Teks tersebut membahas tentang perbandingan tes standar dan tes buatan guru. Tes standar disusun oleh tim ahli, memenuhi syarat tes yang baik, dan reliabilitasnya telah diuji. Sementara tes buatan guru disusun oleh guru sendiri tanpa bantuan ahli, cakupannya sempit, dan reliabilitasnya rendah."
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
1. Di susun oleh:
Nama : Sartika Candra Dewi Sinaga
NPM : 12150032
Evaluasi Pendidikan
“TES STANDAR dan TES BUATAN
GURU
2. Test Standar
Pengertian tes standar adalah tes yang
disusun oleh satu tim ahli, atau disusun oleh
lembaga yang khusus menyelenggarakan secara
professional. Tes tersebut diketahui memenuhi
syarat sebagai tes yang baik.
Tes ini dapat digunakan dalam waktu yang
relatif lama, dapat diterapkan pada beberapa
obyek mencakup wilayah yang luas. Untuk
mengukur validitas dan reliabilitasnya telah diuji-
cobakan beberapa kali sehingga hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan
3. Test Buatan Guru
Pengertian tes buatan guru adalah tes yang
disusun oleh guru atau tanpa bantuan guru lain
dan di berlakukan untuk kelas nya sendiri dengan
reabilitas sedang atau rendah mencakup aspek
yang sempit.
4. Perbandingan Tes Standar dan Tes Buatan
Guru
Tes Standar Tes Buatan Guru
1) Didasarkan atas bahan dan tujuan
umum dari sekolah-sekolah di
seluruh negara
2) Mencakup aspek yang luasdan
pengetahuan atau ketrampilan
dengan hanya sedikit butir tes untuk
setiap ketrampilan atau topik
3) Disusun dengan kelengkapan staf
profesor, pembahas, editor,butir tes
4) Menggunakan butir-butir tes yang
sudah diujicobakan (try out),
dianalisis dan direvisi sebelum
menjadi sebuah tes
5) Mempunyai reliabilitas yang tinggi
6) Dimungkinkan menggunakan norma
untuk seluruh negara
1) Di dasarakan atas bahan dan tujuan
khusus yang dirumus kan oleh guru
untukkelasnya sendiri.
2) Dapat terjadi hanya mencakup
pengetahuan atau ketrampilan yang
sempit
3) Biasanya disusun sendiri oleh guru
dengan
sedikitatautanpabantuanorang
lain/tenaga ahli
4) Jarang-jarang menggunakan butir-
butir tes yang sudah diujicobakan,
dianalisis, dan direvisi
5) Mempunyai reliabilitas sedang atau
rendah
6) Norma kelompok terbatas kelas
tertentu
5. Kegunaan
Tes Standar Tes Buatan Guru
1. Membandingkan prestasi belajar
dengan pembawaan individu
atau kelompok.
2. Membandingkan tingkat prestasi
siswa dalam keterampilan di
berbagai bidang studi untuk
individu atau kelompok.
3. Membandingkan prestasi siswa
antara berbagai sekolah atau
kelas.
4. Mempelajari perkembangan
siswa dalam suatu periode waktu
tertentu.
1. Untuk menentukan seberapa
baik siswa menguasai bahan
pelajaran yang diberikan
dalam waktu tertentu
2. Untuk menentukan apakah
sesuatu tujuan telah tercapai
3. Untuk memperoleh suatu nilai
6. Hal yang harus diperhatikan dalam
menyusun test standar
1. Aspek yang hendak diukur
2. Pihak penyusun
3. Tujuan penyusunan tes
4. Sampel
5. Kesahihan dan Keandalan
6. Keadministrasian
7. Cara menskor
8. Kunci jawaban
9. Tabel skor mentah
10. Penafsiran
7. Prosedur-prosedur menyusun test
STANDAR BUATAN GURU
1. Pihak Penyusunan perlu
dicantumkan
untuk menunjukkan jaminan mutu
dan
kesahihan tes standar tersebut.
2. Uji coba untuk menguji validitas dan
realibilitas tes standar, perlu
dilakukan
percobaan-percobaan terhadap
sampel
yang cukup besar dan representatif
3. Dianalisis secara statistik dan diuji
secara
empiris oleh para pakar agar dapat
dikatakan valid untuk digunakan
secara
umum. Hal yang harus diperhatikan:
a. Taraf kesukaran
b. Daya pembeda (D)
c. Pola jawaban soal
1. Menentukan tujuan mengadakan tes.
2. Mengadakan pembatasan terhadap
bahan yang akan diteskan.
3. Merumuskan tujuan instruksional
khusus dari tiap bagian bahan
4. Menderetkan semua TIK (tujuan
instruksional khusus) dalam tabel
persiapan yang memuat pula aspek
tingkah laku terkandung dalam TIK
tersebut
5. Menyusun tabel spesifikasi yang
memuat pokok materi, aspek berpikir
yang diukur beserta imbangan antara
kedua aspek tersebut.
6. Menuliskan butir-butir soal, didasarkan
pada TIK yang sudah dituliskan pada
tabel TIK dan aspek tingkah laku yang
dicangkup
9. Tes Subjektif (essay)
Tes jenis ini biasanya berupa soal-soal yang masing-
masing mengandung permasalahan dan menuntut penguraian
sebagai jawabannya. Tes essay dibedakan menjadi dua, yaitu
1. Tes essay jawaban terbatas
Tes essay jawaban terbatas menuntut siswa memberikan
jawaban satu atau dua kalimat dengan kata-katanya sendiri
2. Tes essay jawaban bebas
Tes essay jawaban bebas menuntut siswa menjawab berupa
uraian yang panjang yang memerlukan analisa dan kreatifitas
siswa yang lebih dalam memberikan jawaban.
10. Petunjuk penyusunan tes essay
1) Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun soal.
2) Soal-soal harus mengandung persoalan/masalah, karena tes essay itu bukan
sekedar mengukur pengetahuan. Tetapi memerlukan proses mental yang tinggi.
3) Masalah itu dirumuskan secara ekplisit (jelas).
4) Hendaknya soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin lansung dari
buku atau catatan.
5) Pada waktu menyusun, soal-soal itu sudah dilengkapi dengan kunci/ancer-
ancer jawaban serta pedoman penilaiannya.
6) Hendaknya diusahakn agar pertanyaan bervariasi antara “jelaskan”.
“Mengapa”, “mengapa”, “bagaimana”, “seberapa jauh”, agar dapat diketahui lebih
jauh penguasaan siswa terhadap bahan.
7) Petunjuk/perintah tes harus eksplisit/tegas.
8) Di dalam tes essay tidak diberi kesempatan untuk memilih soal, karena:
(a) Dengan memilih berarti spekulasi mulai berlaku
(b) Untuk memilih soal yang mana yang mudah, memerlukan waktu, sehingga
dapat mengurangi waktu untuk mengerjakan tes.
(c) Sukar memberi angka, karena sukar membandingkan jawaban murid yang
satu dengan yang lain.
11. Cara memberi angka/menilai tes
essay
1) Terapkanlah dengan tepat faktor-faktor apa yang seharusnya diukur.
2) Diperiksa nomor demi nomor dengan menggunakan kunci jawaban.
3) Untuk mengatasi pengaruh faktor subjektif
a) Sebelum diperiksa nama-nama murid pada kertas jawaban dan
diganti dengan kode.
b) Hindarkan pengaruh faktor luar seperti: tulisan, kebersihan
kertas pekerjaan dan lain-lain.
4) Nilailah dengan dua orang pemeriksa
Pemberian skoring bisa digunakan dalam berbagai bentuk, misalnya skala
1-4 atau 1-10 bahkan bisa pula skala 1-100. Namun yang paling umum
dugunakan adalah 1-4 atau 1-10. Dengan demikian guru tidak memberi angka
nol untuk jawaban yang salah. Gunakan bobot nilai dalam memberikan nilai
terhadap jawaban siswa. Bobot nilai bisa menggunakan skala 1-10. Misalnya
untuk soal kategori mudah diberi bobot dua, soal kategori cuku diberi bobot tiga,
dan soal kategori sulit diberi bobot lima hingga sepuluh.
12. Kelebihan dan kekurangan tes essay
Kelebihan kekurangan
1. Dapat mengukur proses mental
yang tinggi
2. Dapat mengembangkan
kemampuan berbahasa
3. Dapat mendorong siswa untuk
berani mengemukakan pendapat
4. Mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah
5. Memerlukan sedikit waktu untuk
menulis soal
6. Mudah disiapkan dan disusun
1. Kadar validitas dan realibilitas
kurang karena sukar diketahui segi-
segi mana dari pengetahuan siswa
yang betul-betul telah dikuasai
2. Cara memeriksanya banyak
dipengaruhi oleh unsur-unsur
subjektif
3. Pemeriksaannya lebih sulit sebab
membutuhkan pertimbangan
individual lebih banyak dari penilai
4. Waktu untuk mengoreksinya lama
karena tidak dapat diwakilkan
kepada orang lain
13. Tes Obyektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya
dapat dilakukan secara objektif.siapapun yang mengoreksi
jawaban tes objektif hasilnya akan sama. Hal ini memang
dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari
tes bentuk esai. Tes objektif sering juga disebut tes
dikotomi (dichotomously scorred item) karena jawabannya
antara benar atau salah dan skornya antara satu atau nol.
Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih
jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang
telah disediakan, menberikan jawaban singkat, dan
melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum
sempurna.
14. Kelebihan dan kekurangan Tes
Obyektif
Kelebihan kekurangan
1. Lebih representatif dalam
mewakili isi dan luas bahan,
dapat menghindari campur
tangan unsur-unsur subjektif baik
dari segi siswa maupun guru
yang memeriksa
2. Lebih mudah dan cepat cara
memeriksanya
3. Pemeriksaanya dapat
diserahkan kepada orang lain
1. Persiapan untuk menyusunya
jauh lebih sulit dari pada tes
esai, karena soalnya banyak dan
harus teliti untuk menghindari
kelemahan yang lain
2. Soal-soalnya cenderung untuk
mengungkapkan ingatan dan
daya pengenalan kembali serta
sukar untuk mengukur proses
mental yang tinggi
3. Banyak kesempatan untuk main
untung-untungan
4. “ kerja sama” antar siswa antar
siswa dalam melaksanakan tes
lebih terbuka
15. BENTUK BENTUK TES OBJEKTIF
1. Bentuk Tes Benar Salah (True-False, or Yes-No)
Bentuk tes benar salah (B-S) adalah pertanyaan yang mengandung dua
kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Peserta didik di minta untuk
menentukan pilhannya mengenai pertanyaan atau pernyataan dengan cara
seperti yang diminta dalam petunjuk mengerjakan soal. Bentuk soal benar salah
ini lebih banyak digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi
informasi berdasarkan hubungan yang sederhana. Dalam penyusunan soal
bentuk B-S ini tidak hanya menggunakan kalimat pertanyaan atau pernyataan
tetapi juga dalam bentuk gambar, tabel, dan diagram.
Macam macam bentuk tes benar salah dari segi pola pengerjaaannya yaitu :
– Tes benar salah bentuk pertanyaan
– Tes benar salah yang menuntut alasan
– Tes benar salah dengan membetulkan
– Tes benar salah berganda
16. Kelebihan kekurangan
1. Dapat mencakup bahan yang luas
dan pertanyaanya lebih singkat
2. Mudah menyusunnya
3. Dapat digunakan berlaki-kali
4. Dapat dilihat secara cepat dan
objektif
5. Petunjuk cara mengerjakannya
mudah di mengerti
1. Bisa membingungkan siswa
2. Kurang dapat membedakan murud
yang pandai dan murud yang
kurang pandai
3. Banyak masalah yang tidak dapat
dinyatakan hanya dengan dua
kemungkinan benar atau salah
4. Hanya dapat mengungkap daya
ingatan dan pengenalan kembali
Contoh:
1) Bilangan bulat dioperasikan dengan bilangan bulat akan menghasilkan
bilangan bulat (B-S)
2) Kuadrat dari suatu bilangan asli lebih besar dari 20 (B-S)
3) Selisih suatu bilangan dengan 23 lebih besar dari 10 (B-S)
17. b. Tes Pilihan Ganda (Multiply Choice Test)
Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan
tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya
harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah
disediakan. Tes pilihan ganda terdiri atas bagian keterangan (stem) dan
bagian kemungkinan jawaban atau alternatif (options).
Secara umum tes pilihan ganda dibedakan menjadi lima :
– Tes pilhan ganda dengan menemukan satu-satunya
jawaban yang benar
– Tes pilihan ganda dengan memilih jawaban yang terbaik
– Tes pilihan ganda dengan memilih lebih dari satu
jawaban benar
– Tes pilihan ganda dengan soal kalimat negatif
– Tes pilihan ganda yang menggunakan gambar, bagan,
peta dan lain-lain
18. Contoh soal pilihan ganda:
1) Bentuk baku dari 0,000072
(a) 72 x 10-6
(b) 7,2 x 105
(c) 7,2 x0,00001
(d) 7,2 x 10-5
19. c. Tes Bentuk Menjodohkan (Matching)
Soal tes bentuk menjodohkan sebenarnya masih
merupakan bentuk pilihan-ganda. Perbedaannya dengan
bentuk pilihan-ganda adalah pilihan ganda terdiri dari
stem dan option, kemudian peserta didik tinggal memilih
salah satu option yang paling tepat, sedangkan bentuk
menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan
jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom
yang berbeda, yaitu kolom sebelah kiri menunukukkan
kumpulan persoalan dan kolom sebelah kanan
menunjukkan kumpulan jawaban. Jumlah pilihan
jawaban dibuat lebih banyak dariapa jumlah persoalan
20. Kelebihan Kekuranga
1) Realatif mudah disusun
2) Penskorannya mudah, objektif
dan cepat
3) Dapat digunakan untuk menilai
teori dengan penemunya, sebab dan
akibatnya, istilah dan definisinya
4) Materi tes cukup luas
1) Ada kecendrungan untuk
menekankan ingatan saja
2) Kurang baik untuk menilai
pengertian guna membuat tafsiran
Contoh:
Petunujuk: jodohkanlah pernyataan pada bagian A dengan jawaban yang tepat pada bagian B.
Isikanlah jawaban guru pada titik-titik yang telah disediakan.
Bagian A: Bagian B:
•Nilai tengah ………. a. Deskriptif
•Nilai rata-rata ………. b. Kuartil
•Nilai yang paling banyak muncul ………. c. Inferensial
•Menggambarkan keadaan ………. d. Median
•Menyimpulkan ………. e. Mean
21. Untuk meyusun soal perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
a) Buatlah petunjuk tes dengan jelas, singkat, dan mudah dipahami
b) Sesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator
c) Kumpulan soal diletakkan disebelah kiri, sedangkan jawabannya
diletakka disebalah kanan
d) Susunlah item-item dan alternatif jawaban denga sistematika
tertentu. Misalnya, sebelum pokok persoalan didahului oleh stem
atau bisa juga lansung pada pokok persoalan
e) Seluruh kelompok soal dan jawaban hanya terdapat dalam satu
halaman.
f) Gunakan kalimat yang singkat, tepat dan jelas
g) Jumlah alternatif jawaban hendaknya lebih banyak dari pada
jumlah soal
22. d. Tes Jawaban Singkat (Short Answer) dan Melengkapi (Completion)
Tes jawaban singkat yaitu tes tertulis yang menuntut siswa untuk mengisikan
perkataan, ungkapan atau kalimat pendek sebagai jawaban terhadap kalimat yang
tidak lengkap, atau jawaban atas suatu pertanyaan atau jawaban atas asosiasi yang
harus dilakukan.
Sesuai dengan bentuknya terdapat tiga jenis tes jawaban singkat, yaitu:
1) Bentuk pertanyaan dengan satu jawaban
Contoh:
(a) Bangun datar apakah yang memiliki simetri lipat dan simetri putar yang
tak terhingga?
(b) Jika 2x + 4 = 6 maka berapakah nilai x?
2) Bentuk kalimat tidak lengkap
Siswa tinggal mengisi satu jawaban yang dibutuhkan.
Contoh:
(a) Bangun ruang kubus memiliki … rusuk dan … sisi.
(b) 6 x (…+2)= (4 + 2) x (4+ 8)
3) Bentuk asosiasi
Persoalan diajukan dalam bentuk pertanyaan dan kemudian diikuti
(digabungkan) dengan kalimat-kalimat yang tidak lengkap dan siswa diminta
untuk mengisi atau melengkapi kalimat tersebut.
Contoh:
Tulislah integral dari:
Sin x …………….
Cos x …………….
Tan x …………….
23. Kelebihan Kelemahan
1) Mudah dalam penyusunannya,
terutama untuk mengukur ingatan atau
pengetahuan.
2) Sedikit kesempatan untuk
menduga-duga jawaban.
3) Cocok untuk siswa kelas tingkat
rendah.
1) Sukar untuk mengukur proses
mental yang tinggi.
2) Sulit menyusun soal yang hanya
satu jawaban, lebih-lebih untuk proses
mental yang tinggi.
3) Sulit penilaiannya jika terdapat
bermacam-macam jawaban yang
benar.
4) Cenderung hanya mengukur
hafalan.
Petunjuk penyusunan soal tes jawaban singkat:
1) Untuk soal hitungan guru hendaknya lebih spesifik terutama untuk
jawaban
2) Hilangkan kata-kata yang penting (fill in blank)
3) Jangan terlalu banyak kata-kata yang dihilangkan
4) Secara umum lebih baik yang berbentuk direct question dari pada
incomplate statement