pembeda
60. Daya Beda Butir Soal
Cara Pertama:
Bb
Nb
D = Ba -
Na
Cara Kedua:
Cara Ketiga:
px
-
D rpbis s -
1 px
Y1 Y
Y
÷ø ö
çè æ
= =
denga
n
2
Y
s = å - å
÷ø Y n
ö
Y2
n
çè æ
61. Daya Beda Butir Soal
Cara keempat: dengan korelasi biserial (biserial
correlation)
÷ø ö
çè æ
÷ø ö
çè æ
-
Y1 Y
= = s
px
f (z)
Y
D rbis
z2
2
f (z) 1 e
2
-
p
=
z dihitung dari px, dengan px merupakan luas daerah
pada kurva normal, dihitung dari kanan
Asumsi: X dan Y mempunyai distribusi normal bivariat.
The distribution of Y among examinees who have the
same (fixed) value of X is a normal distribution.
62. Daya Beda Butir Soal
CATATAN
Cara kedua dan ketiga disebut korelasi
biserial titik (point biserial correlation). Rumus
ketiga adalah turunan dari rumus kedua.
Pada ITEMAN, untuk mencari daya beda,
digunakan korelasi biserial titik dan korelasi
biserial
63. Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus
Pertama
Bb
Nb
D = Ba -
Na
• Butir 1: D = 0.0
• Butir 2: D = 0.0
• Butir 3: D = 1.0
• Butir 4: D = -1.0
• Butir 5: D = 0.5
• Butir 6: D = 0.75
• Butir 7: D = 0.0 Dalam hal ini: Aa, Bb, Cc, dan Dd
merupakan kelompok atas dan Ee,
Ff, Gg, dan Hh merupakan kelompok
bawah
65. Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus
Ketiga untuk Butir Ketiga
( ) 0 903 1 798
. D = 7 -
5 . 375 0 .
5
= 1 625
= . 1 .
798
1 -
0 .
.
5
66. Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus
Keempat untuk Butir Ketiga
px
Y1 Y
px = 0.5; z = 0; f(z) = 0.3989
D = ( 7-5.375 )( 0.5
) =
1.13 1.798
0.3989
÷ø ö
çè æ
÷ø ö
çè æ
= = s
-
f (z)
Y
D rbis
67. Berfungsinya pengecoh butir soal
• Pengecoh disebut berfungsi jika:
(1) dipilih oleh sebagian siswa,
(2) siswa kelompok pandai memilih lebih sedikit
daripada siswa kelompok tidak pandai
• Suatu butir soal mempunyai pengecoh yang
baik jika banyaknya siswa yang memilih
pengecoh tersebut sekurang-kurangnya 2,5%
(atau 5%) dan siswa kelompok pandai memilih
lebih sedikit daripada siswa kelompok tidak
pandai
68. Berfungsinya pengecoh butir soal
• Ada yang mengatakan bahwa pada suatu butir soal,
pengecoh harus dipilih secara merata oleh peserta tes
• Indeks Pengecoh (IP) dirumuskan sebagai berikut:
P
IP =
x 100% ( N - B ) /( n
- 1) dengan:
P = banyaknya peserta tes yang memilih pengecoh tertentu
N = banyaknya seluruh peserta tes
B = banyaknya peserta tes yang menjawab benar butir soal yang
bersangkutan
n = banyaknya alternatif jawaban
69. INSTRUMEN PENILAIAN NON TES
Instrumen penilaian non tes berupa:
1.Angket
komponennya:
a. lembar angket
b. panduan penilaian/kriteria penilaian
c. skoring/penskalaan
untuk menilai motivasi, minat, respon,
kesukaan, model belajar, aktivitas.
70. 2. Observasi
komponennya:
a. lembar observasi
b. kriteria penilaian/rubrik
c. gradasi tingkat ketercapaian
Untuk menilai: kinerja, unjuk kerja,
keterampilan lab, keterampilan proses
sain, keterampilan generik sain,
keterampilan berpikir kritis, keterampilan
berpikir tingkat tinggi dsb
71. 3. Wawancara
komponenya:
a. lembar wawancara
b. kriteria penilaian
Untuk menilai sikap, kedisiplinan, respon,
latar belakang pendidikan, cita-cita, tipe
belajar dsb.
Wawancara seperti angket, tetapi
responden diminta menjawab pertanyaan
yang dibacakan.
72. 4. Portofolio
komponennya
a. format
b. kriteria penilaian
c. skoring
Untuk menilai laporan, tugas individu, tugas
kelompok. Portofolio yg baik akan memuat
berbagai kompetensi (kreatifitas, bahasa,
pengetahuan, inovasi, keterampilan membaca
sains, kemampuan menyusun pemikiran dalam
bentuk tulisan)
73. KRITERIA INSTRUMEN PENILAIAN
Instrumen penilaian yang baik harus:
1. Valid
2. Reliabel
Validitas instrumen penilaian non tes adalah
validitas isi. Isi instrumen penilaian harus
sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensinya. Semua pernyataan atau
pertanyaan harus mewakili indikator yg
ada dalam kisi-kisi.
74. Validasi instrumen penilaian dilakukan
dengan expert judgement dengan
menggunakan lembar validasi yang
memuat:
a. Substansi : merepresentasikan
kompetensi yg dinilai
b. Konstruksi: memenuhi persyaratan
teknis sesuai bentuk instrumen
c. Bahasa: baik dan benar
75. Reliabilitas Instrumen
• Secara teoretik, konsep reliabilitas dikembangkan dari teori-teori
pada teori tes klasik.
• Asumsi pada teori tes klasik:
76. Reliabilitas Instrumen
• Dari asumsi-asumsi teori tes klasik tersebut di atas dapat dibuktikan
berlakunya formula berikut:
77. Reliabilitas Instrumen
• Instrumen disebut reliabel jika menghasilkan skor yang
konsisten
• Instrumen disebut reliabel jika menghasilkan skor
dengan kesalahan yang kecil
• Ada berbagai macam cara untuk mengestimasi koefisien
reliabilitas, misalnya rumus Cronbach alpha atau rumus
Kuder-Richardson (KR)
• Jika koefisien reliabilitas disebut r11 maka tidak dilakukan
uji signifikansi untuk r11, tetapi ditentukan nilai ambang
batas tertentu untuk r11
• Biasanya digunakan nilai 0.70 sebagai ambang batas.
Jadi, suatu instrumen dikatakan reliabel jika r11 ≥ 0.70
79. RELIABILITAS
Estimasi reliabilitas instrumen non tes ada
beberapa macam:
a. Koefisien Alpha Cronbach
b. Inter Raters Reliability
c. Generalizability coeffition
( Thorndike, Allen dan Yen, Brennan)
d. koefisien kappa (kappa cohens coeffition)
Estimasi reliabilitas instrumen penilaian angket
menggunakan koefisien alfa Cronbach.
80. Konsistensi Internal Butir Angket
• Dalam suatu angket, semua butir harus
koheren, mempunyai arah yang sama, tidak ada
butir-butir yang berlawanan arah
• Ini berarti, semua butir dalam suatu angket
harus saling konsisten satu sama lain
• Hal yang demikian ini menunjukkan bahwa
semua butir mempunyai dimensi yang sama
• Yang dianggap sebagai arah adalah skor total
dari sejumlah butir yang dianalisis
• Diperlukan indeks konsistensi internal (yang
oleh sementara orang disebut validitas butir,
tetapi ini bukan validitas angket)
81. Konsistensi Internal Butir Angket
• Ukuran konsistensi internal suatu butir angket
adalah korelasi rXY antara skor butir angket
dengan skor total
• Tidak ada uji signifikansi untuk ukuran
konsistensi internal
• Pada umumnya, suatu butir angket disebut
mempunyai konsistensi internal yang baik jika rXY
≥ 0.30
• Pada tes, konsistensi internal suatu butir soal
berfungsi sebagai daya pembeda
84. Validitas Instrumen
• Instrumen disebut valid apabila
mengukur apa yang seharusnya diukur
• Ada tiga jenis validitas: validitas isi,
validitas berdasar kriteria, dan validitas
konstruks
• Untuk mahasiswa S1/S2 diperkenankan
hanya melihat instrumen dari validitas isi
85. Validitas Instrumen
• Untuk melihat validitas isi suatu instrumen,
diperlukan seorang atau lebih validator
• Tugas pokok validator adalah melakukan
penilaian konten (content analysis) terhadap
instrumen, antara lain:
(1) mencocokkan kisi-kisi dengan definisi
konseptual/operasional variabel dan
(2) melakukan penelaahan terhadap butir-butir
instrumen
86. Contoh pertanyaan kepada validator mengenai
kesesuaian kisi-kisi dengan definisi variabel
• Apakah variabel telah didefinisikan dengan
benar?
• Apakah kisi-kisi telah sesuai dengan definisi
variabel?
• Apakah diperlukan revisi pada kisi-kisi?
• Jika diperlukan revisi, pada bagian mana?
87. Contoh penelaahan butir-butir instrumen
• Segi Materi (Substansi)
(1) Materi sudah dipelajari oleh siswa
(2) Butir soal sesuai dengan indikator
(3) Antar butir tidak saling tergantung
• Segi Konstruksi
(1) Pokok soal dirumuskan dengan singkat dan jelas
(2) Pokok soal bebas dari pernyataan yang dapat menimbulkan penafsiran
ganda
(3) Butir soal tidak tergantung kepada jawaban butir soal yang lain
(4) Pengecohnya sudah disusun dengan baik
• Segi Bahasa
(1) Soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
(2) Soal menggunakan bahasa yang komunikatif
(3) Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat
88. Contoh pertanyaan kepada validator mengenai
penelaahan butir tes dengan kisi-kisi
Berilah tanda check pada kolom yang sesuai, jika butir soal telah
memenuhi kriteria penelaahan
92. ESTIMASI KOEFISIEN GENERALISABILITAS
• Ada 4 desain untuk estimasi koefisien
generalisabilitas:
1.Single facet : tiap responden
diamati/dinilai oleh satu rater, reter menilai
seluruh responden
2.Tiap responden diamati beberapa reter,
semua reter menilai tiap responden
3.Tiap responden dinilai oleh reter yg
berbeda, hanya satu reter menilai satu
responden
93. • 4. tiap responden dinilai beberapa reter yg
berbeda.
• Adanya beberapa jenis desain maka
dalam analisis reliabilitas dikenal single
facet, double facets, dan multi facets